• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) AKIBAT FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) AKIBAT FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) AKIBAT

FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: OKTAVIA DWI ANJANI

J 100 100 042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(2)

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) AKIBAT

FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA

Disusun oleh : OKTAVIA DWI ANJANI

J 100 100 042

Pembimbing

(3)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismilahirrohmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Oktavia Dwi Anjani NIM/NIK/NIP : J 100 100 042 Fakultas/Jurusan : FIK / Fisioterapi Jenis : Karya Tulis Judul :

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW)

AKIBAT FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta mengaihkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukumyang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 10 Oktober 2013 Yang menyatakan

(4)

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) AKIBAT

FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA

(Oktavia Dwi Anjani, J100100042,2013)

Abstrak

Latar Belakang:

Banyak sekali penyebab penyakit, salah satunya dikarenakan oleh trauma yang sering menyebabkan kondisi yang kurang optimal. Akibat dari trauma tersebut adalah gangguan dari fungsi gerak. Contoh gangguan dari fungsi gerak adalah stiffnes knee. Banyak metode yang digunakan untuk mengatasi stiffnes knee antara lain infra merah dan terapi latihan. Pada Karya Tulis Ilmiah ini akan dijelaskan bagaimana peran fisioterapi dalam pelaksanaan masalah pada kasus stiffnes knee dextra

Rumusan Masalah: bagaimanakah pemberian infra merah dapat mengurangi nyeri pada kondisi stiffness knee dextra .bagaimanakah pengaruh pemberian terapi latihan terhadap kasus stiffness knee dextra

Tujuan: Untuk mengetahui manfaat pemberian infra merah terhadap pengurangan nyeri pada kondisi stiffness knee dextra

Untuk mengetahui manfaat terapi latihan untuk mengurangi nyeri,meningkatkan kekuatan otot, menambah LGS pada kasus stiffness knee dextra.

Hasil: setelah dilakukan didapatkan hasil adanya pengurangan nyeri gerak dr 60 menjadi 20,nyeri tekan dari 40 menjadi 10,nyeri diam dari 20 menjadi 10 peningkatan lingkup gerak sendi ekstensi 60cm, sedangkan untuk kekuatan otot dari 3 menjadi 5

Kesimpulan: . Infra merah mampu mengurangi nyeri pada Stiffnes knee dextra dan terapi latihan yaitu static contraction, active exercise, hold relaks mampu meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kondisi stiffnes knee dextra

(5)

INFRA RED AND EXERCISE THERAPY MANAGEMENT ON STIFFNES KNEE DEXTRA POST ORIF (PLATE AND SCREW) RESULTING

FRACTURE PROXIMAL TIBIA DEXTRA

(Oktavia Dwi Anjani, J100100042, 2013)

Abstract

Background:

There are many causes of disease, one of them due to the trauma

that often leads to less than optimal conditions. As a result of the trauma is a disorder of motor function. Instance disorder of motor function is stiffness knee. Many methods are used to overcome the knee stiffness include infrared and exercise therapy. On the Scientific Paper will explain how the role of physiotherapy in the implementation problems in the case of stiffness knee dextra.

Problem statement:

how infrared administration can reduce strain in stiffness knee dextra conditions. How the effect of exercise therapy in cases of stiffness knee dextra

Objective:

To determine the benefits of infrared to reduction of strain in stiffness knee dextra conditions. To know the benefits of exercise therapy to reduce strain, increase muscle strength, increase the LGS in the case of stiffness knee dextra.

Results:

The results obtained after the reduction of motion strain from 60 to 20, tenderness strain from 40 to 10, the static strain from 20 to 10, increase the extension range of joint motion is 60cm, whereas for muscle strength of 3 to 5.

Conclusion:

Infrared can reduce strain in stiffness knee dextra and exercise therapy that static contraction, active exercise, hold relaxed to increase range of joint motion and improve muscle strength on stiffness knee dextra conditions.

