ISSN 0216 -3128
102
Wirjoadi, dkk.ANALISIS
PENGARUH ION BORON TERHADAP
LISTRIK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO
SIFA T
Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto, Tjipto Suyitno
P3TM-BATAN
-'"
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ION BORON TERHADAP SIFAT LISTRlK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO. Telah dilakukan analisis sifat-sifat listrik dan optik lapisan tipis 2nD yang di deposisi dengan ion boron. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lapisan tipis ZnD yang dido ping Boron dengan resistivitas rendah dan mempunyai transmitansi tinggi. Lapisan Tipis ZnD biasanya menunjukkan resistivitas rendah yang disebabkan oleh kekosongan (vakansi) oksigen dan penyisipan (interstisi) Zn karena komposisinya yang non stoichiometric. Pengukuran sifat-sifat listrik (resistivitas) dilakukan menggunakan probe em pat titik, sedangkan pengamatan sifat-sifat optik (transmitansi) dengan UV-vis dan untuk pengamatan struktur mikro dengan SEM. Hasil pengamatan pengukuran dengan probe empat titik dari lapisan tipis 2nD diperoleh nilai resistivitas sebesar.. (90,7- 0,60) ohm cm untuk variasi waktu (15-30) menit, dengan interval 5 menit dan nilai resistivitas sebesar.. (1 -128) ohm cm untuk variasi tekanan (1,1 x 10-1 -1,7 x 10-1) torr dengan interval 0,2 x 10-1 torr. Transmitansi lapisan tipis diamati dengan UV-vis, hasil yang diperoleh sebesar (50 -64) % untuk variasi waktu dan sebesar (46 -74) % untuk variasi tekanan yang semuanya pada panjang gelombang (600-800)nm. Untuk pengamatan struktur mikro dari lapisan tipis dengan menggunakan peralatan SEM, menunjukkan bahwa ada butiran-butiran kecil yang jumlahnya lebih banyak dari butiran-butiran yang besar. Lapisan tipis ZnD/Boron mempunyai resistivitas
dan transmitansi yang lebih rendah hila dibandingkan dengan lapisan 2nD. sedangkan struktur mikl'.onya menunjukkan mor/ologi yang berbeda apabila dibandingkan dengan struktur mikroskopis lapisan tipis 2nD.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE EFFECT OF ION BORON ON THE ELECTRlC4L AND OPTIC4L PROPERTIES OF ZnO THIN FILMs. Analysis of electrical and optical charachteristic of ZnD thin film deposited by boron ion has been carried out. The aim of this research is to get a 2nD thin layer doped by boron ion with low resistivities but has high transmitance.. Usually the 2nD thin layer has low resistivities due to the existence of oxygen vacancies and Zn interstition which caused by the non stoichiometric conditions. Measurement of the electrical properties (resistivities) has been done usingfour point probe, the optical properties has been measured using UV-vis and the micro st;";;::ture has been observed using SEM. It's found that the resistivities of the ZnD thin layer was 90.7 up to 0,60 il cm for 15 up to 30 minutes deposition time with interval 5 minutes and I up to 128 ilcmfor 1 x 10-1 up to 1,7 x 10-1 torr pressures with interval with interval 0,2 x 10-1 torr. From time variation, it's found that the transmitance of the 2nD thin film was 50-64 %, while from pressure variation, the transmitance was 46 -74 %, all observed at wavelength (600 -800) nm. From micro structure analysis using SEM, it's found that there is differences in morfology between 2nD/boron and 2nD film.
