Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188
CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) SEBAGAI SALAH SATU METODE UNTUK MENENTUKAN SAHAM EFISIEN
Eka Yulianti
Program Studi Manajemen, FE, UNJANI Jl Terusan Jenderal Sudirman Cimahi [email protected]
Abstract
This article aims to describe how to determine efficient stocks and inefficient stocks based on Capital Asset Pricing Model (CAPM). This process really helps investors to make the right decision. Efficient stocks has the positive excess return that will give advantage for investors. Efficient stock indicates that the stock is undervalued. Therefore, investors should buy the stock. Inefficient stocks has the negative excess return and this indicates that the stock is overvalued. Therefore, investors should sell the stock.
Keyword : CAPM, Undervalued, Overvalued
I. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dewasa ini, investasi menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Investasi ini berkaitan dengan kegiatan menunda konsumsi saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada aset riil maupun finansial. Pada aset riil masyarakat dapat berinvestasi pada berbagai aktiva tetap seperti gedung, tanah dan lain sebagainya, sedangkan aset finansial dapat dilakukan di pasar uang dan atau pasar modal. Seiring dengan semakin membaiknyapasar modal Indonesia, kini investasi pada aset finansial khususnya di pasar modal semakin meningkat. Pada tahun 2006-2014 pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan IHSG pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Bahkan pada September 2014 IHSG mencapai puncak tertingginya yakni berada pada level 5.246 (Hadad, 2014). Adapun perkembangan IHSG 2006-2014 dapat dilihat pada halaman berikut:
www.ojk.go.id
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
Berdasarkan grafik di atas secara umum terlihat bahwa performance IHSG cenderung mengalami peningkatan. Meskipun terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2008 hingga 2009. Penurunan yang terjadi pada tahun 2008-2009 disebabkan oleh terjadinya krisis pada tahun 2008 yang mengakibatkan kinerja pasar modal Indonesia turun. Namun, pada tahun 2009 menuju tahun 2010 perekonomian Indonesia kembali pulih, kondisi ini membuat pasar modal Indonesia kembali meningkat kinerjanya. Kondisi pasar modal yang fluktuatif ini mengindikasikan bahwa meskipun berinvestasi di pasar modal menjanjikan keuntungan, namun tetap tidak terlepas dari ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut artinya berkaitan dengan risiko yang mungkin akan dihadapi oleh investor.Return dan risiko ini merupakan dua hal yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Selain itu, Yulianti (2014) mengatakan bahwa Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off kedua faktor ini. Kedua faktor ini adalah hal yang berlawanan, di satu sisi investor menginginkanreturn yang tinggi namun di sisi lain investor tidak begitu menyukai risiko yang tinggi. Masalah utama yang dihadapi investor ketika berinvestasi adalah menentukan sekuritas berisiko mana yang paling tepat untuk dibeli. Salah satu strategi yang dapat investor gunakan untuk meminimalisir risiko ini adalah dengan menggunakan prinsip diversifikasi.
Diversifikasi merupakan suatu cara berinvestasi yang tidak hanya dilakukan pada satu saham saja, akan tetapi investor dapat berinvestasi pada berbagai macam saham dengan tujuan untuk mengurangi risiko. Pengurangan risiko pada strategi ini dapat terjadi karena, kerugian yang mungkin dihadapi oleh investor dari satu saham akan bisa ditutupi dengan keuntungan yang diperoleh dari saham lainnya.Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menerapkan prinsip diversifikasi adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). Metode ini dapat membantu investor untuk menentukan saham yang memiliki tingkat return yang tinggi tanpa mengesampingkan faktor risiko, saham seperti ini disebut sebagai saham yang efisien. "Saham yang efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu, kemudian meminimumkan risikonya atau meminimumkan tingkat risiko tertentu" (Tandelilin, 2010). Atasdasar alasan ini, maka penulis tertarik untuk membuat kajian tentang metode CAPM yang dapat digunakan sebagai penentu saham efisien. Kajian ini diharapkan dapatmenjadireferensibagi investor dalam mengelola investasinya.
