• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMPERKAYA INSTANCES PADA ONTOLOGI DENGAN SUMBER DARI INTERNET 1 Tiara Jelita Dewi 1 Jalan Tiner No II Rt 010/02 Kayu Putih, Pulo Gadung Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMPERKAYA INSTANCES PADA ONTOLOGI DENGAN SUMBER DARI INTERNET 1 Tiara Jelita Dewi 1 Jalan Tiner No II Rt 010/02 Kayu Putih, Pulo Gadung Jakarta Timur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

ENRICH THE ONTOLOGY INSTANCES

WITH THE SOURCE OF THE INTERNET

Tiara Jelita Dewi

Undergraduate Program, Faculty of Industrial Engineering, 2011 Gunadarma University

http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: Ontology, Instances, SPARQL.

ABSTRACT

Information technology has become an important component in many fields,including the tourism industry. Problems of e-tourism in Indonesia is marketing of tourism place is not optimal because the information provided on the website non-interactive tourism with tourists that requires complete information. To overcome this, today, have developed a method for information exchange, known as the Semantic Web that utilizes ontology. Ontology is a theory about the meaning of an object, the properties of the an object, as well as the relation of an object that may occur at a domain knowledge. The process of enriching the ontology instances conducted to complement and enhance existing ontologies. The process is done by adding a datatype property and instances (individuals) in the ontology.

(2)

2

MEMPERKAYA INSTANCES PADA ONTOLOGI DENGAN SUMBER DARI INTERNET

1

Tiara Jelita Dewi

1

Jalan Tiner No II Rt 010/02 Kayu Putih, Pulo Gadung Jakarta Timur (jelita_tiara@yahoo.com)

ABSTRAK

Teknologi informasi telah menjadi komponen penting dalam berbagai bidang, termasuk industri pariwisata. Permasalahan e-tourism di Indonesia adalah belum optimalnya pemasaran tempat wisata karena informasi yang diberikan pada website pariwisata tidak bersifat interaktif dengan wisatawan yang membutuhkan informasi lengkap. Untuk mengatasi hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan metode untuk pertukaran informasi yang dikenal dengan Semantic Web yang memanfaatkan ontologi. Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi dari suatu objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Proses memperkaya instances pada ontologi dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan ontologi yang sudah ada. Proses tersebut dilakukan dengan cara menambahkan datatype property dan instances (individual) pada ontologi tersebut.

(3)

3

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan internet semakin meningkat. Bukan hanya meningkat dari jumlah pemakainya namun juga meningkatnya jumlah informasi yang menyebabkan semakin besarnya dan beraneka ragamnya informasi yang ada pada dunia internet. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya mencari sebuah informasi yang sesuai dengan yang dinginkan karena beraneka ragamnya informasi yang ada.

Teknologi informasi telah menjadi komponen penting dalam berbagai bidang, termasuk industri pariwisata yang meliputi promosi, pemasaran, dan penjualan produk pariwisata (e-commerce dalam industri pariwisata). Permasalahan e-tourism di Indonesia adalah belum optimalnya pemasaran tempat wisata karena informasi yang diberikan pada website pariwisata tidak bersifat interaktif dengan wisatawan yang membutuhkan informasi lengkap. Sebagai contoh jika ingin mencari informasi tentang sebuah tempat pariwisata di "Bali" maka hasil pencarian banyak yang tidak sesuai. Mesin pencari akan memberikan semua kata yang berhubungan dengan "Bali" tanpa memilih mana yang sesuai.

Untuk mengatasi hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan metode untuk pertukaran informasi yang dikenal dengan Semantic Web yang memanfaatkan ontologi. Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, properti dari suatu objek, serta relasi dari suatu objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Segala bidang ilmu yang ada di dunia termasuk bidang pariwisata, dapat menggunakan metode ontologi untuk dapat berhubungan dan saling berkomunikasi dalam hal pertukaran informasi.

