• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM MANAJEMEN MUTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM MANAJEMEN MUTU"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

MANUAL MUTU

SISTEM MANAJEMEN MUTU

PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

(2)
(3)

BAGIAN HALAMAN

Halaman Muka (cover)... 1

Lembar Pengesahan dan Persetujuan ... 2

Daftar Isi ... 3

MANUAL MUTU SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB I PENDAHULUAN………. 7

A. Latar Belakang……… 7

B. Ruang Lingkup……… 10

C. Visi……… 11

D. Misi………... 11

E. Nilai-nilai Utama Badan Peradilan ………. F. Budaya Kerja... 14 14 G. Motto... 15

H. Struktur PENJAMINAN MUTU PENGADILAN NEGERI PEKANBARU….… 16 I. Komitmen Bersama... 17

J. Maklumat Pelayanan Pengadilan Negeri Pekanbaru K. Rincian Tugas Struktur PENJAMINAN MUTU Pengadilan Negeri Pekanbaru 18 L. Profil Pengadilan Negeri Pekanbaru... M. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pekanbaru 20 N. Kebijakan Mutu ... 28

O. Sasaran Mutu ... 29

BAB II MAPING PROSES BISNIS... 31

BAB III IMPLEMENTASI KRITERIA... 32

A. Kriteria 1 Leadership... 32

B. Kriteria 2 Customer Focus ... 36

C. Kriteria 3 Process Management... 39

D. Kriteria 4 Strategic Planning... 42

E. Kriteria 5 Resources Management ………... 44

(4)

G. Kriteria 7 Performance Result……… 49

BAB IV STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)………..….. 54

A. SOP PELAYANAN UTAMA ………. B. SOP PELAYANAN PENDUKUNG ……….

BAB V INSTRUKSI KERJA ………...

A. IK PENJAMINAN MUTU PENGADILAN NEGERI ……….

BAB VI PERENCANAAN ORGANISASI PENGADILAN NEGERI PEKANBARU ……….

A. KONDISI UMUM ………

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN ……….

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ……….

D. PROGRAM DAN KEGIATAN ………..

E. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ……….

F. ANALISIS RESIKO DAN PELUANG ……….. BAB VII PENUTUP ………

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Badan Peradilan di bawahnya senantiasa berupaya membangun citra positif peradilan melalui berbagai kebijakan pembaruan untuk mewujudkan pengadilan yang agung (Court of Excellence).Kebijakan ini sebagaimana tertuang dalam dokumen Perencanaan Jangka Panjang Badan Peradilan Indonesia, yang dinamakan Cetak Biru (Blue Print) Pembaruan Peradilan Indonesia 2010-2035. Cetak Biru ini merupakan penyempurnaan dari Cetak Biru yang diterbitkan tahun 2003, guna lebih mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh.Penyusunan Cetak Biru ini dengan menggunakan pendekatan kerangka pengadilan yang unggul (The Framework of Courts Excellence). Kerangka ini terdiri dari 7 (tujuh) area “Peradilan yang Agung” yang dibagi ke dalam 3 (tiga) fungsi, yaitu: pengarah/pengendali (driver),

sistem dan penggerak (system and enabler), dan hasil (result).

Sebagai fungsi pengarah adalah area:

1. Kepemimpinan Dan Manajemen Pengadilan Fungsi Sistem Dan Penggerak, Berada Dalam Area: 2. Kebijakan-Kebijakan Pengadilan

3. Sumber Daya Manusia, Sarana-Prasarana Dan Keuangan 4. Penyelenggaraan Persidangan

Sedangkan Fungsi Hasil Dalam Area:

5. Kebutuhan Dan Kepuasan Pengguna Pengadilan 6. Pelayanan Pengadilan Yang Terjangkau

7. Kepercayaan Dan Keyakinan Masyarakat Pada Pengadilan

Tujuh area ini dikembangkan berdasarkan kerangka pengadilan yang agung (court excellence framework) yang merupakan kerangka pikir dan kerja bagi pengadilan yang ingin meningkatkan kinerjanya.Kerangka ini telah dikembangkan dan digunakan secara internasional. Cetak Biru itu dipetakan bahwa permasalahan yang dihadapi Badan Peradilan antara lain: visi dan misi yang kurang dipahami sepenuhnya oleh seluruh personil peradilan. Oleh karenanya, diperlukan perumusan visi dan misi yang baru beserta proses sosialisasi yang komprehensif dan terstruktur.

(6)

Dalam pelaksanaan fungsi teknis, Masalah yang dihadapi badan-badan peradilan yang harus mendapat perhatian khusus, adalah:

a. Kepastian hukum dan kualitas serta konsistensi putusan.

b. Lamanya proses berperkara. Hal ini berkaitan dengan pengeluaran biaya yang diperlukan di pengadilan menjadi sulit untuk diprediksi.

c. Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur, dokumen dan persyaratan yang diperlukan.

d. Minimnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan.

Sedangkan permasalahan dalam fungsi pendukung antara lain:

Sumber daya manusia, distribusi Hakim, Panitera Pangganti dan Aparatur Peradilan yang masih sangat kurang.

Dalam hal pengelolaan sumber daya keuangan, antara lain adalah belum adanya Standar Pelayanan yang baku terkait dengan penerimaan dan belanja negara, dan adanya perangkapan jabatan antara jabatan fungsional dengan jabatan pengelola keuangan.

 Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana,antara lain:

a. Gedung pengadilan yang belum memenuhi standar prototype, sehingga masih perlu ditingkatkan kelayakannya dari sisi keamanan maupun kenyamanan.

b. Ketersediaan prasarana dan sarana pengadilan yang belum memadai sehingga berpengaruh terhadap kinerja Hakim, Panitera Pengganti dan Aparatur Peradilan serta kepuasan masyarakat atas kualitas pelayanan pengadilan.

c. Akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, serta manajemen aset negara, yang perlu terus diupayakan perbaikannya.

d. Penyimpanan dan pengelolaan informasi tentang aset negara yang belum dibuat secara baik.  Dalam hal pengelolaan teknologi informasi,

a. Upaya untuk mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal organisasi maupun para pencari keadilan dan pengguna pengadilan, dimana perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang komprehensif dan terintegrasi, untuk memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat.

(7)

b. Transparansi peradilan hingga kini masih menjadi permasalahan yang sangat perlu diperhatikan dan dibenahi. Masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mengakses informasi dari pengadilan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman pejabat peradilan mengenai pentingnya jaminan informasi bagi publik. Oleh karena itu, mekanisme penyediaan dan penyimpanan informasi juga perlu terus ditingkatkan sehingga pengadilan selalu siap dalam merespon permintaan informasi.

Fungsi lain yang perlu mendapat perhatian adalah monitoring dan evaluasi serta fungsi pengawasan merupakan salah satu faktor kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada pengadilan.

Pengadilan Negeri Pekanbaru juga tidak lepas dari adanya kritikan atas pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan, dan sebagai respon atas hal tersebut Pengadilan Negeri Pekanbaru telah melakukan upaya-upaya perbaikan di segala unit. Menyikapi tuntutan tersebut, Pengadilan Negeri Pekanbaru terus giat melakukan pembenahan perbaikan sistem kerja yang berdampak pada peningkatan efisiensi, efektivitas, serta produktivitas SDM Aparatur yang transparan dan akuntabel, serta telah memiliki Standar Pelayanan yang sesuai kaidah manajemen modern yang dipraktekkan secara konsisten, hingga mempermudah danmemperlancar pelayanan prima. Namun demikian untuk melakukan perbaikan yang cepat dan menyeluruh diperlukan langkah pembaruan dengan metode yang taktis sistematis.