II. PEMBAHASAN
Menurut Jones (2007), "Investasi dapat didefinisikan sebagai komitmen sejumlah dana untuk satu atau lebih aset yang ditunda penggunaannya selama periode waktu tertentu. Lebih lanjut, menurut Jogiyanto (2009), "Investasi merupakan penundaan konsumsi pada saat ini untuk dialokasikan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu". Pada intinya investasi merupakan suatu kegiatan penundaan konsumsi yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa investasi dapat dilakukan pada aset finansial dengan media pasar uang dan pasar modal. Investai yang dilakukan di pasar uang merupakan investasi yang sifatnya jangka pendek, sedangkan investasi di pasar modal adalah berjangka panjang. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan masyarakan mengenai investasi, khususnya investasi paa aset finansial, kini pasar modal menjadi salah satu wahana investai yang banyak digemari masyarakat dibanding pasar uang. Menurut Husnan (2009), "Secara formal pasar modal dapat
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188 didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperdagangkan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta". (Tandelilin, 2010) menyebutkan bahwa Instrumen-instrumen jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia diantaranya adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana. Sekuritas di pasar modal ini mempunyai karakteristik berjatuh tempo lebih dari satu tahun. Diantara berbagai sekuritas yang disebutkan tersebut yang paling dikenal masyarakat atau investor adalah saham khususnya saham biasa. Sehingga investor seyogyanya memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara berinvestasi pada saham agar memperoleh keuntungan yang diharapkan sebelumnya.
2.1.Return dan risiko Investasi
Menurut Tandelilin (2010), “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”. Fahmi (2012), menyatakan Return adalah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil investasi yang dilakukannya”.
Komponen return itu sendiri terdiri atas yield dan capital gain/lossyang disebut sebagai return total. Komponen return tersebut termasuk ke dalam return realisasian. Menurut Jogiyanto (2009), “Return realisasi merupakan return yang telah terjadi”. Return realisasian merupakan suatu hal penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Selain return total terdapat juga beberapa jenis return realisasian yang lain, diantaranya return total (total return), relatip return(return relative), kumulatip return(return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Selanjutnya terdapat juga return ekspektasian yang merupakan return yang diharapkan investor di masa yang akan datang. Adapun penjelasan mengenai return ekspektasian akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
Lebih lanjut, “Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan Tandelilin (2010)”. Risiko investasi terbagi menjadi dua yakni risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau sering juga disebut dengan risiko pasar merupakan risiko yang kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar, sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan (internal).
Return dan risiko merupakan dua hal yang saling terkait. Investor tentu akan mempertimbangkan dua hal ini ketika berinvestasi, mengingat tujuan investasi pada dasarnya mengharapkan hasil atau return. Namun untuk mendapatkan return tersebut, investor juga mungkin menghadapi risiko yang akan timbul dari adanya kegiatan investasi. Untuk itu, return dan risiko merupakan dua komponen yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh investor agar investasi yang dilakukan sesuai harapan.
2.2. Return ekspektasian
Menurut Jogiyanto (2009), “Return ekspektasian (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi”. Return ekspektasian ini pada dasarnyamerupakan return yang diharapkan investor pada investasi yang dilakukannya. Return ekspektasian ini dapat dihitung dengan berbagai macam metode,
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
diantaranya adalah berdasarkan nilai ekspektasian masa depan, berdasarkan nilai return historis, berdasarkan model return ekspektasian yang ada. Pada model return ekspektasian yang ada inilah salah satu diantaranya adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM).
2.3. Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)
CAPM merupakan suatu model keseimbangan dimana menurut Tandelilin (2010) dengan menggunakan model keseimbangan, kita akan bisa memahami bagaimana perilaku investor secara keseluruhan, serta bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana. Model keseimbangan juga dapat membantu kita untuk memahami bagaimana menentukan risiko yang relevan terhadap suatu asset, serta hubungan risiko dan return harapan untuk suatu asset ketika pasar dalam kondid seimbang. Menurut Bodie (2014), CAPM merupakan sekumpulan prediksi mengenai keseimbangan perkiraaan imbal hasil terhadap aset berisiko.
Tandelilin (2010) juga mengatakan bahwa,“CAPM adalah model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasaryang seimbang”. Lubis (2008) menyatakan bahwa CAPM merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukkan harga suatu asset dengan mempertimbangkan risikonya. Selanjutnya, dikatakan oleh Nurhidayah & Adrianto (2014) bahwa Capital Assets Pricing Model (CAPM) merupakan suatu model keseimbangan untuk menentukan kaitan antara risiko dan return yang diperoleh investor. Tingkat risiko dan return yang layak dalam model analisis CAPM dinyatakan memiliki korelasi yang positif dan linear. Nilai β yang diperhitungkan adalah β yang signifikan.
CAPM didasari oleh model penentuan portofolio optimal Markowitz. Berdasarkan teori portofolio Markowitz, portofolio yang efisien adalah portofolio yang berada di sepanjang kurva efficient frontier. Adapun asumsi lain dalam CAPM adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
1. Investor akan mendiversifikasikan portolionya dan memilih portofolio yang optimal sesuai dengan garis portofolio efisien.
2. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return masa depan yang identik.
3. Semua investor memiliki periode waktu yang sama.
4. Semua investor dapat meminjam atau meminjamkan uang pada tingkat return yang bebas risiko.
5. Tidak ada biaya transaksi, pajak pendapatan, dan inflasi.
6. Terdapat banyak sekali investor, ehingga tidak ada investor tunggal yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Semua investor adalah price taker.
7. Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Sedangkan menurut Jogiyanto (2009), asumsi-asumsi yang mendasari CAPM adalah sebagai berikut:
1. Semua investor mempunyai cakrawala waktu satu periode yang sama, investor memaksimumkan kekayaan dengan memaksimumkan utility harapan dalam satu periode waktu yang sama.
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2. Semua investor melakukan p
pertimbangan antara nilai return ekspektasi dan standar deviasi return dari portofolionya.
3. Semua investor mempunyai harapan yang seragam ( terhadap faktor-faktor input yang digunakan untuk faktor input yang digunakan adalah return ekspektasi ( return dan kovarian antara
4. Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (
(borrowing) sejumlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada bunga bebas risiko.
5. Penjualan pendek (short sale) diizinkan. 6. Semua aktiva dapat dipecah
terbatas. Ini berarti bahwa dengan nilai terkecilpun i investasi dengan harga yang berlaku.
7. Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna.
8. Tidak ada biaya transaksi. Penjualan atau pembelian aktiva tidak dikenai biaya transaksi.
9. Tidak terjadi inflasi.
10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi. Karena tidak ada pajak pribadi, maka investor mempunyaipilihan yang sama untuk mendapatkan dividen atau capital gain
11. Investor adalah penerima harga (price
12. Investor individual tidak dapat mempengaruhi harga dar
kegiatan membeli atau menjual aktiva tersebut.Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium.
Asumsi-asumsi yang telah diuraikan tersebut di atas memiliki banyak kelemahan dan dikritik banyak pihak, karena tidak realistis dan sebagainya Elban
Namun metode ini tetap banyak digunakan dalam menentukan saham yang sebaiknya dipilih oleh investor.
return pada portofolio akan menghasilkan garis pasar modal ( Line_CML). Sementara hubungan antara
menghasilkan garis pasar sekuritas (
(2010), CML menggambarkan hubungan antara
portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Adapun grafik yang menggambarkan garis CML adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Garis pasar Modal (CML)
2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829
Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspektasi dan standar deviasi return dari Semua investor mempunyai harapan yang seragam (homogeneus expectation
faktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio. Faktor faktor input yang digunakan adalah return ekspektasi (expected return
dan kovarian antara return-return sekuritas.
Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending) atau meminjam mlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada
Penjualan pendek (short sale) diizinkan.
Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak terbatas. Ini berarti bahwa dengan nilai terkecilpun investor dapat melakukan investasi dengan harga yang berlaku.
asarkan secara likuid sempurna.
Tidak ada biaya transaksi. Penjualan atau pembelian aktiva tidak dikenai biaya
Tidak ada pajak pendapatan pribadi. Karena tidak ada pajak pribadi, maka investor mempunyaipilihan yang sama untuk mendapatkan dividen atau capital gain
Investor adalah penerima harga (price-takers).
Investor individual tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu aktiva dengan kegiatan membeli atau menjual aktiva tersebut.Pasar modal dalam kondisi
asumsi yang telah diuraikan tersebut di atas memiliki banyak kelemahan dan dikritik banyak pihak, karena tidak realistis dan sebagainya Elban
Namun metode ini tetap banyak digunakan dalam menentukan saham-saham efisien yang sebaiknya dipilih oleh investor. Pada metode CAPM, hubungan antara risiko dan folio akan menghasilkan garis pasar modal (Capital Market . Sementara hubungan antara return dan risiko sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (Security Market Line_SML). Menurut Tandelilin ), CML menggambarkan hubungan antara return harapan dengan risiko total dari ada pasar yang seimbang. Adapun grafik yang menggambarkan garis
Gambar 2.1 Garis pasar Modal (CML)
7 ISSN: 1829 - 7188 engambilan keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspektasi dan standar deviasi return dari homogeneus expectation) keputusan portofolio. Faktor-expected return), varian dari ) atau meminjam mlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku
pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak nvestor dapat melakukan
Tidak ada biaya transaksi. Penjualan atau pembelian aktiva tidak dikenai biaya
Tidak ada pajak pendapatan pribadi. Karena tidak ada pajak pribadi, maka investor mempunyaipilihan yang sama untuk mendapatkan dividen atau capital gain.
i suatu aktiva dengan kegiatan membeli atau menjual aktiva tersebut.Pasar modal dalam kondisi
asumsi yang telah diuraikan tersebut di atas memiliki banyak kelemahan dan dikritik banyak pihak, karena tidak realistis dan sebagainya Elbannan (2015). saham efisien Pada metode CAPM, hubungan antara risiko dan Capital Market dan risiko sekuritas individual akan Menurut Tandelilin rapan dengan risiko total dari ada pasar yang seimbang. Adapun grafik yang menggambarkan garis
Capital Asset Pricing Model Saham Efisien
Gambar 2.1. mengindikasikan bahwa d semua investor akan memilih portofolio pada titik M (terdiri dari aset-aset berisiko).
