• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali

DokumenPT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 1dari 14

INSTRUKSI KERJA

TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) & PENANGGULANGAN

HAMA KUMBANG TANDUK

(Oryctes rhinoceros)

NO. ISK/AGR-KBN/29

Status Dokumen

No. Distribusi

DISAHKAN

Pada tanggal 25 Februari 2015

Dimpos Giarto V. Tampubolon DirekturUtama

Disusun Oleh ;

(2)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 2 dari 14

FRM/JKO-WKM/15-00 07Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

(3)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 3 dari 14

1. Tujuan

Untuk mendapatkan pokok sawit yang sehat dari serangan hama dan penyakit, khususnya hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) agar tercapai produksi TBS (tandan buah segar) yang maksimal.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk kegiatan tindakan preventif (pencegahan) dan pengendalian hama kumbang tanduk di seluruh areal perkebunan atau lingkungan kerja PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.

3. Pengertian/Definisi

3.1. PT. BUM adalah PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.

3.2. Karyawan adalah Karyawan PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.

3.3. Hama adalah mahluk hidup selain tumbuhan dan jamur (fungi) yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan (pokok sawit) yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan

3.4. Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L) adalah hama utama yang menyerang kelapa sawit dan dikenal sebagai hama penggerek pucuk kelapa sawit.

4. Penyebab Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L)

4.1. Penyebab pertama karena ada/tidaknya sumber hama kumbang tanduk di lingkungan perkebunan kelapa sawit.

4.2. Penyebab kedua karena tersedianya media untuk berkembang biak di lingkungan perkebunan kelapa sawit. Media yang menjadi penyebab berkembangbiak hama kumbang tanduk di lingkungan perkebunan dan pabrik kelapa sawit diantaranya adalah :

4.2.1. Tandan kosong yang menumpuk tinggi di lingkungan PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit), tandan kosong yang bertumpuk di pinggir jalan (CR/MR), aplikasi tandan kosong yang tidak sesuai dengan standart agronomis.

(4)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 4 dari 14

Gambar 1. Penumpukan tankos di lingkungan PMKS

Gambar 2. Penumpukan tankos di pinggir jalan (CR/MR)

4.2.2. Rumpukan Batang Kelapa Sawit di areal replanting.

Gambar 3. Rumpukan batang kelapa sawit

4.2.3. Rumpukan Batang Yang telah dicacah.

Gambar 4. Rumpukan batang kelapa sawit yang telah dicacah

(5)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 5 dari 14

Gambar 5. Kelapa sawit mati yang masih berdiri

5. Gejala Serangan

Suatu areal perkebunan kelapa sawit yang terserang hama kumbang tanduk dapat dilihat dari gejala – gejala berikut ini :

5.1. Tunas tanaman di pembibitan menjadi kering atau membusuk karena gerekan dibagian pangkalnya.

Gambar 6. Bibit kelapa sawit yang terserang kumbang tanduk

5.2. Adanya lubang bekas gerekan kumbang pada bagian pangkal pelepah tanaman yang dapat menyebabkan pelepah yang lebih mudah sengkleh dan atau bila daun dapat membuka, pelepah daun terlihan seperti huruf ’ V ’ terbalik atau serrate.

(6)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 6 dari 14

Gambar 7. Bekas gerekan hama kumbang tanduk pada pangkal pelepah

Gambar 8. Lubang bekas gerekan hama kumbang tanduk

5.3. Serangan yang cukup parah hampir mencapai titik tumbuh dengan tidak munculnya pelepah yang muda, terjadi di Tanaman Menghasilkan (TM), yang dahulunya jarang terjadi.

Gambar 9. Serangan kumbang tanduk pada titik tumbuh TM

Gambar 10. Serangan kumbang tanduk pada pelepah

5.4. Pelepah Daun terlihat terpuntir sehingga posisinya tampak tidak beraturan.

(7)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 7 dari 14

6. Akibat atau Potensi Kerusakan

Tanaman kelapa sawit yang terserang kumbang tanduk akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman sawit seperti di bawah ini, yaitu :

6.1. Pada tanaman muda dan di pembibitan kumbang tanduk menggerek bagian samping pangkal pelepah-pelepah terbawah, dan langsung mencapai titik tumbuh yang lama kelamaan akan mengakibatkan kematian.

6.2. Untuk tanaman yang lebih tua (TM), kumbang menggerek pangkal pelepah dan titik tumbuh, dan mengakibatkan jaringan daun muda mati. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dikarenakan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung sempurna sehingga menurunkan produktifitas tanaman kelapa sawit.