Perbaikan sistem kerja ini, atau sebut saja peningkatan kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru, dapat dikatakan sebagai bentuk strategi pelaksanaan Cetak Biru Pembaruan Mahkamah Agung RI di tingkat unit kerja peradilan tingkat pertama, dan sekaligus merupakan pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah menjadi agenda nasional di tingkat Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Pengadilan Negeri Pekanbaru dituntut untuk menyediakan pelayanan standar peradilan yang bermutu, yaitu pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna pengadilan. Untuk mencapai hal tersebut, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru perlu memiliki sistem manajemen mutu, yaitu persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna pengadilan dengan peraturan yang sesuai. Salah satu dokumen mutu yang perlu disusun dalam rangka memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu adalah manual mutu.

(8)

Hal tersebut menjadi salah satu dasar pembuatan Manual Mutu Sistem Manajemen Mutu STANDARD AKREDITASI PENJAMINAN MUTU PERADILAN UMUM - ICPE PENGADILAN NEGERI PEKANBARU.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup implementasi Sistem Manajemen Mutu STANDARD AKREDITASI PENJAMINAN MUTU PERADILAN UMUM - ICPE untuk Pengadilan Negeri Pekanbaru meliputi seluruh proses pelayanan yang menjadi tugas pokok dan fungsi seluruh unit di Pengadilan Negeri Pekanbaru, meliputi: Manajemen peradilan. Administrasi perkara. Administrasi persidangan. Administrasi umum. Pelayanan publik. Pengelolaan Kas.

Pengadaan barang dan jasa. Pengawasan.

Penanganan Pengaduan.

Adapun unit di Pengadilan Negeri Pekanbaru yang melaksanakan kegiatan pelayanan adalah : 1. Pimpinan, yang terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua

2. Hakim/ Majelis Hakim 3. Panitera

4. Sekretaris

5. Kepaniteraan, yang terdiri: a. Panitera Muda Perdata b. Panitera Muda Pidana

c. Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) d. Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) e. Panitera Muda Hukum

f. Panitera Pengganti g. Jurusita

(9)

7. Kesekretariatan, yang terdiri:

a. Sub Bagian Umum dan Keuangan

b. Sub Bagian Kepegawaian,Organisasi dan Tatalaksana c. Sub Bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan

C. VISI

Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi. Pengadilan Negeri Pekanbaru merupakan satuan kerja di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia yang mempunyai visi yang sesuai dengan visi yang dimiliki oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia yakni:

Visi Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah

“Berperan Aktif Untuk Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”

D. MISI

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu kepada Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia .

Pengadilan Negeri Pekanbaru mengemban Misi:

1. Terciptanya tertib administrasi melalui peningkatan penggunaan aplikasi SIPP/CTS di Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Meningkatkan pelayanan hukum terhadap masyarakat melalui putusanyang berkualitas dan tepat waktu. 3. Meningkatkan kualitas dan kredibilitas aparatur melalui

Pemberdayaan profesionalisme sumber daya manusia.

4. Terciptanya transparansi pelayanan hukum dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

(10)

E. NILAI-NILAI UTAMA BADAN PERADILAN

Berdasarkan visi dan misi di atas, dikembangkanlah nilai-nilai utama badan peradilan. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku seluruh warga badan peradilan dalam upaya mencapai visinya. Pelaksanaan dari nilai-nilai ini pada akhirnya akan membentuk budaya badan peradilan. Nilai-nilai yang dimaksud, adalah:

1. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 ayat (1) UUD 1945)

a. Kemandirian Institusional:Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).

b. Kemandirian Fungsional:Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang Hakim dalam memutus perkara harus didasarkan pada fakta dan dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan, atau ancaman, baik langsung ataupun tak langsung, dari manapun dan dengan alasan apapun juga.

2. Integritas dan Kejujuran (Pasal 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Perilaku hakim yang jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas putusan yang kemudian dibuatnya. Integritas dan kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.

3. Akuntabilitas (Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan kekuasaan kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Hal ini antara lain diwujudkan dengan memperlakukan pihak-pihak yang berperkara secara profesional, membuat putusan yang didasari dengan dasar alasan yang memadai, serta usaha untuk selalu mengikuti perkembangan masalah-masalah hukum aktual. Begitu pula halnya dengan aparatur peradilan, tugas-tugas yang diemban juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan profesional.

4. Responsibilitas (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman) Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan, serta berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat

(11)

mencapai peradilan yang sederhana, cepat, dan biayaringan. Selain itu, hakim juga harus menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

5. Keterbukaan (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 52 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman) Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya perlakuan sama di hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum yang adil, adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan mengenai hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.

6. Ketidakberpihakan (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman) Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya proses peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan yang mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu, aparatur peradilan harus tidak berpihak dalam memperlakukan pihak-pihak yang berperkara. 7. Perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 ; Pasal 4

ayat (1) dan Pasal 52 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman) Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat perlakuan yang sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

8. Bahwa semua hakim sebagai pelaksana utama dari fungsi pengadilan itu harus berintegritas tinggi, jujur, dan profesional, sehingga memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan pencari keadilan. Salah satu hal penting yang disorot masyarakat untuk mempercayai hakim, adalah perilaku dari hakim yang bersangkutan, baik dalam menjalankan tugas yudisialnya maupun dalam kesehariannya. Sejalan dengan tugas dan wewenangnya itu, hakim dituntut untuk selalu menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, etika dan perilaku hakim serta berpegang pada Prinsip-prinsip dasar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim sebagaimana tertuang dalam surat Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI Dan Ketua Komisi Yudisial RI No : 047/KMA/SKB/IV/2009 dan No : 02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim yang di implementasikan dalam 10(sepuluh) aturan perilaku yaitu :

(12)

2) Berperilaku Jujur,

3) Berperilaku Arif dan Bijaksana, 4) Bersikap Mandiri,

5) Berintegritas Tinggi, 6) Bertanggung Jawab,

7) Menjunjung Tinggi Harga Diri, 8) Berdisplin Tinggi,

9) Berperilaku Rendah Hati, 10) Bersikap Profesional

F. BUDAYA KERJA

Nilai-nilai budaya kerja yang dianut dan mendasari setiap langkah dalam penyelesaian tugas di Pengadilan Negeri Pekanbaruberdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung

Republik IndonesiaNomor: 026/KMA/SK/II/2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN

PERADILAN, dimana segenap Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus berperilaku:

1. adil dan tidak diskriminatif; 2. cermat;

3. santun dan ramah;

4. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut; 5. profesional;

6. tidak mempersulit;

7. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;

8. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi Pengadilan Negeri Pekanbaru;

9. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan peradilan dan perundang-undangan yang berlaku;

10. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan; 11. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;

12. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;

(13)

14. sesuai dengan kepantasan; dan 15. tidak menyimpang dari prosedur;

G. MOTTO

“PN.PEKANBARU PRIMA”

(14)

H. STRUKTUR AKREDITASI

TIM SURVEI KEPUASAN PELANGGAN/PENCARI KEADILAN Ahyar Parmika, S.H., M.H. H. Amirin, S.H. DOCUMENT CONTROL (DC) Erry Mardianto, ST. SH

Dewi Mustika Indah, S.Kom. SH Yuni Elysabet, SE

Syaifullah, SE INTERNAL AUDITOR ( I A )

Koordinator Internal Auditor Bidang Kepaniteraan : Estiono, S.H.,M.H.

Tommy Manik, S.H. Iwan Irawan, S.H., Dedi Kuswara, S.H., M.H. Estiono, S.H., M.H.

Zefri Mayeldo Harahap, S.H., M.H.

Koordinator Internal Auditor bidang Kesekretariatan : Lifianan Tanjung, S.H., M. H. Mahyudin , S.H., M.H Zulfadly, S.H., M.H. Basman , S.H. MANAGER REPRESENTATIVE (MR)

LILIN HERLINA

,SH.,MH

KETUA TIM PENJAMIN MUTU PENGADILAN NEGERI

(PMPN)

SAUT MARULI TUA PASARIBU, S.H.,M.H.

M.H.

