• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang diwujudkan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang diwujudkan dengan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 LATAR BELAKANG

Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat merupakan sasaran dari penyelenggaraan negara 2009-2013. Sementara itu dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2009 hingga tahun 2013, salah satunya adalah menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktek-praktek KKN, melalui penerapan prinsip-prinsip tata-pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peningkatan efektivitas pengawasan aparatur Negara melalui koordinasi dan sinergi pengawasan serta percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan.

Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara merupakan salah satu program dari Kementerian Negara PAN yang bertujuan menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (sistem AKIP)

(2)

dalam mewujudkan aparatur yang bersih. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja yang efektif dan akuntabel di lingkungan aparatur negara.

Peningkatan pengawasan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, audit eksternal dan pengawasan oleh masyarakat; menata dan menyempurnakan kebijakan sistem struktur kelembagaan dan prosedur pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan terukur; menindaklanjuti temuan pengawasan; meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif (aparat pengawasan instansi pemerintah, sistem pengendalian manajemen); mengembangkan penerapan pengawasan berbasis kinerja, dan mengembangkan profesionalitas tenaga pemeriksa; mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan, kode etik dan standar audit; melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan dan meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal. Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, diharapkan dapat menjadi motivator bagi para

(3)

aparatur pengawasan untuk lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan kualitas pengawasan.

Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu pelaksanaan dari fungsi manajemen yaitu pengawasan. Pengertian pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada setiap pejabat pemerintah dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Setiap pejabat pemerintah dan masyarakat diharapkan turut berpartisipasi dalam mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik. Penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung Tahun 2009-2013 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan kebijakan pelaksanaan tugas dalam kurun waktu 5 tahun ke depan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19 ayat (4) serta dalam rangka mensinergiskan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Bandung khususnya aspek pengawasan pembangunan, kemasyarakatan dan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2009-2013. Serta dengan telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 jo. Peraturan Menteri Dalam

(4)

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan harmonisasi rencana pembangunan yang terintegrasi baik dari tingkat pusat, tingkat provinsi maupun tingkat Kota Bandung.

Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai Quality Assurance atau penjamin mutu dan Consulting Partner atau sebagai konsultan maupun Early Warning System atau sebagai peringatan dini sebelum dilakukan pemeriksaan oleh eksternal, paradigmanya menjadi berubah yang tadinya sebagai pemeriksa saat ini lebih ditekankan melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bernaung di dalam Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sangat perlu dilakukan guna mewujudkan tata kelola

(5)

pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kota Bandung selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah mempunyai fungsi :

1. Perencanaan program pengawasan;

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; 4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Inspektorat.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. PKPT disusun didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari temuan berulang serta memperhatikan efisiensi anggaran dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya manusia sehingga tumpang tindih kegiatan maupun anggaran tidak terjadi. Ruang lingkup dari PKPT meliputi Pemeriksaan Reguler yaitu : pemeriksaan yang dilakukan terhadap SKPD maupun institusi pendidikan; serta pemeriksaan Non Reguler yang terdiri dari : Pemeriksaan Tertentu yaitu : pemeriksaan terhadap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari tingkat dasar, menengah maupun kejuruan, audit prakontrak pengadaan barang dan Jasa, serta kas opname dan persediaan barang; Pendampingan Tindak Lanjut yaitu : BPK-RI dan Inspektorat Kota Bandung;

(6)

Reviu Laporan Keuangan yaitu : reviu laporan keuangan SKPD, reviu laporan keuangan pemerintah Kota Bandung; Evaluasi yaitu : evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), evaluasi RKA SKPD, evaluasi renstra SKPD; dan Pemeriksaan Khusus yaitu : baik pengaduan masyarakat atau pegawai maupun yang berasal atas permintaan/perintah Walikota Bandung melalui pengaduan via SMS. Dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat berkoordinasi dengan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten/Kota paling banyak 48 orang dan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini Inspektorat Kota Bandung telah mengusulkan dan mendapatkan persetujuan pengangkatan staf dan Kepala Seksi di Inspektorat melalui penyesuaian/inpassing sejumlah 41 orang, sesuai dengan pasal 30 ayat (1)

(7)

dengan persetujuan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 830/541/A.4/IJ tanggal 21 April 2011 perihal Penetapan Penyesuaian/Inpassing dalam Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan Apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Didasarkan kepada ke 2 (dua) peraturan perundangan tersebut maka dilakukan penyesuaian dengan dihilangkannya jabatan Kepala Seksi dengan telah terbitnya Keputusan Walikota Bandung Nomor 700/Kep.697-BKD/2011 Tanggal 14 September 2011 tentang Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan Angka Kreditnya pada Inspektorat Kota Bandung. Berdasarkan hal itu maka peraturan perundangan yang berkaitan dengan susunan organisasi dalam proses revisi yang disesuaikan dengan kedua peraturan perundangan tersebut.

