• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS BAWAH DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS BAWAH DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

983

SISWA KELAS BAWAH DI SEKOLAH DASAR

Anung Probo Ismoko

Dosen Jurusan PJKR STKIP PGRI Pacitan Email: ismokoanung@gmail.com

Abtract:

This research aims at revealing the students’ rough motor ability among lower classes in State Elementary School II Tirip. It is kind of survey research using test and measurement as the data collection techniques. The population of this research were the whole lower classes in the State Elementary School II Tirip to the number of 103 students. Furthermore, the instrument used in this research is rough motor ability tests. Then, data were analyzed using descriptive analysis in the form of percentage by using four categories: very low, low, high, and very high. Based on the research findings, it can be concluded that the rough motor ability of the lower class students is commonly categorized in high. The details of the findings are 4 students or 3.88% of rough motor ability is very low, 27 students or 26.21% of rough motor ability is low, 53 students with the percentage of 51.46% have high rough motor ability, and 19 students or 18:45% of very high rough motor ability. Based on the percentages, students of those having high rough motor ability have higher percentage compared to others, namely 51.46%.

Keywords:

Survey, Rough Motor, Lower Class

aneka pengalaman belajar melalui aktifitas jas-mani, bermain dan aktifitas secara sistematik. Hal tersebut merupakan media untuk men-dorong perkembangan kemampuan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan - (sikap mental, emosional, spiritual dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Perkembangan motorik merupakan per-kem bangan gerak dari awal pertumbuhan yaitu perkembangan yang lebih menitik beratkan pada kualitas. Motorik kasar adalah gerakan yang me-libatkan otot-otot besar pada masa per tumbuhan, gerakan tersebut diantaranya seperti tengkurap, merangkak, duduk, berdiri serta ber jalan. Hal ini sangatlah dipengaruhi oleh saraf dan otot. Pada dasarnya perkembangan motorik kasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah maupun jenjang pendidikan tinggi. Mata pelajaran yang diberikan dalam rangkaian sistem pendidikan di Indonesia disusun untuk me-nyiap kan generasi yang memiliki mental yang kuat, fisik yang sehat maupun spiritual yang tinggi. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Ke-se hatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah pada dasarnya merupakan pendidikan me lalui aktivitas jasmani yang dijadikan untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan Jasmani berperan sangat penting, yakni memberikan kesempatan ke pada siswa untuk terlibat langsung dalam

(2)

berhubungan dengan perkembangan motorik secara keseluruhan. Motorik kasar meru pakan kaidah “Chepalocaudal” (dari kepala ke kaki). Kemampuan motorik ini dapat tumbuh dan berkembang secara baik apabila anak mem-punyai pengalaman gerak yang beraneka macam. Bermain merupakan salah satu cara yang di gunakan oleh guru Pendidikan Jasmani di dalam menyediakan aneka pengalaman gerak ke pada anak, karena permainan merupakan salah satu model yang paling disukai oleh anak usia Sekolah Dasar khususnya siswa kelas bawah. Pada siswa kelas bawah inilah aktifitas olahraga dapat dijadikan sebagai salah satu kebanggaan apabila dapat sampai meraih prestasi. Secara tidak langsung prestasi akan mendukung atau memotivasi anak untuk terus berusaha memperbaiki keterampilan geraknya serta akan lebih memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk bergerak.

Masa anak-anak adalah masa dimana anak akan lebih banyak menghabiskan waktu ke seharianya dengan bermain. Hal ini sering kita jumpai sehabis pulang sekolah, anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain-main ke ladang maupun persawahan dengan berjalan kaki, bermain sepakbola atau berlari-larian di lapangan. Secara tidak sadar aktifitas tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan motorik kasarnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menyebabkan gerak pada anak menjadi terbawah dengan berbagai kemudahan yang diberikan. Dengan kata lain anak benar-benar dimanjakan oleh perkembangan IPTEK tersebut. Dengan adanya kemajuan IPTEK, anak cenderung banyak menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan televisi, video game, internet, atau permainan elektronik lainnya dari pada di luar yang menggunakan unsur bergerak (dasar gerak atau gerak dasar).

