• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TIMUR. Jl. Ngagel Jaya Tengah No. 102 Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TIMUR. Jl. Ngagel Jaya Tengah No. 102 Surabaya"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN

KELUARGA BERENCANA

PROVINSI JAWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Dalam

rangka

meningkatkan

kualitas

penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat , khususnya dibidang pemberdayaan perempuan dan

keluarga berencana berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah, maka dipandang perlu dibentuk organisasi perangkat

daerah provinsi Jawa Timur yang salah satunya adalah Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Sehubungan dengan tugas pokok dan fungsi kelembagaan, sesuai

dengan Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik

yaitu dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana

sesuai dengan fungsi fungsi dan kewenangan yang ada. Hal ini terkait

dengan diberlakukannya Undang-Undang 32 Tahun 2004, yang salah

satu misinya menitik beratkan pada peningkatan peran propinsi dalam

menjalankan tugas-tugas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan

Kabupaten/Kota

serta

mengkoordinasikan,

mengintegrasikan,

mensinkronkan

dan

mensinergikan

bidang

pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

RENSTRA dimaksud mengandung VISI, MISI dan STRATEGI serta

TUJUAN dan SASARAN dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam menyusun perencanaan

pembangunan jangka pendek dan menengah. VISI, MISI dan STRATEGI

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi

Jawa Timur disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang telah

ditetapkan.

(3)

Dengan tersusunnya RENSTRA Badan Pemberdayaan Perempuan

dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014,

diharapkan Perencanaan Pembangunan bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana dan hasil-hasilnya dapat terlaksana

sesuai dengan yang diharapkan.

(4)

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI

BAB I

: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ….………...……….

1

B. Landasan Hukum .…..………. 2

C. Maksud dan Tujuan .………….…………..…... 4

D. Sistematika Penulisan …..……… 4

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN ORGANISASI A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 1. Struktur Organisasi ... 6

B. Sumber Daya Organisasi 1. Alokasi Dana Tiga Tahun Terakhir ... 7

2. Kondisi Kepegawaian ... . 11

3. Sarana Prasarana ……… 12

C. Kinerja Pelayanan Organisasi ... . 15

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan Organisasi ……… 23

B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Organisasi .. 25

C. Penentuan Isu-isu Strategis ..………. 27

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN ARAH KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Organisasi ……….……… 28

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Organisasi ……….... 29

C. Strategi dan Kebijakan Organisasi ..………. 29

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF A. Program dan Kegiatan …..………….……… 31

B. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif ……….... 32

BAB VI : INDIKATOR KINERJA ORGANISASI YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN PRJMD

A. Matriks …..……….……… BAB VII : PENUTUP

LAMPIRAN

- Matriks RENSTRA Tahun 2009-2014

(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut dengan Renstra-SKPD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dalam hal ini berimplikasi terhadap optimasi kinerja SKPD dalam mengimplementasikan kebijakan, program dan kegiatan pokok RPJMD dengan memperhatikan variabel penting visi, misi SKPD maupun tugas pokok dan fungsi yang secara yuridis merupakan amanat Perda tentang Organisasi SKPD .

Sehingga menjadi penting, bahwa Renstra-SKPD harus didesign dalam koridor integrasi dua dimensi kepentingan yang keduanya akan sangat efektif untuk mencapai sasaran maupun perwujudan visi dan misi, dimana hal ini berarti bahwa Perda tentang RPJMD yang menjadi acuan dalam penyusunan Renstra-SKPD dengan Perda tentang struktur Organisasi (SKPD) yang memuat tugas pokok dan fungsi SKPD tidak menjadi substansi dikotomis dalam penuangan kebijakan, program dan kegiatan pokok sebagai substansi Renstra-SKPD.

Perencanaan pembangunan sebagai sub sistem dari keseluruhan sistem penyelenggaraan pemerintahan merupakan starting point strategis, hal ini logis karena didalam implementasinya penyusunan rencana pembangunan yang memerlukan integrasi dan akumulasi potensi sumberdaya maupun jejaring kerja (networking) antar pelaku pembangunan (stakeholder) akan sangat mewarnai pelaksanaan rencana pembangunan maupun pengendalian dan pengawasan pelaksanaan rencana pembangunan.

Dengan demikian baik formula maupun proses penyusunan Renstra-SKPD benar-benar mampu mendukung rencana pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan sebagaimana substansi RPJMD dalam menterjemahkan secara terstruktur terhadap visi, misi dan program Gubernur dengan memperhatikan agenda nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.

(6)

Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dengan menekankan pada prinsip-prinsip pemenuhan hak-hak masyarakat, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, salah satu urusan Otoda adalah pemberdayaan perempuan. Oleh karena itu di daerah diperlukan lembaga yang mengurusi pemberdayaan perempuan. Pentingnya lembaga yang mengurusi pemberdayaan perempuan didasarkan atas pertimbangan antara lain :

1. Landasan Ideal : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945 3. Landasan Operasional :

- Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); - Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4287) ; - Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421) ;

- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700) ;

(7)

- Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578) ;

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara tahun 2006 nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614) ;

- Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4664) ;

- Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4693) ;

- Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ;

- Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 4741) ;

- Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 11) ;

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 ;

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 -2008 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 Seri E Nomor 3) ;

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur.