1.2 LANDASAN HUKUM

Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat Kota Bandung mengacu kepada landasan hukum yang berlaku yaitu :

(8)

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang - Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

3. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(9)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

(10)

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

17. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;

(11)

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

27. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditya;

28. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;

29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung; 30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013;

31. Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 249 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Satuan Organisasi Inspektorat Kota Bandung.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 MAKSUD

(12)

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2009-2013 dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan pemerintahan daerah guna mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih dalam 5 (lima) tahun ke depan.

1.3.2 TUJUAN

Tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung adalah :

1.3.2.1 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

1.3.2.2 Terwujudnya aparatur yang profesional, handal dan akuntabel, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung disusun berdasarkan sistematika Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Inspektorat Kota Bandung Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan Inspektorat Kota Bandung, struktur organisasi Inspektorat Kota Bandung, serta uraian tugas dan

(13)

fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala Inspektorat Kota Bandung. 2.2 Sumber Daya SKPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia.

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Inspektorat Kota Bandung berdasarkan sasaran/target Renstra Inspektorat Kota Bandung periode sebelumnya.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Bagian ini mengemukakan hasil analisis yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Inspektorat Kota Bandung pada lima tahun mendatang.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Inspektorat Kota Bandung

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan Inspektorat Kota Bandung beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Inspektorat Kota Bandung yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan Inspektorat Kota Bandung, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Inspektorat Kota Bandung yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan Inspektorat Kota Bandung.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

(14)

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari:

1. gambaran pelayanan SKPD;

2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota; 4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan

5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD

Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD tahun rencana.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD sebagaimana dihasilkan pada B.2.1.7

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD sebagaimana dihasilkan pada C.1.8 (Perumusan Tujuan Pelayanan Jangka Menengah SKPD) dan C.1.9 (Perumusan Sasaran Pelayanan Jangka Menengah SKPD). Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1.

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana dihasilkan dari C.1.12. (Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif). Adapun penyajiannya menggunakan Tabel 5.1.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(15)

menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 6.1.

(16)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

2.5 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Inspektorat Kota Bandung Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Inspektorat Kota Bandung merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Bandung dengan tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung telah diatur di dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung sebelum di revisi, dengan susunan organisasi sebagai berikut :

(17)

2. Sekretaris, membawahkan : a.Sub Bagian Perencanaan;

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; c.Sub Bagian Administrasi dan Umum.

3. Inspektur Pembantu Wilayah I, membawahkan :

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah I; b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah I; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah I. 4. Inspektur Pembantu Wilayah II, membawahkan :

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah II; b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah II; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah II. 5. Inspektur Pembantu Wilayah III, membawahkan :

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah III; b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah III; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah III. 6. Inspektur Pembantu Wilayah IV, membawahkan :

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah IV; b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah IV; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wil. IV. 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(18)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan tata kelola Pemerintah Kota Bandung yang baik dan pemerintahan yang bersih sesuai dengan motto juang “Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT”. Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang mempunyai jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan publik yang prima tanpa membedakan status. Dalam artian Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.

(19)

Kota Jasa Bermartabat memiliki dimensi:

1. Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat, indah, hijau dan berbunga;

2. Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil dan dinamis;

3. Pemenuhan kondisi lingkungan ekonomi sehingga tercapai kemakmuran ekonomi warganya;

4. Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi, berakhlak mulia dan kesadaran perikehidupan majemuk;

5. Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis. 2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

NO NAMA/NIP PANGKAT / GOL

1 Drs. SUKARNO,MM Pembina Utama Muda IV/c

19520620 197706 1 002

2 Drs. FAJAR KURNIAWAN,Msi Pembina IV/a

19690718 199403 1 003

3 ADANG MUHIDIN,S.Sos Penata III/c

19600327 198203 1 012

4 SRIPATONAH,A.Md Penata Muda III/a

19750317 199803 2 005

5 CUCU KURNIASIH,S.Sos Penata Muda Tk I III/b 19641112 199202 2 001

6 Drs, TAUFIK HIDAYAT,M.Si Pembina IV/a

19630421 198903 1 012

7 MELANIE,SE,Ak Penata Muda III/a

19770409 201001 2 003

8 RIYADI Penata Muda III/a

19600128 198208 1 001

9 A J U D Juru I/d

19650410 200701 1 012

10 JUAH SARIPUDIN Juru Tk I I/d

19660106 199703 1 002

11 GAGAN RAMDAN GINANJAR,SH Penata Muda

(20)

198005 16201101 1 001 III/a

13 R GUNAWAN WS, SKM.M.Kes Penata Tk I

19630309 198703 1 009 III/d

14 DEWI SUSILOWATI,SH Penata Tk.I

19600112 198603 2 007 III/d

15 RIAWATI PRIHATINI,S.Pi Penata Tk.I

19650831 199503 2 003 III/d

16 WILDEN ISHAK,Aks..MP Penata Tk.I

19620604 198510 1 002 III/d

17 ERNA KURNIAWATY,S.Pi.MM Pembina

19720428 199803 2 007 IV/a

18 HERDIYAT,BA Penata Muda Tk.I

19610401 199203 1 005 III/b

19 SRI SETIAWATI Penata Muda,

19681002 199203 2 004 III/a

20 NANING HERIYANI,SE.Ak Penata Muda,

19800102 201001 2 007 III/a

21 FITRIANTI PURNAMASARIE,A.md Pengatur

19810801 200812 2 001 II/ c

22 Drs.CECE HIDAYAT,M.Si (IRBAN I) Pembina Tk.I

19570913 198503 1 005 ( IV/b )