risiko untuk portofolio yang efisien.
pasar sekuritas (SML) adalah garis yang menghubungkan t
suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). Adapun grafik yang menggambarkan security market line (SML
SML dapat digunakan untuk menilai keuntungan kondisi pasar yang seimbang.
menentukan apakah saham termasuk dalam saham
2.4. Penentuan Saham Efisien Berdasarkan Metode CAPM Menurut Tandelilin (2010
tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan".Penggolongan saham yang efisien sangat penting di dalam pengambilan keputusan investasi, karena hanya saham
alasan dapat memberikan keuntungan yang diharapkan oleh investor di masa yang akan datang Seftyanda, Darminto, Saifi
yang efisien adalah saham yang pada saat memberikan risiko besar maka tingkat keuntungan yang diperoleh pun besar atau pada saat risiko terkecil maka tingkat keuntungan yang diperoleh pun kecil.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan
Gambar 2.1. mengindikasikan bahwa dalam kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio pada titik M sebagai portofolio yang optimal aset berisiko).Slope atau kemiringan CML menunjukkan harga pasar risiko untuk portofolio yang efisien. Lebih lanjut, Menurut Tandelilin (2010
pasar sekuritas (SML) adalah garis yang menghubungkan tingkat return
suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). Adapun grafik yang menggambarkan (SML) dapat dilihat pada gambar 2.2:
Gambar 2.2. Garis Pasar Sekuritas (SML)
SML dapat digunakan untuk menilai keuntungan suatu aset individual pada kondisi pasar yang seimbang.Bagian model inilah yang selanjutnya
saham termasuk dalam saham-saham efisien atau tidak. Penentuan Saham Efisien Berdasarkan Metode CAPM
Menurut Tandelilin (2010), "Saham yang efisien adalah saham
tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang Penggolongan saham yang efisien sangat penting di dalam pengambilan keputusan investasi, karena hanya saham-saham efisien yang baik untuk dibeli dengan alasan dapat memberikan keuntungan yang diharapkan oleh investor di masa yang akan
minto, Saifi (2014). Selanjutnya, menurut Husnan (2005
yang efisien adalah saham yang pada saat memberikan risiko besar maka tingkat keuntungan yang diperoleh pun besar atau pada saat risiko terkecil maka tingkat keuntungan yang diperoleh pun kecil.
Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan
alam kondisi pasar yang seimbang, sebagai portofolio yang optimal atau kemiringan CML menunjukkan harga pasar ndelilin (2010), garis return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). Adapun grafik yang menggambarkan
Gambar 2.2. Garis Pasar Sekuritas (SML)
suatu aset individual pada Bagian model inilah yang selanjutnya akan dipakai untuk
saham efisien atau tidak.
aham yang efisien adalah saham-saham dengan tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang Penggolongan saham yang efisien sangat penting di dalam pengambilan saham efisien yang baik untuk dibeli dengan alasan dapat memberikan keuntungan yang diharapkan oleh investor di masa yang akan jutnya, menurut Husnan (2005) saham yang efisien adalah saham yang pada saat memberikan risiko besar maka tingkat keuntungan yang diperoleh pun besar atau pada saat risiko terkecil maka tingkat
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188 Sebelum sampai kepada penggunaan metode CAPM untuk menentukan apakah saham termasuk dalam kelompok efisien atau tidak maka terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Adapun tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada halaman berikut. 1. Menghitung return saham individu
Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam menentukan apakah saham tersebut termasuk saham efisien atau tidak yakni dengan menentukan return masing-masing saham terlebih dahulu. Pada tahap ini saham perusahaan yang menjadi sampel dihitung return sahamnya dengan formula sebagai berikut (Jogiyanto, 2009):
Keterangan :
Rit= Return harga saham individu I pada periode t
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1= Harga saham pada periode t-1
2. Menghitung return pasar
Pada tahap ini, return pasar perlu karena nilai ini salah satunya diperlukan untuk mencari beta pada saat melakukan regresi dengan menggunakan model CAPM. Pada umumnya indeks yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, tidak menutup kemungkinan indeks harga saham yang lain pun dapat digunakan, hanya saja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG_Jakarta Composite Index) ini yang dianggap paling mewakili seluruh harga saham di pasar modal. Menurut Tandelilin (2010), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index menggunakan seluruh saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Selanjutnya, menurut Jogiyanto (2009), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Adapun formula yang dapat digunakan untuk menghitung return pasar dengan IHSG sebagai indeksnya dapat dilihat pada halaman berikut:
Keterangan :
RM.T = Returnpasar periode ke t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke t
IHSGt-1= Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1
t = Waktu diukur dalam bulan 3. Menghitung return aktiva bebas risiko
Aktiva bebas risiko pada dasarnya merupakan aktiva yang memiliki return ekspektasi tertentu dengan varian return (risiko) sama dengan nol. Nilai return aktiva bebas risiko ini diperlukan terutama pada saat melakukan regresi untuk
Rit= Pt– Pt-1
Pt-1
RM.T= IHSGt - IHSGt-1
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
mencari risiko sistematis atau beta. Salah satu proxy dari aktiva bebas risiko yang dapat digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
4. Menghitung risiko sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko pasar yang diukur dengan beta. Menurut Tandelilin (2010:521), beta merupakan kovarian return sekuritas dengan return pasar yang distandarisasi dengan varians return saham. Menurut Jogiyanto (2009) beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar” . Beta portofolio pasar akan bernilai 1, dimana semakin besar beta suatu saham, maka semakin besar pula risiko yang terkandung pada saham tersebut.Suatu saham yang memiliki beta lebih kecil dari 1 (β<1) dikatakan berisiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar.Sebaliknya, suatu saham yang mempunyai nilai beta lebih besar dari 1 (β>1) dikatakan mempunyai risiko sistematik yang lebih besar dari risiko pasar.
