• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga diperlukan di dalam pembelajaran matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga diperlukan di dalam pembelajaran matematika."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Proses pembelajaran yang terjadi di kelas adalah proses yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam membahas dan mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran menurut Suprijono (2014:14) merupakan proses, cara dan tindakan mempelajari. Di dalam mempelajari suatu materi, siswa dituntut bukan hanya sekedar memahami materi saja tetapi juga terampil dalam menggunakan atau menerapkan ilmu dan metode-metode ilmiah yang telah dipelajarinya untuk dapat menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan tersebut juga diperlukan di dalam pembelajaran matematika.

Keterampilan dalam matematika merupakan operasi dan prosedur dimana siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Selama menyelesaikan masalah matematika siswa akan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Untuk itu, guru di kelas patut mengajarkan siswa tentang penyelesaian masalah dalam materi matematika.

Materi matematika yang dipelajari disekolah menengah meliputi aljabar, geometri, trigonometri, statistika, dan aritmatika. Menurut Welle (2006:12) geomteri perlu dipelajari karena (1) geometri membantu siswa memiliki kayakinan dengan dunianya, (2) geometri dapat mengantarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecah masalah, (3) geometri dapat menunjang

(2)

ilmu pengetahuan lainnya, (4) geometri digunakan banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, (5) geomteri penuh dengan teka-teki menyenangkan.

Banyaknya manfaat pembelajaran geometri bagi peserta didik, ternyata tidak sejalan dengan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Bedasarkan bukti dilapangan, prestasi belajar siswa dalam pelajaran geomteri sangat rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Programmme for Internatonal Studdent Assessment (PISA) hasil pembelajaran geomteri sekolah menengah Indonesia sangatlah rendah yaitu dengan rata-rata -0,31 dengan standar deviasi 1,12 pada tahun 2003 (Stacey, 2011:118).

Salah satu materi yang termasuk cabang geometri adalah bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar ini sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari dengan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai adalah mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan syarat-syarat dari bangun ruang sisi datar.

Namun berdasarkan pengalaman penulis selama mengikuti PPL (praktik Pendidikan Lapangan) di SMP Negeri 14 Kota Jambi bahwa materi bangun ruang sisi datar ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Kesulitan terbesar yang dialami oleh siswa adalah siswa sulit untuk menyelesaikan permasalahan bangun ruang sisi datar.

Belajar penyelesaian masalah merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Suprijono, 2014:72). Salah satu ciri-ciri berpikir tingkat tinggi adalah bersifat kompleks artinya mampu berpikir dalam berbagai perspektif atau mampu menggunakan sudut pandang. Untuk mampu menyelesaikan masalah matematika

(3)

diperlukan kemampuan berpikir kompleks yaitu kemampuan kognitif dan kesadaran dalam menggunakan strategi yang tepat. Kesadaran siswa dalam menggunakan strategi dan pemikirannya untuk merencanakan, mengontrol dan menilai terhadap proses dan strategi kognitif milik dirinya sendiri disebut metakognisi.

Jhon Flavell pencetus isitilah metakognisi secara sederhana mengartikan metakognisi sebagai “knowing about knowing”-pengetahuan tentang pengetahuan (Desmita, 2014:132). Metakognisi merupakan pengetahuan, pengaturan dan kesadaran tentang kognisi dan proses berpikirnya sendiri serta refleksi terhadap tindakan dan pemikirannya sendiri. Dikaitkan dengan penyelesaian masalah matematika maka metakognisi juga berhubungan dengan cara berpikir siswa sendiri dan kemampuan siswa dalam memilih strategi yang tepat untuk menyelasaikan masalah. Misalnya siswa merasa lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan persegi dari pada masalah yang berhubungan dengan persegi panjang. Ini menunjukkan adanya perbedaan dalam penggunaan pola berpikir sebagai wujud aktifitas metakognitif.

Budaya merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari, karena budaya merupakan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh dari beragam perwujudan yang dihasilkan dan atau berlaku dalam suatu masyarakat. Menurut Bishop matematika merupakan suatu bentuk budaya. Matematika sebagai bentuk budaya, sesungguhnya telah terintegrasi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dimanapun berada (Tandililing, 2013:194).

