• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Massa: Teror Is Me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Media Massa: Teror Is Me"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Media Massa: “Teror Is Me”

© Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM

Penulis : Heavy Nala Estriani Dian Rivia Sari Eka Tarina Khairunnisa Musfiroh Fajrin N.S Salasiwa Lucky Dwi Novita Ardo Putra Indhana M Zaki Mubarak Aries Rachmadi Molly Fortunella Fatchur Rozy Zhasha Prajna P.N Henriani

Koordinator: Kirana Tio Veronika

Editor: Fatchur Rozi, Heavy Nala Estriani, Kirana Tio Veronika, Rizky Abdilah Nur

Penyunting: Nurudin, Muhammad Zulfikar Akbar

Perancang Sampul: Taufik Yasin Rosyadi, Nugraha Wirian

Diterbitkan oleh:

Mukabuku dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang

Phone : +62 341 464318-19 (hunting); Fax. : +62 341 460782

(3)

3 Bekerja sama dengan

Media Mahasiswa Publishing

Jl. Simpang Candi Panggung Blok A-18 Perum Garden Palma Kel. Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang

http://penerbit.mediamahasiswa.com email : penerbit@mediamahasiswa.com

Diterbitkan melalui : Nulis Buku

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

(4)

4

DAFTAR ISI

Media Massa Post 9/11 dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Peta Konflik Dunia Massa Kini (Heavy Nala Estriani) ... 5 Islamophobia Pasca peristiwa 11 September (Dian Rivia Sari) ... 15 Peranan Media Massa Dalam Perkembangan Al-Qaeda Pasca 11 September (Eka Tarina) ... 27 Peran Media Terhadap Konsepsi Terorrisme Pasca 11 September 2001 (Khairunnisa) ... 37 Media Massa : Kiblat Budaya Dunia (Musfiroh) ... 46 Penempatan Pasukan NATO di Afganistan (Fajrin N.S. Salasiwa) ... 58 Pengaruh Media Massa terhadap Hubungan Bilateral Amerika Serikat dengan Arab Saudi (Lucky Dwi Novita) .... 68 Konflik Israel- Palestina dalam Lingkungan Keamanan Internasional (Ardo Putra Indhana) ... 78 Media Sebagai Alat Propoganda Penyerangan Amerika Serikat Terhadap Afganistan (M. Zaki Mubarak) ... 86 Perbedaan Pendapat Tentang Terjadinya Tragedi WTC (Aries Rachmadi) ... 95 Peran Media Sosial dalam Kudeta Pemimpin Mesir (Molly Fortunella) ... 104 Media massa dan Perkembangan Environmental Terrorism (Eco-Terrorism)sebagai Ancaman Keamanan Internasional (Fatchur Rozi) ... 115 Arah Ekonomi Amerika Serikat Pasca 9/11 (Zhasha Prajna P.N) ... 127 Potential Harm Yang Terjadi Akibat Pembentukan Opini Publik Melalui Propaganda Film (Henriani) ... 137

(5)

5 Peran Media Massa Post 9/11 dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Peta Konflik Dunia Masa

Kini

Oleh : Heavy Nala Estriani

1. Peran Media Massa Terhadap War on Terrorism

Peristiwa 11 September 2001 tidak hanya menyisakan berbagai macam spekulasi yang bermunculan di berbagai kalangan pihak, namun juga memberikan dampak panjang terdapat perubahan peta politik dunia pasca 9/11. Sejak terjadinya peristiwa tragis tersebut, masyarakat Amerika Serikat khususnya diliputi ketakutan akan adanya serangan yang kembali muncul di sekitar mereka. Menanggapi kasus ini Presiden George W. Bush yang ketika itu menjabat sebagai Presidan AS mengeluarkan sebuah Kebijakan Luar Negerinya yang baru dan di fokuskan pada titik kemanan yang dikenal sebagai War on Terrorism sebagai suatu langkah untuk memerangi terrorisme yang pada saat itu dikenal sebagi pihak yang berada di balik kasus 9/11. Seperti yang dikatakan bush:

"Every nation in every region now has a decision to make: Either you are with us or you are with the terrorists." (US Foreign Policy After 9/11, http://usforeignpolicy.about.com/od/defense/a /Us-Foreign-Policy-After-9-11.htm,

(6)

6

akses 23 Oktober 2014)

Disamping adanya War on Terrorism, muncul juga istilah yang disebut sebagai “Doctrine Bush” dimana menurut Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat juga harus Preventive bukan hanya Preemptive actions yang dibuktikan dengan adanya invasi AS ke Afganisthan pada Oktober 2001 dan Iraq pada Maret 2003 sebagai alasan untuk mencapai Preventive Action dan War on Terrorism.

