• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

a. a.

b. b.

1. 1. 1.

2. 2. 2.

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI NOMOR 07 TAHUN 2017,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI NOMOR 44 TAHUN 2017,

DAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI NOMOR 19 TAHUN 2018

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 85 ayat (4) dan Pasal III Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 ten tang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara;

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2018

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

bahwa penyediaan batubara untuk kepentingan dalam negeri terutama yang diperlukan untuk energi bagi kepentingan umum harus dijamin terus menerus untuk mewujudkan keadilan sosial bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 85A Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara;

Mengingat:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Mengingat: Mengingat:

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49);

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 07 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: Menimbang:

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

bahwa untuk meningkatkan efektivitas pembinaan dan pengawasan dalam penjualan komoditas tambang mineral dan batubara melalui penetapan harga patokan, perlu mengatur kembali penetapan harga patokan mineral logam dan batubara;

bahwa dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara;

(2)

3. 3. 3. 4. 4. 4. 5. 5. 5. 6. 6. 6. 7. 7. MEMUTUSKAN: Menetapkan:

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI

DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL

LOGAM DAN BATUBARA

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6186);

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 100) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 44 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2017

tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 980);

MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN:

Menetapkan: Menetapkan:

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6012);

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6012);

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 100);

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN

MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL LOGAM

(3)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi

untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi. Tetap Tetap

Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi yang selanjutnya disebut IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan Khusus Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus.

Tetap Tetap

Harga Patokan Batubara yang selanjutnya disingkat HPB adalah harga Batubara yang ditentukan pada suatu titik serah penjualan

(at sale point) secara Free on Board. Tetap Tetap

Harga Batubara Acuan yang selanjutnya disingkat HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks harga Batubara pada

bulan sebelumnya. Tetap Tetap

Rencana Kerja dan Anggaran Biaya adalah suatu dokumen mengenai rencana kerja dan anggaran biaya untuk 1 (satu) tahun ke depan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap BAB I

KETENTUAN UMUM Tetap

Tetap

Pasal 1 Tetap

Coking (Metallurgical) Coal adalah batubara yang digunakan pada industri peleburan logam atau metalurgi.

Mineral Logam adalah Mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik.

Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.

Harga Patokan Mineral Logam yang selanjutnya disebut HPM Logam adalah harga mineral logam yang ditentukan pada suatu titik serah penjualan (at sale point) secara Free on Board untuk masing-masing komoditas tambang Mineral Logam.

Tetap Harga Mineral Logam Acuan yang selanjutnya disingkat HMA

adalah harga yang diperoleh dari rata-rata publikasi harga Mineral Logam pada bulan sebelumnya atau harga pada tanggal yang sama dengan transaksi sesuai dengan kutipan harga dari publikasi harga Mineral Logam.

Tetap

Tetap Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

Steam (Thermal) Coal adalah batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik dan mesin uap pada industri.

Tetap Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang

memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

Tetap

Tetap Tetap

(4)

13. 14. 15. 16. 17. (1) (2) (3) (1)

(2) Penyetaraan mata uang Rupiah dan Dolar Amerika menggunakan nilai tengah kurs Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal dan periode yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, atau IUPK Operasi Produksi Batubara dengan pembeli Mineral Logam atau Batubara.

Tetap Tetap

Pasal 4 Tetap Tetap

Penetapan HPM Logam atau HPB dihitung dalam mata uang

Rupiah atau Dolar Amerika. Tetap Tetap

Pasal 3 Tetap Tetap

Tetap Tetap

HPM Logam dan HPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan harga batas bawah dalam penghitungan kewajiban pembayaran iuran produksi oleh pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, atau IUPK Operasi Produksi Batubara.

Kontrak Karya yang selanjutnya disingkat KK adalah perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia dalam rangka penanaman modal asing untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan mineral.

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Afiliasi adalah badan usaha yang mempunyai kepemilikan saham

langsung dengan pemegang Izin Usaha Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan Khusus, KK, atau PKP2B.

Tetap Tetap Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang

selanjutnya disingkat PKP2B adalah perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan batubara.

Tetap Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan mineral dan batubara.

Tetap Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara.

Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, dan IUPK Operasi Produksi Batubara dalam menjual Mineral Logam atau Batubara yang diproduksi wajib berpedoman pada HPM Logam atau HPB.

Tetap

Kewajiban untuk berpedoman pada HPM Logam atau HPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, dan IUPK Operasi Produksi Batubara dalam menjual Mineral Logam atau Batubara yang diproduksi kepada Afiliasinya.

Tetap

HPM Logam atau HPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan/atau sesuai dengan harga yang berlaku umum di pasar internasional.

