• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Melalui Model Family Care Unit (FCU) Di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Melalui Model Family Care Unit (FCU) Di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM KELUARGA HARAPAN TERHADAP

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN SEI AGUL

KECAMATAN MEDAN BARAT KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

D

I

S

U

S

U

N

Oleh

M RAJA METAR NASUTION

100902034

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAK

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang teah ditetapkan sebagai peserta PKH. Agar memperoleh bantuan, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat. Jenis penelitian ini adalah eksplanasi yaitu untuk menguji apakah suatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya. Untuk menguji pengaruh tersebut, penulis menggunakan analisis data kuantitaif dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product Moment dan Koefisien Determinasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat dengan menggunakan sampel masyarakat peserta/penerima manfaat PKH yaitu sebanyak 70 orang.

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) mempunyai hubungan yang kuat dengan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat. Ini dikarenakan Program Keluarga Harapan (PKH) dapat meringankan biaya sekolah anak dan biaya kesehatan ibu hamil dan balita sehingga keluarga miskin dapat menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang lain. Selain itu, pendamping PKH juga mempunyai peran penting dengan terciptanya hubungan yang kuat antara PKH dengan RTSM di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat.

(3)

ABSTRACT

Family Hope Program ( PKH ) is a program that provides conditional cash assistance to very poor households ( RTSM ) which is defined as a participant PKH Yeah . In order to obtain help, CCT participants are required to meet the requirements and commitments related to improving the quality of human resources ( HR) , namely education and health .

This study aims to determine the extent of the effect Family Hope Program ( PKH ) to the socio-economic communities in the Village West district of Medan agul Sei . This research is an explanation that is to test whether a variable is associated or not with other variables . To test the effect, the authors use quantitative data analysis with test methods Product Moment Correlation Coefficient and Coefficient of Determination . The research was conducted in the Village West district of Medan Sei agul using community sample of participants / beneficiaries of CCT as many as 70 people .

Based on data analysis that has been done can be seen that the effect Family Hope Program ( PKH ) has a strong relationship with the socio-economic communities in the Village West district of Medan agul Sei . This is because the Family Hope Program ( PKH ) can offset the cost of school fees and the cost of health of pregnant women and infants so that poor families can set aside its revenue for other purposes . In addition , the companion CCT also has an important role in the creation of a strong relationship between CCT with Sei agul RTSM in the Village West district of Medan .

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya. Selanjutnya shalawat beriringkan salam kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai penuntun ummat ke jalan Kebenaran.

Penulis dapat menyelesaikan penyususan Skripsi ini yang berjudul “ Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Melalui Model Family Care Unit (FCU) Di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki. Oleh sebab itu penulis mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga Skiripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini , dengan hati ikhlas penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Baharuddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Bapak Drs. Bengkel Ginting MSi, selaku dosen pembimbing saya yang selalu mau meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

5. KakZuraida selaku pegawai di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang memberi dorongan dan kemudahan dalam mengurus administrasi penelitian.

6. Ibu Juwita S.Sos, selaku pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Joko Susilo, sebagai Kepala Desa Sambirejo Timur yang telah membantu mempermudah urusan peneliti selama melakukan penelitian di Desa tersebut.

8. Bapak April Yarmin Selaku Koordinator FCU, bg Erick selaku Serkertaris FCU yang telah banyak membantu mempermudah segala macam urusan selama melakukan penelitian.

(6)

10.Terimah Kasih juga tidak lupa saya ucapkan Kepada Abang saya Muda Pordomuan Siregar, Kakak saya Dian Novita Siregar Dan Kedua Keponakan saya tercinta Raisa Alikha Siregar dan Kevin Syahdana Daulay yang telah Memberikan Semangat Kepada saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

11.Terima kasih yang spesial penulis sampaikan kepada sahabat Kepompong “ M Raja Metar Nst alias Memet , Irsan alias Ican, Surya alias Uya , Ismail Naibaho alias Mael , Raisa Karina Nasution alias Icung , Eni Syafrida Nasution alias Mak Enot , Tania Willy Sara alias Ucok, Riza Pahlevi alias Rojak”. yang telah menemani hari-hari penulis selama mengikuti pendidikan sampe saat ini.

12.Terimah Kasih Juga buat sahabat SMA saya yang sudah bertahun-tahun menjalin persahabatan dengan penulis, terkhususnya untuk Shobrina, M. Arifin, Jimy Evans, Slamet Sinaga, Syahleni Fitri, Ervan, Giovani, Febri Anwar Lubis, Dicky Asri terimah kasih untuk semua kebaikan-kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis. Berharap persahabatan kita tetap terjalin hingga kita tua nanti.

13.Terima kasih juga buat sahabat saya dari kecilYunanda Kesuma Putra Lubis, Yudhistira Pratama, Alm. Sutan Doli Pulungan yang sudah banyak membantu memberikan masukan dan juga dorongan selama proses perkuliahan penulis.

14.Seluruh Teman-teman PKL I, kak Uswatun Hutabarat (kak waa), Ogik, Umay, bg Anip yang telah banyak memberikan dorongan dan masukan selama masa perkuliahan penulis.

(7)

16.Kepada semua pihak yang tidak tersebutkan namanya terima kasih atas bantuan dan dukungan.