War on Terrorism telah menjadi ajang pertunjukan besar bagi seluruh kalangan media dalam mempertontonkan berbagai macam pemberitaan yang mereka dapatkan. Media memang memiliki peran yang besar dalam mengubah stereotype masyarakat terhadap suatu isu, kebijakan Bush War on Terrorism juga ditanggapi berbeda dari berbagai kalangan media internasional. Post 9/11 Media AS seperti Washington Post, New York Times dan sebagainya sendiri berlomba-lomba menyangkan berbagai macam pemberitaan terkait Terrorisme yang dapat mengancam Keamanan warga AS dimanapun dan kapanpun mereka berada dengan menghubung-hubungkan isu-isu terrorisme yang terjadi sebelum peristiwa 9/11. (Kellner, 2007:4) Di Inggris, BBC, CNN, NBC, dan Fox News juga memberitakan dan menayangkan peristiwa

(7)

7 9/11dan War on Terrorism selama beberapa minggu. Hampir seluruh Journalis AS pada saat itu melepaskan keobjektifannya dalam melihat peristiwa 9/11 ini, sehingga hampir seluruh media cetak dan elektronik tampak memojokkan Islam dan dunia Arab. Meski demikian terdapat sebagian journalis yang memiliki pemikiran yang berlawanan dengan para Journalis barat lainnya. Dua hari pasca 9/11 Jurnalis The Guardian Seamus Milne, menuliskan hal yang sangat berbeda dari artikel lainnya. (Pludowski, 2007: 33) Dalam tulisannya “They can’t see why they are hated” Milne menyatakan bahwa kejadian ini terjadi akibat sikap arogan dan ketidakadilan AS sebagai negara Dominan dalam memperlakukan negara-negara berkembang, sehingga menimbulkan kebencian di hati para orang-orang yang merasa tertindas oleh ulah AS.

2. 9/11 dan Invasi AS ke Iraq dan Afghanisthan War on Terrorism bukan hanya mengubah arah kebijakan keamanan AS namun juga merubah peta konflik yang ada di dunia. konflik memang isu kemaanan yang paling banyak menyita perhatian, latar belakang terjadinya konflik pun bermacam-macam. 9/11 dapat dikatakan sebagai titik balik perubahan peta konflik dunia, khususnya setelah kebijakan War on Terrorism ini dikeluarkan.

(8)

8

AS menginvasi Afghanistan didasari dasar kecurigaan bahwa AL-Qaeda dan Taliban yang bermarkas di dalamnya menjadi tersangka utama atas rentetan peristiwa 9/11 dan serangan-serangan bom bunuh diri beberapa hari pasca 9/11 terjadi. (Khalid, Vol.2, No.11 2011: 2) Sedangkan Invasi AS ke Iraq lebih didasarkan dugaan kepemilikan senjata pemusnah massal oleh rezim Saddam Hussein dimana Senjata Pemusnah Massal Iraq dikhawatirkan menjadi ancaman baru bagi penyebaran teroris-teroris baru yang akan kembali mengancam keamanan masyarakat Internasional secara umum. Selain itu kediktatoran Saddam yang menurut AS melanggar prinsip Demokrasi juga menjadi salah satu alasan AS untuk menginvasi Iraq dan tentu sekali lagi 9/11 menjadi alasan dalam menjustifikasi tindakannya ini.

