3.1 Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan paradigma postpositivistik. Yakni dengan mengungkapkan secara terperinci menggunakan pendekatan ilmiah dari program-program Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya Korea Selatan di Indonesia. Pospositivistik ini tentunya diperuntukkan untuk memahami peristiwa dengan menggunakan lensa teoritis dari ilmu pengetahuan sosial 53. Pendekatan yang digunakan pada
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berarti akan memahami suatu peristiwa yang terjadi dan metode penelitian yang akan digunakan yaitu kualitatif dengan desain studi kasus pada program-program Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya Korea Selatan di Indonesia.
Creswell beranggapan “Asumsi-asumsi post-positivis mempresentasikan bentuk tradisional penelitian, …”. 54 Kemudian Creswell mengatakan pula pada bukunya, “Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu didasarkan pada observasi, …”.55 Serta Creswell juga beranggapan bahwa
53
John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014 Hal 31
54 John W Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013 Hal 8
55
John W Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013 Hal 9
“Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan logis”.56
Pemilihan postpositivistik dikarenakan dalam peristiwa yang terdapat dalam penelitian ini, akan dijabarkan melalui berbagai sumber dan data pendukung yang diperoleh.
Creswell57 menyatakan dalam bukunya bahwa:
“Dalam praktiknya, para peneliti postpositivis melihat penelitian sebagai serangakaian langkah yang terhubung secara logis, meyakini keragaman perpektif dari pada partisipan daripada suatu realitas tunggal, dan mendukung metode pengumpulan dan analisis data yang tepat dan teliti. Mereka menggunakan beragam level analisis data demi ketepatan dan ketelitian, menggunakan berbagai program komputer untuk mendukung analisis mereka, mendorong penggunaan pendekatan-pendekatan validitas, dan menulis studi-studi kualitatif mereka dalam bentuk laporan ilmiah, dengan suatu struktur yang menyerupai artikel kualitatif (misalnya, permasalahan, pertanyaan, pengumpulan data, hasil, dan kesimpulan)”. Peneliti berusaha untuk menangkap beragam hal yang terjadi pada program-program Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya Korea Selatan di Indonesia. Dari keseluruhan hal-hal yang terjadi dalam program-program Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya Korea
56 John W Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013 Hal 10
57
John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Op.,Cit Hal 31
Selatan di Indonesia akan terjelaskan secara terperinci dan lengkap pada penelitian ini.
3.2 Tipe Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif. Berarti menjelaskan secara lengkap mengenai permasalahan yang diteliti. Diibaratkan pada sebuah pohon, pengertian, struktur tubuh, termasuk pada jenis apa, bagaimana ia dapat tumbuh, apa yang membuatnya tetap hidup, yang pada intinya akan membahas secara tuntas mulai dari alfabet awal A hingga Z.
3.3 Metode Penelitian
Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus pada penelitian ini.
Creswell pada bukunya mengatakan,
“Penelitian kualitatif memiliki definisi yang beragam, tetapi saya memahaminya sebagai pendekatan yang dimulai dengan asumsi, lensa penafsiran/teoritis, dan studi tentang permasalahan riset yang meneliti
bagaimana individu atau kelompok memaknai permasalahan sosial atau kemanusiaan.” 58
Dalam buku Studi Kasus,K. Yin menyatakan,
“Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata”. 59
Creswell juga menyatakan, “Dalam studi kasus, kasus yang spesifik diteliti, sering kali dengan tujuan untuk meneliti isu atau persoalan dengan menggunakan kasus tersebut untuk mengilustrasikan kompleksitas dari persoalan yang diteliti”. 60
K. Yin kemudian menyatakan,
“ … kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstrem atau unik. Hal ini merupakan situasi umum dalam psikologi klinis, di mana suatu luka atau kelainan spesifik demikian langka sehingga kasus tunggal cukup berharga untuk didokumentasikan dan dianalisis.”61
58
John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Op.cit., Hal 87-88
59 Robert K. Yin. Studi Kasus: Desain & Metode. Depok: RajaGrafindo Persada, 2014 Hal. 1 60
John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Op.cit., Hal 171
Pada desain studi kasus digunakan ketika fenomena yang terjadi, fenomena tersebut tergolong kontemporer (masa kini) dan peristiwa tersebut terjadi pada suatu organisasi. Permasalahan yang akan diteliti kali ini merupakan permasalahan yang cukup unik bagi orang komunikasi untuk diteliti lebih lanjut. Organisasi disini sebagai wadah bagi peneliti untuk menemukan narasumber karena narasumber yang diperoleh berkaitan dengan organisasi yang ingin diteliti. Tujuannya agar fenomena yang ingin diteliti memiliki sumber informasi yang valid. Selain itu peneliti ingin memahami secara keseluruhan akan program-program Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya Korea Selatan di Indonesia.
Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam fenomena ini yaitu beberapa perwakilan dari KCC. Baik KCC dan Pemerintah Indonesia telah menjalin kerjasama yang baik dalam bidang budaya sejak tahun 2011 (tahun didirikannya KCC). KCC sebagai tamu di Indonesia membawa misi memperkenalkan budayanya di Indonesia dan Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah harus menjamu dan mendukung kegiatan KCC mengkomunikasikan budayanya di Indonesia.
3.4 Subjek Penelitian
Terdapat dua jenis narasumber pada penelitian ini, yaitu key informan dan informan. Berikut keterangan mengenai para narasumber dalam penelitian ini:
Korean Cultural Center (KCC)
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan. Nama Narasumber : Kimberly Febriyanti
Jabatan : Staf Hubungan Masyarakat (Humas) KCC
3.4.2 Informan
a. Korean Cultural Center (KCC)
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan. Nama Narasumber: Jang Yu Rim
Jabatan : Staf Pengajar Kelas Bahasa Korea Sejong 3 di KCC
b. Korean Cultural Center (KCC)
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan.
Nama Narasumber: Maria Kartika Purisari
Jabatan : Murid Kelas Bahasa Korea Sejong 3 di KCC
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan.
Nama Narasumber: Nadhilla Suha
Jabatan : Murid Kelas Bahasa Korea Sejong 3 di KCC
d. Korean Cultural Center (KCC)
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan.
Nama Narasumber: Eugenia Anggoman
Jabatan : Murid Kelas Bahasa Korea Sejong 3 di KCC
e. Korean Cultural Center (KCC)
Alamat Organisasi : Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9, Equity Tower Lt. 17 Jakarta Selatan.
Nama Narasumber: Indri Hapsari
Jabatan : Murid Kelas Bahasa Korea Sejong 3 di KCC
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara mendalam, observasi nonpartisipatif, studi dokumen, dan studi kepustakaan. Pemilihan teknik pengumpulan data didasarkan pada topik penelitian, pertanyaan penelitian. Tujuan penggunaan keempat teknik tersebut untuk mendapatkan informasi lengkap, jelas, mendetail, dan berbasis ilmiah. Dikatakan lengkap karena telah melalui wawancara mendalam terkait permasalahan dengan narasumber-narasumber yang terlibat langsung, jelas dan detail karena menggunakan studi dokumen dimana akan menemukan fakta-fakta lain yang berhubungan. Berikut penjelasan mengenai teknik pengumpulan data:
a. Data Primer
1) Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam akan dilakukan pada para narasumber. Dalam wawancara telah disiapkan pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan terkait penelitian ini. Pemilihan staf Humas sebagai key informan tentunya menjadi hal yang lumrah ketika seseorang ingin menanyakan informasi terkait organisasi resmi, dan seorang Humas adalah yang menjadi informan resmi dari suatu organisasi. Wawancara terhadap enam narasumber dilakukan secara berbeda mengingat jadwal kerja dari staf Humas dan informan lainnya berbeda. Dan materi pedoman wawancara yang diterima sama antara keduanya. (Pedoman wawancara pada Lampiran 1)
2) Observasi Non Partisipatif
Pengumpulan data primer selanjutnya melalui observasi non partisipatif, yaitu observasi terhadap objek yang diteliti tanpa terlibat langsung didalam fenomena yang dialami oleh objek tersebut. Melalui KCC, peneliti akan mengobservasi menjadi sebagai salah satu murid yang sedang belajar Bahasa Korea, dan peserta pada 2 (dua) Acara Kebudayaan pada KCC. Dengan ini lebih memudahkan peneliti untuk memantau seluruh kegiatan-kegiatan KCC dalam mengkomunikasikan budayanya di Indonesia.
b. Data Sekunder
1) Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan sebagai penyempurna proses penelitian. Karena melalui studi dokumen dipastikan akan memperoleh informasi-informasi lain yang tidak kalah penting serta terjamin kebenarannya. Studi dokumen pada penelitian ini berupa dokumentasi dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KCC, rekaman suara, dan foto-foto saat wawancara.
