• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjabarkan tentang pustaka yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun pustaka yang akan digunakan terkait dengan pariwisata, wisata kreatif, sistem pariwisata, serta teori terkait kesiapan.

2.1 Pariwisata

2.1.1 Definisi Pariwisata

Pariwisata adalah gejala yang ditimbukan dari perjalanan orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara yang tidak ada hubungannya dengan pencarian nafkah (Yoeti dalam Arjana 2015, 6). Pariwisata merupakan aktivitas perjalanan seseorang yang menginap disebuah tempat di luar tempat tinggal biasanya yang terjadi tidak lebih dari satu tahun dengan tujuan bukan untuk bekerja ataupun tujuan lainnya (World Tourism Organization 1999 dalam Arjana 2015, 6). Pariwisata menurut Suwantoro (1997, 3) merupakan sebuah proses berpergian sementara yang dilakukan oleh seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan untuk melakukan wisata didasari pada kepentingan ekonomi, sosial, politik, budaya, agama, kesehatan maupun dorongan lainnya untuk sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.

Pendapat beberapa ahli diatas meskipun tidak sepenuhnya sama, namun dapat diambil beberapa pokok dari definisi mengenai pariwisata tersebut. Pariwisata merupakan aktivitas perjalanan (berpindah dari satu tempat ke tempat lain) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok bukan untuk mencari pekerjaan dan disertai dengan tinggal sementara di tempat bukan biasanya ia menetap.

2.1.2 Produk Wisata

Produk pariwisata merupakan keseluruhan pelayanan yang didapatkan dan dinikmati oleh wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat asalnya ke tempat tujuan wisatanya hingga kembali lagi ke tempat ia semula berasal. Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai komponen yang saling terkait yang ingin dilihat oleh wisatawan. Produk wisata menurut Middleton (2001:122) adalah “The tourist products to be considered as an amalgam of three main components of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa produk wisata terbentuk karena tiga komponen yaitu atraksi, fasilitas destinasi wisata, dan aksesibilitas destinasi wisata. Pengertian-pengertian tersebut memberi implikasi pada penyelenggaraan pariwisata

(2)

13

merupakan keseluruhan komponen-komponen yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang menjadi penarik kunjungan bagi wisatawan.

2.1.3 Sistem Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu aktivitas kompleks yang memiliki berbagai komponen yang saling terkait, sehingga dalam memahami pariwisata harus menggunakan pendekatan sistem. (Getz 1986 dan Leiper 1990 dalam Pitana dan Diarta 2009, 57-58). Menurut Fennel, 1998 dalam Pitana dan Diarta (2009, 57) sistem pariwisata merupakan hubungan yang saling berpengaruh antara wisatawan dan layanan terkait yang disediakan dan dimanfaatkan (fasilitas, atraksi, transportasi, dan akomodasi) untuk membantu pergerakannya.

Model sistem pariwisata Gunn (1972) menitikberatkan pada penyediaan (supply), permintaan (demand) serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. Model milik Gunn ini menekankan pada kepuasan permintaan pasar akan tercapai jika pengembangan pariwisata mampu menyediakan berbagai penawasan yang sesuai dengan permintaan. Penyediaan (supply) terdiri dari komponen daya tarik, promosi, informasi, penyediaan layanan serta transportasi. Dalam model ini juga disebutkan bahwa terdapat faktor-faktor eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah kepariwisataan dibangun. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya budaya, organisasi atau kepemimpinan, keuangan, tenaga kerja, kewirausahaan, masyarakat, kompetisi, dan kebijakan pemerintah (Gunn 1972).

2.1.4 Komponen Pariwisata

Penyelanggaran pariwisata yang baik akan mampu menampung kebutuhan dari kegiatan pariwisata, baik itu kegiatan utama maupun kegiatan penunjang. Sehingga dalam pengadaannya, sebuah destinasi wisata haruslah memenuhi komponen-komponen tertentu. Beberapa ahli seperti Leiper (1990), Inskeep (1991), Mc.Intosh (1995), dan Suwantoro (1997) telah menjelaskan komponen yang penting dalam pariwisata.

Agar pariwisata dapat berlangsung optimal komponen-komponen pariwisata tersebut harus terpenuhi. Menurut Leiper (1990, 29-30) terdapat tujuh komponen dalam pariwisata, yaitu:

(a) Pemasaran, mencakup promosi, advertising, publikasi, penjualan produk, dan paket wisata. Pihak yang terkait dengan pemasaran adalah kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran penerbangan, serta kantor promosi daerah. (b) Perhubungan, mencakup semua macam dan bentuk transportasi publik terutama yang

(3)

14

tempat tujuan wisatawan. Pihak yang terkait misalnya adalah perusahaan penerbangan, bus, penyewaan mobil, kereta api dan sebagainya.

(c) Akomodasi mencakup pada penyediaan tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan yang berhubungan dengan hal itu (misalnya penyediaan makanan dan minuman).

(d) Daya tarik, mencakup pada penyediaan atraksi wisata bagi wisatawan. Lokasi utamanya terletak pada daerah tujuan wisata.

(e) Tour operator, merupakan perusahaan penyelenggara dan penyedia paket wisata dan memasarkannya sebagai sebuah unit dalam tingkatan harga tertentu. Komponen utamanya terdiri dari akomodasi dan transportasi.

(f) Pendukung, mencakup pendukung terselenggaranya kegiaan wisata baik di tempat asal wisatawan, sepanjang rute transit, maupun tempat tujuan wisata. Misalnya toko oleh-oleh, toko bebas bea, restoran, asuransi perjalanan wisata, travel cek, bank dengan kartu kredit, dan lainnya.

(g) Pengkoordinasi/ regulator, mencakup peran masalah perencanaan dan manajerial untuk membuat sistem koordiasi antara seluruh sektor dalam industri pariwisata.

Ahli lain, Inskeep (1991), berpendapat bahwa komponen wisata terdiri dari enam komponen diantaranya adalah atraksi dan kegiatan wisata, fasilitas dan pelayanan akomodasi, fasilitas pelayanan lainnya, fasilitas dan pelayanan transportasi, infrastruktur lainnya, kelembagaan. Lebih detail komponen menurut Inskeep (1991) adalah:

(a) Atraksi dan kegiatan wisata merupakan keunikan yang ada pada sebuah destinasi wisata yang mampu menarik datangnya wisatawan. Atraksi ini dapat berupa kegiatan alam, budaya, atau pun kegiatan-kegiatan yang tidak bisa ditemui di destinasi wisata lain (b) Fasilitas dan pelayanan akomodasi terkait dengan fasilitas dan layanan kebutuhan

wisatawan untuk menginap sementara selama perjalanan wisata yang mereka lakukan. Fasilitas akomodasi dapat berupa hotel, guest house, ataupun tempat penginapan lainnya.

(c) Fasilitas pelayanan lainnya adalah fasilitas yang dibutuhkan pada sebuah destinasi wisata yang menunjang kegiatan di dalamnya. Fasilitas yang dimaksud terdiri dari agen perjalanan wisata, restoran dan tempat kuliner lainnya, toko cinderamata, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor migrasi dan bea cukai).

