• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BEBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BEBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 560 PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BEBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

Palupi Mutiasih1, Prana Dwija Iswara2, Trisna Nugraha3 Program Studi Pendidikan Dasar1,2,3

Universitas Pendidikan Indonesia1,2,3 Email: palupimutia@upi.edu

Abstract: This development research aimed to produce picture book products based on character education that can improve literacy culture in elementary schools. A picture story book is a book that combines text and illustrations so that it becomes a story book that can increase students' reading interest. Picture story books can tell a story that is collaborated with an interesting and meaningful concept for children's development. The method used was the method of research and development (R&D) with the development model of Borg and Gall. This research and development had 9 stages of research, namely research and information gathering, planning, product draft development, initial field testing, product revision, main field test, operational product revision, field implementation test and final product revision. Respondents in research and development involved one material expert, one linguist, one media expert, 13 students of SDSN Bendungan Hilir 12 Pagi, 21 students of SDS Ar-Rahman Motik. The results showed that the character education-based picture book product was considered very good. The average result according to the expert was 97.1%, the Small Group Evaluation was 96.6%, and the Field Test was 94.33%. This picture book product was attractive to students who loved reading because reading was the key to increase literacy culture since elementary school age.

Keywords: character education, literacy, picture book. PENDAHULUAN

Pendidikan yang baik adalah dasar kemajuan suatu bangsa. Melalui sebuah pendidikan manusia dapat memperbaiki kualitas hidupnya. Pendidikan merupakan wadah dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Mulyasa,2017). Pendidikan juga merupakan kunci dalam membangun generasi yang bermartabat yaitu generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara moral (Sadullah,2019). Melalui pendidikan, transformasi pengetahuan dan penanaman karakter dapat diimplementasikan kepada manusia agar mampu menjadi SDM yang memiliki kompetensi untuk bisa bersaing di masa depan (Lickona, 2016; Listyarti, 2012)

United Nation Development Programme

(UNDP) mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2015, berada di peringkat ke-110 dari 188 negara dengan besaran 0,684 atau sama dengan tahun sebelumnya (BPS, 2015). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui

bahwa IPM di Indonesia masih belum mencapai hasil maksimal. Tinggi rendahnya IPM dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah angka melek huruf yang merupakan salah satu indikator dalam mengukur dimensi pengetahuan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka melek huruf adalah presentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Literasi berhubungan dengan keaksaraan yaitu kegiatan membaca, menulis, dan berdiskusi. Literasi merupakan pondasi untuk belajar sepanjang hayat (Alberta, 2010; Rahman, 2018: 11). Kunci dalam menumbuhkan budaya literasi adalah membaca (Wiediarti, 2016; Mutiasih, 2016; Alwasilah, 2012). Hasil penelitian dari

Programme For International Student Assessment (PISA) yang melakukan penelitian

setiap tiga tahun sekali, mencatat bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia pada tahun 2012 terburuk kedua dari 65 negara

(2)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 561 yang diteliti di dunia. Indonesia menempati

urutan ke 64 dari 65 negara (Mutiasih, 2016).

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001%.

berdasarkan riset lima tahunan yang dilakukan oleh Progress International

Reading Literacy Study (PILRS), yang

melibatkan siswa SD, Indonesia berada pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel Indonesia hanya lebih baik, dari Qatar, Kuwait, Maroko dan Afrika Selatan (Gong, 2012). Rendahnya minat baca siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tidak adanya buku cerita yang menarik minat siswa dan sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar (Rahim, 2018). Hal yang dapat dilakukan

dalam mencerdaskan suatu bangsa yakni melalui pengembangan budaya baca, tulis dan hitung bagi segenap warga masyarakat (Badan Bahasa, 2016). Buku cerita bergambar dengan kombinasi teks dan ilustrasi yang baik merupakan media yang mampu menarik minat peserta didik untuk membaca (Dils, 2009; Seuling, 2005).

