• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Taman Nasional Karimunjawa

5.1.1 Sejarah Taman Nasional Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa (TN Karimunjawa) terletak di Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis Kecamatan Karimunjawa terletak pada koordinat 5º40’ – 5º57’ LS dan 110º 04’ – 110º 40’ BT. TN Karimunjawa berjarak 45 mil laut dari Ibukota Kabupaten Jepara dan 60 mil laut dari Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Karimunjawa terletak di sebelah utara Pulau Jawa, batas wilayah Kecamatan Karimunjawa sebelah Barat, Timur, Utara, dan Selatan adalah Laut Jawa.

Ekosistem yang dimiliki oleh TN Karimunjawa adalah ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan mangrove, hutan pantai, padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah menempati ketinggian 0-506 m dpl di Pulau Karimunjawa. Jenis pohon yang sering dijumpai adalah Sentul, Ande-ande, Berasan, Dewadaru, Sawo Kecik, dan Kalimosodo. Fauna yang terdapat di ekosistem ini adalah rusa, monyet ekor panjang, ular Edor dan burung Trocokan. Ekosistem hutan hujan tropis juga merupakan habitat burung-burung langka seperti Elang dada putih dan Elang cokelat. Rusa (Cervus timorensis) merupakan jenis fauna yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999.

Ekosistem mangrove yang terdapat di Karimunjawa relatif masih asli dan tersebar di seluruh TN Karimunjawa. Jenis mangrove yang mendominasi ekosistem mangrove di Kemujan dan Karimunjawa adalah Exoccaria agallocha sedang jenis yang penyebarannya paling luas adalah Rhizopora stylosa. Mangrove juga merupakan habitat dari beberapa jenis fauna, salah satunya adalah Amphiprion ocellaris (ikan badut).

Ekosistem hutan pantai hidup pada daerah kering tepi pantai, vegetasi yang mendominasi ekosistem ini adalah kelapa, pandan, dan waru laut. Ekosistem padang lamun adalah ekosistem yang berada di antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini terdiri dari rumput laut besar dan tersebar di seluruh perairan TN Karimunjawa. Ekosistem ini memiliki kedalaman hingga 25

(2)

m. Fungsi ekosistem Padang lamun adalah akarnya menstabilkan dasar laut, perangkap sedimen, dan hábitat berbagai macam ikan. Ekosistem selanjutnya adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang terdiri dari tiga jenis yaitu karang pantai (fringing reef), karang penghalang (barrier reef), dan taka (patch reef).

Ekosistem yang ada di TN Karimunjawa memiliki keunikan dari vegetasi yang menyusun atau fauna yang hidup di dalamnya. Sebagai kawasan yang memiliki lima ekosistem asli yang merupakan perwakilan dari ekosistem yang ada di sepanjang garis Pantai Utara Jawa, Karimunjawa ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.78/Kpts-II/1999 seluas 111.625 ha yang meliputi 110.117,30 ha kawasan perairan dan 1.507,70 ha kawasan darat. Pada tahun 2001, seluruh kawasan perairan di TN Karimunjawa ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam perairan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.74/Kpts-II/2001.

Karimunjawa telah memiliki penduduk jauh sebelum Karimunjawa menjadi Taman Nasional, penduduk yang tinggal di Karimunjawa telah memanfaatkan potensi Karimunjawa dan delapan puluh persen kehidupan masyarakat di Karimunjawa masih bergantung pada sumberdaya alam. Kegiatan yang dilakukan di Karimunjawa yang melibatkan potensi sumberdaya alam antara lain: pengelolaan sumberdaya alam, laboratorium dan penelitian, ekowisata, pemerintahan dan pembangunan, serta pemanfaatan sumberdaya alam.