(4)

15

(d) Fasilitas dan pelayanan transportasi merupakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pergerakan sebuah destinasi wisata. Transportasi ini meliputi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan penunjangnya, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.

(e) Infrastruktur lainnya adalah prasarana yang dibutuhkan dalam pariwisata yang terdiri dari penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air limbah, serta telekomunikasi. (f) Kelembagaan merupakan lembaga yang terkait dengan keperluan destinasi wisata baik

yang berada dari dalam maupun lembaga dari luar untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan; strategi marketing dan program promosi; organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan perundangan yang berhubungan dengan wisata; kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; serta pengendalian program ekonomi, lingkungan dan sosial kebudayaan.

Kelembagaan wisata merupakan faktor penting yang akan mengelola komponen-komponen pariwisata, untuk memastikan semuanya bersinergi dalam menciptakan sebuah destinasi wisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk datang mengunjunginya. Dalam pengelolaan pariwisata diperlukan kesamaan visi antar anggota. Kesamaan visi dapat memunculkan aspirasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat partisipasi pengelola wisata maupun masyarakat setempat. Kesamaan visi ini akan tercapai apabila anggota telah bersatu dan terorganisir. Usaha penyamaan visi serta faktor kepemimpinan dibutuhkan untuk menunjang koordinasi antar semua pihak (Asker et al, 2010).

Komponen wisata menurut Mc.Intosh (1995:269), diklasifikasikan dalam empat kategori besar yang terdiri dari:

(a) Sumber daya alam terkait dengan iklim, bentuk alam, flora, fauna, sungai, pantai, pemandangan alam, sumber mata air, sanitasi, dan lain sebagainya.

(b) Infrastruktur terkait dengan jaringan air bersih, limbah, gas, listrik dan telepon, drainase, jalan raya, rel kereta api, bandara, stasiun kereta api, terminal, tempat-tempat hiburan, museum, pertokoan dan infrastruktur lainnya.

(c) Transportasi terkait dengan kapal laut, pesawat terbang, kereta api, bus, dan fasilitas transportasi lainnya.

(d) Keramahtamahan dan budaya setempat terkait dengan bentuk sikap ramah tamah dan sopan santun penduduk setempat dalam menerima wisatawan. Dalam hal ini yang

(5)

16

termasuk ke dalam budaya setempat meliputi seni, sejarah, musik, tari-tarian, drama, festival, pameran, pertunjukan, pariwisata khusus, museum dan galeri seni, perbelanjaan, olah raga serta aktivitas budaya lainnya.

Menurut Suwantoro (1997, 19) destinasi wisata haruslah memenuhi unsur daya tarik wisata, sarana wisata, prasarana wisata, tata laksana serta masyarakat dan lingkungan. Berikut adalah penjelasanya:

(a) Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi faktor penarik dari kunjungan wisatawan. Daya tarik yang dikelola secara profesional/ baik dapat menarik wisatawan untuk datang. Jenis daya tarik wisata dibedakan menjadi tiga, yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata minat khusus. Daya tarik yang dirancang pada sebuah tempat berdasarkan pada sumber daya yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, indah, nyaman dan bersih; aksesibel; memiliki ciri khusus; memiliki sarana prasarana penunjang; serta memiliki nilai khusus.

(b) Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati kunjungannya. Berbagai sarana utama wisata yang dibutuhkan adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, serta sarana pendukung lainnya (souvenir shop). Tidak semua objek memiliki sarana yang sama, karena sifatnya yang harus sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Penelitian yang dilakukan Gretzel, et al., dalam Subiyantoro menyatakan bahwa pelayanan personal pariwisata (seperti akomodasi serta transportasi) merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan volume jumlah wisatawan ke suatu daerah. Ketersediaan akomodasi sebagai sarana untuk tinggal sementara membuat kunjungan lebih nyaman karena wisatawan tidak akan mengalami kebingungan bagaimana dan dimana mereka akan menghabiskan waktu saat tidak ada destinasi yang bisa mereka tuju. Akses transportasi dapat meningkatkan perkembangan wisata serta peningkatan jumlah wisatawan karena akses menjadi semakin lancar dan biaya yang ditimbulkan semakin murah. Meskipun tidak mempengaruhi secara langsung, sarana prasarana yang baik dapat meningkatkan nilai atraksi/ daya tarik wisata yang kemudian dapat mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung (Soebiyantoro,-).

(c) Prasarana wisata adalah sumber daya alam maupun buatan manusia yang mutlak diperlukan dalam perjalanan wisatawan. Prasarana tersebut meliputi air bersih, jalan, jembatan, terminal, listrik, serta komunikasi. Prasarana wisata yang dibangun disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata. Kesesuaian dengan lokasi dan kondisi dapat meningkatkan aksesibilitas dan daya tarik.

(6)

17

(d) Tata laksana merupakan pengaturan sarana dan prasarana yang berada pada permukaan tanah ataupun di dalam tanah agar dapat berjalan dengan baik. Tata laksana tersebut meliputi sistem jaringan kelistrikan dan energi, sistem jalur pengangkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan.

(e) Masyarakat dan lingkungan menentukan eksistensi dari sebuah tempat pariwisata. Masyarakat/ sumber daya manusia kreatif menjadi faktor esensial dalam penyelenggaraan pariwisata. Sikap dan kemampuan staff dalam berdampak krusial pada kesan pelayanan pariwisata yang kemudian berdampak langsung pada kenyamanan, dan kepuasan kunjungan yang dilakukannya. Partisipasi masyarakat juga menjadi tonggak dalam pelestarian dan keberlanjutan lingkungan wisata karena bersinggungan langsung dengan tempat wisata. Lingkungan yang terjaga akan lebih berkelanjutan dan lebih memiliki daya saing untuk dikunjungi.

Partisipasi masyarakat dapat mendorong pemanfaatan berkelanjutan dan perlindungan terhadap sumber daya alam yang sensitif, menghindari eksploitasi dan ketergantungan terhadap satu sumber daya, mendukung pemanfaatan sumber daya alam secara tidak konsumtif, meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan di tingkat nasional dan lokal, serta meningkatkan pemahaman terhadap hubungan antara lingkungan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. (Tasci et al, 2013).