Dalam sebuah konflik yang terjadi media memang memiliki kontribusi yang besar baik peran aktif media yang semakin dapat memperburuk tingkatan konflik, atau media yang bersikap independent di luar konflik sehingga mampu menjadi alat yang dapat meresolusi konflik dan mengurangi tingkat kekerasan yang ada. (Puddheppat, 2006: 4) Media massa adalah salah satu instrument yang digunakan Presiden Bush ketika AS menginvasi Afghanistan dan Iraq dalam upaya memperoleh dukungan

(9)

9 Internasional. Media massa AS contohnya mempublikasikan berbagai berita terkait Iraq dan Afghanistan sebagai negara yang dapat mengancam kemanan negara lainnya, dan bahwa Taliban, Al-Qaeda sebagai kelompok terroris yang harus ditindak lanjuti dengan segera sehingga secara tidak langsung media massa AS membentuk opini public bahwa invasi AS ke Afhganistan bertujuan untuk melawan Taliban dan ke Iraq untuk memberantas senjata pemusnah massal yang dimiliki rezim Saddam Hussein.

3. Media Massa dalam membentuk Stereotype “Middle East Conflict”

Dimanakah Konflik dunia saat ini terpusat? Maka Timur Tengah adalah wilayah yang akan kita sebut pertama kalinya, Invasi AS ke Afganisthan dan Iraq dapat dikatakan sebagai titik balik perpindahan peta konflik dunia masa kini, mengapa hal ini dapat terjadi? Jika kita menarik kebelakang maka kita akan memahami bahwa meskipun konflik di wilayah timur tengah sudah berlangsung jauh sebelum adanya peristiwa 9/11, seperti Perang Teluk di tahun 90-an, atau bahkan konflik Israel-Palestina yang sudah muncul di akhir abad ke-19. Namun konflik di Timur Tengah semakin berkembang khususnya sejak Invasi AS ke irak dalam kurun waktu yang sangat lama 2003-2011 dimana alih-alih Amerika ingin menanamkan nilai demokrasi di Iraq justru

(10)

10

kekacauan politik, konflik antar etnis agama, serta ribuan korban sipil lah yang berjatuhan.

Lantas bagaimanakah peran media massa internasional dalam membentuk opini public terkait konflik Timur-Tengah yang semakin berkembang ? seperti yang kita ketahui bahwa fenomena Arab Spring yang pada awalnya muncul di Tunisia dan Mesir tahun 2011 memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan pengaruh terhadap negara-negara di kawasan Timur-Tengah lainnya. AS memang telah menarik pasukannya dari Irak di tahun 2011, tetapi nampaknya isu-isu demokrasi yang gagal dibawa AS ke Iraq justru malah memiliki pengaruh kepada negara-negara tetangga Iraq di kawasan Timur-Tengah. Manipulasi dan propaganda pun mulai dimainkan oleh negara-negara non Timur-Tengah yang memiliki kepentingan di kawasan yang dikenal sebagai Black Gold tersebut terhitung dalam kurun waktu 2011-2014 sebanyak 6 negara bergejolak di kawasan Timur-Tengah. situasi ini semakin diperparah dengan pemberitaan media massa lokal maupun internasional yang justru semakin memperparah keadan yang ada dengan memberitakan pemberitaan yang tidak bebas nilai dalam artian masih berpihak pada salah satu pihak saja.

Pada masa Pra dan Pasca Invasi AS ke Iraq CNN dan News Corporation (News Corps)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, tidak tepat dan tidak adil jika hukum menetapkan bahwa anak yang lahir dari suatu kehamilan karena hubungan seksual di luar perkawinan hanya

Contoh yang paling kuat adalah pada proyek Hiroshige Ando yang melenyapkan massa ke dalam bentang alam namun yang terjadi pada The Golden Plate adalah justru

Program yang telah terancang dan terkomputerisasi dipergunakan untuk pelayanan Billing Pasien Unit Gawat Darurat pada Rumah Sakit Daerah Banyuwangi yang akan

Model referensi OSI merupakan salah satu model referensi yang menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah

Split plot rancangan acak kelompok adalah rancangan percobaan yang menggunakan dua faktor yang menitikberatkan pada penyelidikan terhadap pengaruh utama salah satu

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sekaligus tugas

Dalam paper ini juga didiskripsikan dinamika konsep kapital sosial terutama jaringan sosial ( networks ) dan perkembangannya di Indonesia dikaitkan de- ngan pengembangan

Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan berkembang.Tujuanpenelitian adalah mengetahui