Salah satu yang dapat dilakukan pada ontologi adalah dengan melakukan populasi ontologi. Populasi ontologi dilakukan untuk melengkapi sebuah ontologi yang sudah ada dengan cara membuat dan menambahkan propertinya serta memperkaya jumlah instancesnya. Properti berfungsi sebagai informasi yang dimiliki oleh sebuah ontologi dan instances merupakan sebuah nilai yang dihasilkan dari ontologi tersebut. Hal ini dilakukan sebagai awal dari membuat sebuah ontologi yang sempurna yang dapat di implementasikan ke dalam sebuah Semantic Web.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan ini adalah bagaimana cara untuk memperkaya instances pada ontologi dengan mengambil sumber dari internet. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat datatype property dengan acuan dari ontologi yang sudah ada, kemudian membuat instances atau individual berdasarkan datatype property yang sudah dibuat. Langkah selanjutnya dengan mengisi instances atau individual dengan informasi yang sesuai. Informasi tersebut

(4)

4

diperoleh dengan mencari sumber dari internet. Pencarian sumber data atau informasi ini dilakukan dengan mengidentifikasi alamat URL obyek wisata yang dicari berdasarkan class dan property yang ada pada ontology, kemudian proses pencarian informasi yang bersumber dari internet di ambil dengan mencari informasi yang sesuai pada website yang menyajikan informasi yang lengkap dan sesuai dengan informasi obyek wisata yang dicari.

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk memperkaya jumlah instances (individual) dari ontology pariwisata yang sudah ada dan mengimplementasikan query pada OWL dengan menggunakan bahasa SPARQL

Metode Penulisan

Dalam metode penulisan ini langkah pertama yang dilakukan adalah penelusuran literatur dengan mempelajari landasan teori yang dibutuhkan mengenai ontologi, SPARQL, XQuery, dan XPath. Langkah kedua menjelaskan komponen ontology yang sudah ada yaitu class dan property,menambahkan glosarium dan pengisian annotations, proses mencari sumber data atau informasi, memperkaya instances pada ontology.. Selanjutnya melakukan implementasi Query dalam bahasa SPARQL dan terakhir melakukan uji coba SPARQL untuk melihat kecocokan pencarian isi dari ontology pariwisata yang sudah dibuat dengan query yang dimasukkan dalam SPARQL.

LANDASAN TEORI

Ontologi

Pengertian Ontology sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu, ada beberapa definisi Ontology. Neches dan rekannya [13] memberikan definisi awal tentang Ontology yaitu: "Sebuah Ontology merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi vokabulari dari sebuah area sebagaimana aturan dari kombinasi istilah dan relasi untuk mendefinisikan vokabulari".

Gruber [6] memberikan definisi yang sering digunakan oleh beberapa orang, definisi tersebut adalah " Ontology merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme". Berdasarkan definisi Gruber tersebut banyak orang yang mengemukakan definisi tentang Ontology diantaranya Guarino dan Giaretta [7] yang pada tahun 1995 mengumpulkan hingga tujuh definisi yang berkoresponden dengan syntactic dan semantic interpretasi. Sedangkan pada tahun 1997, Borst [1] melakukan penambahan dari definisi Gruber dengan mengatakan "Sebuah Ontology adalah spesifikasi formal dari sebuah konseptual yang diterima (share).

Studer [14] mencoba mengemukakan definisi tentang Ontology yang mengambil acuan dari definisi yang dikemukakan oleh Gruber dan Borst, definisi tersebut adalah : "Konseptualisasi mengacu kepada sebuah model abstrak dari

(5)

5

beberapa fenomena di dunia dengan memiliki identifikasi konsep yang relevan dari fenomena tersebut.

