• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU AGUSTUS 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU AGUSTUS 2017"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Bengkulu No.53/09/17/Th.XI, 4 September 2017

1

 NTP Provinsi Bengkulu bulan Agustus 2017 tercatat sebesar 93,60 yang berarti daya beli petani di Provinsi Bengkulu masih defisit sebesar 6,40 persen. Angka ini lebih tinggi dari NTP bulan Juli 2017 sebesar 92,39 atau naik sebesar 1,30 persen.

 Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) terjadi pada semua subsektor. Perubahan NTP bulan Agustus 2017 untuk masing-masing subsektor dibanding Juli 2017 adalah sebagai berikut : subsektor tanaman pangan (NTPP) 92,89 (naik 1,08 persen), NTP subsektor hortikultura (NTPH) 117,76 (naik 1,91 persen), NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 81,10 (naik 1,29 persen), NTP subsektor peternakan (NTPT) 109,15 (naik 1,05 persen) dan NTP subsektor perikanan/nelayan (NTN) 96,09 (naik 0,30 persen). NTP subsektor perikanan tangkap (NTNT) 104,33 (naik 0,50 persen) dan NTP subsektor perikanan budidaya (NTNB) 93,04 (naik 0,21 persen).

 Nilai Tukar Usaha Pertanian tercatat 103,65 atau naik sebesar 1,48 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2017 yang tercatat sebesar 102,14.

 Peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP), terjadi pada semua subsektor. Perubahan NTUP masing-masing subsektor sebagai berikut: tanaman pangan (1,39 persen), hortikultura (2,16 persen), tanaman perkebunan rakyat (1,52 persen), peternakan (0,85 persen), perikanan (0,16 persen), perikanan tangkap (0,32 persen) dan perikanan budidaya (0,09 persen).

No.53/09/17/Th.XI, 4 September 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

(NTP)

P

ROVINSI

B

ENGKULU

AGUSTUS

2017

Bulan Agustus 2017 Nilai Tukar Petani Provinsi Bengkulu 93,60

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu NTP pada bulan Agustus 2017 sebesar 93,60 yang mengalami peningkatan sebesar 1,30 persen dibanding bulan Juli 2017 yaitu sebesar 92,39. Hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,72 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,42 persen.

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami peningkatan sebesar 1,48 persen yaitu dari 102,14 pada Juli 2017 menjadi 103,65 pada Agustus 2017. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan

(2)

indeks harga yang diterima petani sebesar 1,72 persen sedangkan indeks yang dibayarkan petani untuk biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,24 persen.

Bila NTP Agustus 2017 dibandingkan dengan NTP Juli 2017 semua subsektor mengalami kenaikan. Perubahan NTP bulan Agustus 2017 untuk masing-masing subsektor dibanding Juli 2017 adalah sebagai berikut : subsektor tanaman pangan (NTPP) 92,89 (naik 1,08 persen), NTP subsektor hortikultura (NTPH) 117,76 (naik 1,91 persen), NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 81,10 (naik 1,29 persen), NTP subsektor peternakan (NTPT) 109,15 (naik 1,05 persen) dan NTP subsektor perikanan/nelayan (NTN) 96,09 (naik 0,30 persen). NTP subsektor perikanan tangkap (NTNT) 104,33 (naik 0,50 persen) dan NTP subsektor perikanan budidaya (NTNB) 93,04 (naik 0,21 persen).

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Per Subsektor Pertanian Provinsi Bengkulu Bulan Juli – Agustus 2017

(2012=100) Subsektor

Bulan Persentase

Juli 2017 Agustus 2017 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 92,72 91.90 (0.88)

b. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 103,79 103.07 (0.70)

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 115,34 115.55 0.18

b. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 128,88 129.56 0.53

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 81,61 80.06 (1.89)

b. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 89,73 88.28 (1.63)

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 108,07 108.01 (0.05)

b. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 116,10 116.22 0.11

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 96,68 95.81 (0.90)

b. Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUN) 106,72 106.15 (0.54)

5.1. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105,29 103.81 (1.40)

b. Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUNT) 114,13 112.79 (1.17)

5.2. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 93,49 92.84 (0.69)

b. Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUNB) 103,90 103.61 (0.28)

Pertanian

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 93,30 92.39 (0.97)

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Bengkulu No.53/09/17/Th.XI, 4 September 2017

3

Tabel 2.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Agustus 2017 (2012=100)

Makanan Bahan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga (Inflasi) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bengkulu 0,33 0,36 0,63 0,11 0,39 1,21 0,38 0,42 Gambar 1.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Provinsi Bengkulu Agustus 2016 – Agustus 2017 (2012=100

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Pada bulan Agustus 2017 indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan dibanding Juli 2017, yaitu dari 118,83 menjadi 120,88 atau naik sebesar 1,72 persen. Perubahan pada masing-masing subsektor adalah sebagai berikut: tanaman pangan (1,44 persen), hortikultura (2,25 persen), tanaman perkebunan rakyat (1,71 persen), peternakan (1,64 persen) dan perikanan (0,77 persen), perikanan tangkap (1,02 persen) dan perikanan budidaya (0,67 persen).