Sebelum ditetapkan menjadi Taman Nasional, Kepulauan Karimunjawa dan perairannya ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut berdasarkan SK Menteri Kehutanan No 123/Kpts-II/1986. Setelah itu diputuskan Tata Batas Cagar Alam Karimunjawa yang meliputi kelompok hutan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan dengan SK Menhut No 720/Kpts-II/1992. Atas pertimbangan adanya kegiatan selain konservasi yang berupa aktivitas masyarakat yang ada di Karimunjawa dan untuk tetap melestarikan sumberdaya alam serta ekosistem di Karimunjawa, maka CA Karimunjawa mengalami perubahan fungsi dari cagar alam menjadi taman nasional dengan SK Menhutbun No 78/Kpts-II/1999. Kemudian TN Karimunjawa ditetapkan menjadi Kawasan Pelestarian Alam

(3)

dengan nama Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan SK Menhut No 74/Kpts-II/2001.

Pengelolaan TN Karimunjawa menggunakan sistem zonasi. TN Karimunjawa dibagi menjadi tujuh zona yang terdiri dari Zona Inti, Zona Perlindungan, Zona Pemanfaatan Pariwisata, Zona Pemukiman, Zona Rahabilitasi, Zona Budidaya, dan Zona Pemanfaatan Perikanan Tradisional.

Zona inti adalah zona yang memenuhi kriteria masih memiliki kondisi alam yang asli dan belum diganggu manusia, memiliki keanekaragaman tumbuhan dansatwa beserta ekosistemnya. Zona perlindungan adalah zona yang khusus untuk melindungi satwa dan tumbuhan yang rawan kepunahan karena eksploitasi yang tinggi. Zona pemanfaatan wisata adalah zona yang terdapat di perairan yang memiliki daya tarik alam yang unik dan mempunyai luas wilayah yang cukup untuk menjamin kelestarian apabila potensi dimanfaatkan.

Zona pemukiman adalah zona yang ditetapkan sebagai pemukiman penduduk. Zona rehabilitasi adalah zona yang dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi ekosistem yang rusak akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan menggunakan bom, bahan kimia beracun dan pemungutan biota laut yang dilindungi. Pemulihan yang dilakukan di zona rehabilitasi adalah pemulihan alami ataupun dengan menggunakan bahan-bahan asli yang tidak diambil dari luar kawasan, dan rehabilitasi buatan (seperti rehabilitasi terumbu karang). Pemulihan biota laut yang sudah mulai berkurang diakukan dengan penangkaran. Setiap zona memiliki luas yang telah ditetapkan dan memiliki fungsi masing-masing. Data zonasi di TN Karimunjawa dijelaskan pada Tabel 7.

Zona yang ditetapkan di TN Karimunjawa meliputi daratan dan lautan. Zona inti adalah zona yang terdapat di perairan, zona perlindungan terdapat di daratan dan perairan, zona pemanfaatan pariwisata adalah zona yang terdapat di perairan sehingga wisata yang dilakukan di zona pemanfaatan wisata adalah wisata bahari, zona permukiman di daratan, zona reabilitasi, zona budidaya (meliputi budidaya ikan dan rumput laut), serta zona pemanfaaan perikanan tradisional berada di perairan. Gambaran pembagian zonasi di TN Karimunjawa dapat dilihat pada peta zonasi TN Karimunjawa pada lampiran.

(4)

Tabel 7. Zonasi TN Karimunjawa

No Wilayah Luas (Ha) Tipe Ekosistem

1 Zona Inti 444,629 Sebagian perairan P. Kumbang, Taka Menyawakan, Taka Malang, dan Tanjung Bomang

2 Zona

Perlindungan

2,587,711 Hutan Tropis Dataran Rendah di Pulau Karimunjawa dan Hutan Mangrove, Perairan P. Geleang, P. Burung, Tanjung Gelam, P. Sintok, P. Cemara Kecil, P. Katang, Gosong Selikur, Gosong Tengah

3 Zona

Pemanfaatan Pariwisata

1,226,525 Perairan P. Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil, P. Menyawakan, P. Kembar, P. Tengah, sebelah Timur P. Kumbang, P. Bengkoang, Indonor dan Karang Kapal

4 Zona

Pemukiman

2,571,546 P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang dan P. Nyamuk

5 Zona

Rehabilitasi

122,514 Perairan sebelah Timur P. Parang, sebelah Timur P. Nyamuk, sebelah Barat P. Kemujan dan sebelah Barat P. Karimunjawa