Populasi Ontologi

Populasi ontologi adalah proses untuk memasukkan instances konsep dan hubungan instances ke dalam satu ontologi yang sudah ada [5]. Pada pandangan sederhana, suatu ontologi dapat dianggap sebagai serangkaian konsep, hubungan antara kejadian konsep dan instances konsep. Sebuah instances konsep merupakan realisasi dari konsep dalam domain, yaitu Instansiasi konsep sebagai frase di sebuah korpus tekstual. Proses dari populasi ontologi tidak mengubah struktur dari suatu ontologi (sebagai konsep hirarki dan non-taksonomi hubungan tidak dimodi fikasi).Perubaan yang terjadi adalah realisasi (instances) konsep dalam domain. Sebuah metodologi khas populasi ontologi digambarkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Proses Populasi Ontologi Tools pada Populasi Ontologi

Artequakt. Artequakt adalah sistem yang secara otomatis ekstrak pengetahuan

tentang seniman dari Web, populasikan basis pengetahuan dan menggunakannya untuk menghasilkan biografi pribadi [9].

WEB => KB. WEB => KB bertujuan untuk mengembangkan basis, pengetahuan

probabilistik simbolik yang mencerminkan isi dari world wide web. Jika berhasil, ini akan membuat informasi teks pada web yang tersedia di komputer dapat dipahami, memungkinkan jauh lebih canggih pengambilan informasi dan pemecahan masalah.

KnowItAll. Sistem KnowItAll adalah sistem domain-independen, seperti

memanfaatkan bagian kecil domain-independen-sintaksis pola Lexico untuk mengekstrak instances [10].

Adaptiva. Sistem Adaptiva adalah penggunaan ontologi berbasis-pola sistem

pembelajaran berpusat, yang dapat mempelajari pola untuk mengekstraksi hubungan instances antara istilah [2].

(6)

6

SOBA. Informasi Soba sistem ekstraksi (dikembangkan dalam konteks proyek

SmartWeb) secara otomatis populasikan basis pengetahuan dengan informasi yang diambil dari laporan pertandingan sepak bola seperti yang ditemukan di web [11].

Query Formulation

Query Formulation adalah aspek kunci dalam pencarian informasi, memberikan kontribusi baik dari segi efisiensi dan kegunaan dari banyak aplikasi semantik [8]. Banyak jenis kueri kompleks yang dapat dirumuskan sebagai masalah dalam menemukan sekelompok tipe objek tertentu yang dihubungkan dengan hubungan tertentu. Dalam Semantic Web, hal ini diterjemahkan menjadi pola grafik dengan dibatasi node objek dan tipe properti.

XPath (XML Path Language)

XPath merupakan bahasa query untuk memilih node dari dokumen XML. Selain itu, XPath dapat digunakan untuk menghitung nilai (misalnya, string , angka, atau boolean nilai) dari isi dokumen XML [15]. Bahasa XPath didasarkan pada representasi pohon dari dokumen XML, dan menyediakan kemampuan untuk bernavigasi di sekitar pohon, memilih node dengan berbagai kriteria. Saat ini ada duaversi yang digunakan, yaitu : XPath 1.0 dan Xpath 2.0

XQuery (XML Query Language)

XQuery adalah functional programming yang memungkinkan kita dalam mengquery data-data XML seperti syntax query pada RDBMS [16]. Selain untuk mengquery data-data XML, XQuery juga bisa dipakai dalam hal mengekstrak informasi yang ada pada WebService, generate dokumen laporan, transformasi XML ke XHTML, dan lain-lain.

SPARQL

SPARQL Protocol and RDF Query Language (SPARQL) adalah sebuah protocol dan bahasa query untuk Semantic Web's resources. Sebuah query yang menggunakan SPARQL dapat terdiri atas triple patterns, konjungsi (or), dan disjungsi (and) [3]. Pengertian lain sparql adalah query untuk RDF/OWL, query ini digunakan untuk mengambil data yang ditulis dengan menggunakan RDF/OWL atau XML. Query ini menggunakan URI untuk meretrieve struktur rdf/owl.

PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Komponen Ontologi

Suatu ontologi terdiri dari beberapa komponen penting. Komponen ontologi terdiri dari [5]:

1. Individual (Instances)

Individual (instances) adalah komponen dasar dari suatu ontologi. Instances dari sebuah ontologi bisa berupa obyek nyata seperti manusia, hewan, meja, molekul, atau juga berupa obyek abstrak seperti bilangan dan huruf.

