• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI DESAIN SISTEM ANTENA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK UNTUK EM HARVESTING PADA APLIKASI BATERAI CHARGING HANDSET SELULAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI DESAIN SISTEM ANTENA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK UNTUK EM HARVESTING PADA APLIKASI BATERAI CHARGING HANDSET SELULAR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS – TE2098 

OPTIMASI DESAIN SISTEM ANTENA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK UNTUK EM HARVESTING PADA APLIKASI BATERAI CHARGING HANDSET SELULAR

Widya Cahyadi  2211203704    DOSEN PEMBIMBING  Eko Setijadi, ST., MT., PhD.    PROGRAM MAGISTER  BIDANG KEAHLIAN TELEKOMUNIKASI MULTIMEDIA  JURUSAN TEKNIK ELEKTRO  FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI  INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SURABAYA  2013    1 

(2)

Outline

Pendahuluan    ‐ Latar Belakang    ‐ Perumusan Masalah    ‐ Tujuan Penelitian    ‐ Batasan Masalah    ‐ Relevansi    • Tinjauan Pustaka    ‐ Teori Penunjang    ‐ Studi Hasil Penelitian Sebelumnya    ‐ Pembagian alokasi frekuensi operator GSM    ‐ Sudut tilting antena pemancar GSM   Metodologi Penelitian    ‐ Rancangan Penelitian    ‐ Proses perancangan (Simulasi CST,  Optimasi  GA ,  Skema RF to DC       converter    ‐ Implementasi  Perangkat           

(3)

Latar Belakang

EMH  Electromagnetic  Harvesting  Radio Frequency  Kategori WPT   Wireless Power  Transmission  RECTENNA  Rectifier  Antenna  Rectifier  Design  Antenna  Optimum  Teknologi 

Jenis Transmisi  Automatic Wireless 

(4)

Perumusan Masalah

Berdasarkan  beberapa  penelitian  sebelumnya  tentang  rectenna  untuk  Electro  Magnetic  Harvesting  (EMH),  yang  memanfaatkan  gelombang  EM  dengan  frekuensi  kisaran  900  MHz  dan  lebih  dari  sama  dengan  2,4  GHz.  Dalam  penelitian  ini  akan  dilakukan  optimasi  desain  rectenna  untuk  EMH  yang  memanfaatkan gelombang EM dengan frekuensi kisaran 850‐950 MHz dengan  harapan daya keluaran mampu diterapkan untuk baterai charging handset jenis  Li‐ion rechargeable Capacity: 800 mAh; Voltage: 3.7 Volt. 

(5)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 

- Menentukan parameter-parameter dasar dari desain antena microstrip yang

bekerja pada lingkup frekuensi 850 MHz hingga 950 MHz.  - Melakukan optimasi pada desain antena microstrip. 

- Memperoleh data parameter antena microstrip yang terdiri dari bandwidth

(Bw), Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), efisiensi, Gain (Ga) antena, serta parameter daya input/output rectenna. 

- Diharapkan mampu melakukan charging battery jenis Li-ion rechargeable

(6)

Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 

- Gelombang elektromagnetik yang dimanfaatkan rectenna untuk melakukan

proses pemanenan (harvesting) adalah pada kisaran frekuensi 850 MHz-950 MHz.  

- Antena yang digunakan jenis mikrostrip polarisasi linier dengan bahan

dielektrik PCB dengan substrat FR4 (Flame Retardancies 4 epoxy). 

- Komponen pada rectenna hanya terdiri dari slot antena, rangkain

pengkonversi IC P2110, capacitor, dan resistive load.  

- Optimasi desain antena menggunakan algoritma genetik sederhana. 

(7)

Relevansi

Penelitian ini diharapkan mampu memperoleh desain antena yang optimal sehingga rectenna dapat melakukan proses pemanenan gelombang elektromagnetik dengan daya keluaran yang diharapkan mampu untuk aplikasi baterai charging handset celullar jenis Li-ion rechargeable Capacity: 850 mAh ; Voltage: 3.7 Volt. 

(8)

Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini dijabarkan dalam lima bab sebagai berikut: 

1. Pendahuluan 

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, relevansi dan sistematika penulisan. 

2. Tinjauan Pustaka

3. Metode penelitian 

Bagian ini membahas rancangan penelitian yang dilakukan, proses perancangan, implementasi rancang bangun perangkat. 