6 Zona Budidaya 788,213 Perairan P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Menjangan Besar, P. Parang dan P. Nyamuk

7 Zona

Pemanfaatan Perikanan Tradisional

103,883,862 Seluruh perairan di luar zona yang telah ditetapkan yang berada di dalam

kawasan TN. Karimunjawa

Jumlah 111,625,000 Kawasan TN Karimunjawa Sumber: Statistik Balai TN Karimunjawa 2008

5.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Karimunjawa

Kecamatan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dan terbagi menjadi tiga desa yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, dan Desa Parang. Masyarakat Karimunjawa adalah komunitas lokal yang juga merupakan stakeholder yang patut diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan TN Karimunjawa. Penduduk di Kecamatan Karimunjawa berjumlah 10.210 jiwa yang menempati tiga desa. Desa Karimunjawa dihuni oleh 4.943 jiwa, Desa Kemujan 2.936 jiwa, dan Desa Parang 2.331 jiwa. Data monografi Kecamatan Karimunajwa disajikan pada Tabel 8.

(5)

Tabel 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Karimunjawa Desa/Pulau Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha) Karimunjawa 4.619 4.943 1,07 Kemujan 1.626 2.936 1,81 Parang 870 2.331 2,68

Sumber: Karimunjawa Dalam Angka 2009 (diolah)

a. Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Kepulauan Karimunjawa antara lain TK (PAUD), SD dan MI, SLTP dan MTs, SMK dan Madrasah Aliyah. Data jumlah sekolah, tenaga pengajar, dan peserta didik di Karimunjawa disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Pendidikan di Karimunjawa No Sarana Pendidikan Jumlah

(Unit) Tenaga Pengajar Peserta Didik 1 TK (PAUD) 4 9 80 2 Sekolah Dasar 14 72 1.137 3 Madrasah Diniyah 5 9 42 4 SLTP Negeri 2 17 224 5 Madrasah Tsanawiyah 1 14 167 6 SMK Negeri 1 16 155 7 Madrasah Aliyah 1 14 82 Jumlah 28 151 1.887

Sumber: Karimunjawa Dalam Angka 2009

Penduduk Karimunjawa yang belum sekolah sebanyak 512 jiwa, tidak tamat SD sebanyak 5.378 jiwa, tamat SD/sederajat sebanyak 3.226 jiwa, tamat SLTP/sederajat 612 jiwa, tamat SLTA 388 jiwa, dan tamat perguruan tinggi sebanyak 74 jiwa. Karena keterbatasan sarana pendidikan di Karimunjawa, maka untuk melanjutkan pendidikan tingkat atas beberapa penduduk melanjutkan pendidikan ke Ibukota Kabupaten Jepara. SMK yang berada di Karimunjawa adalah SMK yang mengkhususkan keahlian dalam pengorganisasian dan pemanfaatan hasil laut di Karimunjawa. Pengolahan rumput laut juga dipelajari di SMK ini.

(6)

b. Mata Pencaharian Penduduk Karimunjawa

Angkatan kerja di Kecamatan Karimunjawa sebesar 5.471 jiwa, sejumlah 2.486 penduduk Karimunjawa bekerja sebagai nelayan dan mengandalkan hasil laut sebagai mata pencahariannya. Mata pencaharian lain yang ditekuni oleh penduduk Karimunjawa adalah petani, PNS, Pedagang, pengrajin, dan sebagainya. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian dijelaskan pada Tabel 10.