(4)

Pembelajaran berbasis budaya bertujuan untuk menciptakan kesadaran belajar siswa. Di dalam pembelajaran matematika berbasis budaya diajak untuk mengembangkan kesadaran melalui belajar matematika yang dikaitkan dengan budaya lokal. Setiap anak memiliki pemikiran sendiri tentang kaitan antara matematika dengan budaya. Pembelajaran berbasis budaya dapat membantu siswa dalam meningkatkan kesadaran belajar siswa melalui konsep-konsep yang tertanam dalam budaya tersebut, dan pembelajaran berbasis budaya menjadikan pembelajaran bermakna kontekstual, menarik dan menyenangkan. serta membantu siswa lebih mengenal budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang banyak dilupakan oleh masyarakat sekarang. Pembelajaran matematika berbasis budaya menitikberatkan pada pemberian pengalaman langsung untuk siswa guna mengembangkan potensi siswa dalam memahami materi dengan mamanfaatkan budaya. Untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi berbasis budaya dapat menggunakan bahan ajar yang sesuai. Bahan ajar merupakan hal yang sangat penting digunakan dalam pembelajaran, Prastowo (2013:16) menyatakan bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, sehingga bahan ajar penting untuk dikembangkan.

Salah satu bahan ajar yang mendukung siswa dalam meningkatkan kemampuan metakognisi siswa adalah lembar kegiatan peserta didik atau LKPD. Menurut Diknas “Lembar kegiatan peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Prastowo, 2013:203). Lembar tersebut berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

(5)

Melalui LKPD peserta didik terdorong aktif dan melatih peserta didik untuk belajar mandiri. Sehingga melalui LKPD berbasis budaya diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan metakognitifnya.

Dalam penelitian ini LKPD dirancang dengan menggunakan budaya Jambi. Pada penelitian sebelumnya bahan ajar berbasis budaya Jambi yang dikembangkan tidak menggunakan nilai-nilai budaya dalam memahami konsep. Budaya yang digunakan hanya sebatas pengganti objek materi. Selain itu bahan ajar tersebut belum mendorong siswa untuk aktif berfikir sendiri dalam mengkontruksi pemahamannya. Sehingga peneliti merancang bahan ajar berupa LKPD berbasis budaya Jambi dengan menggunakan nilai dan aktivitas budaya Jambi dalam memahami konsep. Melalui LKPD berbasis budaya Jambi ini siswa didorong untuk memunculkan metrakognisinya dalam memecahkan permasalahan sesuai dengan pemahamannya sendiri melalui kegiatan-kegiatan yang disajikan. Penyajian pada LKPD akan diawali dengan mengenalkan budaya Jambi yang terkait pada materi bangun ruang sisi datar kepada peserta didik, lalu menghubungkannya kedalam bentuk formal matematika. Contoh dan latihan yang ada berupa soal cerita yang berhubungan dengan budaya Jambi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penlitian yang berjudul ”Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) pada Materi Geometri Berbasis Budaya Jambi untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa SMP”.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimanakah kevalidan dan kepraktisan LKPD pada materi geometri berbasis budaya Jambi untuk menigkatkan metakognisi siswa SMP.

2. Bagaimanakah keefektifan LKPD pada materi goemetri berbasis budaya Jambi untuk meningkatkan metakognisi siswa di SMP.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kevalidan dan kepraktisan LKPD pada materi geometri berbasis

budaya jambi untuk meningkatkan metakognisi siswa SMP.

2. Mengetahui keefektifan LKPD yang dihasilkan pada materi geometri berbasis budaya jambi untuk meningkatkan metakognisi siswa SMP.

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar cetak yaitu LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik), konten materi LKPD disusun berbasis budaya jambi yang nantinya terdapat unsur-unsur budaya seperti kerajinan, arsitektur bangunan baik dalam penyampaian materi ataupun desain dari LKPD.