(6)

1. Pendahuluan a. Latar Belakang

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.

fracture proximal tibia biasanya tejadi akibat trauma langsung dari arah

samping lutut dengan kaki yang masih terfiksasi ke tanah (Mansjoer,

2000). Pada penanganan fraktur ini biasanya menggunakan circulair gips

atau dengan fiksasi internal yaitu menggunakan plate and screw.

Dari segi fisioterapi kekakuan paska immobilisasi menimbulkan

tingkat gangguan yaitu Impairment, seperti adanya nyeri, spasme,

kontraktur, atrofi, menurunnya kekuatan otot dan terbatasnya lingkup

gerak sendi. Functional Limitation seperti untuk berjalan, jongkok dan

duduk. Participation Restriction yaitu ketidakmampuan melaksanakan

suatu aktivitas atau kegiatan tertentu dalam lingkungan sosial.

Disini fisioterapi berperan penting dalam penanganan kondisi

kekakuan sendi tersebut. Ada bermacam-macam modalitas atau intervensi

fisioterapi yang dapat diberikan pada permasalahan kekakuan sendi knee

joint. Dengan pemberian modalitas tersebut, tujuan fisioterapi yang ingin

dicapai adalah mengurangi nyeri, meningkatkan luas gerak sendi,

penguluran otot, menurunkan kekakuan sendi dan mengembalikan gerak

(7)

b. Tujuan

Untuk mengetahui manfaat infra merah dan terapi latihan terhadap

pengurangan nyeri lutut pada kasus stiff knee post fracture proximal tibia

dextra.

Untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap peningkatan

kekuatan otot quadrisep dan hamstring lutut kanan dan peningkatan

lingkup gerak sendi lutut kanan pada kasus stiff knee post fracture

proximal tibia dextra.

2. Landasan Teori/Tinjauan Pustaka

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur

tibia proksimal biasanya terjadi akibat trauma langsung dari arah samping

lutut dengan kaki yang masih terfiksasi ke tanah (Mansjoer, 2000).

Tulang bersifat relative rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan

gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat : (1) peristiwa

trauma tunggal; (2) tekanan yang berulang-ulang; (3) kelemahan abnormal

pada tulang (fraktur patologik) (Appley, 1995).

Stiffness atau kaku sendi adalah suatu kualitas kekakuan atau

infleksibilitas atau immobilisasi dan konsolidasi sebuah sendi yang

disebabkan oleh penyakit, cedera dan tindakan bedah (Kamus Kedokteran

(8)

Lutut merupakan persendian yang aneh bentuknya. Bila dilihat dari

permukaan sendinya tampak bahwa permukaan sendi dari tulang femur dan

tulang tibia tidak ada kesesuaian bentuk. Dimana kedua condylus dari femur

membentuk sejenis katrol, sedangkan permukaan tibia bentuknya lebih rata.

Pada bagian dorsal terdapat simpul sendi yang kuat, diperkuat oleh berbagai

ligamen (De Wolf, 1994).

Persendian pada regio lutut meliputi, (1) articulatio tibiofemoral, (2)

articulatio patelofemoral, dan (3) syndesmosis tibiofibular proximal. Sendi

lutut yang dikenal sebenarnya mencakup hubungan antara condylus femoris

dengan condylus tibia (artticulatio tibiofemoral) dan hubungan antara facies

articularis patella dengan facies pattelaris (articulatio patellofemural).

Keterbatasan gerak pada sendi lutut letaknya bisa pada articulatio tibiofibular

atau bisa keduanya. Di dalam lutut ada ligamen cruciatum anterior dan

posterior di sebelah antero posterior dan ligamen colateral medial dan lateral

di sebelah lateral distal. Keempat ligamen tersebut yang mengemudikan atau

menggerakkan lutut dalam gerakan fleksi dan ekstensi.

