• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kelompok Testing Dan Implementasi Sistem Rekayasa Software Berorientasi Objek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Kelompok Testing Dan Implementasi Sistem Rekayasa Software Berorientasi Objek"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok

Testing Dan Implementasi Sistem

Rekayasa Software Berorientasi Objek

OLEH:

I WAYAN ANTARA JAYA

(13101168)

HARIS ZAIN

(13101122)

I PUTU GEDE SUGIANTARA

(13101124)

MEGA ARDINATA

(1

3101300)

I GEDE ADI CAHYADI

(13101049)

STIKI INDONESIA

Jl. Tukad Pakerisan 97 Denpasar, Bali, Indonesia

Tel. 0361 - 256 995

(2)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur dipanjatkan kepada Ida Sang Hyang

Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya

penulis bisa menyelesaikan Makalah ini.

Makalah ini merupakan Tugas Kelompok untuk

penilaian UAS, yang diberikan oleh dosen mata kuliah

Testing dan Implementasi Sistem, sebagai salah satu

bentuk penilaian dosen kepada mahasiswa. Makalah ini

berjudul Rekayasa Software Berorientasi Objek. Tujuan

dari menyelesaikan makalah ini adalah untuk

mendapatkan nilai UAS yang maksimal dan melatih

belajar secara berkelompok, sebagai syarat untuk

menyelesaikan mata kuliah Testing dan Implementasi

Sistem ini.

Penulis menyadari bahwa penyajian dan penulisan

makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan banyak

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun dalam penyusunan makalah ini penulis

harapkan.

(3)

Akhir kata penulis berharap penulisan dan

penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

pembacanya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 14 Mei 2016

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

i

KATA PENGANTAR...

ii

DAFTAR ISI...

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...

1

1.2 Rumusan Masalah...

3

1.3 Tujuan dan Manfaat...

3

1.4 Metode Penulisan...

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekayasa

dddddddd

Software...

.... 5

2.2 Pengertian Object Oriented...

5

2.3 Pengertian Rekayasa Software

...

Berorientasi Objek...

.... 6

(5)

2.4 Prosedur-Prosedur Pengujian Software...

7

2.4.1 Pendekatan Strategi Kepengujian ...Perangkat Lunak... .... 8 2.4.2 Masalah-Masalah ...Strategis... .... 11 2.4.3 Pengujian Unit... 13 2.4.4 Pengujian Integrasi... 14 2.4.5 Pengujian Validasi... 16 2.4.3 Pengujian Sistem... 18

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan...

20

3.2 Saran...

21

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) secara

umum disepakati sebagai terjemahan dari istilah

Software Engineering. Istilah Software Engineering

mulai dipopulerkan tahun 1968 pada Software

Engineering Conference yang diselenggarakan oleh

NATO. Sebagian orang mengartikan RPL hanya sebatas

pada bagaimana membuat program komputer. Padahal

ada perbedaan yang mendasar antara perangkat lunak

(software) dan program komputer. Perangkat lunak

adalah seluruh perintah yang digunakan untuk

memproses informasi. Perangkat lunak dapat berupa

program atau prosedur. Program adalah kumpulan

perintah yang dimengerti oleh komputer sedangkan

prosedur adalah perintah yang dibutuhkan oleh pengguna

dalam memproses informasi (O’Brien, 1999). Pengertian

RPL sendiri adalah sebagai berikut: Suatu disiplin ilmu

yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak,

(7)

mulai dari tahap awal yaitu analisa kebutuhan pengguna,

menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna, disain,

pengkodean, pengujian sampai pemeliharaan sistem

setelah digunakan. Jelaslah bahwa RPL tidak hanya

berhubungan dengan cara pembuatan program komputer.

Pernyataan “semua aspek produksi” pada pengertian di

atas, mempunyai arti semua hal yang berhubungan

dengan proses produksi seperti manajemen proyek,

penentuan personil, anggaran biaya, metode, jadwal,

kualitas sampai dengan pelatihan pengguna merupakan

bagian dari RPL.