(15)

I. KOMITMEN BERSAMA

KAMI PIMPINAN PENGADILAN NEGERI PEKANBARU, SELURUH HAKIM DAN

SEGENAP JAJARAN PEGAWAI BERKOMITMEN MELAKSANAKAN PELAYANAN

BERSTANDAR STANDARD AKREDITASI PENJAMINAN MUTU PERADILAN UMUM –

INDONESIA COURT PERFORMANCE EXCELLENCE SECARA:

ADIL DAN TIDAK DISKRIMINATIF; CERMAT;

SANTUN DAN RAMAH;

TEGAS, ANDAL, DAN TIDAK MEMBERIKAN PUTUSAN YANG BERLARUT-LARUT; PROFESIONAL;

TIDAK MEMPERSULIT;

PATUH PADA PERINTAH ATASAN YANG SAH DAN WAJAR;

MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS INSTITUSI

PENYELENGGARA;

TIDAK MEMBOCORKAN INFORMASI ATAU DOKUMEN YANG WAJIB DIRAHASIAKAN SESUAI DENGAN PERATURAN PERADILAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU;

TERBUKA DAN MENGAMBIL LANGKAH YANG TEPAT UNTUK MENGHINDARI BENTURAN KEPENTINGAN;

TIDAK MENYALAHGUNAKAN SARANA DAN PRASARANA SERTA FASILITAS PELAYANAN PUBLIK;

TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI YANG SALAH ATAU MENYESATKAN DALAM

MENANGGAPI PERMINTAAN INFORMASI SERTA PROAKTIF DALAM MEMENUHI

KEPENTINGAN MASYARAKAT;

TIDAK MENYALAHGUNAKAN INFORMASI, JABATAN, DAN/ ATAU KEWENANGAN YANG DIMILIKI;

SESUAI DENGAN KEPANTASAN; DAN TIDAK MENYIMPANG DARI PROSEDUR;

(16)

J. MAKLUMAT PELAYANAN PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

K. RINCIAN TUGAS STRUKTUR PENJAMINAN MUTU PENGADILAN NEGERI

PEKANBARU

Tugas Top Manager adalah:

1) Mengupayakan dan menjamin agar lingkungan kerjanya terkendali.

2) Menetapkan Kebijakan serta Sasaran Mutu di Pengadilan Negeri Pekanbaru.

3) Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu dipahami dan diterapkan di seluruh bagian. 4) Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaranPengadilan Negeri Pekanbaru mengenai

pentingnya memenuhi standar pelayanan serta ketentuan maupun peraturan yang berlaku.

5) Memastikan tersedianya Sumber Daya yang diperlukan.

6) Memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan pencapaian kepuasan pelanggan.

7) Membuat uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dengan dibantu oleh bagian kepegawaian.

8) Mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.

9) Top Manager Pengadilan Negeri Pekanbarumemfasilitasi dilakukannya Rapat Tinjauan Manajemen setiap 6 bulan sekali untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan yang berkesinambungan penerapan sistem manajemen mutu STANDARD AKREDITASI PENJAMINAN MUTU PERADILAN UMUM - ICPE.

10) Top Manager mengadakan komunikasi internal dengan Panitera dan Sekretaris unit minimal 2 (dua) kali dalam sebulan.

Dengan D Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila kami tidak menepati janji kami siap menerima kritikan dan saran guna perbaikan pelayanan

(17)

Tugas Management Representative adalah:

1) Mengembangkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan standart. 2) Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi. 3) Menjamin sistem manajemen mutu dipertahankan.

4) Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus menerus.

5) Melaporkan hasil/kinerja sistem manajemen mutu kepada Top Manager.

6) Mengupayakan peningkatkan kesadaran/pemahaman pegawai dalam sistem

manajemen mutu

7) Membina hubungan dengan pihak eksternal untuk hal-hal yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

8) Menyelenggarakan program pendukung untuk membudayakan kesadaran mutu keseluruh hakim/pegawai.

9) Mengusulkan pelatihan-pelatihan yang diperlukan oleh hakim/pegawai.

10) Memberikan penghargaan kepada Hakim, Panitera dan Sekretaris,pegawai yang berprestasi dalam kegiatan sistem manajemen mutu.

11) Melakukan komunikasi mutu kepada seluruh hakim/pegawai.

12) Mengkoordinasikan kegiatan internal audit dan survey kepuasan pelanggan.

Tugas Wakil Management Representative PENJAMINAN MUTU PENGADILAN NEGERI adalah: membantu tugas Management Representative.

Tugas Tim Audit Internal adalah:

1) Melakukan audit internal untuk memastikan sistem manajemen mutu diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan secara sistematis, objektif, terencana dan terdokumentasi serta mengedepankan integritas dan independensi.

2) Membuat rencana audit dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit yang akan diaudit.

3) Melakukan audit sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan, yaitu 6 bulan sekali.

4) Mengevaluasi efektivitas hasil audit terdahulu.

(18)

Tugas Tim Survei Kepuasan Pelanggan adalah:

1) Mengidentifikasi dan memahami persyaratan yang diminta oleh setiap pelanggan. 2) Tim survey kepuasan pelanggan bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada

seluruh staf unit mengenai persyaratan pelanggan. 3) Melakukan survei kepuasan pelanggan secara periodik.

4) Membuat laporan hasil survei kepuasan pelanggan dan melaporkannya kepada Top Manager dan Management Representative.

Tugas Document Control adalah:

1. DC bertanggung jawab mengendalikan seluruh Dokumen (Internal dan Eksternal) mulai dari Pengesahan, Penggandaan, Distribusi ke bagian yang terkait dan Penarikan serta Penghapusan Dokumen;

2. MR dibantu DC harus memastikan Dokumen yang berlaku di Lingkungan Kerja Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum adalah versi terbaru dan versi sebelumnya ditarik dari peredarannya;

3. MR harus memastikan bahwa dokumen luar (Eksternal) yang masuk ke Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dikenali dan pendistribusiannya terkendali;

4. Penanggung jawab masing-masing Unit Proses bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan membantu melaksanakan Implementasi Pengendalian Dokumen di Unitnya;

5. Penanggung jawab masing-masing Unit Proses membantu memastikan hanya Dokumen terbaru (revisi terkini) dan Dokumen yang sesuai dengan aktivitasnya, terdapat di bagiannya;

L. PROFIL PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Pekanbaru berkantor di Jl. Teratai No.85 Pekanbaru, meliputi seluruh wilayah Kota Pekanbaru yang terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Pekanbaru Kota.

(19)

3. Kecamatan Lima Puluh. 4. Kecamatan Senapelan. 5. Kecamatan Sukajadi. 6. Kecamatan Tampan. 7. Kecamatan Payung Sekaki. 8. Kecamatan Rumbai. 9. Kecamatan Rumbai Pesisir. 10. Kecamatan Marpoyan Damai. 11. Kecamatan Bukit Raya. 12. Kecamatan Tenayan Raya.

Dan disamping itu pada Pengadilan Negeri Pekanbaru ada juga Pengadilan Hubungan Industrial dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang wilayah hukumnya adalah meliput Kabupaten/ Kota di Propinsi Riau yang terdiri dari 12 (dua belas) Kota/ Kabupaten yaitu:

1. Kota Pekanbaru. 2. Kota Dumai.

3. Kabupaten Kampar. 4. Kabupaten Pelalawan. 5. Kabupaten Bengkalis.

6. Kabupaten Indragiri Hulu. 7. Kabupaten Indragiri Hilir.

8. Kabupaten Kuantan Singingi.

9. Kabupaten Rokan Hulu. 10. Kabupaten Rokan Hilir.

11. Kabupaten Siak. 12. Kabupaten Meranti.

Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah pelaksana Kekuasaan Kehakiman pada peradilan umum tingkat pertama, yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(20)

Pengadilan Negeri Pekanbaru bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan kewenangannya di tingkat pertama.

