• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI

KERJA SAMA BIDANG ENERGI BERSIH DAN TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMAHAMI adanya kesamaan kepentingan Para Pihak untuk mengurangi penggunaan energi fosil melalui perencanaan energi jangka panjang dan pengembangan energi yang terjangkau dan berkelanjutan serta meningkatkan efisiensi energi;

MENGAKUI kebijakan dan target yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang energi untuk meningkatkan kapasitas produksi energi, meningkatkan kontribusi energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca;

BERHARAP untuk mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang produksi dan penggunaan energi terbarukan dan energi bersih serta efisiensi energi dan konservasi energi;

SESUAI DENGAN ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara;

(2)

Pasal 1 Tujuan

Memorandum Saling Pengertian ini bertujuan untuk membuat landasan bagi hubungan kerja sama untuk mendorong dan mempromosikan kerja sama bilateral dalam bidang energi terbarukan dan bersih dan konservasi energi atas dasar saling menguntungkan. kesetaraan dan timbal balik.

Pasal2 Bidang Kerja Sama

Bidang Kerja sama dalam Memorandum Saling Pengertian ini meliputi subyek-subyek yang menjadi minat bersama sebagai berikut:

1. Mempromosikan pembangunan jangka panjang sebagai transisi mencapai sistem energi rendah karbon;

2. Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang memungkinkan Pemerintah Indonesia dan para mitra kerja samanya mencapai target dan tujuan energi terbarukan nasional.

3. Mempromosikan efisiensi cnergi yang memungkinkan Pemerintah Indonesia dan para mitra kerja samanya mencapai target dan tujuan nasional;

4. Memfasilitasi penyebarluasan energi terbarukan yang memadai. teknologi dan jasa efisiensi energi;

5. Memfasilitasi penyebarluasan teknologi dan jasa energi bersih yang memadai;

6. Bidang-bidang lain yang disepakati Para Pihak.

Pasal 3

Bentuk-Bentuk Kerja Sama

Bentuk-bentuk kerja sama dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Berbagi pengetahuan, keahlian dan pembelajaran dari empat dekade program Transisi Rendah Karbon Denmark;

(3)

2. Berbagi pengalaman dalam pembuatan regulasi kebijakan dalam perencanaan, implementasi dan alih teknologi di sektor energi;

3. Meningkatkan pembangunan kapasitas, pendidikan dan jasa; 4. Dan bentuk-bentuk lain yang dapat disepakati Para Pihak.

Pasal4 lmplementasi

1. Kerja sama diantara Para Pihak dalam Memorandum Saling Pengertian ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:

a. Tiga Tahun (2016-2018) Kerja Sama Sektor Strategis dalam

perencanaan energi, energi terbarukan dan efisiensi energi.

b. Bentuk lain kerja sama energi terbarukan dan energi bersih, efisiensi dan konservasi energi sebagaimana disepakati bersama yang dapat mengikutsertakan pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta. c. Mengembangkan proyek percontohan di bidang energi terbarukan,

efisiensi energi dan konservasi energi, juga mempertimbangkan dan mencari sinergis dengan kegiatan serupa yang terdapat dalam Program Pendukung Lingkungan Tahap 3 (ESP3) 2013-2018.

d. Mengembangkan proyek percontohan.energi bersih.

2. Ketentuan-ketentuan rinci yang terkait dengan bentuk, metode, kewajiban keuangan dan kondisi bidang kerja sama yang disepakati ditetapkan dalam pengaturan pelaksanaan secara terpisah yang dibuat antara Para Pihak. 3. Pengaturan pelaksanaan secara terpisah dapat dibuat antara pemangku

kepentingan terkait lainnya. Hal ini dapat melibatkan sektor swasta yang terkait dan dapat memfasilitasi kerja sama antar bisnis.

