• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FILM ANIMASI “THE HAUNTING OF GARBAGE”

DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh

Senja Permata Dewanti

10.11.4511

kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)

iii

DESIGN OF ANIMATION MOVIE “THE HAUNTING OF GARBAGE” BY EMPHASIZING BASIC PRINCIPLES OF ANIMATION

PERANCANGAN FILM ANIMASI “THA HAUNTING OF GARBAGE” DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI

Senja Permata Dewanti Amir Fatah Sofyan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Environmental hygiene is an important thing that must be considered by the public. By keeping the environment clean, then automatically also maintained good health.

One effort that can be done to encourage people to keep the environment is to make a film. To make it more interesting, the film is designed with the concept of 2-dimensional and guided by the basic principles of animation.

Some basic principles of animation that can be used include secondary action (motion supporter), anticipation (movement square off), arc (natural motion with a circular movement direction), Exaggeration (motion/action exaggeration), and appeal (though without giving a visual style absence of sound effects).

(4)
(5)

1

1. Pendahuluan

Selain game, video klip, dan iklan yang banyak bermunculan sebagai media informasi, film juga dapat dijadikan sebagai media informasi yang menarik. Bukan hanya sebagai hiburan dan penghilang penat, film juga dapat dijadikan sebagai penyampaian pesan yang dikemas dengan alur dan isi cerita yang tidak asing dengan kehidupan sehari-hari. Entah itu informasi mengenai sebuah produk (promosi), ataupun informasi mengenai himbauan melakukan sesuatu hal.

Dalam perancangan film ini, penulis menjadikan film sebagai media himbauan guna mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan, sehingga penulis mengambil tema lingkungan.

Film dibuat bukan hanya dijadikan sebuah tontonan atau hiburan belaka. Film yang baik justru dapat menarik perhatian penonton melalui keindahan animasi atau tampilan visualnya, serta makna atau informasi yang terkandung dalam film tersebut.

Jenis film yang mulai banyak diminati masyarakat saat ini adalah film animasi, entah itu 2D ataupun 3D. Animasi yang paling akrab dan paling banyak kita temui dalam keseharian kita adalah animasi 2D. Walaupun saat ini animasi 3D (pengembangan animasi 2D) mulai banyak dilirik dan diminati, namun animasi 2D masih memiliki peminat yang relatif banyak.

Oleh karena itu, penulis merancang film ini dengan konsep animasi 2D. Sementara itu, untuk menghasilkan sebuah film 2D yang “hidup” dan lebih menarik perhatian penonton, maka film berjudul “The Haunting of Garbage” ini dibuat dengan berpedoman pada beberapa prinsip-prinsip dasar animasi, yaitu anticipation, arcs, exaggeration, secondary action, dan appeal.

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar animasi di atas, diharapkan film yang dihasilkan nantinya dapat menjadi sebuah film animasi yang lebih menarik, dinamis, dan tidak membosankan, sehingga pesan yang terdapat dalam film ini dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton.

2. Landasan Teori 3.1 Pengertian Film

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses

(6)

2

lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya. saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain.

3.2 Pengertian Animasi

Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Animasi sering diartikan sebagai “menghidupkan” dari sesuatu benda mati atau statis yang kemudian bisa menciptakan gerak atau kesan bergerak.

Animasi banyak digunakan dalam dunia per-film-an. Film digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi. Oleh karena itu, film merupakan salah satu cara paling efektif untuk mempresentasikan animasi.

3.3 Pengertian Film Animasi

Film animasi adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak.

3.4 Prinsip-prinsip Animasi

Thomas dan Johnston memberikan 12 prinsip animasi yang diadopsi dari animasi produksi Disney.

3.5.1 Anticipation

Gerakan atau aksi sebelum gerakan utama terjadi. Contohnya, gerakan ancang-ancang sebelum berlari.

3.5.2 Squash and Stretch

Pemberian efek lentur yang dapat membuat animasi menjadi lebih hidup. 3.5.3 Staging

Berhubungan dengan sudut pengambilan gambar, framing, dan panjang scene. 3.5.4 Straight-ahead Action dan Pose-to-pose

Straight-ahead action adalah teknik menggambar frame by frame, sedangkan pose-to-pose adalah menggambar hanya pada keyframe tertentu.