Salah satu daya tarik dapat berupa buatan/ kegiatan manusia. Daya tarik buatan manusia yang berbentuk beberapa industri menurut Madecor dalam Astuti et.al (2015) memiliki 3 komponen penyusun yang terdiri dari industri utama, industri pendukung, dan kegiatan terkait. Industri utama merupakan industri yang paling berpengaruh dalam pembentukan dan pengembangan kawasan yang memiliki keterkaitan atau hubungan timbal balik terhadap industri lain (termasuk industri pendukung dan kegiatan terkait lainnya). Industri pendukung adalah industri-industri yang perannya sangat mempengaruhi berjalannya kegiatan industri. Kegiatan pendukung adalah usaha-usaha yang memiliki hubungan timbal balik dengan industri inti karena memiliki kesamaan pelayanan pendukung. Ketiga komponen ini berintegrasi untuk menciptakan jejaring, sehingga bukan hanya mengoptimalkan potensi aktivitas industri kawasan saja, tetapi juga membuka peluang pengembangan destinasi wisata menjadi lebih luas.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen pariwisata adalah transportasi, akomodasi, daya tarik, sarana wisata, kelembagaan, prasarana wisata, dan masyarakat. Komponen tersebut disimpulkan atas dasar kesamaan pendapat para ahli atas komponen pariwisata. Jika terdapat dua ahli yang setuju dengan pendapat tersebut

(7)

18

maka dapat disimpulkan sebagai komponen wisata. Berikut adalah sintesis komponen wisata dari beberapa ahli.

Tabel 2.1 Sintesis Kompoenen Wisata Leiper (1990) Inskeep (1991) Mc.Intosh (1995) Suwantoro (1997) Madecor dalam Astuti et.al (2015) Sintesis Komponen Wisata Alasan Macam dan bentuk transportasi jalur transit Fasilitas pelayanan transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Transportasi (jenis transportasi) - - Transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Macam dan bentuk transportasi sama dengan jenis tranportasi Penyediaan tempat tinggal sementara dan pelayanan yang berhubungan (penyedia makan dan minuman) Fasilitas dan pelayanan akomodasi - - - Penyediaan dan pelayanan akomodasi - Daya tarik Atraksi dan kegiatan wisata

Budaya Daya tarik Integrasi

daya tarik Daya tarik

Atraksi dan kegiatan wisata merupakan daya tarik wisata Budaya adalah salah satu bentuk daya tarik Industri inti, pendukung dan kegiatan lainnya merupakan daya tarik wisata Integrasi merupakan sifat yang dimiliki daya tarik wisata Sarana wisata pendukung Fasilitas pelayanan lainnya - Sarana wisata utama dan pendukung - Sarana wisata utama dan pendukung - Peran tour operator

Kelembagaan - Tata laksana -

Kelembagaan (jenis, peran tour operator, peran pengkoordinasi/ regulator, pemasaran) Kelembagaan terdiri dari jenis lembaga dan perannya Pemasaran merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh lembaga pariwisata Peran pengkoordinasi/ regulator Pemasaran

- Infrastruktur Infrastruktur Prasarana

wisata - Prasarana wisata Infrastruktur sama dengan prasarana

(8)

19 Leiper (1990) Inskeep (1991) Mc.Intosh (1995) Suwantoro (1997) Madecor dalam Astuti et.al (2015) Sintesis Komponen Wisata Alasan - - Sumber daya alam - - - Sumber daya alam berkaitan dengan wisata dengan daya tarik alam - - Keramahtamahan dalam menerima tamu penduduk setempat Masyarakat (kemampuan pelayanan masyarakat Partisipasi dalam menjaga lingkungan wisata) - Masyarakat (keramahtaman, kemampuan pelayanan, partisipasi) Keramahtaman merupakan hal yang harus dimiliki masyarakat setempat Sumber: Penulis, 2016 2.1.5 Jenis Pariwisata

Selain komponen wisata, hal yang penting untuk sebuah destinasi wisata adalah jenis wisatanya. Pemilihan jenis wisata yang tepat dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki akan mempermudah wisatawan untuk mengenali destinasi tersebut karena sudah tahu apa yang akan dialami dan dirasakan jika berkunjung ke suatu destinasi wisata. Jenis pariwisata banyak macamnya. Berdasarkan daya tariknya, pariwisata dapat dibedakan menjadi wisata alam, wisata kebudayaan, wisata pendidikan, wisata pertanian, wisata perbandingan, wisata keagamaan, wisata bahari, dan wisata minat khusus. Dari berbagai jenis wisata tersebut, terdapat jenis wisata baru, yaitu wisata kreatif. Wisata kreatif merupakan pengembangan dari wisata budaya (Ohridska-Olson, 2010) dan wisata minat khusus (Richard, 2009).

Gambar 2.1 Bagan Jenis Wisata Berdasarkan Daya Tarik Sumber: Ohridska-Olson, 2010 Dan Richard, 2009

PARIWISATA

wisata alam wisata pendidikan wisata pertanian wisata perbandingan wisata keagamaan wisata budaya wisata minat khusus wisata kreatif

(9)

20

2.2 Wisata Kreatif

2.2.1 Definisi Wisata Kreatif

Telah disebutkan sebelumnya bahwa wisata kreatif merupakan salah satu jenis wisata yang berasal dari pengembangan wisata budaya dan wisata minat khusus. Wisata kreatif menurut International Conference on Creative Tourism (ICCT) tahun 2008, adalah perjalanan menuju ke tempat yang memiliki pengalaman asli dan menarik (hati/perasaan) dengan cara berpartisipasi dalam belajar seni, budaya, atau karakter khusus dari sebuah tempat, serta menyediakan hubungan/interaksi dengan penduduk yang tinggal dan membentuk budaya kehidupannya. Pariwisata ini menawarkan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas konsumen dengan aktif berpartisipasi dalam pengalaman pelatihan dan pembelajaran terkait dengan karakteristik tempat tujuan liburan yang mereka pilih (Richard and Wilson, 2007). Wisata kreatif melibatkan turis kedalam kehidupan budaya dari sebuah destinasi dan mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang berbeda (kerajinan, seni, kuliner, dan kegiatan kreatif lainnya) yang kemudian membentuk hubungan yang erat antara turis, penduduk lokal, dan budayanya (Richard dan Raymon, 2000).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wisata kreatif adalah wisata yang menawarkan kesempatan pengembangan kreativitas konsumen dengan pembelajaran bersama penduduk setempat terkait dengan kehidupan dan budaya lokal.

2.2.2 Aspek Wisata Kreatif

Sebuah destinasi wisata kreatif harus memenuhi beberapa aspek penting diantaranya adalah sumber daya manusia kreatif dan berkemampuan spesifik (keahlian khusus dan atau pengalaman), memiliki atmosfrer destinasi pariwisata kreatif, terdapat infrastruktur pariwisata kreatif, serta kelembagaan pariwisata kreatif (Hengky Hermantoro, 2013). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Sumber daya manusia kreatif dan spesifik sangat penting dalam sebuah destinasi wisata karena dengan ide-ide yang dimiliki dapat memecahkan masalah secara kreatif ataupun pemasaran yang kreatif. Manusia yang kreatif dan spesifik ini biasanya mengklaster menjadi komunitas tersendiri karena keragaman dan inovasi yang tinggi. Untuk mengetahui daya tahan sebuah komunitas kreatif pada sebuah tempat dapat dilihat melalui kontribusi tenaga kerja di sektor industri kreatif dan keanekaragaman (Florida, 2002).