Penulis menyadari hasil penelitian ini belum sesuai dengan yang diharapakan dan masih jauh dari kesempurnaan mengingat pengetahuan, waktu dan kemampuan yang dimiliki. Dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritikan yang dapat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014

(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Perumusan Masalah……… 10

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……… 10

1.4 Sistematika Penulisan……… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 12

2.1 Pengaruh………... 12

2.1.1 Pengertian Pengaruh………. 12

2.2 Program……….. 12

2.2.1 Pengertian Program………... 12

2.3 Keluarga………..……… 14

2.3.1 Pengertian Keluarga………..………. 14

2.3.2 Bentuk-Bentuk Keluarga……… 14

2.3.3 Fungsi Keluarga……….. 16

2.4 Program Keluarga Harapan (PKH)………. 18

2.4.1 Pengertian PKH……..……… 18

2.4.2 Tujuan PKH……… 19

2.4.3 Sasaran Penerima PKH……… 20

2.4.4 Ketentuan Bantuan PKH………. 21

2.4.4.1 Ketentuan Penerima Bantuan……….. 21

2.4.4.2 Kewajiban Penerima PKH……….. 22

2.4.4.2.1 Berkaitan Dengan Kesehatan………… 22

2.4.4.2.2 Berkaitan Dengan Pendidikan………… 23

(9)

2.4.4.2.4 Besaran Bantuan……… 24

2.4.5 Pengorganisasian……… 25

2.5 Sosial Ekonomi….………. 28

2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi……… 28

2.5.1.1 Sosial Ekonomi Menurut Ilmu Sosiologi……….. 30

2.6 Masyarakat………..……….. 31

2.6.1 Pengertian Masyarakat………..……….. 31

2.7 Kerangka Pemiikiran……… 33

2.8 Hipotesis……….. 37

2.9 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional………. 38

2.9.1 Defenisi Konsep……….. 38

2.9.2 Defenisi Operasional……… 39

BAB III METODE PENELITIAN………. 41

3.1 Tipe Penelitian………. 41

3.2 Lokasi penelitian………. 41

3.3 Populasi dan Sampel……… 42

3.3.1 Populasi………..…… 42

3.3.2 Sampel………. 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 43

3.5 Teknik Analisis Data……… 44

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……… 45

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Sei Agul……… 45

4.1.1 Sejarah Singkat Kelurahan Sei Agul……….. 45

4.2 Profil Kelurahan Sei Agul……….. 46

(10)

4.4 Kedudukan, Tugas dan Fungsi……… 47

4.5 Keadaan Penduduk………. 48

4.5.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……… 48

4.5.2 Penduduk Berdasarkan Agama……… 49

4.5.3 Penduduk Berdasarkan Pendidikan……… 49

4.5.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………. 51

4.6 Sarana dan Prasarana………. 51

4.6.1 Sarana Pendidikan………. 52

4.6.2 Sarana Kesehatan………... 52

4.6.3 Saarana Ibadah……….. 54

4.6.4 Prasarana Olah Raga……….. 55

4.7 Pemerintahan Kelurahan Sei Agul………. 55

BAB V ANALISIS DATA……… 58

5.1 Karakteristik Responden……… 58

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………… 58

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur………. 59

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama………... 60

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa………….. 61

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan……… 62

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…… 63

5.2 Teknik Analisis Jawaban Responden……….. 63

5.2.1 Tabulasi Jawaban Responden untuk variabel bebas (x)……….. 64

5.2.2 Tabulasi Jawaban Responden untuk variabel terikat (y)………. 77

BAB VI PENUTUP………. 91

A. Kesimpulan……… 91

(11)

ABSTRAK

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang teah ditetapkan sebagai peserta PKH. Agar memperoleh bantuan, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat. Jenis penelitian ini adalah eksplanasi yaitu untuk menguji apakah suatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya. Untuk menguji pengaruh tersebut, penulis menggunakan analisis data kuantitaif dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product Moment dan Koefisien Determinasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat dengan menggunakan sampel masyarakat peserta/penerima manfaat PKH yaitu sebanyak 70 orang.

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) mempunyai hubungan yang kuat dengan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat. Ini dikarenakan Program Keluarga Harapan (PKH) dapat meringankan biaya sekolah anak dan biaya kesehatan ibu hamil dan balita sehingga keluarga miskin dapat menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang lain. Selain itu, pendamping PKH juga mempunyai peran penting dengan terciptanya hubungan yang kuat antara PKH dengan RTSM di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat.

(12)

ABSTRACT

Family Hope Program ( PKH ) is a program that provides conditional cash assistance to very poor households ( RTSM ) which is defined as a participant PKH Yeah . In order to obtain help, CCT participants are required to meet the requirements and commitments related to improving the quality of human resources ( HR) , namely education and health .

This study aims to determine the extent of the effect Family Hope Program ( PKH ) to the socio-economic communities in the Village West district of Medan agul Sei . This research is an explanation that is to test whether a variable is associated or not with other variables . To test the effect, the authors use quantitative data analysis with test methods Product Moment Correlation Coefficient and Coefficient of Determination . The research was conducted in the Village West district of Medan Sei agul using community sample of participants / beneficiaries of CCT as many as 70 people .

Based on data analysis that has been done can be seen that the effect Family Hope Program ( PKH ) has a strong relationship with the socio-economic communities in the Village West district of Medan agul Sei . This is because the Family Hope Program ( PKH ) can offset the cost of school fees and the cost of health of pregnant women and infants so that poor families can set aside its revenue for other purposes . In addition , the companion CCT also has an important role in the creation of a strong relationship between CCT with Sei agul RTSM in the Village West district of Medan .

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan sudah menjadi masalah global yang dialami oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya berada di negara-negara berkembang dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju. Masalah kemiskinan menjadi masalah yang sangat rumit sehingga suatu negara tidak dapat memiliki kemampuan untuk menghapus kemiskinan secara sendirian.

Kemiskinan identik dengan suatu penyakit. Oleh karena itu, langkah pertama penanggulangan masalah kemiskinan adalah memahami kemiskinan sebagai suatu masalah. Untuk memahami masalah kemiskinan, perlu dipandang dari dua aspek, yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebagai suatu proses. Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya (Matias Siagian, 2012 : 2).