4. Hasil dan Pembahasan  

(9)

Teori Penunjang

Antena mikrostrip 

 

9  Gambar 2.2 antena microstrip  circular patch [7]  Persamaan desain antena mikrostrip circular  patch: 

Dengan a eff adalah radius efektif 

2 1 7726 , 1 2 ln 2 1             h a a h a a r eff    2 1 7726 , 1 2 ln 2 1                     h F F h F a r   rfr Dengan a  adalah radius,       konstanta  dielektrik, h  ketebalan substrat,        adalah frekuensi resonansi. 

(10)

Teori Penunjang

Parameter Antena Mikrostrip 

‐ Bandwidth (BW) 

 

 

 

 

‐ Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) 

 

 

% 100    c l h f f f BW 2 l h c f f f   L L V V VSWR       1 1 min max

(11)

Teori Penunjang

Parameter Antena Mikrostrip 

‐ Faktor Kualitas (  ) 

 

 

 

‐ Efisiensi  

 

 

 

‐ Penguatan (Gain) 

  Penguatan  pada  antena  mikrostrip  dapat  dihitung  dengan 

  mengintegrasikan  pola  radiasi  atau  medan  jauh  pada 

  permukaan tertutup dari antena tersebut. 

 

11  T Q d c r T Q Q Q Q 1 1 1 1

dengan Qr adalah rugi‐rugi radiasi,  Qcadalah rugi‐rugi konduktor,

dan Qd adalah rugi‐rugi dielektrik. r T in r Q Q PP   

(12)

Teori Penunjang

Power harvester P2110 

 

Powerharvester receiver jenis P2110 RF

- Frekuensi 902-928 MHz, 915 MHz center

- Impedansi antena 50 Ohm

 

P2110 

+  ‐  DC 

(13)

Teori Penunjang

Power harvester P2110 

 

13  on out outI t V C 15 Nilai kapasitor yang dibutuhkan bisa di‐estimasi menggunakan  persamaan sebagai berikut: : 

Dengan, Vout adalah tegangan output dari P2110, Iout adalah rata-rata arus dari P2110, ton adalah On-time tegangan output. 

Tegangan  output  DC  dari  P2110  preset  3.3V,  sehingga  untuk  menyesuaikan  dengan  kebutuhan  tegangan  dibutuhkan  penyesuaian  nilai  r  resistor  yang  dapat  diatur  dengan  meningkatkan  atau  menurunkan  resistansi  sesuai  dengan  persamaan berikut:   out out V V k r    32 . 3 ) 195 . 1 ( 249 32 . 3 297   out V k r

(14)

Teori Penunjang

Genetic Algorithm (GA)

 

Fungsi  tujuan  optimalisasi  non  linear  dengan  banyak  kendala  yang 

juga non linear; 

Solusi “real‐time”; 

Mempunyai multi‐objective dan multi‐criteria; 

Mendefinisikan Individu untuk menentukan maksimal fungsi; 

Bermacam bentuk kromosom (biner, float, string, kombinatorial); 

Nilai fitness merupakan suatu ukuran baik tidaknya suatu solusi yang 

dinyatakan sebagai satu individu; 

   

 

Dengan  A  adalah  konstanta  yang  ditentukan,  x  adalah  individu 

(kromosom), e bilangan kecil untuk menghindari pembagi nol  

 

Seleksi Roulette Wheel. 

  

 

14 

(15)

Teori Penunjang

Genetic Algorithm (GA)

 

 

Cross  over  untuk  kromosom  float  dilakukan  dengan 

pertukaran gen atau pertukaran aritmatika antar induk; 

Probabilitas cross over yang baik berada pada kisaran 0.5 

sampai dengan 0.95; 

Pada kromosom float ada dua macam mutasi yang banyak 

dilakukan yaitu random mutation dan shift mutation; 

Probabilitas  mutasi  yang  baik  berada  pada  kisaran  0 

sampai  dengan 0.3. Probabilitas mutasi  yang  terlalu  kecil 

menyebabkan  terjebak  dalam  optimum  lokal,  dan 

probabilitas  mutasi  yang  terlalu  besar  menyebabkan 

konvergensi sulit didapatkan. 