6.3. Serangan yang berulang-ulang dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga yang lebih fatal lagi mengakibatkan hilangnya Investasi dan biaya untuk perawatan tanaman kelapa sawit menjadi lebih mahal.

7. Tindakan Preventif (Pencegahan) dan Penanggulangan Hama Kumbang Tanduk

7.1. Tindakan Preventif (Pencegahan)

Tindakan Preventif (Pencegahan) yang dilakukan untuk menekan perkembangbiakan hama kumbang tanduk dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :

7.1.1. Tidak membiarkan tankos menumpuk/menggunung di lingkungan PMKS.

7.1.2. Tidak membiarkan penumpukan tankos di pinggir jalan atau di dalam blok (lebih dari satu lapis).

7.1.3. Tankos yang sudah diletakkan pada tempat peletakan harus segera diaplikasi sesuai dengan standart agronomis, baik itu di piringan maupun di gawangan mati.

7.1.4. Pelepah mati disusun rapi di gawangan mati 7.1.5. Penanaman kacangan sebagai penutup tanah

(8)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 8 dari 14

7.2. Penanggulangan Hama Kumbang Tanduk

Tindakan penanggulangan hama kumbang tanduk harus berjalan bersamaan dengan tindakan preventif (pencegahan) agar populasi kumbang tanduk terkendali dan tidak menimbulkan serangan yang massif pada tanaman kelapa sawit. Tindakan penanggulangan yang dilakukan terdiri dari, Pengendalian Hama Terpadu (Intregated Pest Management – IPM) dan Pengendalian secara kimia.

7.2.1. Pengendalian Hama Terpadu (Intregated Pest Management – IPM)

Pengendalian Hama Terpadu adalah pengendalian yang menggabungkan teknik dan kaidah lingkungan yang mengontrol populasi hama sehingga tidak merusak secara ekonomis.

Pengendalian hama kumbang tanduk salah satunya adalah dengan penggunaan Sex Pheromone yang digunakan untuk menangkap populasi hama secara massal sehingga hama tidak menyerang tanaman dan merugikan lagi secara operasional dan komersial.

7.2.1.1. Petunjuk Pemasangan Sex Pheromone

Sex Pheromone yang digunakan adalah Feromonas yang dikemas dalam kemasan 1 ml per sachet yang dapat digunakan selama 2 - 3 bulan di lapangan. Rekomendasi untuk perangkap massal adalah meletakkan satu perangkap (ferotrap) untuk 2 ha. A. Dengan Menggunakan Ember

Rincian Instruksi Kerja

1. Keluarkan Kantong Feromon dalam kemasan produk dengan cara membuka kantong penutup kemasan.

(9)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 9 dari 14

Gambar 12. Mengeluarkan sachet dari kantong kemasan

2. Ambil Kawat Kecil, potong sepanjang 15 - 20 cm lalu kaitkan salah satu ujungnya pada lubang yang telah ada dikatong feromon sehingga kuat dan tidak mudah lepas.

Gambar 13. Mengaitkan sachet dengan kawat sepanjang 15 – 20 cm

3. Gantungkan Feromon pada tutup ember plastik yang telah dilobangi sebanyak 5 buah (diameter 55 mm) ember yang digunakan berkapasitas 12 liter.

(10)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 10 dari 14

Gambar 14. Menggantung feromon pada tutup ember yang sudah dibuat lubang sebanyak 5 buah dengan diameter 55 mm

4. Pada dasar ember plastik dibuat empat lubang dengan diameter sekitar 2 mm untuk pembuangan air hujan.

Gambar 15. Melubangi dasar ember sebanyak 4 buah dengan diameter 2 mm

5. Tutup ember yang telah dipasangi dengan Feromon, dalam keadaan terbalik, dipasang

kembali pada ember dan dikaitkan

(11)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 11 dari 14

Gambar 16. Tutup ember diletakan terbalik pada permukaan ember dan dikaitkan dengan kawat agar tidak mudah lepas

6. Tiang penyangga feotrap merupakan batang bambu atau jenis kayu yang lain dengan ujung atas tiang dirancang sehingga dapat digunakan untuk menggantung ferotrap.Tiang tersebut kemudian ditancapkan pada ketinggian 2.5 m diatas permukaan tanah yang diletakkan pada gawangan mati antar tanaman.

