• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

AISAH 1007407

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

Oleh Aisah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aisah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

AISAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

(ttd)

Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd NIP : 19570325 198503 1 005

Pembimbing II

(ttd)

REGINA LICHTERIA P, M.PFis NIP : 19780123 200912 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang

(ttd)

(4)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………

LEMBAR PERNYATAAN……….… i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….…. v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL………..….... x

DAFTAR GAMBAR……….…... xi

DAFTAR DIAGRAM ……….………… xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah……… 6

1. Perumusan Masalah……… 6

2. Pemecahan Masalah.……….. 6

C. Tujuan penelitian ……… 8

D. Manfaat penelitian……….. 9

E. Batasan Istilah ……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 11

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam…………..……… 11

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……….. 11

2. Tujuan pembelajaran IPA di SD ………... 12

3. Fungsi pembelajaran IPA di SD ……….………... 14

4. Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD ………... 15

B. Teori belajar yang mendukung metode inkuiri….. 16

1. Teori belajar Jean Piaget ……… 16

2. Teori belajar penemuan ………..……... 16

(5)

vii

2. Desain penelitian……… 28

D. Prosedur penelitian………. 31

1. Tahap perencanaan………. 31

2. Pedoman wawancara……….. 32

3. Pedoman observasi………. 34

4. Catatan lapangan……… 34

F. Teknik pengolahan data……… 35

(6)

viii

2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 36

3. Teknik pengolahan data wawancara……… 37

G. Validasi data………. 37

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN……….. 39

A. Paparan Data Awal……….. 39

B. Paparan Data Tindakan……….. 42

1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 42

a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 42

b. Paparan data proses siklus I……… 45

c. Paparan data hasil siklus I……….. 52

d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 53

2. Paparan data Tindakan siklus II………... 57

a. Paparan data perencanaan siklus II………. 57

b. Paparan data proses siklus II………... 61

c. Paparan data hasil siklus II………. 67

d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70

3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73

e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73

f. Paparan data proses siklus III………. 77

g. Paparan data hasil siklus III……… 83

h. Analisis dan refleksi siklus III……… 86

C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 88

1. Paparan pendapat siswa……….. 88

2. Paparan pendapat guru………. 89

D. Pembahasan 90 1. Perencanaan ……….. 90

2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ……… 91

3. Aktivitas siswa ………. 91

(7)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 94

A. Kesimpulan……….... 94

B. Saran ………. 96

DAFTAR PUSTAKA………... 98

LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 100

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data awal hasil belajar siswa ….……….. 4

3.1 Data kepala sekolah dan guru SDN I Astana …….. 26

3.2 Jumlah siswa SDN I Astana ………. 27

4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ……… 41

4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus I……… 45

4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus I……… 49

4.4 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus I……. 50

4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 52

4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 56

4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap

Perencanaan siklus II……… 60

4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus II……… 64

4.9 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus II…… 66

4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68

4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72

4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus III……….. 76

4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus III………. 80

4.14 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus III….. 82

4.15 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus III……… 84

4.16 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus III…………. 88

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

xii

4.3 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktivitas Siswa Siklus I………. 51

4.4 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum

Tuntas Pada Data Awal Dengan Siklus I ……….. 53

4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…….. 53

4.6

Perbandingan persentase paparan data Proses

Kinerja Guru Tahap Perencanaan siklus I dan

Siklus II………. 60

4.7

Perbandingan persentase paparan data Proses

Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I dan

Siklus II………. 65

4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktivitas Siswa Siklus I dan II………….. 67

4.9 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum

Tuntas Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II….. 69

4.10

Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I dan Siklus

II………. 69

4.11

Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru

Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 76

(11)

xiii

III……… 81

4.13

Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 83

4.14

Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum

Tuntas Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 85

4.15

Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I, Siklus II

(12)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. LAMPIRAN DATA AWAL

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran ……….. 100

2. Tabel pengolahan nilai hasil belajar siswa ………… 102

3. Sampel soal hasil belajar siswa ………. 103

4. Catatan lapangan ………... 106

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 108

6 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 113

7 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 114

8 Lembar observasi aktivitas siswa………... 118

9 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 120

10 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 121

11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 125

12 Catatan Lapangan……… 128

13 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus I..………. 129

C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 132

15 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 137

16 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 138

17 Lembar observasi aktivitas siswa………... 142

18 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 144

19 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 145

20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 149

21 Catatan Lapangan……… 152

22 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus II..………. 153

D. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 156

(13)

xv

25 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 162

26 Lembar observasi aktivitas siswa………... 166

27 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 168

28 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 169

29 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 173

30 Catatan Lapangan……… 176

31 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus III..………. 177

E. DATA WAWANCARA 32 Pedoman Wawancara Guru……….……… 180

33 Pedoman Wawancara Siswa………... 182

34 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Wawancara…. 184 F LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN (FORMAT ISIAN KOSONG) 35 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan ….. 186

