• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 45%

Date: Friday, December 15, 2017

Statistics: 2485 words Plagiarized / 5487 Total words

Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement. --- PROBLEMATIKA YURIDIS PENGATURAN BADAN USAHA MILIK DESA ASBTRAK Otonomi Desa memberikan peluang yang luas kepada Desa untuk mengatur rumah tangganya, melalui menggali dan mengembangkan potensi Desa. Salah satu peluangnya yang diberikan oleh Undang-Undang Desa adalah pendirian BUM Desa. Dengan adanya BUM Desa maka diharapkan pendapatan desa bertambah, sehingga kemampuan Desa untuk membangun dan memberdayakan masyarakatpun meningkat.

Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Desa berkaitan dengan BUM Desa dibentuk Permendes Nomor 4 Tahun 2015. Namun keberadaan Permendes tersebut dipandang menimbulkan permasalahan atau problematik khususnya mengenai pengaturan organisasi dan perangkat BUM Desa serta bentuk usahanya, yakni Perseroan Terbatas dan tidak Berbadan Hukum.

Adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan Perangkat (Penasehat, Pelaksana Operasional dan Pengawas) serta Pertanggungjawabannya. Tidak adanya kejelasan pemegang saham dan bentuk tidak berbadan hukum yang dimaksud. Kata Kunci: BUM Desa, Organisasi dan Perangkat BUM Desa, Bentuk Usaha. PENDAHULUAN Keberadaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang kuat bagi lahirnya desa yang mandiri dan akuntabel, dalam upaya menciptakan pembangunan di desa untuk terwujudnya masyarakat desa yang sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pemerintah melaksanakan otonomi di daerah dan desa. Pada dasarnya pelaksanaan otonomi dimaksudkan untuk mempermudah penngatutran di setiap wilayah dengan memberikan kewenangan yang luas berdasarkan peraturan perundangan. Sehingga tiap-tiap daerah dan desa mempunyai kemandirian dalam mengatur urusannya sendiri.

(2)

Pada otonomi desa, pemerintah mengakui adanya hak asal usul desa yang memberikan ruang kepada desa untuk menggali dan menerapkan kewenangannya sesuai kondisi masa lampau._ Negara Republik Indonesia tersusun dari bagian-bagian atau unit-unit kecil yaitu desa atau dengan sebutan/nama lain. Desa sebagai bagian atau unit terkecil harus diperkembangkan dan dilindungi, diberdayakan, agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis.

Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat._ Desa sebagai subsistem dari sistem pemerintahan yaitu bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa atau marga merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional. Sehingga desa atau marga memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya._

Landasan konstitusional otonomi desa adalah Pasal 18B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai pelaksanaannya pada tingkatan yang lebih rendah dibentuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, (LNRI Tahun 2014 No. 7, TLN No. 5495) selanjutnya disebut Undang-Undang Desa, lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa juncto Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tanun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6b Tahun 2014 tentang Desa. Undang-Undang Desa lebih mempertegas eksistensi desa sebagai pemerintahan yang otonom.

Berkaitan dengan pencapaian nilai keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat, maka desa mempunyai peluang untuk mengelola potensi yang ada di desanya maupun dengan mengerakan atau penciptaan potensi sesuai dengan kemampuan desanya. Salah satu peluang dalam menggerakan perekonomian desa yaitu dengan membentuk Badan Usaha Milik Desa.

Peluang ini nampaknya tidak disia-siakan oleh desa, apalagi dengan ditunjangnya dana desa yang diberikan oleh Pemerintah. Banyak Desa yang mulai menggerakan roda perekonomiannya dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemui perbagai persoalan, khususnya dari sisi yuridis terkait persoalan eksistensi pengaturan bentuk badan hukumnya.

(3)

yang menjadi problematika yuridis dalam pengaturan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). PEMBAHASAN Pengertian Desa Secara etimologis istilah Desa berasal dari kata “swadesi” (dalam bahasa Sansekerta) yang artinya wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan otonom._ Secara ontologis, desa disusun atas kepentingan hidup lahir dan batin, dengan unsur kepercayaan atau religi.

Hal ini memunculkan ikatan emosional yang kuat antar masyarakat, maupun antara masyarakat dengan alam._ Desa juga dapat dipandang sebagai sekumpulan masyarakat yang bertempat di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu. Nilai gotong royong dan musyawarah menjadi ciri khas masyarakat desa._ Menurut Mashuri Maschab, desa dapat dilihat dari tiga sudut pandang.

Pertama secara sosiologis, desa digambarkan sebagai komunitas penduduk yang tinggal menetap dalam suatu lingkungan dengan corak hidup homogen. Kedua, secara

ekonomi bahwa desa sebagai suatu lingkungan masyarakat yang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dari apa yang disediakan alam di sekitarnya. Ketiga, secara politik yaitu sebagai suatu organisasi pemerintahan atau kekuasaan yang mempunyai wewenang karena merupakan bagian dari negara._

Melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Undang Undang Desa), memberikan landasan hukum tentang pengertian desa yang ditegaskan pada Pasal 1 angka 1, bahwa: “Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa desa terdiri dari beberapa unsur, yaitu: (a) kesatuan masyarakat hukum; (b) mempunyai batas wilayah; (c) merupakan organisasi pemerintahan; (d) mempunyai ikatan emosional; (e) kewenangan mengatur dan mengurus urusan sendiri; (f) hak asal usul dan/atau hak tradisional. Hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan turun temurun, masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan

masyarakat.

Dimungkinkan pula untuk menggalinya melalui perspektif historis atau eksistensi desa. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk pengakuan dan penguatan desa sebagai satuan yang otonom._. Berdasarkan atas hak asal usul inilah, desa dapat menentukan

(4)

Tentu dengan disesuaikan pada kebutuhan desa yang bersangkutan._ Eksistensi desa telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Bukti tertulis tentang desa berasal dari abad ke 14 Masehi, yaitu dengan ditemukannya prasasti

Himad-Walandid yang berasal dari Tengger._ Pada masa itu Indonesia memang masih terdiri dari berbagai kerajaan.

Pada awalnya desa merupakan organisasi komunitas lokal yang mempunyai batas-batas wilayah, dihuni oleh sejumlah pendudukan dan mempunyai adat istiadat untuk

mengelola dirinya sendiri dalam segala aspek kehidupan, seperti pertanian, peternakan, dan pengelolaan sumber daya air. Inilah yang disebut dengan self-governing

community._ Nilai-nilai luhur yang hidup kemudian diadopsi dalam ketatanegaraan Indonesia, seperti musyarawarah dan gotong royong._

Pada saat ini pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan desa yang mandiri dan akuntabel, baik dari segi ekonomi, sosial budaya maupun pemerintahan berdasarkan good governance. Bahwasanya jumlah desa di Indonesia saat ini telah mencapai 79.910 desa._ yang mempunyai potensi untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan nasional. Sesuai dengan pernyataan yang pernah disampaikan Sutan Sjahrir_ bahwa “…Kalau desa kita memang mulai bergerak maju atas kekuatannya sendiri, barulah seluruh masyarakat kita akan pula naik tingkatan serta kemajuannya di dalam segala lapangan,…”.

