• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

33 4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

4.1.1 Analisis Masalah

Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi setiap insan. Dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa pemerintah harus memfasilitasi segenap masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Kelayakan ini meliputi pengetahuan mendasar tentang akhlak dan norma-norma baik kepada siswa bermasalah.

Hari ini pemerintah sedang menggalakan remaja dan pemudanya untuk kembali mengenali karakter bangsa yang sudah banyak ditinggalkan. Karakter bangsa yang menjadi prinsip dan tetap kokohnya sebuah negara, pendidikannya harus sudah mulai dikenal sejak dini. Maka kegiatan siswa dilingkungan sekolah harus senantiasa diawasi dan diarahkan kedalam penghayatan pendidikan.

(2)

Guru BK (Bimbingan Konseling) adalah unsur yang paling bertanggung jawab diantara unsur lainnya disekolah dalam mengawasi dan mengarahkan siswanya. Setiap siswa memiliki karakter dan permasalahan yang mengganggu proses pendidikannya dilingkungan sekolah. Karakter dan permasalahan itu biasanya terbentuk dari luar lingkungan sekolah, sehingga membentuk dan mengganggu siswa. Tapi adakalanya siswa tidak mau melakukan konsultasi dan bimbingan dengan guru BK dikarenakan alasan guru BK keras, menakutkan dan pemberi hukuman.

4.1.2 Sumber Pengetahuan

Data mengenai permasalahan siswa beserta penyebab dan konseling atau tindakan bimbingan yang harus diambil didapatkan dari buku yang berhubungan, internet dan dari guru bimbingan konseling di MA Nurul Huda Ciamis yang memberikan bimbingan dan pengarahan, serta informasi-informasi yang dibutuhkan selengkapnya dalam sistem pakar konsultasi siswa bermasalah ini. Adapun yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam sistem pakar ini adalah H. Moh Patoni, S.Ag M.Pdi dan Hj. Mariah Ulpah, S.Ag sebagai guru bimbingan konseling di MA Nurul Huda Ciamis.

4.1.3 Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pakar adalah mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji, dalam hal ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu, adapun masalah-masalah yang diambil dalam pembuatan sistem pakar ini adalah tingkat

(3)

permasalahan siswa, permasalahan yang biasa siswa alami, masalah yang melatari permasalahan siswa, sebab siswa bermasalah dan konseling.

Adapun tingkat permasalahan, nama permasalahan siswa, masalah yang melatari, penyebab, dan konselingnya adalah sebagai berikut :

1. Masalah ringan 1. Bolos

a) Masalah

Penyesuaian Diri, bolos dimasukkan dalam kategori penyesuaian diri

dikarenakan diusia remaja para siswa masih memerlukan bimbingan dan tuntunan. Kebolosan banyak disebabkan karena pergaulan dan interaksi siswa dengan temannya dibanding masalah lain yang mengganggu dirinya untuk melakukan bolos.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya siswa melakukan bolos adalah sebagai berikut :

- Merasa terisolir dari kelas sehingga malas sekolah - Selalu dicurigai/dimusuhi oleh teman-temannya

- Terlambat tiba disekolah karena ada tugas dari orangtua misal : mengasuh adik/menjemput adik di sekolahannya

- Ada gangguan dari pihak luar/teman untuk bolos sekolah dan diajak main di warnet.

(4)

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan individual

- Membuat surat panggilan orang tua

- Konseling dengan orang tua untuk mencari solusinya, missal : dengan membuat catatan laporan kehadiran tiap hari diketahui oleh walikelas, piket, guru pengajar, guru BK.

Konseling agama tekait : - Q.S Al Baqarah ayat 286               ... 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…”

- Hadist

ﺔّﻨﺠﻟا ﻰﻟا ﺎﻘﯾﺮط ﮫﺑ ﷲ ﻚﻠﺳ ﺎﻤﻠﻋ ﮫﯿﻓ ﺐﻠﻄﯾ ﺎﻘﯾﺮط ﻚﻠﺳ ﻦﻣ

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan, maka dengan sebab kelakuannya itu Allah akan menempuhkan suatu jalan untuknya guna menuju ke surga”. H.R Muslim

(5)

ﺔﻌﻛر ﺔﺋﺎﻣ ﻲّﻠﺼﺗ نا ﻦﻣ ﺮﯿﺧ ﻢﻠﻌﻟا ﻦﻣ ﺎﺑﺎﺑ ﻢّﻠﻌﺘﺘﻓو ﺪﻐﺗ نﻻ

“Niscayalah andaikata engkau berangkat kemudian engkau belajar satu bab dari ilmu penngetahuan, maka hal itu adalah lebih baik dari pada kamu bersembahyang seratus raka’at” H.R Abdilbarrr

2. Malas a) Masalah

Penyesuaian Diri, malas dimasukkan dalam kategori penyesuaian diri

dikarenakan diusia remaja para siswa masih memerlukan bimbingan dan tuntunan. Kemalasan banyak disebabkan gangguan dan interaksi siswa yang membuat siswa tidak berpikir untuk berkeja keras dan bertanggung jawab.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa malas adalah sebagai berikut :

- Kurang memahami mata pelajaran yang diikuti sehingga malas mengerjakan tugas

- Kurang motivasi baik yang berasal dari luar (orangtua) ataupun dari dalam (tidak/kurang semangat belajar)

- Kurang lengkap alat / sarana dan prasarana belajar - Tidak semangat.

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

(6)

- Konseling dengan orang tua - Bimbingan individual / kelompok - Panggilan orangtua.

Konseling agama terkait : - Q.S An Najm ayat 39-41                 

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna”.

- Hadist

ﺎﻤھاﻮﺳ ﺎﻤﯿﻓ ﺮﯿﺧ ﻻو ﻢّﻠﻌﺘﻣو ﻢﻟﺎﻋ ،نﻼﺟر سﺎّﻨﻟا

.