daD CuIn2Se2, karena biayanya relatip murah daD dapat tumbuh pacta temperatur relatip rendah apabila dibandingkan dengan SnO2 atau Indium Tin Oxide (ITO). Selain itu, solar cell juga dikenal dapat memperbaiki efisiensi konversi energinya dengan memakai susunan lapisan tipis ZoO seperti pacta transparan elektrode depan daD anti refleksi coating. Untuk mendapatkan deposisi lapisan tip is ZoO dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sputtering! 1.2) Bahan ZoO merupakan bahan
semi-konduktor tipe N yang mempunyai struktur kristal Wurtzite. Lapisan tipis ZoO biasanya menunjukkan resistivitas rendah yang disebabkan oleh kekosong-an (vakkekosong-ansi) oksigen daD penyisipkekosong-an (interstisi) Zn
PENDAHULUAN
P
ada saat ini lapisan tipis ZnO banyak diteliti oleh para peneliti terutama di negara-negara maju karena aplikasinya yang begitu luas. Lapisan tipis ZnO dapat diaplikasikan pada berbagai keperluan antara lain untuk peralatan permukaan gelombang akustik, solar cell dan optoelektronika. Untuk aplikasi solar cell, terutama dengan Tran-parent Conductive Oxide (TCO), maka pengem-bangan daTi lapisan tipis ZnO akan mempunyai transparan konduktivitas tinggi sepanjang resis-tivitasnya rendah. ZnO sangat menarik perhatian untuk aplikasi solar cell, disamping solar cell a: SiHProsldlng Pertemuan dan Presentasillmiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Wirjoadi, dkk. ISSN 0216 -3128
103
nasi senyawa organik maupun non organik yang
terjadi pada proses pemotongan. Pembersihan
substrat gelas ini dengan menggunakan air daD
detergen
yang dimasukkan dalam mesin cuci
u,ltra-sonik. Kemudian subtrat dibersihkan lagi dengan
aquades daD alkohol lalu dikeringkan dengan
pe-manas,
sel~iutnya dimasukkan
dalam pl.astik
klip.
karena komposisinya yang non stochiometric.
Pengukuran sifat-sifat listrik (resistivitas) dengan
menggunakan
probe empat titik, sedangkan
sifat-sifat optik (transmitansi) dengan UV-vis dan
pengamatan
struktur mikro dengan SEMo[I.2)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
lapisan tipis ZnO yang mempunyai resistivitas
rendah dan bertransmitan
tinggi. Sifat-sifat lapisan
tipis ZnO yang terdeposit
pada permukaan substrat
gelas bergantung pada beberapa parameter
sputtering yaitu suhu substrat, tekanan gas dan
waktu deposisi sputtering. Oleh karena itu dalam
penelitian ini telah dilakukan optimasi parameter
sputtering, sehingga proses deposisi lapisan tipis
ZnO dapat dilakukan pada kondisi parameter
sputtering yang optimum. Pada kondisi ini
sifat-sifat listrik dan optik lapisan tipis ZnO yang
terdeposit dapat diketahui dari resistivitas dan
transmitansinya,
sehingga
hasilnya diharapkan
dapat
dimanfaatkan
dalam bidang industri terutama untuk
solar cell.
0
Proses
Deposisi Lapisan Tipis
Peralatan sistem RF sputtering yang digunakan untuk deposisi lapisan tipis ZnO terdiri dari tabung reaktor plasma, pompa vakum rotari, pompa vakum turbo, vakum meter, sumber tegangan RF, pendingin target, pendingin sumber RF dan gas Argon.
Target ZnO diletakkan pada posisi di tempat target yang sekaligus berfungsi sebagai katoda dan substrat gelas diletakkan pada anoda yang berada diatas katoda yang semuanya di dalam tabung reaktor plasma. Tabung reaktor plasma-divakumkan dengan pompa vakum rotari dan turbo sampai tekanannya tercapai 5 x 10-6 torr. Setelah sumber RF dihidupkan, gas Argon yang dialirkan ke dalam tabung reaktor plasma melalui kran yang berfungsi untuk mengafur tekanan gas sehingga tekanan gas naik menjadi 8 x 10-2 torr. Kemudian gas Argon akan terionisasi dan menumbuk target ZnO, sehingga sebagian ion ZnO masuk pa,da susunan atom substrat gelas. Jumlah molekul' ZnO yang terdeposisi pada substrat gelas tergantung pada suhu substrat, tekanan gas dan waktu deposisi. Setelah terbentuk lapi:;an tipis ZnO, lapisan tipis tersebut di deposisi lagi dengan ion Boron sehingga terjadi lapisan ZnO/Boron. Proses deposisi lapisan ini dilakukan dengan variasi tekanan gas :1,1 x 10-1; 1,3 X 10.t ; 1,5 X 10.1 dan 1,7 x 10-1 torr, kemudianjuga dengan variasi waktu deposisi : 15; 20; 25 dan 30 menit, untuk suhu sekitar 150 DC
TATA KERJA
Dalam penelitian ini care kerjanya ada
beberapa tahapan yang dilakukan yaitu persiapan
bahan cuplikan, persiapan peralatan penelitian,
pendeposisian lapisan tipis ZnO, pengukuran
resistansi,
pengukuran
transmitansi
dan pengukuran
struktur mikro dengan Scanning Electron
Micros-copy (SEM).
