PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA
KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
AISAH 1007407
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA
KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON
Oleh Aisah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Aisah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
AISAH
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA
KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
(ttd)
Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd NIP : 19570325 198503 1 005
Pembimbing II
(ttd)
REGINA LICHTERIA P, M.PFis NIP : 19780123 200912 2 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang
(ttd)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………
LEMBAR PERNYATAAN……….… i
ABSTRAK……….. ii
KATA PENGANTAR……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH……….…. v
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL………..….... x
DAFTAR GAMBAR……….…... xi
DAFTAR DIAGRAM ……….………… xii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiv
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………. 1
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah……… 6
1. Perumusan Masalah……… 6
2. Pemecahan Masalah.……….. 6
C. Tujuan penelitian ……… 8
D. Manfaat penelitian……….. 9
E. Batasan Istilah ……… 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 11
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam…………..……… 11
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……….. 11
2. Tujuan pembelajaran IPA di SD ………... 12
3. Fungsi pembelajaran IPA di SD ……….………... 14
4. Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD ………... 15
B. Teori belajar yang mendukung metode inkuiri….. 16
1. Teori belajar Jean Piaget ……… 16
2. Teori belajar penemuan ………..……... 16
vii
2. Desain penelitian……… 28
D. Prosedur penelitian………. 31
1. Tahap perencanaan………. 31
2. Pedoman wawancara……….. 32
3. Pedoman observasi………. 34
4. Catatan lapangan……… 34
F. Teknik pengolahan data……… 35
viii
2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 36
3. Teknik pengolahan data wawancara……… 37
G. Validasi data………. 37
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN……….. 39
A. Paparan Data Awal……….. 39
B. Paparan Data Tindakan……….. 42
1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 42
a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 42
b. Paparan data proses siklus I……… 45
c. Paparan data hasil siklus I……….. 52
d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 53
2. Paparan data Tindakan siklus II………... 57
a. Paparan data perencanaan siklus II………. 57
b. Paparan data proses siklus II………... 61
c. Paparan data hasil siklus II………. 67
d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70
3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73
e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73
f. Paparan data proses siklus III………. 77
g. Paparan data hasil siklus III……… 83
h. Analisis dan refleksi siklus III……… 86
C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 88
1. Paparan pendapat siswa……….. 88
2. Paparan pendapat guru………. 89
D. Pembahasan 90 1. Perencanaan ……….. 90
2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ……… 91
3. Aktivitas siswa ………. 91
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 94
A. Kesimpulan……….... 94
B. Saran ………. 96
DAFTAR PUSTAKA………... 98
LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 100
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data awal hasil belajar siswa ….……….. 4
3.1 Data kepala sekolah dan guru SDN I Astana …….. 26
3.2 Jumlah siswa SDN I Astana ………. 27
4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ……… 41
4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Perencanaan siklus I……… 45
4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Pelaksanaan Siklus I……… 49
4.4 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus I……. 50
4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 52
4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 56
4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap
Perencanaan siklus II……… 60
4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Pelaksanaan Siklus II……… 64
4.9 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus II…… 66
4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68
4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72
4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Perencanaan siklus III……….. 76
4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Pelaksanaan Siklus III………. 80
4.14 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus III….. 82
4.15 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus III……… 84
4.16 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus III…………. 88
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
4.3 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada
Proses Aktivitas Siswa Siklus I………. 51
4.4 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum
Tuntas Pada Data Awal Dengan Siklus I ……….. 53
4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil
Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…….. 53
4.6
Perbandingan persentase paparan data Proses
Kinerja Guru Tahap Perencanaan siklus I dan
Siklus II………. 60
4.7
Perbandingan persentase paparan data Proses
Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I dan
Siklus II………. 65
4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada
Proses Aktivitas Siswa Siklus I dan II………….. 67
4.9 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum
Tuntas Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II….. 69
4.10
Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil
Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I dan Siklus
II………. 69
4.11
Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru
Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus
III……… 76
xiii
III……… 81
4.13
Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada
Proses Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan
Siklus III………. 83
4.14
Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum
Tuntas Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III………. 85
4.15
Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil
Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I, Siklus II
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. LAMPIRAN DATA AWAL
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran ……….. 100
2. Tabel pengolahan nilai hasil belajar siswa ………… 102
3. Sampel soal hasil belajar siswa ………. 103
4. Catatan lapangan ………... 106