ﻰﻧاﺮﺒﻄﻟا هاور

“Seorang pria, yang mencari ilmu pengetahuan lebih baik dibandingkan yang lainnya “ H.R Thabrany

3. Kesulitan belajar pada bidang tertentu a) Masalah

Penyesuaian Diri, kesulitan belajar pada bidang tertentu dimasukkan

dalam kategori penyesuaian diri dikarenakan diusia remaja para siswa masih memerlukan bimbingan dan tuntunan. Kesulitan belajar pada bidang tertentu banyak dipengaruhi dari luar dibandingkan dari dalam dirinya, seperti tidak menyukai guru atau pergaulan bersama teman yang menghambat potensinya.

(7)

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan belajar pada bidang tertentu adalah sebagai berikut :

- Tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut - Tidak menyukai mata pelajaran/tidak menguasai

- Dapat pengaruh dari luar (karakter guru, metode yang digunakan guru)

- Potensi dan bakat - Prestasi belajar rendah

- Sering terlambat masuk sekolah.

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi / kelompok - Panggilan orangtua

- Koordinasi dengan guru matapelajaran / walikelas Konseling agama terkait :

- Q.S Ar Ra’du ayat 11 …             ... 

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(8)

- Q.S An Nahl ayat 43                 

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”

4. Berkelahi dengan teman sekolah a) Masalah

Emosi dan Perilaku Sosial, berkelahi dengan teman sekolah

dikategorikan dalam masalah emosi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Sehingga siswa mudah tersulut emosinya dan meledak-ledak tidak bisa mengendalikan perasaannya. Apalagi jika disulut oleh hal-hal yang berbau sara dan diskriminasi terhadap dirinya maupun kelompok, dapat memperburuk keadaan emosi dalam usia remaja yang rentan tersebut, sehingga bisa dikategorikan juga dalam perilaku sosial.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa berkelahi dengan teman sekolah adalah sebagai berikut :

- Karena masalah perempuan/pacar - Karena saling mencela

(9)

- Konflik pribadi / kelompok

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi / kelompok - Membacakan tata aturan sekolah

- Koordinasi dengan guru matapelajaran/walikelas/kesiswaan/kepala sekolah.

Konseling agama terkait : - Q.S Al Hujuraat ayat 10            

“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” - Hadist

نﺎﻛ ﻦﻣ ﻚﻠھأ ّﺢّﺸﻟا ّنﺈﻓ ّﺢّﺸﻟا اﻮﻘّﺗاو ،ﺔﻣﺎﯿﻘﻟا مﻮﯾ تﺎﻤﻠظ ﻢﻠّﻈﻟا ّنﺈﻓ ،ﻢﻠّﻈﻟا اﻮﻘّﺗا

نأ ﻰﻠﻋ ﻢﮭﻠﻤﺣو ﻢﻜﻠﺒﻗ

ﻢﮭﻣرﺎﺤﻣ اﻮّﻠﺤﺘﺳاو ﻢھءﺎﻣد اﻮﻜﻔﺳ

.

“Takut ketidak adilan, ketidak adilan, kegelapan pada hari kiamat, dan takut kelangkaan, kelangkaan keluarga Anda yang datang sebelum Anda dan membuat mereka untuk menumpahkan darah mereka dan Asthaloua Mharmanm” H.R Muslim

(10)

5. Bertengkar a) Masalah

Emosi dan Perilaku Sosial, bertengkar dikategorikan dalam masalah

emosi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Sehingga siswa mudah tersulut emosinya dan meledak-ledak tidak bisa mengendalikan perasaannya. Apalagi jika disulut oleh hal-hal yang berbau sara dan diskriminasi terhadap dirinya maupun kelompok, dapat memperburuk keadaan emosi dalam usia remaja yang rentan tersebut, sehingga bisa dikategorikan juga dalam perilaku sosial.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa bertengkar adalah sebagai berikut : - Saling mencela keluarga sesama teman

- Di rendahkan / diacuhkan salah satu temannya - Konflik pribadi / kelompok

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi / kelompok - Koordinasi dengan wali kelas Konseling agama terkait :

- Q.S Al Hujuraat ayat 10            

(11)

“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” - Hadist

ﻚﺴﻔﻧ بﻮﯿﻋ ﺮﻛذﺎﻓ كﺮﯿﻏ بﻮﯿﻋ ﺮﻛﺬﺗ نأ تدرا اذإ

.

هاور

ﻰﻌﻓاﺮﻟا

“Jika Anda ingin mengingatkan orang lain, ketahui kelemahan sendiri terlebih dahulu” H.R Arrofii

6. Minum-minuman keras tahap awal a) Masalah

Moral dan Penyesuaian Diri, minum-minuman keras tahap awal

dikategorikan dalam masalah moral dikarenakan dalam usia remaja para siswa masih perlu mendapatkan pembelajaran tentang hal yang benar dan salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi jika diperparah dengan pergaulan yang tak terkontrol dan mengarahkannya pada situasi yang tidak benar sehingga permasalahan ini juga bisa dimasukkan dalam kategori maslah penyesuaian diri.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa minum-minuman keras tahap awal adalah sebagai berikut :

- Terbawa arus pergaulan bebas - Frustasi

(12)

- Kekecewaan

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Memberitahukan tata aturan sekolah Konseling agama terkait :

- Q.S Al Maidah ayat 90               



“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”

7. Berpacaran a) Masalah

Perilaku Seksual, berpacaran dikategorikan dalam masalah perilaku

seksual dikarenakan pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti

(13)

oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa berpacaran adalah sebagai berikut : - Keinginan sendiri karena merasa sudah dewasa

- Terbawa arus pergaulan.