(8)

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ;

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah sebagai upaya untuk mengarahkan semua unsur-unsur kekuatan dan faktor-faktor kunci keberhasilan untuk menentukan strategi dalam mencapai sasaran dan tujuan pembangunan sebagai pedoman umum dan arahan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Adapun tujuan penyusunan rencana strategis adalah sebagai arahan dalam mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sehingga out put yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dan dipedomani oleh para pelaku pembangunan (stakeholders).

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan RENSTRA menggunakan sistematika sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahu 2008 tentang Tahapan, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu sebagai berikut :

B A B I PENDAHULUAN menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sistematika penyajian.

B A B II GAMBARAN PELAYANAN SKPD menjelaskan secara ringkas tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumber daya SKPD, dan kinerja pelayanan SKPD.

B A B III ISU-ISU STRETEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI menjelaskan mengenai identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, telaahan Visi, Misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaahan Renstra K/L dan Resntra Provinsi/Kabupaten/Kota, telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis dan penentuan isu-isu strategis.

(9)

B A B IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN yaitu menjelaskan mengenai Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan sasaran Jangka Menengah SKPD, dan Strategi dan Kebijakan SKPD.

B A B V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

B A B VI INDIKATOR SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

B A B VII PENUTUP yang menjelaskan secara ringkas kaidah-kaidah pelaksanaan RENSTRA.

(10)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN ORGANISASI

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organosasi

A. STRUKTUR ORGANISASI

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 109 Tahun 2008, tanggal 25 Agustus 2008 tentang Uraian Tugas Sekretaris, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang. Susunan struktur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut :

Kesi KEPALA BADAN

STRUKTUR BPPKB

Sekretariat Bidang Perlindungan Perempuan & Anak Sub Bag TU Sub Bag Penyusunan Program Sub Bag Keuangan Bidang Kelembagaan

PUG & PUA

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Bidang Keluarga Berencana Sub Bidang Perlindungan Perempuan Sub Bidang Perlindungan Anak Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masy Sub Bidang Data & Informasi Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel. Sub Bidang Peranserta Perempuan Sub Bidang Pengendalian Pertumb Pendd. Sub Bidang Sarana & Prasarana. Kelompok Jabatan Fungsional

(11)

2.2 Sumber Daya Organisasi

A. ALOKASI DANA TIGA TAHUN TERAKHIR

NO PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN TAHUN 2012 ANGGARAN TAHUN 2009 2010 2011 BELANJA TIDAK LANGSUNG

Belanja Pegawai 4.872.871.000 4.059.768.000 4.627.560.000 4.457.778.498 BELANJA LANGSUNG Program Peningkatan Administrasi Perkantoran 1 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.157.000.000 2.555.231.000 2.455.231.000 5.094.950.000 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2 Sosialisasi Peraturan Perudang-undangan

60.065.000 - - - 3 Peningkatan Sumber Daya

Aparatur

289.935.000 - - 275.000.000

Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

4 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

500.000.000 - - 440.000.000

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

5 Penyusunan Data Base SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur

43.650.000 - 50.000.000 43.650.000

Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

6 Penyusunan Kebijakan untuk Penguatan Kelembagaan PUG dan PUA

- - 750.000.000 350.000.000

7 Koordinasi Perencanaan Pelaksanaan, Pemantauan, dan Evaluasi Program Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

- - 450.000.000 -

8 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Bidang PUG

1.080.000.000 - 1.200.000.000 1.300.000.000

Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak

9 Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Perempuan dan Anak

- 116.500.000 - -

10 Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)

- 447.214.000 350.000.000 250.000.000

11 Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

- 160.978.500 - - 12 Fasilitasi Jaringan Kerja

Perempuan

- 763.258.300 - -

(12)

KEGIATAN TAHUN 2012 2009 2010 2011

13 Pengembangan Materi dan Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender

- - 193.750.000 150.000.000

14 Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender

520.000.000 - 300.000.000 -

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

15 Implementasi Rencana Aksi Propinsi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (RAP.PKTP) serta Penguatan Kelembagaan Komite Penghapusan Trafiking

- 1.364.428.000 - -

16 Peningkatan Kemampuan Perempuan Pekerja Rumahan di Desa/Kelurahan

- 100.000.000 - -

17 Bantuan Operasional PPT Propinsi Jatim dan Fasilitasi Pembentukan Pusart Pelayanan Terpadu (PPT) bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di kab/Kota dan Penanganan Korban Trafiking

- 250.000.000 - -

18 Pendidikan Kemasyarakatan dalam rangka Mendukung Implementasi Rencana Aksi Propinsi

Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (RAP.PKTP) serta Penguatan Kelembagaan Komite Penghapusan Trafiking

