• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN DARI TIMUR INONESIA: Sebuah Bom Waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN DARI TIMUR INONESIA: Sebuah Bom Waktu"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN DARI

TIMUR INONESIA:

Sebuah Bom Waktu

Diskusi Pembangunan Kawasan Timur Indonesia kerjasama BaKTI – Forum KTI –

Harian Kompas Hotel Horison, Makassar, 8 Februari 2010

Sesi Diskusi Ekonomi dan Sumber Daya Alam untuk Pembangunan KTI

W.I.M. Poli

Universitas Hasanuddin

(2)

1. Tidak Usah Datang?

• Dr. Jan Boelaars adalah seorang ahli

antropologi yang mengadakan penelitian tentang manusia Papua sejak tahun 1950. Hasil penelitiannya antara lain

dikemukakan dalam bukunya yang

berjudul Manusia Irian, Dahulu-Sekarang-Masa Depan (Gramedia, Jakarta, 1986). Dalam Kata Penutup buku tersebut ia

antara lain menyatakan pada tahun 1983 sebagai berikut:

(3)

• DALAM suatu pertemuan para pejabat tinggi di Jayapura – ABRI,

jawatan-jawatan gubernuran, dan keuskupan – salah seorang yang hadir mengajukan pertanyaan, tidakkah sebaiknya, bila

kelompok-kelompok kaum imigran yang memang sudah lebih tinggi

perkembangannya ditempatkan di antara pemukiman-pemukiman penduduk asli

guna mempercepat jalannya integrasi. Pemimpin rapat, yang malam itu telah berbicara dalam semangat apa yang

dibicarakan di atas, menjawab pertanyaan ini dengan mengemukakan beberapa

(4)

• ’Saudara-saudara, baiklah kita

mengandaikan sebentar, bahwa Anda seorang dokter, yang ingin mempelajari perkembangan-perkembangan mutakhir vak Anda dan mempraktekkannya.

Bayangkan sebentar, Anda menulis surat pada seorang dokter terkenal di Amerika guna menyampaikan keinginan Anda. Dokter itu mempunyai nama besar

sebagai orang yang sangat ahli justru di dalam hal-hal yang ingin Anda ketahui.

Bagaimana pendapat Anda apabila dokter dari Amerika itu membalas surat Anda:

(5)

’Anda mengundang saya datang supaya memimpin Anda dalam studi dan praktek Anda. Saya mau melakukannya dengan senang hati. Saya akan datang bersama istri saya dan dua orang anak dan tinggal di rumah Anda dan Anda tentunya tidak keberatan, kalau untuk waktu yang lama dengan sendirinya kami menggunakan fasilitas-fasilitas Anda seperti dapur, kamar mandi, wc, kayu bakar, dan

(6)

Suasana menjadi hening. Tidak ada yang bicara. Semua orang tampaknya sedang merenungkan perumpamaan yang baru didengarnya, dan, mungkin pula, cara

pemecahannya. Kemudian, pejabat yang mengajukan pertanyaan tentang cara

integrasi yang lebih tepat itu mengatakan dengan gamblang:

”Tidak, kalau harus demikian, maka dia tidak usah datang ...” (loc.cit).

(7)

Pertemuan Dua Kelompok Manusia

dan Akibatnya

• Kini, tidak ada lagi pilihan antara “datang” dan “tidak usah datang”. Banyak orang

dari luar Papua sudah datang dan akan terus datang ke Papua, tertarik oleh

sumberdaya alamnya yang terkaya di dunia.

• Terjadilah pertemuan antara dua kelompok manusia yang berbeda

kebudayaannya (Melayu & Melanesia), dan berbeda tingkat kemajuannya.

(8)

• Kesenjangan kemajuan material secara kasat mata terlihat dan dirasakan adanya oleh penduduk asli Papua setiap hari, dan telah melahirkan ketegangan sosial yang berpeluang terus terjadi, kalau tidak

ditangani secara sadar dan terarah,

melalui berbagai kebijakan pembangunan yang terpadu.