Dampak langsung yang dirasakan oleh akibat pola hidup yang demikian adalah menurun-nya kesegaran jasmani maupun kemampuan motorik anak itu sendiri. Siswa atau anak yang mem punyai tingkat kemampuan motorik kasar-nya baik akan cenderung lebih mudah di dalam melakukan keterampilan dalam olahraga, dari-pada siswa yang kemampuan motorik kasarnya jelek. Kebanyakan keterampilan dalam olahraga maupun keterampilan yang lain dimasukkan

sebagai kemampuan gerak kasar. Kemampuan motorik kasar bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam cabang olahraga saja, tetapi akan membantu pula untuk memudahkan anak didik dalam melakukan tugas geraknya dalam proses Pendidikan Jasmani.

Sekolah Dasar Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu sekolah dari sekian banyak sekolah yang mengajarkan Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan. Keberhasilan Program pen di-dikan jasmani di Sekolah Dasar Negeri II Tirip, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor guru, siswa, kurikulum dan sarana pra-sarana. Mengembangkan kemampuan motorik siswa Sekolah Dasar diperlukan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak yang suka bermain. Masa bermain anak berpengaruh terhadap perkembangan motorik. Bermain menjadi sarana anak untuk belajar beradaptasi dengan lingkungan. Proses adaptasi menjadikan seorang anak dapat leluasa bergerak bebas. Beraneka macam jenis permainan dapat merangsang perkembangan motorik. Aktifitas fisik yang dilakukan saat bermain membuat motorik berkembang menjadi lebih baik. Per-kem bangan motorik yang selalu tumbuh seiring dengan perkembangan fisik. Ketika per -kembangan motorik tersebut bisa berjalan normal, maka akan terjadi keluasan aktifitas fisik bagi seorang siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, artikel ini dimaksudkan untuk menganalisis kemampuan motorik kas ar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, artinya dalam penelitian ini peneliti hanya ingin meng gambarkan situasi yang saat ini sedang berlangsung, tanpa pengujian hipotesis. Pene li-tian ini memfokuskan pada kemampuan motorik kasar siswa yang duduk di kelas I, II dan III SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Metode yang digunakan ada lah survei dengan teknik tes sebagi alat pe-ngumpul data. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar II Tirip.

(3)

Variabel penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar siswa kelas I, II dan III Sekolah Dasar II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Mo torik Kasar adalah kua litas hasil gerak atau kemampuan siswa dalam me lakukan gerak penunjang kegiatan berolahraga yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan motorik kasar anak kelas atas mengacu pada pe-nelitian yang telah dilakukan oleh Suhartini (2001) yang meliputi: (1) tes berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter, (2) tes lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter, (3) tes berdiri di atas satu kaki selama 10 detik, (4) tes meloncat dari atas balok setinggi 15 cm, (5) tes melompat dari balok setinggi 15 cm.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I, II dan III SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 103 siswa. Studi populasi di-gunakan dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan kom-pre hensif tentang kemampuan motorik kasar anak kelas I, II dan III Sekolah Dasar Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di muka, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ana-lisis statistik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Kemampuan Motorik

Kemampuan Motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu Motor Ability, gerak (motor) merupakan suatu aktifitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi ha-rapan nya. Menurut Sukintaka (2001: 47) bahwa kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Makin tinggi kemampuan motorik seseorang maka dimungkinkan daya kerjanya akan menjadi lebih tinggi dan begitu sebaliknya. Oleh karena itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai keberhasilan di dalam melakukan tugas keterampilan gerak.