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi - Panggilan orangtua

- Memberitahukan tata aturan sekolah Konseling agama terkait :

- Q.S Al Israa ayat 32

         

“dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

(14)

8. Menyontek a) Masalah

Penyesuaian Diri, menyontek dimasukkan dalam kategori

penyesuaian diri dikarenakan diusia remaja para siswa masih memerlukan bimbingan dan tuntunan. Menyontek banyak dipengaruhi oleh contoh yang tidak baik dari luar dibandingkan hambatan dalam diri siswa, sehingga contoh itu ditransfer kedalam pikirannya dan menyebabkan siswa melakukan dikarenakan keinginan dalam dirinya yang tidak rasional.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa menyontek adalah sebagai berikut : - Merasa kurang mampu mengerjakan soal

- Tidak menguasai pelajaran - Kurang percaya diri - Kesiapan mental - Potensi yang terbatas.

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi / kelompok

- Koordinasi dengan orangtua, guru, mata pelajaran dan BK Konseling agama terkait :

(15)

     

“Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran”

9. Terlambat masuk sekolah a) Masalah

Penyesuaian Diri, terlambat masuk sekolah dimasukkan dalam

kategori penyesuaian diri dikarenakan diusia remaja para siswa masih memerlukan bimbingan dan tuntunan. Terlambat masuk sekolah dipengaruhi oleh peranan dari luar diri selain dari dirinya, dalam usia remaja para siswa masih mengalami masa adaptasi terhadap dirinya sehingga harus banyak mendapatkan bimbingan. Pengaruh dari luar tersebut dapat memberikan rangsangan pada perilakunya dari dalam sehingga membuat siswa berperilaku tidak baik jika tidak mendapatkan bimbingan yang baik.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa terlambat masuk sekolah adalah sebagai berikut :

- Susah mendapatkan angkutan umum - Bangun kesiangan

(16)

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapat oleh siswa adalah :

- Bimbingan pribadi

- Koordinasi dengan guru piket, guru mata pelajaran, walikelas dan orangtua

- Panggilan orangtua Konseling agama terkait : - Q.S An Najm ayat 39-41                 

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna”

2. Masalah sedang

1. Gangguan emosional

a) Masalah

Emosi, gangguan emosional adalah hal yang biasa dihadapi dalam usia

remaja. Dikarenakan masih rentan dan mudahnya para siswa meluapkan emosi dan tidak bisa mengendalikannya sehingga mudah terpicu walaupun dengan masalah kecil dan sepele.

(17)

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa mengalami gangguan emosional adalah sebagai berikut :

- Sedang ada masalah dengan teman, kerabat/keluarga - Memiliki masalah pribadi / keluarga

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Bimbingan pribadi / kelompok - Konseling dengan orang tua - Koordinasi dengan walikelas Konseling agama terkait : - Q.S Al Kahfi ayat 28                                 

“dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari

(18)

mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”

2. Berpacaran dengan perbuatan menyimpang

a) Masalah

Moral dan Perilaku Seksual, berpacaran dengan perbuatan

menyimpang masuk dalam kategori perilaku seksual dikarenakan pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Tapi berpacaran juga bisa memancing perbuatan yang menyimpang diluar batas agama dan norma pertemanan dua insan, itu dikarenakan diusia remaja siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap seks, maka dari itu berpacaran dengan perbuatan menyimpang juga bisa dikategorikan masalah moral.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa berpacaran dengan perbuatan menyimpang adalah sebagai berikut :

- Terbawa arus pergaulan bebas - Ingin mengikuti arus zaman sekarang - Kurangnya pembinaan orangtua

(19)

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Membuat surat panggilan orang tua - Konseling dengan orang tua

- Bimbiingan individual / kelompok

- Koordinasi dengan walikelas dan kepala sekolah

- Membuat surat perjanjian untuk tidak mengulangi hal tersebut - Memberitahukan tata aturan sekolah

Konseling agama terkait : - Q.S An Nuur ayat 3                    

“laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin”

3. Berkelahi antar sekolah

(20)

Emosi, berkelahi antar sekolah dikategorikan sebagai masalah emosi

dikarenakan kemajemukan siswa disekolah sehingga tidak terkait dengan suatu kelompok sosial yang melatarinya melakukan perkelahian tersebut. Permasalahan ini dilatari lebih karena emosi siswa yang masih usia remaja sehingga tidak bisa mengkontrol emosi dan masih rentan terhadap gesekan-gesekan sosial.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa berkelahi antar sekolah adalah sebagai berikut :

- Terprovokasi oleh teman-teman - Ikut-ikutan teman

- Pergaulan teman yang kurang terkontrol

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

Konseling agama terkait : - Q.S Al An’am ayat 70

(21)

                                                

“dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu”

4. Kesulitan belajar karena gangguan keluarga

a) Masalah

Keluarga, kesulitan belajar karena gangguan keluarga termasuk dalam

kategori masalah keluarga dikarenakan terjadi pertentangan standar perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung dan sikap yang sangat kritis pada remaja. Dan kebanyakan terjadi karena

(22)

pertengkaran orang tua yang mengakibatkan siswa ikut merasakan tekanan yang akhirnya mengganggu waktu belajar.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan belajar karena gangguan keluarga adalah sebagai berikut :

- Dirumah orangtua sering sekali ribut dan membuat konsentrasi pecah

- Broken home

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Bimbingan konseling pribadi - Panggilan orangtua

- Koordinasi dengan walikelas dan guru mata pelajaran Konseling agama terkait :

- Q.S An Nisa ayat 36                                    

(23)

“sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”

5. Minum-minuman keras tahap pertengahan

a) Masalah

Moral, minum-minuman keras tahap pertengahan masih dilatari

penyesuaian diri tapi dengan kadar sedikit, karena pada tahap ini siswa melakukan hal tersebut dengan sadar dan paksaan. Menjadikan permasalahan ini masuk dalam kategori masalah moral, dikarenakan ketidak tauan siswa terhadap hal yang benar dan salah.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa minum-minuman keras tahap pertengahan adalah sebagai berikut :

- Frustasi karena keadaan keluarga - Terbawa oleh teman

- Terbawa arus pergaulan bebas

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

(24)