Selain menjalankan tugas pokoknya Pengadilan Negeri Pekanbaru diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan undang-undang, antara lain dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada Instansi Pemerintah di wilayah hukum Pengadilan Negeri Pekanbaru,apabila diminta.

Pemberian keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum, dikecualikan dalam hal-hal yang berhubungan dengan perkara yang sedang atau akan diperiksa di Pengadilan.

Berikut tugas pokok dan fungsi dari Pengadilan Negeri Pekanbaru:

Pengadilan Negeri Pekanbaru dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua, bertugas dan bertanggung jawab atas terselenggaranya peradilan dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra dan wibawa Pengadilan.

1. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Pimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru wajib memiliki kemampuan mengelola (managerial skill), yang meliputi pembuatan rencana kerja (planning), mengatur pelaksanaannya (organizing), menggerakkan (actuating) dan mengawasi pelaksanaannya (controlling).

2. Pengadilan Negeri Pekanbaru wajib menguasai dan memahami dengan baik seluruh tugas-tugas meliputi unit teknis yustisial dan unit administrasi, baik administrasi perkara maupun administrasi umum dan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh undang-undang, karena kesemuanya itu berada dalam lingkup tugas dan tanggungjawabnya.

3. Agar tugas-tugas berjalan lancar, Pimpinan Pengadilan harus mampu menciptakan koordinasi antar pimpinan unit struktural, mewujudkan keserasian kerja diantara para pejabat, menegakkan disiplin kerja, disamping juga mendorong dan memberikan kesempatan bagi warga Pengadilan untuk meningkatkan pengetahuan, antara lain dengan cara mengikuti kegiatan pertemuan-pertemuan ilmiah tingkat nasional maupun internasional, kursus-kursus dan lain sebagainya dan tidak menganggu pelaksanaan tugas.

 Sesuai dengan sifat pimpinan yang menjadi sumber panutan bagi bawahannya, maka Pimpinan Pengadilan harus memiliki sifat ketauladanan dan karenanya wajib menjaga tingkah laku dan perbuatannya baik dalam dinas maupun diluar dinas untuk tidak menyimpang dari jalurnya.

(21)

 Walaupun Pimpinan Pengadilan bertanggung jawab atas terselenggaranya peradilan dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra dan wibawa Pengadilan, namun hal tersebut sulit terwujud bila tanpa didukung oleh kemauan dan kehendak baik dari pimpinan unit struktural dan pejabat peradilan lainnya.

 Karena itu sifat-sifat kepemimpinan perlu pula dimiliki oleh setiap unit struktural dan para pejabat lainnya, baik itu pejabat Kepaniteraan yakni: Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti dan Jurusita, maupun pejabat Kesekretariatan yakni Sekretaris, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana, Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan.

4. Melaksanakan pembagian tugas antara Ketua dengan Wakil Ketua serta bekerja sama dengan baik.

5. Membagi dan menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas dalam rangka mewujudkan keserasian dan kerja sama antar sesama pejabat/petugas yang bersangkutan. 6. Menyelenggarakan administrasi keuangan perkara dan mengawasi keuangan rutin.

7. Melaksanakan pertemuan berkala sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan dengan para Hakim serta pejabat struktural, dan sekurang-kurang sekali dalam 3 bulan dengan seluruh karyawan.

8. Membuat/ menyusun legal data tentang putusan-putusan perkara yang penting.

9. Memerintahkan, memimpin dan mengawasi eksekusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10. Melakukan pengawasan secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dan memberi petunjuk

serta bimbingan yang diperlukan, baik bagi para Hakim maupun seluruh pegawai. 11. Melakukan pengawasan intern dan extern:

 Intern: pejabat peradilan, keuangan dan material.

 Extern: pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. 12. Menugaskan Hakim untuk membina dan mengawasi unit hukum tertentu.

13. Melakukan evaluasi atas hasil pengawasan dan memberikan penilaian untuk kepentingan peningkatan jabatan.

14. Melaporkan evaluasi atas hasil pengawasan dan penilaiannya kepada Mahkamah Agung. 15. Mengawasi pelaksanaan court calender dengan ketentuan bahwasetiap perkara pada

asasnya harus diputus dalam waktu 5 bulan dan mengumumkannya pada pertemuan berkala dengan para Hakim.

(22)

17. Melakukan pembinaan terhadap organisasi Dharma Yuktikarini, IKAHI, IPASPI.

18. Melakukan koordinasi antar sesama instansi di lingkungan penegak hukum dan kerjasama dengan instansi-instansi lain serta dapat memberikan keterangan, pertimbangan dari nasehat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya apabila diminta.

19. Memperhatikan keluhan-keluhan yang timbul dari masyarakat dan menanggapinya bila dipandang perlu.

Selanjutnya Ketua dan Wakil Ketua selain melaksanakan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka Pimpinan, para Hakim dan pejabat Kepaniteraan serta Sekretariat, sesuai dengan uraian tugas (job description) masing-masing, dibawah pimpinan dan koordinasi Ketua Pengadilan Negeri sebagai penanggung jawab dan pengelola, perlu memperhatikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sebagaimana yang akan diuraikan dalam butir-butir berikut:

1. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG ANTARA KETUA DAN WAKIL KETUA.

Dari uraian tugas yang telah disebutkan diatas, maka Wakil Ketua bertugas sebagai berikut: 1. Membantu Ketua dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang,

pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Mewakili Ketua bila berhalangan.

3. Melaksanakan delegasi wewenang dari Ketua.

4. Melakukan pengawasan intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku serta melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Ketua.

2 . TUGAS HAKIM.

1. Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.

2. Melakukan pengawasan yang ditugaskan Ketua untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas, umpamanya mengenai penyelenggaraan administrasi perkara perdata, pidana, Tipikor, Pengadilan Hubungan Industrial dan bagian Kesekretariatan serta pelaksanaan eksekusi, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melaporkannya kepada Pimpinan Pengadilan.

3. Melakukan pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap pelaksanaan putusan pidana di Lembaga Pemasyarakatan dan melaporkannya kepada Mahkamah

(23)

Agung.

3. TUGAS PEJABAT KEPANITERAAN. PANITERA.

1. Membantu Pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.

2. Mengatur pembagian tugas pejabat Kepaniteraan.

3. Panitera dengan dibantu oleh Panitera Muda harus menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai jalannya perkara perdata dan pidana maupun situasi keuangan perkara perdata.

4. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan.

5. Membuat akta dan salinan putusan.

6. Menerima dan mengirimkan berkas perkara.

7. Melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu yang ditentukan.

PANITERA MUDA.

1. Membantu Pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.

2. Membantu Panitera dalam menyelenggarakan administrasi perkara dan

pengolahan/penyusunan laporan sesuai dengan unitnya masing-masing.

PANITERA PENGGANTI.

Membantu Hakim dalam persidangan perkara perdata dan pidana serta melaporkan kegiatan persidangan tersebut kepada Panitera Muda yang bersangkutan.

JURUSITA.

Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Pengadilan, Ketua Sidang dan/atau Panitera.

(24)

4. TUGAS PEJABAT KESEKRETARIATAN

Tugas pokok Sekretariat adalah memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan Pengadilan NegeriPekanbaruDalam hal ini fungsi Sekretariat mencakup 3 (tiga) hal yaitu:

1. Melakukan Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana.

2. Melakukan Sub BagianUmum dan Keuangan kecuali mengenai pengelolaan biaya perkara/uang titipan pihak ketiga.

3. Melakukan Sub Bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan. Unit Sekretariatan ini dibagi dalam 3 (tiga) sub yaitu:

 Sub BagianPerencanaan, IT, dan Pelaporan

 Sub Bagian Umum, dan Keuangan

 Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana

SEKRETARIS, bertugas:

 Melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumberdaya manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Negeri;

KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN IT DAN PELAPORAN, bertugas:

 Melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan, program, dan anggaran, pengelolaan teknologi informasi dan statistik

 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan

KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATALAKSANA, bertugas:  Melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan unsur kepegawaian, penataan organisasi

dan tatalaksana.

KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN, bertugas :

 Melaksanakan penyiapan pelaksaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan serta pengelolaan keuangan.

(25)
(26)

N. KEBIJAKAN MUTU PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

- Memberikan Pelayanan yang berkualitas bagi pencari keadilan dan masyarakat dengan tulus dan ikhlas.

- Memberikan kepuasan bagi masyarakat pencari keadilan. - Melakukan peningkatan pelayanan dengan tepat waktu.

- Memenuhi persyaratan dan peraturan yang terkait dengan kegiatan Pengadilan Negeri Pekanbaru.

- Meningkatkan profesionalisme aparat Pengadilan.

- Menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan memudahkan masyarakat pencari keadilan.

- Memahami permasalahan pencari keadilan dan memberikan solusi secara tepat.

- Melakukan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan terhadap sistem Manajemen Mutu dan pelaksanaannya.

Kasubag Kepegawaian,organisasi dan Tatalaksana Kasubag Umum dan Keungan

(27)

O.SASARAN MUTU PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

No.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target (%)

1. Terwujudnya Proses

Peradilan yang Pasti,

Transparan, dan Akuntabel

Persentase Sisa Perkara Perdata yang

Diselesaikan

100

Persentase sisa perkara Perdata Khusus

yang diselesaikan

100

Persentase Sisa Perkara Pidana yang

Diselesaikan

100

Persentase Sisa Perkara Pidana Khusus

yang Diselesaikan

100

Persentase Perkara Perdata yang

Diselesaikan Tepat Waktu

77

Persentase Perkara Perdata Khusus yang

diselesaikan Tepat Waktu

25

Persentase perkara pidana yang

diselesaikan tepat waktu

99

Persentase perkara Pidana Khusus yang

Diselesaikan Tepat Waktu

100

Persentase Perkara yang Tidak

Mengajukan Upaya Hukum Banding

(28)

Persentase Perkara Yang Tidak

Mengajukan Upaya Hukum Kasasi

94

Persentase perkara yang Tidak

Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan

Kembali

99

Persentase Perkara Pidana Anak yang

Diselesaikan dengan Diversi

3

Index Kepuasan Pencari Keadilan

95

2. Peningkatan Efektivitas

Pengelolaan Penyelesaian

Perkara

Persentase Salinan Putusan Perkara

Perdata yang dikirim kepada Para Pihak

tepat waktu

100

Persentase Salinan Putusan Perkara Pidana

yang dikirim kepada Para Pihak Tepat

Waktu

100

Persentase Perkara yang Diselesaikan

Melalui Mediasi

6

Persentase Berkas Perkara yang

Dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang

Diajukan Secara Lengkap dan Tepat Waktu

35

Persentase Putusan Perkara yang Menarik

Perhatian Masyarakat yang Dapat Diakses

Secara Online dalam Waktu 1 Hari Setelah

(29)

Putus

3.

Meningkatnya Akses

Peradilan bagi Masyarakat

Miskin dan Terpinggirkan

Persentase Perkara Prodeo yang

Diselesaikan

100

Persentase Pencari Keadilan Golongan

Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan

Hukum (Posbakum)

100

4. Meningkatnya Kepatuhan

terhadap Putusan

Pengadilan

Persentase Putusan Perkara Perdata yang

Ditindak lanjuti (Dieksekusi)

(30)

BAB II

Pemetaan Proses Bisnis

Sub. bagian Kepegawaian dan Ortala Sub. bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan

(31)

BAB III

IMPLEMENTASI KRITERIA

Dalam sistem manajemen mutu Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan Negeri terdapat kriteria yang digunakan yaitu kriteria 1 sampai dengan kriteria 7.

A. KRITERIA 1- LEADERSHIP

KOMITMEN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PENGADILAN

Pengadilan Negeri Pekanbaru bertekad untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan. Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru mewajibkan kepada Panitera dan Sekretaris untuk :

a Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara konsisten.

b Mengkomunikasikan kepada pegawai (pelaksana) tentang pentingnya mutu dan kepuasan pelanggan.

c Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran – sasaran yang ingin dicapai. d Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu. e Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan sistem. f Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.

DOKUMEN TERKAIT

Komitmen bersama Hakim dan Pegawai Pengadilan Negeri Pekanbaru;

KEBIJAKAN MUTU

Kebijakan Mutu merupakan pandangan dan kebijakan manajemen terhadap mutu yang sesuai dengan tujuan organisasi yaitu agar selalu dapat memenuhi harapan dan memuaskan pelanggan, serta dapat memenuhi semua peraturan yang berlaku. Kebijakan Mutu yang merupakan perwujudan komitmen dari manajemen puncak dalam memenuhi persyaratan, baik persyaratan pelanggan maupun persyaratan peraturan dan perundang-undangan dan terus-menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu, dikomunikasikan dan dimengerti oleh segenap hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Pekanbaru.

(32)

Kebijakan Mutu yang ditentukan, dapat menjadi kerangka untuk menetapkan dan meninjau Sasaran Mutu secara berkelanjutan.

Kebijakan Mutu perlu ditinjau agar terus-menerus sesuai dengan tujuan organisasi yang dideskripsikan melalui Visi organisasi.

Mengingat perkembangan teknologi dan sistem yang dinamis, manajemen akan selalu meninjau sistem mutu dan operasinya, termasuk Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutunya agar selalu dapat mengikuti perkembangan tersebut.

Selaras dengan hal itu, organisasi menjalankan sistem yang mengedepankan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap keefektifan sistem manajemen mutu pada semua aktivitasnya, melalui pembinaan hubungan dengan pelanggan agar dapat diketahui lebih jauh harapan pelanggan.

Pernyataan Kebijakan Mutu dipasang di tempat-tempat yang strategis di kawasan Pengadilan Negeri Pekanbarudan diadakan penyuluhan kepada seluruh hakim dan pegawai agar Visi, Misi, Motto, Perilaku Pelayanan, Kebijakan Mutu organisasi ini dipahami, diterapkan dan dipelihara seluruh hakim dan pegawai dari semua tingkatan.

TANGGUNG JAWAB,WEWENANG DAN KOMUNIKASI PEGAWAI PENGADILAN DAN MASYARAKAT

Tugas, tanggung jawab & wewenang Pimpinan, hakim dan pegawai diatur dengan jelas dan terdokumentasi khususnya pegawai yang melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan mutu dan kepuasan pelanggan :

1) Setiap pegawai, hakim/ Panitera dan Sekretaris dipastikan memahami tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

2) Uraian tugas, tanggung jawab & wewenang dibuat Top Manajemen dibantu oleh unit kepegawaian. 3) Dokumen Uraian tugas dipegang oleh pegawai yang bersangkutan dan salinan disimpan oleh unit

kepegawaian.

4) Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi perubahan pekerjaan.

5) Uraian tugas dibuat berdasarkan nama nama posisi yang ada dalam struktur organisasi pada masing-masing Unit.

6) Penggunaan nama posisi/ job title dikoordinasikan oleh unit kepegawaian.

DOKUMEN TERKAIT :

(33)

2. Uraian tugas Hakim dan Pegawai Pengadilan Negeri Pekanbaru;

Manager Representatif ( MR )

Manager Representatif adalah seorang hakim (Wakil Ketua Pengadilan) yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru yang bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.

Manager Representatif mendapat otoritas yang cukupuntuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan standar. 2. Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi. 3. Menjamin sistem manajemen mutu dipertahankan.

4. Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus menerus.

5. Melaporkan hasil/ kinerja sistem manajemen mutu kepada Top Manager.

6. Mengupayakan peningkatkan kesadaran/ pemahaman karyawan dalam sistem manajemen mutu 7. Membina hubungan dengan pihak eksternal untuk hal-hal yang berkaitan dengan sistem manajemen

mutu.