 

(16)

Teori Penunjang

Kapasitas Daya

 

 

 

 

 

 

 

 

I V P  t Q IR I V   R V Q t

Dengan  P  adalah  daya  dalam  satuan  watt,  V  adalah  tegangan  dalam  satuan  volt,  I  adalah  kuat arus dalam satuan ampere, lalu Q adalah  muatan  listrik  dalam  satuan  coulomb  (setara  dengan  ampere  second)  dan  t  merupakan  waktu dalam satuan second. 

(17)

Teori Penunjang

Pembagian alokasi frekuensi operator GSM 900 

Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia 

 

 

 

 

 

17     ALOKASI FREKUENSI (MHz) 

GSM 900  AWAL  AKHIR  AWAL  AKHIR  AWAL  AKHIR 

Downlink  935  945  945  952.5  952.5  960 

Uplink  890  900  900  907.5  907.5  915 

Koreksi 

Downlink  935.2  944.8  945.2  952.4  952.6  959.8 

Koreksi Uplink  890.2  899.8  900.2  907.4  907.6  914.8 

Operator  INDOSAT  TELKOMSEL  XL  Sumber : Kominfo, 2009 

(18)

Teori Penunjang

Sudut Kemiringan Antena Pemancar (tilting) 

 

 

 

 

 

5280 / ) (Hb Hr Tand  

Dengan  d  adalah  jarak  pemancar  ke  penerima  (meter),  Hb  adalah  jarak  ketinggian  antena  ke  tanah  (meter),  Hr  adalah 

(19)

Studi Hasil Penelitian Sebelumnya

19  • Antena Microstrip [10]  • Frekuensi kerja : 900 MHz  • Polarisasi : sirkular  • Rectangular Patch  • Desain Antena   • Antena Microstrip  [8]  • Frekuensi kerja : 925 MHz  • Polarisasi : sirkular  • Wide slot  • Ukuran dimensi elemen antenna  

(20)
(21)

Proses Perancangan

21 

 Simulasi Antena Menggunakan CST 

Karakteristik Nilai Satuan Center Frequncy 915 MHz Input Resistance 50 Ohm Substrate (height) 1.6 mm Relative  permittivity 4.3  

(22)

Proses Perancangan

Populasi awal Evaluasi fitness Kondisi Stop/run Stop Operasi genetik Populasi baru selection crossover mutation Optimasi GA  Roulette

(23)

Proses Perancangan

23 

(24)

Proses Perancangan

 Simulasi Menggunakan CST Antena Teori VS Antena Optimasi GA  Komponen Ukuran (cm) Teori Radius Patch (a) 4.5170 Panjang (p) 12.2340 Lebar (l) 12.2340 Tebal Substrat (h subs) 0.16 Tebal Tembaga (h patch) 0.0035 Komponen Ukuran (cm) GA Radius Patch 4.4782 Panjang (p) 12.1564 Lebar (l) 12.1564 Tebal Substrat (h subs) 0.1600 Tebal Tembaga (h patch) 0.0035

(25)

Komponen & Pengukuran Rectenna

(26)

Komponen & Pengukuran Rectenna

26  Vector Network Analyzer :    Port Tunggal  (S11)  • Return Loss;  • VSWR;  • Koefisien Refleksi;  • Bandwidth.      Spectrum Analyzer :    ‐ Level Daya terima  Antena   

(27)

Komponen & Pengukuran Rectenna

27 

a. Pengukuran terlalu dekat tower BTS (10m) dipengaruhi sudut tilting coverage area  b. Pengukuran di ruang laboratorium antena propagasi (ruang B306) ITS  

(28)

Hasil dan Pembahasan

Analisis Pengukuran Antena 

Analisis nilai Return Loss 

 

-30 -25 -20 -15 -10 -5 Re tu rn L o s s (d B )

return  loss  <‐10  dB  pada  rentang 

frekuensi  846‐931,8  MHz, 

minimum  berada  pada  frekuensi   890 MHz sebesar ‐32,58 dB.  

Pada  frekuensi  kerja  915  MHz  nilai  return  loss  ‐14,49  dB  sehingga  masih  memenuhi  syarat  dibawah ‐10 dB. 