36 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan ….. 187

37 Lembar observasi aktivitas siswa ………. 191

38 Tabel pengolahan nilai hasil belajar ………. 193

39 Lembar kerja siswa siklus I ……….. 194

40 Lembar kerja siswa siklus II ……… 196

41 Lembar kerja siswa siklus III ……….. 198

42 Lembar soal siklus I ………. 201

43 Lembar soal siklus II………. 202

44 Lembar soal siklus III..………. 203

45 Catatan lapangan ……….. 205

46 Lembar pedoman wawancara guru ………. 206

47 Lembar pedoman wawancara siswa ……… 207

(14)

xvi

49 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus

Daerah Sumedang……… 209

50 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri I Astana Perihal

Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas……….. 210

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam yang merupakan bagian dari mata pelajaran di tingkat

sekolah dasar mempunyai suatu bentuk karakteristik dalam memberikan

pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami konsep dasar materi

pembelajaran, khususnya dalam memahami segala bentuk alam semesta beserta

isinya, proses yang dilakukan dalam mengkaji materi ilmu pengetahuan alam

adalah dengan mencoba memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mencari

tahu dan berbuat sesuai dengan pemahaman yang akan dikembangkan pada materi

pembelajaran. Konsep dasar ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan kajian dari

Depdiknas (2004: 1) mengenai konsep dasar dari IPA adalah sebagai berikut

Ilmu pengetahuan alam menekankan kepada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa utnuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

ilmu pengetahuaan alam memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk

dalam mengembangkan kemampuan atau potensi yang berada didalam dirinya

secara langsung dan ilmiah, hal ini didukung oleh adanya konsep penemuan dan

ujicoba dalam proses pembelajaran IPA sehingga siswa mendapatkan pemahaman

yang bermakna dari hasil pembelajaran.

Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang disajikan untuk

memberikan kesempatan kepada siswa dalam menemukan pengalaman langsung

dan pemahaman ilmiah, dilakukan tidak hanya dengan kajian teoritis saja akan

tetapi dilakukan serangkaian proses ilmiah dimulai dari adanya pengamatan

sampai kepada penentuan kesimpulan hasil pengamatan. Hal ini berkaitan dengan

pendapat dari Sujana (2009: 92) bahwa

(16)

2

Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti : pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengajuan gagasan.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahamai bahwa proses

pembelajaran ilmu pengetahuan alam selain dilakukan sisi teoritis tetapi juga

dilakukan dengan adanya proses pengamatan yang dapat membantu siswa untuk

meningkatkan keterampilan proses, salah satunya melalui pengamatan dan

penentuan kesimpulan berdasarkan data hasil ujicoba.

Keterampilan proses yang dikembangkan dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan alam merupakan salah satu fungsi dari mata pelajaran tersebut, hal

ini dikarenakan proses pengamatan adalah indikator dari peningkatan

keterampilan proses dan sikap ilmiah, hal ini sesuai dengan kajian dari Depdiknas

(2004: 2) bahwa “fungsi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan keterampilan proses dan mengembangkan sikap ilmiah”, berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu

pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung secara analisis dan ilmiah

untuk mendapatkan pemahaman pembelajaran.

Melihat pentingnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam pada tingkat

sekolah dasar maka dilakukan proses penelitian dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan alam di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon, materi yang di observasi adalah materi mengenai sifat benda cair. Dari

hasil observasi awal tersebut ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada

kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Adapun permasalahan yang didapat

dalam proses observasi awal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kinerja Guru

a. Guru selama proses pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan interaksi dengan siswa lain dalam menemukan sifat

(17)

3

b. Guru dalam proses pembelajaran hanya memberikan penjelasan materi

pembelajaran secara verbal tanpa adanya proses pengalaman langsung serta

ujicoba dalam menemukan sifat benda cair.

c. Guru dalam proses pembelajaran tidak menerapkan proses pembelajaran

ilmiah, dengan adanya proses ujicoba dengan menggunakan benda atau alat

yang dapat digunakan sebagai bentuk pembuktian sifat benda cair.

d. Guru tidak mengembangkan proses pembelajaran yang mengarah kepada

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan ilmiah tetapi hanya

sebatas pemahaman verbal.

2. Aktivitas Siswa

a. Proses aktivitas siswa pada saat pembelajaran lebih terlihat pasif, hal ini

dikarenakan siswa tidak mendapatkan ruang dan kesempatan dalam

memahami materi pembelajaran melalui interaksi aktif dengan siswa lain.

b. Siswa hanya diam mendengarkan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak

mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami materi pembelajaran

sifat benda cair.

c. Siswa tidak mempunyai kesempatan dalam melakukan proses pembuktian

atau ujicoba dalam menemukan secara mandiri konsep dari sifat benda cair,

sehingga kemampuan siswa dalam proses pengamatan tidak tercapai.

d. Siswa tidak aktif, kreatif dan inovatif yang disebabkan karena proses

pembelajaran yang disajikan hanya bersifat verbal tanpa adanya proses ilmiah

dan berpikir kritis.