(5)

(1) (2)

Tetap

5. sponge iron; dan/atau Tetap Tetap

6. pig iron. Tetap Tetap

g. emas berupa logam emas; Tetap Tetap

h. perak berupa logam perak; Tetap Tetap

i. timah berupa ingot timah; Tetap Tetap

j. tembaga, dapat berupa: Tetap Tetap

Tetap

1. bijih besi; Tetap Tetap

2. konsentrat besi; Tetap Tetap

3. pasir besi; Tetap Tetap

Tetap

2. ingot aluminium; Tetap Tetap

3. chemical grade alumina; dan/atau Tetap Tetap

4. smelter grade alumina. Tetap Tetap

Tetap

3. konsentrat seng; dan/atau Tetap Tetap

4. seng oksida (zinc oxide). Tetap Tetap

e. bauksit, dapat berupa: Tetap Tetap

Tetap

4. bullion timbal. Tetap Tetap

d. seng, dapat berupa: Tetap Tetap

1. bijih seng; Tetap Tetap

Tetap

c. timbal, dapat berupa: Tetap Tetap

1. bijih timbal; Tetap Tetap

2. konsentrat timbal; Tetap Tetap

HPM Logam ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri untuk masing-masing jenis komoditas Mineral Logam.

HPM Logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

HPM Logam untuk komoditas: Tetap Tetap

3. ingot kobalt; dan/atau Tetap Tetap

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap BAB II HPM LOGAM Tetap

6. nickel pig iron; Tetap

7. ingot nikel; dan/atau Tetap

8. nickel-matte. Tetap

4. kobalt sulfida. Tetap

Tetap Pasal 5

5. nickel metal shot; Tetap

HPM Logam ditetapkan oleh Menteri untuk masing-masing jenis komoditas Mineral Logam.

a. nikel, dapat berupa: Tetap

1. bijih nikel; Tetap

2. feronikel; Tetap

3. mixed hidroxyde presipitate; Tetap

4. mixed sulfide presipitate; Tetap

1. bijih kobalt; Tetap

2. konsentrat kobalt; Tetap

b. kobalt, dapat berupa: Tetap

3. ingot timbal; dan/atau Tetap

2. ingot seng; Tetap

1. bijih bauksit; Tetap

f. besi, dapat berupa: Tetap

(6)

(1) (2) a. b. c. d. e. f. (3) (4) (5) a. b. c. d. (6) (1) (2) a. b. Tetap

2. konsentrat titanium. Tetap Tetap

1. konsentrat ilmenit; dan/atau Tetap Tetap

Formula HPM Logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan variabel:

konstanta;

Tetap

2. logam krom. Tetap Tetap

2. konsentrat tembaga; dan/atau Tetap Tetap

3. logam tembaga. Tetap Tetap

k. mangan, dapat berupa: Tetap Tetap

1. bijih mangan; dan/atau Tetap Tetap

2. konsentrat mangan. Tetap Tetap

l. krom, dapat berupa; Tetap Tetap

1. bijih tembaga; Tetap

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap

HPB ditetapkan oleh Menteri.

Tetap Pasal 6

Tetap m. titanium, dapat berupa:

Tetap

Penetapan HPM Logam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ditetapkan berdasarkan formula HPM Logam. Tetap

Tetap

nilai/kadar Mineral Logam; Tetap

Tetap Tetap

n. Mineral Logam tertentu lainnya.

1. bijih krom; dan/atau Tetap

Besaran HMA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan oleh Menteri setiap bulan.

Besaran HMA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setiap bulan.

Tetap Tetap

Indonesia Commodity & Derivatives Exchange. Tetap

Tetap Besaran HMA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan

mengacu pada publikasi harga Mineral Logam yang dikeluarkan, antara lain oleh:

London Metal Exchange;

London Bullion Market Association; Asian Metal; dan/atau

Tetap

BAB III HPB Pasal 7

HPB ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. HPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa HPB

untuk: Tetap

Tetap Tetap Steam (Thermal) Coal; dan

Coking (Metallurgical) Coal.

Tetap

HMA; Tetap

corrective factor; Tetap

biaya treatment cost dan refining charges; dan/atau Tetap

payable metal. Tetap

Nilai/kadar Mineral Logam sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a ditentukan sesuai dengan certificate of analysis. Tetap

Formula HPM Logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat ditinjau kembali secara berkala setiap 6 (enam) bulan

(7)

(1) (2) a. b. c. d. e. (3) a. b. c. d. e. f. (4) (5) (6) a. b. c. d. e. f. (7) (1) (2)

New Castle Export Index; Tetap

IHS Markit Index.