Buku cerita bergambar yang bertemakan hal itu mampu membuat anak memahami konsep perpindahan seseorang dari satu satu negara ke negara lainnya, dapat mempelajari konsep mencintai lingkungan, serta mampu mengenal sejarah yang sangat abstrak menjadi lebih konkret. Hal tersebut mampu diterima anak karena konsep yang rumit divisualisasikan dan diceritakan secara konkret kepada anak melalui buku cerita bergambar (Bersh, 2013; Hsiao & Shih, 2015; Demoiny & Ferraras, 2018). Selain berfungsi dalam menanamkan budaya membaca, menginformasikan berbagai konsep ilmu pengetahuan yang sulit, buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan karakter juga berfungsi dalam hal penyampaian ilmu pengetahuan dan juga nilai-nilai moral dalam membentuk karakter yang lebih baik (Nurgiyantoro, 2018:166). Oleh karena itu, artikel ilmiah ini akan membahas dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana

mengembangkan sebuah buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter untuk menumbuhkan budaya literasi di Sekolah Dasar yang dapat digunakan siswa sebagai media dalam menumbuhkan budaya literasi. METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan bidang pendidikan menurut Borg dan Gall yang dikenal dengan Metode

Research and Development (R & D). Siklus R

& D menurut Borg and Gall metode R & D meliputi: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitan sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan, pengujian produk yang digunakan untuk uji lapangan, dan revisi untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap pengujian lapangan.

Penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D) secara lengkap Borg dan Gall menyatakan ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan.

1. Research and information collection dalam penelitian dan pengumpulan data dilakukan untuk menganalisis kebutuhan, studi literatur, dan penelitian skala kecil. 2. Planning. Pada tahap perencanaan

dilakukan identifikasi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, merumuskan tujuan yang hendak dicapai, membuat desain atau langkah-langkah penelitian, dan merencanakan kemungkinan pengujian.

3. Develop preliminary form of product. Pengembangan draft produk meliputi persiapan materi, instrumen, dan uji kelayakan dalam skala kecil

4. Preliminary field testing, ujicoba lapangan atau uji coba terbatas pada objek penelitian. Selama uji coba dilakukan observasi, wawancara dan pengedaran angket. Tujuan ujicoba ini untuk dapat

(3)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 562

mengevaluasi produk yang

dikembangkan.

5. Main product revision, merevisi produk utama dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba awal.

6. Main field testing, ujicoba lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data kuantitatif tentang penilaian guru sebelum dan sesudah membaca model yang dikembangkan, data yang dikumpulkan dievaluasi dan dibandingkan dengan kelompok yang dikontrol.

7. Operational product revision, revisi produk berdasarkan hasil ujicoba di lapangan.

8. Operational field testing, uji lapangan untuk mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan hasil uji lapangan

9. Final product revision, revisi final produk berdasarkan hasil uji di lapangan.

10. Dissemination and implementation, implementasi dan mengontrol hasil dan mutu. (Borg & Gall, 2007: 4)

Desain Penelitian

Desain penelitian yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan desain penelitian dibagi menjadi beberapa tahap yakni tahap penelitian dan informasi serta ide awal, perencanaan dan desain awal produk, pengembangan draft produk, uji lapangan awal, uji lapangan utama, revisi produk operasional, uji pelaksanaan lapangan dan revisi produk akhir. Peneliti membatasi penelitian hanya sampai dengan revisi akhir. Adapun secara detail desain modifikasi Borg and Gall yang digunakan adalah sebagai berikut.

Gambar. 1 Desain Penelitian RnD

Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahatan data dalam penelitian ini adalah dengan mengggunakan instrument uji ahli, uji one to one, small

group, dan field test dengan instrument

kualitatif menggunakan skala likert 1-4. Lalu data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan skala likert sebagai berikut:

Gambar. 2. Pengukuran Skala Likert HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan produk buku cerita bergambar dengan ukuran A4 menggunakan kertas art cartoon 260gram untuk sampul buku dan art paper 150gram untuk isi buku dengan warna yang full colour dan huruf yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah Comic Sans ukuran 20 pt, Spasi 1,5.