Persia
pan Cuplikan
Bahan yang digunakan sebagai substrat
dalam penelitian ini adalah gelas preparat yang
dipotong dengan
ukuran 10 mm x 20 rom. Sebelum
dideposisi dengan lapisan tipis ZnO substrat
di-bersihkan dahulu untuk mencegah
adanya
kontami-Gambar I. Diagram kotak sistem RF sputtering.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001
gunakan peralatan Scanning Electron Microscopy
(SEM).
Pengukuran Resistivitas Lapisan Tipis
Untuk mengetahui besarnya nilai resistivitas
dari lapisan tipis yang terbentuk, dapat dilakukan
pengukuran arus yang mengalir pada substrat
lapisan tipis ZoO.
Pengukuran nilai resistivitas
lapisan tipis dapat digunakan metode probe empat
titik yaitu suatu jajaran empat probe diletakkan
diatas permukaan lapisan tipis, kemudian dua probe
terluar diberi tegangan DC yang divariasi, sehingga
menghasilkan arus (J) daD tegangan (V) tertentu
pada probe bagian dalam. Apabila tebal lapisan
tipis lebih besar dari pada jarak antar probe, maka
besarnya nilai resistivitas lapisan tipis dinyatakan
dengan rumus p = (1Z"
V)/(/I02). Tetapi bila tebal
lapisan tipis lebih kecil dari jarak antar probe, maka
rumus persamaan menjadi p = (1Z"
V 1)/(/ ln2),
dimana T adalah teballapisan tipisl3J.
@
-+ ~-pd::J -..
~
=
&7si
DeceiCor&
-"O+--+ §el~
-".
Rekorder
CMpperGambar 3. Skema anal is is transmitansi dengan
teknik spektrofotometer
UV -vis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam peneliian ini bahan cuplikan yang
dideposisi dengan lapisan tipis ZnO adalah gelas
preparat. Untuk mendapatkan lapisan tipis ZnO
pada substrat gelas yang mempunyai resistivitas
rendah daD mempunyai transmitansi yang besar
tergantung pada suhu substrat. tekanan gas daD
waktu deposisi. Percobaan
pembuatan
lapisan tipis
ZnO dilakukan dengan tekni sputtering pada suhu
sekitar 150 °C. Hasil pengukuran sifat-sifat listrik
(resistivitas dengan variasi tekanan ditunjukkan
dalam Gambar 4. .
Laju deposisi sebanding dengan waktu
deposisi, berbanding terbalik dengan tekanan gas
daD jarak elektroda. Dengan naiknya tekanan gas,
maka semakin banyak gas argon yang terionisasi.
Semakin
banyak ion argon yang saling bertumbukan
sendiri (sebelum menumbuki) target ZnO), maka
akan menyebabkan percikan atom ZnO yang
terdeposisi pada substrat gelas semakin sedikit
(lapisan tipis yang dihasilkan semakin tipis).
Resistivitas
suatu bahan berbanding terbalik dengan
ukuran bahan. Dengan naiknya tekanan gas, maka
semakin tiRis lapisan tipisnya nilai resistivitasnya
akan naik: )
Gambar 2. Skema
probe empat titik.
Untuk pengukuran sifat-sifat optik
(trans-mitansi) pada lapisan tipis ZnO dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan Spektrofotometer
UV -vis, sedangkan untuk mengetahui struktur
mi-kro lapisan tipis ZnO dapat diamati dengan
meng-OJ() ~
~
E
(.) E .c .g. 1(1 .-" .~~
""Hi c: ~ 1 . 0.1 I I 1. _~-1 13x~-1 ',5oc~-1 1.7)(~-1 Tekanan (Torr)Gambar 4. Grafik hubungan
antra resistivitas lapisan tipis ZnD
dengan tekanan
gas.
Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Wirjoadi, dkk. ISSN 0216 -3128
105
Pada Gambar 5 disajikan graflk hubungan
antara waktu deposisi dengan resistivitas lapisan
tip is ZnO. Dengan meningkatnya waktu deposisi
pada tekanan gas, suhu substrat
dan daya RF yang
tetap, tumbukan ion argon pada target ZnO akan
terns berlangsung. Semakin lama tumbukan ion
argon pada target ZnO maka akan dihasilkan lapisan
tipis yang semakin tebal. Meningkatnya ketebalan
lapisan tipis ini akan memperkecil resistivitas
lapisan tipis.
Pacta Gambar 6 disajikan graflk hubungan
antara transmitansi dengan tekanan gas. Dengan
naiknya tekanan gas, maka laju deposisi akan
berkurang sehingga
menyebabkan
lapisan tipis yang
terbentuk semakin berkurang. Dengan
berkurang-nya tebal lapisan tipis, maka transmitansi dari
lapisan tipis akan semakin tinggi. Semakin tipis
lapisan tipis maka semakin mendekati transmitansi
kaca [5)
E
0E
.c .Q.. (/)~
:~
"'iii Ow Q)a:
Gambar 5. Grafik hubungan antara resistivitas lapisan tipis ZnO
dengan waktu deposisi.
Gambar 6. Hubungan transmitansi vs panjang gelombang untuk
variasi tekanan
gas dengan
peralatan UV-vis.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
106
ISSN 0216 -3128
Wirjoadi, dkk.
sifat tembus cahaya, tetapi memantulkan cahaya.
Dengan demikian lapisan tipis ZnO yang dikotori
dengan lapisan tipis boron akan berkurang
prosentase
transmitannya.
Pada Gambar 9 disajikan struktur mikro
lapisan tipis ZnO dengan SEM pada substrat gelas.
Tumbukan ion argon pada target ZnO menyebabkan
lepasnya atom ZnO menumbuk substrat sehingga
kehilangan kecepatan
daD secara fisis terserap
pada
permukaan substrat kaca. Pada awal serapan tidak
dalam keadaan kesetimbangan termal dengan
substrat daD bergerak terhadap
permukaan substrat.
Dalam proses ini mereka berinteraksi antara mereka
sendiri membentuk kelompok-kelompok berupa
butiran. Butiran ini ukurannya antara lain
ter-gantung pada suhu, daD sifat kimia dari substrat.
Pada Gambar 7 disajikan grafik hubungan
antara waktu deposisi dengan transmitansi lapisan
tipis ZnO. Dengan meningkatnya
waktu deposisi,
maka ketebalan lapisan tipis ZnO akan semakin
meningkat, sehingga transmitansi daTi lapisan tipis
warnanya semakin buram, sehingga akan semakin
menghambat cahaya yan~ melewati lapisan tipis
tersebut.
Pada Gambar 8 disajikan gambar spektrum
daTi lapisan tipis ZnO daD ZnO/boron. Prosentase
transmitansi lapisan tipis ZnO adalah rata-rata 55,4
%, sedangkan
prosentase
transmitansi lapisan tipis
ZnO/boron 49,95 %. Prosentase
transmitan
lapisan
tipis ZnO lebih besar karena lapisan tipis ZnO
mempunyai sifat tern
bus cahaya yang cukup besar.
Sedangkan
lapisan tipis ZnO/boron dikotori dengan
lapisan tipis boron, dimana boron tidak rnernpunyai
Gambar 7. Hubungan transmitansi vs panjang ge/ombang untuk variasi
deposisi
dengan
peralatan UV-vis dengan variasi waktu.