- 1.106.999.000 - -

19 Fasilitasi Peningkatan Peran Perempuan Dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan

1.100.000.000 - 150.000.000 1.050.000.000

20 Pemberdayaan Perempuan didalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

- - 150.000.000 -

21 Fasilitasi Peningkatan Kemampuan Perempuan Pekerja Rumahan

- - 600.000.000 - 22 Pendidikan Kemasyarakan dalam

rangka Mendukung P3EL

- - 933.750.000 - 23 Penuntasan Pemberantasan Buta

Aksara Bagi Perempuan

- - 150.000.000 - 24 Peningkatan Partisipasi Perempuan

dalam Pengambilan Keputusan

- - 250.000.000 - 25 Pemberian Makanan Tambahan

bagi Anak Sekolah (PMTAS)

- - 350.000.000 - 26 Sosialisasi Gerakan Sayang Ibu

(GSI)

246.000.000 - 200.000.000 200.000.000 27 Sosialisasi Peraturan Bersama 3

Menteri tentang Peningkatan Pemberian ASI selama Waktu di Tempat Kerja

- - 500.000.000 200.000.000

28 Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Posyandu - - 500.000.000 - NO PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN TAHUN 2012 ANGGARAN TAHUN 2009 2010 2011

(13)

29 Peningkatan Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak dari Berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang

1.220.590.000 - 175.000.000 857.520.000

30 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta Undang-undang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

- - 160.000.000 -

31 Tindak Lanjut TOT Database Pencatatan dan Pelaporan Penanganan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan

Perdagangan Orang

- - 190.250.000 -

32 Tindak Lanjut Penyusunan Rencana Aksi Provinsi (RAP) Gugus Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak

- - 150.000.000 -

33 Pelaksanaan Kongres Anak dan Fasilitasi Kota Ramah Anak

533.090.000 - 731.000.000 492.360.000 34 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif Bidang Perlindungan Perempuan dan anak

32.000.000 100.000.000 150.120.000

35 Koordinasi Sinkronisasi Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

410.000.000 - - 738.005.000

36 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Bidang PKHP

677.625.000 - - 800.000.000 37 Penyusunan Program Kerja Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluraga Berencana Provinsi Jawa Timur

519.295.000 - - 811.995.000

38 Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)

324.000.000 - - -

Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

39 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender

- 95.000.000 - -

40 Pemberdayaan Perempuan Pengembang Ekonomi Lokal (P3EL)

- 826.657.500 - -

41 Pendidikan Kemasyarakatan dalam rangka Mendukung Pemberdayaan Perempuan Pengembang Ekonomi Lokal (P3EL)

- 206.351.000 - -

Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak

42 Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender

- 1.507.953.700 - - 43 Peningkatan Peran Perempuan

dalam Pengambilan Keputusan

- 7.000.000 - - NO PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN TAHUN 2012 ANGGARAN TAHUN 2009 2010 2011

(14)

rangka Mendukung Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender 45 Pendidikan Kemasyarakatan dalam

rangka Mendukung Peningkatan Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan

- 96.857.000 - -

Program Keluarga Berencana

46 Fasilitasi Keluarga Berencana - 4.873.266.200 - - 47 Pendidikan Kemasyarakatan dalam

rangka Mendukung Fasilitasi Keluarga Berencana

- 591.000.000 - -

48 Peningkatan dan Pengembangan Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang Berkualitas

- - 490.673.000 490.673.000

49 Pengembangan Kebijakan Pelayanan dan Penguatan Partisipasi Masyarakat terhadap Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

- - 1.115.445.000 -

50 Kerjasama dengan Instansi terkait dalam rangka Peningkatan dan Pengembangan Program KB

- - 1.240.400.000 848.100.000

51 Pengadaan dan Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB

315.000.000 - 2.559.732.000 1.300.000.000 52 Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif Bidang Keluarga Berencana

2.339.400.000 - 700.000.000 1.161.227.000

Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU

53 Penguatan Kelembagaan Posyandu - 234.850.000 - - 54 Pendidikan Kemasyarakatan dalam

rangka Mendukung Penguatan Kelembagaan Posyandu

- 135.114.000 - -

(15)

B. KONDISI KEPEGAWAIAN

Jumlah Personil Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 sebanyak 91 orang yang terdiri dari :

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No Pendidikan Jenis Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 S 3 Orang 0 1 1 2 S 2 Orang 10 11 21 3 S 1 Orang 21 11 32 4 D 3 Orang 1 1 2 5 SLTA Orang 27 6 33 6 SLTP Orang 2 0 2 Jumlah Orang 61 30 91

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Timur

No Golongan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 IV/ c Orang 0 1 1 2 IV/ b Orang 2 2 4 3 IV/ a Orang 6 6 12 4 III / d Orang 12 6 18 5 III / c Orang 5 1 6 6 III / b Orang 9 7 16 7 III / a Orang 2 2 4 8 II / d Orang 2 1 3 9 II / c Orang 3 0 3 10 II / b Orang 2 0 2

11 Kontrak Tenaga Orang 18 4 22

(16)

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jabatan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No Jabatan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Eselon II Orang 0 1 1

2 Eselon III Orang 3 2 5

3 Eselon IV Orang 5 6 11

4 Staf Orang 35 17 52

5 Kontrak Tenaga Orang 18 4 22

Jumlah Orang 61 30 91

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Usia

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No Golongan Umur Satuan Jumlah