Menurut Ma’mun dan Saputra (2000: 20-21) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori: 1) Kemampuan Lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas, seperti melompat, meloncat, berjalan, dan berlari; 2) Kemampuan Nonlokomotor, dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan nonlokomotor terdiri atas menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, me-ngangkat dan menurunkan, melingkar, me lam-bung, dan lain-lain; 3) Kemampuan Manipulatif, dikembangkan ketika anak sedang menguasai ber macam-macam objek. Kemampuan manipu-latif lebih banyak melibatkan mata-tangan dan mata-kaki tetapi bagian lain dari tubuh juga ikut terlibat. Kemampuan manipulatif ini lebih banyak menggunakan koordinasi, seperti gerakan men dorong, gerakan menangkap, dan lain-lain.

Seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi diduga akan lebih baik dan berhasil dalam melakukan berbagai tugas ke-terampilan dibandingkan seseorang yang me-miliki kemampuan motorik rendah. Kemam puan motorik yang dimiliki seseorang berbeda-beda dan tergantung pada banyaknya pengalaman gerak yang dikuasainya. Prinsip kemampuan motorik adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya.

Motorik Kasar

Menurut Lutan (1988: 93) kemampuan motorik kasar adalah kapasitas dari seesorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. Gerakan yang timbul pada motorik kasar merupakan gerak yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Pada dasarnya perkembangan motorik kasar berhubungan dengan perkembangan mo-torik secara keseluruhan. Momo-torik kasar me-rupa kan perkembangan yang mengikuti kaidah ”chepalocaudal” (dari kepala ke kaki), atau ber-kembang dimulai dari bagian atas yaitu kepala. Ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa pada awal perkembangan terdapat gerakan yang besar di bagian kepala dibandingkan dengan bagian lainya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Toho dan

(4)

Gusril (2004: 50) yaitu: Kekuatan, Koordinasi, Kecepatan, Keseimbangan dan Kelincahan. Ada kemungkinan bahwa makin baiknya pertumbuhan dan perkembangan akan berpengaruh terhadap kemampuan motorik seseorang. Menurut Sukintaka (2001: 47) berkembangnya kemam-puan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor, ialah faktor pertumbuhan dan faktor per kem-bangan. Dari dua faktor penentu ini masih harus didukung dengan berlatih, yang sesuai dengan ke ma tangan anak dan gizi yang baik. Faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik dapat diuraikan sebagai berikut: a) Rangsangan Lingkungan; b) Status Gizi; c) Jenis Kelamin; d) Tahap Kematangan; d) Keturunan atau Genetik.

Fungsi motorik menurut Cureton dalam Mutohir dan Gusril (2004: 51), fungsi utama kemampuan motorik adalah untuk mengem-bangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan memiliki kemampuan motorik yang baik tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan motorik yang khusus. Semua unsur-unsur motorik pada setiap anak dapat berkembang melalui kegiatan olahraga dan aktifitas bermain yang melibatkan otot. Semakin banyak anak mengalami gerak tentu unsur-unsur kemampuan motorik semakin terlatih dengan banyaknya pengalaman motorik yang dilakukan tentu akan menambah kematangannya dalam melakukan aktifitas motorik.

PEMBAHASAN

Pean dilakukan dengan menghitung berapa kali anak dapat melakukan pada tiap-tiap tes, di mana pada tiap-tiap tes diberi ke sem patan tiga kali pengulangan. Berikut akan di deskripsikan data mengenai masing-masing hasil pengukuran yang mendasari kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

1. Tes Berjalan di Atas Garis Lurus Sejauh 5 Meter

Hasil tes berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter siswa kelas bawah yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan 1, siswa yang mendapatkan 2 sebanyak 5 siswa, siswa yang mendapatkan 3 sebanyak 43 siswa, dan siswa yang mendapatkan 4 sebanyak

55 siswa. Secara rinci ditampilkan pada diagram berikut. 0 100 FREKUENSI KELAS INTERVAL

TES BERJALAN DI

ATAS GARIS LURUS

5 METER

Gambar 1. Hasil Tes Pertama

Dari gambar di atas terlihat bahwa siswa paling banyak mendapatkan 4 dengan jumlah sebanyak 55 siswa dari 103 siswa.