Tabel 10. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Total Karimunjawa Kemujan Parang

1 Petani 445 399 168 1.012 2 Nelayan 483 476 527 2486 3 Pengusaha 21 12 8 41 4 Pengrajin/Buruh Industri 113 15 87 215 5 Pedagang 97 22 35 154 6 Konstruksi/Buruh 79 150 35 264 7 Pengangkutan 31 34 15 80 8 PNS dan TNI 168 32 28 228 9 Pensiunan 14 3 - 17 10 Lainnya (Jasa) 25 940 9 974 Jumlah 2.476 2.083 912 5.471

Sumber : Statistik Balai TN Karimunjawa 2008

c. Ekonomi

Sarana penunjang perekonomian yang terdapat di TN Karimunjawa antara lain pasar, bank, kios dan warung, tempat pelelangan ikan, dan darmaga kapal. Pasar yang terdapat di Karimunjawa saat ini adalah pasar semi permanen. Pedagang menggelar dagangannya di sepanjang jalan menuju ke darmaga. Bahan makanan pokok diperoleh dari Jepara dengan intensitas kedatangan mengikuti jadwal Kapal Feri Muria dua kali dalam seminggu. Saat terjadi musim angin Barat yang oleh penduduk Karimunjawa disebut “Baratan”, pasokan bahan makanan jadi berkurang karena kapal Muria tidak beroperasi, hal ini menjadikan harga kebutuhan pokok di wilayah Kecamatan Karimunjawa naik tajam. Musim Angin Barat ini terjadi Bulan Desember-Februari.

(7)

Darmaga kapal sebanyak delapan buah, darmaga kapal terbagi menjadi dua tipe yaitu darmaga kapal Muria dan Kartini serta darmaga kapal nelayan. Data sarana perekonomian di Karimunjawa disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Sarana Perekonomian di Karimunjawa

No Sarana Perekonomian Jumlah (Unit)

1 Koperasi Simpan Pinjam 4

2 Koperasi Unit Desa 1

3 Bank 1

4 Pasar 1

5 Tempat Pelelangan Ikan 1

6 Kios 6

7 Warung 2

Jumlah 16

Sumber: Karimunjawa dalam Angka 2009

d. Umum

Sarana kesehatan yang terdapat di Karimunjawa adalah satu Puskesmas di Ibukota Kecamatan dan tiga Puskesmas pembantu di setiap desa. Sarana umum yang dimanfaatkan Masyarakat di TN Karimunjawa adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebagai sumber listrik dan listrik baru beroperasi setelah pukul 18.00 WIB. Sumber air bersih yang ada di Karimunjawa berasal dari lima mata air yaitu Kapuran (Pancuran Belakang), Legon Goprak, Legon Lele, Cikmas dan Nyamplungan, yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan memasak oleh masyarakat sekitar. Penduduk Karimunjawa juga memanfaatkan sumur sebagai sumber mata air, hanya beberapa penduduk di Desa Karimunjawa yang menggunakan PAM sebagai sumber air.

Sarana telekomunikasi yang sudah terdapat di Karimunjawa adalah telepon dari PT Telkom, saat ini sudah terdapat menara pemancar dari operator telepon seluler (BTS) yang dibangun sejak tahun 2005 sehingga komunikasi dari Karimunjawa ke luar wilayah dapat berjalan lancar. Sarana internet dapat dinikmati dari sebuah rental komputer yang terletak di sebelah Kantor Kecamatan Karimunjawa.

(8)

e. Transportasi

Sarana transportasi yang ada di TN Karimunjawa terdiri dari kapal antarpulau, jalan raya, kendaraan bermotor dan kendaraan lain. Kondisi jalan yang menghubungkan antar desa adalah jalan beraspal dengan kondisi sedang. Penduduk Karimunjawa rata-rata memiliki kendaraan bermotor berupa sepeda motor (960 unit), sepeda (364 unit) dan mobil (55 unit). Sarana transportasi lain adalah becak yang mengantarkan wisatawan dari darmaga ke lokasi penginapan. Tidak terdapat angkutan umum yang menghubungkan desa ke desa. Penduduk yang akan melakukan perjalanan antarpulau menggunakan perahu bermotor dengan harga kesepakatan antara pemilik dengan penumpang, jumlah perahu motor di Karimunjawa adalah 804 unit dan perahu dayung sampan (jukung) sejumlah 188 unit.