1 50 – 56 TH Orang 30 2 40 – 49 TH Orang 34 3 30 – 39 TH Orang 3 4 < 30 Orang 24 JUMLAH Orang 91 C. SARANA PRASARANA

Sarana dan prasarana pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur sejak berdiri pada tahun 20009 sampai dengan tahun 2012 selama kurun waktu 4 (empat) tahun yaitu adalah sebagai berikut :

(17)

Daftar Inventaris Barang s/d Tahun 2012

NO JENIS BARANG JUMLAH SATUAN KONDISI

1. Komputer PC/LCD 25 unit baik

2. Notebook 29 unit baik

3. Printer 32 unit baik

4. UPS 14 unit baik

5. TV 12 buah baik

6. Meja Kerja Eselon 20 buah baik

7. Meja Kerja Staf 67 buah baik

8. Meja Rapat 3 buah baik

9. Meja Kursi Tamu 1 buah baik

10. Kursi Kerja Eselon 21 buah baik 11. Kursi Kerja Staf 62 buah baik

12. Kursi Rapat 25 buah baik

13. Kursi Duduk 36 buah baik

14. Kursi/Sofa Tamu 2 buah baik

15. Kursi/Sofa Tunggu 5 buah baik

16. Kursi Hadap 30 buah baik

17. Tangga 2 buah baik

18. Kendaraan Roda 4 6 unit baik

19. Kendaraan Roda 2 7 unit baik

20. Lemari Makanan 1 buah baik

21. Lemari Rukuh/Qur’an 1 buah baik

22. Vacum Cleaner 1 buah baik

23. Switch Up 3 unit baik

24. AC 33 unit baik

25. Michrophone 1 set baik

26. Camera Digital 8 unit baik

27. LCD Proyektor 5 unit baik

28. Lemari Es 10 buah baik

29. Hardisk External 1 unit baik

30. Filing Kabinet 41 buah baik

31. Lemari Kaca Tempel 3 buah baik

(18)

33. Lemari Besi 30 buah baik

34. Brankas 8 unit baik

35. Mesin Ketik Manual 8 unit baik 36. Mesin Hitung Uang 1 unit baik

37. Vertical Blind 1 unit baik

38. Mesin Penghancur

Kertas 1 unit baik

39. Tempat Koran 7 buah baik

40. Kipas Angin 16 buah baik

41. Air Purifier 2 buah baik

42. Tape Recorder 1 unit baik

43. Faximile 1 unit baik

44. Telefon Wireless 5 unit baik

45. Telefon PABX 1 unit baik

46. Telefon 10 unit baik

47. Dispenser 3 buah baik

48. Podium 1 buah baik

49. Hardisk External 4 unit baik

50. Handycam 6 unit baik

51. Sound System 1 unit baik

52. Sound Wireless 1 unit baik

53. Papan Pengumuman 1 buah baik

54. White Board 2 buah baik

55. White Board

(19)

2.3 Kinerja Pelayanan Organisasi

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. d. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

SEKRETARIS

1. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Administarasi Umum , Kepegawaian, Perlengkapan, Penyusunan Program dan Keuangan.

2. Fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan e. Pengelolaan urusan rumah tangga;

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan badan;

i. Pelaksanaan monitoring , evaluasi organisasi dan tata laksana; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan.

(20)

Susunan organisasi di Sekretariat terdiri atas :

1. Sub Bagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas :

 Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dinas

 Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan

 Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat

 Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diktat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya

 Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan aset serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 2. Sub Bagian Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program

 Melaksanakan pengolahan data

 Melaksanakan perencanaan program

 Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program anggaran

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi

 Melaksanakan penyusunan laporan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 3. Sub Bagian Keuangan, yang mempunyai tugas :

(21)

 Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai

 Melaksanakan pengadministrasian dan pembukua keuangan

 Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK 1. Tugas Pokok :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak.

2. Fungsi

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;

b. Melaksanakan koordinasi jaringan perlindungan perempuan dan anak;

c. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan program perlindungan perempuan dan anak

d. Melaksanakan dan memfasilitasi perlindungan perempuan dan anak pada pusat pelayanan terpadu (PPT) korban kekerasan pada perempuan dan anak;

e. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan perlindungan perempuan dan anak;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas :

1. Sub Bidang Perlindungan Perempuan, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan kebijakan dalam rangka perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

(22)

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan perempuan

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan perempuan

- Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 2. Sub Bidang Perlindungan Anak, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan perlindungan anak

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan anak

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap anak

- Menyiapkan bahan pencegahan terhadap pornografi dan pornoaksi terhadap anak

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan anak

- Menyiapkan bahan program peningkatan partisipasi anak - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

BIDANG KELEMBAGAAN PENGARUSTAMAAN GENDER DAN PENGARUSTAMAAN ANAK

1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) Dan Pengarustamaan Anak (PUA).