Pernyataan ini secara langsung menunjukkan bahwa betapa desa merupakan entitas sosial yang memiliki tempat penting bagi kemajuan suatu bangsa dan negara. Hakikat Otonomi Desa Isitilah otonomi berasal dari penggalan dua kata bahasa Yunani, yaitu autos yang artinya “sendiri” dan nomos yang artinya “aturan/undang-undang”. Dapat dipahami jika otonomi mempunyai makna membuat peraturan/perundang-undangan sendiri._

Namun dalam perkembangannya, otonomi tidak hanya sebatas membuat peraturan sendiri. Otonomi juga mencakup pemerintahan sendiri, atau menjalankan rumah tangganya sendiri (eigen huisouding)._ Menurut Charles Eisman otonomi diartikan sebagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dengan tetap menghormati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku._

Lebih spesifik, oleh Hanif: “Otonomi adalah hak yang diberikan kepada penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu, untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannya sendiri, dengan tetap menghormati ketentuan

(5)

otonomi, turut berkaitan dengan pembagian urusan penyelenggaraan pemerintah, atau cara menentukan urusan rumah tangga daerah. Cara pembagian atau penentuan

tersebut, dapat melahirkan paham otonomi terbatas ataukah otonomi luas. Secara umum, otonomi terbatas adalah apabila urusan daerah ditentuakan secara kategoris dan pengembanggannya diatur dengan cara tertentu. Daerah-daerah yang mempunyai otonomi, justru dapat kehilangan kemandirian untuk menentukan secara bebas mengenai cara mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya._ Pada otonomi luas, secara prinsip didasarkan pada pemahaman bahwa, semua urusan pemerintahan menjadi urusan rumah tangga dearah, kecuali yang ditentukan sebagai urusan pusat._ Istilah tentang otonomi desa merupakan ciptaan dari bangsa Belanda ketika masa Hindia-Belanda.

Istilah otonomi desa ini muncul setelah mempelajari kehidupan di desa-desa wilayah Indonesia._ Otonomi desa tersebut, merujuk pada tatanan mandiri yang mengatur segenap kehidupan masyarakat desa, misalnya pemerintahan, keamanan, pengairan dan pembagian air, pertanian, peternakan, perikanan, dan agama. Bangsa Belanda juga menemukan bahwa otonomi yang ada pada desa, merupakan otonomi paling tua yang sifatnya sangat luas.

Hak otonomi ini pada masa Hindia-Belanda disahkan dengan adanya ketentuan Pasal 71 Regerings-Reglement/Pasal 128 Indische Staatsreggeling._ Hak otonomi atau hak untuk mengatur dan mengurus rumah tanga desa sebagai daerah hukum, adalah kewenangan yang berkaitan dengan kepentingan keduniawian, tetapi juga kerohanian. Tidak hanya berkenaan dengan kepentingan pemerintahan, tapi juga kepentingan penduduknya._ Otonomi desa menjadi suatu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi mereka dalam mengelola pengembangan desa. Apabila sedikit melihat pada sejarah masa kerajaan, berdasarkan prasasti Himad-Walandid, juga telah ada otonomi pada desa. Pada waktu itu otonomi disebut dengan istilah “swatantra”.

Hal ini dapat dilihat dari isi prasasti pada bagian 1-8 yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu:_ Turunlah (perintah) raja kepada penjabat-penjabat desa Walandit, pertama buyut mengenai hal, bahwa tuan-tuan para penjabat desa Walandit itu, tua muda semuanya, bertikai faham dan berselisih dengan para dapur Himad. Pokok pertikaian yalah bahwa sang hiang darma kebuyutan yang sekarang berlainan dari pada semasa dahulu.

Yang menjadi tanda bukti yang sekeping prasasti Sindok berlencana; isinya untuk menguatkan ketentuan bahwa sang hiang darma kebuyutan itu mempunyai kedudukan

(6)

swatanter (otonom), tak boleh diganggu gugat dan berkebebasan. Tentu ini semakin menguatkan pernyataan bahwa, otonomi desa lahir atas prakarsa masyarakat desa. Sejalan dengan hal tersebut HAW Widjaja, berpendapat bahwa otonomi desa

merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah.

Begitu pula pendapat dari Sutardjo, bahwa otonomi desa dalam arti sebenarnya adalah rakyat di desa itu sendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa titik berat otonomi desa adalah pada nilai kebersamaan dan kekeluargaan dari masyarakatnya. Dasar itulah yang

menciptakan suatu kesatuan masyarakat yang teratur. Kuatnya partisipasi dalam masyarakat yang dibangun melalui prinsip gotong royong.

Masyarakat ikut dalam perumusan dan memutuskan urusan di desanya. Inilah yang dikenal sebagai musyawarah. Keberadaan otonomi desa, bahkan juga menjadi inti dari konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk desentralisasi dan otonomi daerah._ Gambar 1. Posisi Otonomi Desa dalam Kerangka NKRI Eksistensi otonomi desa semacam itu, bukan berarti menjadikan desa lepas dari kerangka negara kesatuan. Otonomi desa haruslah ditafsirkan sebagai kemandirian, bukan kemerdekaan. Kemandirian merupakan wujud pemberian kesempatan yang harus

dipertanggungjawabkan._ Otonomi desa juga bukan sebuah kedaulatan, melainkan pengakuan adanya hak untuk menggatur urusan rumah tangganya sendiri dengan dasar prakarsa dari masyarakat. Adanya otonomi, maka dengan sendirinya dapat menutup intervensi institusi diatasnya.

Sebaliknya tidak dibenarkan proses intervensi yang serba paksa, mendadak dan tidak melihat realitas komunitas._ Ada beberapa unsur penting yang ada dalam otonomi desa, antara lain:_ a) Aturan yang mengikat dan ditaati oleh masyarakat di desa; b) Tanah, pusaka maupun kekayaan desa; c) Sumber-sumber pendapatan desa; d) Urusan rumah tangga desa; e) Pemerintah desa yang dipilih oleh dan dari kalangan masyarakata desa, memegang fungsi “mengurus”; e) Lembaga atau badan “perwakilan” atau musyawarah; f) Adanya prakarsa dan partisipasi masyarakat.

Aspek Yuridis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebelum penulis uraikan tentang Badan Usaha Milik Desa, akan penulis uraikan tentang Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah sebagai suatu perbandingan. a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Negara melalui Pemerintah mempunyai usaha yang disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

(7)

Badan Usaha Milik Negara, tanggal 19 Juni 2003, LNRI Tahun 2003 Nomor 70, TLN 4297.(selanjutnya disebut UU BUMN). Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 1 UU BUMN, “Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan”.

Dalam Pasal 9 UU BUMN disebutkan bahwa BUMN dapat berbentuk Persero (PT) dan Perum (Perusahaan Umum). “Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang bentuknya perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia yang tujuannya mengejar keuntungan”. (Pasal 1 angka 2 UU BUMN).

Berdasarkan ketentuan tersebut maka untuk dapat disebut sebagai milik negara

ukurannya adalah jumlah modal, yakni seluruh sahamnya atau paling sedikit 51% saham milik negara. Tujuan pendirian perseroan adalah untuk mencari keuntungan. Karena pada dasarnya Perseroan disini adalah Perseroan Terbatas maka segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang diatur dalam Undang Undang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya berlaku pula terhadapnya. Undang Undang Perseroan yang belaku saat ini adalah Undang Undang Republik Indonesia No.

40 Tahun 2007 Tentang PerseroanTerbatas (Selanjutnya disebut UU PT). Perseroan Terbatas merupakan suatu Badan Hukum Privat, Badan Hukum adalah salah satu subyek hukum, untuk dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum Perseroan Terbatas perlu dilengkapi dengan alat yang dapat melakukan perbuatan hukum tersebut yakni

Pengurus atau Organ.

“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang undang ini serta Peraturan pelaksanaannya” (Pasal 1 angka 1 UU PT). Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), Direksi dan Komisaris. (Pasal 13 UU BUMN dan Pasal 1 angka 2 UU PT).

Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau peraturan

pelaksanaannya. (Pasal 4 angka 4 UUPT). Dalam UU PT kewenangan RUPS diatur dalam Pasal 75 sampai dengan 91. Beberapa kewenangan RUPS antara lain: 1. Memilih dan memberhentikan Direksi; 2.

(8)

Memilih dan memberhentikan Komisaris. Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan untuk kepentingan

perseroan, sesuai maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik ke dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggran dasar. (Pasal 1 angka 5 UU PT).

Dengan demikian tugas dan wewenang Direksi antara lain adalah: 1. Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan; 2. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tujuan

Perseroan; Lebih lanjut tugas Direksi diatur dalam Pasal 92 sampai dengan 107 UU PT. Khusus untuk BUMN, untuk menjadi Direksi harus memenuhi kwalifikasi sebagaimana diatur dalam Pasal 16 UU BUMN: (1) Anggota Direksi diangkat berdasarkan

pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan persero; (2)

Pengangkatan anggota direksi dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan; (3) Calon anggota direksi yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan wajib menandatangani kontak manajemen sebelum ditetapkan

pengangkatannyasebagai anggota direksi.