Gambar 17. Tiang penyangga (bisa berupa bambu atau kayu) setinggi 2,5 m dari permukaan tanah

(12)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 12 dari 14

7. Gantungkan ferotrap pada tiang penyangga yang telah disiapkan. Satu ferotrap digunakan untuk areal tanam 2 hektar. Satu kantong feromon sintetik dapat digunakan selama 2 - 3 bulan. Pengamatan dilakukan setiap satu atau dua minggu sekali dengan mengumpulkan kumbang yang terperangkap dan kemudian dapat dimusnahkan.

Gambar 18. Menggantung ferotrap pada tiang

B. Dengan Menggunakan perangkap pipa PVC. Selain menggunakan ember pemerangkapan

kumbang hama Kumbang tanduk juga digunakan perangkap pipa PVC dengan diameter 15 cm dan panjang 2 m dengan cara :

1. Sisi kanan kiri bagian atas dilobangi (10 cm x 20 cm) dimana masing-masing lubang tidak saling tembus artinya jika kumbang melewati salah satu lubang kumbang akan menabrak salah satu sisi dalam pipa dan akhirnya jatuh ke dalam pipa. 2. Feromon dipasang dibagian atas kawat dengan

kawat pengait dan ditutupi dengan potongan seng kecil yang dilekukkan seperti atap rumah.

(13)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 13 dari 14

3. Bagian bawah pipa ditutup dengan ember kecil yang sesuai dengan ukuran pipa sehingga kumbang yang masuk tidak dapat keluar.

4. Pipa kemudian dibenamkan di tanah samapi berdiri tegak lurus.

5. Satu ferotrap dipasang setiap 2 hektar dengan lama ketahanan feromon2-3 bulan.

6. Pengamatan setiap 1-2 minggu dengan mengangkat pipa dan mengeluarkan kumbang yang tertangkap dari dalam ember/pipa

Gambar 19. Ferotrap dengan menggunakan pipa pvc

7.2.2. Pengendalian secara kimia

Pengendalian hama kumbang tanduk juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif karbofuran/karbosulfan dengan dosis 3 – 6 g/pokok.

7.2.2.1. Rincian Instruksi Kerja

1. Ambil 3 – 6 g insektisida karbofuran/karbosulfan dari dalam kemasan.

2. Taburkan pada titik tumbuh (pucuk) dan pelepah kelapa sawit. Untuk tanaman sawit dengan

(14)

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Hal 14 dari 14

ketinggian > 3 m, Insektisida dibungkus dengan kertas tissue dan dengan menggunakan bambu, letakkan insektisida yang sudah dibungkus tissue tersebut ke titik tumbuh tanaman kelapa sawit. 3. Ulangi aplikasi dengan interval 1 (satu) bulan.

8. Referensi

8.1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tentang Petunjuk Penggunaan Feromonas.

9. Lampiran Tidak ada

Gambar

Gambar 1. Penumpukan tankos di  lingkungan PMKS
Gambar 7. Bekas gerekan hama kumbang  tanduk pada pangkal pelepah
Gambar  12.  Mengeluarkan  sachet  dari  kantong  kemasan
Gambar  15.  Melubangi  dasar  ember  sebanyak  4  buah  dengan diameter 2 mm
+4

Referensi

Dokumen terkait

prioritas pengembangan yang sedang, 46 jabatan memiliki prioritas pengembangan yang tinggi, dan 7 jabatan memiliki prioritas pengembangan yang sangat tinggi dan (2)

1) Target Program Keluarga Harapan adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). 2) Rekuitmen Pendampingan dan Operator. Pendamping kemudian melakukan sosialisasi kepada calon

Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) adalah sebuah sistemyang dapat digunakan

Bagi pihak pelaku/pelaksana PKH yang saat ini masih berlangsung di Gampong Serba Jadi untuk sementara ini masih berjalan lancar namun akan lebih baik apabila setiap

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan evaluasi dampak kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan

Pha se III study com pa ring stan dard ra diot he rapy with or wit hout weekly oxa li pla tin in treat ment of lo co re gio nally ad van ced na sop haryn geal car ci no ma: pre li

Maka mesin Hydraulic Press selama beroperasi 8 jam peluang rusaknya tergolong cukup besar , sehingga pemeliharaan mingguan yang di lakukan selama ini tidak dapat

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan hubungan antara konsentrasi kalkon dengan arus puncak terhadap larutan standar Co(II) 10 μg/L dan Ni(II) 50 μg/L dengan potensial