(7)

7

Suatu class mejelaskan konsep-konsep yang ada dalam suatu domain. Biasanya sebuah class merupakan sekumpulan dari obyek-obyek. Sebuah class juga bisa memiliki subclass yang mana subclass ini akan mempresentasikan konsep yang lebih spesifik daripada superclassnya.

3. Attributes

Obyek-obyek yang berada dalam ontologi bisa dideskripsikan dengan memberi tambahan atribut kedalam obyek tersebut. Setiap atribut memiliki paling tidak sebuah nama dan nilai, dan digunakan untuk menyimpan informasi yang spesifik tentang objek yang diberi atribut tersebut.

4. Relationships

Suatu relationship menjadi penting dalam sebuah ontologi, karena dalam suatu ontologi relasi antara obyek-obyek yang ada harus dideskripsikan. Keunggulan dari ontologi berasal dari kemanpuannya mendeskripsikan relasi lain. Bersama-sama kumpulan dari relasi akan mendeskripsikan semantic atau arti dari sebuah entitas.

Class dan Hierarki Class

Penentuan hirarki class menggunakan metode top-down, yaitu menentukan superclass terlebih dahulu dari class-class yang telah ditentukan. Superclass dari ontologi pariwisata ini adalah Obyek Wisata. Skema class Obyek Wisata tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Class Obyek Wisata Ruang Lingkup Property

Property dapat memiliki berbagai penjelasan mengenai tipe nilai, nilai yang diperbolehkan, dan nilai kardinalitas. Kardinalitas menjelaskan berapa banyak nilai yang dimiliki, ada kardinalitas yang memiliki nilai satu dan ada yang memiliki nilai lebih dari satu. Type nilai adalah jenis nilai yang dapat dimasukan ke dalam masing-masing property tersebut. Jenis type nilai dapat berupa string, integer, Datetime, dan lain-lain. Datatype Properties dari ontologi yang sudah ada terdapat lima Datatype properties yaitu: 1. Alamat URL

Alamat URL merupakan keterangan tentang alamat URL dari obyek wisata tersebut dengan type nilai string.

(8)

8 2. Biaya

Biaya merupakan keterangan tentang harga tiket masuk ke dalam area obyek wisata tersebut dengan type nilai integer.

3. Nama obyek wisata

Nama obyek wisata merupakan nama dari obyek wisata tersebut dengan type nilai string.

4. Fasilitas

Fasilitas merupakan keterangan tentang fasilitas yang ada pada obyek wisata tersebut dengan type nilai string.

5. Telepon

Telepon merupakan keterangan telepon yang ada pada obyek wisata tersebut dengan type nilai string.

Menambahkan Glosarium dan Pengisian Annotations

Setelah mengetahui class dan property pada ontology yang sudah ada tersebut,langkah selanjutnya yaitu mencari glosarium atau arti konsep dari class dan property. Proses pencarian glosarium atau arti dari setiap subclass yang ada pada ontology pariwisata, dilakukan dengan pencarian online melalui internet. Sumber yang penulis dapatkan untuk mengetahui glosarium atau arti dari masing-masing subclass tersebut yaitu berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Proses Mencari Sumber Data atau Informasi

Setelah melihat semua class dan property dari ontology pariwisata tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses pencarian sumber data atau informasi. Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Tujuan dari pencarian sumber data atau informasi ini adalah untuk mengumpulkan data tempat - tempat objek wisata yang ada di Indonesia berdasarkan ontology yang sudah ada.

Proses pertama yang dilakukan dalam pencarian sumber data atau informasi ini adalah mengidentifikasi alamat URL obyek wisata yang dicari berdasarkan class dan property yang ada pada ontology. Sebuah alamat URL obyek wisata yang dicari harus memiliki beberapa point yang ada pada property ontology seperti memiliki informasi tentang alamat, fasilitas, biaya, dan semua hal yang berkaitan dengan obyek wisata tersebut.