Dewan Komisaris perseroan adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat kepada direksi. (Pasal 1 angka 6 UU PT). Bentuk BUMN selanjutnya adalah Perusahaan Umum (Perum). Ketentuan Pasal 1 angka 4 UU BUMN, menegaskan yang dimaksud Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekali gus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengeloloaan perusahaan. Organ perum meliputi; menteri, direktur dan dewan pengawas.

(Pasal 37 UU BUMN) Maksud dan tujuan Perum pada dasarnya adalah untuk

menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum dengan harga yang terjangkau serta tetap memperhatikan kualitas. Dalam penggelolaan perum

prinsip-prinsip peengelolaan perusahaan yang sehat harus selalu menjadi pedoman. Dengan persetujuan Menteri Perum dapat melalukan penyertaan modal pada badan usaha lain. b.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tidak hanya Negara (Pemerintah) saja yang mempunyai kewenangan mengelola perusahaan. Di era otonomi daerah, pemerintah daerahpun diberi kesempatan yang luas untuk mengatur rumah tangganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, diantaranya melalui aspek ekonomi. Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengola usaha yakni dengan mendirikan

(9)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Payung hukum BUMD, setelah adanya Undang Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya Undang-Undang No 9 tahun 2015, Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. Pengertian BUMD, menurut Undang Undang No. 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah, memberikan pengertian tentang Perusahaan Daerah; Pasal 2, “Perusahaan daerah ialah semua perusahaan yang didirikan

berdasarkan undang undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang”.

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Badan Usaha Milik Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah. Jadi untuk dapat dikatakan sebagai perusahaan daerah ukurannya adalah jumlah modal, yakni seluruhnya atau sebagian besar adalah kekayaan daerah yang dipisahkan.

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No. 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD, terdapat 2 (dua) bentuk Perusahan Daerah yakni Perusahaan Daerah (PD) dan Perseroan Terbatas (PT) c. Badan Usaha Milik Desa ( BUM Desa) Landasan Hukum

pendirian tentang Badan Usaha Milik Desa sebelum adanya Undang Undang Desa diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. (Undang Undang No. 22 Tahun 199 selanjutnya dalam Undang Undang No.32 Tahun 2004 maupun dalam Undang Undang No. 23 Tahun 23 Tahun 2014).

Namun pengaturan tentang Badan Usaha dalam undang undang tersebut masih minim. Pemerintah belum sepenuhnya memberi perhatian dan kesempatan berkembangnya Badan Usaha ini. Dengan dibentuknya Undang Undang Desa, Badan Usaha Milik Desa telah mendapat kesempatan dan peluang untuk dikembangkan, yang diatur dalam Pasal 87 sampai dengan Pasal 90 Undang Undang Desa.

Landasan hukum selanjutnya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, (PP No. 43Tahun 2014) diatur dalam Pasal 132 sampai dengan Pasal 142, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan, dan Pengelolaan dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Permendes No. 4 Tahun 2015).

(10)

Desa, Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa, pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Tujuan Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya untuk menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa ada atau dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain (masyarakat atau antar desa). Dari segi ekonomi keberadaan BUM Desa sangat strategis, yakni sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan desa melalui keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan BUM Desa. Jika pendapatan desa meningkat maka upaya desa untuk melakukan pembangunandi desa menjadi terbantukan.

Disamping itu desa mempunyai peluang untuk mengali dan mengembangkan potensi yang ada di desanya, penciptaan usaha, terbuka peluang lapangan kerja, dan pelayanan umum yang lebih mudah, murah, dan berkwalitas dalam rangka kesejahteraan

masyarakat desa. Dari aspek yuridis Undang Undang Desa cukup memberikan landasan yang kuat bagi pendirian BUM Desa.

apalagi jika dikaitkan dengan prinsip otonomi desa sebagaimana dikemukakan oleh HAW Widjaja, bahwa otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah. Begitu pula pendapat dari Sutardjo, bahwa otonomi desa dalam arti sebenarnya adalah rakyat di desa itu sendiri. Otonomi desa dalam bingkai NKRI merupakan suatu kemandirian. Kemandirian merupakan wujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggung jawabkan.

Otonomi desa merupakan bentuk pengakuan adanya hak untuk menggatur urusan rumah tangganya sendiri dengan dasar prakarsa dari masyarakat. Dengan adanya otonomi desa ini maka peluang desa untuk mengembangkan diri sangatlah luas. Tetapi dari aspek substansi normanya nampaknya masih ada beberapa kejanggalan. Temasuk aturan pelaksanaan dari undang Undang Desa.

Pasal 87 Undang Undang Desa: (1) Desa dapat mendirikan badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa; (2) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penjelasan Pasal 87 ayat (1) Alinea kedua: BUM desa secara spesifik tidak dapat dapat disamakan dengan badan hukum seperti perseroan terbatas, CV atau koperasi.

Oleh karena itu, BUM Desa merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya di samping untuk membantu penyelenggarakan Pemerintahan

(11)

Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUM Desa juga dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, pergadangan, dan pengembangan ekonomi

lainnya. Alenea ketiga: Dalam meningkatkan sumber pendapatan Desa BUM Desa dapat menghimpun tabungan dalam skala lokal masayarakat Desa, antara lain melalui

pengelolaan dana bergulir dan simpan pinjam. Penjelasan pasal ini kurang tepat. Karena pada dasarnya BUM Desa adalah untuk menegaskan bahwa status badan usaha tersebut adalah milik desa, sama halnya dengan BUMN (bentuknya Persero dan Perum) dan BUMD (bentuknya Perseroan Terbatas dan PD) Disebut BUMN karena modalnya seluruh atau sebagian besar dimiliki Negara. Demikian pula dengan BUMD. Sudah selanjaknya ada organisasi atau badan tersendiri sebagai pengelolanya yang terpisah dari organ pemerintahan desa.

Perseroan Terbatas, CV atau Koperasi adalah bentuk unit usahanya, yang dikelola oleh BUM Desa. BUM Desa harus dikelola oleh sebuah organisasi atau badan tersendiri yang secara khusus mengelola BUM Desa. Pengaturan kemana dan siapa yang harus mewakili BUM Desa untuk mempertanggungjawabkan tugas dan kewenangan yang diberikan dalam mengelola BUM Desa harus jelas.

Berpijak pada Pasal 11 ayat (2) bahwasanya Kepala Desa disamping sebagai Penasehat BUM Desa juga sebagai Pengendali dan Pelindung. Maka mestinya Kepala Desa yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pengelolaan BUM Desa. Mengingat pula dana yang dipergunakan sebagai modal BUM Desa bersumber dari APBD Desa.

Pertanggungjawaban harus tertulis dan disampaikan kepada masyarakat melalui Musyawarah Desa. Menghimpun dana dan memberikan pinjaman adalah bagian dari unit usaha BUM Desa, yang merupakan usaha dalam bidang Lembaga Keuangan Mikro. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) melalui pembentukan Perdes sangat

dominan dalam pemberian masukan dan keputusan terhadap pengelolaan BUM Desa. Untuk itu BPD harus didukung oleh anggota yang kompeten dan mempunyai

kemampuan sebagai wakil dari penduduk desa. Organisasi penggelola BUM Desa lebih lanjut diatur Pasal 132 ayat (3) (4) (5) (6) dan (7) PP No. 43 Tahun 2014 dan berdasarkan PerMenDes No. 4 Tahun 2015, mulai pasal 9 sampai dengan pasal 16. Pasal 132 PP No. 6 Tahun 2014: (1) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa; (2) Orgasisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas: a. penasehat; dan b. pelaksana operasional; (3) Penasehat

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dijabat secara ex-officio oleh Kepala Desa; (4) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan

(12)

perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa; (5) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud ayat (6) dilarang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Dalam Permendes No.4

Tahun 2015, susunan kepengurusan organisasi BUM Desa ditambahkan satu lagi yakni Pengawas (Pasal 10 ayat (1) huruf c. Dalam Permendes tersebut tidak ada pengaturan lebih lanjut tentang persyaratan menjadi Pengawas dan siapa yang mengangkat, memberhentikan seta mekanismenya. Jika mendasarkan dan menarsirkan pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) Permendes, bahwa Pengawas mewakili kepentingan masyarakat, maka secara otomatis Pengawas harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewenangannya kepada masyarakat dan tentunya harus diangkat juga oleh masyarakat.