(14)

Kemiskinan merupakan salah satu masalah klasik yang selalu dihadapi oleh manusia karena melibatkan seluaruh aspek kehidupan manusia. Masalah kemiskinan meskipun sebagai suatu yang sangat dihindari oleh masyarakat, akan tetapi dalam kenyataannya selalu saja kemiskinan itu menampakkan diri di kebanyakan tempat, baik perkotaan maupun di perdesaan (Soejadi dalam Soetrisno, 2001).

Masalah kemiskinan yang ada di Indonesia menurut Suharto, merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus. Bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah saat ini, tetapi karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi bangsa Indonesia. Hal ini juga dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, sehingga tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh di bawah angka kesejahteraan negara- negara maju (Suharto, 2009: 131).

Kemiskinan sederhananya digambarkan dengan kondisi seseorang atau sekelompok orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti, sandang, pangan dan papan. Kurangnya pendapatan yang diterima mengakibatkan seseorang atau sekelompok orang memiliki kualitas hidup yang rendah. Hal ini disebabkan tidak memiliki biaya untuk mengakses layanan-layanan untuk meningkatkan taraf hidupnya.Kemiskinan membatasi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pekerjaan yang memadai dan akses kesehatan yang terjamin.

(15)

melihat, 30 juta penduduk indonesia masih hidup dengan penghasilan dibawah USD 1 atau sekitar Rp. 12.000 per hari. Sedangkan 70 juta penduduk Indonesia saat ini masih hidup dengan penghasilan rata-rata USD 2 atau hanya sekitar Rp. 24.000 per hari. Ketua DPR Irman Gusman mengatakan data kemiskinan terbaru yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin yang bertambah 480.000 dalam kurun waktu tujuh bulan terhitung sejak Maret-September 2013. Dengan kenaikan itu, saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28 juta jiwa (http://www.merdeka.com/uang/4-fakta-kemiskinan-di-indonesia/orang-miskin-indonesia-7-kali-penduduk-singapura.html diakses pada tanggal 31 Mei 2014 pukul 15:37 wib).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada tahun 2010 mencapai 1490.90 ribu orang atau 11,31%, sementara pada tahun 2011 turun menjadi 1481.31 ribu orang dan padabulan september tahun 2012 tercatat sebanyak 1378.40 ribu orang atau 10,41%. Sumatera Utara terdiri dari beberapa kota besar, salah satunya ialah Kota Medan. Sejalan dengan perkembangan, Kota Medan menjadi kota metropolitan dimana perdagangan dan tingkat urbanisasi menjadi meningkat. Penduduk kota lain yang berada di Sumatera Utara beramai-ramai mengadu nasibnya ke Kota Medan.

(16)

Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggungjawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia. Pada saat sebuah lembaga memulai membentuk kepribadian seseorang dalam hal-hal penting, keluarganya tentu banyak berperan dalam persoalan perubahan itu, dengan mengajarkannya kemampuan berbicara dan menjalankan banyak fungsi sosial. Akan tetapi, terkadang didalam sebuah keluarga peran yang seharusnya dijalankan dengan baik tidak berjalan dengan baik. Sosok ayah yang harus mengajarkan kebijaksanaan dan sosok ibu yang mengajarkan kelembutan tidak terlihat. Hal ini terjadi karena didalam keluarga tersebut terdapat masalah yang membuat peran tersebut tidak terlihat.

Masalah dalam keluarga yang terjadi biasanya berkaitan dengan tiga faktor, yaitu ekonomi, keterbatasan fisik serta mental, atau masalah sosial. Ketiga hal inilah yang sering muncul sebagai permasalahan dalam sebuah keluarga. Faktor ekonomi menjadi masalah yang paling sering muncul dalam keluarga.

Keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sangat riskan terhadap masa depan anak-anak mereka karena sebagaimana diketahui anak adalah generasi penerus bangsa yang harus diberi pendidikan yang layak dan kesehatan yang terjamin. Dengan diberinya pendidikan yang layak dan kesehatan yang terjamin, anak-anak ini nantinya akan tumbuh dan kembang dengan harapan semua orang yaitu memiliki sumber daya manusia yang mumpuni (Pedoman Umum PKH 2009).

(17)

mampu memperoleh pendidikan yang layak akan memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan politik pada masa yang akan datang dan mengakibatkan beban sosial yang sangat tinggi terhadap Negara. Penanggulangan kemiskinan membutuhkan upaya terus menerus karena komplikasi permasalahan dan keterbatasan sumberdaya yang dihadapi masyarakat miskin. (Pedoman Umum PKH, 2009).

Dalam kerangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangansistem jaminan sosial, mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangunsistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Pelaksanaan PKH secaraberkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 akan mempercepat pencapaianTujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs).

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) melalui ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dibidang pendidikan dan kesehatan (Pedoman Umum PKH 2009: 10). Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program nasional untuk membantu keluarga rumah tangga sangat miskin dengan bantuan tunai bersyarat (Conditional Cash Transfer). PKH pertama kali diimplementasikan di sejumlah negara Amerika Latin dan Karibia seperti Meksiko, Brazil, Kolumbia, Honduras, Jamaika, dan Nikaragua. Di Indonesia PKH mulai dilaksanakan di 7 provinsi pada tahun 2007 yang diluncurkan di Provinsi Gorontalo pada Juli 2007 sebagai tahap uji coba dengan harapan program ini berkesinambungan sampai pada tahun 2015 dan mampu untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

(18)

menjalankanpelaksanaan PKH, Departemen Pendidikan Nasional sebagai penyedia layananpendidikan, Departemen Kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan, Departemen informasi dan Informatika untuk sosialisasi, Departemen Tenaga Keja dan Tranmigrasi dan Badan Pusat Statistik untuk pendataan rumah tangga miskin, PT. PosIndonesia mengantarkan undangan untuk pertemuan, mengantar dan mengambil vomeverifikasi dan dengan dibantu beberapa tenaga ahli telah bekerja menyusun desainPKH yang berisi antara lain ketentuan, persyaratan dan mekanisme yang semuanyamembutuhkan persiapan pelaksanaan yang cukup lama.