Ilustrasi

Ilustrasi buku berupa gambar tokoh-tokoh dalam buku cerita “Selamat Ulang Tahun Ibu Ratu” yaitu animasi tokoh-tokoh semut, kupu-kupu dan juga latar tempat beserta suasana yang diilustrasikan menjadi satu kesatuan sehingga menciptakan cerita yang lebih menarik.

Gambar 3. Pengembangan Ilustrasi Buku Cerita Bergambar

Kelebihan Produk

Beberapa kelebihan dalam produk ini adalah:

a. Konten cerita dalam buku ini berbasis pendidikan karakter. Ada banyak karakter yang tersirat dalam buku ini yaitu karakter kasih sayang, peduli, rasa ingin tahu dan yang terpenting adalah tentang kerja sama. Cerita

(4)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 563 kerjasama dalam buku ini terinspirasi

oleh dunia semut yang memiliki karakter gotong royong.

b. Karakter kuat yang tergambar dalam buku cerita ini adalah karakter kerja sama dan kasih sayang. Kedua karakter ini menurut teori pendidikan karakter tepat jika diaplikasikan kepada siswa kelas II SD di mana siswa kelas II SD yang masih merupakan kategori kelas awal. c. Bahasa dalam buku cerita ini

komunikatif dan disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak sehingga anak-anak dapat menikmati cerita lebih mudah.

d. Kalimat-kalimat dalam buku ini jumlahnya tidak lebih dari 20 kata dalam setiap halamannya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesan positiif bagi anak, bahwa buku cerita tidak dipenuhi dengan teks dan buku ini akan membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan.

e. Buku cerita bergambar ini dipenuhi dengan ilustrasi gambar yang penuh warna sehingga dari segi visualisasi buku ini menjadi semakin menarik. f. Buku ini dipersiapkan sebagai bahan

ajar pendukung dalam menumbuhkan budaya literasi karena buku ini dapat dijadikan media Read Aloud oleh guru maupun menjadi bahan bacaan yang membuat siswa melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

Kelemahan Produk

Kelemahan produk buku cerita bergambar ini adalah sebagai berikut.

a. Buku ini membutuhkan proses perbaikan yang sangat panjang dan sulit sehingga perjuangan dalam membuat buku ini lebih besar.

b. Buku ini hanya satu cerita dan tidak berseri sehingga banyak anak ketika penelitian small group mengharapkan buku dengan judul ini ada cerita selanjutnya.

c. Buku cerita seri berikutnya dari buku ini sangat diperlukan sebab buku cerita bergambar ini hanya berjumlah tidak lebih dari 32 halaman dan dalam menumbuhkan budaya literasi serta menanamkan karakter dibutuhkan pembiasaan dan pengulangan (Repetition) sehingga buku-buku cerita bergambar seri berikutnya menjadi penting untuk diciptakan dalam menumbuhkan budaya literasi siswa kelas II SD. Hasil Uji Coba Expert Judgement

Uji validasi ini dilaksanakan dengan melibatkan beberapa ahli yakni ahli media, ahli bahasa dan ahli materi. Uji Validasi ini dilakukan dengan memberikan draft produk disertai dengan instrument penelitian berupa kuesioner penelitian. Berdasarkan uji coba ahli bahasa dan perbaikan kaidah kebahasaan pada produk buku cerita bergambar, maka didapatkan rata-rata kelayakan produk dari sisi bahasa yaitu sebesar 95%. Rincian penilaian ahli bahasa akan dijelaskan pada tabel penilaian ahli bahasa. Nilai yang diperoleh dari ahli bahasa menunjukkan bahwa produk buku cerita bergambar dikategorikan sangat baik dan valid. Setelah penilaian, produk buku cerita bergambar ini masih dalam tahap perbaikan berdasarkan masukan para ahli.

Berdasarkan hasil uji validasi dan perbaikan yang diberikan oleh ahli media diperoleh rata-rata kelayakan produk dari segi media yaitu sebesar 96.5%. Nilai yang diperoleh dari ahli media sebesar menunjukkan bahwa produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter yang berjudul “Selamat Ulang Tahun Ibu Ratu” dapat dikategorikan sangat baik.