Secara lebih khusus kita dapat menyatakan tujuan

RPL adalah sebagai berikut:

1.

.

Memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang

....

rendah.

2.

.

Menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi,

....

handal dan tepat waktu.

3.

.

Menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja

....

pada berbagai jenis platform.

4.

.

Menghasilkan

perangkat

lunak

yang

biaya

(8)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu rekayasa software berorientasi objeck ?

2. Apa saja prosedur pengujian perangkat lunak ?

3. Apa yang dimaksud dengan pengujian integrasi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan disusunnya makalah ini adalah :

1. Menjelaskan mengenai rekayasa software berorientasi

....

objeck.

2.

.

Menjelaskan mengenai prosedur-prosedur pengujian

....

perangkat lunak dan pengujian integrasi.

Manfaat disusunnya makalah ini adalah :

1.

.

Setelah mengetahui informasi tentang rekayasa

software berorientasi objek, prosedur pengujian dan

pengujian integrasi perangkat lunak, maka developer atau

pengembang dapat menghasilkan perangkat lunak yang

kinerjanya tinggi, handal dan tepat waktu, menghasilkan

perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah.

(9)

1.4 Metode Penulisan

1. Studi Pustaka.

2.

.

Mencari informasi melalui buku tentang rekayasa

....

software berorientasi objek.

3.

.

Jurnal dan internet mengenai rekayasa software

....

berorientasi objek.

(10)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekayasa Software

Rekayasa Perangkat Lunak atau Rekayasa Software

adalah pengubahan perangkat lunak itu sendiri guna

mengembangkan, memelihara, dan membangun kembali

dengan

menggunakan

prinsip

reakayasa

untuk

menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja lebih

efisien dan efektif untuk pengguna.

2.2 Pengertian Object Oriented

OOP (Object Oriented Programming) adalah suatu

metode pemrograman yang berorientasi kepada objek.

Tujuan dari OOP diciptakan adalah untuk mempermudah

pengembangan program dengan cara mengikuti model

yang telah ada di kehidupan sehari-hari. Jadi setiap

bagian dari suatu permasalahan adalah objek, nah objek

itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa objek

yang lebih kecil lagi. Saya ambil contoh Pesawat,

Pesawat adalah sebuah objek. Pesawat itu sendiri

(11)

terbentuk dari beberapa objek yang lebih kecil lagi

seperti mesin, roda, baling-baling, kursi, dll. Pesawat

sebagai objek yang terbentuk dari objek-objek yang lebih

kecil saling berhubungan, berinteraksi, berkomunikasi

dan saling mengirim pesan kepada objek-objek yang

lainnya. Begitu juga dengan program, sebuah objek yang

besar dibentuk dari beberapa objek yang lebih kecil,

objek-objek itu saling berkomunikasi, dan saling

berkirim pesan kepada objek yang lain.

2.3 Pengertian Rekayasan Software Berorientasi

Objek.

Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan

motode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang

komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi

kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam

sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dari

komponen lainnya, dan dapat berinteraksi satu sama

lainnya.

(12)

2.4 Prosedur-Prosedur Pengujian Software

Dalam strategi pengujian perangkat lunak dapat

digambarkan dengan ilustrasi berikut: Sebuah perangkat

lunak dimulai dari penentuan kebutuhan perangkat lunak,

kemudian prose dilanjutkan ke dalam bentuk rancangan,

dan akhirnya kepengkodean. Strategi pengujian serupa

dengan hal tersebut, dimulai dengan unit testing di pusat

spiral di mana masing-masing modul/unit dari perangkat

lunak yang diimplementasikan dalam source code

menjadi sasaran pengujian. Kemudian dilakukan

integration testing dengan focus pengujian adalah desain

dan kontruksi arsitektur perangkat lunak. Selanjutnya

dilakukan validation testing dengan sasaran pengujian

adalah kesesuaian dengan kebutuhan perangkat lunak

yang telah ditentukan di awal. Terakhir pada lingkaran

terluar spiral sampai pada system testing, dimana

perangkat lunakdan keseluruhan sistem diuji.