(2) Atmosfer destinasi wisata kreatif merupakan lingkungan yang mampu menggambarkan aktifitas kreatif secara dominan ataupun atraksi wisata kreatif yang ditawarkan sebuah destinasi wisata didukung oleh arsitektur yang didisain dengan baik, dan tempat yang

(10)

21

menarik bagi publik. Atmosfer destinasi wisata kreatif terdiri dari aspek non fisik dan fisik. Apek non fisik terdiri dari aktivitas kreatif dan kebudayaan yang masih ada dan mengakar dalam masyarakat. Sedangkan aspek fisik dapat dirasakan melalui arsitektural kawasan.

(3) Sarana pariwisata kreatif merupakan merupakan wadah bagi masyarakat untuk menuangkan ide-ide kreatifnya. Sarana kreatif berupa bangunan dan institusi pendidikan (tempat pelatihan dan penelitian), fasilitas kebudayaan (museum, galeri seni, ruang pertunjukan, wadah aktivitas kebudayaan), dan tempat pertemuan/interaksi (public space/taman, balai pertemuan). (Landry, 2006).

(4) Kelembagaan pariwisata kreatif diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata. Kelembagaan wisata kreatif berasal dari internal (organisasi pengelola, komunitas non profit dan komunitas profit) dan eksternal (pemerintah/regulator).

Wisata kreatif juga harus memenuhi beberapa faktor, diantaranya adalah adanya industri kreatif; keberagaman budaya global; penawaran kebudayaan lokal yang unik dan kesenian/ kerajinan lokal; infrastruktur wisata, sumber daya wisata, dan keramahan (Ohridska-Olson dan Ivanov 2011, 4). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Industri kreatif menjadi faktor penting dalam sektor pariwisata, khususnya wisata kreatif. Industri kreatif adalah industri eksplotasi ide menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Industri kreatif menjadi daya tarik wisata kreatif. Industri kreatif digunakan untuk mempromosikan destinasi wisata serta untuk meningkatkan daya tarik dan daya saingnya (OECD dalam Ohridska-Olson dan Ivanov 2011, 8). Sebagai daya tarik wisata, industri kreatif yang ada tidak hanya sekedar ada, namun harus terdapat kegiatan yang memberikan pengalaman yang lebih penting daripada sekedar membawa pulang souvenir ke rumah. Pengalaman tersebut didapatkan dari penciptaan bersama (produk) antara pengunjung dengan masyarakat. Daya tarik wisata kreatif dinilai dari keunikannya, keberagaman pilihannya, kulitasnya, serta kemudahan mengaksesnya. Daya saing dari industri kreatif dalam wisata kreatif juga perlu dipertimbangkan. Daya saing dapat diukur dengan indikator usaha industri kreatif. Indikator usaha industri kreatif dapat dilihat dari membandingkan jumlah usaha industri kreatif dengan lapangan kerja lainnya. Usaha industri kreatif minimal memiliki 5-15% dari total lapangan kerja serta 40-50% tenaga kerja (Evans, 2009). Industri kreatif baik tradisional ataupun baru terdiri dari arsitektur, seni pertunjukan, seni visual dan seni grafis, desain, penerbitan, kuliner dan keahlian memasak, permainan interaktif, media, fashion, musik, fotografi, jurnalistik dan sastra, layanan iklan dan komunikasi pemasaran, pariwisata (Santagata, 2009).

(11)

22

(2) Keberagaman budaya global merupakan faktor penting wisata kreatif. Wisata kreatif menawarkan interaksi dengan budaya setempat sebagai salah satu daya tarik utamanya karena mampu memberikan pengalaman tersendiri yang tidak dapat dinikmati di tempat lain. Kebudayaan (dalam bentuk intangible) mampu menjadi pembeda di jaman globalisasi yang serba seragam (UNESCO, 2003). Semakin beragam daya tarik yang di tawarkan maka akan semakin menarik dan semakin cepat tumbuh sebuah wisata kreatif (Castells dalam Richards dan Marques, 2012). Menurut Koentjaraningrat (2002) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Terdapat tujuh unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang terdiri dari sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, dan peralatan bahasa dan kesenian. Kesemua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan).

(3) Penawaran kegiatan kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal yang unik pasti dimiliki oleh tiap komunitas. Saat sebuah wayang dibuat dengan bahan dan teknik memahat yang berbeda atau satu baris dalam sebuah lagu dinyanyikan berbeda merupakan budaya lokal yang merepresentasikan sumber daya yang dimiliki destinasi wisata tersebut. Teknologi tradisional, kerajinan, kesenian, dan ekspresi artistik lainnya dapat dikenal dan menarik wisatawan dari seluruh dunia. Keunikan dalam karakteristik adalah satu dari sumber daya utama dalam wisata kreatif dan merepresentasikan faktor penawaran wisata kreatif bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

(4) Infrastruktur wisata, sumber daya wisata, dan keramahan berperan penting dalam wisata kreatif. Berdasarkan the Country Branding Index from 2009 dalam Ohridska-Olson dan Ivanov (2011, 9) keaslian dalam wisata kreatif adalah hal yang sangat penting namun tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada dasar-dasar infrastruktur wisata (baik secara fisik maupun non fisik). Selain itu, dinyatakan juga bahwa komunitas dengan sumberdaya (kemampuan dan keahlian) yang baik cenderung berkembang dengan cepat dan lebih baik dibandingkan dengan komunitas yang tidak memiliki sumberdaya yang baik.

Di negara berkembang, seperti Thailand, terdapat aspek yang mendukung wisata kreatif, diantaranya adalah infrastruktur, informasi, intelegensi, identifikasi, dan inovasi (Piboonrungroj and Angkakorn 2013, 7).

(12)

23

(1) Infrastruktur terkait dengan pengadaan jalan, air dan listrik

(2) Intelegensi terkait dengan adanya stratistik permintaan, penawaran dan faktor lainnya yang berhubungan. Intelegensi merupakan faktor human resources eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh pengelola pengembangan destinasi wisata.

(3) Informasi terkait dengan pengkomunikasian keterangan jam buka, peta wisata, daftar aktifitas, daftar produk, dan keterangan lainnya terkait tentang destinasi wisata kreatif. (4) Identitas adalah citra yang terbentuk dari ritme tempat dan ruang (elemen kota) yang

mencerminkan sense of time, yang ditumbuhkan dari dalam yang berasal dari aktivitas yang mengakar pada masyarakatnya

(5) Inovasi adalah merubah sesuatu yang sudah ada dengan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki seseorang, sehingga benda atau teknologi itu menjadi lebih bermanfaat dan berguna.

Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor penting dalam wisata kreatif adalah memiliki industri kreatif, kebudayaan lokal, atmosfer wisata, infrastruktur wisata dasar dan kreatif, sumberdaya manusia kreatif, serta kelembagaan wisata kreatif.

Tabel 2.2 Sintesis Faktor Wisata Kreatif

Hengky Hermantoro (2013) Ohridska-Olson dan Ivanov (2011) Piboonrungroj dan Angkakorn (2013) Sintesis Faktor Wisata Kreatif Alasan

- Industri kreatif Inovasi Industri kreatif Inovasi merupakan usaha yang digunakan dalam industri kreatif.