Dengan memperhatikan tugas dan wewenang Pengawas sebagaimana diatur dalam Permendes sangat urgen dan strategis, sementara ketentuan dalam Permendes belum memberikan pengaturan yang jelas maka untuk mendukung pelaksanaan tugas dan wewenangnya dalam Perdes atau dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa harus diatur di dalamnya.

Pentingnya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas antara Kepala Desa, sebagai Penasehat, Pelindung dan Pengendali dengan tugas dan kewenangan Pengawas, supaya tidak terjadi overlapping dan tumpang tindih dalam pengaturan. Sebagai acuan dapat melihat pengelolaan BUMN, dan BUMD. Tentang bentuk Badan Usaha dan unit usaha diatur lebih lanjut dalam Permendes No.

4 Tahun 2015, pasal 7 yang menegaskan: (1) BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum; (2) Unit Usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat; (3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUM desa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).

Pasal 5 ayat (3) Hasil kesepakatan Musyawarah Desa sebagaimana pada ayat (1) menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendfirian BUM Desa. Jika berpijak pada ketentuan pasal tersebut diatas bahwasanya unit usaha BUM Desa dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

(13)

merupakan modal dalam perseroan terbatas. Dipertegas ketentuan Pasal 8 ayat (1) PP No.6 Tahun 2014. Jika BUM Desa berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka segala ketentuan yang mengaturnya tentunya harus tunduk pada Undang Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Peraturan Pelaksanaannya. Selain itu unit usaha yang tidak berbadan hukum sesuai yang diatur oleh Peraturan Desa. Dengan demikian unit usaha BUM Desa dapat berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) dan Tidak Berbadan Hukum.

Berdasarkan UU PT, pendirian Perseroan Terbatas harus didirikan berdasarkan perjanjian oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akte notaries, artinya untuk mendirikan perseroan minimal jumlah pemegang saham 2 (dua) orang.Tidak dapat BUM Desa sendirian atau seluruh modalnya dimiliki oleh BUM Desa, hal ini berbeda dengan BUMN. Sehingga apabila unit usaha BUM Desa memilih berbentuk PT maka BUM Desa harus

menggandeng pihak lain dapat perorangan /masyarakat, atau badan hukum lain, untuk ikut serta sebagai pemegang saham.

Hanya saja yang perlu diperhatikan pihak lain selain BUM Desa ini harus jelas kriterianya, apakah orang atau badan hukum privat lain di luar masyarakat desa tersebut dapat menjadi pemegang saham. Sebab jika memang diperbolehkan maka keuntungan yang diperoleh nantinya akan dinikmati oleh mereka. Menginat esensi Perseroan Terbatas adalah keuntungan pemilik modal.

Maka agar masyarakat desa ikut menikmati hasil pengelolaan BUM Desa (keuntungan Perseroan) maka salah satu pemegang saham harus diutamakan anggota

masyarakatdesa tersebut. Pentingnya partisipasi masyarakat sebagai bagian dari pemilik saham sebagai wujud adanya relasi dan interaksi antara masyarakat dengan pemerintah desa. Rasa ikut memiliki atau rumongso handarbeni, menjadikan masyarakat bukan hanya ikut menikmati hasilnya tetapi juga akan ikut menjaga dan memelihara

kelangsungan usaha. Jumlah kepemilikan saham sangat berpengaruh terhadap status kepemilikan perusahaan/usaha dan suara dalam RUPS.

Agar status badan usaha tersebut adalah milik BUM Desa maka jumlah saham BUM Desa harus mayoritas, minimal 51%, serta apabila unit usaha merupakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) minimal saham yang dimiliki oleh BUM Desa adalah 60%. “Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan”. Landasan hukum LKM adalah Undang Undang

(14)

No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (UU LKM).

LKM adalah unit/bidang usaha bukan bentuk badan usaha. Bentuk badan hukum LKM, sesuai ketentuan UU LKM adalah: 1. Koperasi; 2. Perseroan Terbatas (saham paling sedikit 60% dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Badan Usaha Milik Desa/Kelurahan, sisa kepemilikan saham PT dapat dimiliki oleh WNI atau Koperasi dengan kepemilikan WNI paling banyak sebesar 20%); Untuk menjalan usaha sebagai LKM wajib memperoleh izin usaha LKM, Lembaga yang akan menjalankan usaha LKM setelah berlakunya Undang Undang No.1

Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro ( UU LKM) wajib memperoleh izin usaha LKM; permohonan izin usaha sebagai LKM disampaikan kepada Kantor Regional/Kantor OJK/Direktorat LKM sesuai tempat keudukan LKM. Perseroan Terbatas adalah badan hukum, sebagai badan hukum maka haruslah mempunyai organ, melalui orang-organ inilah tujuan pengeloalan PT akan dilakukan.

Berdasarkan UUPT tersebut organ PT ada 3 (tiga) yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Komisaris. Dalam BUMN, Menteri bertindak sebagai RUPS jika

seluruh shamnya dimiliki oleh negara dan pemegang saham jika tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, dan Menteri dapat memberikan kuasa baik dengan substitusi

kepada pihak lain perorangan atau badan hukum untuk mewakili dalam RUPS.

Sedangkan dalam BUMD adalah Gubernur atau Bupati/Walikota atau pihak yang diberi kuasa. Sedangkan dalam BUM Desa maka secara ex officio Kepala Desa sebagai

pemegang saham ataukah kepada pelaksana operasional hal ini harus ditegaskan dalam Perdes atau AD/ART Perseroan supaya tidak terjadi tumpang tindih pengaturan.

Sedangkan untuk persyaratan dan kwalifikasi menjadi Direksi dan Komisaris untuk BUMN Maupun BUMD telah ada ketentuan khusus yang mengatur, hal ini untuk menjaga independensi serta profesionalitas dalam pengelolaan usaha sesuai Good Corporate Governance. Dalam Undang Undang Desa maupun dalam Peraturan Pelaksanaannya serta dalam Permendes No.4

Tahun 2015 tidak ada ketentuan khusus yang mengatur persyaratan dan kwalifikasi menjadi Direksi dan Komisaris, sehingga dalam hal ini tunduk pada ketentuan UU PT serta perlu di atur lebih lanjut dalam Peraturan Desa maupun AD/ART Perseroan. Pentingnya kwalifikasi Direksi dan Komisaris, agar pengelolaan BUM Desa didasarkan prinsisp-prinsip tata kelola perusahaan ( Good Corporate Governance).

(15)

berputar pada sumberdaya manusia. Bentuk Perseroan Terbatas merupakan badan usaha yang esensinya didirikan untuk kepentingan pemiliknya atau pemegang saham. Perseraon Terbatas merupakan perkumpulan modal. Pemegang saham mayoritas mempunyai kendali penuh terhadap pengelolaan usaha.

Karena dalam Perseroan Terbatas RUPS memegang kekuasaan tertinggi, dalam RUPS keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak, dan dalam Perseroan setiap lembar saham memiliki satu suara, sehingga siapa yang sahamnya banyak suaranya pasti banyak pula. Dalam pembagian keuntungan pastilah mendapat keuntungan yang lebih besar. Namun demikian dalam hal Perseroan menderita kerugian maka jumlah kerugian yang ditanggung pastilah lebih besar pula dibanding pemegang saham yang lain. Dalam pengelolaan BUM Desa berbentuk Perseroan Tebatas. Aturan main harus jelas dan tegas. Baik menyangkut pemegang saham, persyaratan pemilihan dan kwalifikasi Direksi dan Komisaris. BUM Desa melalui Perdes harus menetapkan lebih lanjut aturannya tentang tugas dan wewenang organnya yakni Penasehat, Pelaksana Operasional dan Pengawas.