8. Menyelenggarakan program pendukung untuk membudayakan kesadaran mutu keseluruh pegawai. 9. Mengusulkan pelatihan-pelatihan yang diperlukan oleh pegawai.

10. Memberikan penghargaan kepada Panitera, Sekretaris, pegawai, hakim yang berprestasi dalam kegiatan sistem manajemen mutu.

11. Melakukan komunikasi mutu kepada seluruh hakim dan pegawai.

12. Mengkoordinasikan kegiatan internal audit dan survey kepuasan pengguna.

DOKUMEN TERKAIT

1. Uraian tugas & tanggung jawab MR 2. SOP Tinjauan Manajemen

(34)

Komunikasi Internal

Komunikasi internal Pengadilan Negeri Pekanbaruantar pimpinan/ pegawai/ hakim merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai berikut:

1) Top Manager mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar. 2) Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai sistem manajemen

mutu.

3) Komunikasi diarahkan agar pegawai memahami target-target pekerjaan yang ingin dicapai. 4) Komunikasi diarahkan untuk memastikanpersyaratan yang telah ditetapkan dipenuhi. 5) Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.

6) Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada hakim dan pegawai. 7) Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pengguna pengadilan. 8) Penyelenggaraan rapat dapat terkoordinasi dan diatur dengan baik.

9) Top Manager mengadakan komunikasi internal dengan Panitera dan Sekretaris setiap bulan. 10) Panitera dan Sekretaris mengadakan komunikasi internal dengan anggota Unit setiap bulan.

DOKUMENTERKAIT

SOP Komunikasi Internal

TINJAUAN MANAJEMEN TERHADAP SISTEM, STANDAR KINERJA DAN UMPAN BALIK DARI PENGGUNA

Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu.

Input

Top Manager Pengadilan Negeri Pekanbaru melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen 6 bulan sekali. Rapat Tinjauan Manajemen dipastikan terdokumentasi/ dinotulenkan

1) Agenda dan materi ditentukan jauh hari sebelum Rapat Tinjauan Manajemen dilaksanakan. 2) Materi rapat disiapkan oleh Manager Representatif.

3) Agenda rapat tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut: a) hasil audit internal

(35)

c) kinerja proses / hasil pelayanan / pencapaian sasaran mutu d) Hasil tindakan perbaikan / pencegahan

e) Tindak lanjut dari hasil tinjauan sebelumnya

f) Rencana perubahan/ perbaikan Sistem Manajemen Mutu

Output

1) Hasil rapat tinjauan manajemen dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( per unit). 2) Hasil rapat tinjauan manajemen memuat keputusan/kesimpulanmengenai tindakan-tindakan yang

perlu diambil.

3) Tata cara melaksanakan tinjauan manajemen diuraikan dalam prosedur rapat tinjauan manajemen.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Tinjauan Manajemen

ROLE MODELS

Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam mewujudkan komitmen melalui leadership dalam bentuk Role Models, Ketersediaan sumber daya dan pembinaan dengan melibatkan seluruh level manajerial.

B. KRITERIA 2- CUSTOMER FOCUS

PROSES YANG BERKAITAN DENGAN PENGGUNA

Sebelum merealisasikan proses pelayanan, Manager Representatif harus lebih dahulu : 1) Memahami secara jelas semua persyaratan yang diminta pengguna pengadilan.

2) Melakukan koordinasi dengan Unit-Unit terkait termasuk dengan Panitera dan Sekretaris untuk pembahasan semua persyaratan pengguna pengadilan.

3) Memastikan semua sumberdaya yang diperlukan tersedia.

4) Memastikan hasil pembahasan persyaratan pengguna pengadilan terdokumentasi.

5) Hasil pembahasan semua persyaratan pengguna pengadilan dikomunikasikan kepada semua Unit terkait secara tertulis.

6) Bilamana ada perubahan persyaratan pelayanan baik atas permintaan pengguna pengadilan/ atas inisiatif fungsi intern, maka harus ada persetujuan perubahan dari Manager Representatif sebelum perubahan dilaksanakan.

(36)

7) Bila perubahan disetujui maka, fungsi-fungsi yang terkait diberitahukan mengenai perubahan persyaratan tersebut.

8) Setiap perubahan mengenai persyaratan pengguna pengadilan/ persyaratan pelayanan dipastikan dicatat.

DOKUMEN TERKAIT

1 SOP Identifikasi Persyaratan Pengguna Pengadilan 2 SOP Survey Kepuasan Pengguna Pengadilan

3 SOP Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana

Melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk memastikan kemampuannya dalam memenuhi permintaan pengguna pengadilan.

KOMUNIKASI PENGGUNA PENGADILAN

1. Melakukan komunikasi dengan pengguna pengadilan. Setiap kali melakukan komunikasi harus selalu dicatat.

2. Komunikasi dengan pengguna pengadilan diarahkan untuk memahami kebutuhan/ persyaratan pengguna pengadilan antara lain untuk :

 Mendapatkan konfirmasi/ persyaratan pelayanan yang diinginkan pengguna pengadilan

 Menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna pengadilan mengklarifikasi ketidakjelasan mengenai persyaratan pengguna pengadilan

 Membahas masukan/ usul/ saran/ keluhan pengguna pengadilan 3. Catatan hasil komunikasi dengan pengguna pengadilan disimpan.

DOKUMEN TERKAIT:

1. SOP Komunikasi dengan Pengguna Pengadilan 2. SOP Penanganan Keluhan Pengguna Pengadilan

PRODUK MILIK PENGGUNA

Barang milik pengguna pengadilan adalah Uang titipan pihak ketiga pada Pengadilan Negeri terdiri dari: 1. Uang titipan pihak ketiga sebagai panjar biaya proses penyelesaian perkara perdata, dan

(37)

2. Uang titipan pihak ketiga lainnya, diantaranya:

a. Uang konsinyasi, yakni uang yang dititipkan di Kepaniteraan Pengadilan Tingkat Pertama oleh pihak/orang yang mempunyai kewajiban untuk membayar (debitur) karena pihak/orang yang berhak menerima pembayaran (kreditur) tidak mau menerima.

b. Biaya eksekusi putusan, merupakan uang persediaan untuk membiayai pelaksanaan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Apabila pihak yang kalah tidak mau melaksanakan putusan pengadilan secara sukarela, maka pihak yang menang dapat meminta bantuan pengadilan untuk mengeksekusi putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap. Semua biaya yang dikeluarkan untuk eksekusi tersebut dibebankan kepada pihak yang kalah, namun sebelumnya dibayar oleh pemohon eksekusi sebagai uang panjar.

c. Barang bukti berupa uang atau surat-surat berharga yang tidak ikut dilampirkan dalam berkas perkara pidana yang wajib disegel dan dititipkan/disimpan di Pengadilan Negeri.

Uang jaminan penangguhan penahanan, yakni uang yang dititipkan/ disimpan di Pengadilan

Negeri dalam rangka permohonan penangguhan penahanan terdakwa pada perkara pidana yang jumlahnya ditentukan Hakim dengan memperhatikan berat ringannya tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa, kedudukan terdakwa/ penjamin dan kekayaan yang dimilikinya. Apabila terdakwa melarikan diri dan setelah lewat waktu tiga bulan tidak ditemukan maka uang jaminan tersebut berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri menjadi milik negara dan disetor ke Kas Negara.

Pemeliharaan Produk

1) Yang dimaksud dengan produk adalah barang/ jasa yang digunakan oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk memberikan pelayanan dan hasil dari pelayanan.

2) Barang/ jasa pada semua tahapan proses dijaga kondisinya dan dipertahankan kesesuaiannya selama penyimpanan, selama proses pelayanan.

3) Selama barang ditangani secara internal, harus dilengkapi identifikasi secara jelas.