3.5.5 Follow-through dan Overlapping Action

Follow through adalah lawan dari anticipation, yaitu gerakan setelah gerakan utama berhenti. Sedangkan overlapping action adalah terjadi ketika ada aksi follow through yang menjadi anticipation untuk aksi berikutnya.

3.5.6 Slow In – Slow Out

Slow in adalah gerakan lambat pada awal pergerakan yang diikuti gerakan cepat, sementara slow out adalah gerakan cepat sebelum benda berhenti dari gerakannya.

(7)

3

3.5.7 Arc

Gerakan alami atau gerak natural suatu karakter. Gerakan disesuaikan dengan arah melingkar sendi-sendi yang bekerja pada makhluk hidup.

3.5.8 Secondary Action

Gerakan tambahan yang dilakukan bersamaan dengan gerak utama. Contohnya menoleh atau menggerakkan lengan saat sedang berjalan.

3.5.9 Timing

Timing berkaitan dengan bagaimana suatu karakter berinteraksi secara alamiah. 3.5.10 Exaggeration

Gerakan atau aksi yang dilebih-lebihkan atau bersifat hiperbolis. 3.5.11 Solid Drawing

Digunakan untuk menyampaikan sense melalui penggambaran garis, warna, dan bayangan.

3.5.12 Appeal

Memberikan kepribadian atau gaya visual pada karakter walaupun tanpa didukung oleh sound effect.

3.5 Perangkat Lunak yang Digunakan 3.5.1 Adobe Audition 3.0

Adobe Audition merupakan suatu program yang digunakan untuk merekam, mengedit suara dalam bentuk digital yang berbasis Windows.

3.5.2 Adobe Flash CS3

Flash digunakan untuk membuat animasi, iklan, dan beragam komponen halaman web.

3.5.3 Adobe Premiere Pro CS3

Adobe Premiere Pro merupakan program editing video professional terpopuler di dunia.

3. Analisis dan Perancangan

4.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis ini mengemukakan perangkat lunak apa saja yang digunakan, antara lain: Adobe Audition 3.0, Adobe Flash CS3 Professional, Adobe Premiere Pro CS3, dan Celtx. 4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Analisis ini mengemukakan kebutuhan perangkat keras atau hardware apa saja yang dibutuhkan baik dalam proses pra produksi hingga pasca produksi adalah komputer dengan

(8)

4

spesifikasi sebagai berikut: Processor Intel Core i3 2328M 2.20GHz, memory 2GB DDR3, VGA Intel HD 3000, dan HDD 500 GB SATA.

4.3 Proses Pra Produksi

Dalam proses pra produksi film “The Haunting of Garbage” terdapat beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut:

3.3.1 Ide Cerita

Ide cerita dari film animasi “The Haunting of Garbage” yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari penulis.

3.3.2 Tema

Dalam film ini, penulis memilih tema kebersihan. Dalam tema ini, Neat yang mempunyai sifat kurang peka terhadap kebersihan lingkungan, pada suatu saat dihadapkan oleh situasi yang membuatnya ketakutan akan sampah-sampah yang menumpuk di rumahnya.

3.3.3 Logline

Logline ini tentang bagaimana jalan cerita dalam film kartun “The Haunting of Garbage”, yaitu sebagai berikut:

Bagaimana jika Neat selalu malas membersihkan rumahnya dari sampah? Dan kemudian dia mendapatkan mimpi buruk tentang sampah-sampah yang mengejarnya. 3.3.4 Sinopsis

Film “The Haunting of Garbage” ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Neat yang bersifat mals dan tidak mempedulikan kebersihan lingkungan. Hingga suatu hari dia mendapat mimpi buruk tentang sampah-sampah yang menghantuinya. Dari mimpi itulah Neat sadar bahwa kebersihan lingkungan sangatlah penting.

3.3.5 Diagram Scene

Dalam pembuatan sebuah film, terdapat tiga babak yang disajikan dalam sebuah diagram scene. Babak 1, berisi pengenalan tokoh, setting, dan pengenalan masalah. Babak 2, merupakan babak terpanjang dalam cerita film, yaitu 50% dari cerita keseluruhan, berisi petualangan dan konflik yang semakin dipertajam. Terakhir babak 3 yang berisi titik klimaks. 3.3.6 Character Development

Jumlah karakter yang akan diperkenalkan dalam film animasi “The Haunting of Garbage” ini berjumlah lima karakter, yaitu Neat sebagai tokoh utama, dan empat karakter lain sebagai tokoh pendukung, yaitu petugas kebersihan, Bottle man, Snack man, dan Apple man.