(29)

Hasil dan Pembahasan

29  ‐35 ‐30 ‐25 ‐20 ‐15 ‐10 ‐5 0 84 0.5 846 85 1.5 857 86 2.5 868 87 3.5 879 88 4.5 890 89 5.5 901 90 6.5 912 91 7.5 923 92 8.5 934 93 9.5 Return  Loss  (dB)   Frekuensi (MHz)  Pengukuran SIMULASI Perbandingan return loss pengukuran dan simulasi yang memenuhi syarat ‐10  dB, terdapat pergeseran frekuensi pusat sejauh 25 MHz, dari frekuensi pusat  915  MHz,  namun  hasil  pengukuran  masih  memenuhi  syarat  pada  frekuensi  kerja GSM 900 sesuai dengan alokasi frekuensi Operator GSM. 

(30)

Hasil dan Pembahasan

30  • Analisis nilai VSWR    840 850 860 870 880 890 900 910 920 930 940 1 1.5 2 2.5 g Frekuensi (MHz) VS W R

Grafik  hasil  pengukuran  VSWR  yang  memenuhi  syarat  dibawah  2,  yaitu  pada  rentang  frekuensi  846‐931,8 MHz, minimum berada  pada frekuensi  890 MHz sebesar  1,048. 

Pada  frekuensi  kerja  915  MHz  nilai  VSWR  1,4  sehingga  masih  memenuhi  syarat  dibawah  dua.  Nilai  VSWR  memenuhi  kriteria  sehingga antena dapat digunakan  pada  frekuensi  GSM  900  sesuai 

dengan  tabel  2.3  alokasi 

(31)

Hasil dan Pembahasan

31  • Perbandingan VSWR hasil pengukuran dan simulasi    0 0.5 1 1.5 2 2.5 909.8 910.9 912 913.1 914.2 915.3 916.4 917.5 918.6 VSWR   Frekuensi (MHz)  PENGUKURAN SIMULASI

Dari  hasil  simulasi  maupun  pengukuran  nilai  VSWR  memenuhi  syarat  dibawah 2 pada frekuensi yang diharapkan 

(32)

Hasil dan Pembahasan

32  • Analisis Bandwidth    % 100    c l h f f f BW Persen bandwidth antena dapat diketahui dari nilai frekuensi yang berada  pada ‐10 dB yaitu frekuensi tertinggi pada 931.8 MHz, frekuensi terendah  pada 846 MHz, dan frekuensi pusat pada 890 MHz, diperoleh bandwidth 

(33)

Hasil dan Pembahasan

33 

Analisis Gain 

 

Gain  antena  dari  simulasi  menunjukkan  nilai  3.29  dB,  sedangkan  pada  pengukuran  antena,  nilai  gain  belum  dapat  diperoleh  dikarenakan  keterbatasan saat pengukuran. 

(34)

Hasil dan Pembahasan

34 

Analisis Pengukuran Rangkaian Rectenna 

0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 176000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 P  (uW)   R (ohm)  daya (uW) • Analisis nilai resistor terhadap Daya keluaran  Peningkatan nilai hambatan berbanding lurus dengan peningkatan 

(35)

Hasil dan Pembahasan

35 

Analisis Pengukuran Rangkaian Rectenna 

• Analisis nilai daya input RF dan daya output DC  Daya input RF (sebelum dikonversi) semakin menurun berbanding  terbalik dengan frekuensi, sehingga daya output DC juga mengalami  penurunan sejalan dengan kenaikan frekuensi.  0 20 40 60 80 100 120 840 865 890 915 940 uW   Frekuensi (MHz)  daya output daya input

(36)

Hasil dan Pembahasan

36 

Analisis Pengukuran Rangkaian Rectenna 

• Analisis estimasi pengisian baterai  0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 840 865 890 915 940 Hari   Frekuensi (MHz)  Charging Jika dilakukan proses pengisian baterai dengan kapasitas 800 mAh membutuhkan  waktu sekitar 13 hingga 16 hari. 

(37)

Kesimpulan

37 

Berdasarkan  hasil  proses  dan  tahapan  pengukuran  dalam 

penelitian  ini,  maka  terdapat  kesimpulan  yang  dapat  diambil, 

diantaranya adalah : 

Hasil  parameter  simulasi  desain  antena  menggunakan  CST 

yang  dioptimasi  menggunakan  GA  memiliki  hasil  yang  lebih 

baik dari hasil perhitungan teori biasa. 

Hasil  pengukuran  antena  memiliki  parameter  yang  sudah 

sesuai dengan frekuensi yang diharapkan pada frekuensi GSM, 

yaitu return loss dibawah ‐10dB dan VSWR kurang dari dua. 