Akan sangat riskan jika Kepala Desa sebagai pemegang saham. Dominasi kekuasaan akan lebih menonjol dibandingkan memetingkan kepentingan masyarakat atau desa, mengingat ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang Undang Desa; “BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong”. Selain PT, unit usaha BUM Desa dapat tidak berbadan hukum. Ketentuan dalam PerMenDes No.

4 Tahun 2015 tersebut tidak mengatur lebih lanjut yang dimaksudkan bentuk unit usaha yang tidak berbadan hukum. Jika BUMN dalam UU BUMN dengan tegas dapat

berbentuk PT dan Perum, demikian pula untuk BUMD dalam Undang Undang

Pemerintahan Daerah maupn Permendagri No 3 Tahun 1998, dapat berbentuk PT atau PD.

Dalam kegiatan usaha pada umumnya bentuk usaha yang tidak berbadan hukum adalah Firma (Fa) dan Commanditaire Vennotschap(CV)/ Perseroan Komanditer yang diatur dalam Pasal 16 sampai dengan 35 KUHD. Dalam Permendes tersebut hanya mengatur jika unit usaha tidak berbadan hukum maka lebih lanjut organisasinya diatur oleh Peraturan Desa, ketentuan ini menurut penulis sangat tidak jelas.

Pertanggungjawaban dalam usaha yang tidak berbadan hukum tidak terbatas, artinya bentuk tanggung jawab pemodal dapat secara pribadi maupun tanggung renteng. Dalam hal BUM Desa membentuk unit usaha yang tidak berbadan hukum maka jika terjadi kerugian, harta unit usaha tidak cukup untuk membayar seluruh

(16)

hutang-hutangnya maka harta kekayaan BUM Desa harus digunakan untuk menutupnya.

Namun jika berbentuk Perseroan Terbatas, apabila terjadi kerugian, cukup harta perseoan tersebut yang digunakan untuk menutup seluruh hutang-hutangnya, tidak sampai harta BUM Desa. Kecuali dalam yang diatur dalam Pasal 3 UUPT. Bentuk bahan hukum selain Perseroan Terbatas (PT) adalah Koperasi, dalam Permendes No. 4 Tahun 2015 tidak menyebutkan bahwasanya bentuk unit usaha dapat berbentuk Koperasi. Esensi atau secara filsafati jiwa Koperasi adalah kesejahteraan seluruh anggotanyanya. Jiwa kolektivisme atau kepemilikan bersama dalam koperasi sangat menonjol. Karena dalam koperasi Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, yang didasarkan pada suara anggota yaitu satu anggota/orang satu anggota. Salah satu esensi dalam otonomi desa adalah adanya partisipasi masyarakat. Otonomi desa diciptakan untuk dapat lebih mengakomodir kepentingan masyarakat.

menghimpun, menganalisa, dan melaksanakan idea tau gagasan yang berasal dari masyarakat. Membuka ruang untuk implementasi pendekatan secara bottom up._ Menurut Phillip Nonet dan Philip Selnik, mengistilahkan partisipasi bottom up sebagai responsive (responsif). Lembaga atau otoritas yang responsif, selalu mengganggap tekanan sosial (partisipasi masyarakat) sebagai sumber pengetahuan dan kesempatan untuk melakukan evaluasi.

Berusaha untuk menghadapi tantangan transparansi dan integritas, agar mampu berjalan seimbang._ Di dalam sudut pandang tradisional, partisipasi masyarakat bersumber dari nilai gotong royong._ Secara sederhana partisipasi masyarakat dalam kaitannya pengelolaan BUM Desa, adalah dengan membentuk badan hukum Koperasi. Sehingga pengelolaan BUM Desa tidak hanya didominasi oleh satu pihak saja, dalam hal ini Desa melalui bentuk Perseroan Terbatas. Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerjasama antara orang orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi. Dalam penggelolaan BUM Desa berbentuk Koperasi ruang BUM Desa untuk mengendalikan usaha menjadi terbatas.

Untuk menjaga eksistensi dan berkembangnya Koperasi, maka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai landasan aturan main harus tegas dan

profesional memuat tentang penggelolaan usaha. Lebih-lebih berkaitan persyaratan dan kwalifikasi Pengurus dan Pengawas Koperasi. Landasan Utama pengaturan Koperasi sebagai badan hukum adalah Undang Undang No. 25 Tahun 1992 Perkoperasian.

(17)

PENUTUP Kesimpulan Problematika yuridis terkait pengelolaan BUM Desa khususnya yang diatur dalam Permendes No. 4 Tahun 2015 masih terjadi tumpang tindih dan tidak jelas yakni Tugas dan Kewenangan Pengurus dalam hal ini Penasehat, Pelaksana

Operasional dan Pengawas, persyaratan, pengangkatan, pemberhentian dan mekanisme serta pertanggunggungjawaban Pengurus; Bentuk Badan Hukumnya, dalam Permendes diatur dua bentuk yaitu Perseroan Terbatas dan tidak berbadan hukum, tidak dijelaskan yang dimaksud tidak berbadan hukum.

Dalam kegiatan usaha pada umumnya yang tidak berbadan hukum ini adalah Firma dan Persekutuan Komanditer. Perseroan Terbatas esensinya adalah perkumpulan modal dan ditujukan untuk keuntungan sebesar-besarnya bagi pemilik modal; Jika unit usaha BUM Desa berbentuk Perseroan Terbatas maka penting menentukan siapa sebagai

pemegang saham. Perlu adanya partisipasi masyarakat sebagai bagian dari pemilik saham perseroan.

Rekomendasi Perlunya mengkaji kembali Permendes No. 4 Tahun 2015; Desa harus membentuk Peraturan Desa yang jelas dan tegas yang mengatur tentang pengelolaan BUM Desa; serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang jelas sebagai rule of the game BUM Desa; Mempersiapkan dan menunjuk orang-orang yang kompeten untuk mengelola BUM Desa.

INTERNET SOURCES: --- 1% - http://kedesa.id/id_ID/wiki/badan-usaha-milik-desa/ <1% - http://perdes.pemdes.kemendagri.go.id/files/peraturan/1493074528-Badan%20Usaha% 20Milik%20Desa%20(BUMDes).pdf <1% - http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria/article/view/646 <1% - https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/997/05.3%20bab%203.pdf?sequen ce=9&isAllowed=y <1% - http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rechtsidee/rt/printerFriendly/81/158 <1% - https://www.gorontaloprov.go.id/component/advlisting/?view=download&fileId=5115 <1% - http://www.academia.edu/11978492/Otonomi_daerah_dalam_rangka_pemerataan_pem bangunan

(18)

<1% - http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=viUk8kEFDJGQapNrC7ndzXlqyF89YAslmMJFmetYJ CM%3D <1% - http://download.portalgaruda.org/article.php?article=437761&val=7177&title=DEMOK RASI%20DAN%20TATA%20PEMERINTAHAN%20DALAM%20KONSEP%20DESA%20DAN %20KELURAHAN <1% - https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/318/252 <1% - https://tiar73.wordpress.com/2017/05/07/mengenal-dan-memahami-pemerintahan-des a-bagian-1/ <1% - https://www.scribd.com/document/266197123/Naskah-Akademik-perda-Desa <1% - https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1103005091-3-BAB%20II.pdf <1% - http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/239/BAB%20I.docx?sequence =1 <1% - https://www.scribd.com/doc/116678539/Sistem-Pemerintahan-Desa <1% - http://download.portalgaruda.org/article.php?article=172602&val=5797&title=PELAKSA NAAN%20KEWENANGAN%20PEMERINTAH%20%20DALAM%20BIDANG%20KEMASYAR AKATAN%20DI%20DESA%20MAPANGET%20KECAMATAN%20TALAWAAN%20%20KAB UPATEN%20MINAHASA%20UTARA <1% - http://kedesa.id/id_ID/wiki/kedudukan-dan-kewenangan-desa/ 1% - http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf <1% - http://hukum.kuduskab.go.id/himpunan_perundangan/download/1502 <1% - http://pusaka.or.id/2015/07/peraturan-pemerintah-nomor-47-tahun-2015-tentang-peru bahan-atas-peraturan-pemerintah-nomor-43-tahun-2014-tentang-peraturan-pelaksana an-undang-undang-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa/ <1% - https://www.ksap.org/sap/desa/ <1% - https://csws.fisip.unair.ac.id/2018/03/implementasi-undang-undang-no-6-th-2014-tenta ng-desa-di-jawa-timur-suilyas/ <1% - http://bppm.jogjaprov.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category& download=44:buku-pedoman-g2r-tetrapreneur&id=17:buku-pedoman-g2r-tetrapreneu r&Itemid=73 <1% - http://www.lawupost.com/2017/02/setiap-desa-diharapkan-segera-membentuk.html?m =0