4) Prosedur penanganan, pengemasan, penyimpanan dan pengamanan barang selama dalam proses pra-pelayanan harus dibuat dengan jelas dan terdokumentasi.

DOKUMEN TERKAIT :

1. SOP Panitera Muda Pidana 2. SOP Panitera Muda Perdata

(38)

KEPUASAN, KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN PENGGUNA

Jajaran manajemen dan pegawai khususnya Unit yang terkait dengan pelanggan berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang pelanggan.Tim Survey Kepuasan Pelanggan Pengadilan Negeri Pekanbaru yang bertanggung jawab untuk :

a) Mengidentifikasi dan memahami persyaratan yang diminta oleh setiap pelanggan.

b) Tim survey kepuasan pelanggan bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada seluruh staf Unit mengenai persyaratan pelanggan.

c) Tiap Unit bertanggung jawab untuk :

1. Mengkoordinasikan kegiatan berikutnya secara terkendali.

2. Mengkomunikasikan kepada seluruh staf Unit mengenai target - target / persyaratan pelanggan dan memastikan semua terpenuhi.

d) Pelanggan di Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah pengguna pengadilan yang meliputi masyarakat pencari keadilan, instansi terkait seperti (Kepolisian, Kejaksaan, Rumah Tahanan Negara, PemerintahKota Pekanbaru, Pengadilan Negeri lain, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, Media massa maupun Lembaga Sosial Masyarakat.

DOKUMEN TERKAIT

1. SOP Identifikasi Persyaratan Pengguna Pengadilan 2. SOP Survey Kepuasan Pelanggan

C. KRITERIA 3- PROCESS MANAGEMENT

PENGENDALIAN PROSES

Proses Pembelian

1) Kesekretariatan Urusan Umum bertanggung jawab memastikan fungsi pembelian dilaksanakan secara terkendali. Barang yang dibeli adalah Alat Tulis Kantor (ATK), sarana penunjang.

2) Fungsi-fungsi yang terkait dalam pembelian harus memahami proses pembelian. 3) Pembelian dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

Informasi Pembelian

1) Sebelum melaksanakan pembelian, informasi tentang berbagai persyaratan dan spesifikasi yang diperlukan harus dibuat secara jelas untuk menghindari kesalahan/ ketidaksesuaian.

(39)

2) Dokumen pembelian harus dipastikan memuat penjelasan mengenai semua persyaratan produk yang akan dibeli termasuk :

a. Kejelasan mengenai jumlah barang yang akan dibeli. b. Persyaratan spesifikasi / mutu barang yang akan dibeli. c. Persyaratan pembayaran.

Verifikasi produk yang dibeli

1) Kepala Sub Bagian Umumdan Keuangan bertanggung jawab melakukan verifikasi terhadap barang yang datang (incoming material).

2) Hasil verifikasi / pemeriksaan dicatat.

3) Kepala Sub Bagian Umumdan Keuangan memiliki kewenangan untuk memutuskan apakah produk yang datang memenuhi persyaratan mutu atau tidak.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Umum dan Keuangan

Pengendalian Produksi dan Penyediaan Pelayanan

1) Proses pelayanan dipastikan dijalankan secara terkendali.

2) Pengendalian pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan di masing-masing unit. 3) Tiap Unit menyediakan standar pelayanan untuk setiap tindakan yang dipandang perlu.

4) Standar pelayanan dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan proses pelayanan sesuai yang direncanakan.

5) Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan. 6) Pemantauan pelayanan dilakukan oleh Panitera dan Sekretaris.

DOKUMEN TERKAIT

SOP masing-masing unit

Validasi Proses Untuk Produk dan Penyediaan Pelayanan

1) Proses pelayanan dipastikan divalidasi sebelum dilaksanakan.

2) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang disyaratkan.

(40)

3) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai penanggung jawab pelaksana standar pelayanan tersebut oleh Panitera dan Sekretaris.

DOKUMEN TERKAIT

SOP masing-masing unit

Identifikasi dan Ketelusuran

1) Semua tahap – tahap pelayanan harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.

2) Semua catatan pengguna pengadilan dan catatan lain yang terkait dengan pelayanan harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.

3) Cara identifikasi harus dituangkan dalam standar pelayanan pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman.

4) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-sesuaian yang tidak diinginkan. 5) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang dipersyaratkan oleh pengguna

pengadilan maka identifikasi wajib dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang diminta pengguna pengadilan pada semua tahapan.

6) Cara identifikasi diatur dalam standar pelayananpengendalian dokumen dan pengendalian rekaman.

DOKUMEN TERKAIT

1) SOPpengendalian dokumen 2) SOP pengendalian rekaman

Pengendalian Peralatan Pengukuran / Pemantauan

a) Peralatan yang dipergunakan untuk pemantauan / pengukuran / pengujian pelayanan harus dikendalikan dan diinventariskan.

b) Pengendalian diarahkan untuk memastikan peralatan yang dipergunakan berada dalam kondisi layak pakai.

c) Prosedur pemantauan / pengukuran / pengujian harus dibuat.

e) Peralatan pengukuran / pemantauan harus dilindungi dari kerusakan selama penanganan, pemeliharaan dan penyimpanan.

Kriteria ini dikecualikan karena Pengadilan Negeri Pekanbaru tidak mempergunakan peralatan untuk pemantauan/ pengukuran/ pengujian.

(41)

PROSES ADMINISTRASI PERKARA

Pengadilan Negeri Pekanbaru melaksanakan proses administrasi yang efektif sesuai dengan sasaran dan target. Proses - proses tersebut ditetapkan, dimonitoring dan di evaluasi dalam rangka menuju perbaikan yang berkesinambungan.

D. KRITERIA 4- STRATEGIC PLANNING

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

Sasaran Mutu

Sasaran Mutu menggambarkan parameter-parameter yang terukur dengan penetapan target yang relevan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan proses-proses yang sudah ditetapkan. Sasaran Mutu yang ditetapkan selalu terukur, konsisten dan searah dengan Visi, Misi, Motto, Perilaku Pelayanan dan Kebijakan Mutu. Sasaran Mutu ditetapkan di masing-masing Unit. Sasaran Mutu disahkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru Evaluasi terhadap pencapaian Sasaran Mutu dilakukan secara periodik dalam Laporan Pencapaian Sasaran Mutu dari masing-masing Unit kepada Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, dengan mengacu pada periode pengukuran pencapaian terhadap sasaran mutu yang ditetapkan pada masing-masing unit, dan dimasukkan sebagai salah satu agenda pembahasan dalam Rapat Tinjauan Manajemen.

DOKUMEN TERKAIT

Sasaran mutu semua Unit

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

Setiap Panitera dan Sekretaris berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk Unitnya masing - masing termasuk :

1. Merencanakan sistem manajemen mutu untuk unit kerjanya.

2. Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara efektif. 3. Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan dicapai. 4. Memelihara / mempertahankan sistem manajemen mutu pada unitnya. 5. Melakukan perbaikan / penyempurnaan sistem manajemen mutu.

(42)

PERENCANAAN REALISASI PELAYANAN

Harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi pelayanan. Dalam merencanakan realisasi pelayanan, harus menentukan hal-hal sebagai berikut :

a. Sasaran dan persyaratan mutu pelayanan

b. Kebutuhan untuk menentukan proses, dokumentasi, penyediaan sumber daya untuk pelayanan. c. Mengikuti verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan kegiatan pengujian yang khas untuk

pelayanan dan kriteria untuk penerimaan pelayanan.

d. Dokumen dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi menghasilkan pelayanan yang sesuai persyaratan.

DOKUMEN TERKAIT

SOP semua Unit

PERENCANAAN ANALISA DAN PERBAIKAN

Secara periodik, Pengadilan Negeri Pekanbarumelakukan evaluasi kinerja dalam upaya mengidentifikasi penyimpangan terhadap pencapaian sasaran dan melakukan upaya-upaya peningkatan dan penyempurnaan secara berkelanjutan.