B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 108
6 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 113
7 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 114
8 Lembar observasi aktivitas siswa………... 118
9 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 120
10 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 121
11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 125
12 Catatan Lapangan……… 128
13 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus I..………. 129
C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 132
15 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 137
16 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 138
17 Lembar observasi aktivitas siswa………... 142
18 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 144
19 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 145
20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 149
21 Catatan Lapangan……… 152
22 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus II..………. 153
D. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 156
xv
25 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 162
26 Lembar observasi aktivitas siswa………... 166
27 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 168
28 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 169
29 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 173
30 Catatan Lapangan……… 176
31 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus III..………. 177
E. DATA WAWANCARA 32 Pedoman Wawancara Guru……….……… 180
33 Pedoman Wawancara Siswa………... 182
34 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Wawancara…. 184 F LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN (FORMAT ISIAN KOSONG) 35 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan ….. 186
36 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan ….. 187
37 Lembar observasi aktivitas siswa ………. 191
38 Tabel pengolahan nilai hasil belajar ………. 193
39 Lembar kerja siswa siklus I ……….. 194
40 Lembar kerja siswa siklus II ……… 196
41 Lembar kerja siswa siklus III ……….. 198
42 Lembar soal siklus I ………. 201
43 Lembar soal siklus II………. 202
44 Lembar soal siklus III..………. 203
45 Catatan lapangan ……….. 205
46 Lembar pedoman wawancara guru ………. 206
47 Lembar pedoman wawancara siswa ……… 207
xvi
49 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus
Daerah Sumedang……… 209
50 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri I Astana Perihal
Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas……….. 210
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam yang merupakan bagian dari mata pelajaran di tingkat
sekolah dasar mempunyai suatu bentuk karakteristik dalam memberikan
pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami konsep dasar materi
pembelajaran, khususnya dalam memahami segala bentuk alam semesta beserta
isinya, proses yang dilakukan dalam mengkaji materi ilmu pengetahuan alam
adalah dengan mencoba memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mencari
tahu dan berbuat sesuai dengan pemahaman yang akan dikembangkan pada materi
pembelajaran. Konsep dasar ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan kajian dari
Depdiknas (2004: 1) mengenai konsep dasar dari IPA adalah sebagai berikut
Ilmu pengetahuan alam menekankan kepada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa utnuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
ilmu pengetahuaan alam memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
dalam mengembangkan kemampuan atau potensi yang berada didalam dirinya
secara langsung dan ilmiah, hal ini didukung oleh adanya konsep penemuan dan
ujicoba dalam proses pembelajaran IPA sehingga siswa mendapatkan pemahaman
yang bermakna dari hasil pembelajaran.
Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang disajikan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa dalam menemukan pengalaman langsung
dan pemahaman ilmiah, dilakukan tidak hanya dengan kajian teoritis saja akan
tetapi dilakukan serangkaian proses ilmiah dimulai dari adanya pengamatan
sampai kepada penentuan kesimpulan hasil pengamatan. Hal ini berkaitan dengan
pendapat dari Sujana (2009: 92) bahwa
2
Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti : pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengajuan gagasan.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahamai bahwa proses
pembelajaran ilmu pengetahuan alam selain dilakukan sisi teoritis tetapi juga
dilakukan dengan adanya proses pengamatan yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan proses, salah satunya melalui pengamatan dan
penentuan kesimpulan berdasarkan data hasil ujicoba.
Keterampilan proses yang dikembangkan dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan alam merupakan salah satu fungsi dari mata pelajaran tersebut, hal
ini dikarenakan proses pengamatan adalah indikator dari peningkatan
keterampilan proses dan sikap ilmiah, hal ini sesuai dengan kajian dari Depdiknas
(2004: 2) bahwa “fungsi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan keterampilan proses dan mengembangkan sikap ilmiah”, berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu
pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung secara analisis dan ilmiah
untuk mendapatkan pemahaman pembelajaran.
Melihat pentingnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam pada tingkat
sekolah dasar maka dilakukan proses penelitian dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan alam di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon, materi yang di observasi adalah materi mengenai sifat benda cair. Dari
hasil observasi awal tersebut ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada
kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Adapun permasalahan yang didapat
dalam proses observasi awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kinerja Guru
a. Guru selama proses pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan interaksi dengan siswa lain dalam menemukan sifat
3
b. Guru dalam proses pembelajaran hanya memberikan penjelasan materi
pembelajaran secara verbal tanpa adanya proses pengalaman langsung serta
ujicoba dalam menemukan sifat benda cair.
c. Guru dalam proses pembelajaran tidak menerapkan proses pembelajaran
ilmiah, dengan adanya proses ujicoba dengan menggunakan benda atau alat
yang dapat digunakan sebagai bentuk pembuktian sifat benda cair.
d. Guru tidak mengembangkan proses pembelajaran yang mengarah kepada
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan ilmiah tetapi hanya
sebatas pemahaman verbal.