3. Hasil Belajar

Dari permasalahan yang terjadi pada kinerja guru dan aktivitas siswa, maka

mempengaruhi pula terhadap nilai hasil belajar siswa, pada data awal hasil belajar

siswa terdapat delapan orang siswa yang mencapai ketuntasan dengan persentase

ketuntasan 40%, dan untuk jumlah siswa yang belum tuntas adalah 12 orang siswa

dengan persentase 60%. Dari perolehan jumlah dan persentase ketuntasan yang

dicapai, maka perlu dilakukan penelitian sebagai bentuk perbaikan pembelajaran,

Untuk lebih jelasnya mengenai paparan data hasil belajar pada data awal maka

(18)

4

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Jumlah skor Nilai Akhir KKM : 75

Berdasarkan uraian pada permasalahan yang terjadi pada observasi awal, baik

itu pada kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar, memiliki suatu

karakteristik permasalahan yang mengarah pada satu karakteristik permasalahan

yaitu tidak digunakannya suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi aktif dan melakukan pengamatan

sebagai bentuk proses pemahaman terhadap materi sifat benda cair secara mandiri

dan lebih bermakna.

Dari karakteristik permasalahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran,

maka dilakukan suatu proses analisis terhadap karakteristik permasalahan yang

mengacu kepada penggunaan metode pembelajaran, metode yang diajukan adalah

(19)

5

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara

kritis dalam memahami materi pembelajaran dan menentukan sendiri jawaban

atas permasalahan yang dikaji berdasarkan proses pengamatan. Hal ini berkaitan

dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa

Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu intisari bahwa

metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui

proses pengamatan dan analisis terhadap permasalahan yang disajikan, sehingga

siswa akan lebih mandiri dalam menentukan jawaban atas pertanyaan yang

diberikan dalam rposes pembelajaran.

Selain digunakan sebagai bentuk metode pmeblajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metode

inkuiri juga berguna untuk memberikan pengetahuan baru kepada siswa yang

dapat dimungkinkan untuk diujicoba lebih lanjut dan lebih cermat oleh siwa

dalam pengamatan yang berkelanjutan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari

Wena (2011: 76) bahwa

Keunggulan dari metode inkuiri dikarenakan metode inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, di mana siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir metode ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

dengan adanya penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam proses

pembelajaran maka dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan

pengamatan yang bersifat berkelanjutan yang dapat mendukung terhadap proses

pembelajaran aktif dan penemuan baru dalam proses pemahaman dan

(20)

6

Berdasarkan uraian pada permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi

awal dan juga uraian mengenai metode pembelajaran inkuiri beserta

keterkaitannya dengan materi sifat benda cair, maka diajukan judul penelitian

sebagai berikut

“Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Sifat Benda Cair di Kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan dan juga mengkaji

terhadap fokus penelitian, maka ditentukan rumusan masalah, adapun rumusan

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran

inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di

kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran

inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di

kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

c) Bagaimana aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan metode

pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat

benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon?

d) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi sifat

benda cair dengan penerapan metode inkuiri di kelas IV SDN I Astana

Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

2. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan penerapan metode

pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat

benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon,

(21)

7

memberikan peluang bagi siswa untuk belajar secara mandiri, sehingga tidak

hanya sebagai penerima pesan akan tetapi siswa akan berperan sebagai pencari

dari jawaban atas permasalahan secara mandiri, dengan proses ini maka dapat

mendukung terjadinya interaksi aktif dalam proses pembelajaran menentukan sifat

benda cair, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa

Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebgai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menmekan sendiri dari materi pembelajar itu sendiri.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

metode inkuiri dapat memberikan peluang bagi siswa untuk belajar mandiri dalam

memecahkan permasalahan atau memahami materi pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri menurut pendapat dari Sanjaya (2006: 200) adalah “orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut aplikasi pembelajarannya dilakukan dengan memberikan gambaran kasus

mengenai sifat benda cair dalam kehidupan sehari-hari, menentukan kalimat

pertanyaan sebagai bentuk dari rumusan masalah, mengumpulkan data melalui

proses ujicoba, menguji hipotesis melalui diskusi kelas dan ujicoba dan

merumuskan kesimpulan dengan menentukan kesimpulan dari hasil ujicoba dan

diskusi kelas.

