• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Perkembangan pasar modal sedang marak terjadi di Indonesia sejak tahun 1990an. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran pemodal atau investor yang melakukan transaksi di pasar modal. Para investor tidak begitu saja dengan sendirinya melakukan investasi pembelian saham sebelum melakukan penilaian dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang memungkinkan adanya mobilisasi dana masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan bursa-bursa dunia yang telah mapan tetapi dalam usianya yang relatif muda telah menjadi wahana penting diluar perbankan untuk menyediakan dana yang diperlukan oleh dunia usaha salah satunya dengan cara penjualan saham.

Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan nilai yang lebih besar di masa yang akan datang. Pandangan yang selama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kita menyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yang mahal dan penuh risiko. Kita tahu bahwa dengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah, membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasi yang cukup mudah dilaksanakan bagi sebagian masyarakat kita. Jenis investasi lain yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan di hampir seluruh negara di dunia ini adalah investasi di pasar modal. Salah satu contoh instrumen investasi pada pasar modal adalah saham.

Saham adalah bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan di perusahaan. Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock)

(2)

dan saham preferen (preferred stock). Investor yang memiliki saham, baik saham biasa maupun saham preferen akan mendapatkan bagian keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar kewajiban keuangan lainnya.

Dalam menganalis saham, dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan fundamental. Pendekatan teknikal menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham. Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan di masa mendatang.

Perdagangan saham saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi telah banyak membantu transaksi di pasar modal. Setiap investor dapat melakukan investasi dengan mudah dan tanpa harus datang langsung ke tempat dia akan berinvestasi. Jadi, perputaran modal dalam suatu negara tidak hanya berasal dari investor dalam negeri tapi juga berasal dari investor asing. Setiap kejadian baik dari bidang ekonomi, politik dan keamanan yang terjadi di dalam dan luar negeri nantinya akan mempengaruhi pasar modal di suatu negara. Jika suatu kejadian direspon positif oleh para pelaku pasar maka hal ini akan membawa dampak yang baik pula dalam transaksi di pasar modal.

(3)

Kondisi yang baik di pasar modal diharapkan dapat memberikan keuntungan yang baik bagi para investor. Namun, lain halnya jika suatu kejadian direspon negatif, maka hal ini juga akan berimbas kurang baik dalam pasar modal.

Para investor banyak yang menyukai adanya risiko yang tinggi karena dalam risiko yang tinggi tersebut cenderung terdapat potensi tingkat return yang tinggi pula. Konsep ini dikenal dengan istilah ”High Return High Risk, Low Return Low Risk”. Konsep ini mengatakan bahwa setiap potensi keuntungan tinggi yang mungkin diperoleh cenderung menyimpan potensi kerugian yang tinggi, sementara potensi return yang relatif normal akan memberikan tingkat risiko kerugian yang relatif rendah pula.

Pada Tahun 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa jika perusahaan BUMN melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), sahamnya akan lebih diminati oleh investor. Sebab, secara fundamental, kinerja perusahaan “pelat merah” tergolong bagus. Ketika ada perusahaan BUMN yang mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meningkatkan minat investor terhadap pasar saham nasional. Beberapa waktu terakhir, OJK sangat pro aktif mendorong BUMN untuk IPO. Secara fundamental, perusahaan BUMN sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan, sehingga ketika perusahaan BUMN IPO, akan ada banyak investor yang berminat. Alasan OJK dalam mendorong perusahaan milik pemerintah untuk mencatatkan sahamnya tersebut, agar bisa meningkatkan likuiditas di pasar modal Indonesia. Dalam rangka peningkatan market deepening, meningkatkan likuiditas, ada beberapa upaya yang akan dilakukan. (www.bnisecurities.co.id, dikutip tanggal 10 November 2015)

(4)

Tidak semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperjualbelikan sahamnya atau go public di pasar modal. Tujuan beberapa BUMN go public sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tujuan perusahaan-perusahaan lain (BUMS) yang memperjualbelikan sahamnya di pasar modal. Dengan IPO, rencana kerja dan operasional BUMN bisa lebih transparan. Perusahaan terbuka (tbk) wajib memenuhi kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh otoritas bursa. Salah satu yang terpenting adalah pengelolaan keuangan, mulai dari standar akuntansi hingga pelaporan kepada publik secara berkala. Jika hasil audit keuangan tidak memenuhi standar selama kurun waktu tertentu, perusahaan bisa dikeluarkan dari bursa (delisting).

Persaingan di dalam industri khususnya pada perusahaan BUMN akan semakin sehat. Perusahaan senantiasa berupaya untuk tampil dengan kinerja di atas rata-rata indutri (benchmark). Oleh karena frekuensi pembanding semakin kerap (laporan keuangan kuartalan maupun kinerja harga saham harian), maka manajemen bisa memonitor kinerja perusahaan di berbagai lini dari waktu ke waktu.

