• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANCANGAN SISTEM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.Perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang dan perencanaan perangkat lunak (software) yang berisikan program untuk alat.

Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu menentukan spesifikasi secara umum, melakukan perancangan dan realisasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

3.1 Perencanaan Blok Diagram Elektro Stimulator

Blok diagram elektro stimulator yang dibuat oleh penulis terdiri dari enam buah blok antara lain blok power supply DC, blok keypad control, blok Main CPU, blok display LCD, blok driver on/off elektrode, blok setting intensitas, blok electrode to patient . Blok diagram ini dibuat untuk mempermudah mengetahui prinsip kerja dari alat. Perencanaan blok diagram elektro stimulator disajikan pada gambar 3.1 dibawah ini.

(2)

Gambar 3.1 Blok diagram elektro stimulator Fungsi masing-masing blok adalah sebagai berikut :

a) Power Supply DC

Berfungsi sebagai sumber listrik DC untuk semua rangkaian.

b) Keypad Control

Sebagai media pemilihan besarnya frekuensi yang dibutuhkan, serta pemilihan lamanya waktu terapi.

c) Main CPU Mikrokontroler Atmgea8

Sebagai pengendali utama bagi semua blok-blok rangkaian.

d) Display LCD 16x2

Sebagai media untuk menampilkan nilai setting frekuensi dan waktu terapi serta perintah menjalankan alat.

e) Driver On/Off Output

Sebagai media pengendali tegangan yang dari trafo ke elektroda. f) Electroda to Patient

Sebagai media yang digunakan untuk menyalurkan sinyal listrik ke pasien. g) Driver Buzzer

Sebagai media pengendali nyala dan matinya buzzer.

Main CPU Mikrokontroler ATmega8 Power Supply DC Keypad Control Driver On/Off Output Driver Buzzer Electrode To Patient Setting Intensitas Display LCD 16x2

(3)

Adapun cara kerja sistem diagram blok, sebagai berikut:

Saat tombol “ON” ditekan, display akan menampilkan perintah pengaturan setting frekuensi serta lama waktu terapi. Pengaturan tersebut dilakukan melalui blok keypad control. Setelah ke dua pengaturan tersebut di setting sesuai kebutuhan dan telah dieksekusi untuk dikerjakan, maka blok main CPU akan memberikan perintah ke rangkaian driver on/off output untuk mengaktifkan relay sehingga pada elektrode pasien akan keluar frekuensi yang telah di atur sebelumnya. Selanjutnya setting intensitas untuk memberi tegangan kejut atau rangsangan yang nyamanbagi pasien. Proses terapi berakhir saat waktu yang disetting telah tercapai dan seluruh rangkaianpun kembali dalam keadaan stand-by.

3.2 Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler Atmega8

Pada rancangan ini penulis menggunakan mikrokontroler tipe AVR (Advanced Virtual RISC) dengan tipe atmega8 dan dengan konfigurasikan pin mikrokontroler tersebut sebagai input/output penggerak rangkaian lainya, dan 1 buah timer 16bit yang digunakan untuk mengontrol lamanya waktu terapi serta digunakan untuk membangkitkan frekuensi terapi.

(4)

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8

Gambar 3.2 diatas merupakan rancangan rangkaian yang digunakan penulis dengan fungsi masing-masing pin sebagai berikut:

Port PB.1, PB.2, PB.3, PB.4 sebagai output data LCD. Port PB.5 sebagai output Enable LCD.

Port PC.1 sebagai output Register Select LCD.

Port PC.0 sebagai output Read / Write Data LCD. Port PD.4 sebagai output Driver On/Off Relay

Port PD.5 sebagai output Osilasi. Port PD.6 sebagai output Buzzer.

Port PD.0, PD.1, PD.2, dan PD.3 sebagai input tombol kontrol.

Untuk mengaktifkan IC ini dibutuhkan tegangan +5V yang diberikan ke pin 7 (pin Vcc) dan ground yang dihubungkan ke pin 8. Pin Reset dihubungkan ke sebuah switch yang terhubung ke ground, saat switch ditekan maka pin Reset akan berlogika low sehingga program yang sedang berjalan akan kembali ke program