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

Konseling agama terkait : - Q.S Al A’raf ayat 165                  



“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik” 6. Melakukan gangguan sosial dan asusila

a) Masalah

Moral dan Perilaku Seksual, melakukan gangguan sosial dan asusila

masuk kategori perilaku seksual dikarenakan pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Melakukan gangguan berupa pelecehan seksual itu dikarenakan diusia remaja siswa mempunyai

(25)

minat yang tinggi terhadap seks dan dengan ketidak tahuan siswa terhadap bimbingan moral, semakin membuat siswa bertindak diluar batas yang akhirnya menghasilkan gangguan sosial dan asusila.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan gangguan sosial dan asusila adalah sebagai berikut :

- Melakukan/meniru adegan dalam video porno - Pengaruh menonton film/video dewasa

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

- Membuat surat perjanjian Konseling agama terkait : - Q.S Al A’raf ayat 165                  



(26)

“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik” 3. Masalah berat

1. Gangguan emosional berat

a) Masalah

Emosi, gangguan emosional berat masuk dalam kategori masalah

emosi karena dalam usia remaja emosi siswa sangat rentan. Dikarenakan masih rentan dan mudahnya para siswa meluapkan emosi dan tidak bisa mengendalikannya sehingga mudah terpicu walaupun dengan masalah kecil dan sepele. Hal itu masih dalam seputar emosi biasa tapi jika dalam diri siswa tidak bisa mengontrol emosinya dan mudah meluap-luap dan tidak rasional maka itu sudah masuk kedalam permasalahan emosi berat.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa gangguan emosi berat adalah sebagai berikut :

- Keadaan keluarga yang membuat frustasi sehingga siswa tidak nyaman berada dalam kondisi apapun

(27)

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Bimbingan pribadi - Panggilan orangtua

- Koordinasi dengan walikelas - Koordinasi dengan pakar psikolog Konseling agama terkait :

- Hadist

ﻚﻤﻠﻇ ﻦّﻤﻋ ﺢﻔﺼﺗو ﻚﻣﺮﺣ ﻦﻣ ﻰﻄﻌﺗو ،ﻚﻌﻄﻗ ﻦﻣ ﻞﺼﺗ نأ ﻞﺋﺎﻀﻔﻟا ﻞﻀﻓأ

.

ﻩاور

ذﺎﻌﻣ ﻦﻋ ﱏاﱪﻄﻟا

“Untuk mencapai kebajikan terbaik dari Qtek, dan pengampunan diberikan dari yang telah bersalah padamu. “ H.R Thabrany dari Muadz

2. Kecanduan alkohol dan narkotika

a) Masalah

Moral, kecanduan alkohol dan narkotika adalah dimana siswa

memerlukan pertolongan lebih, karena pada tahap ini siswa melakukan hal tersebut dengan sadar dan paksaan karena sudah kecanduan. Menjadikan permasalahan ini masuk dalam kategori masalah moral, dikarenakan ketidak tahuan siswa terhadap hal yang benar dan salah.

(28)

Hal-hal yang menyebabkan siswa kecanduan alkohol dan narkotika adalah sebagai berikut :

- Frustasi berat karena masalah keluarga - Terbawa arus pergaulan yang salah - Salah pergaulan, dan mengikuti trend

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

- Membuat surat perjanjian Konseling agama terkait : - Q.S At Tahrim ayat 6                       

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

(29)

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” - Hadist

ﻞﺒﻗ ﻚﻏاﺮﻓو ،ﻚﻤﻘﺳ ﻞﺒﻗ ﻚﺘّﺤﺻو ،ﻚﺗﻮﻣ ﻞﺒﻗ ﻚﺗﺎﻴﺣ ،ﺲﲬ ﻞﺒﻗ ﺎﻤﺴﺧ ﻢﻨﺘﻏا

كﺮﻘﻓ ﻞﺒﻗ كﺎﻨﻏو ،ﻚﻣﺮﻫ ﻞﺒﻗ ﻚﺑﺎﺒﺷو ،ﻚﻠﻐﺷ

.

سﺎﺒﻋ ﻦﺑا ﻦﻋ ﻰﻘﻬﻴﺒﻟا ﻩاور

“lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum kematian Anda, kesehatan Anda sebelum sakit, dan waktu luang sebelum pekerjaan Anda, dan pemuda sebelum usia tua, dan berkat sebelum kemiskinan Anda.” H.R Baihaqi dari Ibnu Abbas

3. Pelaku kriminalitas

a) Masalah

Moral, perilaku kriminalitas masuk dalam kategori masalah moral.

Karena telat mendapatkan bimbingan tentang hal yang benar dan salah dalam agama dan norma, sehingga melakukan tindakan yang tidak diketahui dasar hukumnya yang menurut agama dan norma adalah salah.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa pelaku kriminalitas adalah sebagai berikut :

- Terpaksa karena keadaan ekonomi - Kurang perhatian orangtua

- Kelainan kejiwaan

(30)

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

- Membuat surat perjanjian Ayat al qur’an terkait : - Q.S Al A’raaf ayat 56

                

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” - Hadist

ﷲﺎﺑ نﺎﳝﻹا ﺪﻌﺑ لﺎﻤﻋﻷا ﻞﻀﻓأ

:

سﺎّﻨﻟا ﱃإ دّدﻮﺘﻟا

.