Pasal5

Lembaga Pelaksana

Untuk keperluan pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini, lembaga pelaksana kerja sama ini adalah:

(4)

1. Untuk Pemerintah Republik Indonesia: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

2. Untuk Pemerintah Kerajaan Denmark: Kementerian Energi, Utilitas dan lklim.

Pasal 6

Kelompok Kerja Bersama

1. Untuk tujuan diskusi dan pelaksanaan berbagai isu terkait Memorandum Saling Pengertian ini, para Pihak dapat membentuk Kelompok Kerja Bersama. Kelompok Kerja Bersama tersebut akan mengelaborasi kerja sama yang dilaksanakan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini. 2. Kelompok Kerja Bersama, yang terdiri dari perwakilan Para Pihak, dapat

bertemu secara berkala pada tanggal yang ditentukan bersama oleh Para Pihak secara bergantian di Indonesia dan Denmark. Setiap Pihak akan menanggung biaya yang berkaitan dengan partisipasinya dalam pertemuan-pertemuan Kelompok Kerja Bersama.

Pasal7

Partisipasi Pihak Ketiga

Apabila dianggap penting, Kelompok Kerja Bersama dapat mengundang partisipasi pihak ketiga dari lembaga-lembaga ilmiah, pusat-pusat penelitian, perguruan-perguruan tinggi, sektor swasta atau entitas lain dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini.

Pasal8 Kerahasiaan

1. Setiap Pihak harus menjaga kerahasiaan dan rahasia dokumen, informasi dan data lainnya yang diterima atau diberikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pihak lain dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini.

(5)

2. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk mengungkapkan kegiatan rahasia berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini kepada pihak ketiga, Pihak yang mengungkapkan tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lain sebelum pengungkapan dapat dilakukan. 3. Para Pihak setuju bahwa ketentuan Pasal ini akan terus mengikat antara

para Pihak, meskipun Pengaturan ini berakhir.

Pasal9

Hak Atas Kekayaan lntelektual

1. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual harus diberlakukan sesuai dengan hukum dan peraturan Para Pihak.

2. Para Pihak sepakat bahwa kekayaan intelektual yang timbul dari implementasi Memorandum Saling Pengertian ini akan dimiliki bersama, dan penggunaannya harus tunduk pada pengaturan yang terpisah yang dibuat Para Pihak.

Pasal10

Pembatasan Kegiatan Personil

Setiap warga negara salah satu Pihak yang terlibat dalam kegiatan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini di wilayah Pihak lain wajib

menghormati dan tidak terlibat dalam kemerdekaan politik, kedaulatan dan

integritas wilayah negara lain tersebut dan menghindari kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Memorandum Saling Pengertian ini.

Pasal 11

Penyelesaian Perbedaan

Setiap perbedaan yang timbul atas Memorandum Saling Pengertian ini dapat diselesaikan secara damai melalui konsultasi bersama atau negosiasi antara Para Pihak, melalui saluran diplomatic

(6)

Pasal 12 Amandemen

Memorandum Saling Pengertian ini dapat diamendemen setiap waktu berdasarkan kesepakatan bersama secara tertulis. Setiap perubahan akan berlaku pada tanggal yang disepakati bersama oleh Para Pihak. Perubahan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini.

Pasal 13

Mulai Berlaku, Durasi, dan Pengakhiran

1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganannya.

2. Memorandum Saling Pengertian ini akan tetap berlaku selama 3 (tiga) tahun

dan secara otomatis dapat diperpanjang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya dengan persetujuan tertulis bersama dari para Pihak.

3. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini setiap waktu dengan rnemberikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya akan keinginannya untuk menghentikan Memorandum Saling Pengertian ini selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini yang dimaksud.

4. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi

penyelesaian program atau proyek yang dilakukan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian, kecuali Para Pihak menyepakati lain.

(7)

SEBAGAI BUKTI. yang bertandatangan di bawah ini. telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.

DITANDATANGANI dalam rangkap dua di

).~.~.d0...

pada tanggal

)A

...

<7.~~~~

.

':'

...