- Kebergaman budaya - Keberagaman kebudayaan lokal (kegiatan adat, kesenian, kerajinan)

Kegiatan adat, kesenian, kerajinan merupakan unsur dalam

kebudayaan Penawaran kegiatan

kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal Atmosfrer destinasi pariwisata kreatif (aktivitas yang mengakar dalam masyarakat dan arsitektural kawasan) - Identitas Atmosfer wisata kreatif (aktivitas yang mengakar dalam masyarakat dan arsitektural kawasan)

Identitas memiliki pengertian yang sama dengan atmosfer wisata kreatif yaitu terbentuk dari ritme ruang (fisik) dan aktifitas masyarakat

Sarana pariwisata

kreatif Infrastruktur wisata Infrastruktur

Sarana dan infrastruktur wisata dasar dan kreatif

 Selain infrastruktur wisata kreatif, infrastruktur dasar juga harus dipenuhi (Ohridska-Olson dan Ivanov 2011, 9)

Sumber daya manusia kreatif (kontribusi tenaga

Sumber daya manusia

wisata Intelegensi

Sumber daya manusia kreatif

 Kreatifitas dan keahlian spesifik merupakan salah satu bentuk sumber daya manusia.

(13)

24 Hengky Hermantoro (2013) Ohridska-Olson dan Ivanov (2011) Piboonrungroj dan Angkakorn (2013) Sintesis Faktor Wisata Kreatif Alasan kerja di sektor industri kreatif, keanekaragaman) dan berkeahlian spesifik Keramahan (kontribusi tenaga kerja di sektor industri kreatif, keanekaragam an, keahlian spesifik, keramahan)

Intelegensi merupakan human resources/ sumber daya manusia.

 Keramahan merupakan hal yang dimiliki masyarakat wisata kreatif

Kelembagaan

pariwisata kreatif - Informasi

Kelembagaan wisata kreatif

Informasi merupakan salah satu peran dalam kelembagaan wisata kreatif

Sumber: Penulis, 2015

2.3 Komponen Wisata Kreatif

Teori terkait komponen wisata, sistem pariwisata dan aspek wisata kreatif telah disampaikan sebelumnya. Teori-teori tersebut kemudian dapat membangun komponen yang akan dibutuhkan sebuah destinasi wisata kreatif baru. Langkah pertama untuk mencari komponen/ variabel wisata kreatif setelah dilakukannya sintesis komponen wisata dan sintesis faktor wisata kreatif. Berdasarkan sintesis yang dilakukan, komponen dalam wisata kreatif terdiri dari daya tarik wisata kreatif, sarana prasarana, masyarakat wisata kreatif, kelembagaan internal wisata kreatif, kelembagaan eksternal wisata kreatif, serta wisatawan. Berikut adalah tabel komponen dalam wisata kreatif:

Tabel 2.3 Sintesis Komponen dalam Wisata Kreatif Sintesis

Komponen Wisata

Sintesis Faktor Wisata Kreatif

Sintesis Komponen Wisata

Kreatif Alasan

Daya tarik

Industri kreatif

Daya tarik wisata kreatif:

 Daya tarik industri kreatif lokal

 Daya tarik keberagaman kebudayaan lokal - Kegiatan adat - Kesenian - Kerajinan

 Daya tarik atmosfer wisata kreatif/ karakter lokasi - Aktivitas sosial ekonomi

yang mengakar - Arsitektural kawasan

 Integrasi daya tarik

 Industri kreatif merupakan daya tarik utama wisata kreatif

 Kebudayaan lokal merupakan atraksi yang diinginkan yang memberi nilai lebih pada wisata kreatif sebagai daya tarik pendukung

 Atmosfer merupakan hal yang bisa dinikmati sebagai atraksi yang mendukung wisata kreatif

 Integrasi adalah sifat yang dimiliki daya tarik Keberagaman kebudayaan lokal (kegiatan adat, kesenian, kerajinan) Atmosfer wisata kreatif (aktivitas yang mengakar dalam masyarakat dan arsitektural kawasan) Penyediaan dan pelayanan akomodasi Sarana dan infrastruktur wisata dasar dan kreatif

Sarana prasarana wisata kreatif:

Sarana prasarana

- Akomodasi (penyediaan dan pelayanan)

- Transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) - Workshop - Kebudayaan

 Akomodasi merupakan sarana yang harus disediakan wisata kreatif untuk membentuk interaksi wisatawan dengan penduduk

 Transportasi merupakan sarana utama karena fungsinya sebagai

penghubung destinasi wisata dengan tempat asal wisatawan

 Telah disebutkan juga sarana Transportasi (akses

dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Sarana wisata utama dan pendukung Prasarana wisata

(14)

25 Sintesis

Komponen Wisata

Sintesis Faktor Wisata Kreatif

Sintesis Komponen Wisata

Kreatif Alasan

- Perdagangan - Listrik - Air bersih - Komunikasi

utama wisata kreatif terdiri dari fasilitas pendidikan, kebudayaan Masyarakat (keramahtaman, kemampuan pelayanan, partisipasi)

Sumber daya manusia kreatif (kontribusi tenaga kerja di sektor industri kreatif, keanekaragaman, keahlian spesifik, keramahan)

Masyarakat wisata kreatif

 Sumber daya manusia kreatif

- Kontribusi tenaga kerja industri kreatif - Keanekaragaman - Keahlian spesifik  Masyarakat wisata - Keramahtaman - Kemampuan pelayanan - Partisipasi keberlanjutan wisata

 Sumber daya manusia kreatif bagian dari masyarakat wisata kreatif

 Keramahtamahan,

ketrampilan pelayanan dan partisipasi merupakan hal yang harus dimiliki

masyarakat wisata agar wisata tersebut dapat berlangsung dengan baik

Kelembagaan (jenis, peran tour operator, peran pengkoordinasi/ regulator, pemasaran) Kelembagaan wisata kreatif Kelembagaan internal

 Peran tour operator

 Peran pengkoordinasi/ pengelola wisata

 Kelembagaan terdiri dari kelembagaan internal dan eksternal dengan peran dan fungsi masing-masingnya

 Kelembagaan internal dan eksternal dipisah karena berdasarkan sistem pariwisata kelembagaan internal adalah supply sedangkan

kelembagaan eksternal adalah faktor eksternal Kelembagaan eksternal  Peran regulator  Pemasaran - - Wisatawan: - Wisatawan domestik - Wisatawan mancanegara

 Meskipun tidak ada dalam komponen wisata dan faktor wisata kreatif, penelitian ini mempertimbangkan wisatawan sebagai demand yang perlu diteliti

Sumber: Penulis, 2016

Komponen wisata kreatif yang telah tersintesis akan menjadi variabel penelitian ini. Setah menentukan komponen wisata/variabel kemudian ditentukan parameter. Parameter ini didapatkan dari variabel, dan hal-hal yang menjadi input dalam proses sintesis teori. Berikut adalah parameter dalam penelitian ini:

Tabel 2.4 Parameter Penelitian Variabel Komponen

Wisata Kreatif Terpilih

Sub Variabel Parameter

Daya tarik wisata kreatif

Daya tarik industri kreatif lokal

- Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan industri kreatif

Daya tarik keberagaman kebudayaan lokal

- Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan kegiatan adat

- Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan kesenian lokal

- Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan erajinan lokal

Daya tarik atmosfer wisata kreatif/ karakter lokasi

- Keunikan aktivitas sosial ekonomi yang mengakar - Keunikan arsitektural kawasan

Integrasi daya tarik - Hubungan antar daya tarik Sarana prasarana

wisata kreatif

Sarana Prasarana Wisata Kreatif

- Penyediaan dan pelayanan sarana akomodasi - Penyediaan dan pelayanan sarana transportasi (akses

(15)

26 Variabel Komponen

Wisata Kreatif Terpilih

Sub Variabel Parameter

dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) - Penyediaan dan pelayanan sarana workshop - Penyediaan dan pelayanan sarana kebudayaan - Penyediaan dan pelayanan sarana perdagangan toko

cinderamata/oleh-oleh

- Penyediaan dan pelayanan prasarana listrik - Penyediaan dan pelayanan prasarana air bersih - Penyediaan dan pelayanan prasarana komunikasi Kelembagaan

internal wisata kreatif

Pengelola wisata - Ketuntasan peran pengelola wisata Tour operator - Ketuntasan peran tour operator

Masyarakat wisata kreatif

Sumber daya manusia kreatif

- Kontribusi tenaga kerja industri kreatif - Keanekaragaman

Masyarakat wisata

- Keramahan

- Kemampuan pelayanan - Partisipasi keberlanjutan wisata

Wisatawan Wisatawan - Kecukupan dan peningkatan wisatawan domestik - Kecukupan dan peningkatan wisatawan mancanegara Kelembagaan

eksternal wisata kreatif

Pemerintah - Ketuntasan peran pemerintah/ regulator Pemasaran - Tingkat/ skala pemasaran

Sumber: Penulis, 2016 2.4 Kesiapan

Kesiapan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata dasar siap yang memiliki definisi “sudah sedia”. Kesiapan berdasarkan laman dictionarybussiness.com memiliki arti tingkat kesiagaan orang, organisasi ataupun sistem dalam memenuhi/ mewujudkan perencanaan yang akan dilakukan. Kesiapan juga terkait dengan tingkat kematangan dari suatu objek. Kesiapan menunjukkan tingkat kemungkinan dari suatu kondisi “siap”, “agak siap”, atau “tidak siap”.

Kesiapan terdiri dari ketuntasan dalam rencana, kecukupan dan latihan dari pelaku serta ketersediaan dukungan pelayanan dan sistem. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Ketuntasan dalam perencanaan. Tuntas adalah kondisi dimana segala sesuatu selesai secara menyeluruh. Ketuntasan dalam perencanaan memiliki arti rencana yang dibuat telah selesai secara menyeluruh.

(2) Kecukupan dan latihan dari pelaku. Kecukupan adalah kondisi dimana sesuatu dapat memenuhi kebutuhan dan tidak perlu di tambah lagi. Kecukupan pelaku memiliki arti pihak yang melakukan kegiatan telah dirasa memenuhi kebutuhan (secara kualitas maupun kuantitas).

(3) Ketersediaan dukungan pelayanan dan sistem. Ketersediaan memiliki arti sudah ada. Namun, bukan hanya terkait jumlah tetapi dukungan pelayanan dan sistem harus dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan.

(16)

27

Setelah mengetahui tentang kesiapan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkan antara aspek kesiapan dengan komponen destinasi wisata kreatif. Kesiapan terdiri dari tiga aspek yaitu ketuntasan rencana, kecukupan, dan ketersediaan.

(a) Daya tarik wisata

Brad King, 2009 mengutarakan bahwa pengunjung wisata kreatif mencari daya tarik yang unik dan berkualitas baik (uniqueness and excellent quality), memiliki ragam pilihan dalam berpartisipasi (choice and participation), mudah diakses semua orang (something for everybody).

Keunikan (KBBI Online, 2011) berasal dari kata unik yang memiliki arti tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain. Dari pengertian ini maka daya tarik wisata yang unik adalah daya tarik yang tidak dapat ditemukan atau berbeda dari daya tarik di tempat lain.

Menurut Gunderson dkk (1996) penilaian evaluatif yang berkaitan kualitas produk atau jasa dapat dilakukan dengan mengukur kepuasan konsumen. Kepuasan adalah tanggapan menyeluruh konsumen setelah dia mengalami kegiatan yang telah memenuhi berbagai harapannya.

Daya tarik yang telah dikenali pada pembahasan sebelumnya adalah industri kreatif, keberagaman budaya lokal, atmosfer wisata kreatif, serta integrasi daya tarik.

- Daya tarik industri kreatif. Industri kreatif merupakan daya tarik utama dalam pengembangan wisata kreatif Ohridska-Olson dan Ivanov (2011). Penggunaan industri kreatif sebagai daya tarik berwujud partisipasi dalam pengalaman pelatihan dan pembelajaran membuat produk dari industri kreatif yang ditawarkan (Richard dan Raymon, 2000). Berdasarkan pendapat sebelumya daya tarik industri kreatif dapat dikatakan siap jika daya tarik industri kreatifnya unik/ berbeda dari tempat lainnya, orang yang berkunjung dapat merasa daya tariknya sesuai dengan harapan/ memuaskan, memiliki ragan pilihan yang bervariasi/ banyak (lebih dari 3), serta mudah diakses (jarak, biaya, waktu/ jadwal).

- Daya tarik keberagaman budaya lokal. Bentuk daya tarik lain wisata kreatif adalah kebudayaan lokal. Daya tarik budaya lokal yang ditawarkan adalah kegiatan kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal (Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011). Daya tarik keberagaman budaya lokal dapat dikatakan siap jika daya tarik keberagaman budaya lokalnya unik/ berbeda dari tempat lainnya, orang yang berkunjung dapat merasa daya tariknya sesuai dengan harapan/ memuaskan, memiliki ragan pilihan yang bervariasi/banyak (lebih dari 3), serta mudah diakses (jarak, biaya, waktu/ jadwal).

(17)

28

- Daya tarik atmosfer wisata kreatif. Atmosfer destinasi wisata kreatif dapat tergambar dari aktivitas masyarakat serta dari arsitektural/ bangunan kawasan. Atmosfer wisata kreatif dapat dikatakan siap jika tergambar jelas sebagai sebuah kesatuan kawasan yang berbeda dilihat dari aktivitas maupun bangunannya.