ﱏاﱪﻄﻟا ﻩاور

(31)

“Terbaik bekerja setelah iman kepada Allah: Menjadi ramah kepada orang-orang.” H.R Thabrany

4. Siswi hamil

a) Masalah

Moral dan Perilaku Seksual, permasalahan siswi hamil masuk

kategori perilaku seksual dikarenakan pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Jika kurang pengawasan dari luar dirinya, maka siswa bisa melampaui batas dalam perilaku seksualnya. Permasalah siswi hamil muncul karena siswa tidak mengetahui dan kurangnya bimbingan.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan permasalahan siswi hamil adalah sebagai berikut:

- Pergaulan bebas

- Kurang pantauan dari orangtua - Salah pergaulan / pergaulan bebas

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

(32)

- Konseling dengan orang tua - Bimbiingan individual / kelompok

- Koordinasi dengan walikelas, kesiswaan, dan kepala sekolah Konseling agama terkait :

- Q.S An Nisa ayat 79

                     

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.“

- Q.S An Nuur ayat 2                             

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan

(33)

hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”

5. Percobaan bunuh diri

a) Masalah

Emosi, percobaan bunuh diri adalah masalah emosi, di usia remaja ini

para siswa rentan terhadap emosinya yang meluap-luap dan tidak terkendali. Emosinya yang meluap-luap bisa berubah seketika menjadi tindakan yang mebahayakan dirinya, jika ada pengaruh yang mengguncang emosinya yang tidak terkendali tersebut.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan percobaan bunuh diri adalah sebagai berikut:

- Masalah pribadi yang berat misalnya : hamil diluar nikah - Masalah pribadi/keluarga misal : ayah menikah lagi

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Membuat surat panggilan orang tua - Konseling dengan orang tua

- Bimbiingan individual / kelompok

- Koordinasi dengan walikelas, kesiswaa, dan kepala sekolah Ayat al qur’an terkait :

(34)

                         

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

6. Perkelahian senjata tajam dan senjata api

a) Masalah

Emosi dan Perilaku Sosial, perkelahian senjata tajam dan senjata api

dikategorikan dalam masalah emosi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Sehingga siswa mudah tersulut emosinya dan meledak-ledak tidak bisa mengendalikan perasaannya. Apalagi jika disulut oleh hal-hal yang berbau sara dan diskriminasi terhadap dirinya maupun kelompok, dapat memperburuk keadaan emosi dalam usia remaja yang rentan tersebut, sehingga bisa dikategorikan juga dalam perilaku sosial.

b) Sebab

Hal-hal yang menyebabkan perkelahian senjata tajam dan senjata api adalah sebagai berikut:

(35)

- Meniru adegan dalam film-film keras (action)

- Masalah pribadi yang sudah tidak dapat dibendung lagi - Pergaulan bebas

- Terbawa arus teman yang salah

c) Konseling

Konseling atau rujukan yang harus dilakukan dan didapatkan siswa adalah :

- Koordinasi dengan orangtua, guru lain, kesiswaan, kurikulum, kepala sekolah, aparat

- Bimbingan pribadi/kelompok - Panggilan orang tua

- Memberitahukan tata aturan sekolah - Membuat surat perjanjian

Konseling agama terkait : - .Hadist

ﻢّﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰّﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر لﺎﻗ

:

رﺎّﻨﻟا ﻲﻓ لﻮﺘﻘﻤﻟاو ﻞﺗﺎﻘﻟا

) .

ﻢﻠﺴﻣ هاور

(

“Telah bersabda Rasulullah saw: Seorang (muslim) yang memerangi dan seorang (muslim) yang diperangi, keduanya tempatnya di dalam neraka” H.R Muslim

ﺮﺧآ اﻮﻠﻌﺟا

اﺮﺗو ﻞﻴّﻠﻟﺎﺑ ﻢﻜﺗﻼﺻ

)

ىرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور

(

(36)

4.1.4 Data Permasalahan Dan Sebab

Keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa lewat buku dikonversi kedalam sebuah tabel permasalahan dan sebab guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis permasalahan dan sebab ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukan oleh pemakai dan basis pengetahuan. Berikut adalah tabelnya :

(37)

Keterangan Nama Permasalahan : P01 Bolos

P02 Malas

P03 Kesulitan belajar pada bidang tertentu P04 Berkelahi dengan teman sekolah P05 Bertengkar

P06 Minum-minuman keras tahap awal P07 Berpacaran

P08 Menyontek

P09 Terlambat masuk sekolah P10 Gangguan emosional

P11 Berpacaran dengan perbuatan menyimpang P12 Berkelahi antar sekolah

P13 Kesulitan belajar karena gangguan keluarga P14 Minum-minuman keras tahap pertengahan P15 Melakukan gangguan sosial dan asusila P16 Gangguan emosional berat

P17 Kecanduan alkohol dan narkotika P18 Pelaku kriminalitas

P19 Siswi hamil

P20 Percobaan bunuh diri

(38)

Keterangan Nama Sebab :

S01 Terbawa arus pergaulan bebas S02 Terprovokasi oleh teman-teman S03 Karena saling mencela

S04 Konflik pribadi/kelompok

S05 Merasa terisolir dari kelas sehingga malas sekolah S06 Selalu dicurigai/dimusuhi oleh teman-temannya

S07 Terlambat tiba disekolah karena ada tugas dari orang tua

S08 Kurang memahami mata pelajaran yang diikuti sehingga malas mengerjakan tugas

S09 Kurang motivasi, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam dirinya S10 Kurang lengkap alat/sarana dan prasarana belajar

S11 Tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut S12 Tidak menyukai mata pelajaran/tidak menguasai S13 Potensi dan bakat

S14 Prestasi belajar rendah

S15 Sering terlambat masuk sekolah S16 Karena masalah perempuan/pacar

S17 Direndahkan/diacuhkan salah satu temannya S18 Mengalami frustasi/kekecewaan

S19 Keinginan sendiri karena merasa sudah dewasa S20 Merasa kurang mampu mengerjakan soal S21 Tidak menguasai pelajaran

(39)

S22 Kurang percaya diri/kesiapan mental S23 Potensi yang terbatas

S24 Susah mendapatkan angkutan umum S25 Bangun kesiangan

S26 Kurangnya tanggung jawab pada dirinya

S27 Sedang memiliki masalah dengan pribadi, teman, kerabat/keluarga S28 Ingin mengikuti arus zaman sekarang