Gambar 4. Produk revisi buku cerita bergambar setelah uji expert

(5)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 564

One to one evaluation, Small Group Evaluation dan Field Test Evaluation

Setelah produk melewati proses uji validasi dan dinyatakan valid oleh validator baik dari segi materi, bahasa maupun media, produk buku cerita bergambar akan diuji coba secara One to One dengan melibatkan 3 orang siswa SDN Bendungan Hilir 12 Pagi yang dipilih oleh wali kelas berdasarkan kategori siswa yang memiliki minat membaca yang tinggi, sedang dan rendah. Ketiga siswa tersebut adalah Ra, Fa, dan Da. Uji coba One

to One ini dilakukan dengan cara mewancarai

ketiga responden itu secara bergantian. Sebelum melakukan wawancara, ketiga orang siswa tersebut dipersilakan membaca buku cerita bergambar yang diberikan oleh peneliti, setelah ketiga responden selesai membaca peneliti melakukan wawancara satu persatu kepada responden.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tahap one to one evaluation diketahui bahwa ketiga anak memiliki pandangan yang positif terhadap buku cerita bergambar yang dikembangkan. Buku yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa. Buku yang dikembangkan membuat siswa membacanya dengan antusias karena menceritakan hal-hal yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yakni pengalaman ulang tahun pada kehidupan anak. Selain itu, menurut ketiga siswa buku yang dikembangkan memiliki gambar yang menarik dengan ilustrasi yang sesuai karakteristik anak sehingga anak tidak jenuh ketika membaca. Hasil Small Group Evaluation

Setelah melakukan uji coba one to one

evaluation, peneliti melakukan uji coba skala

kecil yaitu dengan melibatkan 10 orang siswa kelas II SDN Bendungan Hilir 12 Pagi. Sebelum tahap uji coba dilaksanakan, siswa diminta untuk membaca buku cerita bergambar, lalu setelah itu siswa diberikan kuesioner untuk diisi. Setelah itu, mengisi kuisioner peneliti menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian dengan menggunakan bahasa anak-anak agar siswa lebih memahami ketika mengisi kuesioner. Pada tahap skala

kecil ini bertujuan untuk menilai kelayakan produk pada siswa kelas II sekolah dasar. Nilai rata-rata yang didapatkan berdasarkan kesepuluh siswa pada uji coba skala kecil ini adalah 96,6%. Berdasarkan penilaian tersebut maka produk dapat dikategorikan Sangat Baik.

Gambar 5. Dokumentasi Penelitian Small Group Evaluation

Hasil Field test

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba lapangan (Field test). Uji coba lapangan ini melibatkan 21 siswa SDS Ar-Rahman Motik. Pada uji coba kali ini peneliti memberikan buku cerita kepada siswa di kelas II A, lalu siswa membaca produk buku cerita dan diberikan kuisioner oleh peneliti.. Penelitian ini mendapatkan data kuantitatif yang akan diubah menjadi kualitatif. Berdasarkan pengisian kuisioner yang dilakukan kedua puluh satu siswa kelas II A SDS Ar-Rahman Motik pada uji coba lapangan ini, diperoleh nilai rata-rata 94,33% yang berarti kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter “ Selamat Ulang Tahun Ibu Ratu” dapat dikategorikan Sangat Baik.

Kendala yang dihadapi saat penelitian kali ini adalah keterbatasan waktu yang dimiliki karena akan ada siswa yang berulang tahun, akan tetapi hal ini dijadikan peneliti sebagai ajang mengucapkan dan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Arai, karena di akhir cerita buku ini pasukan semut juga mengucapkan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun

(6)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 565 kepada Ibu Ratu. Dalam penelitian field test

ini, siswa kelas II SD Ar-Rahman Motik sangat tertarik dengan buku cerita yang dikembangkan peneliti, siswa menyukai buku dan ingin memiliki buku cerita bergambar yang dikembangkan.