(19)

<1% - http://repository.uinsu.ac.id/2808/1/Tesis%20Khairi.pdf <1% - http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77917/potongan/S2-2015-321774-chapter 1.pdf <1% - https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthapatrika/article/view/32706/19791 <1% - http://oaji.net/pdf.html?n=2017/4674-1495602028.pdf <1% - https://zainabzilullah.wordpress.com/2013/01/20/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-sebagai-landasan-penelaahan-ilmu/comment-page-1/ <1% - http://www.academia.edu/7562650/TUGAS_INDIVIDU_SOSIOLOGI_PEMBANGUNAN_SO SIOLOGI_MASYARAKAT_PESISIR <1% - https://sosiologi79.blogspot.com/2017/04/masyarakat-setempat-community.html <1% - http://eprints.ipdn.ac.id/526/1/JURNAL%20MIPI%20-%20PERKEMBANGAN%20DESA%2 0DI%20INDONESIA.docx <1% - https://media.neliti.com/media/publications/35439-ID-model-penguatan-kedudukan-ba dan-permusyawaratan-desa-dalam-struktur-pemerintahan.pdf <1% - https://books.google.co.id/books?id=2oCwCgAAQBAJ&pg=PA279&lpg=PA279&dq=ya ng+berwenang+untuk+mengatur+dan+mengurus+urusan+pemerintahan,+kepentinga n+masyarakat+setempat+berdasarkan+prakarsa+masyarakat,+hak+asal+usul,+dan/ata u+hak+tradisional&source=bl&ots=ilD7NNvmdP&sig=NqJ8cwozcvICGGqek_-ckRx9C7g &hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiJpezFvZzdAhUMvY8KHcjuCQ4Q6AEwEHoECAwQAQ <1% - http://repository.unpas.ac.id/31664/2/Bab%203%20Erwin%20reff.pdf <1% - http://telaahhukum.blogspot.com/2016/02/pemerintahan-desa-berdasarkan-undang.ht ml <1% - http://kpshk.org/2014/02/03/uu-desa-menghancurkan-nagari/ <1% - https://endahsrilestari16.wordpress.com/2014/04/ <1% - http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/03/memahami-otonomi-desa-dari-b erbagai.html <1% - https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/viewFile/12021/11610 <1% - https://media.neliti.com/media/publications/52279-ID-penataan-batas-wilayah-administ rasi-desa.pdf

(20)

<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Nan_Sarunai <1% - http://ppkdcitalang.blogspot.com/2013/ <1% - https://medium.com/@melanardiansyah98/sumber-daya-air-dalam-usaha-pertanian-be rkelanjutan-cfe5fd7ab950 <1% - http://arifrohmansocialworker.blogspot.com/2011/01/masa-lalu-masa-kini-dan-masa-d epan.html <1% - http://www.academia.edu/4599437/Menimbang-nimbang_Mandat_Konstitusi_tentang_K edudukan_Desa_atau_Masyarakat_Hukum_Adat <1% - http://neglasaritangerang.blogspot.com/2012/11/pengertian-otonomi-daerah.html <1% - http://e-journal.uajy.ac.id/4505/3/2MIH01164.pdf <1% - https://dokumen.tips/documents/otonomi-daerah-56c12caf7cb51.html <1% - http://digilib.unila.ac.id/13209/12/TINJAUAN%20PUSTAKA%20TESIS.pdf <1% - http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/viewFile/613/552 <1% - http://www.academia.edu/14842154/pembagian_kewenangan_pusat_dan_daerah_berda sarkan_uud_1945_dan_prinsip_otonomi_daerah <1% - https://www.scribd.com/doc/248284234/Sejarah-Perkembangan-Pemerintahan-Desa-Di -Indonesia <1% - http://e-journal.uajy.ac.id/13074/1/Jantra_Vol._III_No._6_Desember_2008.pdf <1% - http://eprints.ums.ac.id/9978/ <1% - http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18572/6.%20BAB%20II.pdf?seq uence=6&isAllowed=y <1% - http://jipsi.fisip.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-01/bu-tatik-rohma.pdf/index5.html <1% - https://books.google.co.id/books?id=IizCFlUx3Z8C&pg=PA127&lpg=PA127&dq=Pada +waktu+itu+otonomi+disebut+dengan+istilah++swatantra+.&source=bl&ots=-KJbWc AKAM&sig=EjPN5bdciEjB3yuijh16UCi0Kbo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj2jqGtvpzdAhX FQY8KHapLDGQQ6AEwDXoECAsQAQ <1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2018-4/20464838-PDF-Abstrak%20dan%20indeks%20S kripsi%20FIB%202013.pdf <1% - http://ngalam.id/read/1426/prasasti-himad-walandit/ <1% - http://ejournal.lipi.go.id/index.php/jppol/article/download/575/480

(21)

<1% - http://balitbangda.kukarkab.go.id/ejurnal/index.php/gerbangetam/article/download/20/ 13 <1% - http://lkhs.blogspot.com/2014/12/mari-berbincang-perihal-desa.html 1% - http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/02/01_format_artikel_ ejournal_mulai_hlm_ganjil1%20(02-27-13-12-33-56).pdf <1% - http://scholar.unand.ac.id/21739/2/02.%20BAB%20I%20Pendahuluan.pdf <1% - http://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/viewFile/38/pdf <1% - http://ngada.org/uu6-2014bt.htm <1% - https://www.jurnal.id/id/blog/2017/jenis-dan-ciri-ciri-badan-usaha-milik-negara-bumn <1% - http://jdih.bumn.go.id/lihat/19%20Tahun%202003 <1% - https://books.google.co.id/books?id=WLNFDwAAQBAJ&pg=PA235&lpg=PA235&dq=S esuai+ketentuan+Pasal+1+angka+1+UU+BUMN,++Badan+Usaha+Milik+Negara,+yan g+selanjutnya+disebut+BUMN+adalah+badan+usaha+yang+seluruh+atau+sebagian+ besar+modalnya+dimiliki&source=bl&ots=QaUSowm8W3&sig=kLz6sX95zJj7XgYizY_TJ x3XV68&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwja34LwvpzdAhUKQ48KHW0mCYgQ6AEwBXoECAo QAQ <1% - http://annisaagustin24.blogspot.com/2016/12/nama-annisa-agustinno.html <1% - https://gagasanhukum.wordpress.com/tag/bumn/ <1% - http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7307/UU0192003.htm <1% - https://books.google.co.id/books?id=wlY_DwAAQBAJ&pg=PA23&lpg=PA23&dq=sediki t+51%25+sahamnya+dimiliki+oleh+negara+Republik+Indonesia+yang+tujuannya+me ngejar+keuntungan+.+(Pasal+1+angka+2+UU+BUMN).&source=bl&ots=JH_yGQSpv-&sig=NfbFX2A8lkDpE49OFtF2sJg32aE&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwit66n7vpzdAhWLP4 8KHcZ4CjAQ6AEwCHoECAcQAQ <1% - https://www.minerba.esdm.go.id/library/sijh/PP1298_Persero.pdf <1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha_milik_negara <1% - https://prasetyooetomo.wordpress.com/2012/06/27/perseroan-terbatas-menurut-unda ng-undang-perseroan-terbatas/ <1% - https://media.neliti.com/media/publications/81531-ID-politik-hukum-pembaharuan-un dang-undang.pdf <1% - https://www.slideshare.net/zainalzayabidin/badan-hukum-sebagai-subjek-hukum-dalam -kuh-perdata-29789432