2. Aktivitas Siswa
a. Proses aktivitas siswa pada saat pembelajaran lebih terlihat pasif, hal ini
dikarenakan siswa tidak mendapatkan ruang dan kesempatan dalam
memahami materi pembelajaran melalui interaksi aktif dengan siswa lain.
b. Siswa hanya diam mendengarkan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak
mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami materi pembelajaran
sifat benda cair.
c. Siswa tidak mempunyai kesempatan dalam melakukan proses pembuktian
atau ujicoba dalam menemukan secara mandiri konsep dari sifat benda cair,
sehingga kemampuan siswa dalam proses pengamatan tidak tercapai.
d. Siswa tidak aktif, kreatif dan inovatif yang disebabkan karena proses
pembelajaran yang disajikan hanya bersifat verbal tanpa adanya proses ilmiah
dan berpikir kritis.
3. Hasil Belajar
Dari permasalahan yang terjadi pada kinerja guru dan aktivitas siswa, maka
mempengaruhi pula terhadap nilai hasil belajar siswa, pada data awal hasil belajar
siswa terdapat delapan orang siswa yang mencapai ketuntasan dengan persentase
ketuntasan 40%, dan untuk jumlah siswa yang belum tuntas adalah 12 orang siswa
dengan persentase 60%. Dari perolehan jumlah dan persentase ketuntasan yang
dicapai, maka perlu dilakukan penelitian sebagai bentuk perbaikan pembelajaran,
Untuk lebih jelasnya mengenai paparan data hasil belajar pada data awal maka
4
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Belajar Siswa
No Nama Siswa Jumlah skor Nilai Akhir KKM : 75
Berdasarkan uraian pada permasalahan yang terjadi pada observasi awal, baik
itu pada kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar, memiliki suatu
karakteristik permasalahan yang mengarah pada satu karakteristik permasalahan
yaitu tidak digunakannya suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi aktif dan melakukan pengamatan
sebagai bentuk proses pemahaman terhadap materi sifat benda cair secara mandiri
dan lebih bermakna.
Dari karakteristik permasalahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran,
maka dilakukan suatu proses analisis terhadap karakteristik permasalahan yang
mengacu kepada penggunaan metode pembelajaran, metode yang diajukan adalah
5
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara
kritis dalam memahami materi pembelajaran dan menentukan sendiri jawaban
atas permasalahan yang dikaji berdasarkan proses pengamatan. Hal ini berkaitan
dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu intisari bahwa
metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui
proses pengamatan dan analisis terhadap permasalahan yang disajikan, sehingga
siswa akan lebih mandiri dalam menentukan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan dalam rposes pembelajaran.
Selain digunakan sebagai bentuk metode pmeblajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metode
inkuiri juga berguna untuk memberikan pengetahuan baru kepada siswa yang
dapat dimungkinkan untuk diujicoba lebih lanjut dan lebih cermat oleh siwa
dalam pengamatan yang berkelanjutan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari
Wena (2011: 76) bahwa
Keunggulan dari metode inkuiri dikarenakan metode inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, di mana siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir metode ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan adanya penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam proses
pembelajaran maka dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan
pengamatan yang bersifat berkelanjutan yang dapat mendukung terhadap proses
pembelajaran aktif dan penemuan baru dalam proses pemahaman dan
6
Berdasarkan uraian pada permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi
awal dan juga uraian mengenai metode pembelajaran inkuiri beserta
keterkaitannya dengan materi sifat benda cair, maka diajukan judul penelitian
sebagai berikut
“Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Sifat Benda Cair di Kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan dan juga mengkaji
terhadap fokus penelitian, maka ditentukan rumusan masalah, adapun rumusan
masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di
kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?
b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di
kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?
c) Bagaimana aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan metode
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat
benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon?
d) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi sifat
benda cair dengan penerapan metode inkuiri di kelas IV SDN I Astana
Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan penerapan metode
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat
benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon,
7
memberikan peluang bagi siswa untuk belajar secara mandiri, sehingga tidak
hanya sebagai penerima pesan akan tetapi siswa akan berperan sebagai pencari
dari jawaban atas permasalahan secara mandiri, dengan proses ini maka dapat
mendukung terjadinya interaksi aktif dalam proses pembelajaran menentukan sifat
benda cair, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa
Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebgai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menmekan sendiri dari materi pembelajar itu sendiri.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
metode inkuiri dapat memberikan peluang bagi siswa untuk belajar mandiri dalam
memecahkan permasalahan atau memahami materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri menurut pendapat dari Sanjaya (2006: 200) adalah “orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut aplikasi pembelajarannya dilakukan dengan memberikan gambaran kasus
mengenai sifat benda cair dalam kehidupan sehari-hari, menentukan kalimat
pertanyaan sebagai bentuk dari rumusan masalah, mengumpulkan data melalui
proses ujicoba, menguji hipotesis melalui diskusi kelas dan ujicoba dan
merumuskan kesimpulan dengan menentukan kesimpulan dari hasil ujicoba dan
diskusi kelas.