2. Struktur LKPD yang dikembangkan akan mengikuti struktur Permendikbud nomor 08 tahun 2016. Dimana terdapat 4 unsur yaitu; (1) kulit buku yang

(7)

terdiri dari kulit depan buku, kulit belakang buku dan punggung buku; (2) bagian awal yang terdiri dari halaman judul, halaman penerbitan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar gambar, halamn tabel, dan penomoran halaman; (3) bagian isi memenuhi aspek materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek kegrafikan; dan (4) bagian akhir memenuhi informasi tentang pelaku perbukuan, daftar pustaka dari LKPD yang akan dikembangkan.

3. Kualitas LKPD yang akan dikembangkan memenuhi kriteria tertentu yaitu kriteria valid, kriteria praktis dan kriteria efektif.

4. LKPD yang dikembangkan membahas mengenai materi bangun ruang sisi datar.

5. Tingkat penggunaan LKPD: di Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII.

1.5 Kegunaan Penelitian a. Bagi Peserta Didik

1) Lembar kegiatan peserta didik ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan metakognisi siswa pada materi bangun ruang sisi datar 2) Menambah referensi sumber belajar berupa LKPD yang dapat

digunakan dalam proses pemebelajaran b. Bagi Guru Mata Pelajaran

1) Lembar kegiatan peserta didik ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar

(8)

2) Lembar kegiatan peserta didik ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan membimbing siswa dalam meningkatkan metakognisi siswa.

c. Bagi Mahasiswa

1) Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam membuat berbagai bahan ajar LKPD dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar 2) Sebagai salah satu rujukan untuk mengembangkan Lembar kegiatan

peserta didik berbasis budaya jambi

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.6.1 Asumsi

Asumsi pengembangan dalam penelitian ini adalah Lembar kegiatan peserta didik matematika berbasis budaya jambi pada materi bangun ruang sisi datar ini akan membantu siswa meningkatkan metakognisi siswa, sehingga mampu memecahkan permasalahan yang diberikan.

1.6.2 Keterbatasan Pengembangan

Peneliti membatasi penelitian ini pada pengembangan bahan ajar LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) pada materi bangun ruang sisi datar berbasis budaya jambi untuk meningkatkan metakognisi siswa yang dikembangkan dengan model 4D, hanya sampai tahap develop (pengembangan) dan juga tanpa tahap simulasi.

(9)

1.7 Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman antara peneliti dengan pihak-pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian ini maka diperlukan beberapa definisi istilah sebagai berikut:

a. Penelitian pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan dengan memadukan beberapa jenis metode penelitian, antara lain jenis penelitian survei dengan eksperimen atau action research dan evaluasi.

b. Lembar kegiatan peserta didik merupakan suatu bahan ajar berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai.

c. Geometri adalah ilmu cabang matematika yang mempelajari tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang, dan bangun-bangun ruang.

d. Budaya Jambi merupakan suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat jambi.

e. Metakognisi merupakan pengetahuan, pengaturan dan kesadaran tentang kognisi dan proses berpikirnya sendiri serta refleksi terhadap tindakan dan pemikirannya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Lembar kerja peserta didik (LKPD) matematika materi bangun datar segiempat dengan pendekatan kontekstual menggunakan model pembelajaran think talk write (TTW)

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa paket instruksional berbasis konsep dasar ekologi melalui fenomena lingkungan yang disajikan telah memotivasi mahasiswa

Secara umum kurva isotermi sorpsi amilosa mempunyai ukuran histeresis yang besar pada bagian tengah kurva, yang diduga berkaitan dengan sifat amilosa yang dapat

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa yang diberi pelatihan berpikir positif pada saat pre-test dan post-test (2)

Integrasi dari sistem beragama tersebut, selaras dengan hakikat agama manusia sebagaimana pendapat Turner (2003: 32) yang mengatakan bahwa, masing-masing agama, keyakinan

Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) pada materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok

Berdasarkan program dari terapis SI (sensori integrasi), latihan ini mencakup 7 bidang yang terdiri dari: vestibular (berhubungan dengan keseimbangan koordinasi tubuh),

Jika mereka semuanya ada maka mereka tidak mewarisi harta warisan kecuali 5 orang, yaitu: istri, anak perempuan, cucu perempuan (dari nak laki-laki), ibu, dan saudara