KETERPAUTAN DAN
PEMETAAN KROMOSOM
Oleh:
Dr. Dirvamena Boer
081 385 065 359Universitas Haluoleo, Kendari
dirvamenaboer@yahoo.com
http://dirvamenaboer.tripod.com
Keterpautan (Linkage)
• Bridges menemukan kejadian ‘tak berpisah’
kekecualian dari harapan Mendelian sederhana
penemuan baru
AaBb x AaBb
9:3:3:1
←
Kita harapkan nisbah fenotipe
Penemuan Keterpautan Gen
• William Bateson dan R. C. Punnett
(1905) menemukan keterpautan gen pada
tanaman ‘sweet pea’.
– Persilangan dihibrid antara tanaman
berbunga ungu (P) tepungsari panjang (L)
dengan tanaman berbunga merah (p)
tepungsari bulat (l), sebagai berikut:
Penemuan Keterpautan Gen
P:
PPLL × ppll
(ungu, panjang) (merah, bulat)
F1: PpLl
(ungu, panjang)
F2:
Fenotipe Genotipe Diamati Diharapkan(9:3:3:1)
Ungu, panjang P_L_ 284 215
Merah, bulat P_ll 21 71
Merah, panjang ppL_ 21 71
Merah, bulat Ppll 55 24
381 381
Hasil tersebut menyimpang dari 9:3:3:1
Uji
Penemuan Keterpautan Gen
• Spekulasi Bateson dan Punett
– Dua kelas fenotipe yang lebih banyak disebabkan oleh adanya 2 tipe gamet PL dan pl yang asalnya dari tipe gamet tetua
Terjadi koupling secara fisik antara gen dominan (P dan L) dan gen resesif (p dan l) yang mungkin telah menghalangi perpaduan bebas pada F1
– Tapi mereka tidak tahu kodrat dari koupling tersebut.
Penjelasannya harus menunggu berkembangnya Drosophila sebagai alat genetik
Hasil tersebut menyimpang dari 9:3:3:1. Apa yang terjadi?
Tidak bisa dijelaskan sebagai nisbah mendelian yang
dimodifikasi (13:3, 9:7, 12:3:1, 15:1 dst.)
Penemuan Keterpautan Gen
• Morgan menemukan penyimpangan serupa dari
Hukum Mendel II ketika mempelajari 2 pasang
gen autosom pada Drosophila.
– Warna mata ungu (pr) dan merah (pr
+) serta
panjang sayap yaitu sayap pendek atau
vestigial (vg) dan sayap normal (vg
+)
Penemuan Keterpautan Gen
Hal ini disebabkan kopling gen dimana kelas kombinasi gen
terbesar adalah pr
+vg
+dan pr vg yang berasal dari tetua
akibat kopling gen.
+ + + +
+ +
P: pr pr vg vg pr pr vg vg
(ungu, pendek) (merah, normal)
Uji silang F1 pr pr vg vg pr pr vg vg
+ + + +F2:
pr vg : 1339
pr vg : 1195
pr vg : 151
pr vg : 154
2839
menyimpang dari nisbah 1:1:1:1Penemuan Keterpautan Gen
+ + + +
+ +
P: pr pr vgvg prpr vg vg
(merah, pendek) (ungu, normal)
Uji silang F1 pr pr vg vg prpr vgvg
+ + + +F2:
pr vg : 157
prvg : 146
pr vg : 965
prvg : 1067
2335
menyimpang dari nisbah 1:1:1:1Bateson dan Punnet pada awal studinya tentang koupling
telah menggunakan istilah repulsion untuk bentuk pr
+vg
Hipotesis Morgan
• Untuk menjelaskan koupling dan repulsion, maka
Morgan menyusun hipotesis.
Kedua pasang gen pada
koupling ada pada pasangan kromosom homolog, hal
yang sama juga pada repulsion
Hipotesis Morgan
• Bagaimana menerangkan adanya kombinasi bukan
tetua ?
Morgan menghipotesiskan bahwa ketika
kromosom homolog berpasangan pada meiosis terjadi
pertukaran fisik antara potongan kromosom yang disebut
pindah silang.