Sementara itu transportasi menuju dan dari TN Karimunjawa dilayani dengan tarnsportasi laut dan udara. Transportasi laut dilakukan dengan KMP Muria dan KMC Kartini dengan jadwal keberangkatan sebagai berikut:

1. Jadwal keberangkatan KMP Muria dengan perjalanan laut ditempuh selama 6 jam.

a. Jepara – Karimunjawa setiap hari Rabu dan Sabtu b. Karimunjawa – Jepara setiap hari Kamis dan Senin.

2. Jadwal keberangkatan KMC Kartini I dengan perjalanan laut ditempuh selama 3,5 jam dengan rute perjalanan Semarang-Jepara-Karimunjawa,

Transportasi udara dilayani dari Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Dewadaru di Kemujan dengan menggunakan pesawat perintis jenis Cesna 402 dan Cesna 172 yang dikelola oleh Kura-Kura Aviation.

f. Agama dan Budaya

Mayoritas penduduk di lingkup TN Karimunjawa memeluk agama Islam (99.7 persen), penduduk yang memeluk agama Katolik sebanyak 4 jiwa dan Protestan 27 jiwa. Tempat peribadatan yang berada di Karimunjawa terdiri dari 4 masjid, 21 Musholla, dan 1 Gereja. Kehidupan antarumat beragama berjalan dengan baik dan harmonis.

(9)

Penduduk yang bertempat tinggal di Karimunjawa terdiri dari beberapa etnis yaitu Jawa, Madura, dan Bugis dan beberapa suku yang terdiri dari Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Bajau, Munak, Luwu. Perkampungan suku Bugis yang masih memiliki rumah adat Bugis masih terdapat di Karimunjawa tepatnya di desa Kemujan yang berjarak sekitar 20 km dari Ibukota Kecamatan. Walaupun terdiri dari bermacam etnis dan suku, kehidupan bermasyarakat berjalan dengan baik.

Masyarakat yang terdapat di Karimunjawa memiliki beberapa perkumpulan/paguyuban antara lain komunitas pengajian, paguyuban budaya (kuda lumping dan barongan), paguyuban kapal, paguyuban homestay, dan paguyuban pemandu wisata. Paguyuban budaya kuda lumping dan barongan merupakan paguyuban yang bertujuan untuk melestarikan kesenian di Karimunjawa. Paguyuban homestay adalah parkumpulan para pengusaha homestay di Karimunjawa.

Masyarakat Karimunjawa menghargai adanya sejarah terbentuknya Karimunjawa. Hal ini terbukti dengan masih adanya cerita turun-temurun mengenai asal-usul Karimunjawa dan adanya makam Syeh Amir Hasan yang dikenal dengan Sunan Nyamplungan yang dipercaya sebagai perintis Karimunjawa. Makam Sunan Nyamplungan merupakan wisata sejarah dan wisata religi yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh wisatawan.

Penginapan yang terdapat di Karimunjawa sejumlah 27 buah yang terdiri dari homestay, hotel, dan resort. Pemandu wisata yang tergabung dalam paguyuban pemandu wisata dengan nama Himpunan Pramuwisata Indoensia (HPI) sebanyak lima puluh orang yang memiliki sertifikat diving (menyelam) karena bertujuan untuk melayani wisatawan yang ingin melakukan penyelaman di lokasi terumbu karang. Masyarakat Karimunjawa tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Kadarwis) yang diberikan pelatihan cara menerima tamu, bersikap ramah terhadap wisatawan, dan pentingnya wisata yang sejalan dengan pelestarian alam.

g. Wisatawan

Wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu wisatawan yang khusus untuk melakukan perjalanan wisata dan

(10)

wisatawan yang bertujuan untuk melakukan penelitian ataupun pendidikan. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Karimunjawa merupakan wisatawan yang bertujuan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan langsung dengan bahari (menyelam, berenang, dan snorkeling).

Wisatawan yang tidak memiliki kemampuan untuk menyelam pada umumnya datang ke Karimunjawa untuk menikmati suasana perdesaan dan mengamati keadaan sekitar pantai, kehidupan masyarakat, dan menikmati pantai yang bersih dan indah, berenang di tepi pantai, memotret, dan wisata budaya ke perkampungan Bugis.