Proses kedua dengan memilih metode pencarian. Pada pengumpulan data ini dipilih metode dengan cara melakukan pencarian data secara online melalui internet. Teknik yang digunakan yaitu dengan mengetikkan sebuah keyword pada salah satu search engine yaitu "Google.

Proses selanjutnya menyaring dan mengumpulkan data. Penyaringan dilakukan agar didapatkan alamat URL obyek wisata yang sesuai dengan point point

(9)

9

yang telah disebutkan sebelumnya. Dari hasil yang ditampilkan oleh "Google" penulis membatasi pencarian pada halaman pertama dan kedua saja.

Parameter yang digunakan sampai kepada pemilihan sebuah alamat URL yang dicari dilihat dari apakah website tersebut memiliki informasi yang benar, apakah website tersebut mempunyai konten yang lengkap, dan apakah website tersebut memiliki nilai informasi yang bukan berasal dari pendapat seseorang. Pada pengumpulan data ini sebagian besar penulis mengambil informasi obyek wisata dari alamat URL http://wisatamelayu.com/id/ sebagai acuan karena website tersebut memiliki kelengkapan informasi dan kesesuaian informasi

Memperkaya Instances Pada Ontologi

Setelah melakukan proses pencarian sumber data atau informasi selanjutnya adalah membuat Datatype properties dan pengisian instances (individual ) pada ontology pariwisata yang sudah ada.

Pembuatan Datatype Properties

Untuk membuat datatype properties tersebut dapat dilakukan dengan cara memilih tab Properties yang ada di sebelah kanan tab OWL Classes, pada PROPERTY BROWSER pilih tab Datatype. Untuk membuat Datatype Properties klik simbol Create datatype property.

Untuk mengisi Datatype property yaitu klik dua kali pada datatype property yang telah dibuat. Selanjutnya akan tampil jendela property editor dan tuliskan nama datatype property nya seperti "Alamat". Tentukan domain dari datatype property "Alamat" tersebut dengan cara klik simbol Specialise Domain yang ada pada kotak dialog Domain, tentukan domain dari "Alamat" misalnya "Bahari". Domain berfungsi sebagai nilai dari datatype property tersebut. Selanjutnya tentukan type datanya dengan memilih "String" pada kotak dialog Range.

Pembuatan dan Pengisian Instance (Individual)

Langkah selanjutnya adalah pembuatan dan pengisian instance (individual). Untuk membuat instance dapat dilakukan dengan cara memilih tab Individuals yang ada di sebelah kanan tab Properties, pada INSTANCE BROWSER pilih tab Asserted. Untuk membuat Instances klik simbol Create instance. Untuk mengisi instance yaitu klik dua kali pada instances yang telah dibuat. Selanjutnya akan tampil jendela individual editor dan tuliskan nama instances nya seperti "DanauKelimutu". Isi datatype property yang telah di pilih sebelumnya pada Individual Editor dengan cara klik symbol Create new value kemudian tuliskan informasi nya.

Implementasi Query dengan SPARQL

Setelah pembuatan Instance, langkah selanjutnya adalah pengimplementasian Query dengan menggunakan SPARQL.Query dipergunakan untuk menampilkan data-data yang telah dimasukan sebelumnya pada Instances. Langkah pertama yaitu dengan membuka "Open SPARQL Query panel" dengan cara klik "Reasoning" yang terdapat di menu bar pada protege.