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang PUG dan PUA;

b. Melaksanakan koordinasi di bidang PUG dan PUA;

c. Melaksanakan penyiapan pedoman teknis dan program PUG dan PUA;

d. Melaksanakan pengembangan informasi dan edukasi tentang PUG dan PUA;

(23)

f. Melaksanakan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsive Gender;

g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi PUG dan PUA;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kemitraan dengan jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan dan penguatan lembaga pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan fasilitasi jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsif gender

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang. 2. Sub Bidang Data dan Informasi, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan data base dan informasi perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pendataan dan informasi tentang perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan data base tentang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pemberdayaan perempuan, perlindungan dan kesejahteraan anak

- Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pemberdayaan perempuan dan anak

(24)

BIDANG PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN 1. Tugas Pokok:

a. Melaksanakan koordinasi program dan kegiatan kualitas hidup dan peran perempuan;

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang kualitas hidup perempuan, kesejah teraan keluarga dan peran perempuan di bidang pembangunan.

b. Melaksanakan koordinasi di bidang bidang kualitas hidup perempuan;

c. Menyiapkan dan melaksanakan program kualitas hidup perempuan;

d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan peingkatan kualitas hidup perempuan;

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan perempuan

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS, NAPZA - Menyiapkan bahan pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam

rangka pelaksanaan penguatan kelembagaan di bidang pendidikan kesehatan dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pemberian bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga

(25)

2. Sub Bidang Peranserta Perempuan, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan pelaksanaan dalam rangka peningkatan peran serta perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan analisis dan kajian peran serta perempuan - Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan produktivitas ekonomi

perempuan

- Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

BIDANG KELUARGA BERENCANA 1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan koordinasi program dan kegiatan di Bidang Keluarga Berencana.

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan di Bidang Keluarga Berencana;

b. Melaksanakan dan memfasilitasi program kegiatan Keluarga Berencana;

c. Melaksanakan dan memfasilitasi sarana, prasarana Keluarga Berencana;

d. Melaksanakan sosialisai pengendalian pertumbuhan;

e. Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan tentang Keluarga Berencana;

(26)

Bidang Keluarga Berencana, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi program dan kegiatan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan sosialisasi pengendalian pertumbuhan penduduk - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 2. Sub Bidang Sarana dan Prasarana, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pengkajian kebutuhan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan dan supervisi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, pemantauan, evaluasi pelaksanaan pengembangan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

(27)

BAB III

ISU – ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Organisasi

A. Rendahnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan

Masalah utama dalam pembangunan pemberdayaan perempuan adalah rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik.

Persentase penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah di Jawa Timur pada 2008, hampir dua setengah kali lipat lebih besar daripada persentase penduduk laki-laki, yakni 18,36% (perempuan) berbanding 7,43% (laki-laki). Kenyataan yang sama juga ditemukan pada persentase penduduk perempuan buta huruf, yang mencapai hampir dua setengah kali lipat lebih besar dibanding persentase penduduk laki-laki yang buta huruf, yaitu 15,82% (perempuan) berbanding 6,54% (laki-laki-laki-laki).

Di bidang ekonomi, kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan berusaha masih rendah. Demikian pula halnya akses terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi pasar, kredit, dan modal kerja. Tingkat pengangguran pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Besaran upah/gaji yang diterima penduduk perempuan di sektor non-pertanian lebih kecil dibanding laki-laki.

Selain itu banyak perempuan yang bekerja pada pekerjaan marginal sebagai buruh lepas, atau pekerja keluarga tanpa memperoleh upah, atau dengan upah rendah. Mereka tidak memperoleh perlindungan hukum dan kesejahteraan. Dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan, perempuan dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampak.

Di dalam kegiatan agrobisnis umumnya perempuan mempunyai peran relatif besar pada bidang pemasaran dibanding laki-laki. Namun akses dan kontrol perempuan dalam kelembagaan yang mendukung agrobisnis relatif masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan kentalnya budaya yang membatasinya. Kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan berusaha masih rendah. Demikian pula halnya akses terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi pasar, kredit, dan modal kerja.

(28)

Di bidang politik, meski Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu mengamanatkan keterwakilan 30% perempuan di lembaga legislatif, namun hasil Pemilu 2004 masih menunjukkan rendahnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Persentase perempuan yang berada di parlemen tidak sampai 10%, bahkan di Kabupaten Sampang dan Pamekasan tidak terdapat perempuan yang duduk di lembaga legislatif.

B. Tingginya Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Meski telah disusun Rencana Aksi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan (RAN-PKTP), pembangunan pusat-pusat krisis terpadu di rumah sakit, pembangunan ruang pelayanan khusus (RPK) di Polda dan Polres, serta pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2) di daerah, dan penyebaran informasi dan kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak, namun upaya tersebut belum cukup untuk menekan tingginya tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak. Pada tahun 2008, tercatat sebanyak 499 kasus kekerasan dalam rumah tangga, meningkat 25% dibanding tahun 2007 (399 kasus).

C. Banyaknya Peraturan Perundang-undangan yang Bias Gender

Peraturan perundang-undangan masih banyak yang bias gender dan/atau diskriminatif terhadap perempuan. Perangkat hukum pidana yang ada belum cukup lengkap dalam melindungi setiap individu, terutama dari tindak kekerasan dalam rumah tangga. Di samping itu, peraturan perundang-undangan yang ada juga belum dilaksanakan secara konsekuen untuk menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dan anak, termasuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak dari tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.