Studi kepustakaan mengambil beberapa referensi buku-buku tambahan terkait penelitian. Tujuannya untuk dijadikan acuan pelengkap dalam penelitian. Referensi buku yang dimaksud yaitu buku-buku terkait budaya Korea.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Hal tersebut merupakan pengertian analisis data menurut John W. Creswell62.
Dalam teknik analisis data terdapat empat tahapan yang harus dilakukan yang pertama merupakan mengumpulkan data yang telah diperoleh, kemudian melakukan reduksi data, lalu men-display data yang telah direduksi, dan membuat kesimpulan serta verifikasi mengenai analisis data yang telah dilakukan. Berikut penjabaran mengenai teknik analisis data lebih lanjut berdasarkan John W. Creswell dalam bukunya Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed63.
a. Mengumpulkan Data
Data-data yang sebelumnya diperoleh baik data primer maupun data sekunder dikumpulkan. Selama penelitian berlangsung, seluruh
62
John W Creswell. Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Op.,Cit Hal 274
pembicaraan pada saat melakukan pengumpulan data akan didokumentasikan. Cara mendokumentasikan dapat berupa rekaman suara, foto-foto saat wawancara, foto-foto dokumentasi untuk keperluan studi dokumen. Pendokumentasian ini diperuntukkan sebagai bukti bahwa penelitian dilakukan sebenar-benarnya.
b. Reduksi Data
Kemudian seluruh informasi terkait yang diperoleh dikumpulkan dan lalu akan dilakukan reduksi data. Direduksi data dilakukan untuk menentukan informasi-informasi penting, dan telah dilakukan pencocokkan data kembali sehingga valid serta mengeluarkan informasi-informasi yang tidak relevan. Penyaringan data harus memperhatikan dengan seksama dan dilakukan berulang-ulang untuk memastikan data yang tersaring merupakan data pelengkap.
c. Display Data
Tahap selanjutnya dengan menampilkan (display) seluruh data yang telah melalui proses reduksi. Tampilan data ini bertujuan untuk double check data-data yang sebelumnya telah direduksi apakah sudah lengkap atau masih ada yang harus diperbaiki maupun revisi.
d. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Lalu dilakukan analisis terhadap data-data yang telah dikelompokkan sebelumnya setelah itu akan dibuatkan kesimpulan dan verifikasi terhadap data. Analisis yang dimaksud yaitu dengan memeriksa
lagi dari A-Z seluruh data-data yang telah diperoleh setelah display data untuk mencegah kesalahan-kesalahan informasi yang berada didalamnya.
3.8 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Tahap selanjutnya ialah teknik pemeriksaan keabsahan data. Validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu64
Menurut Creswell,
“Saya juga memandang validasi sebagai salah satu kekuatan khas dari penelitian kualitatif di mana laporan tersebut yang dihasilkan melalui penghabisan waktu yang panjang di lapangan, deskripsi tebal yang terperinci, dan kedekatan peneliti dengan para partisipan dalam studi tersebut menambah nilai atau akurasi dari studi”. 65
Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu triangulasi sumber. Kemudian Creswell juga berpendapat, “…, proses ini melibatkan bukti penguat dari beragam sumber yang berbeda untuk menerangkan tema atau perspektif”.66 Menurut pendapat Creswell diatas mengenai triangulasi sumber saya menyimpulkan bahwa dalam triangulasi sumber, peneliti harus melampirkan
64
John W Creswell. Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Op.,Cit Hal 285
65 John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan.
Op.cit., Hal 348
66
John W Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Op.cit., Hal 349
bukti-bukti kuat lainnya dari sumber-sumber yang tentunya berbeda agar lebih dapat memperkuat data-data yang diperoleh. Sumber-sumber lain yang dimaksud yaitu pada pengumpulan data tidak hanya menggunakan satu cara tetapi menggunakan berbagai cara untuk memastikan kebenaran dari data yang diperoleh. Peneliti akan menggunakan berbagai cara pengumpulan data antara lain: wawancara mendalam, observasi nonpartisipatif, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Pemilihan cara pengumpulan data tersebut tentunya mempermudah peneliti dalam menguji keabsahan data-data yang diperoleh.