Dalam proses penelitian ini memiliki target pencapaian, target proses pada
kinerja guru tahap perencanaan dalah 100% pencapaian indikator penilaian, target
proses pada kinerja guru tahap pelaksanaan 90% pencapaian indikator penilaian,
target proses akitivitas siswa 90% siswa pada tafsiran baik dan target hasil belajar
90% siswa tuntas.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri terdiri
dari tahap orientasi terhadap permasalahan yang akan dikaji, menentukan rumusan
masalah, mengumpulkan data dan menentukan jawaban akhir sebagai bentuk
kesimpulan hasil penelitian, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya
8
orientasi, merumusakan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri pada materi
menentukan sifat benda cair adalah sebagai berikut.
Tahap orientasi dimulai dengan pengenalan terhadap materi pembelajaran,
selanjutnya penentuan rumusan masalah yang akan dikaji dan dicari
pemecahannya dalam proses pengamatan menentukan sifat benda cair dengan
menggunakan kalimat tanya sebagai bentuk rumusan masalah, setelah rumusan
masalah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah proses penentuan hipotesis
yang dilakukan dengan menentukan jawaban sementara mengenai sifat benda cair.
Tahap berikutnya adalah pengambilan data dalam proses pengamatan atau
ujicoba, data-data yang didapatkan dalam pengamatan tersebut selanjutnya
dijadikan sebagai data dan fakta mengenai konsep materi sifat benda cair yang
akan digunakan sebagai bentuk penguatan hipotesis, dan hipotesis harus
diujicobakan secara publisitas untuk menentukan kesimpulan dari proses
pengamatan dan penemuan dalam metode inkuiri melalui diskusi kelas.
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian sebagai bentuk jawaban pengembangan rumusan masalah, adapun
tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV
SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penerapan metode
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat
benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan
9
materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati
Kabupaten Cirebon.
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi
sifat benda cair dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri di kelas IV
SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari proses penelitian dengan menerapkan metode inkuiri
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Mengembangkan kemampuan proses mengamati dan memahami unsur
konsep pengamatan.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis permasalahan
yang dikaji.
c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan eksplorasi kemampuan
yang dimilikinya melalui proses ujicoba.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam melakukan proses perbaikan dan
penelitian pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan konsep metode
pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran.
c. Menambah pengalaman bagi guru dalam proses penelitian.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi peningkatan
keprofesionalan tenaga pengajar.
b. Menambah pembendaharaan metode pembelajaran khususnya dalam mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam.
c. Menambah tingkat kemampuan tenaga pendidik dalam melakukan variasi
pembelajaran.
4. Manfaat Bagi Peneliti Lain
10
b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dan sumber bagi proses
penelitian yang memiliki karakteristik yang sama, yaitu dalam materi sifat
benda cair.
E. Batasan Istilah
1. Metode pembelajaran inkuiri adalah upaya mempersiapkan situasi bagi anak
didik untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.
Iskandar (Kartadinata, 2011: 113).
2. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam
bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati
dan Mudjiono, 2006: 200).
3. Benda Cair adalah salah satu bentuk dari zat yang mempunyai tingkat
kelenturan yang tinggi dan mempuanyai bentuk yang nampak, di mana
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang ditentukan dalam proses penelitian adalah SD Negeri I
Astana Kecamatan Gunung jati. Adapun alasan memilih SDN I Astana sebagai
lokasi penelitian adalah sebagai berikut.
a. Permasalahan yang terjadi dalam proses dan hasil belajar siswa berawal dari
siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga proses tindakan penelitian dan
penerapannya harus dilakukan pada siswa kelas IV SDN I Astana.
b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN I Astana, sehingga
akan lebih mudah dalam mengenali karakteristik lingkungan dan peserta
didik.
c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN I Astana untuk melakukan penelitian
yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan
juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN I Astana.
Adapun data guru dan siswa SD Negeri I Astana Kecamatan Gunung Jati
Kabupaten Cirebon adalah sebgai berikut.