D. Lemahnya Kelembagaan dan Jaringan Pengarusutamaan Gender

Sejalan era desentralisasi, timbul masalah kelembagaan dan jaringan di daerah (propinsi dan kabupaten/kota), terutama yang menangani masalah-masalah pemberdayaan perempuan dan anak. Karena program-program pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak merupakan program lintas-bidang, maka diperlukan koordinasi di tingkat nasional dan daerah, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi.

(29)

terpilah menurut jenis kelamin, sehingga sulit dalam menemu-kenali masalah-masalah gender yang ada. Partisipasi masyarakat juga belum maksimal dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak.

E. Terbatasnya Akses Sumber Daya dan Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan

Kegiatan-kegiatan pembangunan di dalam pelaksanaaanya di tingkat desa, dan mungkin juga dalam konsepsinya di tingkat nasional maupun propinsi, dan kabupaten/kota, secara eksplisit maupun implisit, membuat asumsi yang menguatkan pemisahan peran laki-laki dan perempuan, antara lain penyuluhan pertanian, program kredit, perkumpulan-perkumpulan formal dan peran pemimpin di dalamnya ditetapkan sebagai urusan laki-laki. Sedang urusan perempuan ditetapkan terbatas pada kegiatan-kegiatan yang menjurus ke bidang reproduksi, seperti keluarga berencana, pendidikan gizi dan kesehatan, PKK, dan lainnya. Hal ini menggambarkan, kebijakan pemerintah belum peka gender.

Secara umum akses dan kontrol perempuan pada kelembagaan dan organisasi, baik yang bersifat formal maupun tradisional, baru sebatas pada kelembagaan yang erat hubungan dengan peran gender perempuan, misalnya organisasi PKK, arisan, pengajian, dan sebagainya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Organisasi

Tabel Analisis SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1. Adanya Komitmen pemerintah (Gubernur) untuk mendukung pelaksanaan program 2. Tersedianya anggaran 3. Terjalinnya jejaring antara Dinas / Instansi, Perguruan Tinggi, LSM / Organisasi 4. Terjalinnya jejaring dengan Kab/Kota. 1. Sarana dan prasarana yang masih kurang 2. Kualitas dan kuatitas SDM masih kurang memadai 3. Terbatasnya anggaran

(30)

Peluang (O) (S) + (O) = (O) + (W) = 1. Banyaknya LSM / Organisasi yang mendukung pelaksanaan program 2. Adanya Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPT) 3. Adanya jejaring dengan lembaga yang mendukung program 4. Adanya jejaring dengan Kab/Kota Dengan adanya komitmen pemerintah, tersedianya anggaran dan banyaknya LSM di Kab/Kota yang mendukung dan bersinergi akan memperlancar pelaksanaan tugas BPPKB Ditingkatkan persediaan anggaran untuk mendukung tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan bagi peningkatan kemampuan SDM BPPKB dan meningkatkan kerjasama dengan Kab/Kota. Ancaman (T) (S) + (T) = (T) + (W) = 1. Anggaran belum mencukupi 2. Keengganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak melapor kepada PPT 3. Pengambil kebijakan

kurang mendukung 4. Kurang tersedianya

data terpilah laki-laki dan perempuan

5. Belum adanya

shelter (rumah

aman) bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak 6. Duplikasi program 1. Peningkatan sosialisasi berbagai produk hukum tentang pengahpusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. 2. Peningkatan Sistim Informasi Manajemen (SIM) berbasis IT 1. Perlu pendekatan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Timur agar mendapatkan bantuan/ dana untuk pembangunan sarana, prasarana dan pengadaan shelter serta pembuatan data base. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak serta Keluarga Berencana

(31)

3.3 Penentuan Isu-isu Strategis

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur, terdapat beberapa isu-isu strategis yaitu :

NO ISU STRATEGIS URAIAN

1. Rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan

Masalah utama dalam pembangunan pemberdayaan perempuan adalah rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik

2. Tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak

Tindak kekerasan terhadap pereampuan dan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

3. Banyaknya peraturan perundang-undangan yang bias gender.

Peraturan perundang-undangan masih banyak yang bias gender dan / atau diskriminatif terhadap perempuan, termasuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak dari tindak kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi. 4. Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender.

Sejalan era desentralisasi, timbul masalah kelembagaan dan jaringan di daerah (Provinsi dan Kabupaten / Kota) terutama yang menangani masalah – masalah pemberdayaan perempuan dan anak. Belum tersedianya data pembangunan yang terpilah menurut jenis kelamin, sehingga sulit dalam menemu – kenali masalah-masalah gender yang ada.

5. Terbatasnya akses sumber daya dan Peran Serta

Perempuan dalam pembangunan

Kegiatan pembangunan secara eksplisit maupun implisit, membuat asumsi yang menguatkan pemisahan peran laki-laki dan perempuan, urusan formal cenderung diarahkan urusan laki-laki. Sedang urusan perempuan mengarah terbatas pada kegiatan-kegiatan yang menjurus ke bidang non formal. Hal ini menggambarkan, kebijakan pemerintah belum peka gender.