PKH dijalankan sebagai pelaksanaan dari:

1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial. 2. Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

3. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan. 4. Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 5. Undang- Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

(19)

Untuk itu, pada kartu kepesertaan PKH akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak. Sehubungan dengan hal tersebut dipandang perlu adanya petugas pendampinganPKH dari kantor Unit Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (UPPKH) di kantorKabupaten/Kota dan Kecamatan, agar operasional pelaksanaan Program KeluargaHarapan (PKH) berjalan lancar dan sesuai seperti apa yang diharapkan.Manfaat yang diperoleh setelah mendapatkan bantuan PKH adalah dalamjangka pendek, melalui pemberian bantuan kepada RTSM, program ini diharapkandapat mengurangi beban RTSM. Sedangkan untuk jangka panjang, diharapkan akanmenjadi perubahan pola pikir dan perilaku terhadap perbaikan status kesehatananak dan ibu hamil serta tingkat pendidikan anak-anak RTSM tersebutsehingga rantai kemiskinan keluarga tersebut dapat diputus.

Tujuan umum program PKH adalah untuk meningkatkan jangkauan atauaksesibilitas masyarakat tidak mampu. PKH ini mempunyai dua program yaitutingkat pendidikan dan kesehatan. Bagi RTSM yang sudah menerima bantuan makapemerintah memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan.Komponen pendidikan dalam PKH dikembangkan untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar wajib 9 tahun serta upaya mengurangi angka pekerja anak pada keluarga yang sangat miskin.PKH pendidikan berupaya memotivasi RTSM agar mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah dan mendorong mereka untuk memenuhi komitmen kehadiran dalam proses belajar, minimal 85% dari hari efektif sekolah dalam sebulan, selama tahun ajaran berlangsung (Direktorat Jaminan Sosial, 2013: 9). Sedangkan tingkat kesehatan meliputi:

1. Kesehatan ibu hamil, dengan cara ibu hamil harus melakukan pemeriksaankehamilan, mendapatkan tablet tambahan (Fe).

(20)

3. Anak usia 0-6 tahun. Anak usia 0-11 bulan melakukan penimbangan dan imunisasi, anak usia 6-11 bulan mandapatkan vitamin A, anak usia 1-5 tahun dimonitor tumbuh kembang dengan penimbangandan pemberian vitamin.

4. Anak usia 5-6 tahun dimonitor tumbuh kembang dengan melakukanpenimbangan

PKH dialokasikan ke daerah –daerah yang telah memenuhi syarat yang ditentukan. Pada tahun 2007 – 2010 di Provinsi Sumatera Utara terdapat 3 kabupaten / kota yang telah menjalankan Program Keluarga Harapan yaitu, Kota Medan, Kabupaten Nias dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Tahun 2011, kuota daerah penerima PKH bertambah. Penambahan kuota ini adalah untuk Kabupaten Nias yang telah melakukan pemekaran wilayah. Selanjutnya Nias terbagi atas 4 wilayah, yaitu Nias Selatan, Nias Barat, Nias Utara dan Nias Kota. Ke 4 Wilayah tersebut langsung mendapat bantuan Program Keluarga Harapan.

Selanjutnya pada tahun 2012, kuota bertambah 6 Kabupaten / Kota. 6 Kabupaten / Kota tersebut antara lain adalah Kabupaten Asahan, Kabupaten Tobasa, Kota Sibolga, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Serdang Bedagai.Penambahan-penambahan kuota ini tidak lain bertujuan untuk memutuskan rantai kemiskinan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya provinsi sumatera utara.

(21)

Selain persoalan tentang data yang tidak valid, persoalan kondisi suatu wilayah yang sulit di tempuh menjadi persoalan yang cukup menjadi pertimbangan. Wilayah yang sulit di tempuh ini dikarenakan alat transportasi yang tidak memadai sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

Pemahaman tugas dan tanggung jawab masing-masing, merupakan cara yang terbaik untuk melakukan kerjasama. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang tumpang tindih dan tidak ada yang tertinggal. Para pihak yang terkait dapat memberikan kontribusi secara maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Akhirnya target fungsional PKH yaitu untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok rumah tangga sangat miskin dapat terwujud.

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun. Program ini merupakan program yang digagas Kementerian Sosial dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. PKH di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini merupakan program untuk keluarga miskin. Pendidikan dan pelatihan diadakan kepada para pendamping PKH, guna sebagai layanan pendampingan atau fasilitasi kepada para peserta PKH. Program ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan, sehingga penulis merasa tertarik bagaimana pengaruh kehadiran PKH di daerah tersebut. Apakah dengan adanya program tersebut masyarakat merasa diringankan masalah sosialnya atau tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi masyarakat.

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana pengaruh program keluarga harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat di kelurahan sei agul kecamatan medan barat”?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan terhadap para pengambil kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Sebagai bahan pengembangan konsep-konsep serta teori-teori sosial ekonomi masyarakat dan keluarga.

(23)

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan Latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berikan uraian teoritis konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah objek yang akan diteliti,kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisi data.

BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini berisikan tentang gambaran umum tentang lokasi dimana penulis melakukan penelitian.

BAB V : Analisis Data

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian serta analisis pembahasannya.