• Sebuah ledakan “bom waktu” di Papua tidak hanya berpengaruh pada proses

pembangunan di Papua melainkan juga di seluruh Indonesia. Ingat: berbagai konflik di sekitar lokasi pertambangan Free Port, Mimika.

(9)

Pemandangan di tepi jalan Kota Sentani: perempuan Papua berjualan di emper-emper toko milik penduduk pendatang.

(10)

2. Pemecahan Masalah

UU Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua adalah sebuah produk hasil diskusi yang panjang, yang antara lain

menyatakan beberapa hal dasar berikut: • “Orang Papua asli berkebudayaan

Melanesia” (Pasal 1, ayat 1), yang harus diakui untuk dijalankan di dalam

kehidupan sehari-harinya melalui

penerapan Hukum Adat (Pasal 1, ayat o-q).

(11)

• Dibandingkan dengan rakyat Indonesia lainnya, rakyat Papua ketinggalan dalam “hampir semua sektor kehidupan,

terutama dalam bidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi, kebudayaan, dan sosial politik” (bagian dari Penjelasan Umum).

• Karena itu Provinsi Papua diberikan otonomi khusus, yaitu “kewenangan

khusus yang diakui dan diberikan kepada Provinsi Papua untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri,

berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua” (Pasal 1 ayat b)

(12)

3. Eksploitasi Sumberdaya

Alam

Ahli geologi kenamaan, Prof. Dr. Katili, mengatakan beberapa tahun lalu di Hotel MGH, Makassar:

• Tanah Papua memiliki kandungan mineral yang terkaya di dunia.

• Karena kondisi lingkungan alamnya, eksploitasinya membutuhkan modal

besar dan teknologi modern dari luar Papua.

• Eksploitasinya harus didahului oleh pengembangan SDM Papua, agar

(13)

4. Pembangunan Ekonomi:

Inspirasi dari Proyek

Pembangunan Masyarakat

Nimboran, 1949-1956

J. van Baal, The Nimboran Community Development Project. Technical Paper

No. 45. June 1953. The South Pacific Commission.

• Tujuan Proyek: Kemandirian masyarakat Papua tanpa kehilangan jatidirinya dalam lingkungan yang berubah.

(14)

• Sedikit mungkin campur-tangan

pemerintah: “hasil kerja rakyat yang tidak sempurna lebih baik ketimbang hasil kerja Pemerintah yang paling

sempurna” (pendapat Dr. Jan van Baal, antropolog kawakan, Gubernur Papua, 1953-1958).

• Pembangunan ekonomi: motor

pembangunan, tetapi tidak dapat berhasil tanpa pembangunan sosial lainnya.

• Pencapaian tujuan secara sistemik: proyek-proyek yang saling mengisi.

(15)

Tujuan-Cara yang Sistemik Tujuan: Kemandirian tanpa kehilangan jatidiri dalam lingkungan yang berubah Mekan isasi Pertan ian Rekre asi Pemu da Fasilitas Kesehatan Pe nd id ik

an a nit Wa era Kop

siY aw a Dat um P e rw ila y a h a n Ko m o d it a s

(16)

Traktor Fordson, milik Koperasi Yawa Datum (“Sedang Bertumbuh”), tiba di Nimboran dalam bulan Oktober 1952, untuk mekanisasi pertanian.

(17)

Para pekerja pria sedang menanam jagung di areal mekanisasi pertanian, milik Koperasi Yawa Datum.

(18)

Para pekerja wanita membawa kacang tanah, hasil mekanisasi pertanian, ke gudang utama

(19)

Penyimpanan kacang, hasil mekanisasi pertanian, di gudang utama Koperasi Yawa Datum.

(20)

• Semuel Demotekai, pemilik dan manajer perusahaan penggergajian kayu, sedang bekerja menggunakan mesin gergaji besar.

• Anggota pendiri

Koperasi Yawa Datum, 1949.