5.2 Balai Taman Nasional Karimunjawa

Balai Taman Nasional Karimunjawa (Balai TN Karimunjawa) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Pengelolaan TN Karimunjawa yang dilakukan oleh Balai TN Karimunjawa adalah pengelolaan yang berbasis pada perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari. Pengelolaan TN Karimunjawa dilaksanakan dengan bekerjasama dengan pihak terkait seperti Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara dan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah.

Masyarakat di lingkup TN Karimunjawa masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya alam yang ada di lingkup TN Karimunjawa. 80 persen masyarakat masih mengandalkan hasil laut7. Hal ini menjadikan Balai TN Karimunjawa menerapkan pola pengelolaan yang mengutamakan pengawetan untuk menambah jumlah stok pada beberapa sumberdaya laut dan menjalankan fungsi konservasi. Fungsi konservasi dijalankan dengan mencegah alat-alat penangkapan ikan yang dapat mengganggu populasi.

5.2.1 Visi, Misi, dan Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa

Balai TN Karimunjawa memiliki visi dan misi dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola TN Karimunjawa. Visi Balai TN Karimunjawa

(11)

adalah “Terwujudnya pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem di kawasan TN Karimunjawa untuk menjamin keberlangsungan fungsi perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat berdasarkan pada prinsip kelestarian”.

Sedangkan misi Balai TN Karimunjawa adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Taman Nasional Karimunjawa sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.

2. Mewujudkan Taman Nasional Karimunjawa sebagai kawasan pengawetankeanekaragaman jenis flora dan fauna.

3. Mewujudkan Taman Nasional Karimunjawa sebagai kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pemanfaatan lestari dilakukan dengan pemanfaatan ekowisata dengan memperhatikan pemberdayaan masyarakat yang ada di TN Karimunjawa dengan harapan ketergantungan terhadap sumberdaya alam yang ada di TN Karimunjawa dapat dikurangi. Balai TN Karimunjawa menerapkan Rencana Desa Model yang merupakan contoh desa yang dapat ikut serta dalam pengelolaan ekowisata.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 Balai TN Karimunjawa merupakan Balai Taman Nasional dengan tipe B dengan struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Balai, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Taman nasional Wilayah I, Seksi Pengelolaan Taman nasional Wilayah II, dan Kelompok Jabatan Fungsional (Polisi Hutan dan Pengendali Ekosistem Hutan). Struktur organisasi Balai TN Karimunjawa disajikan pada Gambar 4.

(12)

5.2.2 Pelaksanaan Pengelolaan Oleh Balai TN Karimunjawa

Balai TN Karimunjawa memiliki landasan hukum dalam pelaksanaan pengelolaan yang meliputi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, dan Peraturan Menteri Kehutanan. Dana yang digunakan untuk pengelolaan TN Karimunjawa berasal dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) 29, penggunaan terbesar dari DIPA 29 adalah untuk penerapan system pemenrintah yang baik sebesar Rp 3.490.835.000,-. Dana yang digunakan adalah pagu revisi dari pagu awal sebesar Rp 5.513.351.000,-. Pagu terbesar adalah untuk penerapan kepemerintahan yang baik.

Terbatasnya dana yang digunakan untuk pengembangan kapasitas pengelolaan sumberdaya alam menentukan pengembangan ekowisata di TN Karimunjawa. Penggunaan DIPA 29 dirinci pada Tabel 12.

Tabel 12. Program Kegiatan DIPA 29 Balai TN Karimunjawa

No. Program Kegiatan Pagu Awal

(Rp)

Pagu Revisi (Rp)

1. Penerapan Kepemerintahan yang Baik 3.490.835.000 3.490.835.000

2. Pemantapan Keamanan Dalam Negeri 645.157.000 75.533.000

3. Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam

1.056.759.000 274.757.000

4. Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup

311.600.000 117.555.000

Jumlah 5.513.351.000 3.958.680.000

Sumber: Statistik Balai TN Karimunjawa 2008

Balai TN Karimunjawa menghadapi beberapa kondisi internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam penyusunan program kerja dan strategi pengelolaan TN Karimunjawa. Permasalahan internal dan eksternal yang diidentifikasi oleh Balai TN Karimunjawa yang merupakan salah satu faktor penentu penyusunan strategi yang terkait dengan pengembangan ekowisata antara lain masyarakat yang belum memahami adanya peraturan-peraturan terkait dengan konservasi, hal ini berkaitan dengan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Balai TN Karimunjawa dan juga terkait dengan kondisi sosial masyarakat.