(9)

5

Gambar 3. 1 Perancangan Karakter Neat 3.3.7 Naskah

Naskah dibuat dengan tujuan agar pembuatan storyboard menjadi lebih mudah.

Gambar 3. 2 Naskah 3.3.8 Storyboard

Berdasarkan format storyboard yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab II, maka berikut ini adalah rancangan storyboard film animasi “The Haunting of Garbage”.

(10)

6

Gambar 3. 3 Storyboard 4. Implementasi dan Pembahasan

4.1 Proses Produksi 4.1.1 Drawing

Drawing dalam pembuatan film “The Haunting of Garbage” dilakukan dalam dua tahap, manual dan tracing. Tahap manual dikerjakan dengan menggambar pada kertas menggunakan pencil, kemudian discan untuk diimport di area kerja adobe flash. Tahap selanjutnya adalah tracing, yaitu dengan mengimport soft file hasil gambar manual sebagai pedoman untuk mempermudah proses drawing.

(11)

7

4.1.2 Coloring

Proses coloring dilakukan dengan sederhana pada Adobe Flash, menggunakan Paint Bucket Tool. Berikut contoh karakter Neat yang telah diberi warna.

Gambar 4. 2 Karakter Neat yang telah diwarnai 4.1.3 Sound Recorded

Sebelum melakukan proses penganimasian, penulis terlebih dahulu melakukan proses rekam suara awal untuk menentukan perhitungan waktu sebagai panduan bagi animator dalam proses lipsynch. Rekam suara awal ini hanya dijadikan sebagai panduan dan tidak dipakai dalam proses dubbing. Setelah proses penganimasian selesai, barulah dilakukan proses rekam suara ulang, dengan penambahan ekspresi yang telah ditentukan agar didapatkan rekaman yang baik untuk proses dubbing.

4.1.4 Animating

Proses animasi dilakukan di Adobe Flash, proses ini memakan waktu yang tidak sedikit, karena animator harus menggerakkan setiap adegan pada tiap-tiap frame tertentu.

Sebelum melakukan proses animasi, penulis melakukan pengaturan ukuran film terlebih dahulu. Dalam pembuatan film The Haunting of Garbage ini, penulis menggunakan ukuran standar film yaitu 720 x576 pixels dengan ukuran frame rate 20 fps.

4.1.4.1 Frame by Frame

Animasi frame by frame adalah membuat atau merancang sebuah animasi dengan membuat gambar yang berbeda pada setiap frame sehingga menghasilkan suatu gerakan yang berhubungan. Dalam proses penganimasian ini, animator harus mampu menghitung berapa banyak frame yang diperlukan agar menghasilkan jeda yang pas. Untuk membuat keyframe yang dibutuhkan dalam proses animasi, cukup klik kanan kemudian Insert Keyframe.

(12)

8

Animasi ini digunakan dalam proses perubahan letak objek gambar dan besar kecil objek gambar.

Animasi motion tween minimal terdiri dari dua buah keyframe, keyframe awal untuk menentukan objek awal dan keyframe akhir menentukan perubahan akhir sebuah objek yang diinginkan.

4.1.4.3 Shape Tween

Shape tween adalah proses perubahan bentuk pada sebuah objek dalam sebuah animasi. Langkah membuat animasi Shape Tween sama seperti pembuatan Motion Tween. Perbedaannya terletak pada objek di keyframe akhir. Pada Motion Tween, animator merubah posisi objek di akhir keyframe, sementara pada Shape Tween, animator merubah bentuk objek di akhir keyframe. Jika penganimasian benar, maka akan muncul tanda panah berwarna hijau diantara keyframe awal dan keyframe akhir.

4.1.4.4 Lipsynch

Proses sinkronisasi antara gerakan mulut dengan suara yang diucapkan dalam pembuatan film ini menggunakan beberapa bentuk mulut pada masing-masing karakter.

Gambar 4. 3 Perubahan bentuk mulut Neat saat berbicara 4.1.4.5 Penerapan Prinsip-prinsip Animasi

4.1.4.5.1 Secondary Action

Beberapa gerakan yang berpedoman pada prinsip secondary action dalam film The Haunting of Garbage adalah gerakan mengayunkan tangan saat berjalan.