Secara khusus ligamen cruciatum anterior berfungsi menahan gerakan

hiperextensi, menahan bergesernya tibia ke depan dan eksorotasi. Ligamen

cruciatum posterior fungsi utamanya menahan bergesernya tibia kearah

posterior. Pada gerakan endorotasi kedua kedua ligamen cruciatum itu saling

menjalin, yang mengakibatkan permukaan–permukaan sendi ditekan sehingga

saling mendekati dan kemampuan bergerak antara tibia dan femur berkurang.

(9)

ligamen collateral medial menahan gerakan valgus dan eksorotasi serta untuk

ligamen collateral lateral hanya menahan gerakan kearah varus. Kedua

ligamen ini menahan bergesernya tibia ke depan dari posisi fleksi 90o (De

Wolf, 1994).

Pada sendi lutut terjadi gerakan fleksi dan ekstensi. Gerakan fleksi lutut

dilakukan oleh otot-otot hamstring yang terdiri dari otot biceps femoris, otot

semi tendinosus dan otot semi membranosus. Selain dari otot-otot hamstring,

fleksi lutut juga dibantu oleh kerja dari otot gastrocnemius, popliteus dan

gracilis. Lingkup gerak fleksi lutut berkisar antara 0o _ 120o atau 0o – 130o, bila

posisi lutut fleksi penuh dan posisi hip ekstensi penuh lingkup gerak sendi

akan mencapai 140o (Kapanji, 1987).

3. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan didapatkan hasil adanya pengurangan nyeri gerak dr

60 menjadi 20,nyeri tekan dari 40 menjadi 10,nyeri diam dari 20 menjadi 10

peningkatan lingkup gerak sendi ekstensi 60cm, sedangkan untuk kekuatan

otot dari 3 menjadi 5

4. Simpulan Dan Saran a. Simpulan

1) Ada manfaat pemberian infra merah dan terapi latihan untuk

mengurangi nyeri pada kasus stiff knee post fracture proximal tibia

(10)

2) Ada manfaat pemberian terapi latihan untuk meningkatkan kekuatan

otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada kasus stiff knee post

fracture proximal tibia dextra

b. Saran

Setelah melakukan proses fisioterapi yaitu dengan infra merah dan

terapi latihan pada pasien stiff knee post fraktur tibia proksimal dextra,

maka penulis akan menberikan saran kepada :

1) Kepada pasien

Kesungguhan dan semangat pasien dalam melakukan latihan

harus ada karena tanpa adanya kesungguhan dan semangat untuk

melakukan latihan secara rutin maka keberhasilan sulit dicapai. Pasien

disarankan untuk melakukan latihan – latihan yang diajarkan terapis

seperti menekuk dan meluruskan lutut dan mengompres hangat.

Selain itu pasien dianjurkan untuk membatasi aktivitas yang

berlebihan beberapa bulan atau sampai tulang benar-benar

menyambung dengan kuat.

2) Kepada fisioterapis

Dalam melakukan pelayanan hendaknya sesuai protap yang

ada oleh karena itu perlu suatu pemeriksaan yang teliti, sistematik dan

terarah sehingga permasalahan yang ditemui dapat ditangani denag

tepat agar diperoleh hasil yang memuaskan. Selain itu hendaknya

selalu meningkatkan kemampuan diri baik secara teori maupun

(11)

3) Kepada masyarakat

Bagi masyarakat umum untuk berhati-hati dalam melakukan

aktivitas kerja yang mempunyai resiko untuk terjadinya trauma atau

cidera. Disamping itu, jika telah terjadi cidera yang dicurigai terjadi

patah tulang maka tindakan yang harus dilakukan adalah segera

membawa pasien ke rumah sakit bukan ke alternatif karena dapat

terjadi resiko cidera dan komplikasi lebih berat.

5. Daftar Pustaka

Adams, C. J, 1992. Outline of Fracture Including Joint Injuries: Tenth Edition, Churchill Livingstone, New York.