(22)

<1% - https://tinadahlia.wordpress.com/2016/11/04/cara-mendirikan-yayasan/ <1% - http://www.sindikat.co.id/pembuatan/pembuatan-perseroan-terbatas-pt <1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6838/4/BAB%20III.pdf <1% - https://elson.co.id/3-organ-penting-perseroan-terbatas/ <1% - http://www.elnusa.co.id/idn/investor/investor-information/corporate-governance/gover nance-structure/ <1% - http://alwesius.blogspot.com/2016/08/ <1% - https://cp.co.id/?p=275 <1% - http://www.msplawfirm.co.id/hukum-ketenagakerjaan-1/ <1% - https://bh4kt1.wordpress.com/2013/02/02/kuasa-direksi-atau-kuasa-direktur-yang-sala h-kaprah/ <1% - http://supremasihukumusahid.org/attachments/article/76/[Full]%20Tanggung%20Jawab %20Direksi%20Dalam%20Perseroan%20Terbatas%20Berdasarkan%20Prinsip%20Fiducia ry%20Relationship%20-%20Erman,%20SH,%20Sp.N.pdf <1% - http://ngada.org/uu19-2003.htm 1% - http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=10701 <1% - http://ketentuan.pajak.go.id/index.php?r=aturan/cetak&idcrypt=oJSmm5w= <1% - http://eodb.ekon.go.id/download/peraturan/undangundang/UU_40_2007.PDF <1% - https://media.neliti.com/media/publications/84688-ID-karakter-hukum-perusahaan-pers eroan-dan.pdf <1% - http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M01338 <1% - http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_19_03.htm <1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/16817/2/10340043_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf <1% - http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/6485/pp0131998.htm <1% - http://download.portalgaruda.org/article.php?article=344864&val=8016&title=PELAKSA NAAN%20OTONOMI%20DAERAH%20%20DAN%20DAMPAKNYA%20%20TERHADAP%2 0%20HUKUM%20DAN%20PERUBAHAN%20SOSIAL <1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha_milik_daerah <1% - https://jdih.jakarta.go.id/himpunan/produk_download/8431 <1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68866/Chapter%20II.pdf?seque nce=3&isAllowed=y <1% - http://www.negarahukum.com/hukum/perusahaan-daerah.html <1% -

(23)

https://investasidaerah.wordpress.com/2013/12/24/kekayaan-negaradaerah-yang-dipisa hkan/ <1% - https://www.neliti.com/id/publications/152954/perjanjian-bagi-hasil-tanah-pertanian-m enurut-undang-undang-nomor-2-tahun-1960-d <1% - http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No.37%20TH%202018.pdf <1% - http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/04/terobosan-hukum-memajukan-ba dan-usaha.html <1% - https://risehtunong.blogspot.com/2018/05/donwload-permendagri-nomor-20-tahun.ht ml <1% - https://rackysr.wordpress.com/2016/11/04/badan-usaha-milik-negara-bumd/ <1% - http://bumdes.id/2017/04/03-mekanisme-dan-administrasi-penyertaan-modal-dari-des a/ <1% - https://dasrilradjab.wordpress.com/2018/01/22/pergeseran-fungsi-legislasi-dprd-setela h-berlakunya-uu-no-23-tahun-2014-tentang-pemerintahan-daerah/ <1% - https://www.bphn.go.id/data/documents/na_ruu_badan_usaha.pdf <1% - https://www.slideshare.net/IrwantoroToro/kajian-evaluasi-bumdes-dalam-mendukung-p emberdayaan-masyarakat-desa <1% - http://www.binapemdes.kemendagri.go.id/produkhukum/download/58/PERMENDAGRI_ NO_110_THN_2016_TTG_BPD.pdf <1% - http://www.tribunnews.com/tribunners/2016/05/17/peningkatan-kewirausahawan-melal ui-bumdes <1% - https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/field/file_pendukung/PPRN%20Perm endes%202%20dan%204pptx.pdf <1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68102/Chapter%20I.pdf?sequen ce=3&isAllowed=y <1% - http://bapemas.jatimprov.go.id/program/kegiatan-ppm/624-pemberdayaan-bumdes <1% -

(24)

https://www.facebook.com/kued.nDeso/posts/pengembangan-usaha-bumdesa11-latar-belakangdi-dalam-peraturan-menteri-desa-pemba/1679851498893479/ <1% - https://media.neliti.com/media/publications/1114-ID-peran-pemerintah-desa-dalam-me ningkatkan-pendapatan-di-desa-bolangitang-satu-kec.pdf <1% - http://eprints.uny.ac.id/27075/1/Nur%20Rika%20Puspita%20Sari.pdf <1% - https://nanopdf.com/download/modul-kewarganegaraan-tm12-6_pdf <1% - https://ahsana7107.wordpress.com/2015/08/08/pp-no-47-tahun-2015-dan-pp-no-43-ta hun-2014/ 1% - http://dpmd.lutra.id/?p=48 <1% - https://jdih.ntbprov.go.id/sites/default/files/produk_hukum/Lampiran%20I.pdf <1% - http://kabsitubondo.jdih.jatimprov.go.id/?wpfb_dl=559 <1% - https://books.google.co.id/books?id=2oCwCgAAQBAJ&pg=PA143&lpg=PA143&dq=D esa,+juga+untuk+memenuhi+kebutuhan+masyarakat+Desa.+BUM+Desa+juga+dapat +melaksanakan+fungsi+pelayanan+jasa,+pergadangan,+dan+pengembangan+ekono mi+lainnya.&source=bl&ots=ilD7NNwkbO&sig=V8TIsqqDdJJVYka3qu59EKoaQus&hl=i d&sa=X&ved=2ahUKEwiI2624wJzdAhVMvY8KHZipDMUQ6AEwBHoECAoQAQ <1% - http://sie.pujonkidul.desa.id/admin/files/PERDES%20TENTANG%20BUMDES%20.doc <1% - http://repository.unair.ac.id/11060/7/7.%20Bab%202.pdf <1% - https://www.google.com/search?num=15&as_qdr=all&q=Sudah+selanjutnya+ada+org anisasi+atau+badan+tersendiri+sebagai+pengelolanya+yang+terpisah+dari+organ+pe merintahan+desa.&spell=1&sa=X&ved=0ahUKEwi4tfXFwJzdAhVFPY8KHROGCTQQBQg qKAA <1% - http://asepjazuli.blogspot.com/p/bumde.html <1% - https://www.researchgate.net/publication/324247614_MODUL_PELATIHAN_APARATUR_ DESA_DALAM_PENGELOLAAN_DANA_DESA <1% - http://bumdesindo.com/wp/opini-dari-kalangan-sendiri-pengurus-dan-anggota-asosias i-bumdesindo/ <1% - http://kedesa.id/id_ID/wiki/penyelenggaraan-pemerintahan-desa-dan-peraturan-desa/k epala-desa/kewajiban-dan-larangan-kepala-desa/ <1% - http://bumdes.id/2017/12/mengenal-lebih-dalam-badan-permusyawaratan-desa/ <1% - https://core.ac.uk/download/pdf/77629382.pdf <1% - http://jdih.kemenperin.go.id/site/download_peraturan/2214

(25)