(13)

9

4.1.4.5.2 Anticipation

Gerak ancang-ancang yang diterapkan dalam film The Haunting of Garbage adalah gerakan sebelum melempar botol minuman.

Gambar 4. 5 Penerapan anticipation 4.1.4.5.3 Arc

Arc atau gerakan alami dengan arah pergerakan melingkar terdapat pada arah gerakan botol yang dilempar.

Gambar 4. 6 Penerapan arc 4.1.4.5.4 Exaggeration

Penerapan prinsip exaggeration terdapat pada saat karakter Neat menampakkan ekspresi ketakutan yang berlebihan, dengan kedua bola mata yang membesar.

Gambar 4. 7 Penerapan exaggeration 4.1.4.5.5 Appeal

Hanya dengan sebuah ekspresi wajah tanpa adanya sound effect, penonton dapat memastikan bahwa karakter yang mereka tonton sedang menampakkan ekspresi senang, marah, ataupun ketakutan. Pada penerapannnya, prinsip appeal terdapat pada perubahan ekspresi petugas kebersihan yang menampakkan wajah marah, ditandai dengan kedua mata dan alis yang saling meruncing dan bentuk mulut yang berubah miring.

(14)

10

Gambar 4. 8 Penerapan appeal 4.1.5 Sound Editing

Proses ini merupakan proses pengeditan audio yang akan dimasukkan ke dalam animasi yang telah dibuat. Proses ini juga merupakan kelanjutan dari proses dubbing. Pengeditan audio yang digunakan dalam proses ini menggunakan software Adobe Audition 3.0.

4.1.6 Penambahan Audio

Setelah semua sound diedit berdasarkan kebutuhan. Penulis kembali lagi pada lembar kerja animasi di Adobe Flash untuk menggabungkan animasi dengan audio. Cara memasukkan sound yaitu sebagai berikut:

 Buka file .fla pada Adobe Flash CS3, import sound dengan cara klik File – Import – Import to Library, kemudian pilih sound mana yang akan ditambahkan.

 Setelah proses import selesai, kembali pada jendela timeline, tambahkan layer baru untuk menempatkan sound pada keyframe tertentu sesuai animasi yang telah dirancang sebelumnya.

4.2 Pasca Produksi

4.2.1 Penggabungan Video

Setelah semua file .fla diexport ke dalam file .mov, setiap cut digabungkan menjadi kumpulan scene ke dalam Adobe Premiere, dengan cara sebagai berikut:

 Buat file terlebih dahulu dengan memilih New Project, pada Load Preset, pilih DV-PAL standard 48 kHz. Tentukan lokasi penyimpanan kemudian klik OK.

 Import semua file .mov, kemudian drag and drop file-file tersebut ke jendela timeline untuk disusun dan digabungkan menjadi satu sesuai kebutuhan.

 Pada beberapa cut dan beberapa scene, penulis menambahkan video transitions Cross Dissolve agar cut dan scene yang dirangkai tidak terlihat tiba-tiba melonjak ke scene berikutnya.

(15)

11

 Setelah semua file .mov selesai digabungkan dan diberi beberapa efek transisi, maka file tersebut siap dirender.

Gambar 4. 9 Proses pasca produksi

4.2.2 Rendering

Tahap terakhir dari perancangan film The Haunting of Garbage adalah rendering. Sebelumnya, pastikan terlebih dahulu pengaturan output telah dilakukan dengan benar. Langkah rendering adalah sebagai berikut:

 Klik menu File, pilih Export, lalu klik Movie

 Tentukan nama file dan lokasi penyimpanan, secara otomatis, Adobe Premiere akan melakukan proses rendering, selanjutnya file akan tersimpan dengan format .avi. 5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan film The Haunting of Garbage ini adalah:

Film animasi yang menarik adalah film dengan penganimasian yang dinamis, dimana setiap gerakan terlihat nyata dan alami. Untuk membuat film animasi yang dimaksudkan, seorang animator harus mampu memahami prinsip-prinsip animasi dan menganimasikan setiap gerakan dengan berpedoman pada prinsip dasar animasi tersebut.

Dalam perancangan film animasi The Haunting of Garbage ini, penulis berpedoman pada beberapa prinsip dasar animasi, yaitu secondary action, anticipation, arc, exaggeration, dan appeal.