BAB VI : Penutup

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh

2.1.1 Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

2.2 Program

2.2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

(25)

5. Strategi pelaksanaan.

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and integrated various action an activities for achieving averal policy objectives” (suatu program adalah kumpulan proyek – proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijakansanaan tersebut secara keseluruhan).

Menurut Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

(26)

2.3 Keluarga

2.3.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi adalah susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putera dan puteri dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

Keluarga adalah sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang berhubungan dengan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat, loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi di dalam jangka tahunan dan dekade-dekade. Anggota-anggota masuk melalui kelahiran, adopsi dan perkawinan lepas dari keanggotaannya hanya kematian (http://www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 30 Mei 2014 pukul 20.10

Wib).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Keluarga

A. Tradisional

1. Nuclear Family atau Keluarga Inti

Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

2. Reconstituted Nuclear

(27)

3. Niddle Age atau Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti karier.

4. Keluarga Dyad

Suami istri tanpa anak. 5. Single Parent

Satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak. 6. Dual Carrier

Suami istri/keluarga orang karier dan tanpa anak. 7. Commuter Married

Suami istri / keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling bertemu pada waktu-waktu tertentu.

8. Single Adult

Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin. 9. Extended Family

Generasi pertama, kedua dan ketiga bersama dalam satu rumah. 10.Keluarga Usila

Usila dengan tanpa pasangan, anak sudah pisah.

B. Non Tradisional

1. Commune Family

Beberapa Keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber sama, pengalaman sama.

(28)

Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. 3. Homoseksual/Lesbian

Satu jenis hidup bersama sebagai suami istri. 4. Institusional

Anak-anak/orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. 5. Keluarga orang tua (pasangan) yan tidak kawin dengan anak.

(Su’adah, 2005:27)

2.3.3 Fungsi Keluarga

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial, relative lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain :

1. Fungsi biologi

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologi orangtua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi faktor-faktor :

a. Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota b. Makin sulitnya fasilitas perumahan

(29)

d. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan unyuk mencapai sukses material keluarga

e. Meningkatkan taraf pendidikan wanita berakibatnya berkurangnnya fertilitanya f. Berubahnya dorongan dari agama agar keluarga mempunyai banyak anak g. Makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja di luar rumah

h. Makin meluasnya pengetahuan dan penggunaan alat-alat kontrasepsi 2. Fungsi afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan social yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih inilah lahir hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai. Dasar cinta kasih inilah yang merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak. Dalam masyrakat yang makin impersonal, sekuler, dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam institusi sosial yang lain.

3. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interkasi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

Sedangkan Mac Iver dan Page mengatakan “the primary fuctions” dari keluarga modern adalah sebagai berikut :

a. Prokreasi dan memperhatikan serta membesarkan anak

(30)

c. Bagian dari rumah tangga, dengan hubungan materialnya, kebudayaan dan kasih sayang.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah :

1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah tangga.

2. Mendidik anak.

3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius. (Ahmadi, 2002 : 246).

2.4 Program Keluarga Harapan (PKH)

2.4.1 Pengertian Program Keluarga Harapan

Program keluarga harapan adalah merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007). Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

(31)

Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan PKH, seperti antara lain metode sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat.

Apabila tahap uji coba ini berhasil, maka PKH akan dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), mengingat sebagian indikatornya juga diupayakan melalui PKH. Selama periode terebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas.

Pada tahun 2008, ditambah lagi menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. PKH sudah dilaksanakan di 72 kabupaten di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008.

(32)

2.4.2 Tujuan Program Keluarga Harapan

Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas :

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

2.4.3 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan

Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah Ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan PKH pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di kartu PKH.

(33)

1. Menyekolahkan anak 7 – 15 tahun serta anak usia 16 – 18 tahun namun belum selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar.

2. Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi anak.

3. Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi ibu hamil.

Setiap anak peserta PKH berhak menerima bantuan selain PKH, baik itu program nasional maupun lokal. Bantuan PKH bukanlah pengganti program-program lainnya karenanya tidak cukup membantu pengeluaran lainnya seperti seragam, buku dan sebagainya. PKH merupakan bantuan agar orang tua dapat mengirim anak-anak ke sekolah.

2.4.4 Ketentuan Bantuan PKH

2.4.4.1 Ketentuan Penerima Bantuan

Penerima bantuan PKH adalah RTSM sesuai dengan kriteria BPS dan memenuhi satu atau beberapa kriteria program yaitu memiliki Ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, anak usia SD dan SLTP dan anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Sebagai bukti kepesertaan PKH diberikan kartu peserta PKH atas nama Ibu atau perempuan dewasa. Kartu tersebut digunakan untuk menerima bantuan PKH. Selanjutnya kartu PKH dapat berfungsi sebagai kartu Jamkesmas untuk seluruh keluarga penerima PKH tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2009.

2.4.4.2 Kewajiban Penerima PKH

(34)

2.4.4.2.1 Berkaitan dengan Kesehatan

RTSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH, diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam protokol pelayanan kesehatan.

Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH:

Anak usia 0-6 tahun:

• Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali.

• Anak usia 0-11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak,

Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

• Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan vitamin A minimal sebanyak 2

(dua) kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus.

• Anak usia 12-59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang

berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga) bulan.

• Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga)

bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila di lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PAUD.

Ibu hamil dan ibu nifas :

• Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali yaitu sekali pada usia kehamilan 3 bulan I, sekali pada usia kehamilan 3 bulan II, dua kali pada 3 bulan terakhir, dan mendapatkan suplament tablet Fe.

• Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.