Dalam proses penelitian ini memiliki target pencapaian, target proses pada

kinerja guru tahap perencanaan dalah 100% pencapaian indikator penilaian, target

proses pada kinerja guru tahap pelaksanaan 90% pencapaian indikator penilaian,

target proses akitivitas siswa 90% siswa pada tafsiran baik dan target hasil belajar

90% siswa tuntas.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri terdiri

dari tahap orientasi terhadap permasalahan yang akan dikaji, menentukan rumusan

masalah, mengumpulkan data dan menentukan jawaban akhir sebagai bentuk

kesimpulan hasil penelitian, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya

(22)

8

orientasi, merumusakan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri pada materi

menentukan sifat benda cair adalah sebagai berikut.

Tahap orientasi dimulai dengan pengenalan terhadap materi pembelajaran,

selanjutnya penentuan rumusan masalah yang akan dikaji dan dicari

pemecahannya dalam proses pengamatan menentukan sifat benda cair dengan

menggunakan kalimat tanya sebagai bentuk rumusan masalah, setelah rumusan

masalah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah proses penentuan hipotesis

yang dilakukan dengan menentukan jawaban sementara mengenai sifat benda cair.

Tahap berikutnya adalah pengambilan data dalam proses pengamatan atau

ujicoba, data-data yang didapatkan dalam pengamatan tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai data dan fakta mengenai konsep materi sifat benda cair yang

akan digunakan sebagai bentuk penguatan hipotesis, dan hipotesis harus

diujicobakan secara publisitas untuk menentukan kesimpulan dari proses

pengamatan dan penemuan dalam metode inkuiri melalui diskusi kelas.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka dapat ditentukan tujuan

penelitian sebagai bentuk jawaban pengembangan rumusan masalah, adapun

tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV

SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penerapan metode

pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat

benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan

(23)

9

materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati

Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi

sifat benda cair dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri di kelas IV

SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari proses penelitian dengan menerapkan metode inkuiri

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Mengembangkan kemampuan proses mengamati dan memahami unsur

konsep pengamatan.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis permasalahan

yang dikaji.

c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan eksplorasi kemampuan

yang dimilikinya melalui proses ujicoba.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Mengembangkan kemampuan guru dalam melakukan proses perbaikan dan

penelitian pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan konsep metode

pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran.

c. Menambah pengalaman bagi guru dalam proses penelitian.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi peningkatan

keprofesionalan tenaga pengajar.

b. Menambah pembendaharaan metode pembelajaran khususnya dalam mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Menambah tingkat kemampuan tenaga pendidik dalam melakukan variasi

pembelajaran.

4. Manfaat Bagi Peneliti Lain

(24)

10

b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dan sumber bagi proses

penelitian yang memiliki karakteristik yang sama, yaitu dalam materi sifat

benda cair.

E. Batasan Istilah

1. Metode pembelajaran inkuiri adalah upaya mempersiapkan situasi bagi anak

didik untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.

Iskandar (Kartadinata, 2011: 113).

2. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam

bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati

dan Mudjiono, 2006: 200).

3. Benda Cair adalah salah satu bentuk dari zat yang mempunyai tingkat

kelenturan yang tinggi dan mempuanyai bentuk yang nampak, di mana

(25)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditentukan dalam proses penelitian adalah SD Negeri I

Astana Kecamatan Gunung jati. Adapun alasan memilih SDN I Astana sebagai

lokasi penelitian adalah sebagai berikut.

a. Permasalahan yang terjadi dalam proses dan hasil belajar siswa berawal dari

siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga proses tindakan penelitian dan

penerapannya harus dilakukan pada siswa kelas IV SDN I Astana.

b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN I Astana, sehingga

akan lebih mudah dalam mengenali karakteristik lingkungan dan peserta

didik.

c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN I Astana untuk melakukan penelitian

yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan

juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN I Astana.

Adapun data guru dan siswa SD Negeri I Astana Kecamatan Gunung Jati

Kabupaten Cirebon adalah sebgai berikut.

Tabel 3.1

Data Kepala Sekolah dan Guru SDN I Astana

No Nama NIP Tugas Mengajar

1 Aan Maryamah, S.Pd 196001301978032001 Kepsek, Budi Pekerti (4-6A/B) 2 Sri Suharyati 195801011977042001 Guru kelas 3B

3 Samasi 195302181980111002 Guru PAI 4,5,6 A/B 4 Tati Nurhayati, S.Pd 196205101982042003 Guru kelas IV A 5 Eni Nuraeni, S.Pd 196307281983052003 Guru kelas V A 6 Hj. Aslinda AR. 195308281987032001 Guru kelas II A 7 Dra. Hartati 196612301988032012 Guru kelas V B 8 Lili Sutari, S.Pd.SD 196609081991032004 Guru kelas VI A 9 Duna Saduna, S.Pd 196111101983081004 Guru PAI Kelas 1,2,3 A/B 10 Sarjono, S.Pd 197001151999031007 Guru kelas VI B 11 Umimin, S.Pd.SD 196610182005012004 Guru kelas I A/B 12 Judianto 196901202008011004 Guru penjasorkes 1-6

