• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PRAKTIKUM INFILTRASI

Oleh:

Dr. Badaruddin,S.Hut,MP

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

(2)

i PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyajikan sebuah buku panduan praktikum Infiltrasi pada Mata Kuliah Konservasi Tanah dan Air dapat terselesaikan. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Prof Dr.Ir.H.Ruslan M.Sc, Dr.Syarifuddin Kadir,M.Si dan Khairun Nisa S.Hut. M.P, yang telah memberikan semangat kepada saya untuk bisa membuat panduan praktik ini.

Adapun tujuan pembuatan Buku Panduan ini adalah agar mahasiswa dapat memahami bagaimana cara dan metode dalam praktik Infiltrasi di berbagai tutupan lahan dan menyajikannya dalam sebuah laporan dengan hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum.

Semoga buku panduan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. dan dapat berguna bagi mahasiswa khususnya yang akan melakukan praktikum infiltasi. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Banjarbaru, Mei 2017

Dr.Badaruddin,S.Hut,M.P.

(3)

ii DAFTAR ISI Halaman PRAKATA ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 3 BAB II METODOLOGI ... 6

A. Alat dan Bahan ... 6

B. Cara Kerja ... 6

C. Analisi Data ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infilrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air permukaan

yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air tanah. (Asdak, 2010). Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya drajat

kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke permuakan tanah kita kenal dengan infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.(Suripin, 2004) .

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton, 2004). Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman, 1991).

Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004). Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).

(5)

2 Dengan mempelajari proses terjadinya dan faktor yang mempengaruhi dalam proses infiltrasi terutama pada infiltrasi dibawah tegakan hutan, mahasiswa memahami berbagi fungsi penting dari hutan sebagai salah satu media untuk meningkatkan proses masuknya air dalam tanah sehingga peran hutan dalam mengendalikan aliran permukaan nampak lebih jelas. Dengan memahami proses dan cara pengukurannya, mahasiswa dapat melakukan analisis dan medesain pembangunan atau pengelolaan suatu kawasan hutan dengan memperhatikan peran proses infiltrasi didalamnya. Setelah mempelajari kita akan mengerti dan memahami proses infiltrasi, faktor – faktor yang mempengaruhi, mampu melakukan pengukuran dan perhitung untuk analisis hidrologi suatu kawasan.Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam.Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Penentuan laju perkolasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik tanah (permeabilitas,porositas dan tekstrur tanah), kedalaman air tanah dan topografi daerah tinjauan serta sifat geomorfologi secara umum (Sudaryono,2001).

Paling sering digunakan pengukuran infiltrasi dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring inflometer.double ring infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering dilakukan. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah tekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah bertekstur lempung atau liat. (Syukur, 2009)

Air dapat meresap ke dalam tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lapisan tanah juga berpengaruh terhadap jumlah air tersedia dan pergerakan air dalam tanah. Lapisan keras tidak tembus air akan memperlambat pergerakan air dan mempengaruhi daya tembus dan perkembangan akar, yang secara efektif mengurangi kedalaman tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan agar

(6)

3 mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kecepatan infiltrasi dalam tanah yang diamati dan dapat mengetahui cepat lambatnya air meresap (daya serap air) ke dalam pori-pori tanah.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Infiltrasi yaitu:

1. Untuk mengetahui laju masuknya air kepermukaan dengan satuan cm/jam dan mengetahui laju masuknya air kedalam tanah (rembesan air kedalam tanah) dengan satuan cm/jam.

2. Mahasiswa mampu menentukan nilai parameter inflitrasi yaitu fo, fc, dan K. 3. Mahasiswa mampu menetapkan persamaan penduga dan membuat kurva

inflitrasi model Horton.