<1% - https://media.neliti.com/media/publications/35579-ID-tanggung-jawab-pelaksana-oper asional-badan-usaha-milik-desa-bum-desa-yang-dinyat.pdf <1% - https://m.facebook.com/notes/suara-flotim/bumdes-gemohing/918897851465386 <1% - http://www.keuangandesa.com/wp-content/uploads/2015/02/Anotasi-Undang-Undang -Nomor-6-Tahun-2014-Tentang-Desa.pdf <1% - https://www.slideshare.net/MunawarKholil2/bumdes-berdasarkan-permendesa-nomor-4-th-2015 <1% - http://bprkanaya.com/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-Kebijakan-GCG-Kanaya.p df <1% - http://bpmpd.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2016/06/BUKU-1_TANYA-JAWAB-PEM BANGUNAN-rev.pdf <1% - http://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/JMKP/article/download/148/pdf <1% - http://jdih.tolitolikab.go.id/view/download.php?page=peraturan&id=188 1% - https://www.coursehero.com/file/26689814/DRAFT-AKTA-PT-UNTUK-BUMDESdoc/ <1% - https://books.google.co.id/books?id=2oCwCgAAQBAJ&pg=PA330&lpg=PA330&dq=Pa sal+5+ayat+(3)+Hasil+kesepakatan+Musyawarah+Desa+sebagaimana+pada+ayat+(1) +menjadi+pedoman+bagi+Pemerintah+Desa+dan+Badan+Permusyawaratan+Desa+u ntuk+menetapkan&source=bl&ots=ilD7NNwmbJ&sig=vS8KEttGr1aphega6JcSPCP6Crk &hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjZgt6VwZzdAhUBKo8KHTmtBNQQ6AEwBXoECAoQAQ <1% - http://www.legalakses.com/modal-perseroan-terbatas/ <1% - https://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/712-dasar-pengujian-peraturan-desa-adat <1% - https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/586/479 <1% - https://niamoraa.wordpress.com/2015/11/05/jenis-jenis-badan-usaha/ <1% - http://www.berdesa.com/strategi-memilih-dan-menentukan-jenis-usaha-bum-desa/ <1% - https://www.jogloabang.com/book/export/html/177 <1% - http://eprints.umm.ac.id/26783/2/jiptummpp-gdl-agungoktaf-34534-2-babi.pdf <1% - http://repository.umpwr.ac.id:8080/bitstream/handle/123456789/917/122130025-Ari%2 0Farida.pdf?sequence=1&isAllowed=y <1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128804-T%2026627-Batas%20kewenangan-Literatur.pd f

(26)

<1% - https://books.google.co.id/books?id=7uZeDwAAQBAJ&pg=PA21&lpg=PA21&dq=Lem baga+Keuangan+Mikro+(LKM)+adalah+lembaga+keuangan+yang+khusus+didirikan+ untuk+memberikan+jasa+pengembangan+usaha+dan+pemberdayaan+masyarakat,+b aik+melalui+pinjaman&source=bl&ots=5iWOWgb0eA&sig=Xk-0Rk2I4NHGH_bzuvI0AX TEFjI&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi8uKrPwZzdAhUBvI8KHT52B90Q6AEwB3oECAgQAQ <1% - https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/rancangan-regulasi/Document s/Matriks%20RPOJK%20Tranformasi%20LKM-BPR%2020-07-16.pdf <1% - http://desakarangbajo.blogspot.com/2015/06/mulai-2016-bumdes-lkm-harus-ada-ijin-o jk.html <1% - http://bankminiakdmicrofinance.blogspot.com/2015/11/ <1% - https://avicennatitans.wordpress.com/2017/10/04/lembaga-keuangan-mikro/ <1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128954-T%2026671-Tinjauan%20yuridis-Analisis.pdf <1% - https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-21.pdf <1% - https://www.bphn.go.id/data/documents/naskah_akademik_ruu_tentang_perkumpulan.p df <1% - http://media.corporate-ir.net/media_files/IROL/14/146157/gcg-052016/2014-I.pdf <1% - https://casgroup.co.id/informasi-tata-kelola-perusahaan-kode-etik/ <1% - http://wonogondo.kabpacitan.id/index.php/first/artikel/25-Perdes-No--07-Tahun-2009-tentang-Pendirian-Badan-Usaha-Milik-Desa <1% - http://www.ptsmi.co.id/files/gcg.pdf <1% - https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/10699/10355 <1% - http://digilib.unila.ac.id/28727/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf <1% - https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/201106/UU_01_1995.pdf <1% - http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt53e1916f1039b/bolehkah-pemegang-saha m-merangkap-komisaris-dan-direksi-sekaligus <1% - https://aimos.ugm.ac.id/comparison/index?sort=-similarity&page=733 <1% - http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/2454_NA%20RUU%20Pertanahan.doc <1% - https://www.facebook.com/ayobangundesa/posts/badan-usaha-milik-desa-bum-desa-b umdes-menjadi-salah-satu-program-prioritas-keme/1844338862489092/

(27)

<1% - http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/101531/potongan/S3-2016-325241-introd uction.pdf <1% - https://herudarmawan56.wordpress.com/2015/01/04/hukum-dagang-perusahaanperda gangan-dan-pekerjaan/ <1% - https://www.notarisdanppat.com/ragam-badan-usaha-dalam-kuhd/ <1% - https://www.jogloabang.com/sites/default/files/dokumen/BD%20PB-54-2015.pdf <1% - https://anzdoc.com/download/universitas-indonesiad5361166a238bf90b63e1956708a3 32121297.html <1% - https://news.detik.com/opini/d-3771324/pengelolaan-aset-desa-melalui-bumdesa <1% - http://hariannetral.com/2015/01/pengertian-koperasi-tujuan-fungsi-dan-jenis-koperasi. html <1% - http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JAR/article/download/597/547 <1% - https://www.google.com/search?q=Menurut+Philippe+Nonet+dan+Philip+Selznick,+m engistilahkan+partisipasi+bottom+up+sebagai+responsive+(responsif).&num=15&sou rce=lnms&tbm=nws&sa=X&ved=0ahUKEwiS-v7dwpzdAhWLqI8KHTqEDswQ_AUICygB <1% - https://diahagustin25.wordpress.com/2016/01/25/manajemen-berbasis-sekolah/ <1% - https://adamfirdaus46.wordpress.com/category/etika-profesi-akuntansi-softskill/ <1% - http://arifkoes.net/category/nokomen/ <1% - http://repository.ut.ac.id/3968/1/ADPU4330-M1.pdf <1% - https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JTMB/article/download/2861/2802 <1% - http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/091443-UU%20No.17%20tahun%202012% 20tentang%20Koperasi.pdf <1% - http://bondowosokab.jdih.jatimprov.go.id/download/buku_saku_desa/ISI_BUKU_7_Bada n%20Usaha%20Milik%20Desa.pdf <1% - https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1492461007-3-BAB%20II.pdf <1% - https://www.ekomarwanto.com/2012/10/jenis-badan-hukum-untuk-usaha-yang-ada.ht ml <1% - https://www.bphn.go.id/data/documents/privatisasi_badan_usaha_milik_negara.pdf <1% -

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Pertama-tama Penulis ingin menyatakan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang oleh Kasih dan Penyertaan-Nya telah menyertai Penulis dari awal

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan

Berbuat baik kepada kedua orangtua ialah dengan cara mengasihi, memelihara, dan menjaga mereka dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak

Berdasarkan data, sebesar 75% kabupaten di Indonesia pada tahun 2005 memiliki nilai jumlah penduduk miskin dibawah 114200.. Namun di tahun 2011, 75% kabupaten di Indonesia

Seiring dengan namanya, maka aktiviti yang dijalankan menerusi kelab ini adalah berlandaskan kepada kelima-lima prinsip Rukun Negara yang bermatlamat agar ianya dihayati dan

Konsep Four Handed Dentistry dan ergonomis menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi, semuanya bertujuan agar seluruh luasan

Mia (2012:30)  Keramahan dan kesopanan karyawan terhadap para konsumen  Kesiap siagaan karyawan dalam membantu para konsumen  Keramahan dan kesopanan

Untuk pemasangan bantalan pada bentangan-bentangan gelagar, dongkrak harus ditempatkan di bawah gelagar badan profil/plat girder sedekat mungkin dengan plin-plin untuk