(13)

Permasalahan internal dan eksternal Balai TN Karimunjawa dijelaskan pada Tabel 13.

Beberapa program yang sudah dijalankan di TN Karimunjawa adalah desa model seperti yang diharapkan oleh Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Dephut RI, namun pelaksanaannya baru sebatas pengamanann partisipatif yang berfungsi untuk mengamankan zona perlindungan dan zona inti. Pemberdayaan masyarakat berupa alternatif pendapatan ataupun yang berupa pemanfaatan nilai ekonomi dari pelestarian alam belum terlihat di TN Karimunjawa.

Ekowisata dapat dilakukan di TN Karimunjawa dan manfaat ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat dengan adanya peningkatan daya tarik ekowisata. Peningkatan daya tarik wisata dalam rangka meningkatkan kapasias pengunjung harus disesuaikan dengan daya dukung kawasan. Pengunjung yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan tekanan pada kawasan. Degradasi fungsi kawasan dapat disebabkan oleh pembuangan limbah oleh penduduk atau wisatawan ke laut yang dapat merusak potensi wisata yang ada.

(14)

Tabel 13. Permasalahan Internal dan Eksternal Balai TN Karimunjawa

No Permasalahan Internal Permasalahan Eksternal 1 Pemantapan kawasan hutan yang

belum optimal

Degradasi fungsi kawasan akibat adanya aktivitas pemanfaatan sumber daya alam hayati yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2 Belum adanya pengelolaan wisata alam yang dapat meningkatkan kapasitas pengunjung

Pengambilan biota laut dilindungi undang-undang secara ilegal 3 Terdapat beberapa potensi

biodiversity yang belum

teridentifikasi dan terinventarisasi

Fenomena perubahan iklim akan membawa berbagai pengaruh langsung

maupun tidak langsung terhadap keutuhan fungsi kawasan TN Karimunjawa.

4 Penetasan telur penyu belum optimal

5 Sosialisasi peraturan masih belum optimal

6 Kerjasama dan hubungan dengan stakeholders lain

7 Belum optimalnya upaya

rehabilitasi baik di kawasan darat maupun

perairan di kawasan TN Karimunjawa

Gambar

Tabel 7. Zonasi TN Karimunjawa
Tabel 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Karimunjawa  Desa/Pulau  Luas Wilayah  Jumlah  Penduduk  Kepadatan Penduduk  (jiwa/Ha)  Karimunjawa  4.619  4.943  1,07   Kemujan  1.626  2.936  1,81  Parang  870  2.331  2,68
Tabel 10. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Gambar 4. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada contoh pertanyaan di atas mahasiswa dapat dengan mudah menyingkirkan B & D sebagai jawaban yang benar karena secara logika tidak mungkin benar berdasarkan kalimat

Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

Pedagang kaki lima adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan jasa yang menempati tempat-tempat prasarana kota dan fasilitas umum baik yang

gugat istri yang dianggap nushu>z dan dengan sendirinya hak-hak istri akan hilang, namun tidak semua istri yang mengajukan cerai gugat itu dikatan nushu>z, dimana dalam

Se s melakuka wa kompone nuhi standa dieksekusi d nuhi seluruh ditemukan e ntifikasi terse elum melak onen perang en perangka ngkat Lunak untuk mem an spesifika gkat lunak 3.0

Melalui pengelolaan PDAM Daerah Kota Gresik, mengingat jangkauan pelayanan untuk Kota Gresik baru mencapai ± 54 % dari target nasional sebesar 80 % untuk penduduk

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEORI MUSIK DASAR_ Penelitian.. Not

[r]