S29 Kurangnya pembinaan orang tua

S30 Dirumah orang tua sering sekali ribut dan membuat konsentrasi pecah S31 Broken home

S32 Frustasi karena keadaan keluarga S33 Pengaruh menonton film/video dewasa

S34 Keadaan keluarga yang membuat frustasi sehingga siswa tidak nyaman berada dalam kondisi apapun

S35 Mempunyai masalah kesehatan pribadi (gangguan emosi) S36 Frustasi berat karena masalah keluarga

S37 Terpaksa karena keadaan ekonomi S38 Kurang perhatian orang tua S39 Kelainan kejiwaan

S40 Mengikuti/meniru adegan-adegan yang ada ditelevisi S41 Kurang pantauan dari orang tua

S42 Masalah pribadi yang berat S43 Masalah pribadi/keluarga

(40)

S44 Meniru adegan dalam film-film keras (action)

S45 Masalah pribadi yang sudah tidak dapat dibendung lagi

4.1.5 Pohon Pelacakan

Pohon pelacakan merupakan hal yang menentukan keberhasilan sistem yang dibangun. Pohon pelacakan yang digunakan untuk mendiagnosa permasalahan adalah menggunakan metode Depth-First-Search, dapat dilihat pada gambar 4.1 :

(41)

4.1.6 Kaidah Produksi

Kaidah produksi biasanya dituliskan dalam bentuk jika maka (IF-THEN). Kaidah dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian yaitu premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar. Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa sebuah klausa mirip sebuah kalimat subjek, kata kerja dan objek yang menyatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premis dan klausa konklusi pada sebuah kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri dari beberapa premis dan lebih dari satu konklusi. Aturan premis dan konklusi dapat berhubungan dengan “OR” atau “AND”. Berikut kaidah-kaidah produksi dalam mengidentifikasi gangguan perkembangan :

Rule 1 :

IF terbawa arus pergaulan bebas AND terprovokasi oleh teman-teman

AND merasa terisolir dari kelas sehingga malas sekolah AND selalu dicurigai/dimusuhi oleh teman-temannya

AND terlambat tiba disekolah karena ada tugas dari orang tua THEN BOLOS

Rule 2 :

IF kurang memahami mata pelajaran yang diikuti sehingga malas mengerjakan tugas

AND kurang motivasi, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam dirinya AND kurang lengkap alat/sarana dan prasarana belajar

(42)

Rule 3 :

IF tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut AND tidak menyukai mata pelajaran/tidak menguasai AND potensi dan bakat

AND prestasi belajar rendah

AND sering terlambat masuk sekolah

THEN KESULITAN BELAJAR PADA BIDANG TERTENTU

Rule 4 :

IF karena saling mencela AND konflik pribadi/kelompok

AND karena masalah perempuan/pacar

THEN BERKELAHI DENGAN TEMAN SEKOLAH

Rule 5 :

IF karena saling mencela AND konflik pribadi/kelompok

AND direndahkan/diacuhkan salah satu temannya THEN BERTENGKAR

Rule 6 :

IF terbawa arus pergaulan bebas AND mengalami frustasi/kekecewaan

THEN MINUM-MINUMAN KERAS TAHAP AWAL

Rule 7 :

(43)

AND keinginan sendiri karena merasa sudah dewasa THEN BERPACARAN

Rule 8 :

IF merasa kurang mampu mengerjakan soal AND tidak menguasai pelajaran

AND kurang percaya diri/kesiapan mental AND potensi yang terbatas

THEN MENYONTEK

Rule 9 :

IF susah mendapatkan angkutan umum AND bangun kesiangan

AND kurangnya tanggung jawab pada dirinya THEN TERLAMBAT MASUK SEKOLAH

Rule 10 :

IF sedang memiliki masalah dengan pribadi, teman, kerabat/keluarga THEN GANGGUAN EMOSIONAL

Rule 11 :

IF terbawa arus pergaulan bebas

AND ingin mengikuti arus zaman sekarang AND kurangnya pembinaan orang tua

THEN BERPACARAN DENGAN PERBUATAN MENYIMPANG

Rule 12 :

(44)

AND terprovokasi oleh teman-teman THEN BERKELAHI ANTAR SEKOLAH

Rule 13 :

IF dirumah orang tua sering sekali ribut dan membuat konsentrasi pecah AND broken home

THEN KESULITAN BELAJAR KARENA GANGGUAN KELUARGA

Rule 14 :

IF terbawa arus pergaulan bebas AND frustasi karena keadaan keluarga

THEN MINUM-MINUMAN KERAS TAHAP PERTENGAHAN

Rule 15 :

IF pengaruh menonton film/video dewasa

THEN MELAKUKAN GANGGUAN SOSIAL DAN ASUSILA

Rule 16 :

IF keadaan keluarga yang membuat frustasi sehingga siswa tidak nyaman berada dalam kondisi apapun

AND mempunyai masalah kesehatan pribadi (gangguan emosi) THEN GANGGUAN EMOSIONAL BERAT

Rule 17 :

IF terbawa arus pergaulan bebas

AND frustasi berat karena masalah keluarga

(45)

Rule 18 :

IF terpaksa karena keadaan ekonomi AND kurang perhatian orang tua AND kelainan kejiwaan

AND mengikuti/meniru adegan-adegan yang ada ditelevisi THEN PELAKU KRIMINALITAS

Rule 19 :

IF terbawa arus pergaulan bebas AND kurang pantauan dari orang tua THEN SISWI HAMIL

Rule 20 :

IF masalah pribadi yang berat AND masalah pribadi/keluarga THEN PERCOBAAN BUNUH DIRI

Rule 21 :

IF terbawa arus pergaulan bebas AND terprovokasi oleh teman-teman

AND meniru adegan dalam film-film keras (action)

AND masalah pribadi yang sudah tidak dapat dibendung lagi THEN PERKELAHIAN SENJATA TAJAM DAN SENJATA API

(46)

4.1.7 Analisis Basis Data

Memperhatikan data serta informasi yang akan digunakan dalam proses pembangunan aplikasi ini, maka dibangun sebuah desain basis data dengan menggunakan Entity Relational Diagram (ERD) pada gambar berikut :

Gambar 4.2 Entity Relational Diagram (ERD)

4.1.8 Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan gambaran sistem secara umum yaitu hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Terdapat dua entitas yang terhubung langsung dengan sistem yaitu PENGGUNA dan PAKAR.