(21)
(22)

Kiri: Daniel Demotekai, pendiri usaha pertukangan kayu; kanan: seorang pekerja sedang menggergaji kayu.

(23)

Klaudius Yewi, yang lumpuh sejak masa kanak-kanak, mendapat penghasilan melalui penganyaman tikar, yang hasilnya ditampung oleh Koperasi Yawadatum.

(24)

Para anggota Koperasi Yawa Datum sedang dengan teratur memasuki tempat pertemuan

(25)

Indikator Keberhasilan

Koperasi Yawa Datum

• Didirikan pada tahun 1949 oleh 19 tokoh masyarakat.

• Jumlah anggota per 31 Desember 1954: 717 orang, yaitu 28,3% dari jumlah

penduduk (2.885 orang).

• Modal awal, pinjaman dari Gereja, f. 1.500.

• Simpanan di Bank Nederlandsche Handel Maatschappij pada Februari 1954: f.

(26)

W.I.M. Poli, Yawa Datum di Tanah Papua, 2008. Kalau dulu bisa, mengapa sekarang tidak?

(27)

5. Pengembangan SDM

a. Sebuah Kehati-hatian Masa Lalu.

• Gubernur Dr. Jan van Baal (1953-1958): Kebijakan pendidikan SDM harus dapat menghindari kesenjangan antara aspirasi untuk perubahan yang muncul di dalam diri mereka yang mengalami pendidikan dengan potensi lingkungan yang dapat

(28)

• Ia berpendapat bahwa aspirasi yang meningkat, yang tidak diimbangi

kemampuan lingkungan untuk

menampungnya dapat menjadi sumber frustasi dan gejolak di dalam masyarakat yang tidak terkendalikan.

• Selama masa pemerintahannya van Baal agak merem perluasan pendidikan

lanjutan pada tingkat sekolah dasar dan menengah untuk masyarakat Papua. Ia lebih menekankan perluasan pelayanan pamongpraja terhadap masyarakat,

(29)

Peringatan: Kesenjangan antara

meningkatnya aspirasi melalui pendidikan dan daya dukung lingkungan untuk

(30)

b. Sebuah Pola Pendidikan Masa Lalu: Sekolah Berasrama.

• Sekolah & asrama: tempat pertemuan para murid dari berbagai sukubangsa yang berbeda bahasa, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pemersatu.

• Sekolah dan asrama adalah sebuah

entitas yang menyatu dengan lingkungan masyarakat setempat.

• Kurikulum pendidikan dihubungkan langsung dengan kebutuhan

(31)

c. Sebuah Usaha Masa Kini: Proyek Kuda Mati.

• Kuda Mati adalah nama sebuah

lingkungan tertinggal di pinggiran kota

Merauke. Karena proyek ini dimaksudkan untuk membangun lingkungan yang sama dengan lingkungan Kuda Mati, maka ia

diberi nama Proyek Kuda Mati.

• Proyek ini dikelola oleh Gereja Katolik. Lihat http://www.100-jaar-katholike-kerk-merauke.nl/projecten/project7.htm

(32)

• Diyakini bahwa pembangunan sangat erat berhubungan dengan pengembangan

SDM melalui pendidikan.

• Tetapi, pendidikan formal di

sekolah-sekolah yang ada ternyata menghasilkan masalah sosial yang tidak diinginkan:

kelompok murid Papua, yang adalah penduduk asli (yang berkebudayaan Melaneisia), ketinggalan terhadap kelompok murid non-Papua, yang

merupakan penduduk pendatang (yang berkebudayaan Melayu).

(33)

• Proyek Kuda Mati bertujuan membantu murid-murid Papua untuk meningkatkan

kemampuannya menuju tingkat yang setara dengan kemampuan para murid non-Papua. • Kekuatan Proyek Kuda Mati ini bersifat

ganda: membantu murid-murid Papua di

sekolah dan di luar sekolah, serta pelatihan ibu-ibu mereka, agar dapat menunjang

kegiatan anak-anaknya.