(10)

10

Contoh Query sederhana adalah menampilkan Query dengan menambahkan kondisi yaitu temukan "NamaObyekWisata" yang berada di provinsi "Jawa Barat" dengan biaya lebih besar sama dengan "5000" dan diurutkan berdasarkan "NamaObyekWisata". Sintak serta hasil Query tersebut dapat dilihat seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Contoh Sederhana Query Sparql

UJI COBA DAN ANALISA

Skenario Uji Coba

Pada bab ini akan dilakukan uji coba SPARQL untuk melihat kecocokan pencarian isi dari ontology pariwisata yang sudah dibuat dengan query yang dimasukkan dalam SPARQL. Dalam proses uji coba akan dilakukan dua pengujian, pertama melakukan pengujian terhadap kecocokan permintaan query dengan klasifikasi class berdasarkan ontology yang sudah ada. Proses uji coba kedua melakukan pencarian instance (individual) berdasarkan datatype, class, datatype dan class. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap hasil - hasil uji coba yang telah dilakukan untuk melihat apakah hasil uji coba tersebut cocok (sesuai) atau tidak dengan instance (individual) yang sudah dibuat.

Hasil Uji Coba

Berikut ini merupakan hasil dari uji coba pertama yang telah dilakukan berdasarkan klasifikasi class terhadap permintaan query. Dapat dilihat seperti pada Tabel 1.

(11)

11

Tabel 1. Hasil Uji Coba Berdasarkan Klasifikasi Class

Berikut ini merupakan hasil dari uji coba kedua yaitu pencarian instance (individual) berdasarkan datatype, class, datatype dan class. Dapat dilihat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Coba Pencarian Instance (individual) berdasarkan datatype, class,

(12)

12

Analisa

Berdasarkan dari hasil uji coba query SPARQL yang telah dilakukan dengan jumlah sebanyak 37 permintaan terhadap query tersebut, didapatkan hasil yaitu :

Uji coba pertama yang telah dilakukan berdasarkan klasifikasi class terhadap permintaan query, penulis telah melakukan pencarian query SPARQL terhadap 12 permintaan dan semua hasilnya memilki kecocokan antara permintaan dengan query SPARQL yang dimasukkan.

Selanjutnya, uji coba kedua yaitu pencarian instance (individual) berdasarkan datatype, class, datatype dan class. Penulis telah melakukan pencarian query SPARQL terhadap 25 permintaan dan semua hasilnya memiliki kecocokan antara permintaan dengan query SPARQL yang dimasukkan. Penulis juga telah membandingkan antara pencarian menggunakan query SPARQL dengan pencarian secara manual atau tradisional didapatkan hasil yang cocok (sesuai) dengan skema class pada ontology pariwisata yang sudah ada.

Dari proses analisa hasil uji coba tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pencarian query dengan SPARQL memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi / baik.

(13)

13

PENUTUP

Kesimpulan

Proses memperkaya instances pada ontologi dilakukan guna melengkapi dan menyempurnakan ontologi yang sudah ada. Proses tersebut dilakukan dengan cara menambahkan datatype property dan instances (individual) pada ontologi tersebut. Sumber data atau informasi yang digunakan untuk mengisi instances (individual) menggunakan metode pencarian yang bersumber dari internet. Hasil dari proses memperkaya instances pada ontologi kemudian dilakukan uji coba dengan menggunakan bahasa SPARQL untuk melihat kecocokan antara query yang dimasukan dengan ontologi tersebut.

Berdasarkan hasil pembahasan tugas akhir yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa hasil pencarian query dari ontologi yang sudah dibuat dengan menggunakan bahasa SPARQL memiliki tingkat keberhasilan yang baik. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, pengujian permintaan query terhadap klasifikasi class berdasarkan ontology yang sudah ada memimiliki kecocokan 100 persen dan pengujian pencarian instances (individual) berdasarkan datatype, class, datatype dan class juga menghasilkan kecocokan sebesar 100 persen.

Saran

Dalam proses memperkaya instances pada ontologi dengan sumber dari internetini dapat dikembangkan lagi untuk kedepannya, seperti dengan menambahkan komponen class lain dalam industri pariwisata seperti perusahaan penerbangan, pelayaran,asuransi, agen travel dan hotel sehingga menghasilkan ontologi pariwisata yang dapat saling terintegrasi satu sama lain. Ontologi pariwisata ini juga dapat dikembangkan menjadi web pariwisata berbasis semantic sehingga memudahkan calon wisatawan dalam mencari informasi paket wisata secara lengkap.