2. Tes Lari Menghindari 5 Buah Rintangan Sejauh 15 Meter

Diagram di bawah ini merupakan data hasil tes lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

0 50

FREKUENSI KELAS INTERVAL

TES LARI 15 METER

MENGHINDARI

RINTANGAN

Gambar 2. Hasil Tes Kedua

Penjelasannya untuk gambar di atas yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan 1, siswa yang mendapatkan 2 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapatkan 3 sebanyak 50 siswa, dan siswa yang mendapatkan 4 sebanyak 24 siswa. Dari tabel dan diagram di atas terlihat bahwa siswa paling banyak mendapatkan 3 dengan jumlah sebanyak 50 siswa dari 103 siswa.

3. Tes Berdiri di Atas Satu Kaki Selama 10 Detik

Diagram di bawah ini merupakan data hasil tes berdiri di atas satu kaki selama 10 detik siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

(5)

0 50

1.0-1.3 1.4-1.7 1.8-2.1 2.2-2.5 2.6-2.9 3.0-3.3 3.4-3.7 4.0-4.3

FREKUENSI

KELAS INTERVAL

TES BERDIRI DI ATAS

SATU KAKI SELAMA

10 DETIK

Gambar 3. Hasil Tes Ketiga

Penjelasannya untuk gambar di atas yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan 1, siswa yang mendapatkan 2 sebanyak 21 siswa, siswa yang mendapatkan 3 sebanyak 42 siswa, dan siswa yang men dapatkan 4 sebanyak 40 siswa. Dari tabel dan diagram di atas terlihat bahwa siswa paling banyak mendapatkan 3 dengan jumlah sebanyak 42 siswa dari 103 siswa.

4. Tes Melompat dari Balok Setinggi 15 cm Diagram di bawah ini merupakan data hasil tes melompat dari atas balok setinggi 15 cm siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. 0 100 FREKUENSI KELAS INTERVAL

TES MELOMPAT

DARI BALOK

SETINGGI 15 CM

Gambar 4. Hasil Tes Keempat

Penjelasannya untuk gambar di atas yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan 1, siswa yang mendapatkan 2 sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapatkan 3 sebanyak 8 siswa, dan siswa yang men dapatkan 4 sebanyak 92 siswa. Dari tabel dan diagram di atas terlihat bahwa siswa paling banyak mendapatkan 4 dengan jumlah sebanyak 92 siswa dari 103 siswa.

5. Tes Meloncat dari Atas Balok Setinggi 15 cm

Diagram di bawah ini merupakan data hasil tes meloncat dari atas balok setinggi 15 cm siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. 0 50 100 FREKUENSI KELAS INTERVAL

TES MELONCAT

DARI BALOK

SETINGGI 15 CM

Gambar 5. Hasil Tes Kelima

Penjelasannya untuk gambar di atas yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan 1 dan 2, siswa yang mendapatkan 3 sebanyak 5 siswa, dan siswa yang mendapatkan 4 sebanyak 98 siswa. Dari tabel dan diagram di atas terlihat bahwa siswa paling banyak mendapatkan 4 dengan jumlah sebanyak 98 siswa dari 103 siswa.

Data penelitian tentang kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo telah dideskripsikan, untuk selanjutnya hasil penelitian dijabarkan menjadi 4 kategori berdasarkan skor baku pean kemampuan motorik kasar oleh Suhartini (2001) sebagai berikut:

Tabel 1.

Norma standar kemampuan motorik kasar anak No Kategori Interval

1 Sangat Rendah 5-8 2 Rendah 8-12 3 Tinggi 13-16 4 Sangat Tinggi 17-20

Berdasarkan skor baku di atas, berikut hasil penelitian tentang kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, hasil penelitian mem-peroleh maksimum sebesar 20 dan minimum 11. Rata-rata diperoleh sebesar 17.43, dan standar deviasi 1.97. Selanjutnya data di kategorikan sesuai dengan rumus yang telah di tentukan

(6)

menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan skor baku kemampuan motorik kasar. Tabel 10 merupakan penghitungan kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo secara keseluruhan.