Gambar 8. Hubungan transmitansi vs panjang ge/ombang untuk ZnO
dan boron dengan
pera/atan UV-vis dengan variasi wakt~.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar limu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Wirjoadi, dkk. ISSN 0216 -3128
107
boron adalah 5,54 A tidak sarna dengan struktur kristal boron standar yaitu 5,04 A, hal ini disebabkan adanya perbedaan koefisien muai dari lapisan tipis boron dengan lapisan tipis ZnO yang ditempelinya. Selain itu kemungkinan terjadi kebocoran udara yang masuk pacta tabung reaktor plasma. Struktur kristal dengan jarak antar bidang 5,54 A adalah mendekati struktur kristal boron oxide. Puncak pacta sudut 34,340; 42,360 dan 63,170 adalah puncak untuk sudut ZnO}6,7j
Gambar 9. Struktur mikro lapisan tipis ZnO de.
ngan SEM (perbesaran
6.000 kali).
z.uStruktur mikro lapisan tip is ZnO menunjuk-kan adanya butiran-butiran yang kecil. Sedangmenunjuk-kan pada Gambar 10 disajikan lapisan tipis ZnO yang di
deposisi lagi dengan lapisan tipis boron. Dari hasil foto SEM ini terlihat butiran lapisan tipis ZnO masih terlihat jelas tanpa adanya perubahan. ~Japisan tipi~ boron ini kemungkinan mempunyai transmitan yang tinggi. Dengan demikian lapisan tipis ZnO dan boron cocok untuk pembuatan solar cell karena lapisan boron tidak tidak mengurangi intensitas cahaya yang mengenai sambungan P-N. Hal ini dapat menyebabkan efisiensi dari solar cell dapat meningkat.
..1
It-..
f'j
-
I~
,~
J' '" !~ ZS~~
~1~ ~~~fJi\~~i
,. \
I" '.1. t.1 -..""I 7~ ,... .." , , 'Ii' ,I I ,. tl 1.1.1 ii..Sudut
~e)
Gambar 11. Spektrum struktur kristallapisan tipis ZnO dan boron dengan .Y.P£. --c-Puncak untuk sudut lapisan tip is ..znO masih bisa muncul, walaupun terletak di bawah lapisan tipis boron. Hal ini disebabkan lapisan tipis boron yang terbentuk masih sangat tipis. Puncak bidang (002) mempunyai intensitas yang paling besar dibandingkan dengan intensitas dua puncak bidang lainnya, yaitu bidang-bidang (102) dan (103). Hal ini menunjukkan bahwa lapisan tipis ZnO yang terdeposisi mempunyai orientasi sumbu kristal (sumbu c) yang tegak lurus pacta permukaan substrat, sehingga lapisan tip is ZnO mempunyai sifat piezoelektrik yang kuat.
Gambar 10. Struk/ur mikro /apisan tipis ZnO/
Boron dengan SEM (perbesaran
6.000 kG/i).
KESIMPULAN
Pacta Gambar 11 disajikan spektrum struktur kristal lapisan tipis ZnO dan boron pacta substrat kaca menggunakan XRD. Substrat kaca dideposisi terlebih dahulu dengan lapisan tip is ZnO, setelah itu dideposisi lagi dengan lapisan tipis boron. Dengan demikian lapisan tipis ZnO bt:lada di bawah lapisan tipis boron. Dari hasil pengamatan diperoleh beberapa puncak pacta sudut 15,98°; 34,34°; 42;36° dan 63,17° dengan jarak antar bidang masing-masing 5,54 A; 2,61 A; 2,13 A clan 1,47 A. Puncak pada sudut 15,98° dengan jarak antar bidang 5,54 A adalah sudut struktur kristal untuk boron. Jarak antar bidang untuk struktur kristal lapisan tipis
Dari hasil percobaan dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Nilai resistivitas lapisan tip is ZnO yang di-peroleh cenderung meningkat dengan bertam-bahnya tekanan gas yaitu 1 .0. cm sampai dengan
128 .0. cm dan nilai resistivitasnya menurun untuk waktu deposisi semakin lama yaitu 90,7 .0. cm sampai dengan 0,60 .0. cm.
2. Nilai transmitansi lapisan tipis ZnO yang diperoleh senderung semakin besar dengan bertambahnya tekanan gas yaitu 46 % sampai
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128 Wirjoadi, dkk.
108
Wirjoadi
-Untuk waktu deposisi 25 menit sampai 30 menit
nilai resistivitas konstan hal ini disebabkan
karena dengan bertambahnya
ketebalan lapisan
tipis maka timbul pori-pori. Dengan demikian
walaupun semakin tebal tetapi tidak menurunkan
resistivitas.