+5V SW_UP SW_DOWN SW_START Y 1 16Mhz C5 27pF C4 27pF SW_STOP +5V R3 10k C3 10uF SW1 RESET +5V PULSE OUT RELAY U3 ATMEGA8 RESET/PC6 1 PD0/RXD 2 PD1/TXD 3 PD2/INT0 4 PD3/INT1 5 PD4/XCK/T0 6 VC C 7 GN D 8 X1/TOSC1/PB6 9 X2/TOSC2/PB7 10 PD5/T1 11 PD6/AIN0 12 PD7/AIN1 13 ICP1/PB0 14 OC1A/PB1 15 SS/OC1B/PB2 16 MOSI/OC2/PB3 17 MISO/PB4 18 SCK/PB5 19 AV C C 20 AREFF 21 AGN D 22 ADC0/PC0 23 ADC1/PC1 24 ADC2/PC2 25 ADC3/PC3 26 ADC4/SDA/PC4 27 ADC5/SCL/PC5 28 LCD_D4 LCD_D6 LCD_D5 LCD_E LCD_D7 LCD_RS LCD_R/W BUZZER

(5)

awal. Selain itu port PB.6 dan PB.7 dihubungkan ke sebuah kristal sebagai osilator, kristal yang digunakan bernilai 16Mhz hal ini bertujuan untuk mencapai kecepatan data maksimum.

3.3 Perencanaan Rangkaian Driver On/Off Elektrode danSetting Intensitas Tegangan

Rangkaian driver elektrode digunakan sebagai pemutus dan penyambung arus dari perangkat utama ke elektrode pasien. Hal ini bertujuan sebagai pengaman terhadap pasien jika terjadi kebocoran arus. Rangkaian ini menggunakan sebuah relay, transitor berjenis PNP type BC559, trafo, dan transistor TIP142. Kerja relay dikendalikan oleh transistor yang terhubung dengan mikrokontroller port PD.4, relay akan aktif saat transistor mendapatkan logika low (0). Aktifnya relay menyebabkan primer trafo mendapat supply +12V dari Vcc. Selain dari relay, trafo juga mendapat tegangan dari TIP142 sebagai triger osilasi. Triger osilasi dihasilkan dari port PD.5 mikrokontroler dengan besarnya frekuensi yang dibangkitkan, dikontrol oleh mikrokontroler.Sekunder trafo selanjutnya dihubungkan ke elektrode pasien.

Gambar 3.3 Rangkaian Driver Elektroda R6 1k D6 LED T1 -1 5 4 8 Q2 TIP142 D3 1N4004 D4 1N4004 +12V +12V Q1 BC559 R1 220 R2 220 ELECTRODE ELECTRODE RELAY PULSE OUT LS1 RELAY DPDT 3 4 5 6 8 7 1 2 R5 10k SET INTENSITAS TEGANGAN

(6)

3.4 Perencanaan Rangkaian Keypad Kontrol

Rangkaian keypad control berfungsi untuk memberikan perintah kepada mikrokontroller, seperti perintah pengaturan frekuensi, waktu terapi dan eksekusi program. Rangkaian ini menggunakan empat buah switch yang terdiri dari dua buah switch up dan down untuk mengatur frekuensi dan waktu terapi, satu buah switch enter untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan perintah yang tercantum pada LCD, satu buah switch stop untuk menghentikan program yang sedang berjalan. Ke empat buah switch ini dihubungkan ke port mikrokontroller PD.0 sampai dengan PD.3 dan bagian kaki lain dari switch dihubungkan ke ground, dalam hal ini switch tersebut dikatakan aktif low karena pada saat switch ditekan akan memberikan logika low ke port mikrokontroller.

Gambar 3.4 Rangkaian keypad control

3.5 Perencanaan Rangkaian LCD 16x2

Rangkaian LCD berfungsi untuk menampilkan informasi dan pengaturan yang akan dilakukan oleh pengguna. Penulis menggunakan LCD karakter 16 x 2 yang berarti LCD tersebut terdri dari 2 baris dan 16 kolom. Port LCD D4, D5, D6, D7 selanjutnya dihubungkan ke rangkaian mikrokontroller port PB.1 sampai

SW2 UP SW3 DOWN SW4 START SW5 STOP PD.0 PD.1 PD.2 PD.3

(7)

dengan PB.4, untuk port LCD pin E dihubungkan ke PB.5, pin R/W dihubungkan ke PC.0 dan pin RS dihubungkan ke PC.1. Untuk dapat mengaktifkan LCD maka dibutuhkan tegangan sebesar +5V yang dihubungkan ke pin Vdd LCD dan pin Vss dihubungkan ke ground.

Gambar 3.5 Rangkaian LCD 16x2

Modul LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler. LCD ini mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16. Penulis menggunakan LCD untuk menampilkan setting frekuensi, waktu terapi dan perintah untuk mengaktifkan alat.

Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:

Jalur EN dinamakan Enable, jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalu progran EN harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan data base dari LCD tersebut) Dn berikutnya set EN dengan logika low “0” lagi.

