• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra

Operasi Piksel dan Histogram

Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom.

(2)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Ekualisasi Histogram

(3)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Ekualisasi Histogram

(4)

Operasi Piksel

• Operasi piksel adalah operasi pengolahan citra yang memetakan hubungan setiap piksel dengan piksel itu sendiri

• Misal, f(y,x) adalah nilai suatu piksel pada baris y dan kolom x di dalam citra f. Dan g(y,x)

menyatakan piksel hasil pengolahan dari f(y,x), maka hubungannya dapat dinyatakan dengan

g(y,x) = T(f(y,x))

(5)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Ekualisasi Histogram

(6)

Histogram Citra

• Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan frekuensi setiap nilai

intensitas yang muncul di seluruh piksel citra. • Pada citra berskala keabuan, banyaknya nilai

intensitas keabuan (biasa disimbolkan dengan L) sebanyak 256.

(7)

Contoh histogram

(8)

Contoh histogram

(9)

Kegunaan Histogram

• Untuk mengamati penyebaran intensitas warna dan dapat dipakai untuk pengambilan keputusan misalnya dalam peningkatan kecerahan atau

peregangan kontras serta sebaran warna.

• Penentuan batas-batas dalam pemisahan objek dari latar belakangnya.

• Memberikan persentase komposisi warna dan tekstur intensitas untuk kepentingan identifikasi citra.

(10)

Menghitung Histogram

• misalkan matriks dibawah ini menyatakan citra digital yang berukuran 8 x 8 pixel dengan derajat keabuan dari 0 sampai 15 (ada 16 buah derajat keabuan  16 level)

• Maka nilai histogramnya:

k n[k] 0 8 1 4 2 5 3 2 4 2 5 3 6 1 7 3 8 6 9 4 10 7 11 4 12 5 13 3 14 4 15 3 10

(11)

Histogram citra

• Berlaku untuk nilai gray level; • RGB  per plane warna

• Plotting dari persamaan:

– L: jumlah level

– pr(rk): probabilitas kemunculan level ke-k – nk: jumlah kemunculan level k pada citra – n: total jumlah pixel dalam citra

1 ,..., 1 , 0 ; 1 0 ; ) (   rkLn n r pr k k k 11

(12)

Contoh Menghitung Histogram

• misalkan matriks dibawah ini menyatakan citra digital yang berukuran 8 x 8 pixel dengan derajat keabuan dari 0 sampai 15 (ada 16 buah derajat keabuan  16 level) • n = 8x8 = 64. Maka: k nk Pr(rk) 0 8 0.125 1 4 0.0625 2 5 0.078125 3 2 0.03125 4 2 0.03125 5 3 0.046875 6 1 0.015625 7 3 0.046875 8 6 0.09375 9 4 0.0625 10 7 0.109375 11 4 0.0625 12 5 0.078125 13 3 0.046875 14 4 0.0625 15 3 0.046875 12

(13)

Histogram

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Histogram Histogram

(14)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Equalisasi Histogram

(15)

Equalisasi Histogram

• Tujuan: melakukan transformasi terhadap histogram citra asli sedemikian sehingga

didapat histogram citra hasil dengan distribusi lebih seragam (uniform) ≈ linearisasi

(16)

Bentuk diskrit fungsi transformasi

1

0

)

(

1

,...,

1

,

0

1

0

)

(

)

(

1 0 0

  

k k k k k j k j j r j k k

s

s

T

r

L

k

r

r

p

n

n

r

T

s

(17)

Contoh

Citra 64x64 pixel, 8 tingkat keabuan dgn distribusi: rk nk pr(rk)=nk/n r0=0 790 0,19 r1=1/7 1023 0,25 r2=2/7 850 0,21 r3=3/7 656 0,16 r4=4/7 329 0,08 r5=5/7 245 0,06 r6=6/7 122 0,03 r7=1 81 0,02 Histogram citra: 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0 1/7 2/7 3/7 4/7 5/7 6/7 1 gray level (rk) p ro b a b il it y ( pr (rk ))

(18)

Fungsi transformasi

00 . 1 ) ( ) ( 98 . 0 ) ( ) ( ; 95 . 0 ) ( ) ( 89 . 0 ) ( ) ( ; 81 . 0 ) ( ) ( 65 . 0 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 44 . 0 ) ( ) ( ) ( ) ( 19 . 0 ) ( ) ( ) ( 7 0 7 7 6 0 6 6 5 0 5 5 4 0 4 4 3 0 3 3 2 1 0 2 0 2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0                              

        j j r j j r j j r j j r j j r r r r j j r r r j j r r j j r r p r T s r p r T s r p r T s r p r T s r p r T s r p r p r p r p r T s r p r p r p r T s r p r p r T s

(19)

Fungsi transformasi: grafik

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 0 1/7 2/7 3/7 4/7 5/7 6/7 1 gray level (rk) tr a n s fo rm e d v a lu e ( sk )

(20)

Pembulatan

• s0 = 0.19  1/7 • s1 = 0.44  3/7 • s2 = 0.65  5/7 • s3 = 0.81  6/7  s4 = 0.89  6/7  s5 = 0.95  1  s6 = 0.98  1  s7 = 1.00  1

 8 tingkat keabuan valid  nilai sk dibulatkan ke nilai valid terdekat

(21)

Pemetaan

• Hanya ada 5 level keabuan pada uniform histogram

– r0 (790 pixel)  s0 = 1/7 – r1 (1023 pixel)  s1 = 3/7 – r2 (850 pixel)  s2 = 5/7

– r3 (656 pixel), r4 (329 pixel)  s3 = 6/7

(22)

Histogram dengan distribusi seragam

Karena histogram merupakan aproksimasi terhadap probability density function, sangat jarang didapat histogram hasil yang betul-betul rata

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0 1/7 2/7 3/7 4/7 5/7 6/7 1 gray level (sk) p ro b a b il it y ( ps (sk ))

(23)

Tabel Histogram secara Lengkap

Citra 64x64 pixel, 8 tingkat keabuan dgn distribusi:

K rk nk pr(rk)=nk/n Sk Sk x 7 Normal(Sk) 0 r0=0 790 0,19 0,19 1,33  1 s0=1/7 1 r1=1/7 1023 0,25 0,44 3,08  3 s1=3/7 2 r2=2/7 850 0,21 0,65 4,55  5 s2=5/7 3 r3=3/7 656 0,16 0,81 5,67  6 s3=6/7 4 r4=4/7 329 0,08 0,89 6,23  6 s4=6/7 5 r5=5/7 245 0,06 0,95 6,65  7 s5=7/7 6 r6=6/7 122 0,03 0,98 6,86  7 s6=7/7 7 r7=1 81 0,02 1,00 7 s7=1 23

(24)

Contoh Hasil Equalisasi Histogram

(25)

Contoh2 equalisasi histogram

(26)

Cara 2 Menghitung Equalisasi

Histogram

histogram untuk setiap level keabuan dinyatakan dengan 𝑛 𝑘 , 𝑘 = 0,1,2, … , 𝐿 − 1

L menyatakan jumlah level keabuan.

Akumulasi histogram untuk piksel yang memiliki level k dinyatakan dengan

𝑐 𝑘 = 𝑛[𝑖], 𝑘 = 0,1,2, … , 𝐿 − 1

𝑘

𝑖=0

Nilai level hasil equalisasi disimbolkan dengan a dengan rumus sebagai berikut:

𝑎 𝑘 = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑( 𝐿 − 1 𝑐 𝑘

(27)

Tabel Histogram secara Lengkap Cara 2

Citra 64x64 pixel, 8 tingkat keabuan dgn distribusi:

K n[k] c[k] a[k] Hasil cara 1

0 790 790 1 1 1 1023 1813 3 3 2 850 2663 5 5 3 656 3319 6 6 4 329 3648 6 6 5 245 3893 7 7 6 122 4015 7 7 7 81 4096 7 7 27

(28)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Equalisasi Histogram

(29)

Meningkatkan Kecerahan

• Operasi dasar yang sering dilakukan pada citra adalah peningkatan kecerahan (brightness). • Tujuan  membuat gambar menjadi lebih

(30)

Meningkatkan Kecerahan

• Peningkatan kecerahan dilakukan dengan cara menambahkan suatu konstanta terhadap nilai seluruh piksel

• Misalkan, f(y, x) menyatakan nilai piksel pada citra berskala keabuan pada koordinat (y, x). Maka,

citra baru

𝑔 𝑦, 𝑥 = 𝑓 𝑦, 𝑥 + 𝛽

• Dengan 𝛽 adalah nilai integer positif ataupun negatif

(31)

Contoh

I = imread('cameraman.tif'); R = I+60;

subplot(1,2,1);imshow(I); subplot(1,2,2);imshow(R);

(32)

Outline

• Operasi Piksel • Histogram Citra • Meningkatkan Kecerahan • Meregangkan Kontras • Equalisasi Histogram

(33)

Meregangkan Kontras

• Kontras dalam suatu citra menyatakan distribusi warna terang dan warna gelap.

• Suatu citra berskala keabuan dikatakan memiliki kontras rendah apabila distribusi warna

cenderung pada jangkauan aras keabuan yang sempit.

• Citra mempunyai kontras tinggi apabila jangkauan aras keabuan lebih terdistribusi secara melebar.

(34)

Meregangkan Kontras

𝑔 𝑦, 𝑥 = 𝛼 𝑓 𝑦, 𝑥

• Dengan 𝛼 adalah nilai integer positif ataupun negatif

• Positif  kontras naik, • negatif  kontras turun

(35)
(36)

Membalik citra

• gambar yang terekam pada film hasil kamera analog berkebalikan dengan foto saat dicetak  film negatif

• Citra ini biasa digunakan pada rekam medis; misalnya hasil fotografi rontgen

• Hubungan antara citra dan negatifnya untuk yang beraras keabuan dapat dinyatakan

dengan rumus:

(37)

Membalik citra

• Untuk citra 8bit:

• menunjukkan bahwa kalau f(y, x) bernilai 255, g(y, x) bernilai 0. Sebaliknya, kalau f(y, x) bernilai 0, g(y, x) bernilai 255. g(f) f 255 255 0

(38)

Contoh Hasil Membalik citra

(39)

Pemotongan Aras Keabuan

• Efek pemotongan (clipping) diperoleh bila dilakukan operasi seperti berikut: 𝑔 𝑦, 𝑥 = 0, 𝑥 ≤ 𝑓1 𝑓(𝑦, 𝑥), 𝑓1 < 𝑓 𝑦, 𝑥 < 𝑓2 255, 𝑥 ≥ 𝑓2

• Nilai g dinolkan atau dipotong habis untuk intensitas asli dari 0

hingga f1 karena dipandang tidak mengandung informasi atau objek menarik. Demikian pula untuk nilai intensitas dari f2 ke atas, yang mungkin hanya mengadung derau

(40)

Pemotongan Aras Keabuan

Contoh pemotongan aras keabuan dengan pola sangat tidak linear atau patah-patah

g f f1 255 0 f2 45o

(41)

Hasil Pemotongan Aras Keabuan

(42)

Tugas

• Hitunglah histogram dan ekualisasi histogram dari citra berukuran 4x4, 3 bit!

7 7 7 7

6 5 5 6

5 5 5 5

2 4 0 1

Jawaban ditulis tangan dan diatas kertas folio bergaris.

(43)

Referensi

• Kadir, Abdul dan Adhi Susanto. 2013. Teori

Dan Aplikasi Pengolahan Citra. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

• Slide Pengolahan Citra, Departement Teknik Informatika IT Telkom

Gambar

Tabel Histogram secara Lengkap
Tabel Histogram secara Lengkap Cara 2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengamankan pasukan Chad yang bertempur di Libya bersama pasukan Hefter maka Pemimpin militer Chad memobilisasi pasukannya dari sejumlah camp militer di Selatan

Daerah tersebut merupakan daerah sungai winongo yang dimana memiliki karegori sungai yang bertanggul, sehingga seharusnya sesuai dengan Peraturan Mentri Pekerjaan

Kayu hutan alam yang diproduksi dari pembukaan areal TK telah diangkut dari TPn (tempat penumpukan kayu sementara) ke TPK (Tempat Penumpukan Kayu) dengan menggunakan

Permukaan membran bagian atas lebih kasar dan terlihat adanya butiran- butiran halus yang menempel pada bagian atas membran yang berasal dari zeolit yang tidak dapat larut

Terdapat beberapa pertanyaan ketika penulis melihat pengaturan dalam pasal 154 UU Minerba, yaitu apakah pengaturan pasal ini berlaku baik untuk penanam modal dalam

Berdasarkan hasil analisis penelitian, diperoleh model serta algoritma heuristic yang mampu meminimasi total rasio permintaan yang tidak terpenuhi secara merata

buah pada bagian atas berbulu halus dengan warna coklat muda sedangkan pada bagian bawah terdapat pori-pori yang berwarna putih - Tidak memiliki tangkai tetapi

kejadian metrorrhagia antara lama penggunaan pil kontrasepsi kombinasi 3 bulan dengan lebih dari 3 bulan di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo, dimana angka