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Agustus 2017 indeks harga yang dibayar (Ib) petani dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen dibanding bulan Juli 2017, yaitu dari 128,61 menjadi 129,15. Perubahan Ib pada masing-masing subsektor adalah sebagai berikut; tanaman pangan (0,36 persen), hortikultura (0,33

92.56 93.12 92.85 97,27 96,78 94.99 95.87 95.37 95.02 93.48 93.30 92.39 93.60 102.66 103.77 103.50 101,92 105.93 106.51 106.49 106.03 104.95 103.25 102.88 102.14103.65 90 92 94 96 98 100 102 104 106 108

Agust'16 Sept Okt Nov Des'16 Jan'17 Feb Mar April Mei Juni Juli Agust

NTUP

NTUP

NTP

NTP

(4)

persen), tanaman perkebunan rakyat (0,42 persen), peternakan (0,58 persen), perikanan (0,47 persen), perikanan tangkap (0,52 persen) dan perikanan budidaya (0,46 persen).

Tabel 3.

Indeks yang Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Bulan Agustus 2017 (2012=100)

Kelompok dan Subkelompok Bulan Persentase

Juli 2017 Agustus 2017 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 120,36 122,09 1,44

- Padi 115,62 116,51 0,77

- Palawija 138,85 143,86 3,61

b. Indeks Dibayar Petani 130,96 131,43 0,36

- BPPBM 116,78 116,82 0,04

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 148,34 151,67 2,25

- Sayur-sayuran 150,39 153,93 2,36

- Buah-buahan 133,78 135,69 1,42

- Tanaman Obat 123,73 124,17 0,35

b. Indeks Dibayar Petani 128,37 128,79 0,33

- BPPBM 114,50 114,59 0,08

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 104,12 105,90 1,71

- Tanaman Perkebunan Rakyat 104,12 105,90 1,71

b. Indeks Dibayar Petani 130,04 130,58 0,42

- BPPBM 117,94 118,17 0,19

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 131,32 133,47 1,64

- Ternak Besar 127,86 130,34 1,94

- Ternak Kecil 134,06 136,14 1,55

- Unggas 133,50 135,14 1,23

- Hasil Ternak 144,53 146,01 1,02

b. Indeks Dibayar Petani 121,58 122,29 0,58

- BPPBM 112,99 113,88 0,79

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 121,79 122,73 0,77

- Penangkapan 131,03 132,36 1,02

- Budidaya 118,33 119,12 0,67

b. Indeks Dibayar Petani 127,12 127,72 0,47

- BPPBM 114,74 115,44 0,62

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Diterima Petani 131,03 132,36 1,02

- Penangkapan Perairan Umum 117,17 119,27 1,79

- Penangkapan Laut 131,63 132,92 0,99

b. Indeks Dibayar Petani 126,21 126,87 0,52

- BPPBM 116,16 116,98 0,70

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Diterima Petani 118,33 119,12 0,67

- Budidaya Air Tawar 118,33 119,12 0,67

b. Indeks Dibayar Petani 127,46 128,04 0,46

- BPPBM 114,20 114,87 0,58

Pertanian 92,39 93,60 1,30

a. Indeks Diterima Petani 118,83 120,88 1,72

b. Indeks Dibayar Petani 128,61 129,15 0,42

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara persepsi tentang perilaku merokok dengan tingkat perilaku merokok pada penelitian ini bersifat negatif, yaitu siswa yang memiliki persepsi negatif atau yang

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah : (1) memberikan pelatihan singkat penggunaan teknologi informasi dengan media internet untuk kegiatan

Wilayah kabupaten yang memiliki jumlah penduduk yang padat, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang menunjukkan grafik meningkat meski dalam nilai kecil, mengemban

Jurnal al-Idārah | 14 Strategi manajemen SDM Islami dalam meningkatkan kinerja karyawan di CV Adeeva Group Besuk Wirowongso Jember dapat meningkatkan kinerja karyawannya

Penyimpangan maksim kebijaksanaan terdapat pada data (1) karena tuturan narasumber menyimpang dari prinsip kesantunan pada indikator 3 karena dalam tuturan mungkin

1) Produk, memiliki produk yang berbeda dari sekolah lainnya yakni kegiatan baca tulis Al-Quran, kegiatan ekstrakurikuler drumband, beladiri, pramuka, futsal, voli, basket. 2)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, teknik pengumpulan data

Di antara konsep integrasi keilmuan berdasarkan paradigma keilmuan yang dikembangkan oleh beberapa UIN di Indonesia yang penulis kaji dalam tulisan ini adalah