LC D _D 7 LC D _D 6 LC D _D 5 LC D _D 4 LC D _E LC D _R /W LC D _R S

LCD 16x2

U4 LCD 16x2 HITACHI VSS 1 VD D 2 VEE 3 RS 4 R/W 5 E 6 D0 7 D1 8 D2 9 D3 10 D4 11 D5 12 D6 13 D7 14 A 15 K 16 R4 10k +5V +5V +5V

(8)

Jalur RS adalah jalur Register Select. ketika RS berlogika low “0”, data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti clean screen, posisi cursor dll). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data teks yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh untuk menampilkan huruf “T” pada layar LCD maka RS harus di set logika High “1”.

Jalur RW adalah jalu kontrol Read/Write. Ketika RW berlogika low “0‟ , maka informasi pada bus data akan dituliskan ke LCD. Ketika RW berlogika high “1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low “0”. Pada akhirnya bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur (bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user).

3.6 PerencanaanRangkaian Power Supply

Rangkaian power supply berfungsi untuk memberikan supply tegangan DC ke seluruh rangkaian yang membutuhkan. Rangkaian power supply yang dirancang oleh penulis akan mengeluarkan tegangan sebsar +5V dan +12V. Pada rangkaian ini penulis menggunakan trafo step up, empat buah dioda dan dua buah IC regulator kode 7805 dan 7812.

Primer trafo akan terhubung dengan tegangan PLN pada saat saklar telah di tekan ke posisi “on”, selanjutnya sekunder trafo dihubungkan ke empat buah dioda yang berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh. Output dari dioda yang sudah berupa tegangan DC diteruskan ke IC regulator 7805 dan 7812, yang berfungsi sebagai penstabil tegangan. Selanjutnya output dari IC regulator dihubungkan ke kapasitor C2 sampai dengan C5 sebagai filter akhir untuk mengurangi ripple.

(9)

Gambar 3.6Rangkaian Power Supply DC

Rangkaian power supply yang dirancang oleh penulis mampu menghasilkan tegangan keluaran +5V dan +12V untuk memberikan supply ke seluruh blok rangkaian. Oleh karena itu pada rangkaian ini penulis menggunakan satu buar trafo step down, empat buah dioda sebagai penyearah gelombang penuh dan dua buah IC regulator 7805 dan 7812 sebagai pembatas tegangan.

3.7 Diagram Alir

Diagram alir yang dirancang oleh penulis terdiri dari tiga bagian penting yaitu diagram alir sistem utama, diagram alir setting frekuensi dan setting timer. Hal ini bertujuan agar penulis lebih mudah dalam membuat perangkat lunak (software). T1 TRAFO 1A 1 5 4 8 +5V +12V +12V +5V SW1 SW DPST 220 VAC 0 U2 7805 VIN 1 VOUT 3 G N D 2 U1 7812 VIN 1 VOUT 3 G N D 2 D1 1N4002 D3 1N4002 D2 1N4002 D4 1N4002 C1 220uF C2 100uF C3 100n C5 100n C4 100uF R1 1k D5 LED

(10)

3.7.1 Diagram alir sistem utama

Diagram alir sistem utama dirancang untuk memudahkan penulis dalam membuat program utama pada alat elektro stimulator. Gambar 3.8 dibawah ini merupakan diagram alir sistem utama yang dirancang oleh penulis.

Gambar 3.7 Diagram alir sistem utama

Cara kerja dari diagram alir sistem utama pada gambar 3.8 diatas yaitu start untuk memulai program kemudian dilakukan inisialisasi masing-masing port mikrokontroler yang akan digunakan sebagai input atau output, serta mengaktifkan register timer 1 16bit. Setelah itu atur frekuensi yang dibutuhkan,

SET. FREKUENSI (1 - 60Hz) START INISIALISASI TOMBOL START = ON ? SET. TIMER TOMBOL START = ON ? AKTIFKAN RELAY ELEKTRODA TIMER COUNT DOWN TIMER = 0 ? TOMBOL STOP = ON ? ELEKTRODA OFF TOMBOL START = ON ? SELESAI YA YA YA YA YA

(11)

frekuensi dapat diatur dari 1 – 60Hz. Jika sudah,tekan tombol enter/start, selama tombol enter/start belum ditekan makan program akan terus looping pada set frekuensi. Apabila tombol enter/start telah ditekan maka alur selanjutnya adalah set timer, set timer merupakan pengaturan lamanya waktu terapi. Waktu terapi dapat diatur dari 1 – 60 menit, jika sudah tekan kembali tombol enter/start. Kemudian program akan memerintahkan untuk mengaktifkan relay yang terhubung ke elektrode pasien, saat relay aktif maka timer akan memulai untuk menghitung mundur. Relay yang terhubung ke elektrode pasien akan terputus jika waktu yang diatur telah selesai atau ketika tombol stop ditekan dan prosespun selesai.