~~(?°

...

dalam bahasa Indonesia dan lnggris, semua naskah dimaksud memiliki keabsahan yang sama. Oalam hal terjadi perbedaan penafsiran atas Memorandum Saling Pengertian, naskah bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK

UNTUK PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA

Lars Christian Lilleholt Sudirman Said

(8)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF DENMARK CONCERNING

RENEWABLE AND CLEAN ENERGY AND ENERGY CONSERVATION COOPERATION

The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Denmark, hereinafter referred to as "the Parties";

RECOGNIZING the common interests shared by the Parties towards reducing

the use of fossil fuels through long term energy planning and the development

of affordable and sustainable energy sources as well as enhanced energy efficiency;

ACKNOWLEDGING the policies and targets set forth by the Government of the Republic of Indonesia within the energy sector to increase power production

capacity, to increase the share of renewable energy, to improve energy efficiency and to reduce greenhouse gas emissions;

WISHING to promote mutually beneficial cooperation in the field of production

and use of renewable and c!ean energy and energy efficiency;

PURSUANT to the prevailing laws and regulations of their respective countries;

(9)

Article I OBJECTIVE

The objective of this Memorandum of Understanding is to establish the basis for a cooperative relationship to encourage and promote bilateral cooperation on renewable and clean energy and energy conservation issues on the basis of mutual benefit, equality and reciprocity.

Article II

AREAS OF COOPERATION

The areas of cooperation under this Memorandum of Understanding may include the following subjects of mutual interests:

1. To promote the long term development for a transition towards low carbon energy systems;

2. To develop the use of renewable energy in order to enable the Government of Indonesia and collaborating partners to achieve national targets and objectives of renewable energy;

3. To promote energy efficiency and energy conservation to enable the Government of Indonesia and collaborating partners to achieve national targets and objectives;

4. To facilitate the overall deployment of adequate renewable energy and energy efficiency technologies and services;

5. To facilitate the overall deployment of adequate clean energy technologies

and services;

6. Other areas as may be agreed upon by the Parties. Article Ill

FORMS OF COOPERATION

The forms of cooperation under this Memorandum of Understanding may include the following subjects of mutual interests:

1. Sharing knowledge, expertise and lesson learned from four decades of Danish Low Carbon Transition;

2. Sharing experiences in making policies regulation in planning, implementation and transfer of technologies in the energy sector;

(10)

3. Developing capacity building, education and services; 4. Other forms as may be agreed upon by the Parties.

Article IV

IMPLEMENTATION

1. Cooperation between the Parties under this Memorandum of Understanding

may be conducted 1n the form of:

a. A three year (2016-2018) Strategic Sector Cooperation on energy planning, renewable and clean energy, energy efficiency and energy conservation.

b. Other forms of renewable and clean energy, energy efficiency and energy conservation cooperation as mutually agreed upon that could

include public and/or private sector stakeholders.

c. Develop pilot projects for renewable energy, energy efficiency and

energy conservation, also taking into consideration and seeking

synergies with similar activities under the Environmental Support Programme Phase 3 (ESP3) 2013-2018.

d. Develop pilot projects for clean energy.

2. The detailed provisions relating to forms, methods, financial obligations and the condition of the agreed areas of cooperation shall be set forth in

separate implementing arrangements to be concluded between the Parties.

3. Separate implementing arrangements may be concluded between other

relevant stakeholders. This may include where relevant the engagement of the private sector and may facilitate business to business cooperation.

Article V

EXECUTING INSTITUTION

The Executing Institutions for this cooperation shall be:

1. For the Government of the Republic of Indonesia: the Ministry of Energy and Mineral Resources; and

2. For the Government of the Kingdom of Denmark: the Ministry of Energy, Utilities and Climate.

(11)

Article VI WORKING GROUP

1. For the purpose of discussion and implementation of various issues pertaining of this Memorandum of Understanding, the Parties may set up a

Joint Working Group. The Joint Working Group will elaborate cooperation

under this Memorandum of Understanding.

2. The Joint Working Group, consisting of the representatives of the Parties,

may meet periodically on mutually determined dates by the Parties

alternately in Indonesia and Denmark. Each Party will cover its expenses

relating to participation in the meetings of a Joint Working Group.