Beta (β) dapat diperoleh dengan cara meregresikan return saham individu (Rit)
terhadap return pasar (Rm) dengan persamaan sebagai berikut:
Ri = Return sekuritas ke-i
αi = Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas
ke-i yang independen terhadap kinerja pasar
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat Rm
Rm= Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak
5. Menghitung return ekspektasi
Pada tahap ini, return ekspektasian untuk sekuritas individual ke-i dapat ditentukan berdasarkan model CAPM dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
E(Ri) =Return ekspektasiansekuritas ke-i RBR =Return aktiva bebas risiko
βi = Beta sekuritas ke-i
E(RM) =Tingkat return ekspektasiandari indeks pasar
6. Menggambar Security Market Line (SML)
Security Market Line atau Garis pasar sekuritas merupakan bagian dari model CAPM yang digunakan untuk menentukan apakah saham termasuk saham yang efisien atau tidak. Hal tersebut dikarenakan SML menunjukkan hubungan antara return yang diharapkan dengan risiko sistematis (β) sekuritas individu. Sehingga, yang digunakan bukanlah Capital Market Line (CML), mengingat CML digunakan untuk menilai sebuah portofolio karena menunjukkan hubungan antara return
Rit= αi + βi. Rmt+ ei
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188 harapan portofolio dengan risiko tidak sistematisnya. Gambar Security market Line dapat dilihat pada gambar 2.2 pada bahasan sebelumnya.
7. Menentukan Saham Efisien
Terdapat banyak pilihan saham yang listing di bursa saham misalnya di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menyebabkan investor dihadapkan pada banyak pilihan dan tentunya perlu memilih saham yang mana yang terbaik. Saham efisien merupakan saham yang selayaknya dipilih investor karena memiliki return yang tinggi dengan risiko yang tertentu dan atau sebaliknya.Saham yang efisien adalah saham-saham dengan tingkat return individu lebih besar dari expected return (keuntungan yang diharapkan) [(Ri) >E(Ri)]. Kelompok saham yang efisien apabila dilihat pada SML (Security Market Line) maka terlihat bahwa saham efisien adalah saham yang terdapat di atas garis SML. Keputusan yang diambil oleh investor untuk saham yang efisien adalah mengambil atau membeli saham Nurhidayah & Adrianto (2014). Saham-saham tersebut dipilih karena merupakan saham yang undervalued (ternilai rendah).
Selanjutnya, saham-saham yang tidak efisien adalah saham-saham dengan tingkatreturn (pengembalian) individu (Ri) lebih kecil daripada tingkat return harapan (E(Ri)). Keputusan yang diambil oleh investor adalah menjual saham sebelum harga saham turun, saham yang seperti ini disebut sebagai saham yang overvalued. Untuk memilih apakah saham efisien atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
a. Menggunakan Grafik Security Market Line
Pada metode ini kriteria yang digunakan adalah ketika saham-saham yang dijadikan kandidat untuk dipilih titik temunya(titik temu antara return saham aktual dengan risiko sistematis)berada di atas garis SML, maka saham tersebut efisien. Saham yang berada di atas garis SML juga berarti bahwa saham tersebut undervalue, sehingga keputusan yang perlu diambil investor adalah memilih atau membeli saham ini. Sebaliknya, ketika saham-saham yang dijadikan kandidat berada di bawah garis SML, maka saham tersebut adalah overvalue. Ketika saham overvalue maka sebaiknya investor menjual saham ini. b. Menggunakan Nilai Excess return
Excess return merupakan selisih antara return aktual (return saham individu) dengan return harapan yang dihitung dengan menggunakan model CAPM. Jika excess return positif (return aktual >return harapan) maka saham undervalue. Artinya investor sebaiknya membeli sahamtersebut. Sebaliknya jika excess return negatif (return aktual <return harapan) maka saham overvalue. Hal ini berarti bahwa sebaiknya investor menjual saham tersebut.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai penggunaan CAPM sebagai metode untuk menentukan saham efisien telah banyak dilakukan. Meskipun metode CAPM ini memiliki asumsi-asumsi yang banyak diperdebatkan oleh para akademisi, namun model ini tetap menjadi andalan untuk menentukan saham-saham efisien. Hasil penelitian tentang saham-saham efisien dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasinya.
Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan CAPM sebagai penentu saham-saham efisien diantaranya dilakukan oleh:
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
1. Yohantine(2008)
Melakukan penelitian mengenai penggunaan metode CAPMdalam menilai risiko dan return saham untuk menentukan pilihan berinvestasi pada saham JII. Kurun waktu penelitian yang digunakan adalah mulai Januari 2009 hingga Desember 2013. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 22 perusahaan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8saham yang layak untuk diinvestasikan karena 8 saham tersebutmemenuhi kriteria yang digunakan. Saham yang layakuntuk diinvestasikan tersebut adalah PT. Astra International Tbk., PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT.Bank Negara Indonesia Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk., PT. Indo Tambangraya Indah Tbk., PT.Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Vale Indonesia Tbk.,dan PT. United Tractors Tbk. Saham tersebut terpilihsebagai saham yang layak untuk diinvestasikan karena merupakan saham-saham yang efisienmemiliki nilai β>1, excess return bernilai positif, dan risikosistematis (β) dari sampel secara statistik berpengaruhpositif signifikan terhadap expected return saham.
2. Andayani (2013)
Menganalisis keputusan investasi saham dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM). Hasilpenelitian menunjukkanbahwa hasil rata-rata returnsaham individual Rilebih besar dibandingkan rata-rata return pasar (Rm). Sedangkan rata-rata risiko berada di atas 1 (β1) Serta rata-rata tingkat returnbebas risiko (Rf) berada pada 0.6372%. Selanjutnya, dengan menggunakan metode CAPM dari 24 saham perusahaan diperoleh hasil estimasi bahwa 12 saham perusahaan tergolong saham yang undervalued maka sebaiknya investor membeli saham-saham tersbeut, sedangkan 12 saham yang lainnya tergolong pada saham yang overvalued atau posisi jual.
3. Elvira, dkk (2014)
Menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam memenentukan saham-saham efisien. Berdasarkan hasil analisismaka dapat disimpulkan bahwa dari seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 terdapat 18 saham yang menjadi sampel penelitian. Rata-rata tingkat pengembaliansaham individu (Ri) dari saham perusahaan sampel penelitian memiliki return yang positif. Hubungan yang positif terjadi pada tingkat pengembalian yang diharapkan E(Ri)dan risiko (beta) karena besar kecilnya tingkat pengembalian yang diharapkan E(Ri)tergantung pada besar kecilnya risiko (beta) dari suatu saham. Hal tersebut ditunjukkan dengan garis yangberbentuk linier pada Security Market Line (SML).Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan terdapat 12 saham yang efisien dan 6 saham yang tidak efisien dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188
Grafik 2.3. Saham Efisien dan Tidak Efisien Sumber : Elvira, dkk (2014) 4. Nurhidayah & Adrianto (2014)
Menggunakan metode CAPM dalam menentukan saham-saham yang efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat asset bebas risiko lebih tinggi dari return indeks pasar. Sehingga selama periode tersebut akan lebih menguntungkan bila berinvestasi pada asset-asset bebas risiko. Sedangkan untuk masing-masing saham perusahaan subsektor properti dan realestate yang tergolong sebagai saham agresif adalah CTRA, LPCK, RBMS, dan SMRA. Saham yang tergolong defensif adalah JRPT dan RDTX. Selanjutnya, jika dibandingkan antara return realisasi dan yang diharapkan maka saham yang tergolong overvalued adalah CTRA, RBMS dan SMRA, sedangkan yang tergolong undervalued adalah JRPT, LPCK dan RDTX. Untuk saham-saham yang tergolong overvalued ternyata juga menghasilkan excess return yang positif atau ada return tak normal yang dikarenakan return realisasinya lebih besar dari yang diharapkan oleh para investor.