23 Drs. NURDIN Ahli Muda

19580205 198103 1 012 Penata Tk I - III/d

24 Dra. YAYAN SITI ANGGRAYANI Ahli Muda

19630611 198603 2 007 Penata Tk I - III/d

25 BAMBANG TUTUGO,BSc Penyelia

19551109 198503 1 006 Penata Tk I - III/d

26 SUKADAR,BA Penyelia

19580216 198503 1 009 Penata - III/c

27 ROBIYANA,SE Auditor Pertama

19680603 199803 1 006 Penata Muda Tk. I- III/b

28 SOPARDANI,S.Sos Auditor Pertama

19641116 199003 1 005 Penata Tk I - III/d

29 Dra. Hj.WOERLI DETTI L Pengawas Pemerintahan Madya

19691025 198903 1 004 Pembina - IV/a

30 Dra,ELFIANI M Pengawas Pemerintahan Madya

19640126 198503 2 005 Pembina - IV/a

31 H.DENI LESMANA,S.Sos Pengawas Pemerintahan Madya 19711118 199603 1 003 Penata Tk I - III/d

32 Drs. SAPARI Pengawas Pemerintahan Muda

19601808 198510 1 002 Penata Tk I - III/d 33 Dra. ANNI HENRAYANI Pengawas Pemerintahan Muda

19640105 198903 2 005 Penata - III/c

34 EDI RUSBANDI,S. Pd Pengawas Pemerintahan Muda 19640920 199303 1 006 Penata Muda - III/a 35 Drs. KELLY SOLIHIN,M.Si (IRBAN II) Pembina Tk.I

(21)

36 Drs. R WAHYU YUDIANA Auditor Ahli Madya

19620327 198903 1 007 Pembina - IV/a

37 Drs. YEDI YARTADHI Auditor Ahli Muda

19620529 199403 1 001 Penata Tk I - III/d 38 BAGUS SUKMA SUWARNO,S.Sos Auditor Pertama

19700730 199703 1 002 Penata - III/c

39 YUSHERLIANTI,SE Auditor Pertama

19590514 198203 2 006 Pena Tk I - III/d

40 ANESIH,SE Auditor Pertama

19630112 199703 2 002 Penata Tk I - III/d

41 Drs. YUDI SUDARYA Pengawas Pemerintahan Madya 19630831 198910 1 002 Pembina Tk I - IV/b 42 Drs.RIKI PAHDIAR ISKANDAR,Msi Pengawas Pemerintahan Madya

19661215 19902 1 001 Pembina Tk I - IV/b

43 ROHMAT,AP Pengawas Pemerintahan Madya

19741011 199311 1 001 Penata Tk I - III/d 44 Drs. HERI AHMAD BUCHORI, AB Pengawas Pemerintahan Muda

19590825 198903 1 004 Penata Tk I - III/d 45 R.HENDRAWAN,SE.SH.Msi Pengawas Pemerintahan Muda

19671209 199703 1 002 Penata Tk I - III/d

46 RIKE IRAWATY,SH Pengawas Pemerintahan Muda

19740115 19901 2 001 Penata - III/c

47 SUHERMAN,SP Pengawas Pemerintahan Muda

19620415 199203 1 007 Penata - III/c

48 Drs. OSMAN RAHMAN Pembina

19601404 198503 1 007 ( IV/a )

49 H. DADANG IRIANA,SH.M.Si (IRBAN III) Pembina

19620102 198609 1 003 IV/a

50 NUNUNG DINCE MINTARSIH,SE Auditor Pertama 19671011 199603 2 002 Penata Tk I - III/d

51 ANSELMUS.S,SE.MM Auditor Pertama

19690421 199003 1 008 Penata Tk I - III/d

52 TB.M.CHAMDANI S,SH Auditor Pertama

19621206 198403 1 003 Penata Tk I - III/d

53 MASDA GINTING,S.Sos Auditor Trampil

19710618 199403 1 003 Penata Muda Tk. I- III/b

54 MOHAMAD SOBAR Auditor Pelaksana Lanjutan

19600419 198603 1 008 Penata Muda Tk. I- III/b

55 Drs. HASANUDIN Pengawas Pemerintahan Madya

19560820 198403 1 004 Penata Tk I - III/d

56 EVISOLAPIAH,SH Pengawas Pemerintahan Madya

19621231 199103 2 024 Penata Tk I - III/d

57 NURY IKAWATI,SH Pengawas Pemerintahan Madya

19610821 198603 2 011 Penata Tk I - III/d

58 Dra, AINETHA KUNRAD,MM Pengawas Pemerintahan Madya

(22)

19560702 198003 1 004 Penata - III/ c

60 ENDANG SUGIONO,SH Pengawas Pemerintahan Muda

19560314 198503 1 005 Penata - III/ c

61 IMANUDIN,A.Md Pengatur

197407282 200901 1 003 ( II/ c )