Article VII

PARTICIPATION OF THIRD PARTIES

When it is considered essential, the Joint Working Group may invite third parties

participation from scientific institutions, research centres, universities, the

private sector or any other entity for the implementation of this Memorandum of

Understanding.

Article VIII

CONFIDENTIALITY

1 . Each Party shall undertake to observe the confidentiality and secrecy of

confidential documents, information and other data received or supplied

directly or indirectly to the other Party under this Memorandum of

Understanding.

2. If either of the Party wishes to disclose confidential activities under this

Memorandum of Understanding to any third party, the disclosing Party must

obtain prior consent from the other Party before any disclosure can be

made.

3. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and

(12)

Article IX

INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

1. The protection of intellectual property rights shall be enforced in accordance with laws and regulations of the Parties.

2. The Parties agree that any intellectual property arising from the

implementation of this Memorandum of Understanding will be jointly owned and its utilization shall be subject to a separate arrangement between the

Parties.

Article X

LIMITATION OF PERSONNEL ACTIVITIES

Any nationals of a Party engaged in activities under this Memorandum of Understanding in the territory of the other Party shall respect and not interfere

with the political independence, sovereignty, and territorial integrity of the latter,

and avoid any activities inconsistent with the purpose and objectives of this Mou.

Article XI

SETTLEMENT OF DIFFERENCES

Any differences arising out this Memorandum of Understanding may be settled amicably by mutual consultation or negotiation between the Parties, through diplomatic channels.

Article XII

AMENDMENT

This Memorandum of Understanding can be amended at any time by mutual written consent of the Parties. Any amendments may come into force on the date agreed by the Parties. The amendments shall form as an integral part of this Memorandum of Understanding.

(13)

Article XIII

ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION

1. This Memorandum of Understanding shall enter into force on the date of its

s

igning.

2. This Memorandum of Understanding shall remain for a penod of 3 (three) years and shall be automatically renewed for consecutive periods of 3 (three) years.

3. Either Parties may terminate this Memorandum of Understanding at any

time by giving written notification to the other Parties regarding its intention to terminate this Memorandum of Understanding at least 90 (ninety) days prior to the intended date of termination.

4. Termination shall not affect the completion of program made under this

Memorandum of Understanding, unless the Parties agree otherwise.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, have signed this Memorandum of

Understanding.

DONE · in d up 1ca 1· t e a t ...

)a

.. L~ C\ . .r: ..

tq

.... on.

2')

'°'"'···

Odober

······2.o1s-· ···'n E ng 1s an 1· h d I n ones1an, d · all texts being equally authentic. In case of any divergence in interpretation, the English text shall prevail.

FOR THE GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF DENMARK

Lars Christian Lilleholt

FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Sudirman Said

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat faktor ketanggapan yang memberikan pengaruh dominan terhadap kepuasan peserta JKN-KIS, maka disarankan untuk dipertahankan terutama kebijakan yang terkait

Usahawan TEKUN - Rohana binti

Dan penelitian dilakukan di SMP Swasta HKBP Sidorame dengan alasan karena adanya masalah yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran dan disekolah ini dan belum

Daftar simak tindakan perawatan diisi sesuai dengan tindakan yang harus dilakukan terhadap komponen sistem fire alarm yang memerlukan tindakan perawatn atau

Penelitian tahun 2017 dan 2018 di DAS Teweh dan DAS Montalat Kabupaten Barito Utara, menemukan 16 situs peleburan bijih besi (buren) yang ditandai dengan temuan terak

Sampel penelitian ini adalah subjek yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian dan mengisi skala online yang dapat diakses melalui web Google Form (formulir

Nilai indeks keanekaragaman gawangan mati jauh lebih tinggi dibandingkan dengan piringan, hal ini disebabkan tingginya kelimpahan individu yang aktif pada permukaan tanah di

Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yg berusaha membuktikan hubungan para raja dgn keluarga kerajaan Majapahit sering kali dalam bentuk makam leluhur yg di