BAB I
PENDAHULUAN
Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia
seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang
setinggi- tingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan social. Tidak hanya
bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan
nasional diupayakan pelaksanaan kesehatan yang bersifat terpadu, merata,
menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas. Oleh karena itu kesehatan
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan mendasari
peningkatan kualitas dan kuantitas hidup dalam masyarakat.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).
Pembangunan kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan seharusnya
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya ini akan berjalan
sukses apabila terdapat kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah.
Fisioterapi sebagai bagian dari tenaga kesehatan harus ikut berperan serta
dalam peningkatan kesehatan mayarakat. Fisioterapi adalah suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang ditunjukan kepada individu atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi selama daur
gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi dan
komunikasi (MENKES, 2001).
A. Latar Belakang Masalah
Patah tulang atau fraktur didefinisikan sebagai suatu perpatahan pada
continuitas struktur tulang yang diakibatkan oleh trauma langsung atau tidak
langsung. Dapat juga disebabkan penekanan yang berulang-ulang atau akibat
patologik tulang itu sendiri (Apley, 1995). Sebagian besar fraktur disebabkan oleh
kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan,
penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan (Appley, 1995).
Fraktur merupakan masalah kesehatan yang menimbulkan kecacatan
paling tinggi dari semua trauma kecelakaan kendaraan bermotor. Salah satu
contoh dari fraktur tersebut adalah fraktur clavicula. Fraktur ini dapat terjadi
karena trauma langsung maupun tidak langsung. Jika kulit diatasnya masih utuh
disebut fraktur tertutup, sedangkan jika salah satu dari rongga tubuh tertembus
disebut fraktur terbuka (Appley, 1995).
Pada sebagian kasus fraktur tindakan yang biasa dilakukan adalah metode
konservatif atau operatif. Pada kasus fraktur clavicula metode konservatif
biasanya menggunakan ransel verban. Sedangkan untuk metode operatif yang
dilakukan berupa pemasangan Open Reduction Internal Fixatie (ORIF). Metode
ini merupakan metode yang paling sering digunakan yaitu dengan melakukan
maka dilakukan immobilisasi. Tindakan immobilisasi ini dapat menimbulkan
permasalahan yang kompleks. Pada seseorang yang pasca dilakukan operasi dan
immobilisasi dapat mengalami berbagai macam gangguan yaitu impairment
seperti nyeri dan kekakuan sendi. Dampak lebih lanjut adalah adanya gangguan
fungsi atau keterbatasan fungsi pada bahu. Disamping itu timbul juga adanya
ketidakmampuan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya yang disebut disability. Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan,
mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam mengatasi permasalahan
akibat tindakan operasi. Oleh karena banyaknya kasus fraktur, maka penulis
tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penatalaksanaan Sinar
Infra Merah dan Terapi Latihan pada Kasus Pasca Fracture Clavicula Dextra
dengan Pemasangan Plate and Screw”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dalam kasus yang dibahas tersebut terdapat masalah-masalah yang
dijumpai. Adapun permasalahan yang dirumuskan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana Infra Merah dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri pada bahu
akibat pasca fracture clavicula dextra?
2. Bagaimana terapi latihan dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada bahu
akibat pasca fractur clavicula dextra?
3. Bagaimana terapi latihan dapat meningkatkan nilai kekuatan otot pada bahu
4. Bagaimana terapi latihan dapat meningkatkan fungsional sendi bahu seoptimal
mungkin?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi syarat akademik pendidikan diploma III fisioterapi.
b. Mengetahui proses asuhan pelayanan fisioterapi, menambah wawasan
dan pengetahuan tentang peranan fisioterapi pada kondisi pasca
fracture clavicula dextra.
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manfaat infra merah dan terapi latihan terhadap
pengurangan nyeri.
b. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap peningkatan
lingkup gerak sendi bahu.
c. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap peningkatan nilai
kekuatan otot bahu.
d. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan terhadap peningkatan
D. Manfaat
Manfaat penulisan karya ilmiah pada kondisi pasca fracture clavicula
dextra dengan pemasangan plate and screw adalah :
1. Bagi penulisan
a. Menambah dan memperluas pengetahuan tentang kondisi pasca
fracture clavicula dextra dengan pemasangan plate and screw dan
bentuk-bentuk terapinya.
b. Menambah informasi pada fisioterapi pada khususnya dan kepada
tenaga kesehatan pada umumnya, bahwa pemberian infra merah dan
terapi latihan dapat mengurangi nyeri gerak pada kondisi pasca fracture
clavicula dextra dengan pemasangan plate and screw.
c. Memberikan informasi kepada fisioterapi pada khususnya dan kepada
tenaga kesehatan pada umumnya, bahwa terapi latihan secara dini dan
intensif sangat efektif untuk meningkatkan lingkup gerak sendi bahu
dan nilai kekuatan otot pada kondisi pasca fracture clavicula dextra
dengan pemasangan plate and screw.
2. Bagi Rumah Sakit
Bermanfaat sebagai salah satu metode pelayanan fisioterapi yang dapat
diaplikasikan kepada pasien dengan kondisi pasca fracture clavicula
dextra dengan pemasangan plate and screw, sehingga dapat ditangani
3. Bagi Pembaca
Memberikan pengetahuan dan memahami lebih dalam tentang kondisi
pasca fracture clavicula dextra dengan pemasangan plate and screw serta