Hadist Konseling Id_Konseling Konseling Ahli Kons_Agama Id_KonsAgama AlQuran Penjelasan Relasi_Kons Id_KonsAgama Id_Relasi Id_Konseling Permasalahan Mempunyai Masalah Masalah Id_Masalah Id_Permasalahan Permasalahan Id_Relasi Id_Masalah Siswa_ Bermasalah Sebab Sebab Pertanyaan Id_Sebab Id_SiBer Id_Permasalahan Id_Sebab 1 1 1 1 1 N N N N N N 1

(47)

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA

BERMASALAH USER

Data Pilihan Jawaban

Info Pertanyaan Yang Harus Dijawab Info Hasil Konseling

Gambar 4.3 Diagram Konteks

4.1.9 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram alir yang dipresentasikan

dalam bentuk lambang-lambang tertentu yang menunjukan aliran data, proses, tempat penyimpanan data, dan entitas eksternal.

4.1.9.1 DFD Level 1

Berikut adalah DFD Level 1, yaitu rincian turunan dari diagram konteks.

(48)

Gambar 4.4 DFD Level 1

4.1.9.2 DFD Level 2

Berikut adalah DFD level 2 proses konseling.

(49)

4.1.10 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran data yang disajikan pada diagram alir data. Spesifikasi proses yang terdapat pada Data Flow Diagram dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.2 Spesifikasi Proses

NO PROSES KETERANGAN

1 No. Proses 1.0

Nama Proses Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah

Sumber User

Masukan Data Pilihan Jawaban, Info Pertanyaan, Info Permasalahan, Info Masalah, Info Konseling, Info Konseling Agama

Keluaran Info Pertanyaan, Info Hasil Konseling, Data Jawaban User

Tujuan User

Logika Proses Begin

//User memasukkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan untuk proses konseling

If user menjawab pertanyaan Then tampil hasil konseling End

(50)

Nama Proses Konseling Siswa Bermasalah

Sumber User

Masukan Mulai, Pertanyaan Untuk User, Permasalahan

& Masalah Siswa, Info Konseling Umum, Info Konseling Agama, Rujukan Konseling Ahli

Keluaran Sebab Siswa Bermasalah, Permasalahan

Siswa, Laporan Hasil Konseling

Tujuan User

Logika Proses Begin

//User melakukan konseling

If user mulai konseling OR menjawab pertanyaan

And sebab diketahui

And permasalahan diketahui

Then tampilkan laporan hasil konseling End

4.1.11 Kamus Data

Kamus data adalah kumpulan dari elemen-elemen atau simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file didalam sistem pakar. Kamus data merupakan deskripsi formal

(51)

mengenai seluruh elemen yang mencakup DFD. Kamus data dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.3 Kamus Data

Nama Data Sebab

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Input) Deskripsi Berisi data sebab yang digunakan pada pengolahan

basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_Sebab + Sebab + Pertanyaan

Id_Sebab Sebab Pertanyaan [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {100} [a..z | A..Z | 0..9] {100}

Nama Data Siswa_Bermasalah

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Input) Deskripsi Berisi relasi dari data sebab dan data permasalahan

digunakan pada pengolahan basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_SiBer + Id_Sebab + Id_Permasalahan

Id_SiBer Id_Sebab

[a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {4}

(52)

Id_Permasalahan [a..z | A..Z | 0..9] {4}

Nama Data Masalah

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Output)

Deskripsi Berisi data masalah yang digunakan pada pengolahan

basis pengetahuan

Struktur Data Id_Masalah + Masalah

Id_Masalah Masalah

[a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {20}

Nama Data Permasalahan

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Output) Deskripsi Berisi relasi dari data masalah dan data relasi_kons,

serta data dari permasalahan sendiri yang digunakan pada pengolahan basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_Permasalahan + Id_Relasi + Id_Masalah +

Permasalahan Id_Permasalahan Id_Relasi Id_Masalah [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {4}

(53)

Permasalahan [a..z | A..Z | 0..9] {50}

Nama Data Relasi_Kons

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Input) Deskripsi Berisi relasi dari data konseling dan data kons_agama

yang digunakan pada pengolahan basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_Relasi + Id_Konseling + Id_KonsAgama

Id_Relasi Id_Konseling Id_KonsAgama [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {4}

Nama Data Konseling

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Output)

Deskripsi Berisi data konseling yang digunakan pada

pengolahan basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_Konseling + Konseling + Ahli

Id_Konseling Konseling Ahli [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {100} [a..z | A..Z | 0..9] {50}

(54)

Nama Kons_Agama

Where used/ how used Proses 1.0 Konseling Sistem Pakar Konsultasi Siswa

Bermasalah (Input)

Proses 2.0 Konseling Siswa Bermasalah (Output) Deskripsi Berisi data konseling agama yang digunakan pada

pengolahan basis pengetahuan, serta dalam proses konseling

Struktur Data Id_KonsAgama + AlQuran + Hadist + Penjelasan

Id_KonsAgama AlQuran Hadist Penjelasan [a..z | A..Z | 0..9] {4} [a..z | A..Z | 0..9] {40} [a..z | A..Z | 0..9] {40} [a..z | A..Z | 0..9] {200} 4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini bertujuan untuk menerapkan solusi pemecahan masalah yang telah diajukan pada analisis sistem pakar.