(35)

GambarMekanismePelaksanaan PKH

PKH MeraihKeluarga Sejahtera BPS SURVEY AnakUsia 0-6 thn

Sumber: BukuPedomanUmum PKH

BPS SURVEY CALON PESERTA PESERTA

KRITERIA Sangat Miskin PNY DATA : -Ibu Hamil

-Anak usia 0-6 tahun -Pendidikan 9 tahun

− Hadir di pertemuan awal dan atau

− Menandatangani surat perjanjian patuh pada komitmen

Pertemuan awal:

1. Pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta PKH

2. Perbaikan data RTSM 3. Persetujuan memenuhi

ketentuan PKH

4. Undangan untuk memnuhi pertemuan awal oleh PT. POS

Pembayaran pertama

Kunjungan awal

- Dicatat status kesehatan

jadwal yang telah ditentukan

Kunjungan tidak sesuai jadwal yang

telah ditentukan Pembayaran berikutnya

tiap tiga bulan penuh

Pembayaran dikurangi

(36)

2.4.4.2.2 Berkaitan dengan Pendidikan

Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta PKH harus didaftarkan/terdaftar pada satuan pendidikan (SD/MI/SDLB/Salafiyah Ula/Paket A atau SMP/MTs/SMLB/Salafiyah Wustha/Paket B termasuk SMP/Mts terbuka) dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung.

2.4.4.2.3 Resertifikasi

Kepesertaan RTSM dalam PKH diharapkan akan membawa perbaikan pendapatan rumah tangga dan kualitas anak-anak RTSM. Dengan tercapainya perbaikan tersebut, tidak selamanya peserta atau peneria bantuan PKH memperoleh bantuan. Untuk itu, dalam rancangan PKH disusun exit strategy yag dilakukan melalui resertifikasi.

Resertifikasi adalah proses evaluasi status kepesertaan PKH untuk menentukan apakah peserta masih layak atau tidak sebagai penerima bantuan. Resertifikasi dilakukan oleh UPPKH Pusat berkoordinasi dengan BPS, dimana pelaksana program akan mendatangi peserta PKH dengan melihat secara langsung kondisi mereka dan mengajukan pertanyaan seperti pada saat registrasi awal, yaitu antara lain informasi dasar kepesertaan (nama, alamat, umur dan jenis keamin), kondisi ekonomi peserta (pekerjaan saat ini, tempat bekerja dan penghasilan yang diterima), status pendidikan anggota keluarga (orang tua dan anak-anak), kondisi tempat tinggal dan sebagainya.

(37)

maka RTSM tersebut akan tetap menerima bantuan. Namun apabila hasil resertifikasi mengindikasikan bahwa RTSM sudah mampu, maka status kepesertaan PKH akan dihentikan.

2.4.4.2.4 Besaran Bantuan

Besar bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun Bantuan tetap

Bantuan bagi RTSM yang memiliki: a. Anak usia di bawah 6 tahun b. Ibu hamil/menyusui

c. Anaka usia SD/MI d. Anak usia SMP/MTs

Rp. 200.000

Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. 400.000 Rp. 800.000 Rata-rata bantuan per RTSM

Bantuan minimum per RTSM Bantuan maksimal per RTSM

Rp. 1.390.000 Rp. 600.000 Rp. 2.200.000

Keterangan: Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun

dan/atau ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar

bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan maksimum

(38)

2.4.5 Pengorganisasian

PKH dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH Kabupaten/Kota dan Pendamping PKH. Masing-masing pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan PKH. Mereka adalah: UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kab/Kota) Pelaksanaan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan.

UPPKH PUSAT

- MERANCANG

- MENGELOLA PERSIAPAN & PELAKSANAAN PROGRAM MANFAAT & PIHAK2

(39)

Pendamping merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta PKH yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta PKH. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamping. Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah maupun dengan peserta itu sendiri.

Dalam pelaksanaan PKH terdapat Tim Koordinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung. Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan PKH, yaitu lembaga pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana PKH dilaksanakan.

(40)

Kemudian dilakukan pembayaran pertama sebagai kunjungan awal yaitu pertama dengan mencatat status, kedua info tentang jadwal kunjungan berikut. Apabila kunjungan sesuai jadwal yang telah ditentukan maka pembayaran berikutnya tiap tiga buan penuh, dan apabila kunjungan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka dikurangi. Apabila peserta tersebut selama menjadi penerima bantuan PKH tidak pernah melanggar komitmen yang telah disetuju, maka jaminan sebagai peserta PKH diberikan selama 3 tahun.

2.5 Sosial Ekonomi

2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya kawan (teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya. Yang dimaksud teman di sini adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (wahyuni, 1989:60). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur, jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.

Status sosial ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu lain. Karena setiap individu mempunyai kemampuan tersebut disalurkan untuk kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya.

(41)

posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi si pembawa status, misalnya pendapatan dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orang tua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

2.5.1.1 Sosial Ekonomi Menurut Ilmu Sosiologi

(42)

Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan-hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari meningkatkan daya hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya atau kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat di manfaatkan secara efektif untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Contoh, jika seseorang ingin berhubungan dengan masyarakat lain sudah selayaknya ia mempelajari dahulu sifat dan karakter masyarakat tersebut.

Berbeda dengan pengertian Ekonomi. Dewasa ini, pengertian tentang ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu adalah sangat kompleks. Sehingga tidak jarang kita dapatkan adanya perbedaan pengertian ataupun defenisi yang diberikan oleh ekonom yang satu dengan yang lainnya. Pada mulanya pengertian ekonomi, cukup sederhana, yaitu pengaturan administrasi sumber-sumber penghasilan di rumah tangga. Selanjutnya para ekonom mendefenisikan ekonomi dalam pengertian “kekayaan” sebagai contohnya, Adam Smith dalam bukunya An inquiry into the Nature and causes of Wealth of Nations mendefenisikan ekonomi sebagai disiplin ilmu terapan tentang produksi dan penggunaan kekayaan. Pada saat sekarang defenisi dari ekonomi lebih ditekankan pada determinasi dari beberapa permasalahan perdagangan. Sering juga ekonomi didefenisikan dalam pengertian “kesejahteraan” yang mana ekonomi merupakan sarana atau ilmu tentang bagaimana menambah produksi sehingga standard kehidupan atau kesejahteraan masyarakat bisa bertambah.