(32)

B A B IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI, DAN ARAH KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Organisasi

A. VISI

Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta mewujudkan keluarga kecil sejahtera yang handal, berakhlak mulia dan berbudaya.

B. MISI :

1. Memperkuat kelembagaan yang mendukung pengarusutamaan gender dan anak melalui :

- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kesetaraan Gender

- Tersedianya data base terpilah tentang kesetaraan dan keadilan Gender, Pemberdayaan Perempuan serta Keluarga Berencana.

2. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui :

- Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, sosial, politik, hukum dan lingkungan hidup.

- Mencegah dan meminimalkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak serta perdagangan orang

- Mewujudkan anak sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal, cerdas, ceria, berpartisipasi aktif sesuai usianya melalui Kab/Kota Layak Anak (KLA)

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana melalui :

- Tersedianya alat kontrasepsi dan pelayanan KB yang responsif gender - Simulasi KB Responsif Gender

(33)

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Organisasi

A. TUJUAN

1. Pemberdayaan Perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki;

2. Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdagangan orang;

3. Terwujudnya Program Keluarga Berencana yang Responsif Gender.

B. SASARAN

a. Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki, yang diukur Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

b. Meningkatnya Penanganan Kasus Kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak.

c. Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender

4.3 Strategi dan Kebijakan Organisasi

A. STRATEGI

Dengan kondisi tersebut di atas perlu adanya penyusunan strategi yang matang guna pengembangan pelayanan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana selama lima tahun kedepan di antaranya :

a. Melaksanakan sosialisasi jaringan kerja perempuan dan masyarakat terhadap pengarusutamaan gender (PUG) dan pengarusutamaan anak (PUA).

b. Melaksanakan sosialisasi berbagai produk hukum tetang penghapusan kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Trafiking dan Perlindungan Anak. c. Mengoptimalisasikan pelaksanaan fasilitasi Keluarga Berencana

d. Pengembangan dan pengoptimalisasi peran kader

e. Peningkatan anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

f. Penambahan sumber daya manusia yang berkualitas

(34)

B. ARAH KEBIJAKAN

a. Meningkatkan taraf pendidikan, dan layanan kesehatan, serta bidang pembangunan lainnya, untuk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan

b. Meningkatkan kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak. c. Penguatan kelembagaan, koordinasi, dan jaringan pengarusutamaan gender

dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di segala bidang, termasuk penyediaan data dan statistik gender, serta peningkatan partisipasi masyarakat.

d. Mewujudkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

e. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak

f. Menyediakan alat kontrasepsi dan Mewujudkan Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender.

g. Mewujudkan anak sehat tumbuh dan berkembang secara optimal, cerdas, ceria, berpartisipasi aktif sesuai usianya.

(35)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. PROGRAM

1. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan 2. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan gender dan anak 3. Keserasian Kebijakan Peningkatan kualitas Perempuan dan Anak 4. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan 5. Keluarga Berencana

B. KEGIATAN

1. Peningkatan Pengarusutamaan Gender :

- Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan Pemberdayaan Perempuan

- Peningkatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan, Penguatan Lembaga dan Organisasi Perempuan

- Pemberdayaan Focal Point

2. Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan Pemberdayaan Perempuan

3. Penguatan Kelembagaan PUG dan PUA.

4. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesetaraan dan keadilan Gender.

5. Pengembangan data base yang terpilah Gender dan Anak online dengan Kab/Kota.

6. Pengembangan data base bagi korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak online dengan Kab/Kota.

7. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan

- Pendidikan Kemasyarakatan dalam rangka mendukung peningkatan peran Permpuan dalam pengambilan keputusan.

- Pemberdayaan Perempuan Pengembang Ekonomi Lokal (P3EL)

- Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, sosiali, budaya, politik dan lingkungan hidup.

(36)

- Peningkatan kemampuan Perempuan pekerja rumahan di Desa/Kelurahan

- Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)

- Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolan (PMTAS) 8. Peningkatan Kinerja PPT Provinsi Jawa Timur :

- Peningkatan upaya perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

- Pengembangan data base bagi korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak online dengan Kab/Kota se Jawa Timur.

9. Tindak Lanjut Rencana Aksi Propinsi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan anak (RAP.PKTP) serta Penguatan Kelembagaan Komite Penghapusan Trafiking.

10. Peningkatan dan Pengembangan program Keluarga Berencana : - Pengembangan data base Keluarga Berencana

11. Peningkatan Pelayanan Keluarga Berencana - Sosialisasi Keluarga Berencana

- Pengadaan dan Pemasangan Alat Kontrasepsi

- Mengadakan kerjasama dengan Instansi terkait, Pendidikan Nasional, Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Infokom dan Bappenas.