62 EDI FARIADI RANGGA,SH Pembin Tk I

19570210 198603 1 008 (IV/b )

63 Drs. SATRIA MUHARAMSYAH Auditor Ahli Muda

19640518 199503 1 002 Pembina - IV/a

64 Dra.SUSAN SUPRIHATI Auditor Pertama

19631212 199202 2 002 Penata Tk I - III/d

65 LILIS YULIA,SH Auditor Pertama

19620701 198608 2 010 Penata Tk I - III/d

66 ASEP SYARIPUDIN,S.IP Auditor Pertama

19710415 199803 1 008 Penata - III/c

67 IIN DARWANI Auditor Pelaksana

19610413 198501 2 003 Penata Muda Tk. I- III/b 68 Dra. ATIN SRIYATIN.Msi Pengawas Pemerintahan Madya

19650128 199203 2 005 Pembina - IV/a

69 H.RAHMAT,BA.SIP Pengawas Pemerintahan Madya

19581 008 197910 1 004 Penata Tk I - III/d

70 Drs. ASEP NURSOLEH Pengawas Pemerintahan Madya 19620126 198903 1 007 Penata Tk I - III/d

71 EMAN SUHERMAN, SE Pengawas Pemerintahan Muda

19680811 199703 1 005 Penata Tk I - III/d 72 MUMUH MIPTAHUDIN,SIP Pengawas Pemerintahan Muda

19630311 198503 1 017 Penata Tk I - III/d 73 IMAM SUSANTO,S.Sos Pengawas Pemerintahan Muda

19610708 198403 1 005 Penata - III/ c

74 Hj. ROLINAH,S.Sos Pengawas Pemerintahan Pertama 19580602 198103 1 008 Penata Muda Tk I - III/b 75 Drs. TRIS TATANG SUPRIATNA Pengawas Pemerintahan Muda

19630409 199203 1 003 Pembina ( IV/a )

76 AGUS DUDIYONO,SH Pengawas Pemerintahan Pertama 19740426 200901 1 005 Penata Muda ( III/a)

2.3. Program dan Kegiatan Tahun 2011

Inspektorat Kota Bandung sebagai lembaga yang menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan

(23)

penyelenggaraan pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang mampu meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean Government) dengan tujuan dapat memberikan kontribusi nyata bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state).

Dalam pelaksanaan Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung tahun 2011, telah dilakukan berbagai upaya untuk dapat melakukan pengawasan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di lingkungan pemerintahan Kota Bandung dengan mengacu kepada berbagai peraturan perundangan dalam rangka membentuk sistem sehingga memperkecil adanya kesempatan dalam rangka mengurangi tingkat kebocoran anggaran sehingga tujuan mensejahterakan rakyat dapat terwujud.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5 : Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Yang Efektif, Efisien, Akuntabel, dan Transparansi Dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan. Yang dapat digunakan dan selaras

(24)

dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu:

Induk Program Pengawasan Pembangunan Daerah;

- Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

- Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan;

- Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

Sasaran program : Meningkatnya peran dan fungsi pengawasan internal pemerintah daerah.

Indikator : Tingkat kinerja pengawasan dan tingkat pelayanan pengaduan masyarakat.

2.4. Evaluasi Pencapaian Kinerja

Prioritas Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2011 diarahkan pada Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan, Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan memperhatikan Snapshot

(25)

Tahun 2011 serta Hasil Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2010.

Inspektorat Kota Bandung pada tahun 2010 telah melaksanakan 3 (tiga) program utama yang tercantum dalam penetapan kinerja. Terhadap masing-masing program tersebut telah dievaluasi dengan membandingkan antara rencana dengan realisasi baik anggaran maupun capaian indikatornya, dengan hasil sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

Dengan anggaran sebesar Rp. 6,001,150,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 87,9 % Indikator programnya adalah : Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) reguler,

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 98,2 %

b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah, indikator output kegiatannya adalah :

(26)

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 44,1 %

c. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah, indikator output kegiatannya adalah :

- Sosialisasi undang-undang pengawasan;

- Terlaksananya pemantauan pendapatan asli daerah Pemerintah Kota Bandung;

- Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 66,1 %

d. Inventarisasi temuan pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya laporan hasil pra pemutakhiran data.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

e. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

Tersusunnya laporan hasil : - Pra pemutakhiran data; - Pemutakhiran data.

(27)

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 97,5 %

f. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif, indikator output kegiatannya adalah :

Terlaksananya :

- Reviu laporan keuangan; - Rapat pakta integritas;

- Rapat koordinasi pengawasan; - Rapat TPTGR

- Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

- Bimbingan Teknis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; - Workshop Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah;

- Diagnostic Asessment (DA); - Pelaksanaan Kegiatan.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 79,7 %

g. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya Laporan Hasil Rapat Koordinasi Pengawasan (RAKORWAS);

(28)

- Teridentifikasinya Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.