(43)

atau pendapatan pribadi dijadikan sebagai ukuran kemakmuran suatu masyarakat atau suatu bangsa. Produksi dipacu setinggi-tingginya, tanpa memperhatikan harga atau nilai kemanusiaan, kemasyarakatan, dan lingkungan.

2.6. Masyarakat

2.6.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non yang harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya,baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.

Masyarakat Indonesia memiliki struktur masyarakat yang terurai atas 2 bagian (Nasution, 2003: 82):

(44)

Dalam rangka memahami masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini perlu kiranya mengungkapkan tentang suku bangsa-suku bangsa dan gambaran umum tentang kebudayaan, maupun agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yang dalam beberapa hal dapat dapat membantu memahami suasana dari masyarakat Indonesia.

a. Suku bangsa, di Indonesia terdapat 366 suku bangsa, dengan perincian: Sumatera 49 suku bangsa, Jawa 7 suku bangsa, Kalimantan 73 suku bangsa, Sulawesi 117 suku bangsa, Nusa Tenggara 30 suku bangsa, Maluku 41 suku bangsa, Irian Jaya 49 suku bangsa. Selain suku bangsa yang tersebut, sebagian kecil orang Indonesia adalah orang-orang Tionghoa dan timur asing lainnya (Nasution, 2003: 83).

b. Kebudayaan

Menurut Koentjaradiningrat kebudayaan mencakup konsep yang luas sehingga untuk kepentingan analisis, konsep kebudayaan ini perlu dipecah lagi dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama disebut unsur kebudayaan yang universal dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks.

c. Agama

Kenyataan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia menganut agama yang beragam. Ada beberapa agama yang dianut di Indonesia. Pada umumnya agama yang dominan di anut adalah Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Namun masih ada beberapa agama yang belum disebutkan yang juga bisa didapati di Indonesia.

(45)

Dalam membicarakan struktur vertikal atau lebih sering digunakan pelapisan sosial, Soerjono Soekanto memulainya dari penghargaan, dalam arti bahwa bibit tumbuh atau terjadinya pelapisan social oleh karena adanya sesuatu yang dihargai. Sesuatu itu mungkin dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, keturunan dari keluarga terhormat. Atau dengan kata lain adanya peghargaan terhadap sesuatu tersebut mengakibatkan anggota masyarakat mengidentifikasikan dan menetapkan sesuatu dalam posisi yang tinggi atau rendah (Nasution, 2003: 89).

2.7 Kerangka Pemikiran

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

(46)

Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas :

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun. Program ini merupakan program yang digagas oleh Kementerian Sosial dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. PKH di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini merupakan program untuk keluarga miskin. Pendidikan dan pelatihan diadakan kepada para pendamping PKH, guna sebagai layanan pendampingan atau fasilitasi kepada para peserta PKH. Program ini banyak memberikan pengaruh positif bagi warga di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Dengan adanya program ini diharapkan pendidikan anak, kesehatan ibu hamil dan nifas, jumlah kematian dan balita, pendapatan keluarga yang mendapat bantuan PKH dapat memberikan pengaruh yang besar.

(47)

skema (Siagian, 2011: 132). Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAGAN ALUR PIKIRAN

PROGRAM KELUARGA HARAPAN

1. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas 2. Imunisasi Untuk Bayi dan Balita

3. Pendidikan Wajib 9 Tahun

4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN

MELALUI PROGRAM KELUARGA

HARAPAN (PKH)

PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI

1. Kondisi Pendidikan Anak

(48)

2.8 Hipotesis

Secara etomologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pertanyaan. Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pertanyaan sementara (Siagian,1997:147). Mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara yang menyertakan hubungan antara dua variable atau lebih variable.

Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau lebih variable dan juga membenarkan,bahkan memerlukan pengujian atas kebenaran pertanyaan yang dirumuskan. Maka dapat kita simpulkan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan yang menengaskan hubungan antara dua atau lebih variable dimana pertanyaan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian,2011:149).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah:

Ha : Ada pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat

di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

Ho : Tidak ada Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi

masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

2.9 Defenisi Konsep dan Operasional

2.9.1 Defenisi Konsep

(49)

harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut defenisi konsep. Secara sederhana defenisi diartikan sebagai batasan arti.

Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu untuk memaknai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sipeneliti, jadi defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136-138).

Untuk lebih memahami konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi.

2. Yang dimaksud program dalam penelitian ini adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

3. Program keluarga harapan adalahmerupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007).

(50)

5. Yang dimaksud masyarakat di dalam penelitian ini adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep baik berupa objek , peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasikan konsep kedunia nyata sehingga konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011 : 141).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel bebas itu disebut dengan variabel pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89). Adapun pun variable x nya ialah kegiatan Program Keluarga Harapan:

1. Pendidikan Wajib Belajar 9 tahun

2. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas 3. Pemberian Imunisasi Pada Bayi dan Balita 4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM

(51)

sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel y (Siagian, 2011: 90). Variabel terikat dalam penelitian ini ialah Sosial Ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai berikut :

1. Kondisi Pendidikan Anak 2. Kondisi Kesehatan

a. Ibu

b. Anak Bayi dan Balita 3. Pendapatan

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tipe eksplanatif, yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Siagian, 2011:201). Yang bertujuan untuk menguji hipotesis secara meyeluruh tentang sejauh mana pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Alasan saya memilih lokasi tersebut adalah karena saya tertarik mengenai program keluarga harapan yang sudah berjalan kurang lebih 4 tahun. Lokasi penelitian merupakan bagian peneliti selama mengikuti PKL II sehingga akan lebih mudah bagi peneliti mendapatkan data baik dari masyarakat maupun dari instansi yang terkait dengan penelitian nantinya. Selain itu akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga akan mempermudah dalam hal memperoleh data dari responden.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(53)

ini dapat dipahami bahwa mengenai populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian (Siagian, 2011:155).