(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

[1] W. N. Borst, “Construction of engineering ontologies for knowledge sharing and reuse,” Ph.D. dissertation, University of Twente, Netherland, September 1998.

[2] F. C. Christopher Brewster dan Y. Wilks, “User-centred ontology learning for knowledge management,” Journal, Department of Computer Science, University of Sheeld, 2002.

[3] B. DuCharme, Learning SPARQL, S. St.Laurent, Ed. O'Reilly Media, 2011. [4] G. I. Fabian M. Suchanek dan G. Weikum, “Leila: Learning to extract information by linguistic analysis,” Journal, Max Planck Institute for Computer Science, 2006. [5] V. K. Georgios Petasis dan G. Paliouras, “Ontology population and enrichment: State of the art,” Report, Hamburg University of Technology, 2007.

[6] T. R. Gruber, “Toward principles for the design of ontologies used for knowledge sharing,” Journal, Stanford University, 1995.

[7] N. Guarino dan P. Giaretta, “Ontologies and knowledge bases : Towards a terminological clarification,” Journal, Institute of History of Philosophy, University of Padova, 1995.

[8] H. H. Hoang dan A. M. Tjoa, “The state of the art of ontology-based query systems: A comparison of existing approaches,” Journal, Institute of Software Technology and Interactive Systems, Vienna University of Technology, 2006.

[9] S. Kim dan H. Alani, “Artequakt: Generating tailored biographies with automatically annotated fragments from the web.” in Semantic Authoring, Annotation & Knowledge Markup, 2002.

[10] M. C. Oren Etzioni dan D. Downey, “Unsupervised named-entity extraction from the web: An experimental study,” Journal, Department of Computer Science and Engineering, University of Washington, 2005.

[11] P. C. Paul Buitelaar dan S. Racioppa, “Ontology-based information extraction with soba,” Journal, AIFB University of Karlsuhe, 2006.

(15)

15

[13] R. F. Robert Neches dan T. Finin, “Enabling technology for knowledge sharing,” Articles, Stanford University, 1991.

[14] R. B. Rudi Studer dan D. Fensel, “Knowledge engineering : Principles and methods,” Journal, University of Karlsruhe, 1998.

[15] J. E. Simpson, XPath and XPointer, S. St.Laurent, Ed. O'Reilly Media, 2002. [16] P. Walmsley, XQuery, S. St.Laurent, Ed. O'Reilly Media, 2007.

Gambar

Gambar 1. Proses Populasi Ontologi  Tools pada Populasi Ontologi
Gambar 2. Skema Class Obyek Wisata  Ruang Lingkup Property
Gambar 3. Contoh Sederhana Query Sparql
Tabel 1. Hasil Uji Coba Berdasarkan Klasifikasi Class

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem informasi yang memudahkan dalam mencatat data ternak besar khususnya sapi, mengetahui populasi ternak dan

Supervisor (SPV) PT. Aseli Dagadu Djokdja.. 5 Garda depan atau yang sering juga dipanggil dengan sebutan Gardep merupakan bagian dari PT. Aseli Dagadu Djokdja yang bertugas

Kegiatan-kegiatan perdagangan dan kiriman merupakan sumber pendapatan yang penting sebagai sumber pendapatan dari sektor di luar pertanian di wilayah dengan agroekosistem lahan

BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik pokok maupun bunga,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi aktivitas bermain mewarnai gambar terhadap penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia

Hasil dari penelitian ini akan melahirkan media album elektronik yang bermanfaat untuk membantu memberikan informasi secara komunikatif, adapun proses bisnis album ini

Pengasutan motor dengan menggunakan resistor dengan tap 50% untuk energi awal yang terpakai sebesar 9, 695 kWh dengan selisih 7,237 kWh dari pemakaian energi awal

Dalam pembahasan ini menjelas kan tentang bentuk proses kegiatan SSB Gelora memiliki dampak positif bagi anak-anak yang menyukai olahraga sepakbola untuk