• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. iii RINGKASAN... II DAFTAR ISI... III BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH... 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. iii RINGKASAN... II DAFTAR ISI... III BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH... 3"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii

RINGKASAN

Sektor perkebunan menjadi salah satu primadona penyumbang devisa bagi negara. Peningkatan produk sektor perkebunan, tidak hanyak dilihat secara teknis untuk mengahsilkan CPO dan olahan lainnya saja. Kualitas kehidupan bekerja dari para karyawan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan untuk menghasilkan CPO yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara produktivitas dan kualitas kehidupan bekerja karyawan yang ada di perusahaan perkebunan baik itu BUMN, milik swasta nasional, dan swasta asing.

Penelitian ini dilakukan di perusahaan perkebunan milik negara yang ada di Provinsi Sumatera Utara yaitu PTPN. IV. Unit Kebun Dolok Ilir Serbelawan, Kab. Simalungun. Sampel berjumlah 97 orang dengan pembagian sampel padabeberapa bidang pekerjaan yaitu di bidang administrasi, teknik pengolahan, dan afdeling. Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraproportional random sampling. Adapun kriteria untuk dijadikan sampel adalah pekerja yang sudah bekerja selama 5 tahun keatas. Alasan ini dipilih karena responden sudah mampu mendeskripsikan kondisi kualitas kehidupan bekerjanya selama di tempat bekerja. Uji Korelasi juga akan digunakan untuk mengetahui bagaimana criteria QWL dalam melihat produktivitas para pekerja. Uji T dan Anova juga digunakan untuk melihat criteria mana dari QWL yang paling berperan dalam meningkatkan produktivitas para pekerja.

(4)

iii DAFTAR ISI

RINGKASAN ... II DAFTAR ISI ... III

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 PERUMUSAN MASALAH ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 PENDEKATAN WALTON ... 4

2.2 MATRIKSROADMAPPENELITIAN ... 6

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 8

3.1 TUJUAN PENELITIAN ... 8

3.2 MANFAAT PENELITIAN ... 8

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 9

4.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 9

4.2. POPULASI,SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ... 9

4.3. VARIABEL PENELITIAN ... 9

4.4. METODE DAN TEKNIK ANALISA PENELITIAN ... 10

V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ... 12

5.1. SEJARAH PERUSAHAAN... 12

5.2. RUANG LINGKUP BIDANG USAHA ... 13

5.3. ORGANISASI DAN MANAJEMEN ... 13

5.4 PROSES PRODUKSI ... 18

5.5. URAIAN PROSES ... 20

5.6. MESIN DAN PERALATAN... 26

5.7. UTILITAS ... 37

5.8. SAFETY AND FIRE PROTECTION ... 38

5.9. ANALISIS DATA ... 39

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam menjalankan roda bisnis perusahaan, karyawan menjadi elemen penting di dalamnya. Keberadaan karyawan menjadi sangat penting ketika mereka bekerja secara maksimal. Maksimalnya kinerja yang diberikan oleh para karyawan sangat bergantung kepada kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal perusahaan. Diasumsikan bahwa para pekerja yang bekerja di organisasi manapun akan bekerja secara maksimal ketika kondisi lingkungan kerja yang dirasa nyaman. Kenyamanan yang ditimbulkan akan berdampak positif bagi perusahaan, misalnya produktivitas semakin meningkat, integrasi antar pekerja semakin erat, konflik antar pekerja semakin diminimalisir, hingga hubungan antara karyawan biasa dengan petinggi perusahaan tidak terdikotomi secara jelas.

Dalam konsep Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Management + TQM), organisasi perlu peka terhadap perubahan yang berlaku. Perubahan itu dapat disebabkan oleh kehendak konsumen yang senantiasa berubah, atau keinginan pekerja yang juga turut berubah. Pekerja tidak lagi dianggap sebagai orang suruhan semata-mata, tetapi sebaliknya pekerja diberikan peluang sebaik mungkin untuk memberikan pandangan dan teguran. Setiap pekerja, baik di level bawah maupun level atas haruslah bertanggung jawab memberikan sumbangan mereka yang tersendiri kepada majikan atau perusahaan. Pekerja tidak semestinya puas pada upah ata gaji yang diperolehnya tetapi mereka harus turut merasakan seperti kepuasan emosi, rohani, moral, dan juga sejauh mana pekerja tersebut merasa puas untuk bekerja dalam suatu organisasi. Mereka akan merasa puas seandainya pandangan, pendapat dan pemikiran mereka diperhatikan dan dipertimbangkan dalam membangun organisasi tersebut. Para pekerja perlu didorong untuk menghadiri kursus-kursus intensif, seminar, motivasi, latihan kemahiran dan lain-lain. Interaksi luaran dengan konsumen juga sangat diperlukan agar pihak konsumen senantiasa puas dengan apa yang akan mereka peroleh.