(13)

2.4.1 Pendekatan

Strategis

ke

Pengujian

Perangkat lunak.

Pengujian merupakan rangkaian aktivitas yang

dapat direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara

sistematis. Strategi uji coba perangkat lunak

memudahkan para perancang untuk menentukan

keberhasilan system yang telah dikerjakan. Hal yang

harus diperhatikan adalah langkah-langkah perencanaan

dan pelaksanaan harus direncanakan dengan baik dan

berapa lama waktu, upaya dan sumber daya yang

diperlukan. Strategi uji coba mempunyai karakteristik

adalah sebagai berikut :

1.

Pengujian mulai pada tingkat modul yang paling

bawah, dilanjutkan dengan modul di atasnya

kemudian hasilnya dipadukan.

2.

Teknik pengujian yang berbeda mungkin

menghasilakn sedikit perbedaan (dalam hal waktu).

3.

Pengujian dilakukan oleh pengembang perangkat

lunak dan (untuk proyek yang besar) suatu

kelompok pengujian yang independen.

(14)

4.

Pengujian dan debugging merupakan aktivitas yang

berbeda, tetapi debugging termasuk dalam strategi

pengujian.

Verifikasi dan validasi

Verifikasi dan validasi merupakan dua istilah yang

sering dikaitkan dengan tahapan pengujian perangkat

lunak.Verifikasi mengacu pada serangkaian aktivitas

untuk

memastikan

bahwa

perangkatl

unak

mengimplementasikan fungsi tertentu secara benar,

sedangkan validasi mengacu pada serangkaian aktivitas

untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang telah

dibuat sesuai denga kebutuhan konsumen.

Definisi V&V mencakup serangkaian aktivitas dari

penjaminan kualitas perangkat lunak (SQA) yang

meliputi kajian teknis formal, audit kualitas dan control,

monitoring kinerja,simulasi, studi feasibilitas, kajian

dokumentasi, kajian basisdata, analisis algoritma,

pengujian pengembangan, pengujian kualifikasi, dan

pengujianinstalasi.

(15)

Pengorganisasian Pengujian Perangkat Lunak

Proses pengujian sebuah perangkat lunak sebaiknya

melibatkan pihak yang memang secara khusus

bertanggung jawab untuk melakukan proses pengujian

secara independen. Untuk itulah diperlukan Independent

Test Group (ITG). Peran dari ITG adalah untuk

menghilangkan“conflict of interest” yang terjadi ketika

pengembang perangkat lunak berusaha untuk menguji

produknya sendiri.

Walaupun seperti itu, sering terjadi beberapa kesalahan

pemahaman berkaitan dengan peran ITG, antara lain:

1.

Pengembang tidak boleh melakukan pengujian

sama sekali. Pendapat ini tidak 100% benar,Karena

dalam banyak kasus, pengembang juga melakukan

proses unit testing dan integration test.

2.

Perangkat lunak dilempar begitu saja untuk diuji

secara sporadic. Hal tersebut adalah salah karena

pengemmbang dan ITG bekerja sama pada

kesalahan proyek untuk memastikan pengujian

akan dilakukan. Sementara pengujian dilakukan,

pengembang harrus memperbaiki kesalahan yang

(16)

11 

3.

Pengujitidak terlibat pada proyek sampai tahap

pengujian dimulai. Hal tersebut salahkarena ITG

merupakan bagian dari tim proyek pengembangan

perangkat lunak dimanaia terlihat selama

spesifikasi proses dan tetap terlinat pada

keseluruhanproyek besar.

2.4.2 Masalah-Masalah Strategis

Masalah-masalah berikut harus diselesaikan bila

pengujian ingin berlangsung sukses:

1.

Menspesifikasikan

kebutuhan

produk

pada

kelakuan yang terukur sebelum pengujian dimulai.

Strategi pengujian yang baik tidak hanya untuk

menenmukan kesalahan, namun juga unutk menilai

kualitas program.