Terdapat dua keuntungan yang tak ternilai bagi BUMN yang melakukan IPO. Pertama, BUMN terbuka tidak sebatas diawasi oleh Kementerian BUMN atau instansi-instansi pemerintah lainnya, melainkan juga oleh publik. Masyarakat, kita semua, menjadi watchdog. Hal ini jauh lebih efektif daripada pengawasan melekat. Dengan begitu, politisasi dan penjarahan oleh politisi bisa diredam. Kedua, dengan semakin banyak perusahaan BUMN kelas kakap untuk masuk bursa, maka struktur pasar saham Indonesia akan semakin sehat. Struktur pasar saham yang sangat terkonsentrasi seperti dewasa ini, indeks harga saham

(5)

sangat bergantung pada pergerakan harga saham segelintir perusahaan atau kelompok usaha tertentu, sehingga pergerakan harga saham sangat ringkih (volatile). Dengan kehadiran perusahaan-perusahaan baru di bursa yang memiliki nilai kapitalisasi besar, maka upaya untuk “menggoreng” harga saham kian sulit karena membutuhkan dana yang semakin besar. (Kompasiana, 2009)

Kurs valuta asing merupakan variabel makro ekonomi yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Depresiasi mata uang domestik akan meningkatkan volume ekspor. Bila permintaan pasar internasional cukup elastis hal ini akan meningkatkan cash flow perusahaan domestik, yang kemudian meningkatkan harga saham, yang tercermin pada IHSG. Sebaliknya, jika emiten atau perusahaan membeli produk dalam negeri, dan memiliki hutang dalam bentuk dollar maka harga sahamnya akan turun. Depresiasi kurs akan menaikkan harga saham yang tercermin pada IHSG dalam perekonomian yang mengalami inflasi.

Terdapat dua puluh perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini, hanya lima perusahaan yang diambil untuk mewakili sub sektor BUMN yang digunakan sebagai objek penelitian. Penelitian ini membutuhkan rentang waktu penelitian yang digunakan yaitu pada data bulanan dengan rentang waktu penelitian 2007 - 2015.

Dalam penelitian ini, akan menganalisis saham dengan pendekatan makro ekonomi sehingga menggunakan analisis fundamental. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tiga variabel yaitu tingkat inflasi, nikai tukar atau kurs valuta asing, dan tingkat suku bunga, maka penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Harga

(6)

Saham Perusahaan BUMN yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 - 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh laju inflasi terhadap fluktuasi harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh kurs valuta asing terhadap fluktuasi harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap fluktuasi harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh laju inflasi terhadap fluktuasi harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh kurs valuta asing terhadap fluktuasi harga saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap fluktuasi harga

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi calon investor

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai instrumen atau tolak ukur bagi calon investor khususnya pada calon investor yang ingin menanamkan modalnya berupa saham pada perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan guna mengetahui harga saham dari perusahaan-perusahaan BUMN di Indonesia dari waktu ke waktu dan perkembangan dari perusahaan tersebut yang mampu bertahan atas perusahaannya terhadap faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi terhadap harga sahamnya.

2. Bagi perusahaan BUMN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atas pengambilan keputusan dalam hal kinerja dan peningkatan harga saham. Selain itu juga bisa dijadikan sebagai dasar acuan untuk bisa menghadapi gejolak inflasi dan kurs valuta asing.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Perebusan Buah Pare ( Momordica Charantia L.) dalam Media Air dan Santan terhadap Kandungan Vitamin C ” yang disusun oleh Zainal

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan pemeriksan IVA, walaupun sudah ada dukungan dari petugas kesehatan karena wanita usia

Penelitian ini penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang penerapan metode resource based learning bagi siswa Slow Learner dalam

pejabat di lingkungan BKPSDM Kabupaten Subang dengan memberikan apresiasi bagi mereka yang mau berkerja dengan menampilkan atau menghasilkan yang terbaik. Meski

Tabel tersebut menunjukkan bahwa penggunaan komposisi media BAP 4 ppm + 0,2 ppm NAA menghasilkan rata-rata jumlah tunas terbanyak dibanding perlakuan yang

Berdasarkan analisis data siklus I diperoleh kesimpulan sementara bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti belum dapat meningkatkan

Lestari melakukan analisis jumlah pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perbankan syariah melalui website dengan hasil skor IFR bank syariah paling banyak jumlahnya pada

Semakin tinggi kekuatan beton maka panjang bagian linier semakin bertambah (Edward G nawy, 1990).Pada kurva tegangan regangan bahwa sampai dengan 40% dari f c pada umumnya