(7)

4 BAB II

METODOLOGI A. Alat dan Bahan untuk praktik Infiltrasi

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Penggaris

2) Double Ring infiltrometer 3) Stop watch

4) Ember. 5) Alat tulis 6) kamera

Bahan yang digunakan adalah: 1. Air yang cukup

B. Cara Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pratikum ini adalah sebagai berikut : 1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum

pegukuran infiltrasi

2. Tentukan tempat yang akan di ukur infiltrasi (di bawah tegakan apa) 3. Siapkan double ring infiltrometer ,kemudian tancapkan kedalam tanah

dengan bantuan papan/ besi yang sudah disiapkan, kemudian ketok/pukul papan/besi tersebut dengan menggunakan martil hingga kedalaman ring sample ¾ double ring infiltrometer.

4. Lakukan pekerjaan ini dengan baik jangan sampai mengganggu posisi daripada ring sample.

5. Tempelkan penggaris disamping ring sample tengah untuk mengetahui seberapa banyak air yang diserap oleh tanah

(8)

5 6. Isikan air kedalam ring yang terluar terlebih dahulu hingga penuh, kemudian isi ring yang di dalam secara perlahan-lahan sampai batas yang di inginkan

7. Hidupkan stop watch untuk menghitung laju infiltrasi dan catat perubahan per 5 menit sampai hasilnya konstan

8. Lakukan pengisian air apabila hasilnya belum konstan.

C.Analisi Data

Pada perhitungan data hasil praktikum infiltrasi menggunakan rumus Horton: f = fc + (fo – fc)e-kt ; i ≥ fc dan k = konstan

Keterangan;

f : laju infiltrasi nyata (cm/h) fc : laju infiltrasi tetap (cm/h) fo : laju infiltrasi awal (cm/h) k : konstanta geofisik

Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadi nya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitas nya maka akan mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.

Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: • Kelembapan tanah

• Kompaksi

• Penumpukan bahan liatan • Tekstur tanah

• Struktur tanah

Menurut knaap(1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga cara yakni:

• Inflow-outflow

(9)

6 Contoh perhitungan

Hasil yang diperoleh adalah

No. Lokasi t fo-fc

1 Bawah Rumput 5 3

5 3

5 2.5

5 2.5

5 2.5

Maka dilakukan perhitungan Rumus: Model Horton (1968) f = fc + (fo – fc)e-kt K =

Fc = ∑ (fo – fc) - fc

v = fc.t + ((fc-fo)/k).(1-e^(-k.t)) Keterangan: t : waktu

f : kapasitas infiltrasi (mm/jam) fc :infiltrasi konstan (mm/jam) fo : infiltrasi saat awal (mm/jam) k : konstanta

e : 2,718

v : volume infiltrasi (mm³)

(10)

7 Contoh Perhitungan: Fc = ∑ (fo – fc) – fc = 13,5 – 2,5 = 11 K = = – = 0,045 f = fc + (fo – fc)e-kt f = 2,5 + (3 – 2,5) 2.718 ^ 0,045 × 5 f = 2,5 + (0,5) 0,798 f = 2,5 + 0,399 f = 2,899 mm/jam v = fc,t + ((fc-fo)/k).(1-e^(-k.t)) v = 2,5 . 5 + ((3 – 2,5)/0,045) . (1 – 2,718 ^ 0,225) v = 12,5 + (11,111) . (0,202) . 0,798 v = 12,5 + 2,224 v = 14,744 mm³

Data perhitungan Infiltrasi di bawah rumput

No. Lokasi t fo-fc K F V

1 Bawah Rumput 5 3 0,045 2,899 14,774

5 3

5 2,5

5 2,5

(11)

8 No f fc f-fc log(f-fc) t 1 3 2,5 0,50 3,16 5,00 2 3 2,5 0,50 3,16 10,00 3 2,5 2,5 0,00 1,00 15,00 4 2,5 2,5 0,00 1,00 20,00 5 2,5 2,5 0,00 1,00 25,00 y = -5,787x + 25,787 R² = 0,75 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 In fi ltr asi (m m ) Waktu (jam)