13 Gugun Gumelar - Guru Kelas III A

14 Aisah - Guru kelas II B

15 Eka Ayu Setyaningsih - Guru B.Inggris dan SBK 4,5,6

(26)

27

Tabel 3.2

Jumlah Siswa SDN I Astana

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 IA 10 orang 9 orang 19 orang

Waktu penelitian direncanakan selama lima bulan, dimulai dari bulan Juli

sampai dengan bulan November 2013. Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan

dalam bentuk tabel waktu penelitian di bawah ini.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN I Astana. Adapun alasan

penentuan subjek penelitian tersebut dikarenakan awal mula permasalahan

pembelajaran berasal dari siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga perlu dilakukan

tindakan pada siswa tersebut, dan juga dilihat dari sisi fase perkembangan kognitif

siswa, maka siswa kelas IV sudah bisa untuk mendapatkan bentuk tindakan yang

berkaitan dengan adanya hal yang bersifat konkrit dalam memahami

pembelajaran, salah satunya dengan adanya penerapan metode pembelajaran.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.

(27)

28

langsung bersamaan dengan proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan

pengertian dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008: 3)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa metode

penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang memberikan tindakan

perbaikan terhadap proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan bersamaan pada

saat proses pembelajaran dalam ruang lingkup kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas

mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Adapun

tahapan desain tersebut menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart

(Wiriaatmadja, 2008: 66-67) adalah sebagai berikut

Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa desain penelitian

model spiral terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan refleksi terhadap hasil penelitian, untuk lebih jelasnya mengenai alur desain

(28)

29

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66)

Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian

tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut.

a. Rencana (Plan)

Arikunto (2008: 17) menjelaskan bahwa. “Dalam tahap ini (perencanaan)

peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan

bagaimana tindakan kelas tersebut dilakukan”.

Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa tahap perencanaan berkaitan dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh

penelitian untuk mempersiapkan proses penelitian, diawali dengan kajian

permasalahan apa yang akan dikaji dan dteliti sampai kepada bagaimana proses

dari pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan adanya penerapan tindakan

perbaikan dalam proses pembelajaran.

b. Tindakan (Act)

Pendapat dari Arikunto (2008: 18) tentang tahap kedua dari penelitian

(29)

30

pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan di kelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa dalam tahap

pelaksanaan tindakan, dilakukan dengan mengaplikasikan atau menerapkan

tindakan perbaikan yang telah ditentukan dan direncanakan dalam proses

pembelajaran secara nyata.

c. Observasi (Observe)

Pendapat Suhardjono (2008: 78) tentang tahap ketiga pada proses penelitian

tindakan kelas ini adalah

Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kajian tersebut, maka dapat dipahami bahwa tahap observasi

adalah suatu tahapan dalam penelitian untuk mengumpulkan dan mengoreksi data

yang didapatkan dalam proses penelitian. Hal ini dilakukan dengan menggunakan

alat pengumpul data serta menentukan kriteria penilaian dari data yang dihasilkan

dalam proses penelitian sebagai bahan perbandingan.

d. Refleksi (Reflect)

Pendapat dari Suhardjono (2008: 80) tentang tahapan refleksi adalah sebagai

berikut

Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu pemahaman

bahwa dalam tahap refleksi dilakukan dengan mengkaji ulang permasalahan yang

terjadi dalam proses penelitian untuk ditentukan tindakan yang paling tepat dalam

(30)

31

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengacu kepada desain

yang digunakan, sehingga pada tahap penerapannya terdiri dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun uraiannya adalah

sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah perencanaan sebagai

berikut.

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada

kurikulum dan penerapan metode inkuiri.

b. Membuat LKS dengan menerapkan metode inkuiri dalam memahami sifat

sifat benda cair.

c. Menyediakan dan membuat media pembelajaran yang diperlukan dalam

proses penelitian untuk menetukan sifat benda cair.

d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen

pengumpul data proses dan pengumpul data hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan metode inkuiri

dalam menentukan sifat benda cair. Adapun inti dari proses pelaksanaan

pembelajaran adalah sebagai berikut.

Pada tahap orientasi siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu

menyimak contoh kasus yang diuraikan oleh guru mengenai konsep dari sifat

benda cair, dimulai dari adanya peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan air

menempati ruang, air mempunyai berat, air menngalir dari daerah tinggi ke daerah

rendah, air mempunyai tekanan, dan air dapat melarutkan benda padat. Tahap

perumusan masalah siswa dengan bimbingan guru menentukan konsep

permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan, yaitu

dengan menentukan kalimat tanya yang berkaitan dengan materi pembelajaran

sifat air. Pada tahap pengumpulan data siswa dengan bimbingan guru menentukan

konsep permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan,

(31)

32

pembelajaran sifat air. Pada tahap menguji hipotesis dilakukan dengan diskusi

kelas mengenai hasil pengamatan dan pada tahap terakhir yaitu menentukan

kesimpulan siswa dengan bimbingan guru menentukan kesimpulan atas beberapa

data dari hasil pengamatan dan diskusi kelas.