-lnformasi yang didapat dari pengamatan
struktur
mikro adalah dapat diketahui ukuran butir dan
bertambah buram lapisan tipis lnO akibat
diatasnya ada lapisan tipis boron.
dengan 74 % daD nilai transrnitansinya rnenurun untuk waktu deposisi sernakin lama yaitu 64 % sampai dengan 50 % yang sernuanya pada panjang gelornbang 600 -800 nrn.
3. Hasil analisis struktur rnikro dengan SEM diperoleh bahwa lapisan tipis ZnO/Boron rnenunjukkan rnorfologi yang berbeda apabila dibandingkan dengan struktur rnikroskopis lapisan tipis ZnO.
4. Struktur kristal lapisan tip is ZnO rnenunjukkan struktur kristal kristal ZnO yang sarna dengan struktur kristal standar dengan puncak pada sudut 34,34°, sedangkan struktur kristal boron dengan puncak pada sudut 15,98° agak sedikit berbeda dengan struktur kristal boron standar.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko S.
-Mengapa dipakai lapisan tipis ZnO I Boron? -Mengapa dipilih metoda Sputtering?
-Apa perangkat lunak yang dipakai, sehingga dihasilkan gambar seperti pada poster?
Wirjoadi
-Digunakan
lapisan tipis ZnO/boron karena
penelitian ini akan digunakan untuk membuat
solar cell. Dimana prinsip dari solar cell adalah
membuat sambungan P-N, sedangkan untuk
membuat semikonduktor tipe P pengaturnya
adalah boron.
-Digunakan metode sputtering karena metode ini
tidak melibatkan suhu tinggi, lapisan tipisnya
lebih homogen dan dapat merekat dengan luas
pada substrat.
-Perangkat lunak yang menghasilkan gambar
struktur mikro menggunakan SEM, struktur
kristal menggunakan
XRD, proses transmitansi
menggunakan
UVVIS.
1. MILLMAN, HALKIAS, Integrated
Electro-nics, Mc Graw Hill Inc, New York, 1971.
2. K. TAKAHASHI, M. KONAGAI, Amorphous
Silicon Solar Cells, North Oxford Academic,
Tokyo, 1986.
3. REKA RIO, MASAMORI, Fisika dan
Tekno-logi Semikonduktor, PT Pradnya Paramita,
Jakarta,
(1982).
4. WASA KIYOTAKA, HAYAKAWA S,
Hand-book of Sputtering Deposition Technology,
Noyes Publications, Park Ridge, New Jersey,
USA, 1992.
5. KONUMA M, Film Deposition by Plasma
Techniques,
Springer Verlag, Berlin, 1992.
6. WILSON W. WENAS, AKIRA YAMADA,
AND KIYOSHI TAKAHASHI, Electrical and
optical Properties of Boron-doped ZnO Thin
films for Solar cells Grown by Metallorganic
Chemical Vapor Deposition, J. Appl. Phys.70
(11),1 December
1991.
7. BD CULLITY, Element of X Ray Diffraction,
Addison Wesley Publishing Company, INC,
1959.
S. Simbolon
-Apakah molekul ZnO dapat menguap setelah
diadakan
sputtering,
apakah bukan Zn.
-Apakah yang dimaksud dengan ion Boron (ion
negatif atau positif).
TANYAJAWAB
Wirjoadi
-Molekul 2nO akan terhambur meninggalkan target 2nO setelah ditumbuki ion argon, jadi molekul 2nO bukan menguap. Molekul 2no memang telah terdeposisi pada substrat kaca dibuktikan dengan pengamatan struktur kristal 2nO dengan XRD.-Ion boron yang terhambur meninggalkan target pin hole boron adalah ion netral don iiegatif
Husna
-Oari gambar 3 terlihat bahwa pengaruh waktu deposisi terhadap resistivitas dari waktu 15 menit -25 men it, resistivitasnya menurun dan diatas 25 menit terlihat konstan.
-Infonnasi apa saja yang diperoleh dari gambar struktur mikro ( Gambar 7 dan Gambar 8 )
--Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BA T AN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001