Rangkaian  power  harvester  IC  P2110  dapat  melakukan 

pemanenan energi dalam ruangan meskipun hasilnya kecil. 

Faktor  frekuensi,  jarak  cakupan  area,  serta  daya  transmisi 

sebagai  RF  input  berpengaruh  terhadap  hasil  pemanenan 

dalam hal ini berpengaruh terhadap lama pengisian baterai.  

 

(38)

Daftar Pustaka

38 

DAFTAR PUSTAKA

[1] W. C. Brown, “The history of power transmission by radio waves,” IEEE Trans. Microwave Theory Tech., vol. 32, no. 9, pp. 1230-1242, Sept. 1984.

[2] A. Georgiadis, G. Andia, and A. Collado, “Rectenna Design and Optimization Using Reciprocity Theory and Harmonic Balance Analysis for Electromagnetic (EM) Energy Harvesting”. IEEE Antennas and

Wireless Propagation, vol. 9, pp. 444-446, Mei. 2010.

[3] Ugur Olgun, Chi-Chih Chen, and John L. Volakis, “Investigation of Rectenna Array Configurations for Enhanced RF Power Harvesting”.

IEEE Antennas And Wireless Propagation Letters, VOL. 10, 2011

[4] B. H. Strassner and K. Chang, “Rectifying Antennas (Rectennas),” Chap in Encyclopedia of RF and Microwave Engineering. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc., 2005, vol. 5, pp. 4418-4428.

[5] en.wikipedia.org/wiki/Tesla.

[6] Haupt RL. “An introduction to genetic algorithms for electromagnetics”,

IEEE Trans Antennas Propagation, Mar. 1995.

[7] Balanis, Constantine, Antena Theory Analysis and Design, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ, USA, 3rd edition, 2005.

[8] Jwo-Shiun Sun, Ren-Hao Chen, Shao-Kai Liu, Cheng-Fu Yang, “Wireless Power Transmission With Circularly Polarized Rectenna”. Microwave

Journal Technical Library, 2011.

[9] Widya Cahyadi, Indra Jaya, “Analisis Skema Clustering yang Efisien Dalam Energy Untuk EM Power Harvesting Pada WSN”. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan ITATS, Surabaya, Februari 2013.

[10] Siska Novita, Eko Setijadi, “Pemanenan Energi RF 900 MHz menggunakan Rectenna untuk Perangkat Mobile”. Seminar Nasional Pascasarjana XI – ITS, Surabaya, Juli, 2011.

[11] Mana Hilul Irfan, Eko Setijadi, Wirawan, “Pengukuran Medan Elektromagnetik Bebas pada Area Urban dan Rural”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

(39)

Penutup

39 

  

Gambar

Grafik  hasil  pengukuran  VSWR  yang  memenuhi  syarat  dibawah  2,  yaitu  pada  rentang  frekuensi  846‐931,8 MHz, minimum berada  pada frekuensi  890 MHz sebesar  1,048. 

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24 huruf a Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus dan ketentuan Pasal 44 ayat (2) huruf a dan ayat (3)

Setelah semua persyaratan dan ketentuan dalam persiapan pembuatan akta terpenuhi. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan dan penandatanganan akta jual-beli oleh

Pembangunan perisian ini bertujuan untuk membantu guru dalam aktiviti pengajaran dan pembelajaran dan juga membantu pelajar mengenali dan memahami konsep sistem brek ABS

Dari uraian yang telah dipaparkan, metode quantum writing dianggap efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi, oleh karena itu secara khusus penelitian ini

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi terbaik Polipropilena-serat Kenaf (PP/Kenaf) dengan nilai kekuatan tarik dan lentur yang optimal

Algoritma Simulated Annealing (SA) merupakan salah satu algoritma yang pada Tugas Akhir ini mengoptimasi parameter SVM. SA merupakan algoritma metaheuristik yang dapat

Dengan mengacu kepada teori pembalasan dan teori relatif yang pada pokoknya adalah melindungi kepentingan masyarakat yang mana bertolak dari teori tersebut adalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan in- forman adanya sistem rujuk balik tenaga medis merasa cukup terbantu, dokter yang merujuk dapat mengetahui perawatan yang diterima oleh pasien