3. Tahap Observasi

Yang dilakukan pada tahap observasi adalah mengumpulkan data proses dan

hasil menggunakan alat penumpul data. Hal ini mengacu kepada pendapat dari

Mulyasa (2009: 71) bahwa “Observasi mencakup prosedur perekaman data

tentang proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau

instrumen yang telah disiapkan perlu diungkap”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan dan

pengolahan data proses dan data hasil belajar, data tersebut akan digunakan

sebagai data pembanding akan pelaksanaan tindakan perbaikan yaitu dengan

metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk menentukan sifat

benda cair.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

a. Tahap Analisis

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 151) pada tahap kajian analisis

adalah sebagai berikut.

1) Kode atau coding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.

2) Catatan reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.

3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.

4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini proses analisis data yang

(32)

33

tindakan perbaikan dilakukan dengan pemfokusan terhadap permasalahan yang

terjadi dalam proses penelitian.

b. Tahap Refleksi

Tahap refleksi adalah tahapan penentuan tindakan perbaikan terhadap hasil

analisis permasalahan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Mulyasa (2009: 71)

bahwa

Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa dalam tahap refleksi dilakukan pengkajian permasalahan dari hasil analisis

yang untuk selanjutnya ditentukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan dari

hasil analisis.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes merupakan salah satu dari instrumen yang dignakan dalam proses

penelitian yang ditujukan kepada siswa sebagai bentuk pemantauan terhadap

tingkat pemahaman. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Arikunto (2008: 32)

bahwa. “Tes adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada dan

tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa tes digunakan

dalam proses penelitian untuk mengumpulkan data hasil belajar, selain itu tes juga

digunakan sebagai bentuk dari pemantauan terhadap ada atau tidaknya hasil

(33)

34

2. Pedoman Wawancara

Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara

merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data

atau subjek penelitian secara langsung”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini pedoman wawancara

digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif dari narasumber yaitu guru dan

siswa dalam mencari data perbandingan mengenai proses dan hasil dari penelitian

tindakan kelas yang dilakukan.

3. Pedoman Observasi

Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi

adalah instrumen yang digunakan untuk mengadakan pengamatan terhadap

aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun

di luar kelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa pedoman

observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses, baik itu dari kinerja guru

pada tahap perencanaan, kinerja guru tahap pelaksanaan dan juga aktifitas siswa

selama proses pembelajaran.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

memfokuskan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, hal ini

sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja (2005: 125) yang mengemukakan

bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas,

iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa

lainnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan

merupakan instrumen penelitian yang berfungsi untuk mengetahui situasi kelas

dan proses pembelajaran dengan mencatat bagian penting dalam proses

(34)

35

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam proses penelitian terdiri dari

dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik

pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses

kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan

aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru

1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan

Skor Ideal = 12

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian

Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian

Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian

Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8

Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4

Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan

Skor Ideal = 14 x 3 = 42

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian

Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian

Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian

Baik (B) : Jika skor yang didapat 31-42

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 15-30

Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-14

(35)

36

3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa

Deskriptor Penilaian :

a. Aspek partisipasi siswa selama proses pengamatan

1. Siswa membantu dalam menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

proses pengamatan.

2. Siswa melakukan interaksi secara aktif dalam proses pengamatan untuk

menentukan hasil dari proses percobaan.

3. Siswa memberikan bantuan penjelasan kepada siswa lain yang masih belum

mengerti mengenai hasil proses percobaan.

b. Aspek komunikasi siswa dalam menentukan hasil pengamatan

1. Siswa melakukan interaksi dengan siswa yang berada dalam kelompok

belajar secara aktif untuk menentukan proses percobaan.

2. Siswa mengajak diskusi teman lain dalam melakukan analisis dan penentuan

hasil ujicoba.

3. Siswa mampu untuk memberikan uraian jawaban sebagai bentuk

pertangungjawaban dari hasil pengamatan.

Setiap aspek penilaian mempunyai skor :

3 apabila terdapat 3 indikator penilaian;

2 apabila terdapat 2 indikator penilaian;

1 apabila terdapat 1 indikator penilaian;

Tafsiran Baik (B) apabila jumlah skor : 5-6

Tafsiran Cukup (C) apabila jumlah skor : 3-4

Tafsiran Kurang (K) apabila jumlah skor : 1-2

Skor ideal : 6

Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar

Deskriptor Penilaian :

Soal mempunyai skor 5 apabila terdapat 5 jawaban benar, skor 4 apabila terdapat

(36)

37

2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar, dan skor 0 apabila tidak

ada jawaban benar atau tidak terdapat jawaban.