Gambar 6. Dokumentasi Penelitian Field Test

Evaluation

Penelitian pengembangan buku cerita bergambar ini memberikan pengetahuan tentang tahapan-tahapan penelitan dan mengembangkan produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter yang dapat digunakan sebagai buku pendukung dalam menumbuhkan budaya literasi siswa. Penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar ini juga melibatkan guru, kepala sekolah dan siswa kelas II SD pada tahap penelitian hingga uji coba produk penelitian yang dihasilkan. Hal ini dilakukan dalam rangka menghasilkan produk penelitian ini agar produk penelitian yang dikembangkan menjadi solusi konkret hadirnya media buku cerita yang sesuai dengan karakteristik siswa. Berdasarkan uji coba yang dilakukan dengan para ahli maka didapatkan hasil rata-rata 97,1% sebagai presentase penilaian produk buku cerita bergambar.

Hasil penilaian dari para ahli menyatakan bahwa produk buku cerita bergambar ini dapat dikategorikan sangat baik. Produk pengembangan sebuah buku cerita bergambar ini memiliki keunggulan baik dari segi ilustrasi maupun konten yang berbasil pendidikan karakter. Produk penelitian ini dibuat sebagai buku cerita bergambar yang menarik sebab, buku ini bertujuan agar siswa mampu meningkatkan budaya literasi yang

paling mendasar yaitu budaya membaca di sekolah. Pengembangan buku cerita bergambar sebagai buku penunjang pembelajaran bagi anak, merupakan sebuah inovasi yang baik dalam pembelajaran. Selain mampu mengembangkan budaya membaca, buku cerita bergambar yang dirancang dengan baik juga mampu mengembangkan keterampilan bercerita anak (Lestari, 2018) Buku cerita bergambar ini mampu mengembangkan imajinasi, kreativitas dan daya pikir tingkat tinggi pada siswa. Buckovec dan Robert (2019) dalam penelitiannya yang berjudul”Elementary

School Student's Attitudes on Teaching Artist' Monochrome Picture Book Without Text and Graphite Technique” menyatakan bahwa

dengan ilustrasi dan gambar yang dikemas dalam picture book, anak-anak mampu mengasah kreativitas berpikirnya dan juga dapat menuangkan perasaannya melalui gambar sehingga dari sebuah gambar, anak juga mampu mengasah kecerdasan emosinya.

Dalam proses pengembangan produk buku cerita bergambar peneliti memerhatikan beberapa komponen penting yang harus ada yakni penokohan, latar, alur cerita, warna, ilustrasi yang menarik, dinamika cerita, tokoh cerita. Buku cerita yang dikembangkan untuk siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif, bahasa, serta perkembangan moral anak. Sehingga penokohan tokoh semut dalam buku ini, pemilihan cerita pengalaman ulang tahun, dan dinamika cerita yang sederhana sesuai dengan perkembangan anak usia kelas II di sekolah dasar. Buku cerita bergambar yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki komposisi 70% gambar dan 30% kata-kata. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik buku cerita bergambar bagi anak-anak.

Pengembangan buku cerita bergambar ini didasarkan pada kebutuhan dalam meningkatkan literasi siswa sekolah dasar kelas II SD. Buku cerita bergambar adalah buku yang digemari oleh siswa SD kelas rendah karena buku tersebut sesuai dengan karakteristik siswa dan dunia anak-anak di kelas rendah yakni kelas 1, 2 dan 3. Buku

(7)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 566 cerita bergambar mampu menyajikan

konsep-konsep yang rumit menjadi lebih mudah untuk anak. Anak-anak kelas rendah sangat tertarik dengan buku yang bergambar karena daya imajinasinya masih sangat tinggi serta perkembangan bahasanya akan lebih cepat jika distimulasi dengan buku cerita bergambar. Anak-anak kelas rendah juga akan lebih fokus dan konsentrasinya tidak mudah terpecah jika membaca buku cerita bergambar (Kelly, 2012; Ma& Wei, 2015). Buku cerita bergambar yang dikembangkan peneliti mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa. Sejak buku ini diuji cobakan kepada siswa, siswa merasa tertarik membaca buku cerita bergambar ini berulang-ulang. Minat bacanya tumbuh ketika melihat sampul depan yang menarik dari buku ini. Selain itu, siswa dapat menceritakan kembali isi buku kepada teman-temannya dan siswa merasa senang membacanya. Buku cerita bergambar ini mendapatkan nilai 96.6% dan 94,33% ketika diuji coba kepada siswa. Berdasarkan penilaian tersebut maka buku ini dapat dikategorikan sangat baik dari sudut pandang siswa dan dapat menumbuhkan budaya literasi dalam hal ini adalah minat baca bagi siswa kelas II SD.