Kegiatan evaluasi dilakukan dalam upaya melakukan tinjauan dan tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan secara terus-menerus dan berkelanjutan, baik melalui Penilaian SKP, Rapat Tinjauan Manajemen, Audit Internal, dan pertemuan-pertemuan rutin yang membahas peningkatan dan penyempurnaan secara terus menerus.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana SOP Analisis Data

SOP Tinjauan Manajemen

PERENCANAAN KEBIJAKAN PENGADILAN

Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam mengembangkan Strategi, sasaran organisasi dan

menterjemahkan dalam bentuk program kerja serta memperhatikan Resiko managerial dan mensinergikan dengan visi dan misi.

(43)

E. KRITERIA 5 – RESOURCES MANAGEMENT

SUMBER DAYA MANUSIA

Ketersediaan Sumberdaya

a) Sumber daya untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu serta untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dipastikan terpenuhi.

b) Sumber daya yang diperlukan diidentifikasi oleh Panitera dan Sekretaris dan disampaikan kepada manajemen melalui mekanisme yang telah diatur.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Ketatalaksaan SOP Sub Bagian Umum dan Keuangan

Sumber Daya Manusia Umum

Pengadilan Negeri Pekanbaru menjamin hakim dan pegawai yang bekerja memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang sesuai.

Kompetensi, Kepedulian, dan Pelatihan

Kompetensi yang diperlukan oleh setiap pegawai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran dan persyaratan yang telah direncanakan harus dipastikan dipenuhi. Seluruh Panitera dan Sekretaris bertanggung jawab untuk :

1) Menentukan pelatihan yang diperlukan oleh setiap bawahannya.

2) Memastikan pelatihan dilaksanakan. Pelatihan dapat dilakukan dalam bentuk, atau kegiatan apapun yang bertujuan memberikan kompetensi kepada karyawan.

3) Mengambil tindakan lainnya selain pelatihan yang sesuai dengan permasalahan. 4) Mengevaluasi efektif/ tidaknya tindakan yang telah diambil.

5) Meningkatkan kesadaran pegawai mengenai pentingnya peranan setiap pegawai dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran mutu demi kepuasan pelanggan.

6) Mengelola arsip pegawai yang memuat informasi mengenai pelatihan, keterampilan dan pengalaman kerja pegawai.

(44)

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana

INFRASTRUKTUR

a. Sarana kerja / infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai sasaran dan persyaratan produk/ proses dipastikan terpenuhi.

b. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap fasilitas pendukung agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.

c. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai standar pelayanan yang berlaku.

d. Panitera dan Sekretaris bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian yang dipimpinnya.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Umum dan Keuangan

LINGKUNGAN KERJA

a. Lingkungan tempat kerja dikendalikan.

b. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.

c. Top Manager, Hakim dan Pegawai berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar lingkungan kerjanya terkendali.

d. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan yang telah ditetapkan.

DOKUMEN TERKAIT

Instruksi Kerja Keamanan dan Kebersihan SOP Sub Bagian Umum dan Keuangan

(45)

ANGGARAN PENGADILAN

Pengadilan Negeri Pekanbaru dapat mengalokasikan anggaran secara efisien dan efektif serta memilki kebijakan dalam memonitoring serta evaluasi penggunaaan anggaran.

DOKUMEN TERKAIT

SOP Sub Bagian Umum dan Keuangan

F. KRITERIA 6 – DOCUMENT SYSTEM

PERSYARATAN UMUM DOKUMENTASI

Pengadilan Negeri Pekanbaru menentukan, mendokumentasikan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan serta hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sistem Manajemen Mutu disesuaikan dengan jenis usaha/ kegiatan Pengadilan Negeri Pekanbaru, dengan memperhatikan unsur-unsur persyaratan standar yang berlaku.

Sistem Manajemen Mutu di Pengadilan Negeri Pekanbaru didokumentasikan dalam bentuk dan terdiri dari:

1. Manual Mutu (MM)

Kebijakan umum Pengadilan Negeri Pekanbaru terhadap aktivitas operasional yang dilakukan, yang harus memenuhi persyaratan Akreditasi dan merupakan pedoman bagi penyusunan dokumentasi aktivitas operasional Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Sasaran Mutu

Menggambarkan parameter-parameter yang terukur dengan penetapan target yang relevan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan proses-proses yang sudah ditetapkan.

3. Standar Operasional Prosedur

Dokumen yang menguraikan isi Manual Mutu tentang langkah-langkah/ tata urutan kegiatan operasional yang dilakukan seluruh Unit sebagai pedoman bagi siapa saja yang akan melakukan pekerjaan tersebut secara terkendali dan konsisten.

4. Dokumen Pendukung.

Dokumen yang mendukung, yang dijadikan sebagai acuan/referensi. Dokumen yang masuk dalam dokumen pendukung merupakan pendukung proses kegiatan antara lain : Undang-Undang,

(46)

Peraturan Pemerintah, Peraturan Mahkamah Agung, Surat Keputusan Mahkamah Agung, Surat Edaran Mahkamah Agung, Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung, Surat Keputusan Panitera Mahkamah Agung,Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum terkait dengan pengadilan, atau dokumen lain yang berasal dari luarPengadilan Negeri Pekanbaru yang digunakan sebagai referensi.

Gambar 7. Dokumen Sistem Manajemen Mutu

PERSYARATAN KHUSUS DOKUMENTASI

Manual Mutu

1) Manual Mutuini dibuat oleh Tim Mutu dan disiapkan oleh MR dan disahkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru selaku Top Manager serta didistribusikan oleh MR.

2) MR bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas Sistem Manajemen Mutu dengan otoritas yang cukup untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dan melaporkan hasil / kinerja Sistem Manajemen Mutu kepada Top Manajemen.

3) Manual Mutu ini termasuk dokumen yang dikendalikan. Tata cara pengendaliannya mengikuti ketentuan sebagaimana tertuang dalam standar pelayanan pengendalian dokumen.

4) Manual ini akan ditinjau ulang tiga tahun sekali untuk penyesuaian / perbaikan.

5) Manual mutu ini berisikan kegiatan-kegiatan pelayanan di Pengadilan Negeri Pekanbaru secara keseluruhan, penjelasan job description dan penjelasan materi yang berhubungan dengan Akreditasi.

MANUAL

MUTU

STANDAR

OPERASIONAL

PROSEDUR

DOKUMEN

PENDUKUNG

Gambar

Gambar 7. Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang murid dengan keperluan khas adalah boleh dididik jika dia mampu untuk mengurus diri sendiri tanpa bergantung kepada bantuan orang lain dan disahkan oleh suatu

Namun, di kawasan HLPT dijumpai fakta yang menurut Dishutbun Kota Tarakan (2008) berdasarkan observasi bahwa sebagian areal HLPT telah dikonversi ke berbagai

ノ Tokumaru,Yosihiko(2000)五'aspectmelodiquedelamusiquedesyamisen ,Selaf378,Paris:Editions Peeters..

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Melanie, 2013) yang berjudul “Pemanfaatan Pati Biji Durian ( Durio zibethinus Murr. ) Dalam Pembuatan Bioplastik ” pembuatan plastik

Bahan film plastik biodegradable dengan kandungan tepung biji durian dan kitosan den- gan gliserol sebagai bahan pemlastis memiliki gugus fungsi yang merupakan gabungan dari gu-

15, BIG STREET, TRIPLICANE, CHENNAI, TAMILNADU, INDIA, PIN: 600 005 ARAMCO GULF OPERATIONS & KUWAIT GULF OIL COMPANY P.O. BOX 256,AL-KHAFJI-31971

Pengelolaan keuangan pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Sulawesi Utara menjadi lebih mudah dengan adanya aplikasi Sistem Informasi

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing sebagai Variabel Intervening (Survey pada UKM Pangan