5. Setfyanda, dkk (2014)
Menganalisis dan menentukan saham-saham yang efisien pada seluruh saham yang terdaftar di bei periode 2010-2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 saham efisien (undervalued) dari 18 saham perusahaan sampel penelitian. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya efisien diantaranya perusahaan AKRA, ASGR, BATA, BBCA, BBLD, EMTK, MLBI, SMCB, SMSM, TBLA, TURI dan UNVR sedangkan yang termasuk saham tidak efisien adalah saham perusahaan AALI, ASII, DVLA, ITMG, TOTO dan UNTR. Saham efisien (undervalued) merupakan saham yang memiliki return individu (ri) lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan [E(Ri)] dan berada diatas garis Security Market
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
Line (SML). sebaliknya saham yang tidak efisien (overvalued) adalah saham yang memiliki return individu (Ri) lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan [E(Ri)] dan berada di bawah garis SML.
6. Saputra, dkk (2015)
Menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menentukan saham efisien. Analisis dilakukan pada saham-saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks Kompas 100 periode 2010-2013.Terdapat 21saham perusahaan yang termasuk dalamkategori saham efisien dan 16saham perusahaan yang termasuk dalam kategori saham tidak efisien dari 37 saham perusahaan yang dijadikan sampel penelitianKeputusan investasi yang harus diambil oleh investor adalah membeli saham efisien dan menjual saham tidak efisien.
7. Wijaya (2014)
Melakukan penelitian dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam penentuan saham efisien pada bank BCA, BRI, dan BNI periode 2012-2013. Sampel yang diambil adalah bank BNI, bank BRI dan bank BCA, tingkat pengembalian terendah didapatkan oleh bank BNI sebesar 0,00498 atau 0,489% dan tingkat pengembalian tertinggi didapatkan oleh bank BCA sebesar 0,00987 atau 0,987%. Tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian bebas risiko masing-masing sebesar 0,00557 dan 0,00510, hal ini berarti bahwa dengan tingkat pengembalian pasar yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian bebas risiko (0,00557 > 0,00510) kondisi investasi pada sektor perbankan sangat baik. Selanjutnya risiko sistematis beta menggambarkan risiko yang ditanggung oleh seorang investor akan kepemilikan saham perusahaan yang dimilikinya, dari perhitungan ketiga sampel yang diambil diketahui bahwa ketiga sampel tersebut memiliki risiko yang tinggi (P>1), tertinggi oleh bank BRI sebesar 4,959 dan terendah oleh bank BCA sebesar 2,521. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari ketiga sampel penelitian, nilai terendah didapatkan oleh bank BCA sebesar 0,00627 atau 0,627% dan tingkat pengembalian tertinggi didapatkan oleh bank BRI sebesar 0,00740 atau 0,740%. Dengan membandingkan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian dari masing-masing saham, diketahui bahwa hanya saham bank BNI yang tidak efisien (0,00689 > 0,00498) sementara untuk saham bank BRI dan BCA efisen (0,00740 < 0,00741 dan 0,00627 c 0,00987). Untuk risiko yang ditanggung oleh masing- masing saham, nilai tertinggi diperoleh bank BRI sebesar 4,959 dan terendah oleh bank BCA sebesar 2,521. 8. Hidayati, dkk(2014)
Melakukan analisis Capital Asset Pricing Model(CAPM) terhadap keputusan investasi saham dengan subyeknya adalah saham perusahaan-perusahaan sektor perbankan di BEI tahun 2009-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2009-2011, saham perusahaan Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk memiliki rata-rata tingkat pengembalian saham tertinggi, yaitu sebesar 0,067599535 atau 6,7599535%. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) memiliki beta tertinggi yaitu sebesar 1.931978114 dan termasuk saham yang agresif karena betalebih dari
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188 satu (β>1). PT. Bank Negara Indonesia (Persero) (BBNI) memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan tertinggi, yaitu sebesar 0.054589682 atau 5,459%.
Penelitian-penelitian tersebut di atas menggunakan CAPM sebagai metode untuk menentukan saham efisien. Penelitian dilakukan dengan menggunakan subyek dan periode yang berbeda. Peneliti yang menentukan saham efisien pada Indeks saham tertentu dilakukan oleh Yohantine (2008) pada Indeks JII dan Saputra pada Indeks Kompas 100 (2015). Pada penelitian-penelitian ini dengan metode CAPM berhasil ditentukan saham-saham efisien yang layak untuk diinvestasikan oleh nvestor. Selain itu, terdapat juga penelitian yang menggunakan sektor perbankan sebagai subyeknya, dan juga berhasil ditentukan mana-mana saja saham yang efisien yang sebaiknya dipilih investor.