Pasal 8A

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri, Menteri menetapkan harga jual batubara untuk kepentingan dalam negeri sesuai dengan kualitas batubara.

Penetapan harga jual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kepentingan umum.

Tetap Tetap

kandungan abu (ash content). Tetap Tetap

Besaran HBA sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan mengacu pada indeks harga Batubara yang dikeluarkan, antara

lain oleh: Tetap

Indonesian Coal Index/Argus Coalindo; Tetap

Tetap Tetap

Penetapan HPB untuk Steam (Thermal) Coal atau Coking (Metallurgical) Coal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ditetapkan berdasarkan formula HPB Steam (Thermal) Coal atau Coking (Metallurgical) Coal.

Tetap Tetap

nilai kalor Batubara (calorific value); Tetap

HBA Steam (Thermal) Coal;

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap

Nilai kalor Batubara (calorific value), kadar zat terbang (volatile matter), kandungan air (moisture content), kandungan belerang (sulphur content), dan kandungan abu (ash content) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf c, huruf d, dan huruf e serta ayat (3) huruf c sampai dengan huruf f ditentukan sesuai dengan certificate of analysis.

Besaran HBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf a ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setiap bulan.

Tetap

Besaran HBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf a ditetapkan oleh Menteri setiap bulan.

Tetap Formula HPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan

ayat (3) dapat ditinjau kembali secara berkala setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 8

Tetap Tetap Tetap

Tetap

Globalcoal New Castle Index; Tetap

Platts Index; Tetap

Energy Publishing Coking Coal Index; dan/atau Tetap

Formula HPB Steam (Thermal) Coal sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditentukan berdasarkan variabel: Tetap

Tetap

kadar zat terbang (volatile matter); Tetap

kandungan air (moisture content); Tetap

kandungan belerang (sulphur content); dan Tetap

kandungan air (moisture content); Tetap

Tetap

kandungan abu (ash content). Tetap

HBA Coking (Metallurgical) Coal;

Tetap

Coke Strength after Reaction; Tetap

kandungan belerang (sulphur content); dan

Formula HPB Coking (Metallurgical) Coal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan variabel:

(8)

(1) (2) a. b. c. (3) a. b. c. (4) (1) (2)

Batubara untuk pengembangan daerah tertinggal di sekitar tambang.

Pemegang IUP Operasi Produksi Batubara dan IUPK Operasi Produksi Batubara dapat menjual Batubara kepada perusahaan pembangkit listrik mulut tambang dengan harga sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri yang mengatur mengenai tata cara penyediaan dan penetapan harga batubara untuk pembangkit listrik mulut tambang.

BAB IV PELAPORAN

fine coal; reject coal; dan

Batubara dengan impurities tertentu.

Batubara yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk keperluan sendiri dalam proses penambangan batubara; Batubara yang dimanfaatkan oleh Perusahaan dalam rangka peningkatan nilai tambah batubara yang dilakukan di mulut

tambang; dan Tetap Tetap

Tetap

Pemegang IUP Operasi Produksi Batubara dan IUPK Operasi Produksi Batubara dapat menjual Batubara jenis tertentu dan Batubara untuk keperluan tertentu di bawah HPB berdasarkan

formula yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. Tetap

Batubara jenis tertentu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat berupa: Tetap

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Pasal 11 Tetap Pasal 10 Tetap Tetap

Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, dan IUPK Operasi Produksi Batubara wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan penjualan Mineral Logam atau Batubara setiap bulan paling lambat 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan takwim kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

Tetap

Laporan penjualan Mineral Logam atau Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat harga jual, volume penjualan, kualitas Mineral Logam atau Batubara yang dijual, titik

serah penjualan, dan negara atau daerah tujuan penjualan. Tetap Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi

Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, dan IUPK Operasi Produksi Batubara wajib menyampaikan setiap kontrak penjualan Mineral Logam atau Batubara kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

Batubara untuk keperluan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

Tetap

Pemegang IUP Operasi Produksi Batubara dan IUPK Operasi Produksi Batubara dapat menjual Batubara jenis tertentu dan Batubara untuk keperluan tertentu di bawah HPB berdasarkan formula yang ditetapkan oleh Menteri.

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Pasal 9

(9)

(3) a. b. c. d. e. f. (1) (2) a. b. c. (3) (1)

(2) Sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender.

Tetap pencabutan IUP Operasi Produksi atau IUPK

Operasi Produksi. Tetap

Pasal 13 Tetap

Pasal 14 Tetap

Pasal 12 Tetap Tetap

Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, dan IUPK Operasi Produksi Batubara yang tidak memenuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau ayat (2), Pasal 10, atau Pasal 11 ayat (1) dikenakan sanksi administratif.