Manajemen Kualitas menyeluruh mempunyai cirri berdasarkan keperluan dan kehendak konsumen (Crosby, 1994). Dalam artian, konsumen adalah konsumen dalaman dan konsumen luaran sekaligus. Untuk memperoleh hasil pengeluaran dan pelayanan jasa yang berkualitas, pekerja juga perlu diberi lingkungan yang berkualitas. Dalam hal ini, lingkungan yang dimaksudkan sebagai tempat, peralatan dan ganjaran (upah). Seseorang itu ditawarkan pekerjaan

(6)

2

karena organisasi mengharapkan kemampuannya untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya seoptimum mungkin untuk memajukan organisasi tersebut, disamping untuk meningkatkan kariernya. Kualitas juga tidak diharapkan datang secara kebetulan. Ia perlu diusahakan untuk meningkatkannya. Dalam usaha persaingan yang sehat, harapan konsumen dan juga majikan terhadap pekerjanya sangatlah tinggi. Pekerja yang tidak mampu menjalankan tugas secara wajar dan berketerampilan akan menghambat prestasi produksi ataupun pelayanan yang diharapkan. Akibatnya, orang lain akan menyaingi barang ataupun jasa yang dihasilkan.

Menurut Kementerian Pertanian, selama tahun 2013 sektor perkebunan di Indonesia menyumbang devisa dari perolehan ekspor senilai 21,4 milliar dollar AS dengan volume sebanyak 23,3 juta ton. Perolehan devisa hasil ekspor dari sektor perkebunan terdiri dari komoditi sawit sebesar 11,5 milliar AS, karet 5,27 milliar dollar AS, kopi 920 juta dollar dan kakao 780 juta dollar AS (AntaraNews.com). Adapun yang akan menjadi rencana target capaian sebagai berikut :

Tabel 1. Rencana Target Capaian

No Jenis Luaran

Indikator Capaian TS1) TS+1

1 Publikasi Ilmiah Internasional Draft Published

2 Pemakalah Dalam Temu Ilmiah Internasional Tidak Ada Draft

3 Keynote Speaker dalam

pertemuan ilmiah

Internasional Tidak Ada Tidak Ada

Nasional Tidak Ada Draft

4 Visiting Lecturer Internasional Tidak Ada Tidak Ada

5 Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Paten Tidak Ada Tidak Ada

Paten Sederhana Tidak Ada Tidak Ada

(7)

3

Merek Dagang Tidak Ada Tidak Ada

Rahasia Dagang Tidak Ada Tidak Ada

Desain Produk Industri Tidak Ada Tidak Ada Indikasi Geografis Tidak Ada Tidak Ada Perlindungan Varietas

Tanaman

Tidak Ada Tidak Ada

Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu

Tidak Ada Tidak Ada

6 Teknologi Tepat Guna Tidak Ada Tidak Ada

7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial Draft Penerapan

8 Buku Ajar (ISBN) Tidak Ada Tidak Ada

1.2 Perumusan Masalah

Dari penjelasan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas kehidupan bekerja (Quality Of Working Life) karyawan perkebunan pada perkebunan milik negara ?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan diantara kriteria kualitas kehidupan bekerja terhadap produktivitas perusahaan ?

(8)

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Walton

Walton (1975) telah menggariskan delapan kriteria untuk mendefenisiskan kualitas kehidupan bekerja yang meliputi: penghasilan yang cukup dan adil, lingkungan kerja yang sehat dan selamat, perkembangan kemampuan manusia, perkembangan dan keselamatan kerja, integrasi sosial dalam organisasi kerja, hak-hak pekerja dalam organisasi kerja, ruang kehidupan menyeluruh dan keterkaitan sosial dalam kehidupan bekerja. Batasan dari kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penghasilan Yang Cukup dan Adil

Merujuk kepada gaji, bonus serta penghargaan lainnya yang diterima adalah memuaskan untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup asasi, keselamatan serta kepauasan dan secara relatifnya adalah bersifat sama rata dengan jumlah, kualitas dan jenis kerja yang dilakukan. 2. Lingkungan Kerja Yang Menjamin Kesehatan dan Keselamatan kerja

Merujuk kepada keadaan lingkungan kerja termasuklah tempat kerja yang selamat dan terhindar daripada bahaya yang membawa kemalangan kepada pekerja. Aspek-aspek keadaan kerja yang harus diperhatikan adalah waktu bekerja yang sepantasnya, keadaan fisik kerja yang tidak menganggu tahap kesehatan pelerja dan yang dapat meminimumkan kemalangan sewaktu kerja. Selain juga harus memperhatikan suasana kerja yang nyaman dan harmonis, bebas dari pencemaran dan mempunyai kelengkapan dan prasarana yang mencukupi dan berfungsi dalam melaksanakan tugas.