3.7.2 Diagram Alir Seting Frekuensi

Diagram alir seting frekuensi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diagram alir sistem utama yang berisikan penjelasan alur kerja dari program pengaturan frekuensi. Gambar 3.9 dibawah ini adalah diagram alir setting frekuensi.

Gambar 3.8 Diagram alir setting frekuensi

MULAI

UP ?

INCREMENT

NILAI FREQ DOWN ?

DECREMENT NILAI FREQ TAMPILKAN DISPLAY ENTER ? SELESAI YA YA YA

(12)

Cara kerja dari diagram alir setting frekuensipada gambar 3.9 diatas yaitu mulai untuk memulai program pengaturan frekuensi, kemudian perintah menekan tombol up untuk menambahkan satu nilai dari nilai sebelumnya, apabila pada saat menekan tombol up besar frekuensi yang diatur melebihi dari kebutuhan maka dapat dikurangi dengan menekan tombol down. Frekuensi maksimal yang dapat diatur adalah 60Hz. Pengaturan frekuensi ini akan ditampilkan pada display LCD, jika nilai frekuensi yang ditampilkan pada LCD telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka selanjutnya adalah perintah penyimpanan data tersebut dengan menekan tombol enter. Alur pengaturan frekuensipun selesai. Tetapi apabila tombol enter masih belum ditekan maka program akan tetap looping pada perintah setting frekuensi.

3.7.3 Diagram Alir Seting Timer

Bagian lain dari diagram alir yang direncakan oleh penulis adalah diagram alir setting timer. Diagram alir ini untuk menceritakan proses pengaturan waktu terapi. Adapun diagram alir setting timer disajikan pada gambar 3.10 berikut ini.

Gambar 3.9 Diagram alir setting timer MULAI

UP ?

INCREMENT

NILAI TIMER DOWN ?

DECREMENT NILAI TIMER TAMPILKAN DISPLAY ENTER ? SELESAI YA YA YA

(13)

Cara kerja dari diagram alir setting timerpada gambar 3.10 diatas yaitu mulai untuk memulai program pengaturan waktu terapi, kemudian perintah menekan tombol up untuk menambahkan satu nilai dari nilai sebelumnya, apabila pada saat menekan tombol up lama waktu terapi yang diatur melebihi dari kebutuhan maka dapat dikurangi dengan menekan tombol down. Waktu terapi dapat diatur dari 1-60 menit. Pengaturan waktu terapi ini akan ditampilkan pada display LCD dalam satuan menit, jika lama waktu terapi yang ditampilkan pada LCD telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka selanjutnya adalah perintah penyimpanan data tersebut dengan menekan tombol enter. Alur pengaturan waktu terapipun selesai. Tetapi apabila tombol enter masih belum ditekan maka program akan tetap looping pada perintah pengaturan lama waktu terapi.

Gambar

Gambar 3.1 Blok diagram elektro stimulator  Fungsi masing-masing blok adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8
Gambar 3.3 Rangkaian Driver Elektroda
Gambar 3.4 Rangkaian keypad control
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini akan dibahas juga mengenai perancangan sistem informasi penerimaan pesanan barang dan peramalan penjualan, mulai dari struktur model dasar sistem, alir sistem,

Jika sudah melakukan proses dari rolling hash, maka program akan menampilkan sebuah array nilai hash (dalam bentuk angka).. Diagram alir

Diagram Alir dari Metodologi

Data Flow Diagram Level 2 Proses 7 Penyajian History Pemesanan dan Pembayaran Diagram alir data pada level 2 proses 7 pelanggan melihat pesanan sebelumnya dan melakukan

Diagram menggambarkan alir di mana user mendapatkan rekomendasi dengan login terlebih dahulu, rekomendasi diberikan berdasarkan history login sebelumnya dengan

Proses pencitraan terjadi dimana pengunjung telah menekan tombol keluar parkir dimana proses pencitraan nomor polisi kendaraan pengunjung yang disesuaikan pada data

3.3 Diagram Alir Penelitian Tahapan-tahapan yang ada disusun ke dalam diagram alir penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan dan Pengolahan Data

Jika user menekan tombol menu utama maka sistem akan menutup jendela AR Camera lalu kembali menampilkan menu utama aplikasi 4.4.3.6 Sequence Diagram Menjawab Soal -soal Sequence