Dengan anggaran sebesar Rp. 984,423,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 79,7 % Indikator programnya adalah : Tersedianya tenaga pemeriksa yang memenuhi standar pemeriksa. Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Pelatihan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

Tersedianya Sumber Daya Manusia pengawasan dan Jabatan Fungsional Auditor yang profesional dan handal :

- Bimbingan teknis Reviu Laporan Keuangan; - Pendidikan dan latihan bidang pengawasan.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 73 %

b. Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparat Pengawasan Fungsional; indikator output kegiatannya adalah :

(29)

- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam peningkatan wawasan Aparat Pengawas Fungsional;

- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam pembinaan Aparat Pengawas Fungsional.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

c. Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Auditor; indikator output kegiatannya adalah :

- Terlaksananya penilaian angka kredit Pejabat Fungsional Auditor;

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

3. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.

Dengan anggaran sebesar Rp 125,000,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 100 % Indikator programnya adalah : Tersusunnya sistem dan prosedur pengawasan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan; indikator output kegiatannya adalah :

- Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT); - Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(30)

- Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP); - Program Kerja Pemeriksaan (PKP); - Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);

- Tertatanya arsip hasil pemeriksaan, kepegawaian, surat keluar masuk;

- Rekapitulasi apel pagi Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

2.5. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan :

Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi adalah :

1. Terdapat kegiatan-kegiatan yang dalam pencapaian target belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terjadi dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi waktu pelaksanaan kegiatannya. Begitu pula dengan realisasai anggarannya antara lain seperti kegiatan pelatihan untuk pengiriman peserta bimbingan teknis/kursus yang diselenggarakan oleh instansi diluar instansi pembina, kegiatan pemeriksaan kasus, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;

(31)

2. Anggaran perubahan yang realisasi anggarannya sering tidak tepat waktu sehingga kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat direalisasikan karena keterbatasan waktu dalam pertanggungjawabannya.

Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi sebagai berikut :

1. Pagu anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya diharapkan dapat dialokasikan sesuai dengan pagu anggaran kegiatan yang diajukan, sehingga kegiatan dan besaran anggaran tersebut tidak mengalami perubahan anggaran karena ketidaksesuaian tersebut;

2. Diharapkan besaran Uang Persediaan (UP) prosentasenya ditingkatkan, sehingga dapat meamberikan kebebasan dalam merealisasikan kegiatan sesuai dengan kebutuhan anggaran kegiatannya.

2.6. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

UPAYA-UPAYA PENINGKATAN KINERJA

1. PENINGKATAN KINERJA YANG TELAH DICAPAI

1.1 PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS

PEMBERANTASAN KORUPSI BERDASARKAN

(32)

PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG :

a) Membangun integritas aparatur melalui penandatanganan Pakta Integritas mulai dari Walikota sampai dengan pejabat struktural dan fungsional serta pemangku jabatan strategis di lingkungan pemerintah Kota Bandung;

b) Menyusun dan merumuskan pembentukan lembaga Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Pemerintah kota Bandung sebagaimana diatur dalam Keputusan Walikota Nomor : 356/Kep.450. Inspektorat/ 2008;

c) Menyusun dan merumuskan Modul Pakta Integritas pemerintah Kota Bandung sebagai Pedoman Pelaksanaan Pakta Integritas;

d) Membentuk Tim Pemantau Independen yang bertujuan untuk memantau pelaksanaan Pakta Integritas;

e) Fasilitasi Forum Komite Integritas/Pemantau Independen Tingkat Nasional periode Nopember 2008 s/d Oktober 2009, yang diketuai oleh Walikota Bandung;

f) Fasilitasi pembentukan Forum Pakta Integritas Jawa Barat, yang pembentukannya terhitung mulai tanggal 23 Desember 2009 s/d Sekarang yang diketuai oleh Walikota Bandung;

g) Fasilitasi penandatanganan Pakta Integritas Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2013

(33)

1.2 PENATAAN DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH :

a) Memberikan kontribusi usulan rancangan kelembagaan Inspektorat Kota Bandung ke Departemen Dalam Negeri c.q. IrJen Depdagri untuk mempertahankan keberadaan jabatan struktural eselon IVa di bawah Inspektur Pembantu yang direalisasikan dengan terbitnya Permendagri No. 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota yang substansinya sesuai dengan usulan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kota Bandung;

b) Bersama-sama dengan DPRD Kota Bandung merumuskan untuk penetapan Peraturan Daerah kelembagaan Inspektorat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan susunan Organisasi Inspektorat kota Bandung yang merupakan pembentukan Kelembagaan Inspektorat pertama di seluruh Indonesia.

1.3 PENATAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR INSPEKTORAT :

a) Peningkatan Bimbingan Teknis dan Diklat bagi auditor dan tenaga pemeriksa melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan Jawa Barat;

(34)

b) Merumuskan dan menetapkan Kode Etik bagi Auditor dan Tenaga Pemeriksa di lingkungan Inspektorat Kota Bandung.