Skor Ideal : 5

Nilai akhir : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

Persentase : Jumlah siswa yang di dapat x 100 % Jumlah siswa keseluruhan

3. Teknik Pengolahan Data Wawancara

Teknik pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara dan pedoman wawancara. Data yang dikumpulkan berupa data

deskriptif berdasarkan hasil penguraian hasil wawancara, pertanyaan yang

diajukan dalam proses wawancara merupakan unsur pengumpul data dan uraian

jawaban dari narasumber merupakan data hasil wawancara, data hasil wawancara

tersebut dibandingkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam proses

penelitian dan pembelajaran, sehingga dengan hal ini dapat ditentukan data

ketercapaian dari proses penelitian.

G. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk

kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja. 2008: 168-171), yaitu sebagai berikut.

1. Member Check

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 168)

Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang

diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditentukan kesimpulan bahwa

dalam kegiatan member check dapat dilakukan dengan proses wawancara antara

guru dan siswa untuk menentukan validasi data yang telah peneliti dapatkan

(37)

38

2. Triangulasi

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 169) “Triangulasi yaitu

memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan

terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa triangulasi

dilakukan dengan membandingkan data yang terdapat di dalam proses penelitian

dan instrumen pengumpul data, dengan mitra peneliti, sehingga akan terjadi

proses perbandingan kesesuiaan data pada setiap unsur pengumpul data.

3. Audit Trail

Menurut pendapat dariWiriaatmadja (2008: 170) “Audit trail yaitu mengecek

kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan

dengan pembimbing”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka beberapa data yang dihasilkan dalam

proses penelitian dilakukan konfirmasi ulang terhadap pembimbing sebagai

bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut

adalah Drs H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd dan Regina Lichteria P., M.PFis.

4. Expert Opinion

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 171) “Expert opinion yaitu

pengecekan terakhir terhadap kasahihan temuan peneliti kepada pakar

professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada dosen.

Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu

pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang

sesuai dengan bidang dan proses penelitian, di antaranya ahli dalam bidang IPA,

bidang pendidikan dan juga bidang penelitian. Adapun dosen yang ditunjuk

sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Drs. Dede Tatang S. M.Pd dan Regina

(38)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penerapan metode inkuiri

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan sifat benda cair di

kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, maka dapat

diambil suatu kesimpulan sebagai berikut

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang ditentukan berdasarkan penerapan langkah-langkah

metode inkuiri untuk menentukan sifat benda cair. Tahapan berikutnya adalah

membuat LKS yang disesuaikan dengan proses pengamatan terhadap penentuan

sifat benda cair, menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam proses

pengamatan dan membuat alat evaluasi pembelajaran dalam bentuk soal isian

yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III

jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar

100% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai

maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III

target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode

eksperimen pada materi menentukan faktor yang mempengaruhi gaya. Adapun

proses pembelajarannya diawali dengan tahap pertama yaitu orientasi yaitu

dengan memberikan pemahaman awal kepada siswa mengenai sifat benda cair

yang sering siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap kedua yaitu

merumuskan masalah, dilakukan dengan menentukan bahan kajian dalam bentuk

kalimat tanya. Tahap ketiga yaitu menentukan hipotesis, dilakukan dengan

menentukan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Tahap ke empat yaitu

mengumpulkan data penguat hipotesis, dilakukan dengan melakukan pengamatan

(39)

95

terhadap media pembelajaran untuk menentukan sifat benda cair. Tahap kelima

yaitu menguji hipotesis, dilakukan dengan menjelaskan hasil kerja kelompok

mengenai sifat benda cair dalam diskusi kelas, dan tahap keenam yaitu

menentukan kesimpulan, dilakukan dengan menentukan kesimpulan akhir

mengenai sifta benda cair berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelas. Dari

adanya penerapan metode inkuiri tersebut maka kinerja guru dalam proses

pembelajaran mengalami peningkatan khususnya dalam melakukan variasi

pembelajaran dan menyajikan pembelajaran yang lebih efektif dan menunjang

terhadap kreatifitas siswa. Proses ini dilakukan untuk memberikan pemahaman

kepada siswa mengenai sifat benda cair. Data yang dihasilkan pada siklus I 78%

pencapaian indikator penilaian, siklus II 92% pencapaian indikator penilaian dan

siklus III 98% pencapaian indikator penilaian, target telah tercapai dan penelitian

diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat partisipasi siswa pada proses

pengamatan dan komunikasi siswa pada proses pengamatan, dari aktivitas siswa

tersebut maka tingkat kreativitas dan keaktifan siswa pada proses pembelajaran

lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan tindakan

yang lebih bersifat pasif.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% siswa dengan

tafsiran baik, siklus II 85% tafsiran baik dan pada siklus III 95% tafsiran baik, dan

untuk aktivitas siswa telah mencapai target yang ditentukan yaitu 90% siswa

dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap

pelaksanaan, maka penelitian diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan perolehan

nilai hasil belajar pada data awal maupun pada setiap pelaksanaan siklus, yaitu

siswa mampu untuk menuliskan sifat benda cair dengan benar, dari peningkatan

hasil belajar siswa ini dapat membuktikan bahwa pemahaman siswa mengenai

sifat benda cair meningkat. Data yang dihasilkan pada siklus I 70% siswa tuntas,

(40)