- Integrasi daya tarik. Sebagai kesatuan sistem, daya tarik yang ada harus memiliki integrasi/ hubungan yang baik satu sama lainnya (Gunn, 1972). Daya tarik dikatakan siap jika terbentuk integrasi/ hubungan timbal balik antar daya tarik yang dimiliki. (b) Sarana prasarana

- Keberadaan sarana prasarana sangat diperlukan dalam mendukung keberlangsungan kegiatan wisata. Sarana prasarana dalam wisata kreatif dikatakan siap jika telah terdapat/tersedia sarana prasarana yang dibutuhkan dalam menjalankan wisata kreatif. (c) Kelembagaan internal

Kelembagaan internal wisata kreatif terdiri dari pengelola wisata serta tour operator (Suwantoro, 1997).

- Pengelola wisata. Pengelola wisata memiliki tiga peran, yaitu strategi marketing, program promosi, serta organisasi wisata sektor umum dan swasta. Pengelola wsata dikatakan siap jika tuntas menjalankan peran-perannya.

- Tour operator. Tour operator memiliki tiga peran, yaitu untuk menyusun paket wisata, penyediakan paket wisata, memasarkan paket wisata sebagai sebuah unit. Tour operator dikatakan siap jika tugas-tugas ini telah selesai dilakukan.

(d) Mayarakat wisata kreatif

Masyarakat wisata yang memiliki kreatifitas tinggi akan mampu mengelola potensi yang dimiliki (sumberdaya, daya tarik, sarana prasarana) menjadi lebih menarik untuk dikunjungi (Pitana dan Diarta, 2009). Masyarakat wisata kreatif dinilai dari sumber dayanya serta masyarakatnya.

- Sumber daya manusia kreatif. Kesiapan sumber daya manusia kreatif dapat dilihat dari tercukupinya jumlah tenaga kerja di sektor industri kreatif serta dari keberagaman masyarakatnya. Tercukupinya jumlah tenaga kerja industri kreatif jika mencapai jumlah 40-50% dari seluruh pekerja (Evans, 2009). Keberagaman masyarakat dapat dilihat dari proporsi jumlah penduduk pendatang. Proporsi jumlah penduduk pendatang yang tinggi menggambarkan keberagaman yang tinggi pula. Keberagaman masyarakat ini dikatakan siap jika proporsi jumlah penduduk datang tinggi.

- Masyarakat. Kesiapan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan pelayanan, keramahan, serta partisipasinya dalam menjaga keberlangsungan wisata. Kemampuan pelayanan, dikatakan siap apabila staff/ pekerja wisata dinilai baik dan cakap dalam

(18)

29

memberikan pelayanan terhadap wisatawan. Demikian juga keramahan masyarakat dikatakan siap, jika staff/ pekerja wisata yang ada mampu memberikan kesan ramah pada wisatawan. Partisipasi masyarakat adalah hal penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah destinasi wisata yang mengandalkan lokalitas sebagai daya tarik utamanya. Masyarakat dianggap siap jika kebanyakan masyarakat lokal terlibat dalam kegiatan kepariwisataan yang ada.

(e) Wisatawan

Wisatawan berdasarakan asalnya dibedakan menjadi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Wisatawan adalah pihak yang menggunakan jasa kepariwisataan. Sehingga dalam kepariwisataan perlu melihat peluang pasar/ wisatawan yang ada. Peluang pasar dapat dilihat dari jumlah kunjungan yang ada. Semakin banyak dan meningkat jumlah wisatawan yang ada, maka semakin siaplah tempat pariwisata tersebut.

(f) Kelembagaan eksternal

Kesiapan kelembagaan eksternal dapat dilihat dari pemerintah serta pemasaran.

- Pemerintah. Pemerintah memiliki empat peran yaknin menaungi peraturan perundangan yang berhubungan dengan wisata; perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan/pelatihan; kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; serta pengendalian program ekonomi, lingkungan dan sosial kebudayaan.

- Pemasaran. Kesiapan pemasaran dapat diukur dengan mengetahui sejauhmana skala pemasaran dilakukan. Semakin besar skala pemasaran yang dilakukan semakin banyak orang yang tahu dan akan semakin banyak orang yang tertarik untuk datang. Sehingga jika skala pelayanan sudah hingga tingkat internasional maka pemasaran wisata dapat dikatakan siap.

(19)

30 Tabel 2.5 Parameter Penelitian

Variabel Komponen Wisata Kreatif Sub Variabel Aspek Kesiapan Parameter Sumber Ketuntasan

Rencana Kecukupan Ketersediaan

Daya tarik wisata kreatif

Daya tarik industri kreatif lokal

- - Keberadaan daya tarik

inkraf yang unik

 Industri kreatif unik dibanding dengan tempat-tempat lain di dunia

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 KBBI Online, 2011

- Tingkat kualitas daya

tarik inkraf -  Pembelajaran dalam industri kreatif memuaskan.

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Gunderson dkk, 1996 -Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik inkraf

-  Semua industri lokal yang menjadi atraksi wisata membuka layanan pelatihan dengan jadwal yang jelas

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

-Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik inkraf

-

 Semua industri lokal yang menjadi atraksi wisata dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

-Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik inkraf

-  Semua industri lokal yang menjadi atraksi wisata memiliki biaya terjangkau

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

- Jumlah ragam pilihan

daya tarik inkraf -

 Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati industri kreatif yang menjadi atraksi wisata

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Richard dan Raymon, 2000 Daya Tarik keberagaman kebudayaan lokal - - Keberadaan kegiatan

adat yang unik

 Kegiatan adat yang ada unik dibanding dengan tempat-tempat lain di dunia.

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 KBBI Online, 2011

- Tingkat kualitas daya

tarik kegiatan adat -  Suguhan kegiatan adat memuaskan

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Gunderson dkk, 1996 - Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik kegiatan adat

-  Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi wisata memiliki jadwal yang jelas

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 -

Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik kegiatan adat

-

 Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi wisata dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

(20)

31 Variabel Komponen Wisata Kreatif Sub Variabel Aspek Kesiapan Parameter Sumber Ketuntasan

Rencana Kecukupan Ketersediaan

-

Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik kegiatan adat

-  Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi wisata memiliki biaya terjangkau

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

- Jumlah ragam pilihan

daya tarik kegiatan adat -

 Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati kegiatan budaya lokal yang menjadi atraksi wisata

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Richard dan Raymon, 2000 -

Keberadaan daya tarik kesenian lokal yang unik

 Kesenian lokal unik dibanding dengan tempat-tempat lain di dunia

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 KBBI Online, 2011

- Tingkat kualitas daya

tarik kesenian lokal -  Suguhan kesenian lokal memuaskan

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Gunderson dkk, 1996 - Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik kesenian lokal

-  Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi wisata memiliki jadwal yang jelas

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 -

Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik kesenian lokal

-

 Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi wisata dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 -

Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik kesenian lokal

-  Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi wisata memiliki biaya terjangkau

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011

-

Jumlah ragam pilihan daya tarik kesenian lokal

-  Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati kesenian lokal yang menjadi atraksi wisata

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Richard dan Raymon, 2000 - -

Keberadaan daya tarik kerajinan lokal yang unik

 Kerajinan lokal unik dibanding dengan tempat-tempat lain di dunia. King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 KBBI Online, 2011 -

Jumlah ragam pilihan daya tarik kerajinan lokal

-  Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk memilih kerajinan lokal yang ada