• Sekali sebulan diadakan pertemuan para ibu di masing-masing lingkungan. Materi

pelatihan bervariasi, mencakupi, misalnya: kesehatan, kebersihan, ekonomi

rumahtangga, jahit-menjahit, kerajinan tangan, tabungan untuk mengantisipasi kebutuhan anak-anak mereka pada akhir tahun ajaran (ujian, kenaikan kelas).

(34)

Para murid Papua, peserta Proyek Kuda Mati, Merauke, Papua. http://www.100-jaar-katholike-kerk-merauke.nl/projecten/project7.htm

(35)

6. Sebuah Pola Pemberdayaan

Masyarakat di Kabupaten Jayapura

di bawah Payung UU Otsus untuk

Provinsi Papua

• Pemerintah Kabupaten menetapkan

prioritas bidang pembangunan dan alokasi anggaran.

• Masyarakat kampung menentukan prioritas bidang pembangunan dan kebutuhannya.

• Sebuah LSM mendampingi masyarakat untuk penyusunan Rencana

(36)

y p Jayapura:

pola top-down dan bottom-up; kemitraan 3 mitra Profil Kampung Visi Kampung Masalah dan Kebutuhan Pembangunan R P J M K Pendampingan LSM

(37)

PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA DISTRIK AIRU

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KAMPUNG (RPJMK)

KAMPUNG AURINA 2007 - 2011

(38)

Contoh hasil prakarsa masyarakat kampung: jembatan beton di kampung Tarfia; dibangun gotong-royong dengan dana yang disediakan

(39)

Distribusi Pendapat Responden tentang Kegunaan Program Pemberdayaan Distrik dan Kampung (N=118;

2006) Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Baik: 20% Baik Sekali: 70%

(40)

Distribusi Pendapat Responden tentang Mutu Pelaksanaan PPDK (N=118; 2006) Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Baik: 30% Baik Sekali: 51%

(41)

Distribusi Pendapat Responden tentang Perlunya Keberlanjutan PPDK (N=118; 2006) Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Baik dilanjut-kan: 25% Baik sekali dilanjutkan: 74%

(42)

W.I.M. Poli, dkk.,

Suara Hati yang Memberdayakan; Gagasan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Jayapura, 2006.

(43)

7. Kesimpulan

• Ada “bom waktu” di Papua, yang kalau meledak, berpengaruh terhadap proses pembangunan di seluruh Indonesia.

• UU tentang Otonomi Khusus untuk

Provinsi Papua dapat digunakan untuk “menjinakkan bom waktu” tersebut.

• Pola pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Jayapura dapat dijadikan sumber inspirasi untuk pembangunan

Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tesis ini yaitu untuk menganalisis dan membandingkan besarnya beban maksimum pondasi tiang bor dengan menggunakan analisis tiang tunggal dengan menggunakan data bored

Asam biasanya berfungsi sebagai katalisator dengan mengaktifkan air dari kadar asam yang encer. Umumnya kecepatan reaksi sebanding dengan ion H+ tetapi pada konsentrasi

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan sebagai destinasi wisata seni yang. bermuatan edukasi dan menyenangkan dengan mengembangkan

Hasil pengujian didasarkan pada hasil uji dengan menggunakan Crosstabs (tabel silang) serta melihat hasil uji Pearson Chi- Square yang dibandingkan dengan nilai

Proses perbanyakan bibit rumput laut kotoni ( Kappaphycus alvarezii ) dengan metode teknik kultur jaringan di Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP)

tersebut, dapat dikatakan sebagian besar karyawan tidak setuju bahwa gaji sesuai. dengan

menggantungkan hidupnya dari kebun kelapa sawit atau sekitar 32,5% dari jumlah penduduk Provinsi Riau yang berjumlah 6.501.000 jiwa yang akan. kehilangan atau menurunnya

3 Baik Jika terhadap pernyataan atau permasalahan di grup whatsapp siswa menunjukkan keaktifan dalam memberi tanggapan 2 Cukup Jika terhadap pernyataan atau permasalahan