2.

Menspesifikasikan

tujuan

pengujian

secara

eksperangkat lunakisit. Sasaran spesifik dari

pengujian harus dinyatakan dalam bentuk yang

terukur.

3.

Mengidentifikasikan kategori user untuk perangkat

lunak dan membuat profilnya masing-masing.

Beberapa kasus yang menggambarkan scenario

(17)

interaksi bagi masing-masing kategori dapat

mengurangi kerja pengujian dengan memfokuskan

pengujian pada penggunaan actual produk.

4.

Membangun rencana pengujian yang menegaskan

rapid cycle testing. Umpan balik yang muncul dari

rapid cycle testing dapat digunakan untuk

mengontrol kualitas dan strategi pengujian yang

sesuai.

5.

Membangun perangkat lunak yang tangguh yang

dirancang untuk menguji dirinya sendiri. Perangkat

lunak dapat mendiagnosis jenis-jenis kesalahan

tertentu dan mengakomodasi pengujian otomatis

dan pengujian regresi.

6.

Menggunakan tinjauan formal yang efektif sebagai

filter sebekum pengujian. Kajian teknis formal

dapat mengungkap kesalahan seefektif pengujian

sehingga dapat mengurangi jumlah kerja pengujian.

7.

Mengadakan tinjauan formal dapat mengungkap

inkonsistensi, penghapusan, dan kesalahan seketika

dalam pendekatan pengujian.

(18)

13 

pengujian harus terukur. Metric yang terkumpul

selama pengujian harus digunakan sebagai bagian

dari pendekatan control proses statistical bagi

pengujian perangkat lunak.

2.4.3 Pengujian Unit

Unit testing (uji coba unit) fokusnya pada usaha

verifikasi pada unit terkecil dari desain perangkat lunak,

yakni modul. Ujicoba unit selalu berorientasi pada white

box testing dan dapat dikerjakan paralel atau beruntun

dengan modul lainnya.

Pertimbangan Pengujian Unit. Interface modul diuji

untuk memastikan bahwa informasi secara tepat mengalir

masuk dan keluar dari inti program yang diuji. Struktur

data local diuji untuk memastikan bahwa data yang

tersimpan secara temporal dapat tetap menjaga

integritasnya selama semua langkah langkah di dalam

suatu algoritma dieksekusi. Kondisi batas diuji untuk

memastikan bahwa modul beroperasi dengan tepat pada

batas yang ditentukan untuk membatasi pemrosesan.

Semua jalur independen (jalur dasar) yang melalui

(19)

struktur control dipakai sedikirnya satu kali. Dan

akhirnya penanganan kesalan diuji.

Prosedur Pengujian Unit

Sumber telah dikembangkan, ditunjang kembali

dan diverifikasi untuk sintaksnya, maka perancangan test

case dimulai. Peninjauan kembali perancangan informasi

akan menyediakan petunjuk untuk menentukan test case.

Karena modul bukan program yang berdiri sendiri maka

driver (pengendali) dan atau sub perangkat lunak harus

dikembangkan untuk pengujian unit.

2.4.4 Pengujian Integrasi

Pengujian terintegrasi adalah teknik yang sistematis

untuk penyusunan struktur program, pada saat dikerjakan

uji coba untuk memeriksa kesalahan yang nantinya

digabungkan dengan interface.

Metode pengujian integrasi adalah sebagai berikut :

1. Top down integration

Merupakan

pendekatan

inkremental

untuk

penyusunan struktur program. Modul dipadukan dengan

bergerak ke bawah melalui kontrol hirarki dimulai dari

(20)

15 

digabungkan ke dalam struktur baik menurut depth first

atau breadth first.

Proses integrasi:

1.

Modul utama digunakan sebagai test driver dan

sub yang menggantikan seluruh modul yang secara

langsung berada di bawah modul kontrol utama.

2.

Tergantung pada pendekatan perpaduan yang

dipilih (depth / breadth).

3.