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. Dengan kata lain populasi merupakan jumlah keseluruhan dari obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memiliki keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti (Sugiono, 1997:59).

Bedasarkan pendapat tersebut, yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan yang mengikuti program ini berjumlah 70 keluarga.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang diambil datanya secara langsung. Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari populasi, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi (Siagian, 2011: 156). Penelitian ini menggunakan sampel yang terdiri dari 70 kepala keluarga (KK) yang mendapat bantuan PKH.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(54)

skunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang dapat digunakan didalam penelitian. Didalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan, disini teknik pengumpulan data didapatkan memalui sumber-sumber bacaan ilmiah yang berhubungan dengan penelitian, agar dapat menjadi landasan dan reverensi dari penelitian yang akan dilakukan. Sumber-sumber bacaan tersebut dapat berupa buku, jurnal, skripsi, laporan penelitian, dan data-data yang diperoleh secara online dari internet.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Instrument penelitian yang digunakan dalam rangka studi lapangan dalam penelitian ini yaitu :

a. Wawancara, yaitu merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian. Yang menjadi narasumber wawancara adalah seluruh populasi penelitian.

b. Kuesioner, yaitu kegiatan mengumpul data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

c. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari instansi terkait.

3.5 Teknik Analisis Data

(55)

digunakan teknik korelasi product moment, yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data-data interval atau juga rasio (Matias Siagian, 2011:230). Berikut rumusnya :

∑ ∑

��� = Koefisien korelasi product moment

N = Jumlah sampel

(56)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Sei Agul

4.1.1. Sejarah Singkat Kelurahan Sei Agul

. Kelurahan Sei Agul berada di antara pusat Kota Medan, ini terbukti dari kemudahan akses untuk mengunjungi mall/plaza, pusat hiburan, hotel dan restauran. Kelurahan Sei Agul adalah salah satu dari 6 Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Medan Barat, dengan luas lebih kurang ± 107 Ha. Adapun 6 Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Barat, yaitu: Kelurahan Kesawan, Kelurahan Silalas, Kelurahan Glugur Kota, Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kelurahan

Sebelum tahun 1993 Kelurahan Sei Agul digabung menjadi satu dengan Kelurahan Karang Berombak, kemudian pada tahun 1993 Kelurahan Sei Agul dan Kelurahan Karang Berombak di pecah menjadi 2 bagian. Pemecahan ini ditujukan untuk memberikan pelayanan sosial yang lebih baik kepada masyarakat, wilayah yang terlalu luas menjadi sebab pemecahan ini.

4.2. Profil Kelurahan Sei Agul

Keadaan wilayah :

Kelurahan : Sei Agul

(57)

Kota : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

Luas Wilayah : ± 107 Ha

4.3. Batas-Batas dan Luas Wilayah

Kelurahan Sei Agul adalah merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Wilayah Kecamatan Medan Barat yang menjadi daerah pemukiman penduduk.

Terdiri dari 16 lingungan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatas dengan Kelurahan Karang Berombak.

• Sebelah Selatan berbatas dengan Kelurahan Sei Putih Timur/Barat.

• Sebelah Timur berbatas dengan Kelurahan Silalas atau Kelurahan Glugur Kota.

• Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Helvetia Timur.

4.4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pemerintah Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan di Lingkungan Pemerintahan Kota Medan yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah.

(58)

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Lurah mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan/menyelenggarakan pelimpahan sebagian wewenang di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tanggung jawab Kelurahan.

b. Melaksanakan pelayanan administrasi publik yang menjadi tanggung jawab Kelurahan.

c. Menyelenggarakan pelayanan teknis kesekretariatan.

d. Meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

4.5. Keadaan Penduduk

Masalah kependudukan merupakan isu umum yang terdapat dalam suatu daerah atau wilayah. Walaupun penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan, namun bila tidak diimbangi dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai, maka akan menimbulkan kendala dalam proses pembangunan itu sendiri. Kelurahan Sei Agul memiliki 16 lingkungan yang merupakan salah satu administratif kecil dalam tata pemerintahan di Indonesia, memiliki ciri tersendiri tentang gambaran keadaan kependudukannya. Gambaran kependudukan di Kelurahan Sei Agul dapat dilihat pada paparan dibawah ini :

4.5.1 Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 5. Keadaan Sarana Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut terjadi karena Mayoritas pola belanja responden adalah berbelanja harian (41%) atau mingguan (38%), karena kegiatan tersebut merupakan rutinas yang biasa

Pap Smear ditemani oleh suami kecuali bagi ibu yang suaminya sedang bekerja. 2) Motivasi, yaitu ajakan dari keluarga untuk mengikuti pemeriksaan Pap Smear. 1) Media cetak,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence,

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar

Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Masing-masing limbah sayuran ditimbang sesuai kebutuhan dengan perbandingan 1:1:1. Diaduk

dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Manajemen Coca-Cola Amatil Indonesia. 3.5.1 Job description Coca Cola Amatil Indonesia A.. 2) Menjalin hubungan baik

Permasalahan awal (pra tindakan) yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian adalah: (1) Kriteria Ketuntasan