4.2.1 Perancangan Data

Perancangan data terdiri dari skema relasi dan struktur tabel yang terdapat pada ERD dari aplikasi ini.

4.2.1.1 Skema Relasi

(55)

Gambar 4.6 Skema Relasi PK Id_Sebab Sebab Pertanyaan PK Id_SiBer FK FK Id_Permasalahan Id_Sebab PERMASALAHAN PK Id_Permasalahan FK FK Id_Relasi Id_Masalah Permasalahan RELASI_KONS PK Id_Relasi FK FK Id_Konseling Id_KonsAgama KONS_AGAMA PK Id_KonsAgama AlQuran Hadist Penjelasan KONSELING PK Id_Konseling Konseling Ahli MASALAH PK Id_Masalah Masalah

(56)

4.2.1.2 Struktur Tabel

Tabel-tabel yang terdapat dalam basis data yang digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Sebab

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_Sebab Varchar 4 Primary Key

Sebab Varchar 100

Pertanyaan Varchar 100

Tabel 4.5 Siswa_Bermasalah

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_SiBer Varchar 4 Primary Key

Id_Permasalahan Varchar 4 Foreign Key

Id_Sebab Varchar 4 Foreign Key

Tabel 4.6 Permasalahan

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_Permasalahan Varchar 4 Primary Key

Id_Relasi Varchar 4 Foreign Key

Id_Masalah Varchar 4 Foreign Key

(57)

Tabel 4.7 Masalah

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_Masalah Varchar 4 Primary Key

Masalah Varchar 20

Tabel 4.8 Relasi_Kons

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_Relasi Varchar 4 Primary Key

Id_Konseling Varchar 4 Foreign Key

Id_KonsAgama Varchar 4 Foreign Key

Tabel 4.9 Konseling

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_Konseling Varchar 4 Primary Key

Konseling Varchar 100

(58)

Tabel 4.10 Kons_Agama

ATRIBUT TIPE DATA PANJANG KETERANGAN

Id_KonsAgama Varchar 4 Primary Key

AlQuran Varchar 40

Hadist Varchar 40

Penjelasan Varchar 200

4.2.2 Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur merupakan perancangan yang dibuat sebelum program aplikasi dibuat.

4.2.2.1 Perancangan Struktur Menu

Perancangan struktur menu berisikan menu dan submenu yang berfungsi memudahkan user didalam menggunakan sistem pakar.

(59)

Gambar 4.7 Perancangan Struktur Menu

Perancangan menu tersebut merupakan rencana pembuatan program sistem pakar mengenai konseling siswa bermasalah. Perancangan pemograman tersebut saling terkait satu sama lainnya dengan penyusunan terstruktur dan relatif mudah dimengerti dalam pembuatan sistem pakar konseling siswa bermasalah tersebut dengan perancangan berupa pertanyaan sebab-sebab siswa bermasalah dengan pemilihan ‘YA’ atau ‘TIDAK’.

4.2.2.2 Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sistem pakar yang akan dibangun. Sehingga akan mempermudah dalam

SISTEM PAKAR

KONSULTASI SISWA BERMASALAH

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN TABEL PERMASALAHAN PERTANYAAN SEBAB PERMASALAHAN HASIL KONSELING

(60)

mengimplementasikan sistem pakar. Berikut ini adalah tampilan antar muka yang dirancang pada sistem pakar :

Gambar 4.8 Halaman Utama

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA BERMASALAH X

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN

HALAMAN UTAMA

(61)

Gambar 4.9 Halaman Info

Gambar 4.10 Halaman Konseling

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA BERMASALAH X

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN

PERTANYAAN SEBAB PERMASALAHAN

@ARIP MUNAWIR|206700092|TEKNIK INFORMATIKA2006|SAINS & TEKNOLOGI|UIN SGD BANDUNG KONSELING

PERTANYAAN???

YA TIDAK

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA BERMASALAH X

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN

TABEL PERMASALAHAN

@ARIP MUNAWIR|206700092|TEKNIK INFORMATIKA2006|SAINS & TEKNOLOGI|UIN SGD BANDUNG INFO

(62)

Gambar 4.11 Hasil Konseling

Gambar 4.12 Halaman Bantuan

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA BERMASALAH X

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN

HASIL KONSELING

@ARIP MUNAWIR|206700092|TEKNIK INFORMATIKA2006|SAINS & TEKNOLOGI|UIN SGD BANDUNG KONSELING

BOLOS

1. Konseling 2. Konseling Agama 3. Rujukan Ahli SEBAB

SISTEM PAKAR KONSULTASI SISWA BERMASALAH X

HALAMAN UTAMA INFO KONSELING BANTUAN

BANTUAN

Gambar

Gambar 4.2 Entity Relational Diagram (ERD) 4.1.8 Diagram Konteks
Gambar 4.3 Diagram Konteks
Gambar 4.4 DFD Level 1 4.1.9.2 DFD Level 2
Tabel 4.2 Spesifikasi Proses
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kehidupan Boarding School yang lebih modern yaitu sistem pendidikan yang menggabungkan ilmu pendidikan umum dan ilmu agama Islam serta mewajibkan para siswa untuk

Perbandingan Algoritma Stemming Porter Dengan Algoritma Nazief & Adriani Untuk Stemming Dokumen Teks Bahasa Indonesia.. Bali: Proceeding Konferensi Nasional

Ketentuan sebagaimana termuat dalam Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana Oleh Korporasi

Jumlah kebutuhan zirkonium silikat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 diperkirakan akan mencapai 1.167.116 ton, jumlah ini ber- dasarkan asumsi pertumbuhan industri keramik

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMPLB merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam

Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 m.. sehingga sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan

Adapun Pandangan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang terhadap pelaksanaan Persidangan secara Elektronik dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 yakni memberikan

Dalam hal ini, tokoh agama, kyai atau ulama, dapat mengambil peranan sebagai perantara perdamaian, pemberi nasehat untuk meredam api konflik, maupun juga jika dia lebih