Kombinasi baru ini disebut:
• Tipe pindah silang • Hasil pertukaran • Rekombinasi intra
kromosomal atau secara singkat disebut rekombinan
Coupling dan Repulsion
• Pasangan gen yang berada pada pasangan
kromosom disebut terpaut
AaBb: A mungkin terpaut b dan
a akan harus terpaut B
Rekombinasi
Rekombinasi
Genotipe Diploid
Rekombinasi
Rekombinasi interkromosomal
Rekombinasi
Meiosis tanpa dan dengan pindah silang antar lokus
Rekombinasi
Lambang Keterpautan
pr vg / pr
+vg
+atau pr vg / + +
Pada Drosophila:
y tubuh kuning dan y
+tubuh coklat
w mata putih dan w
+mata merah
P:
atau
y w+ + + + + y w+ y+ w + +
+ + +y w /y w y w / Y
y + / y + + w / Y
Lambang Keterpautan Gen pada Kromosom X
Lambang Keterpautan
Peta Keterpautan (peta genetik)
Alfred Sturtevant
1 2 1P P
Uji silang F : pr+vg+/prvg prvg/prvg
prvg/prvg
165
++/prvg
191
pr+/pr vg
23
+ vg/pr vg
21
400
}
Tipe Tetua
}
Tipe PS
23 21
100% 11% Rekombinan
400
RF
Peta Keterpautan (peta genetik)
1 µm (unit map) genetik = 1% = RF
atau
atau
Dari jarak genetik → menduga
frekuensi zuriat dalam kelas
berbeda
Contoh: Hasil uji silang pr vg/++ Zuriatnya: 5,5% akan pr+/pr vg dan
5,5% akan +vg/pr vg Zuriat dari uji silang heterozigot
pr+/+vg → 5,5% akan pr vg/pr vg dan 5,5% akan ++/pr vg
Peta Keterpautan (peta genetik)
Contoh pada jagung
Biji berwarna A, keriput atau shrunken sh
Biji tidak berwarna a, licin Sh
A Sh/a sh a sh/a sh
A Sh/a sh 5020
a sh/a sh
4960
A sh/a sh 12
a Sh/a sh
8
10000
Jarak genetik A-Sh
12 8
100% 0.2%
10000
RF
}
TT
}
TR
Peta Keterpautan (peta genetik)
• Peta genetik adalah suatu contoh hipotetik
berdasarkan analisis genetik, pembuatannya
tanpa mengenal/berdasarkan struktur kromosom
Peta Keterpautan (peta genetik)
Uji silang 3 titik → untuk melacak keterpautan melibatkan
lebih dari 2 pasang gen heterozigot
1 sc ec vg/sc ec vg + + +/+ + + F : sc ec vg/+ + + sc ec vg/sc ec vg sc ec vg 235 + + + 241 sc ec + 243 + + vg 233 sc + vg 12 + ec + 14 + ec vg 16 sc + + 14 1008 Teladan 1
Peta Genetik
Jarak sc ec abaikan vg sc ec 235+243 + + 241+233 sc + 12+14 + ec 14+16 12+14+14+16 Jarak sc ec = 100% 5.5% 1008 }
Tipe Tetua
}
Tipe Rekombinan
≠ 1:1:1:1
Terpaut
Jarak ec vg abaikan sc ec vg 235 + + 241 ec + 243 + vg 233 ≡ 1:1:1:1
ec – vg berpadu bebas
Peta Genetik
Teladan 2
sc ec cv 417
+ + +
430
sc + +
25
+ ec cv
29
sc ec +
44
+ + cv
37
982
Jarak sc - ec abaikan cv
sc ec 417
+ +
430
sc +
25
+ ec
29
sc ec
44
+ +
37
982
}
Tipe Tetua
}
Tipe Tetua
}
Tipe Rekombinan
54
100% 5.5%
982
RF
Peta Genetik
Tipe Tetua
}
Tipe Rekombinan
Jarak ec - cv abaikan sc
ec cv 417
+ +
430
+ +
25
ec cv
29
ec +
44
+ cv
37
982
44 37
100% 8.2%
982
RF
ec 8.2 cv + +Peta genetik ada 2 kemungkinan
ec 5.5 sc cv + + + 8.2 sc 5.5 ec 8.2 cv + + +
?