0 100

11-1314-1617-1920-22

FREKUENSI KELAS INTERVAL

KEMAMPUAN

MOTORIK KASAR

SISWA KELAS BAWAH

ambar . istogram Kemampuan otorik Kasar Siswa

erdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di peroleh kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo se cara keseluruhan yaitu sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar . ber ke mam puan motorik kasar sangat rendah, se banyak siswa dengan persentase sebesar . 1 ber kemampuan motorik kasar rendah, sebanyak siswa dengan persentase sebesar 1.4 ber kemampuan motorik kasar tinggi, dan sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 1 .4 berkemampuan motorik kasar sangat tinggi. rata rata sebesar 1 ,4 terletak pada inter al 1 1 , sehingga dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo

secara keseluruhan berkemampuan motorik kasar tinggi.

P P

raian hasil penelitian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo yaitu paling banyak siswa yang mempunyai kemampuan motorik kasar tinggi.

al ini dibuktikan dengan persentase untuk kategori kemampuan motorik kasar tinggi nya paling besar dibandingkan dengan kate gori kemampuan motorik yang lainnya. per sen tase untuk kategori kemampuan motorik kasar tinggi sebesar 1.4 dan jumlah siswa yang masuk dalam kategori ini sebanyak siswa dari jumlah siswa sebanyak 10 siswa.

da beberapa prasaran sebagai berikut 1 Disarankan kepada guru enjasorkes untuk memberikan latihan gerak motorik kasar lebih ber ariasi supaya kemampuan siswa berkembang Disarankan kepada siswa untuk selalu melakukan perilaku hidup sehat dalam kegiatan sehari hari dan melakukan latihan gerak yang sesuai dengan aturan Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti kemampuan motorik kasar siswa kelas bawah di SD Negeri II Tirip Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo dengan menambah ariabel yang mempengaruhinya sehingga akan didapatkan hasil yang berguna untuk mendorong kemampuan motorik kasar siswa.

P

mung, . dan Saputra . 000 . Perkembangan

Gerak dan Belajar Gerak. andung IKI andung ress.

ernadeta S, 001 . engaruh emberian si, Imunisasi, Stimulasi terhadap kecepatan erkembangan motorik kasar anak balita. enelitian Due ike. IK. ni ersitas Negeri ogyakarta.

holik, T usril. 004 . Perkembangan

Motorik Pada Masa Anak-anak. akarta

Depdikbud I.

utan, . 001 . Asas-asas Pendidikan Jasmani.

akarta Depdiknas.

Sukintaka. 001 . Teori Bermain, Untuk D-II

PGSD PENJASKES., akarta Depdikbud

Dirjen endidikan Tinggi royek embinaan Tenaga Kependidikan.

Gambar

Gambar 1. Hasil Tes Pertama
Gambar 4. Hasil Tes Keempat

Referensi

Dokumen terkait

Setiap pilihan atas produk Obligasi yang dibeli nasabah merupakan keputusan dan tanggung jawab nasabah sepenuhnya, termasuk apabila nasabah memilih jenis produk yang

Dan Entitas Anak juga telah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu di atas 12,5 persen pada tahun 2009, 2011 sampai dengan 2013 sehingga dapat dinyatakan dalam

23 Saya suka mengumpulkan tugas yang mudah dan tidak mengerjakan tugas yang sulit 24 Saya selalu bertanya dengan guru jika ada. soal yang belum

Mahar diwajibkan kepada calon suami, karena hal tersebut sesuai dengan titik awal pensyariatan dalam Islam bahwa perempuan tidak dibebani dengan kewajiban

• Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 Pc: 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat

Menurut Kalbers dan Fogarty (1995) dalam penelitian Sugiarto Prajitno (2012), kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan

Demikian Addendum Dokumen Pengadaan ini dibuat dan ditetapkan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen

Dalam hal ini pembangunan dan peningkatan mutu jalan desa menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, guna memperlancar angkutan biji kakao dari petani ke