Sesuai dengan teori-teori dan jurnal yang telah diuraikan sebelumnya mengenai penggunaan kriteria menentukan saham efisien, penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan kriteria yang relevan dengan teori dan jurnal yang ada. Kriteria yang digunakan adalah saham yang efisien merupakan saham-saham dengan tingkat return individu lebih besar dari expected return (keuntungan yang diharapkan) [(Ri) >E(Ri)]. Selain itu ada juga yang menggunakan kriteria pada grafik SML, dimana kelompok saham yang efisien apabila dilihat pada SML (Security Market Line) terdapat di atas garis SML. Keputusan yang diambil oleh investor untuk saham yang efisien adalah mengambil atau membeli saham Nurhidayah & Adrianto (2014). Saham-saham tersebut dipilih karena merupakan saham yang undervalued (ternilai rendah).
Selanjutnya, saham-saham yang tidak efisien adalah saham-saham dengan tingkat return(pengembalian) individu (Ri) lebih kecil daripada tingkat return harapan (E(Ri)). Keputusan yang diambil oleh investor adalah menjual saham sebelum harga saham turun, saham yang seperti ini disebut sebagai saham yang overvalued.
III. PENUTUP
Terdapat banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketikaberinvestasi di pasar modal, terutama berkaitan dengan return dan risiko. Investor akan dihadapkan pada berbagai macam pilihan saham dan yang menjadi fokus utama adalah menentukan saham mana yang paling baik untuk dipilih. Agar investasi dapat mendatangkan keuntungan, maka seyogyanya investor memilih saham-saham yang efisien karena memiliki kombinasi return dan risiko terbaik.
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak menggunakan metode CAPM sebagai penentu saham efisien, dimana saham-saham efisien inilah yang sebaiknya dipilih oleh investor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saham efisien merupakan saham dengan excess return yang positif, sehingga akan memberikan keuntungan bagi investor. Oleh karena itu, menentukan saham efisien merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan dalam berinvestasi di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Fitri. 2013. Analisis keputusan investasi saham dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM). repository.upi.edu. Universitas Pendidikan Indonesia
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menentukan Saham Efisien
Bodie, Z et.al. 2002. Investment. New York: Irwin Publishing Inc.
Elbannan, Mona A. 2015. The Capital Asset Pricing Model: An Overview of the Theory. International Journal of Economics and Finance; Vol. 7, No. 1; 2015 ISSN 1916-971X E-ISSN 1916-9728. German University in Cairo, Cairo, Egypt
Elton, J Edwin. 2007. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. 7thEdition,
USA. John Willey & Son, Inc.
Elvira, Nasika. Suhadak. Sudjana, Nengah. 2014. Analisis Portofolio Menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Untuk Penetapan Kelompok Saham-Saham Efisien Studi pada Seluruh Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9 No. 1 April.Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang.
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti, H. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Teori dan Soal Jawab. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Hadad. D Muliaman. Ojk. 2014
Hidayati, Aisyi Anggun.Suhadak. Sudjana, Nengah.2014. Analisis Capital Asset Pricing Model (Capm) Terhadap Keputusan Investasi Saham (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Perbankan Di BEI Tahun 2009-2011) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 9 No. 1 April
Horne, James C. Van dan John M. Warchowicz, JR. 2005. Fundamentals Of Financial Management, Twelve Edition, Alih Bahasa DewiFitriasari, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi KeduaBelas, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke Enam. Yogyakarta: BPFE.
Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal (Sebuah Pendekatan Pasar Modal Terintegarasi). Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI Yayasan Peduli Bangsa.
Saputra, Wildan. Suhadak, Deny. Azizah, Devi Farah. 2015. Penggunaan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Menentukan Saham Efisien (Studi Pada Saham-Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Kompas100 Periode 2010-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 25 No. 1 Agustus. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang.
Seftyanda, Bunga Engineering. Darminto.Saifi, Muhammad. 2014. Analisis Metode Capital Asset Pricing Model(CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham(Studi Pada Seluruh Saham Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 2 Desember.Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang.
Susanti, Ariska Yuli, dkk. 2014. Penerapan Metode CAPM Sebagai Salah Satu Upaya Menentukan Kelompok Saham Efisien. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 9 No. 1 April.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi ke Lima.Yogyakarta : BPFE.
Portofolio Volume 13 No. 2 Nopember 2016 : 143 - 157 ISSN: 1829 - 7188 Wijaya, John Henry. 2014. Implementasi Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam
Penentuan Saham Efisien :Studi Pada Bank BCA, BRI, dan BNI Periode 2012-2013. ISSN : 1693-4474. Universitas Widyatama
Yohantin, Yesicca. 2009. Penggunaan Metode CAPMdalam Menilai Risiko dan Return Saham untuk Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham Jakarta Islamic Index Periode Januari 2004-Desember 2008di BEI. Jurnal Administrasi bisnis. Universitas Gunadarma.
Biodata Penulis
Eka Yulianti.,SE.,M.Si Adalah Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unjani