Bagi guru di SD buku ini dapat menjadi media dalam membacakan cerita (read aloud) kepada siswa sehingga budaya literasi dapat ditingkatkan dengan cara yang menyenangkan. Seluruh tahapan penelitian dan pengembangan dilalui dalam penelitian ini secara rinci dilakukan. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan dapat bermanfaat dan menjadi buku bergambar yang berkualitas. Peneliti menyadari masih ada banyak kekurangan dalam proses pembuatan buku ini oleh karena hal tersebut peneliti akan memperbaiki di kemudian hari. Adapun penelitian yang dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya adalah membuat buku cerita bergambar berseri yang sesuai dengan karakteristik anak sehingga buku tersebut menjadi media untuk meningkatkan literasi dan minat baca pada anak. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan buku bergambar berseri yang memuat nilai karakter

yang baik untuk siswa sehingga selain meningkat minat baca, buku yang dikembangkan dapat menumbuhkan karakter-karakter baik pada diri siswa.

PENUTUP

Secara umum, pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter ini dapat dijadikan buku penunjang dalam menummbuhkan budaya literasi pada siswa kelas II SD. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter ini menyajikan konten cerita yang menyampaikan pentingnya karakter bekerja sama, gigih dan selalu peduli terhadap teman yang diperankan dan mengambil kisah dari semut. Konten cerita ini dibuat agar siswa mampu menyerap nilai-nilai baik yang dituliskan dalam cerita. Sehingga selain siswa mampu meningkatkan budaya literasi dalam hal ini siswa mampu tertarik untuk membaca buku, siswa juga belajar tentang nilai-nilai baik dalam buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter ini yang nantinya nilai-nilai baik tersebut mampu diimplementasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter ini juga memberikan implikasi kepada guru-guru di sekolah dasar untuk dapat membuat buku-buku cerita bergambar yang sederhana dan berkualitas bagi siswa berdasarkan tahapan-tahapan pengembangan yang telah dilalui oleh peneliti dalam membuat buku cerita bergmbar ini. Guru juga dapat menggunakan buku ini sebagai buku penunjang dalam kegiatan menumbuhkan budaya literasi di sekolah, guru dapat menggunakan buku cerita bergambar ini sebagai media untuk read

aloud ataupun media untuk mengembangkan

kemampuan bercerita dan menulis siswa. Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) serta mahasiswa umum lainnya pengembangan buku cerita bergambar ini juga memberikan implikasi agar mahasiswa PGSD maupun umum dapat memilih buku cerita yang baik bagi anak dan buku ini dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa dalam mengembangkan sebuah

(8)

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 567 buku cerita bergambar yang akan menjadi

media dalam meningkatkan literasi siswa. Pengembang menyadari bahwa buku cerita bergambar ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran diperlukan dalam perbaikan buku ini yang berpedoman pada prosedur penelitian dan pengembangan agar hasil produk selanjutnya dapat lebih baik. REFERENSI

Alberta. 2010. Literacy First A Plan for

Action. Canada: Alberta Education.

Alwasilah, A. C. 2012. Pokoknya Rekayasa

Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Badan Pusat Stastistik. 2016. Indeks Pembangunan Manusia. Diakses melalui: http://BPS.go.id/IndexPembangunanMan usia. Pada 14 Maret. pukul 21.34.

Bersh, L.C. 2013. The Curricular Value of

Teaching about Immigration through Picture Book Thematic Text Sets. The

Social Studies, 104(2), 47–

56. doi:10.1080/00377996.2012.720307.