Peta Genetik
Jarak sc - cv abaikan ec
sc cv
+ +
sc +
25
+ cv 29
sc +
44
+ cv 37
982
25 29 44 37
100% 13.7%
982
RF
sc 5.5 ec 8.2 cv + + + 13.7Pindah Silang Ganda
cv ct v 580
+ + +
592
cv + +
45
+ ct v
40
cv ct +
89
+ + v
94
cv + v
3
+ ct +
5
1448
Teladan 3
Jarak cv - ct abaikan v
cv ct
+ +
cv + 45
+ ct
40
cv ct
+ +
cv +
3
+ ct
5
1448
45 40 3 5
100% 6.4%
1448
RF
Pindah Silang Ganda
Jarak ct - v abaikan cv
ct v
+ +
+ +
ct v
ct + 89
+ v 94
+ v
3
ct +
5
1448
89 94 3 5
100% 13.2%
1448
RF
Jarak cv - v abaikan ct
cv v
+ +
cv + 45
+ v
40
cv + 89
+ v
94
cv v
+ +
1448
45 40 89 94
100% 18.5%
1448
RF
Pindah Silang Ganda
cv 6.4 ct 13.2 v + + +
18.5 ≠ 6.4 + 13.2 = 19.6
Terjadi pindah silang ganda
Jarak cv - ct abaikan v
cv ct
+ +
cv + 45
+ ct
40
cv ct
+ +
cv +
3
+ ct
5
1448
Jarak ct - v abaikan cv
ct v
+ +
+ +
ct v
ct + 89
+ v 94
+ v
3
ct +
5
1448
Jarak cv - v abaikan ct
cv v
+ +
cv + 45
+ v
40
cv + 89
+ v
94
cv v
+ +
1448
Pindah Silang Ganda
cv 6.4 ct 13.2 v + + +
18.5 ≠ 6.4 + 13.2 = 19.6
Pindah silang ganda
cv v + + cv v + + cv v + + pada ct – v dan cv – ct tetapi pada cv – v
+ v cv + cv v ct + + ct + + Rekombinan akibat PS ganda Bukan Rekombinan akibat PS ganda Ada PS ganda
Pindah Silang Ganda
• Jadi untuk jarak genetik cv – v harus ditambah 2 kali tipe
rekombinan ganda = 8 x 2= 16
45 40 89 94 16
100% 19.6%
1448
RF
Interferensi
cv 6.4 ct 13.2 v + + +Bebas → frek rekombinan ganda = 0.064 x 0.132
= 0.0084 = 0.84%
Dari 1448 ada 0.84% atau 12 PS ganda (=0.0084 x 1448) padahal yang diamati 8 (lebih sedikit)
Ini berarti PS di cv – ct tidak bebas dari PS di ct – v
Efek PS di suatu daerah mempengaruhi PS di daerah
lainnya disebut interferensi
Koefisien Coincidence
• Dua kejadian PS pada ruas-ruas yang berdampingan
dapat saling mempengaruhi
→
PS pada satu ruas dapat merangsang atau menekan PS pada ruas yang disebelahnya.• Jadi besarnya pengaruh pindah silang satu ruas terhadap ruas yang lain dilukiskan dengan dua jenis koefisien yaitu:
– Koefisien kebersamaan C (Coincidence) dan – Koefisien penekanan I (Interference)
Koefisien Coincidence
• Untuk kejadian pindah silang yang melibatkan tiga gen (misal A, B, dan C) pada satu kromosom dengan nilai koefisien rekombinan AB dan BC masing-masing sebesar rAB dan rBC, maka koefisien kebersamaan adalah
– Bila C = 1 → PS di ruas AB bebas dari PS diruas BC C > 1 → PS ganda lebih sering terjadi dari pada
semestinya. Hal ini terjadi karena PS pada satu ruas merangsang terjadinya PS pada ruas lain sebaliknya
C < 1 → kebalikannya
1
frekuensi pindah silang ganda
C
rAB rBC
I
C
Koefisien Coincidence
cv 6.4 ct 13.2 v + + +(8 /1448)
0.654
0.064 0.132
1
1 0.54 0.346
frekuensi pindah silang ganda
C
rAB rBC
I
C
Karena C < 1 maka PS ganda jarang terjadi dari pada semestinya. Hal ini terjadi karena PS pada satu ruas menekan terjadinya PS pada ruas lain
38
SELAMAT BELAJAR
Slide ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk tujuan non-komersial dengan syarat mencantumkan nama penulis
dan sumbernya. Di luar tujuan itu, pengguna harus memperoleh izin tertulis dari penulis.