5.1 Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan

Indikatif

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program/Kegiatan Anggaran 1. Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Kegiatan : - Pendidikan Kemasya- rakatan Produktif Bidang Pengarusutamaan Gender Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak Kegiatan : - Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Rp. 5.130.000.000 Rp. 5.130.000.000 Rp. 7.016.084.300 Rp. 3.000.000.000

(37)

Gender - Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Rp. 4.016.084.300 2. Meningkatnya Penanganan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak -Persentase Pengaduan korban kasus KDRT, Non KDRT dan trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim - Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim

Program Peningkatan Kualitas

Hidup dan Perlindungan

Perempuan

Kegiatan :

- Peningkatan Upaya

Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang

- Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak

- Konggres Anak dan Loka Karya Pengukuran Capaian Indikator Kota Layak Anak

- Fasilitasi Peningkatan peran perempuan dalam rangka Pemberdayaan Perempuan - Fasilitasi Pemberdayaan

Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) - Pendidikan Kemasyarakatan

Produktif Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan - Koordinasi Sinkronisasi program

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

- Penyusunan Program kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur - Sosialisasi dan Lomba Gerakan

Sayang Ibu (GSI)

Rp. 23.484.027.000 Rp. 6.000.000.000 Rp. 3.000.000.000 Rp. 5.500.000.000 Rp. 4.500.000.000 Rp. 956.402.000 Rp. 677.625.000 Rp. 500.000.000 Rp. 1.500.000.000 Rp. 850.000.000 3. Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender - Persentase pasangan Usia Subur yang mengikuti program KB di BPPKB

Program Keluarga Berencana

Kegiatan :

- Pengadaan dan Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB - Pendidikan Kemasyara- Rakatan Produktif Bidang Keluarga Berencana

- Peningkatan dan Pengembangan Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas - Fasilitasi Keluarga Berencana

Rp.19.726.516.200

Rp. 4.500.000.000 Rp. 8.000.000.000

Rp. 2.500.000.000

(38)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA ORGANISASI YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

TUJUAN SASARAN TARGET DAN KINERJA MENCAPAI CARA SASARAN

Uraian Indikator Target Uraian Indikator

Tahun Awal (2009) Satuan Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Th. 2014 Program T C T C T C T C T C Pemberdayaan perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki Rasio IPG

terhadap IPM Rasio = 1 Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki - Indeks Pembangunan Gender (IPG) - Indeks Pemberdayaan Gender 63,48 60,26 - - 65,11 67,92 65,11 67,91 65,64 68,45 65,61 68.62 66,24 68,85 66,56 69,29 67,00 69,50 67,85 70,77 67,80 70,50 68,53 71,56 Melaksanakan Sosialisai Jejaring Kerja Perempuan dan Masyarakat terhadap Pengarusutamaa n Gender (PUG) dan Pengarusutamaa n Anak (PUA) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Program Penguatan Kelembagaan Pengaurusuta maan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan Perempuan

(39)

Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdagangan orang Persentase Pengaduan Korban kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yangdiselesai kan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim. 100 % Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak - Persentase Pengaduan Korban kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yangdiselesa ikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim. - Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100 Persen - 100 - 100 - 100 - 100 - 100 80,00 100 79,05 100 85,00 100 84,38 100 85,00 100 84,68 Melaksanakan Sosialisasi berbagai Produk Hukum tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Trafiking, dan Perlindungan Anak Peningkatan Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan Perdagangan Orang. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Terwujudnya program keluarga berencana yang responsif gender Persentase pasangan Usia Subur yang mengikuti program KB di BPPKB 0,280547 % Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender Persentase pasangan Usia Subur yang mengikuti program KB di BPPKB 0,020917 1.620 Persen Akseptor 0,0483 04 3790 0,0483 04 3790 0,0563 01 4500 0,0563 01 4500 0,0527 91 4258 0,0527 91 4258 0,016 735 0,016 735 0,016 1279 0,013 1031 Mengoptimalisasi kan Pelaksanaan Fasilitasi Keluarga Berencana Pengadaan dan Pelayanan Pemasangan Alkon KB Program Keluarga Berencana

(40)
(41)

LAMPIRAN

(42)
(43)
(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap perubahan densitas zooxanthellae, Mitotic Index (MI), ukuran zooxanthellae dan kandungan klorofil-a

Laporan adalah sumber informasi yang akan digunakan antara lain untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan alat. Bila informasinya tidak benar maka keputusan yang dibuat

Menelaah perbedaan capaian kemampuan pemecahan masalah matematis kelompok siswa yang memiliki KAM rendah antara yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan

Secara komparatif yaitu mengetahui perbedaan yang signifikan antara penggunaan media audiovisual dengan media cetak terhadap kemampuan mengidentifikasi struktur

(#utipan menggunakan sistem $ar%ard, &#34;aitu nama keluarga penulis &#34;ang dikutip @tanpa nama depanA dan tahun terbit tanpa dipisahkan koma. &amp;ntara satu kutipan dan kutipan

Muhammadiyah untuk menafsirkan kembali ayat-ayat Alquran secara kontekstual dengan memperhatikan asumsi, karakteristik paradigma penafsiran hingga memunculkan pemahaman

Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan

hitung (1,136) lebih kecil dari pada harga t tabel, Dengan demikian Ho yang menyatakan bahwa citra took di UD Menara 05 Kudus adalah baik dapat diterima Jadi