Demoiny, S. B., & Ferraras-Stone, J. 2018. Critical Literacy in Elementary

Social Studies: Juxtaposing Historical Master and Counter-Narratives in Picture Books. The Social Studies, 109(2), 64–

73. doi:10.1080/00377996.2018.1451981.

Dils, T.E. 2009. You Can Write Children’s

Book. USA: Writer’s Digest Books.

Borg, W.R., & Gall, M.D. 2007. Educational

Research. USA: Pearson.

Gong, A. G., & Irkham, A. M. 2012. Gempa

Literasi.J akarta: Perpustakaan Populer

Gramedia.

Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis

Dongeng. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Hsiao, C.-Y., & Shih, P.-Y. 2015. Exploring

the effectiveness of picture books for teaching young children the concepts of environmental protection. International

Research in Geographical and

Environmental Education, 25(1), 36– 49. doi:10.1080/10382046.2015.1106203.

Kelly, J. 2012. Two daddy tigers and a baby tiger: Promoting understandings about

same-gender parented families using picture books, Early Years. An International Research Journal, 32, 288– 300. doi:10.1080/09575146.2011.652074. Lestari, I. 2018. Developing Wordless Picture

Book to Improve the Storytelling Ability of 5 to 6 Years Old Children. Jurnal

Cakrawala Pendidikan,37(1).

doi:10.21831/cp.v37i1.13303.

Lickona, T. 2016. Education for Character

(terj). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Listyarty, Retno. (2012). Pendidikan Karakter

dalam Metode Aktif, Inovatif dan

Kreatif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ma, M.-Y., & Wei, C.-C. 2015. A

comparative study of children’s

concentration performance on picture books: age, gender, and media forms. Interactive Learning Environments, 24(8), 1922–

1937. doi:10.1080/10494820.2015.10605

05.

Mulyasa. 2017. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Mutiasih, P. 2016. Literasi Dalam Membangun. Koran Sindo. Sabtu 11 Juni.

Nurgiyantoro, B. 2016. Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University. Rahim, F. 2018. Pengajaran Membaca di

Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahman, dkk. 2018. Literasi Dalam Konteks

Keterampilan Komunikasi Abad 21Pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sadulloh, U., dkk. 2019. Pedagogik Ilmu

Mendidik. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tim Pengembang Pusat Pembinaan Badan Bahasa. 2016. Panduan Festival Literasi. Jakarta: Kemendikbud.

Wiedarti, P., dkk. 2016. Desain Induk

Gerakan Literasi Sekolah Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Gambar

Gambar 5. Dokumentasi Penelitian Small  Group Evaluation
Gambar 6. Dokumentasi Penelitian Field Test  Evaluation

Referensi

Dokumen terkait

13 Oleh karena segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien serta upaya penyembuhan yang telah dijalaninya di suatu sarana pelayanan kesehatan dicatat

Resun Pesisir Pemekaran sebagian Desa Resun, Perda No.. Singkep,

Pendahuluan Dosen memberikan gambaran umum bab yang akan dipelajari Diskusi, Informasi, tanya jawab Power Poin/buku teks 10 menit. Penyajian 1.Mengkaji berbagai inovasi

Untuk menghindari kesalahan dimensi pada produk moulding, dalam perancangan suatu produk dengan menggunakan perangkat lunak komputer, desain cetakan dibuat dengan

Telah dilakukan penelitian tentang Uji efek toksisitas ekstrak etanol akar awar-awar (ficus septica Burm.F) dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT), penelitian ini

Kendala yang bisa saja muncul dalam praktek komunikasi bisnis dengan peranan teknologi informasi dan komunikasi adalah selain masalah infrastruktur sarana dan prasarana, juga masalah

Pada bab ini menguraikan tentang pengkajian ibu mulai dari kehamilan trimester II, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana dengan menggunakan

7=強くそう思う 6=そう思う 5=少しそう思う 4=どちらとも言えない Strongly agree Agree Slightly Agree Neutral 3=あまりそう思わない