King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Daya tarik - Tingkat keunikan - Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat khas dapat dibedakan King, 2009

(21)

32 Variabel Komponen Wisata Kreatif Sub Variabel Aspek Kesiapan Parameter Sumber Ketuntasan

Rencana Kecukupan Ketersediaan

atmosfer wisata kreatif/karakter lokasi

aktivitas sosial ekonomi yang mengakar

dari tempat-tempat lain di dunia Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 - Tingkat keunikan

arsitektural kawasan -

Arsitektural kawasan khas dapat dibedakan dari tempat-tempat lain di dunia King, 2009 Ohridska-Olson dan Ivanov, 2011 Integrasi daya tarik - -

Adanya integrasi daya

tarik Hubungan antar daya tarik Gunn (1972)

Sarana prasarana

wisata kreatif Sarana Prasarana

- - Ketersediaan sarana

akomodasi Sarana akomodasi tersedia dan terjangkau

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan sarana

transportasi

Sarana transportasi dari dan menuju destinasi wisata tersedia dan terjangkau

Sarana transportasi internal tersedia dan terjangkau

Sarana transportasi yang tersedia aman, nyaman, dengan biaya terjangkau

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan sarana

workshop Sarana workshop tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan sarana

kebudayaan Sarana kebudayaan tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan sarana

perdagangan Sarana toko cenderamata tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan prasarana

listrik Prasarana listrik tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan prasarana

air bersih Prasarana air bersih tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997)

- - Ketersediaan prasarana

komunikasi Prasarana komunikasi tersedia

Leiper (1990), Inskeep (1991), Suwantoro (1997) Kelembagaan internal wisata kreatif Pengelola wisata Peran pengelola

wisata - - Semua peran pengelola telah tuntas dilaksanakan

Suwantoro (1997) Tour operator Peran tour operator - - Semua peran tour operator telah tuntas dilaksanakan Suwantoro (1997) Masyarakat wisata kreatif Sumber daya manusia kreatif - Tingkat kontribusi tenaga kerja industri kreatif

(22)

33 Variabel Komponen Wisata Kreatif Sub Variabel Aspek Kesiapan Parameter Sumber Ketuntasan

Rencana Kecukupan Ketersediaan

-

Tingkat keanekaragaman masyarakat

- Keanekaragaman masyarakat bervariasi Evans (2009)

Masyarakat wisata

- Tingkat kemampuan

pelayanan - Tingkat kemampuan pelayanan terhadap tamu cukup

Mc.Intosh (1995), Suwantoro (1997) - Tingkat keramahan

masyarakat - Tingkat keramahan dalam menyambut tamu cukup

Mc.Intosh (1995), Suwantoro (1997) - Tingkat partisipasi

masyarakat - Tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan cukup

Mc.Intosh (1995), Suwantoro (1997) Wisatawan Wisatawan

- Jumlah wisatawan

domestik - Jumlah wisatawan domestik cukup dan meningkat Gunn (1972)

- Jumlah wisatawan

mancanegara - Jumlah wisatawan mancanegara cukup dan meningkat Gunn (1972) Kelembagaan

eksternal wisata kreatif

Pemerintah Peran pemerintah/

regulator - - Peran pemerintah tuntas

Leiper (1990), Inskeep (1991)

Pemasaran - Skala pemasaran - Tingkat pemasaran hingga skala internasional Leiper (1990)

(23)

34

2.6 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan teori-teori sebagai pijakan berpikir. Kesiapan JKP akan dinilai dari komponen-komponen kesiapan wisata kreatif. Komponen kesiapan wisata ini didapatkan dari mensintesis beberapa teori terlebih dahulu. Langkah pertama adalah dengan mensintesis beberapa teori terkait komponen wisata. Teori komponen wisata yang digunakan adalah milik Leiper (1990), Inskeep (1991), Mc.Intosh (1995), Suwantoro (1997) serta Madecor dalam Astuti et.al (2015). Langkah kedua adalah melakukan sintesis beberapa teori terkait aspek wisata kreatif. Teori komponen wisata kreatif yang digunakan adalah milik Hengky Hermantoro (2013), Ohridska-Olson dan Ivanov (2011) serta Piboonrungroj dan Angkakorn (2013). Langkah ketiga adalah sintesis terhadap teori-teori sistem pariwisat. Teori sistem pariwisata yang digunakan adalah milik Gunn (1972), Leiper dalam Pitana dan Diarta (2009) Mathieson dan Wall dalam Pitana dan Diarta (2009). Ketiga hasil sintesis ini kemudian disintesis bersama-sama. Hasil sintesis komponen wisata, komponen wisata kreatif dan sistem pariwisata lalu disilangkan dengan aspek kesiapan. Hingga kemudian didapati komponen kesiapan wisata kreatif. Berikut adalah kerangka pikir penelitian ini:

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian Sumber: Penulis, 2016

KESIAPAN

Ketuntasan Rencana

Kecukupan

Ketersediaan

Variabel Komponen Kesiapan Wisata Kreatif

1. Daya Tarik Wisata Kreatif 2. Sarana Prasarana Wisata

Kreatif

3. Kelembagaan Internal Wisata Kreatif

4. Masyarakat Wisata Kreatif 5. Wisatawan

6. Kelembagaan Eksternal Wisata Kreatif

Jayengan Kampoeng Permata sebagai Destinasi Wisata Kreatif

Variabel Komponen Wisata Kreatif Jayengan Kampoeng Permata Sistem Pariwisata Komponen Pariwisata Jenis Pariwisata PARIWISATA Wisata Kreatif Aspek Wisata Kreatif

Gambar

Tabel 2.1 Sintesis Kompoenen Wisata
Gambar 2.1 Bagan Jenis Wisata Berdasarkan Daya Tarik  Sumber: Ohridska-Olson, 2010 Dan Richard, 2009
Tabel 2.2 Sintesis Faktor Wisata Kreatif
Tabel 2.3 Sintesis Komponen dalam Wisata Kreatif  Sintesis
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dan juga perbandingan tingkat pada Provinsi Sulawesi Utara yaitu pada Kota Bitung dan Tomohon

Beberapa buku mengatakan memori jangka pendek (short term memory) sama dengn memori kerja (working memory).selain menyimpan informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi

Google Maps API membuat anda dapat menggunakan kemampuan dari Google Maps untuk digunakan di aplikasi anda, untuk menampilkan data anda sendiri ataupun orang lain dengan cara

Matriks Matriks Matriks Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Simulasi adalah tiruan dari sebuah sistem dinamis dengan menggunakan model. komputer untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan

kesulitan yang cukup menonjol untuk mempelajari satu atau dua keterampilan pendidikan dasar (paling sering membaca). Tapi se- harusnya diperhatikan bahwa ketidakmampuan belajar

Awal tahun 2000 sejumlah penelitian dilakukan oleh Balai Arkeologi Makassar dan penelitian lainnya, yang dimuat dalam jurnal Walannae seperti yang dilakukan oleh Bernadeta