Infiltrasi di Bawah Rumput

Series1 Linear (Series1)

(12)

9 Data perhitungan Infiltrasi di bawah tegakan 1

No, Lokasi t fo-fc k F V

1 Bawah Tegakan 5 6 0,073 6,918 9,393 5 9 5 8 5 9 5 9 5 9 No f fc f-fc log(f-fc) t 1 6 9,0 -3,00 #NUM! 5,00 2 9 9,0 0,00 #NUM! 10,00 3 8 9,0 -1,00 #NUM! 15,00 4 9 9,0 0,00 #NUM! 20,00 5 9 9,0 0,00 #NUM! 25,00 6 9 9,0 0,00 #NUM! 30,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 In fi ltr asi (m m ) Waktu (jam)

Infiltrasi di Bawah Tegakan

Series1 Linear (Series1)

(13)

10 Data perhitungan Infiltrasi di bawah tegakan 2

No, Lokasi t fo-fc k F V

1 Bawah Tegakan 5 2,2 0,30 0,729 6,021 5 0,4 5 0,9 5 1,7 5 0,5 5 0,2 5 0,3 5 0,3 No f fc f-fc log(f-fc) t 1 2,2 0,3 1,94 0,29 5,00 2 0,4 0,3 0,14 -0,85 10,00 3 0,9 0,3 0,64 -0,19 15,00 4 1,7 0,3 1,44 0,16 20,00 5 0,5 0,3 0,24 -0,62 25,00 6 0,2 0,3 -0,06 #NUM! 30,00 7 0,3 0,3 0,04 -1,40 35,00 8 0,3 0,3 0,04 -1,40 40,00 y = -11,681x + 16,635 R² = 0,4093 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 In fi ltr asi (m m ) Waktu (jam)

Infiltrasi di Bawah Tegakan

Series1 Linear (Series1)

(14)

11 DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay, 2010, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Haridjaja, O, Murtilakso, K dan Rachman, LM, 1991, Hidrologi Pertanian, Buku, Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.

Jury,W,A,dan Horton, R,2004, Soil Physics, Buku, John Willey & Sons, New Jersey. Kartasapoetra,A,G,2005, Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air, Rineka

Cipta,Jakarta,

Sudaryono, 2001. Pengaruh Pemberian Bahan Pengkondisi Tanah Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Lahan Marginal Berpasir. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2 (1) 106-112.

Syukur, S 2009. Laju Infiltrasi dan Peranannya terhadap Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Allu-Bangkala. Jurnal. Agroland 16 (3) : 231 – 236.

(15)

LAmpiran

Gambar Alat Double Ring infiltrometer

Gambar

Gambar Alat Double Ring infiltrometer saat perhitungan

Referensi

Dokumen terkait

Perlu perbaikan perbaikan :: Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya atau

13 Hasil belajar dalam penelitian ini ialah bukti usaha yang dilakukan oleh siswa pada materi organisasi kehidupan dengan menggunakan model pembelajaran examples

Otomasi Industri (SCADA, PLC) 2. Bidang Praktek Kerja. Praktek Kerja nyata merupakan praktek kerja nyata dalam bidang Teknik Listrik yang dilaksanakan selama 1bulan.

dari hal inilah kemudian dapat dirumuskan tujuan penulisan agar penelitian dapat terarah secara jelas, Yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh.. Artinya, ketika

3) Keterlibatan pihak non-nelayan seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, tokoh nelayan, tokoh agama, juragan dan lain-lain dalam proses penyelesaian konflik

Setelah kemampuan awal siswa diketahui, maka kegiatan penelitian dapat dilanjutkan dengan pemberian perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan model Guided Note

Rentetan kepada kekangan ini, kajian ini dijalankan untuk mencapai objektif kajian berkenaan dengan pembangunan aplikasi kemudahan menggunakan telefon bimbit yang