1.4 PENINGKATAN ANGGARAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG SEBAGAI SKPD KHUSUS :

a) Peningkatan Tunjangan Kelangkaan Profesi bagi Pejabat Fungsional Auditor melalui kebijakan Remunerasi berupa tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS;

b) Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengawasan;

c) Peningkatan alokasi biaya bagi profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan;

d) Peningkatan biaya untuk sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

e) Peningkatan alokasi biaya untuk penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan melalui penyusunan dan perumusan Pedoman Operasional Pengawasan (POP) dan Daftar Materi Pengawasan (DMP);

f) Peningkatan alokasi biaya koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif untuk fasilitasi kegiatan pelaksanaan Pakta Integritas;

g) Peningkatan alokasi biaya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan baik Internal maupun eksternal;

h) Peningkatan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar ISO 9001 : 2000

(35)

1.5 KONTRIBUSI TERHADAP PELAKSANA-AN REVITALISASI TINDAK LANJUT PERCEPATAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK KOTA BANDUNG a. Menyusun Sistem dan Prosedur Penanganan

Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam Program Reformasi Birokrasi;

b. Memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat yang meliputi :

- Pengaduan tentang penyalahgunaan wewenang; - Hambatan dalam pelayanan masyarakat;

- Pengaduan tentang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

- Pengaduan tentang pelanggaran disiplin pegawai.

2. PENINGKATAN KINERJA YANG AKAN DICAPAI

a) Meningkatkan efektivitas Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dalam pelaksanaan pengawasan terhadap Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung 2009-2013 Berdasarkan Peraturan Walikota No.;

b) Mengimplementasikan program Islands of Integrity menuju terwujudnya wilayah bebas korupsi;

c) Membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

(36)

d) Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dalam rangka pencapaian opini BPK-RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD); e) Penataan kapasitas dan kualitas Jabatan Fungsional Pejabat

Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009;

f) Membangun kegiatan pemantauan Sistem Pengawasan Daerah yang berbasis Teknologi Informasi (TI) yang transparan dan akuntabel meliputi :

1. Online Sistem Internal Pengawasan Daerah, yang terdiri dari :

a. Hasil Pengawasan Reguler; b. Hasil Pemeriksaan khusus; c. Hasil Pemeriksaan Tertentu;

d. Penangaanan Pengaduan Masyarakat;

e. Tindak lanjut Hasil Temuan Internal dan eksternal.

2. Website Sistem Informasi dan Partisipasi : a. Pengaduan masyarakat;

b. Tindak lanjut hasil penanganan pengaduan masyarakat.

g) Membangun standar moral bagi Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) dan auditor melalui pembudayaan nilai-nilai strategis organisasi :

I = I N T E G R I T A S

N = N O R M A T I F

(37)

P = P R O F E S I O N A L E = E F E K T I F dan E F I S I EN K = K O N S I S T E N T = T U N T A S O = O B Y E K T I F R = R E S P O N S I F A = A N T I S I P A T I F T = T E R P E R C A Y A

h) Pengembangan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar ISO 9001 : 2000 di lingkungan Inspektorat yang lebih komprehensif;

i) Meningkatkan perangkat pendukung teknologi informasi penunjang pelaksanaan pengawasan, sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan serta fasilitas sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif;

j) Mengoptimalkan anggaran Inspektorat yang memadai dan meningkat setiap tahunnya yang dimanfaatkan untuk :

1. Tunjangan kelangkaan profesi;

2. Satuan biaya khusus bagi pengawasan;

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia bidang Pengawasan; 4. Penanganan pengaduan;

5. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau atas permintaan.

(38)
(39)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.6 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.

Inspektorat Kota Bandung sebagai lembaga yang menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang mampu meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean Government) dengan tujuan dapat

(40)

memberikan kontribusi nyata bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5 : Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Yang Efektif, Efisien, Akuntabel, dan Transparansi Dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan. Yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu:

Induk Program Pengawasan Pembangunan Daerah;

- Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

- Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan;

- Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

Sasaran program : Meningkatnya peran dan fungsi pengawasan internal pemerintah daerah.

Indikator : Tingkat kinerja pengawasan dan tingkat pelayanan pengaduan masyarakat.

(41)

3.7 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi visi dan misi kepala daerah

1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) :

a. Masih Kurangnya bidang kompetensi pendidikan sesuai dengan Daftar Materi Pemeriksaan (DMP);

b. Belum seimbangnya rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek pemeriksaan;

c. Belum adanya diklat kompetensi khusus pengawasan urusan Pemerintahan Daerah dari instansi pembina (Depdagri).

2. SARANA PRASARANA :

a. Masih belum memadainya perangkat pendukung teknologi informasi penunjang pelaksanaan pengawasan;

b. Masih belum memadainya sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan;

c. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif.

3. ANGGARAN :

Belum terpenuhinya Anggaran penunjang pengawasan sebesar 1 % dari APBD Kota Bandung sesuai kebijakan penagawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Departemen Dalam Negeri.

Upaya-Upaya Mengatasi Kendala Dan Hambatan

1. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas SDM yang ada melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan Jawa Barat dan BPK-RI;

2. Mengoptimalkan koordinasi dengan BPKP dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung untuk fasilitasi pendidikan dan latihan bagi

(42)

Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) dan Jabatan Fungsional Auditor (JFA);

3. Meningkatkan kerjasama teknis dengan BPKP Perwakilan Jawa Barat untuk optimalisasi :

a. Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; b. Tindak lanjut hasil temuan BPK-RI;

c. Pemeriksaan tujuan tertentu untuk penanganan temuan yang bersifat strategis;

d. Perumusan regulasi kebijakan Sistem Pengendalian Internal; e. Membangun Sistem Pengendalian Intern.