Tetap Tetap

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa: Tetap Tetap

certificate of analysis; Tetap

time sheet pengapalan; Tetap

Tetap pemberitahuan ekspor barang dan laporan surveyor untuk

ekspor apabila penjualan Mineral Logam atau Batubara

dilakukan kepada pembeli di luar negeri. Tetap Tetap

BAB V

SANKSI ADMINISTRASI Tetap Tetap

Laporan Penjualan Mineral atau Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dilengkapi dengan dokumen/bukti

pendukung paling sedikit memuat: Tetap Tetap

invoice penjualan Mineral Logam atau Batubara; Tetap Tetap

bill of loading atau air way bill dan certificate of weight; Tetap Tetap

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap

Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu peringatan masing-masing 10 (sepuluh) hari kalender.

Tetap

Tetap

Tetap Tetap Tetap

Dalam hal Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, atau IUPK Operasi Produksi Batubara yang mendapat sanksi peringatan tertulis setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 belum melaksanakan kewajibannya, dikenakan sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b.

Tetap Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

peringatan tertulis;

penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan; dan/atau

Tetap invoice dan/atau kontrak biaya insurance dan freight untuk

(10)

(1)

(2)

Tetap

Tetap Tetap

Pasal 16

Dalam hal HMA atau HBA pada bulan berjalan belumditetapkan, HMA atau HBA yang ditetapkan untuk bulan sebelumnya dinyatakan tetap berlaku. Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17

Dalam hal penjualan Batubara dilakukan secara jangka tertentu (term) kepada pengguna akhir dalam negeri, HBA yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan harga Batubara dalam kontrak penjualan dihitung berdasarkan formula 50% (lima puluh persen) HBA pada bulan penandatanganan kontrak ditambah 30% (tiga puluh persen) HBA 1 (satu) bulan sebelum

penandatanganan kontrak ditambah 20% (dua puluh persen) HBA 2 (dua) bulan sebelum penandatanganan kontrak dan dapat ditinjau paling cepat setiap 3 (tiga) bulan.

Pasal 18 Tetap

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Pemegang KK dan PKP2B yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dalam melakukan kegiatan penjualan Mineral Logam atau Batubara wajib mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

Tetap

Tetap

Dalam hal penjualan Batubara dilakukan secara jangka tertentu (term), HBA yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan harga Batubara dalam kontrak penjualan dihitung berdasarkan formula 50% (lima puluh persen) HBA pada bulan penandatanganan kontrak ditambah 30% (tiga puluh persen) HBA 1 (satu) bulan sebelum penandatanganan kontrak ditambah 20% (dua puluh persen) HBA 2 (dua) bulan sebelum

penandatanganan kontrak.

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap Sanksi administratif berupa pencabutan IUP Operasi Produksi atau

IUPK Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c dikenakan kepada Pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Logam, IUP Operasi Produksi Batubara, IUPK Operasi Produksi Mineral Logam, atau IUPK Operasi Produksi Batubara yang tidak melaksanakan kewajiban sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 15 Tetap

Tetap Tetap

(11)

Pasal 19 Tetap

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 463) sepanjang mengatur mengenai harga patokan mineral dan batubara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 354

Tetap

Tetap Tetap

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 2018

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd. IGNASIUS JONAN Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 8 Maret 2018

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EAKTJAHJANA Tetap Tetap Tetap Tetap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 980 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2017 NOMOR 100 Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 11 Januari 2017

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd.

WIDODO EAKTJAHJANA

Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 18 Juli 2017

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EAKTJAHJANA Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 Januari 2017 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN

Tetap Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Tetap

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2017

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd. IGNASIUS JONAN

Pasal 35 Tetap

Tetap Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengawalan dan pengamanan tahanan pada setiap tahap sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 5, pasal 6, pasal 7 dan pasal g dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang

Dengan doa dan partisipasi aktif dari semua pihak, melalui serangkaian strategi yang akan dievaluasi pada berbagai tahapannya, diharapkan visi-misi yang dirumuskan dapat tercapai

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan pendidikan informal yang termasuk pada jenis keagamaan yang bertumpu pada Al-Qur’an untuk pembelajaran yang utama, serta

Safety courses educate riders of the correct way to operate and ride an ATV to ensure he or she knows how to handle the vehicle.. Also, safety courses will teach riders of all ages

Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... yang sesuai dan bermanfaat bagi kenyataan yang terdapat di seluruh

produsen maupun pada jalur transportasi seperti Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Lautan Hindia, berdampak buruk terhadap pasokan energi di INDONESIA. Secara taktis, Indonesia

The peace agreement has been contested in international law in terms of legal status and its enforcement power. The issue originated from the involvement of the