Tabel 3.1
Data Kepala Sekolah dan Guru SDN I Astana
No Nama NIP Tugas Mengajar
1 Aan Maryamah, S.Pd 196001301978032001 Kepsek, Budi Pekerti (4-6A/B) 2 Sri Suharyati 195801011977042001 Guru kelas 3B
3 Samasi 195302181980111002 Guru PAI 4,5,6 A/B 4 Tati Nurhayati, S.Pd 196205101982042003 Guru kelas IV A 5 Eni Nuraeni, S.Pd 196307281983052003 Guru kelas V A 6 Hj. Aslinda AR. 195308281987032001 Guru kelas II A 7 Dra. Hartati 196612301988032012 Guru kelas V B 8 Lili Sutari, S.Pd.SD 196609081991032004 Guru kelas VI A 9 Duna Saduna, S.Pd 196111101983081004 Guru PAI Kelas 1,2,3 A/B 10 Sarjono, S.Pd 197001151999031007 Guru kelas VI B 11 Umimin, S.Pd.SD 196610182005012004 Guru kelas I A/B 12 Judianto 196901202008011004 Guru penjasorkes 1-6
13 Gugun Gumelar - Guru Kelas III A
14 Aisah - Guru kelas II B
15 Eka Ayu Setyaningsih - Guru B.Inggris dan SBK 4,5,6
27
Tabel 3.2
Jumlah Siswa SDN I Astana
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 IA 10 orang 9 orang 19 orang
Waktu penelitian direncanakan selama lima bulan, dimulai dari bulan Juli
sampai dengan bulan November 2013. Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan
dalam bentuk tabel waktu penelitian di bawah ini.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN I Astana. Adapun alasan
penentuan subjek penelitian tersebut dikarenakan awal mula permasalahan
pembelajaran berasal dari siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga perlu dilakukan
tindakan pada siswa tersebut, dan juga dilihat dari sisi fase perkembangan kognitif
siswa, maka siswa kelas IV sudah bisa untuk mendapatkan bentuk tindakan yang
berkaitan dengan adanya hal yang bersifat konkrit dalam memahami
pembelajaran, salah satunya dengan adanya penerapan metode pembelajaran.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.
28
langsung bersamaan dengan proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan
pengertian dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008: 3)
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa metode
penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang memberikan tindakan
perbaikan terhadap proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan bersamaan pada
saat proses pembelajaran dalam ruang lingkup kelas.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas
mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Adapun
tahapan desain tersebut menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart
(Wiriaatmadja, 2008: 66-67) adalah sebagai berikut
Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa desain penelitian
model spiral terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi terhadap hasil penelitian, untuk lebih jelasnya mengenai alur desain
29
Gambar 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66)
Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian
tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut.
a. Rencana (Plan)
Arikunto (2008: 17) menjelaskan bahwa. “Dalam tahap ini (perencanaan)
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan kelas tersebut dilakukan”.
Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa tahap perencanaan berkaitan dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh
penelitian untuk mempersiapkan proses penelitian, diawali dengan kajian
permasalahan apa yang akan dikaji dan dteliti sampai kepada bagaimana proses
dari pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan adanya penerapan tindakan
perbaikan dalam proses pembelajaran.
b. Tindakan (Act)
Pendapat dari Arikunto (2008: 18) tentang tahap kedua dari penelitian
30
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa dalam tahap
pelaksanaan tindakan, dilakukan dengan mengaplikasikan atau menerapkan
tindakan perbaikan yang telah ditentukan dan direncanakan dalam proses
pembelajaran secara nyata.
c. Observasi (Observe)
Pendapat Suhardjono (2008: 78) tentang tahap ketiga pada proses penelitian
tindakan kelas ini adalah
Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kajian tersebut, maka dapat dipahami bahwa tahap observasi
adalah suatu tahapan dalam penelitian untuk mengumpulkan dan mengoreksi data
yang didapatkan dalam proses penelitian. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
alat pengumpul data serta menentukan kriteria penilaian dari data yang dihasilkan
dalam proses penelitian sebagai bahan perbandingan.
d. Refleksi (Reflect)
Pendapat dari Suhardjono (2008: 80) tentang tahapan refleksi adalah sebagai
berikut
Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya
Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu pemahaman
bahwa dalam tahap refleksi dilakukan dengan mengkaji ulang permasalahan yang
terjadi dalam proses penelitian untuk ditentukan tindakan yang paling tepat dalam
31
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengacu kepada desain
yang digunakan, sehingga pada tahap penerapannya terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun uraiannya adalah
sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah perencanaan sebagai
berikut.