Anonim. 2009. Ilmu Bedah. www.bedahugm.net (18 April 2010-via google). Anonim. 2010. Anatomi Lutut. http://medicmusic.wordpress.com. (30 Juli

2010-via google)

Anonim. 2010. Penanganan Fisioterapi Pada Post Operasi Fraktur Cruris . www.wapforum.org, (15 Mei 2010-via google)

Apley, G. A and Solomon, Louis. 1995. Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley : Edisi ketujuh, Widya Medika, Jakarta.

Binhasyim. 2009. Fisioterapi pada muskuloskeletal. http://www.rujito-fisioterapi.com (20 Juli 2010-via google)

Dani Ekawati , Indriana . 2008. Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Post Fraktur Cruris. etd.eprints.ums.ac.id. (18 April 2010-via google) De Wolf and J,M,A Mens. 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh Diagnostik

Fisis dalam Praktek Umu : Cetakan Kedua, Bohn Stafleu Van Loghum. Depkes RI. 1999. Visi Baru, Misi Kebijaksanan dan Strategi Pembangunan

Kesehatan : Yantekkes ,Surabaya

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland: Edisi 29, Buku Kedokteran EGC. Hudaya, Prasetya. 1996. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi

(12)

Kapandji, I. A, 1987. The Physiologi of the Joint: 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburg, London, and New York.

Kishner, Carolyn, and Lynn, Colby, 1996. Theraupetic Exercise Foundation and Technique: Third edition, F. A Davis Company, Philadelpia.

Mansjoer, Arif, et al, 2000. Kapita Selekta Kedokteran: Edisi 3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.

Mardiman, Sri, dkk, 1994. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi (DP3FT): Akademi Fisioterapi Surakarta Depkes RI, Surakarta. Pudjianto, M, dkk, 2008. Penanganan Fisioterapi Terkini Pada Osteoartritis

Sendi Lutut: Surakarta.

Priatna, Heri. 1985.Exercise Theraphy : Akademi Fisioterapi Surakarta.

R.I. Departemen Kesehatan. 2009.UU RI NO 36 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan R.I. Jakarta

R. Putz, R. Pabst .2007. Sobotta Atlas Anatomi Manusia; jilid Kedua, Edisi 22, EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Russe, O. A, and John, J.G. 1975. International SFTR Method of Measuring and Recording Joint Motion : First edition, Hans Hubber Pur Bern Stuttgart Vienna, Switzerland.

Soeharso. 1993. Ilmu Bedah Orthopaedi: Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.

Sudayasa ,Putu. 2010. Tiga Dasar Kebijakan Strategis Dalam Pembangunan Kesehatan. www.puskel.com. (20 Juni 2010-via google).

Sujatno, Ig, dkk. 1993. Sumber Fisis: Akademi Fisioterapi Surakarta, Depkes RI, Surakarta.

Wahyono, Yulianto. 2002. Tehnik-Tehnik dalam PNF : Makalah Pelatihan Fisioterapi Sasana Husada, AKFIS DEPKES, Surakarta

Wibowo, Daniel S. Widjaja Paryana.2009. Anatomi Tubuh Manusia : Graha Ilmu,Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memberikan hasil tentang penerapan penggunaan alat pelindung diri dan kemungkinan terjadinya kecelakaan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi Kasus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman

PENGARUH CHEST THERAPY TERHADAP PENGEMBANGAN SANGKAR THORAK PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK ( PPOK

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN PENGALAMAN TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM PENGGUNAAN KOMPUTER (Survey pada Bank- bank Syariah

Persepsi karyawan yang menganggap bahwa pimpinan atau atasan terlalu menuntut hasil kerja dengan sempurna dapat memunculkan sikap tidak bersemangat serta mengurangi pemahaman

Metode Pembelajaran 1.. Apersepsi : guru memberikan tentang gambaran kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi : siswa diminta untuk saling bertukar informasi tentang

The product failure is the last stimulus which obtained influence switching behavior, but its role became lost when the replacement process in forming intentions is mediated by

Pengaruh kebergantungan spasial yang terbentuk adalah kebergantungan spasial pada galat rata-rata pengeluaran per kapita penduduk antar kota kabupaten Jawa Barat