Uji coba dilakukan selama masing-masing modul

dipadukan.

4.

Pada penyelesaian masing-masing uji coba sub

yang lain dipindahkan dengan modul sebenarnya.

5.

Uji coba regression yaitu pengulangan pengujian

untuk mencari kesalahan lain yang mungkin

muncul.

2. Buttom up integration

Pengujian

buttom

up

dinyatakan

dengan

penyusunan yang dimulai dan diuji cobakan dengan

atomic modul (modul tingkat paling bawah pada struktur

program). Karena modul dipadukan dari bawah ke atas,

proses yang diperlukan untuk modul subordinat yang

(21)

selalu diberikan harus ada dan diperlukan untuk sub yang

akan dihilangkan.

Strategi pengujian :

1.

Modul tingkat bawah digabungkan ke dalam cluster

yang memperlihatkan sub fungsi perangkat lunak.

2.

Driver (program kontrol pengujian) ditulis untuk

mengatur input test case dan output.

3.

Cluster diuji

4.

Driver diganti dan cluster yang dikombinasikan

dipindahkan ke atas pada struktur program.

2.4.5 Pengujian Validasi

Setelah semua kesalahan diperbaiki maka langkah

selanjutnya adalah validasi terting. Pengujian validasi

dikatakan berhasil bila fungsi yang ada pada perangkat

lunak sesuai dengan yang diharapkan pemakai. Validasi

perangkat lunak merupakan kumpulan seri uji coba black

box yang menunjukkan sesuai dengan yang diperlukan.

Kemungkinan kondisi setelah pengujian:

1.

Karakteristik performansi fungsi sesuai dengan

spesifikasi dan dapat diterima.

(22)

17 

2.

Penyimpangan dari spesifikasi ditemukan dan

dibuatkan daftar penyimpangan.

Pengujian BETA dan ALPHA

Apabila PERANGKAT LUNAK dibuat untuk

pelanggan maka dapat dilakukan aceeptance test

sehingga memungkinkan pelanggan untuk memvalidasi

seluruh keperluan. Test ini dilakukan karena

memungkinkan pelanggan menemukan kesalahan yang

lebih rinci dan membiasakan pelanggan memahami

PERANGKAT LUNAK yang telah dibuat.

Pengujian Alpha dilakukan pada sisi pengembang

oleh seorang pelanggan. Perangkat Lunak digunakan

pada setting yang natural dengan pengembang “yang

memandang” melalui bahu pemakai dan merekam semua

kesalahan dan masalah pemakaian

Pengujian Beta dilakukan pada satu atau lebih

pelanggan oleh pemakain akhir perangkat lunak dalam

lingkungan yang sebenarnya, pengembang biasanya tidak

ada pada pengujian ini. Pelanggan merekam semua

masalah (real atau imajiner) yang ditemui selama

pengujian dan melaporkan pada pengembang pada

interval waktu tertentu.

(23)

2.4.6 Pengujian Sistem.

Pada

akhirnya

PERANGKAT

LUNAK

digabungkan dengan elemen system lainnya dan rentetan

perpaduan system dan validasi tes dilakukan. Jikauji coba

gagal atau di luar skope dari proses daur siklus

pengembangan system, langkah yang diambil selama

perancangan

dan

pengujian

dapat

diperbaiki.

Keberhasilan perpaduan PERANGKAT LUNAK dan

system yang besar merupakan kuncinya. Sistem testing

merupakan rentetan pengujian yang berbeda-beda dengan

tujuan utama mengerjakan keseluruhan elemen system

yang dikembangkan.

Recovery Testing

Recovery Testing adalah system testing yang

memaksa PERANGKAT LUNAK mengalami kegagalan

dalam bermacam-macam cara dan apakah perbaikan

dilakukan dengan tepat.

Security Testing

Security Testing adalah pengujian yang akan

melalukan verifikasi dari mekanisme perlindungan yang

akan dibuat oleh system, melindungi dari hal-hal yang

(24)

19 

Strees Testing

Strees Testing dirancang untuk menghadapi situasi

yang tidak normal pada saat program diuji. Testing ini

dilakukan oleh system untuk kondisi seperti volume data

yang tidak normal (melebihi atau kurang dari batasan)

atau fekuensi.