4. Merumuskan Ratio kebutuhan SDM pemeriksa sesuai dengan kompetensi pendidikan dan Daftar Materi Pengawasan (DMP);

5. Mengajukan ke Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri untuk pelaksanaan Inpassing dan Diklat kompetensi khusus bagi P2UPD; 6. Mengikutsertakan Bimbingan teknis teknologi Informasi bagi tenaga

pemeriksa untuk persiapan pelaksanaan Sistem Informasi Pengawasan Daerah (SIMWASDA) sesuai dengan kemampuan anggaran;

7. Merumuskan perencanaan kebutuhan sarana penunjang teknologi informasi untuk persiapan pelaksanaan SIMWASDA;

8. Mendorong Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk mengoptimalkan status kepemilikan lahan dan gedung Inspektorat Kota Bandung di Jalan Tera No. 20 Bandung;

9. Mengoptimalkan anggaran yang tersedia dan peningkatan kinerja tenaga pengawas dan pelaksana di lingkungan Inspektorat Kota Bandung;

10. Mengusulkan secara bertahap peningkatan anggaran dalam tiap tahun anggaran sesuai dengan target kinerja pengawasan yang

(43)

didasarkan pada Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung Tahun 2009-2013

3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya adalah:

1. Isu strategis dalam sasaran dari penyelenggaraan negara 2009-2013; 2. Isu strategis dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun

2009 hingga tahun 2013;

3. Isu strategis yang diangkat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

4. Isu strategis yang diangkat dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam Renstra ini dan perlu disiapkan landasan-landasannya untuk tahap pembangunan berikutnya adalah tentang perlunya:

1. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang bersih, dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen, dedikasi

(44)

dan integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan.

2. Terjalinnya koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal.

3. Terjalinnya koordinasi antara aparat pengawasan fungsional pemerintah baik intern maupun ekstern.

4. Terciptanya pengertian dan kemitraan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan manfaat pembinaan dan pengawasan.

5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

6. Terwujudnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang operasional pengawasan.

(45)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Visi Inspektorat Kota Bandung adalah:

“Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui Pengawasan yang Profesional dan Bertanggungjawab”

Misi Inspektorat Kota Bandung adalah:

1. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah;

2. Mewujudkan aparat pengawasan yang profesional dan akuntabel yang dapat memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) melalui optimalisasi fungsi pengawasan. 4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH INSPEKTORAT

KOTA BANDUNG 4.2.1 Tujuan

Untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai selama periode perencanaan, Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan yang terkait dengan misi, yaitu :

4.2.1.1 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. 4.2.1.1 Terwujudnya aparatur yang profesional dan akuntabel, dalam

(46)

rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

4.2.2 SASARAN

Perumusan sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai pada masing-masing tahun dan indikator sasarannya, terdiri dari:

4.2.2.1 Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;

Indikator sasaran:

 Cakupan pemeriksaan reguler (%).  Cakupan evaluasi kinerja/LAKIP (%).

 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan (Dokumen).

 Persentase tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan (%).  Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat (%).

4.2.2.2 Meningkatnya kemampuan aparat pengawas intern pemerintah dan sarana penunjang operasional dalam meningkatkan kualitas pengawasan;

Indikator sasaran:

(47)

 Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan yang mengikuti diklat dan bimtek penunjang pelaksanaan pengawasan (Orang).

 Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan yang mengikuti pembinaan jasmani dan rohani (Orang).

 Persentase ketersediaan sarana penunjang operasional (%). 4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

4.3.1 STRATEGI

4.3.1.1 Tersedianya sumber daya manusia yang profesional, bertanggung-jawab, komitmen, dedikasi dan integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan;

4.3.1.2 Terjalinnya hubungan/kerjasama yang baik antar pejabat pengawas pemerintah sehingga terbentuk satu kesatuan aparat pengawas yang handal, dan memiliki norma dan kode etik pengawasan;

4.3.1.3 Tersusunnya sistem pengawasan yang terarah dan terukur sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan yang telah ditetapkan;

(48)

4.3.1.4 Terciptanya pengertian dan kemitraan dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan manfaat pembinaan dan pengawasan;

4.3.1.5 Terwujudnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang operasional pengawasan.

4.3.2 KEBIJAKAN

4.3.2.1 Pelaksanaan pengawasan memperhatikan prioritas yaitu terhadap objek-objek pemeriksaan yang strategis dan dianggap rawan antara lain SKPD penghasil PAD dan SKPD yang mengelola asset dan kekayaan daerah;

4.3.2.2 Pengawasan atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pemerintahan diarahkan dalam rangka menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis serta ketaatan dalam pelaksanaan pengawasan; 4.3.2.3 Pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah diarahkan dalam rangka menilai keselarasan peraturan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya;

(49)

4.3.2.4 Pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diarahkan terhadap Pemeriksaan Keuangan dan Kebijakan Keuangan Pemerintah Daerah;