Secondary action adalah gerakan tambahan yang dibuat untuk memperkaya gerakan utama, misalnya gerak mengayunkan tangan saat berjalan. Anticipation merupakan gerak ancang-ancang sebelum gerakan utama terjadi, misalnya gerak tangan ke atas sebelum melempar botol. Selanjutnya arc, adalah gerak alami dengan arah pergerakan melingkar, contohnya pada gerak botol setelah dilempar. Lalu exaggeration, yaitu gerakan atau aksi

(16)

12

yang berlebihan dan bersifat hiperbolis. Contohnya terdapat pada ekspresi ketakutan yang ditandai dengan kedua bola mata yang membesar. Yang terakhir adalah appeal, pemberian gaya visual tanpa didukung sound effect. Penonton akan mengetahui ekspresi karakter petugas kebersihan sedang menampakkan wajah marah, walaupun tanpa adanya sound effect, yaitu ditandai dengan kedua mata dan alis yang saling meruncing serta arah bibir yang cenderung miring ke atas.

Semua prinsip-prinsip animasi diatas dikerjakan dengan frame by frame animation. 5.2 Saran

Perancangan film The Haunting of Garbage ini tentu masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran, antara lain:

 Kurangnya jumlah gambar yang dibuat dan teknik penganimasian yang masih kurang teliti, sehingga gerakan yang dihasilkan masih terlihat kaku.

 Ketrampilan dalam pembuatan karakter dan background masih perlu diperbaiki agar terlihat lebih baik.

Perlu perbaikan dalam proses dubbing, sehingga suara yang dihasilkan dapat lebih jelas.

 Akan lebih baik jika pada akhir film terdapat kalimat penutup tentang menjaga kebersihan lingkungan.

Daftar Pustaka

Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Soewignjo, Santoso. 2005. Let’s Animate!. Bandung: Nexx Media, Inc.

Suyanto, M dan Aryanto Yuniawan. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Binanto, Irwan. 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori + Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Janssen, Erwin. Perancangan Komunikasi Visual Film Animasi Pendek “Macan Peredam

Bahaya”, hlm. 5, diakses dari

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01516-DS%20Bab2001.pdf, pada tanggal 13 Oktober 2013 pukul 14:29.

(17)

13

UU No.8 Tahun 1992.pdf, hlm. 2, diakses dari

http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%208%20Tahun%201992%20t entang%20Perfilman.pdf pada tanggal 4 November 2013 pukul 14.22.

Mordhoko, Kristio. web_Animasi_KRISTIO_MARDHOKO, hlm. 1, diakses dari

http://skp.unair.ac.id/repository/web-pdf/web_Animasi_KRISTIO_MORDHOKO.pdf, pada tanggal 4 November 2013 pukul 14.40.

Gambar

Gambar 3. 1 Perancangan Karakter Neat  3.3.7  Naskah
Gambar 3. 3 Storyboard  4.  Implementasi dan Pembahasan
Gambar 4. 2 Karakter Neat yang telah diwarnai  4.1.3  Sound Recorded
Gambar 4. 5 Penerapan anticipation  4.1.4.5.3  Arc
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur Suatu unsur dalam sistem periodik di susun berdasarkan konfigurasi elektronnya, karena tiap

Analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah dilakukan dengan cara mengolah kulit kentang sebagai penghitam rambut, kemudian digunakan pada rambut yang berwarna

Pengaruh lingkungan/lokasi terhadap pa- rameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jum- lah tandan, dan jumlah buah, tampak bahwa tinggi tanaman tidak berbeda nyata pada 3

Pada penelitian ini, kami akan menggunakan DNS sinkhole untuk memblokir nama domain yang kami peroleh dari hasil pendeteksian DNS tunneling dengan Elasticsearch. 2.2.7

Seperti halnya pendugaan parameter sebelumnya, berdasarkan nilai simpangan baku, dan koefisien variasi dari dugaan volume tegakan per hektar (Tabel 4),

Selanjutnya berdasarkan Teorema Newton yang menyatakan bahwa setiap polinom simetris dapat dinyatakan dalam fungsi-fungsi simetri sederhana, maka sistem persamaan non linier

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 50% peternak yang mengetahui tanda-tanda birahi, umur pertama kali kawin kerbau betina dan jantan masing-masing adalah