(25)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rekayasa Perangkat Lunak atau Rekayasa Software

adalah pengubahan perangkat lunak itu sendiri guna

mengembangkan, memelihara, dan membangun kembali

dengan

menggunakan

prinsip

reakayasa

untuk

menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja lebih

efisien dan efektif untuk pengguna.

Rekayasa perangkat lunak beroriantasi objek

semuanya berkenaan dengan obje Objek adalah “ benda

“ nyata yang ada di sekeliling kita baik secara fisik

ataupun konseptual. Bagian dalam suatu objek

tersembunyi dari pihak luar, Satu satunya jalan

memasuki suatu objek melalui antar muka yang dimiliki

objek tersebut. Kelas adalah cetak biru untuk objek

sejenis.Karakteristik suatu kelas dapat diberikan kepada

kelas yang lain melalui pewarisan

Suatu objek dapat dibangun oleh dua atau lebih objek

yang lain, proses ini disebut agregasi Secara umum

(26)

21 

rekayasa perangkat lunak berorientasi objek unggul dari

paradigma rekayasa perangkat lunak yang lain.

Secara lebih khusus kita dapat menyatakan tujuan

RPL adalah sebagai berikut:

1.

.

Memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang

....

rendah.

2.

.

Menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi,

....

handal dan tepat waktu.

3.

.

Menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja

....

pada berbagai jenis platform.

4.

.

Menghasilkan

perangkat

lunak

yang

biaya

....

perawatannya rendah.

3.2 Saran

Dalam implementasi dan pengembangan sistem

developer

harus

menerapkan

prosedur-prosedur

pengujian sistem, agar perangkat lunak yang di

implementasikan mudah untuk dikembangka, sangat

bermanfat bagi pengguna dan bebas dari error.

(27)

Daftar Pustaka

Presman, Rouger S, Software Enigineering, 4th Edition,

Mc. Graw Hill,1997.

Sommerville,Ian, Software Engineering, 7th Edition,

Addison Wesley, 2004.

Kendall & Kendall, Systems Analysis and Design, 6th

Edition, Prentice Hall,2006.

Jumat, 13 Mei 2016 pukul : 21:16

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1493 /1274 

Jumat, 13 Mei 2016 pukul : 22:04

http://www.slideshare.net/asepsuhendar/object‐oriented 

Sabtu, 14 Mei 2016 pukul : 09:02

http://parno.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1368

5/RPL1_9_Pengujian_perangkat_Lunak.pdf

Sabtu, 14 Mei 2016 pukul : 10:14

Referensi

Dokumen terkait

Dari nilai ulangan harian matematika, siswa yang memperoleh nilai matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada sebanyak 13 siswa atau 59,09 % siswa,

Dapat dilihat kejadian kecelakaan yang paling sering terjadi pada proses di stasiun penerimaan buah sebanyak 4 pekerja yang mengalami kecelakaan, dan pada stasiun

Hakim yang menangani gugatan yang dilakukan atau memungkinkan dilakukan untuk mengingkari keabsahan anak, berwenang sampai pada waktu yang akan ditentukan oleh Presiden,

sahamnya yang diatur dalam anggaran dasar PT sesuai dengan ketentuan. peraturan

Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.. Untuk mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri

Semakin tinggi posisi piston valve, maka semakin tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk jarum yang tirus, maka semakin besar celah antara main jet dengan jarum skep,

yang dilakukan oleh Rosydah (2011) dengan meningkatnya jumlah kitosan, mikropartikel yang terbentuk lebih sferis dengan permukaan yang halus, sedangkan pada penelitian

Selanjutnya, pada halaman sumber yang sama, Field (2004: 63 — 64) mengemukakan bahwa di antara pandangan tentang akuisisi yang dapat dicirikan sebagai “ kognitif ” adalah