4.3.2.5 Pemeriksaan terhadap kualitas pelayanan publik yang strategis;

4.3.2.6 Evaluasi terhadap LAKIP yang telah dilaksanakan oleh SKPD;

4.3.2.7 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Hasil Pemeriksaan berbasis komputer;

4.3.2.8 Peningkatan kuantitas SDM Inspektorat yang memiliki sertifikasi Jabatan Fungsional Pengawas;

4.3.2.9 Peningkatan kualitas SDM Inspektorat melalui Diklat dan Bimbingan Teknis;

4.3.2.10 Ikut serta dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan oleh aparat pengawas fungsional eksternal.

(50)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 RENCANA PROGRAM

Dalam rangka mewujudkan sasaran-sasaran strategis yang telah dirumuskan pada Bab IV, dilakukan dengan menetapkan program-program yang selaras dengan pencapaian indikator sasaran. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5 yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu : Program Pengawasan Pembangunan Daerah.

Selain program tersebut di atas, terdapat program yang bersifat penunjang terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung, meliputi:

1. Program administrasi perkantoran.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana pendukung operasional.

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

5.2. KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

(51)

Kegiatan-kegiatan yang selaras dengan program yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung digambarkan sebagai berikut :

NO

. PROGRAM KEGIATAN

1 2 3

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya

Air dan Listrik

3. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan

Kantor

4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan

Kendaraan Dinas/Operasional

5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

6. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

7. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

8. Penyediaan Alat Tulis Kantor

9. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

10.Penyediaan Komponen Instalasi Listrik

11.Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Per-

undangan-Undangan

12.Penyediaan Makanan dan Minuman

13.Penyediaan Rapat-Rapat Koordinasi dan Kon-

sultasi ke Luar Daerah

2. Peningkatan Sarana dan 1. Pengadaan Kendaraan Dinas dan Operasional

Prasarana 2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

4. Pengadaan Mebelair Kantor

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas/Operasional

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan

Gedung Kantor

8. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair

(52)

NO

. PROGRAM KEGIATAN

1 2 3

3. Peningkatan Disiplin 1. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengka-

Aparatur pannya

2. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan beserta

Perlengkapannya

3. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari

Tertentu beserta Perlengkapannya

4. Pengawasan Pembangunan 1. Pelaksanaan Pengawasan Internal secara

Daerah. Berkala

2. Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan

Pemerintah Daerah

3. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebija-

kan Kepala Daerah

4. Inventarisasi Temuan Pengawasan

5. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 6. Koordinasi Pengawasan yang lebih Kompre-

hensif

7. Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan

5. Pembinaan, Pengembangan dan 1. Pelatihan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Peningkatan Pengawasan

Kapasitas Aparatur. 2. Pembinaan SDM Aparat Pengawasan Fungsio-

nal

3. Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional

Auditor

4. Penyusunan Naskah Akademik Kebijakan

Sistim dan Prosedur Pengawasan

5. Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan

Kelompok sasaran kegiatan-kegiatan Inspektorat Kota Bandung berdasarkan kelompok program sebagai berikut:

Program Kelompok Sasaran

1. Pelayanan administrasi perkantoran.

Pegawai Inspektorat Kota Bandung.

2. Peningkatan sarana prasarana. Pegawai Inspektorat Kota Bandung. 3. Peningkatan disiplin aparatur. Pegawai Inspektorat Kota Bandung.

(53)

4. Pengawasan pembangunan daerah.

Seluruh SKPD yang menjadi obyek pemeriksaan Inspektorat Kota Bandung.

5. Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kapasitas aparatur.

(54)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan.

Dalam dokumen Rencana Strategis ini, sasaran pertama “Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme” dengan 4 (empat) indikator yang mengacu pada RPJMD. Indikator sasaran Rencana Stratejik Inspektorat Kota Bandung meliputi:

 Cakupan pemeriksaan reguler (%).  Cakupan evaluasi kinerja/LAKIP (%).

 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan (Dokumen).  Persentase tindak lanjut temuan pemeriksaan (%).

 Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat (%).

Indikator tersebut selaras dengan sasaran program “Meningkatnya peran dan fungsi pengawasan internal pemerintah daerah dengan indikator yang meliputi:

 Tingkat kinerja pengawasan (%).

 Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat (%).

Untuk melihat tingkat kinerja pengawasan, harus dilihat dari cakupan pemeriksaan reguler, cakupan evaluasi kinerja, dan persentase tindak lanjut

(55)

temuan pemeriksaan. Sedangkan untuk mengukur kinerja pelayanan pengaduan masyarakat, harus dilihat dari tindak lanjut/tanggapan atas pengaduan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Bandung yang harus diklarifikasi oleh Inspektorat Kota Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2004 tentang pembagian urusan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Dalam rangka mendukung terwujudnya world class bureaucracy pada dasarnaya setiap Instansi pemerintahan membutuhkan sosok pejabat pengawas yang menjalankan Peran awal

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menyediakan panduan atau petunjuk bagi Tim Kelitbangan (pejabat struktural dan pejabat fungsional keahlian Balitbang, serta

Bahwa untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa sebagaimana diatur Pasal 90 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang

Peraturan Daerah Kabupaten Majene Nomor : 11 Tahun 2008 tentang. Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan