• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SUKOHARJO 1. Sejarah KPP Pratama Sukoharjo

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukoharjo merupakan Unit vertikal Direktorat Jendral Pajak setingkat ekselon III yang mempunyai tugas salah satu nya yaitu melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak dibidang perpajakan dalam wilayah wewenangnya sesuai undang undang yang berlaku.

Pada awalnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo yang merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten menempati gedung lama eks gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten yang berlokasi di Jalan Kopral Sayom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pemecahan tersebut didasarkan pada Peraturan Kementerian Republik Indonesia Nomor 55/PMK.01/2007 yang merupakan perubahan dari Peraturan Kementerian Republik Indonesia Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Berdasarkan ketentuan tersebut Kantor Pelayanan Pajak Klaten dipecah menjadi dua bagian yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah wajib pajak, saat ini KPP Pratama Sukoharjo telah memiliki gedung sendiri di wilayah Kabupaten Sukoharjo yang terletak di jalan Jaksa Agung R. Suprapto No. 7 Sukoharjo. Gedung baru ini mulai digunakan sejak 1 Maret 2013. Kedua Kantor Pelayanan Pajak Pratama ini menjadi bagian dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II yang juga baru dibentuk berdasarkan ketentuan yang sama.

(2)

2. Visi dan Misi KPP Pratama Sukoharjo a. Visi

Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo adalah: “Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Terbaik di Indonesia”. b. Misi

Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo adalah: “Menyelenggarakan Sistem Administrasi Perpajakan serta memberikan pelayanan, bantuan, dan tuntunan kepada Wajib Pajak di Wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri Dalam Rangka Menghimpun Penerimaan Pajak”

3. Tugas Pokok KPP Pratama Sukoharjo

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo merupakan unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak setingkat eselon III yang mempunyai tugas pokok yaitu: melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Fungsi KPP Pratama Sukoharjo

Fungsi dari Kantor Pajak Pratama Sukoharjo adalah sebagai berikut: a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan

potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. penetapan dan penerbitan prosedur hukum perpajakan;

c. pengadminitrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan, dan pengolahan surat pemberitahuan, serta surat lainnya;

(3)

d. penyuluhan perpajakan; e. pelayanan perpajakan;

f. pelaksanaan pendaftaran wajib pajak; g. pelaksanaan ekstensifikasi;

h. penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; i. pelaksanaan konsultasi perpajakan;

j. pembetulan ketetapan pajak; k. pelaksanaan adminitrasi kantor.

5. Wilayah Kerja KPP Pratama Sukoharjo

Wilayah kerja sebelum KPP Pratama Klaten terjadi pemecahan, wilayah kerja KPP Pratama Klaten terdiri atas tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Wonogiri. Setelah KPP Pratama Sukoharjo didirikan, wilayah kerja KPP Pratama Sukoharjo meliputi Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri, sedangkan Kabupaten Klaten tetap menjadi wilayah kerja KPP Pratama Klaten.

a. Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo terletak pada 110˚ 57’—110˚ 42’ Bujur Timur dan 7˚ 32’—7˚ 49’ Lintang Selatan dengan luas 466,66 km2.

Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1) sebelah utara : Kota Surakarta; Kabupaten Karangnyar 2) sebelah timur : Kabupaten Karanganyar

3) sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri; Kabupaten Gunung Kidul

(4)

Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terdiri atas 12 kecamatan dengan 167 desa/kelurahan. 12 kecamatan tersebut adalah : 1) Kecamatan Sukoharjo, 2) Kecamatan Grogol, 3) Kecamatan Kartosuro, 4) Kecamatan Mojolaban, 5) Kecamatan Nguter, 6) Kecamatan Bendosari, 7) Kecamatan Bulu, 8) Kecamatan Weru, 9) Kecamatan Polokarto, 10) Kecamatan Gatak, 11) Kecamatan Baki, dan 12) Kecamatan Tawangsari.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Sukoharjo

(5)

b. Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri berada pada posisi astronomis 110˚ 41' -- 111˚ 18' Bujur Timur serta 7˚ 32' - 8˚ 15' Lintang Selatan dengan luas wilayah 1.822,37 km². Kabupaten ini terletak di wilayah tenggara Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Wonogiri memiliki batas wilayah sebagai berikut : 1) sebelah utara : Kabupaten Sukoharjo; Kabupaten Karanganyar 2) sebelah timur : Kabupaten Karanganyar; Kabupaten Ponorogo 3) sebelah selatan : Kabupaten Pacitan;

4) sebelah barat : Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Klaten

Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 kecamatan dengan 251 desa dan 41 kelurahan. 25 kecamatan tersebut adalah:

1) Kecamatan Wonogiri, 2) Kecamatan Selogiri, 3) Kecamatan Baturetno, 4) Kecamatan Jatisrono, 5) Kecamatan Karang Tengah, 6) Kecamatan Girimarto, 7) Kecamatan Batuwarno, 8) Kecamatan Ngadirojo, 9) Kecamatan Wuryantoro, 10) Kecamatan Girimarto, 11) Kecamatan Puh Pelem, 12) Kecamatan Jatiroto, 13) Kecamatan Eromoko, 14) Kecamatan Purwantoro, 15) Kecamatan Tirtomoyo, 16) Kecamatan Bulukerto, 17) Kecamatan Slogohimo,

(6)

18) Kecamatan Jatipurno, 19) Kecamatan Nguntoronadi, 20) Kecamatan Kismantoro, 21) Kecamatan Sidoharjo, 22) Kecamatan Manyaran, 23) Kecamatan Pracimantoro, 24) Kecamatan Paranggupito, dan 25) Kecamatan Giritronto.

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri

Sumber : KPP Pratama Sukoharjo

6. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri

Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama. KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, konsultasi perpajakan

(7)

kepada masyarakat, pengamatan potensi perpajakan wilayah, dan pembuatan monografi pajak, serta membantu Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud diatas, KP2KP menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, sosialisasi, dan konsultasi perpajakan kepada masyarakat;

b. pengamatan potensi perpajakan dan pembuatan monografi pajak; c. pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; d. pelaksanaan dan edukasi Wajib Pajak Orang Pribadi baru;

e. bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak; f. pemberian pelayanan kepada masyarakat di bidang perpajakan

dalam rangka membantu Kantor Pelayanan Pajak Pratama; g. pelaksanaan administrasi kantor.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo dibantu oleh Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri di Kabupaten Wonogiri. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri berlokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No. 6 Wonogiri. KP2KP Wonogiri merupakan salah satu bentuk dari pelayanan KPP Sukoharjo terhadap Wajib Pajak sebagai sarana untuk mempermudah perolehan informasi perpajakan, sehingga Wajib Pajak wilayah Wonogiri tidak perlu jauh datang ke KPP Pratama Sukoharjo untuk mendapatkan pelayanan perpajakan.

7. Jenis Usaha dalam Wilayah Kerja

Secara umum, wilayah kerja KPP Pratama Sukoharjo merupakan wilayah agraris, akan tetapi beberapa tahun terakhir di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat beberapa industri besar dan industri perumahan atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

(8)

Bidang perindustrian dan perdagangan merupakan andalan pembangunan ekonomi. Kedua bidang tersebut ditetapkan sebagai bidang prioritas pembangunan daerah. Di wilayah Kabupaten Sukoharjo terdapat industri di bidang farmasi dan industri tekstil bertaraf internasional yang memiliki peranan cukup besar dalam penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

Dari dua belas kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Kartasura dan Grogol mengalami kemajuan lebih pesat dibanding kecamatan lain. Kemajuan ini terlihat dari sektor perdagangan dan properti yang tentunya juga dapat memberi kontribusi terhadap penerimaan pajak di wilayah Sukoharjo.

Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa komoditi yang menjadi komoditi unggulan. Komoditi unggulan tersebut berasal dari sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan jasa. Di wilayah Kabupaten Wonogiri terdapat pusat perikanan di Waduk Gajah Mungkur yang diharapkan dapat diandalkan peranannya dalam penerimaan pajak. Di Kabupaten Wonogiri terdapat juga beberapa industri jamu, industri farmasi dan sektor jasa angkutan darat yang sangat berpotensi dalam peningkatan penerimaan pajak.

8. Struktur Organisasi

Struktur organisasi, uraian tugas, dan tanggung jawab di Kantor Pelayanan Pajak Pratama telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

KPP Pratama Sukoharjo dalam pelaksanaan fungsinya memiliki Struktur Organisasi dan deskripsi jabatan sebagai berikut :

(9)

Gambar 1.1 StrukturOrganisasi KPP PratamaSukoharjo KelompokPejabatFungsional Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana AR Juru Sita AR AR AR KepalaSeksiPe meriksaan KepalaSeksi Penagihan KepalaSeksi Pelayanan KepalaSeksi PDI KepalaSeksi Waskon IV KepalaSeksi Ekstensifikasi KepalaSeksi Waskon I KepalaSeksi Waskon III KepalaSeksi waskon II Kepala Kantor Sub BagianUmum

(10)

Deskripsi jabatan KPP Pratama Sukoharjo:

a. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal

Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga, pemantauan pengendalian internal, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan

e-Filling, serta penyiapan laporan kinerja.

c. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan bertugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, pelaksanaan ekstensifikasi, serta pelaksanaan kerjasama perpajakan.

d. Seksi Penagihan.

Seksi penagihan bertugas melakukan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, pengusulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

(11)

e. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

f. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan

Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, dan penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi, Penyuluhan, pengawasan terhadap Wajib Pajak baru, dan melakukan edukasi dan pembinaan terhadap Wajib Pajak baru, pengawasan terhadap penerimaan atas PPN Kegiatan Membangun Sendiri (PPN KMS).

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Pada PMK -79/PMK.01/2015 tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak membuat pemisahan pada posisi Account Representative sehingga Account Representative terdiri dari:

1) Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan Konsultasi Wajib Pajak, yang berada di Seksi Waskon I

Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak mempunyai tugas:

a) melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak; b) melakukan proses penyelesaian usulan pembetulan ketetapan

pajak;

c) melakukan bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak; dan

d) melakukan proses penyelesaian usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

(12)

2) Account Representative yang menjalankan fungsi Pengawasan dan Penggalian potensi Wajib Pajak, yang berada di Seksi Waskon II, Waskon III dan Waskon IV. Account Representative tersebut mempunyai tugas:

a) melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

b) menyusun profil Wajib Pajak; c) analisis kinerja Wajib Pajak; dan

d) rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.

h. Kelompok Fungsional Pemeriksa.

Kelompok Fungsional Pemeriksa bertugas dalam melaksanakan pemeriksaan, yang meliputi pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan sederhana.

9. Kegiatan Pegawai KPP Pratama Sukoharjo

Dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo melaksanakan beberapa kegiatan internal maupun eksternal kantor.

a. Kegiatan Internal kantor dalam rangka Internalisasi Corporate

Value, antara lain:

1) EK atau Exchange of Knowledge

EK merupakan program yang dilaksanakan diseluruh Kantor Pelayanan Pajak Jawa Tengah II. Dalam kegiatan ini, antar pegawai melakukan pertukaran pengetahuan, baik yang sifatnya umum maupun pengetahuan dibidang perpajakan. 2) IHT (In House Training)

Kegiatan ini merupakan kepatuhan internal yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan pegawai khususnya pada softskill

(13)

sehingga meningkatkan kualitas dan profesionalisme pegawai dalam melaksanakan tugasnya

3) DJP Bugar

DJP bugar adalah Kegiatan Olahraga bersama rutin di KPP Pratama Sukoharjo. Dengan diadakan kegiatan ini diharapkan kesehatan dan kebugaran pegawai KPP Pratama Sukoharjo selalu terjaga sehingga dapat memberikan pelayanan prima. 4) SABAR (Sarapan Bareng keluarga Besar karyawan karyawati

KPP Pratama Sukoharjo)

Kegiatan sarapan bersama ini diikuti oleh Kepala kantor, Kepala Seksi, pegawai, pegawai magang, mahasiswa/siswa PKL hingga petugas cleaning service dan satpam. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala Kantor, doa, dan dilanjutkan dengan sarapan bersama. Kegiatan ini diadakan setiap bulannya dengan tujuan mempererat tali kekeluargaan dan kekompakan dilingkungan KPP Pratama Sukoharjo. 5) Jum’at Bersih

Kegiatan kerjabakti membersihkan lingkungan kerja KPP Pratama Sukoharjo yang dilaksanakan semua pegawai setiap bulan. Kegiatan ini bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, bersih dan nyaman.

6) Siraman Rohani

Siraman Rohani adalah kegiatan wajib rutin dilaksanakan di KPP Pratama Sukoharjo sebagai pegabdi masyarakat. Sebelum melaksanakan tugasnya setiap pagi seluruh pegawai KPP Pratama Sukoharjo mengawali dengan doa bersama. Kegiatan siraman rohani lainya yaitu sholat berjamaah bagi pegawai setiap sholat dzuhur dan ashar dan juga setiap hari kamis dan jum’at dilaksanakan kultum dengan mengundang ustad, dan juga ada kegiatan untuk nasrani setiap bulannya.

(14)

b. Kegiatan Eksternal kantor dalam rangka Corporate Social

Responsibility, antara lain :

1) Bakti sosial ke panti Asuhan

KPP Pratama Sukoharjo melakukan kegiatan ini pada tanggal 24 Juli 2013 dalam rangka kepedulian sosial.

2) Kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan Perpajakan

Dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus mensosialisasikan pentingnya membayar pajak, tatacara membayar pajak, serta mensosialisasikan peraturan terbaru perpajakan. Kegiatan ini rutin diadakan baik melalui penyuluhan kantor penyuluhan lapangan, maupun talkshow pada radio dan televisi lokal.

3) Tax Goes to School

Tax Goes to School merupakan program kerja KPP Pratama

Sukoharjo untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pengetahuan tentang perpajakan ke sekolah sekolah di wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri.

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam pelaksanaan sistem pelaporan SPT Tahunan melalui e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo.

Pelaporan SPT Tahunan melalui e-Filling merupakan inovasi dari Direktorat Jendral Pajak untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakan secara online dan realtime pada website DJP online (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi khususnya bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang menggunakan formulir 1770 S dan 1770 SS. Pelaporan SPT melalui

e-filling bisa dilakukan dalam waktu 24 jam tanpa harus mengantri di

Kantor Pelayanan Pajak. E-Filling mulai berlaku pada tahun 2013 berdasarkan peraturan Direktorat jendral Pajak Nomor Per-26/PJ/2012

(15)

tentang Tatacara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Sistem e-Filling ini menawarkan banyak kemudahan, akan tetapi dalam praktiknya masih terdapat banyak masalah yang dihadapi baik dari kantor pajak maupun dari wajib pajak yang menggunakan sistem ini.

Penulis melakukan penelitian dengan melakukan wawancara ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo. Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Sukoharjo terhadap pemanfaatan sistem e- Filling menghasilkan data sebagai berikut:

a. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelaporan SPT Tahunan melalui e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo

1) Jaringan internet dan kelistrikan

Jaringan Internet dan kelistrikan sangat mempengaruhi proses pelayanan e-Filling. Jaringan internet yang sering trouble ketika banyak pengguna yang mengakses internet yang berakibat pada proses e-Filling yang lama. Pemadaman listrik di jam kerja kantor juga menjadi masalah dalam pelayanan

e-Filling.

2) Petugas yang menangani e-Filling sedikit

Kurangnya petugas yang melayani e-Filling mengakibatkan proses e-Filling menjadi lama karena harus ada pembagian tugas, ada petugas yang mengaktifasi E-FIN dan memandu pelaporan e-Filling bagi wajib pajak.

3) Faktor SDM Wajib Pajak

Masih terdapat wajib pajak yang bingung tentang pelaporan secara e-Filling walaupun sudah mendapat panduan dari petugas KPP, yang mengakibatkan wajib pajak takut untuk melaporkan pajak secara e-Filling dan lebih memilih untuk melaporkan secara manual.

(16)

4) Keterbatasan Sosialisasi

Salah satu cara sosialisasi yang dilakukan KPP Pratama Sukoharjo yaitu dengan mengundang perwakilan dari instansi instansi pemerintah dan swata. Kurangnya partisipasi dari perwakilan tersebut mengakibatkan sosialisasi kurang efektif.

b. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pelaporan SPT Tahunan melalui e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo, yaitu:

1) Memberikan masukan kepada kantor pusat untuk menambah kecepatan internet (bandwidth) dan menggunakan intranet kantor (intranet) ketika jaringan internet lambat serta menyediakan genset untuk mengantisipasi gangguan listrik. 2) Untuk bisa meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak yang

melakukan proses e-Filling, KPP Pratama Sukoharjo melakukan penambahan petugas khusus e-Filling, baik penambahan petugas yang menerima permohonan dan aktivasi E-FIN (Elektronic Filling Identification Number) serta memberikan fasilitas berupa sarana dan pemanduan pelaporan SPT melalui e-Filling bagi wajib pajak yang datang ke KPP. 3) Meningkatkan sosialisasi secara langsung dan tidak langsung.

Sosialisasi secara langsung contohnya berkunjung ke instansi pemerintah atau swasta untuk memberikan sosialisasi pemanfaatan serta tatacara e-Filling. Sosialisasi secara tidak langsung contohnya membuat banner, spanduk, brosur, iklan di radio serta televisi lokal.

4) Mengoptimalkan layanan dalam permohonan E-FIN

(Elektronic Filling Identification Number) secara kolektif bagi instansi instansi pemerintah dan swasta, sehingga terlihat efektif karena hanya perwakilan instansi yang mengurusi.

(17)

E-FIN merupakan salah satu syarat melaporkan SPT melalui

e-Filling.

2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan setelah menggunakan e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo.

E-Filling mulai diberlakukan penggunaanya pada tahun 2013.

Penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh pemanfaatan sistem

e-Filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP)

dalam melaporkan SPT tahunan pajak penghasilannya di KPP Pratama Sukoharjo.

Penulis telah melakukan penelitian di KPP Pratama Sukoharjo, dan memperoleh hasil berupa data dari seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan secara manual dan e-Filling

Tahun

Pelaporan SPT Tahunan

Manual Presentase e-Filling Presentase Total (100%) 2013 48.465 82,07 % 10.587 17,93% 59.052

2014 33.811 63,19% 19.695 36,81% 53.506

2015 12.764 21,76% 45.868 78,24% 58.632

Sumber : Seksi PDI, KPP Pratama Sukoharjo

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang melaporkan SPT Tahunan Penghasilan selama tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 jumlah WP OP yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan yaitu sebanyak 59.052 Wajib Pajak, terdiri dari 48.465 wajib pajak atau 82,07 % melapor secara manual dan 10.587 wajib pajak atau 17,93 % melapor secara e-Filling. Pada tahun 2014 mengalami penurunan, jumlah WP OP yang melaporkan SPT Tahunan pajak penghasilan yaitu sebanyak

(18)

53.506 Wajib Pajak, terdiri dari 33.811 wajib pajak atau 63,19% melapor secara manual dan 19.695 wajib pajak atau 36,81% melapor secara e-Filling. Kemudian pada tahun 2015, jumlah WP OP yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan yaitu sebanyak 58.632 Wajib Pajak, yang terdiri dari 12.764 wajib pajak atau 21,76% melapor secara manual dan 45.868 wajib pajak atau 78,24% melapor melalui

e-Filling.

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan secara

e-Filling terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan selama tiga

tahun terakhir. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan e-Filling pada tahun 2013-2015 mengalami kenaikan sebanyak 35.281 wajib pajak. Sementara Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan secara manual mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Kenaikan penggunaan e-Filling oleh Wajib Pajak Orang Pribadi disebabkan karena sosialisasi serta pelayanan yang semakin baik dari tahun ke tahun oleh Kantor Pelayanan Pajak sehingga wajib pajak tertarik memanfaatkan e-Filling dalam melaporkan pajaknya.

Kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan yaitu mengukur jumlah wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di bandingkan dengan jumlah wajib pajak terdaftar wajib SPT Tahunan dalam satu periode tertentu.

Rumus penghitungan tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Penghasilan orang pribadi yaitu :

(19)

Tabel 3.2 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Tahun Pajak WP Terdaftar Wajib SPT Tahunan Pelapor SPT Tahunan Target kepatuhan Tingkat Kepatuhan 2013 107.162 84.793 59.052 72,50% 69,64% 2014 119.882 92.343 53.506 72,50% 57,94% 2015 133.158 104.371 58.632 75,00% 56,17%

Sumber : Seksi PDI, KPP Pratama Sukoharjo, diolah

Berdasarkan tabel 3.2, dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang terdaftar di KPP Pratama Sukoharjo selama tiga tahun terakhir yaitu pada tahun pajak 2013 sampai tahun 2015 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sebanyak 107.162 wajib pajak terdaftar dengan jumlah wajib SPT tahunan sebanyak 84.793 wajib pajak. Terjadi peningkatan pada tahun pajak 2014 sebesar 12.720 wajib pajak dari tahun 2013, menjadi 119.882 wajib pajak terdaftar dengan jumlah wajib SPT sebanyak 92.343 wajib pajak. Pada tahun pajak 2015 kembali terjadi peningkatan sebanyak 13.276 dari tahun 2014, sehingga jumlah wajib pajak terdaftar tahun 2015 menjadi 133.158 dengan jumlah wajib SPT sebanyak 104.371.

Pada tahun pajak 2013, jumlah Wajib SPT Tahunan sebanyak 84.793, total SPT pajak penghasilan yang dilaporkan sebanyak 59.052, sehingga dapat di ketahui bahwa tingkat kepatuhannya yaitu sebesar 69,64 %. Tingkat kepatuhan sebesar 69,64 % belum melampaui target sebesar 72,50 %, dengan tingkat capaian terhadap target sebesar 96,05 %.

Pada tahun pajak 2014, jumlah Wajib SPT Tahunan sebanyak 92.343, total SPT pajak penghasilan yang dilaporkan sebanyak 53.506, sehingga dapat di ketahui bahwa tingkat kepatuhan tahun 2014 yaitu sebesar 57,94 %. Tingkat kepatuhan sebesar 57,94 % belum melampaui

(20)

target sebesar 72,50 %, dengan tingkat capaian terhadap target sebesar 79,92 %.

Pada tahun pajak 2015, jumlah Wajib SPT Tahunan sebanyak 104.371, total SPT pajak penghasilan yang dilaporkan sebanyak 58.632, sehingga dapat di ketahui bahwa tingkat kepatuhan tahun 2015 yaitu sebesar 56,17 %. Tingkat kepatuhan sebesar 56,17 % belum melampaui target yang mengalami kenaikan yaitu sebesar 75,00 %, dengan tingkat capaian terhadap target sebesar 74,89 %.

Secara keseluruhan, pemanfaatan e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo dari tahun 2013-2015 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu mengalami kenaikan sebanyak 35.281 wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan melalui e-Filling. Akan tetapi, apabila dilihat dari tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun pajak 2013-2015 di KPP Pratama Sukoharjo mengalami penurunan dan masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Tahun 2013 tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebesar 69,64 %, tahun 2014 mengalami penurunan dengan tingkat kepatuhan 57,94 % dan pada tahun 2015 tingkat kepatuhannya menjadi 56,17 %. Rata rata penurunan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi adalah sebesar 13,47 %. Penurunan ini disebabkan terjadi penambahan jumlah Wajib SPT setiap tahunnya, akan tetapi masih terdapat wajib pajak yang belum melaporkan kewajiban perpajakannya.

C. TEMUAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penyampaian SPT Tahunan Penghasilan di KPP Pratama Sukoharjo, Kelebihan dan kelemahan yang ditemukan antara lain :

(21)

Kelebihan :

1. Upaya KPP pratama Sukoharjo dalam meningkatkan sosialisasi tentang pemanfaatan e-Filling berjalan dengan baik karena terjadi peningkatan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan melalui

e-Filling yang cukup signifikan selama tiga tahun terakhir.

2. Fasilitas sarana dan pemanduan e-Filling untuk wajib pajak orang pribadi yang melaporkan e-Filling di KPP Pratama Sukoharjo cukup menarik perhatian wajib pajak yang masih mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem ini.

3. Penyediaan layanan aktivasi E-FIN (Elektronic Filling Identification

Number) secara kolektif cukup efektif bagi wajib pajak maupun

kantor pajak sendiri. Bagi wajib pajak yang bekerja pada sebuah instansi swasta atau pemerintah bisa mengajukan E-FIN secara koletif dengan menunjuk perwakilan instansi untuk mengurusi

E-FIN pegawai instansi tersebut. Bagi KPP, E-E-FIN kolektif membantu

mengurangi antrian wajib pajak di lokasi Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) serta bisa mengoptimalkan pelayanan bagi wajib pajak.

Kelemahan :

1. Sosialisasi mengenai prosedur e-Filling perlu diperjelas, karena masih banyak wajib pajak yang kesulitan dalam memahami prosedur e- filling yang membuat wajib pajak sering datang ke kantor untuk meminta penjelasan.

2. Terkadang ada perbedaan penjelasan dari beberapa pegawai ketika ada pertanyaan dari wajib pajak, sehingga membuat wajib pajak bingung. 3. Meskipun terjadi peningkatan wajib pajak yang memanfaatkan fasilitas

e-Filling, akan tetapi selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan

tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan pajak penghasilan dan belum bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

(22)

55

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan data yang telah penulis jabarkan tentang evaluasi pemanfaatan e-Filling dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun pajak 2013-2015 di KPP Pratama Sukoharjo, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Upaya yang dilakukan KPP Pratama Sukoharjo dalam mengatasi permasalahan dalam memanfaatkan sistem pelaporan melalui e-filling terus di optimalkan, dengan cara melakukan sosialisasi pemanfaatan e-Filling baik sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung dan berbagai fasilitas seperti penambahan jumlah petugas e-filling, penyediaan sarana, serta pemanduan pelaporan oleh petugas bagi wajib pajak yang masih mengalami kesulitan menggunakan e-filling. Sosialisasi serta fasilitas yang disediakan berjalan dengan cukup baik, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah wajib pajak yang memanfaatkan sistem

e-filling.

2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun pajak 2013-2015 belum mencapai target yang telah ditetapkan dan mengalami penurunan yaitu sekitar 13,47 %, akan tetapi pemanfaatan sistem e-Filling dalam melaporkan SPT tahunan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Sukoharjo pada tahun pajak 2013-2015 berjalan baik, di buktikan dengan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dengan peningkatan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT melalui e-Filling tahun pajak 2013-2015 yaitu sebanyak 35.281 wajib pajak. B. REKOMENDASI

Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-Filling serta dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan SPT tahunan Pajak penghasilan, maka penulis memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, yaitu sebagai berikut:

(23)

56

1. Berkaitan dengan permasalahan KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan sistem e-Filling, penulis memberikan rekomendasi yaitu:

a. KPP Pratama Sukoharjo diharapkan dapat mempertahankan serta meningkatkan sosialisasi serta pelayanan kepada wajib pajak orang pribadi khususnya dalam pemanfaatan sistem e-Filling yang merupakan inovasi dari Direktorat Jendral Pajak dalam memudahkan wajib pajak melaporkan SPT Tahunannya serta memudahkan pegawai pajak dalam melakukan administrasi data perpajakan.

b. KPP Pratama Sukoharjo lebih sering mengadakan kegiatan rutin bagi pegawai yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan perpajakan serta profesionalitas dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Pelayanan yang optimal akan meningkatkan kepercayaan wajib pajak kepada para pegawai sehingga berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak.

2. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang menurun disebabkan salah satunya karena wajib pajak masih ada yang belum melaporkan kewajiban pajaknya dan kesadaran wajib pajak mulai menurun. Upaya untuk menaikkan tingkat kepatuhan wajib pajak yaitu dengan meningkatkan kesadaran wajib pajak. Wajib pajak akan sadar pentingnya membayar pajak apabila wajib pajak mengetahui untuk apa dana pajak dipergunakan, maka dari itu petugas pajak diharapkan dapat mengoptimalkan sosialisasi dan penyuluhan perpajakan dengan memberikan pengertian kepada masyarakat serta merubah paradigma negatif sebagian masyarakat tentang dana pajak.

(24)

Gambar

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri
Gambar 1.1  StrukturOrganisasi KPP PratamaSukoharjo KelompokPejabatFungsional Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sidoarjo Selatan merupakan unit Kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib

64 www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/p6qks5377.. Apabila melakukan pengajuan maka nominal yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah kelompok. Selain itu pembiayaan qard{

3 10.. Berdasarkan data hasil pengamatan observer di atas, aktivitas belajar siswa pada materi PKN Menghargai dan manaati keputusan bersama, pada siklus I pertemuan

Mengingat SMS saat ini tengah menjadi saluran beriklan yang sangat penting, maka perusahaan maupun operator telepon seluler membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang

Penentuan lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada Wajib Pajak.Kantor Pelayanan

Provinsi Bali memiliki delapan Kantor Pelayanan Pajak (KPP), dimana salah satunya yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara yang merupakan lokasi

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pasutri yang berperan serta dalam pemilihan metode kontrasepsi lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak berperan serta yang

Didasari oleh pengalaman yang panjang dalam membawa beragam pribadi maupun keluarga pada persekutuan yang erat bersama Allah di dalam Yesus Kristus melalui perenungan