96

dan penelitian diberhentikan pada siklus III. peningkatan dari data awal ke siklus I

30%, siklus I ke siklus II 15%, siklus II ke siklus III 10%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,maka ada beberapa saran yang

dapat disampaikan dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru dalam memberikan proses pembelajaran hendaknya menyajikan konsep

pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga pemahaman

yang dimiliki oleh siswa lebih bermakna, artinya pemahaman yang dimiliki

oleh siswa lebih bertahan lama dan dapat digunakan oleh siswa pada konsep

permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru dalam proses pembelajaran sebaiknya menempatkan dirinya tidak

sebagai pusat pembelajaran akan tetapi lebih menempatkan dirinya sebagai

fasilitator bagi siswa untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam

memahamai materi pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya lebih berperan aktif.

b. Dalam proses pengamatan, siswa hendaknya lebih tetiti dan bersikap hati-hati

untuk menggunakan media pembelajaran sehingga proses pengamatan

berjalan dengan baik dan aman.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam melakukan proses penelitian pembelajaran peneliti hendaknya terlebih

dahulu menentukan karakteristik permasalahan selanjutnya menentukan

tindakan perbaikan yang perlu disesuaikan dengan keberadaan sarana dan

prasarana pendukung di sekolah masing-masing.

b. Setelah proses pembelajaran sebaiknya peneliti tidak hanya menghentikan

penelitian pada saat itu juga akan tetapi dilakukan pembiasaan penerapan

tindkan dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam proses

(41)

97

4. Bagi Lembaga UPI

Konsep dasar dan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai

bentuk data perbandingan untuk mengembangkan konsep perkuliahan yang

(42)

98

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2008). Kurikulum tingkat Satuan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Dirdjosumarto, Sudjojo. (1996). Materi Pokok Pendidikan IPA 2. Jakarta.Universitas Terbuka.

Panitia Sertifikasi Guru. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI.

Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Maryati et al. (2004). SAINS 4 Mengamati Alam Semesta Untuk SD Kelas 4.

Bandung.Sinergi Pustaka Indonesia.

Maulana. (2009). Pembelajaran Matematika yang Konstruktif di Sekolah Dasar.

Dalam “Model Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung.Universitas

Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Oktafia, Tina. (2010). Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan struktur batang dengan fungsinya di kelas IV SDN Citimun I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

(43)

99

Purnomo.a(2009).aJenis-jenis bentuk Zat. [Online].

http//wordpers.com.//2009/03/11/ pengertian_benda_cair. [29 september

2013].

Rianti, Lusiana . (2009). Karakteristik Zat PAdat, Zat Cair dan Zat Gas .

[Online].http//sainsjendela.com.//2009/10/02/ pengertian_benda_cair. [21 Juli 2013].

Rusdianto.a(2011).aAnalisis Pembelajaran dan kajiannya.

[Online].http//ilmumutakhir.com.//2011/01/07/ hasil_belajar. [06 Januari 2014].

Sanjaya, Wina. (2006). Model pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Sujana,Atep.a(2009).Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. dalam “Model

Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung. Universitas Pendidikan

Indonesia Kampus Sumedang. UPI Press.

Suparina, Nuraeni. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Wahyana. (1999). Pendidikan IPA 4. Jakarta. Universitas Terbuka.

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya.a(2008).aPenelitian Tindakan

Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.

Wena, Made. (2011). Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel pengolahan nilai hasil belajar ………………….
Tabel 1.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sosiologi: suatu pengantar.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada.. Spradley, James

Penulisan Ilmiah ini membahas mengenai bagaimana membuat aplikasi table periodik unsur kimia elektronik dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Di zaman modern ini,

merancang alat pencetak keripik biji-bijian yang bisa mengolah biji melinjo. menjadi empingserta biji dari komoditas lain menjadi keripik biji-bijian

Jakarta: Depertemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.. Jakarta: Depertemen Pendidikan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

[r]

Cerita bergambar atau komik adalah salah satu karya sastra yang banyak.. memikat para

Diagram 3.17 Peningkatan Perencanaan, Pelaksanaan, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa dari Data Awal sampai Siklus III