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada
kurikulum dan penerapan metode inkuiri.
b. Membuat LKS dengan menerapkan metode inkuiri dalam memahami sifat
sifat benda cair.
c. Menyediakan dan membuat media pembelajaran yang diperlukan dalam
proses penelitian untuk menetukan sifat benda cair.
d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen
pengumpul data proses dan pengumpul data hasil belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan metode inkuiri
dalam menentukan sifat benda cair. Adapun inti dari proses pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
Pada tahap orientasi siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu
menyimak contoh kasus yang diuraikan oleh guru mengenai konsep dari sifat
benda cair, dimulai dari adanya peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan air
menempati ruang, air mempunyai berat, air menngalir dari daerah tinggi ke daerah
rendah, air mempunyai tekanan, dan air dapat melarutkan benda padat. Tahap
perumusan masalah siswa dengan bimbingan guru menentukan konsep
permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan, yaitu
dengan menentukan kalimat tanya yang berkaitan dengan materi pembelajaran
sifat air. Pada tahap pengumpulan data siswa dengan bimbingan guru menentukan
konsep permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan,
32
pembelajaran sifat air. Pada tahap menguji hipotesis dilakukan dengan diskusi
kelas mengenai hasil pengamatan dan pada tahap terakhir yaitu menentukan
kesimpulan siswa dengan bimbingan guru menentukan kesimpulan atas beberapa
data dari hasil pengamatan dan diskusi kelas.
3. Tahap Observasi
Yang dilakukan pada tahap observasi adalah mengumpulkan data proses dan
hasil menggunakan alat penumpul data. Hal ini mengacu kepada pendapat dari
Mulyasa (2009: 71) bahwa “Observasi mencakup prosedur perekaman data
tentang proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau
instrumen yang telah disiapkan perlu diungkap”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan dan
pengolahan data proses dan data hasil belajar, data tersebut akan digunakan
sebagai data pembanding akan pelaksanaan tindakan perbaikan yaitu dengan
metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk menentukan sifat
benda cair.
4. Tahapan Analisis dan Refleksi
a. Tahap Analisis
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 151) pada tahap kajian analisis
adalah sebagai berikut.
1) Kode atau coding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.
2) Catatan reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.
3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.
4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini proses analisis data yang
33
tindakan perbaikan dilakukan dengan pemfokusan terhadap permasalahan yang
terjadi dalam proses penelitian.
b. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah tahapan penentuan tindakan perbaikan terhadap hasil
analisis permasalahan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Mulyasa (2009: 71)
bahwa
Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa dalam tahap refleksi dilakukan pengkajian permasalahan dari hasil analisis
yang untuk selanjutnya ditentukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan dari
hasil analisis.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Tes
Tes merupakan salah satu dari instrumen yang dignakan dalam proses
penelitian yang ditujukan kepada siswa sebagai bentuk pemantauan terhadap
tingkat pemahaman. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Arikunto (2008: 32)
bahwa. “Tes adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada dan
tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa tes digunakan
dalam proses penelitian untuk mengumpulkan data hasil belajar, selain itu tes juga
digunakan sebagai bentuk dari pemantauan terhadap ada atau tidaknya hasil
34
2. Pedoman Wawancara
Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara
merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data
atau subjek penelitian secara langsung”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini pedoman wawancara
digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif dari narasumber yaitu guru dan
siswa dalam mencari data perbandingan mengenai proses dan hasil dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan.
3. Pedoman Observasi
Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi
adalah instrumen yang digunakan untuk mengadakan pengamatan terhadap
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun
di luar kelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa pedoman
observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses, baik itu dari kinerja guru
pada tahap perencanaan, kinerja guru tahap pelaksanaan dan juga aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
memfokuskan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, hal ini
sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja (2005: 125) yang mengemukakan
bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas,
iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa
lainnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan
merupakan instrumen penelitian yang berfungsi untuk mengetahui situasi kelas
dan proses pembelajaran dengan mencatat bagian penting dalam proses
35
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam proses penelitian terdiri dari
dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik
pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Teknik Pengolahan Data Proses
Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses
kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan
aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru
1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan
Skor Ideal = 12
Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian
Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian
Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian
Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12
Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8
Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4
Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal
2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan
Skor Ideal = 14 x 3 = 42
Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian
Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian
Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian
Baik (B) : Jika skor yang didapat 31-42
Cukup (C) : Jika skor yang didapat 15-30
Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-14
36
3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa
Deskriptor Penilaian :
a. Aspek partisipasi siswa selama proses pengamatan
1. Siswa membantu dalam menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
proses pengamatan.
2. Siswa melakukan interaksi secara aktif dalam proses pengamatan untuk
menentukan hasil dari proses percobaan.
3. Siswa memberikan bantuan penjelasan kepada siswa lain yang masih belum
mengerti mengenai hasil proses percobaan.
b. Aspek komunikasi siswa dalam menentukan hasil pengamatan
1. Siswa melakukan interaksi dengan siswa yang berada dalam kelompok
belajar secara aktif untuk menentukan proses percobaan.
2. Siswa mengajak diskusi teman lain dalam melakukan analisis dan penentuan
hasil ujicoba.
3. Siswa mampu untuk memberikan uraian jawaban sebagai bentuk
pertangungjawaban dari hasil pengamatan.
Setiap aspek penilaian mempunyai skor :
3 apabila terdapat 3 indikator penilaian;
2 apabila terdapat 2 indikator penilaian;
1 apabila terdapat 1 indikator penilaian;
Tafsiran Baik (B) apabila jumlah skor : 5-6
Tafsiran Cukup (C) apabila jumlah skor : 3-4
Tafsiran Kurang (K) apabila jumlah skor : 1-2
Skor ideal : 6
Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar
Deskriptor Penilaian :
Soal mempunyai skor 5 apabila terdapat 5 jawaban benar, skor 4 apabila terdapat
37
2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar, dan skor 0 apabila tidak
ada jawaban benar atau tidak terdapat jawaban.
Skor Ideal : 5
Nilai akhir : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal
Persentase : Jumlah siswa yang di dapat x 100 % Jumlah siswa keseluruhan
3. Teknik Pengolahan Data Wawancara
Teknik pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara dan pedoman wawancara. Data yang dikumpulkan berupa data
deskriptif berdasarkan hasil penguraian hasil wawancara, pertanyaan yang
diajukan dalam proses wawancara merupakan unsur pengumpul data dan uraian
jawaban dari narasumber merupakan data hasil wawancara, data hasil wawancara
tersebut dibandingkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam proses
penelitian dan pembelajaran, sehingga dengan hal ini dapat ditentukan data
ketercapaian dari proses penelitian.
G. Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk
kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja. 2008: 168-171), yaitu sebagai berikut.
1. Member Check
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 168)
Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang
diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditentukan kesimpulan bahwa
dalam kegiatan member check dapat dilakukan dengan proses wawancara antara
guru dan siswa untuk menentukan validasi data yang telah peneliti dapatkan
38
2. Triangulasi
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 169) “Triangulasi yaitu
memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan
terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa triangulasi
dilakukan dengan membandingkan data yang terdapat di dalam proses penelitian
dan instrumen pengumpul data, dengan mitra peneliti, sehingga akan terjadi
proses perbandingan kesesuiaan data pada setiap unsur pengumpul data.
3. Audit Trail
Menurut pendapat dariWiriaatmadja (2008: 170) “Audit trail yaitu mengecek
kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan
dengan pembimbing”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka beberapa data yang dihasilkan dalam
proses penelitian dilakukan konfirmasi ulang terhadap pembimbing sebagai
bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut
adalah Drs H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd dan Regina Lichteria P., M.PFis.
4. Expert Opinion
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 171) “Expert opinion yaitu
pengecekan terakhir terhadap kasahihan temuan peneliti kepada pakar
professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada dosen.
Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu
pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang
sesuai dengan bidang dan proses penelitian, di antaranya ahli dalam bidang IPA,
bidang pendidikan dan juga bidang penelitian. Adapun dosen yang ditunjuk
sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Drs. Dede Tatang S. M.Pd dan Regina
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penerapan metode inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan sifat benda cair di
kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, maka dapat
diambil suatu kesimpulan sebagai berikut
1. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang ditentukan berdasarkan penerapan langkah-langkah
metode inkuiri untuk menentukan sifat benda cair. Tahapan berikutnya adalah
membuat LKS yang disesuaikan dengan proses pengamatan terhadap penentuan
sifat benda cair, menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pengamatan dan membuat alat evaluasi pembelajaran dalam bentuk soal isian
yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.
Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III
jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar
100% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III
target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.
2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode
eksperimen pada materi menentukan faktor yang mempengaruhi gaya. Adapun
proses pembelajarannya diawali dengan tahap pertama yaitu orientasi yaitu
dengan memberikan pemahaman awal kepada siswa mengenai sifat benda cair
yang sering siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap kedua yaitu
merumuskan masalah, dilakukan dengan menentukan bahan kajian dalam bentuk
kalimat tanya. Tahap ketiga yaitu menentukan hipotesis, dilakukan dengan
menentukan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Tahap ke empat yaitu
mengumpulkan data penguat hipotesis, dilakukan dengan melakukan pengamatan
95
terhadap media pembelajaran untuk menentukan sifat benda cair. Tahap kelima
yaitu menguji hipotesis, dilakukan dengan menjelaskan hasil kerja kelompok
mengenai sifat benda cair dalam diskusi kelas, dan tahap keenam yaitu
menentukan kesimpulan, dilakukan dengan menentukan kesimpulan akhir
mengenai sifta benda cair berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelas. Dari
adanya penerapan metode inkuiri tersebut maka kinerja guru dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan khususnya dalam melakukan variasi
pembelajaran dan menyajikan pembelajaran yang lebih efektif dan menunjang
terhadap kreatifitas siswa. Proses ini dilakukan untuk memberikan pemahaman
kepada siswa mengenai sifat benda cair. Data yang dihasilkan pada siklus I 78%
pencapaian indikator penilaian, siklus II 92% pencapaian indikator penilaian dan
siklus III 98% pencapaian indikator penilaian, target telah tercapai dan penelitian
diberhentikan pada siklus III.
3. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat partisipasi siswa pada proses
pengamatan dan komunikasi siswa pada proses pengamatan, dari aktivitas siswa
tersebut maka tingkat kreativitas dan keaktifan siswa pada proses pembelajaran
lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan tindakan
yang lebih bersifat pasif.
Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% siswa dengan
tafsiran baik, siklus II 85% tafsiran baik dan pada siklus III 95% tafsiran baik, dan
untuk aktivitas siswa telah mencapai target yang ditentukan yaitu 90% siswa
dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap
pelaksanaan, maka penelitian diberhentikan pada siklus III.
4. Peningkatan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan perolehan
nilai hasil belajar pada data awal maupun pada setiap pelaksanaan siklus, yaitu
siswa mampu untuk menuliskan sifat benda cair dengan benar, dari peningkatan
hasil belajar siswa ini dapat membuktikan bahwa pemahaman siswa mengenai
sifat benda cair meningkat. Data yang dihasilkan pada siklus I 70% siswa tuntas,
96
dan penelitian diberhentikan pada siklus III. peningkatan dari data awal ke siklus I
30%, siklus I ke siklus II 15%, siklus II ke siklus III 10%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,maka ada beberapa saran yang
dapat disampaikan dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Bagi Guru Sekolah Dasar
a. Guru dalam memberikan proses pembelajaran hendaknya menyajikan konsep
pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga pemahaman
yang dimiliki oleh siswa lebih bermakna, artinya pemahaman yang dimiliki
oleh siswa lebih bertahan lama dan dapat digunakan oleh siswa pada konsep
permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru dalam proses pembelajaran sebaiknya menempatkan dirinya tidak
sebagai pusat pembelajaran akan tetapi lebih menempatkan dirinya sebagai
fasilitator bagi siswa untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam
memahamai materi pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya lebih berperan aktif.
b. Dalam proses pengamatan, siswa hendaknya lebih tetiti dan bersikap hati-hati
untuk menggunakan media pembelajaran sehingga proses pengamatan
berjalan dengan baik dan aman.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Dalam melakukan proses penelitian pembelajaran peneliti hendaknya terlebih
dahulu menentukan karakteristik permasalahan selanjutnya menentukan
tindakan perbaikan yang perlu disesuaikan dengan keberadaan sarana dan
prasarana pendukung di sekolah masing-masing.
b. Setelah proses pembelajaran sebaiknya peneliti tidak hanya menghentikan
penelitian pada saat itu juga akan tetapi dilakukan pembiasaan penerapan
tindkan dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam proses
97
4. Bagi Lembaga UPI
Konsep dasar dan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai
bentuk data perbandingan untuk mengembangkan konsep perkuliahan yang
98
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta. Erlangga.
Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2008). Kurikulum tingkat Satuan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Dirdjosumarto, Sudjojo. (1996). Materi Pokok Pendidikan IPA 2. Jakarta.Universitas Terbuka.
Panitia Sertifikasi Guru. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI.
Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press.
Maryati et al. (2004). SAINS 4 Mengamati Alam Semesta Untuk SD Kelas 4.
Bandung.Sinergi Pustaka Indonesia.
Maulana. (2009). Pembelajaran Matematika yang Konstruktif di Sekolah Dasar.
Dalam “Model Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung.Universitas
Pendidikan Indonesia. UPI Press.
Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Oktafia, Tina. (2010). Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan struktur batang dengan fungsinya di kelas IV SDN Citimun I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.
99
Purnomo.a(2009).aJenis-jenis bentuk Zat. [Online].
http//wordpers.com.//2009/03/11/ pengertian_benda_cair. [29 september
2013].
Rianti, Lusiana . (2009). Karakteristik Zat PAdat, Zat Cair dan Zat Gas .
[Online].http//sainsjendela.com.//2009/10/02/ pengertian_benda_cair. [21 Juli 2013].
Rusdianto.a(2011).aAnalisis Pembelajaran dan kajiannya.
[Online].http//ilmumutakhir.com.//2011/01/07/ hasil_belajar. [06 Januari 2014].
Sanjaya, Wina. (2006). Model pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.
Sujana,Atep.a(2009).Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. dalam “Model
Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia Kampus Sumedang. UPI Press.
Suparina, Nuraeni. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.
Wahyana. (1999). Pendidikan IPA 4. Jakarta. Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya.a(2008).aPenelitian Tindakan
Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.
Wena, Made. (2011). Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. PT Bumi Aksara.