3. Peluang untuk Menggunakan dan Mengembangkan Kemampuan Diri

Merujuk kepada peluang untuk menggunakan keahlian, pengetahuan dan kemampuan di samping dapat mengembangkan dan meningkatkannya serta kepuasan diri terhadap hasil dari tugas yang sukses dilaksanakan dan meningkatkan penghormatan diri serta sanggup mengahadapi tantangan. Antara kualitas kerja yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan diri ialah otonomi, kemahiran interdisiplin, perencanaan tugas. Ini member arti, bahwa tugas yang dilakukan adalah penuh tantangan, menarik dan tidak berupa pengulangan dan

(9)

5

dapat menggunakan berbagai kemahiran dan kemampuannya dalam menata, mendesain dan terlibat langsung terhadap tugas yang dilakukannya.

4. Peluang untuk Berkembang dan Jaminan untuk Mendapatkan keselamatan Berterusan

Merujuk kepada peluang-peluang yang wujud pada masa depan seperti menfdapatkan keahlian dan pengetahuan yang baru, peluang memajukan diri dan tidak ada halangan untuk memperoleh kesempatan belajar, kenaikan pangkat dan jaminan bahwa tidak ada pembuangan kerja (meja kosong) atau pemecatan kerja pada masa depan.

5. Integrasi Sosial Dalam Organsasi Kerja

Merujuk kepada hubungan kerjasama dan perasaan saling mempercayai di semua tingkatan, baik pada tingkat manajer, pekerja bawahan ataupun rekan sekerja dan bebas daripada prasangka dan SARA. Program-program kekeluargaan dan rekreasi dilakukan untuk mewujudkan sikap bersosialisasi diantara pekerja.

6. Hak-Hak Pekerja Dalam Organisasi Kerja

Merujuk kepada hak-hak beribadat, hak-hak asasi dan kebebasan menyuarakan tanpa hambatan disebabkan rasa takut terhadap hukuman, layanan yang seksama, dan demokrasi di tempat kerja, sikap terbuka pihak atasan dan perasaan saling hormat antara pekerja-atasan. 7. Ruang Kehidupan Menyeluruh

Merujuk kepada hubungan yang serasi dan seimbang diantara waktu kerja dan waktu luang yaitu masa di luar waktu kerjanya. Maksudnya, waktu yang digunakan untuk melaksankanan pekerjaan tidak member pengaruh yang negative terhadap masa santai pekerja tersebut, sehingga pekerja mempunyai waktu untuk menyalurkan hobinya, berolahraga ataupun mempunyai waktu yang cukup untuk bersama keluarga.

(10)

6 8. Keterkaitan Sosial Kehidupan Bekerja

Merujuk kepada tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh organisasi kepada masyarakat disekelilingnya. Tindakan organisasi tersebut mewujudkan rasa bangga kepada pekerjanya karena dapat bersama-sama menjadi keluarga organisasi tersebut. Sebaliknya tidak timbul rasa bangga terhadap organisasi yang penuh kepada penyelewengan dalam kehidupan sosial pekerjanya seperti keterlibatan dengan narkoba, pelacuran, korupsi, dan sebagainya. 2.2 MATRIKS ROAD MAP PENELITIAN

Kegiatan Informan/Responden Data Sekunder Pengumpulan Data Hasil Eksplorasi permasalahan pada perkebunan PTPN IV Unit Bah Jambi

Humas Perkebunan -. Data tertulis perusahaan -. Jurnal Wawancara Mendalan Peta masalah kualitas kehidupan bekerja karyawan Uji Realibilitas dan

Uji Validitas instrument penelitian perkebunan BUMN -. Karyawan di bidang administrasi -. Karyawan teknik pengolahan -. Karyawan lapangan -. Karyawan support

Jurnal Kuesioner Instrumen

penelitan realibel dan valid Menganalisis dan menguji hubungan antara kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan di perkebunan BUMN -. Karyawan di bidang administrasi -. Karyawan teknik pengolahan -. Karyawan lapangan

Jurnal Kuesioner Pola hubungan antara kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan

(11)

7 -. Karyawan support Menganalisis dan menguji hubungan dari setiap komponen kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan di perkebunan BUMN -. Karyawan di bidang administrasi -. Karyawan teknik pengolahan -. Karyawan lapangan -. Karyawan support

Jurnal -. Kuesioner Pola hubungan dari setiap komponen kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan Menganalisis dan menguji setiap unsur-unsur kriteria QWL di perkebunan BUMN -. Karyawan di bidang administrasi -. Karyawan teknik pengolahan -. Karyawan lapangan -. Karyawan support

Jurnal -. Kuesioner Pola kualitas keluarga dari setiap unsur-unsur kriteria QWL Penyusunan laporan akhir penelitian - - - Laporan penelitian

(12)

8 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah mencoba memahami dan mendeskripsikan kualitas kehidupan bekerja seorang karyawan. Selain itu, menguji dan mengaanalisis hubungan yang signikan antara karakteristik responden dan kualitas bekerja. Untuk memperjelas tujuan penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

1. Menguji dan menganalisis hubungan yang signifikan diantara karakteristik responden pekerja perkebunan dengan komponen Quality Of Working Life.

2. Menguji dan menganalisis hubungan yang signifikan bagi setiap komponen pada Quality Of Working Life yang ada di perkebunan

3. Menguji dan menganalisis tingkat Quality Of Working Life diantara masing-masing perkebunan.

4. Menguji dan menganalisis pada setiap item dari unsur-unsur Quality Of Working Life sehingga dapat diketahui unsur mana yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing perkebunan

3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mampu memetakan kondisi kualitas bekerja dari pekerja perkebunan khususnya di kebun dolok ilir.

2. Mengetahui formula yang tepat untuk menciptakan suasana yang harmonis untuk para pekerja yang ada di perusahaan perkebunan.

3. Dapat mengetahui apakah ada hubungan suasana kerja yang harmonis terhadap produktivitas perusahaan.

(13)

9 BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa kualitas kehidupan bekerja (Quality of Working Life)dari pekerja perkebunan dengan menggunakan delapan kriteria dari Walton (1975). Rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variable melalui pengujian hipotesis.

4.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah para pekerja/karyawan di perusahaan perkebunan. Perkebunan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah perkebuna milik negara yaitu PTPN III di Sumatera Utara. Jumlah sampel sebanyak 200 responden. Responden terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana di unit kebun kebun. Mereka mencakup bidang pekerjaan di bidang administrasi, teknik pengolahan, lapangan, dan support. Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraproportional random sampling. Adapun kriteria untuk dijadikan sampel adalah pekerja yang sudah bekerja selama 5 tahun ke atas. Alasan ini dipilih karena responden sudah mampu mendeskripsikan kondisi kualitas kehidupan bekerjanya selama di tempat bekerja. 4.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam melihat kualitas kehidupan bekerja dari pekerja perkebunan terdiri dari karakteristik responden dan dimensi kualitas kehidupan bekerja.

(14)

10 4.4. Metode dan Teknik Analisa Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatifyang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan atau perbedaan setiap dimensi kualitas kehidupan bekerja. Metode kualitatif digunakan hanya untuk metode pengumpulan data hingga analisis data. Tujuannya untuk menambah kevalidan data sehingga analisis yang dihasilkan semakin tajam.

Teknik analisa data untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis penelitian menggunakan bentuk statistik deskriptif dan tabel frekuensi, analisa korelasi, analisa t-test dan analisa Anova. Bentuk statistik deskriptif dan tabel frekwensi seperti: persentase, min dan standard deviasi digunakan untuk menerangkan tentang asa atau ciri responden karyawan perkebunan. Analisa korelasi/inferensia merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua variabel. Apakah hubungan ini berbentuk linear atau sebaliknya. Jika terdapat hubungan diantara dua variabel, maka kedua-duanya dikatakan berkorelasi apakah positif ataupun negatif.

Adequate And Fair Compensation Safe And Healthy Working

Condition

Immediately Opportunity For Continued Growth And Security Opportunity To Use And Develop

Human Capacities Social Integration In The Work

Organization

Contitusionalism In The Work Organization

Work And Total Life Space Social Relevance Of Work Life

Kemampuan memotivasi diri

PRODUKTIVITAS

Quality of Working Life

Membangun rasa percaya diri Bertanggung jawab dalam pekerjaan Menyenangi pekerjaan

Mampu mengatasi persoalan Memberi kontribusi yang positif Memiliki potensi dalam pekerjaan

(15)

11

Analisa t-test dengan prosedur satu sampel digunakan untuk membandingkan nilai min bagi suatu variabel dengan satu nilai tertentu yang telah ditetapkan. Analisa Anova digunakan untuk menghasilkan analisa varians satu arah untuk satu variable terikat berdasarkan satu variabel bebas yang dinamakan sebagai faktor. Teknik yang digunakan dalam prosedur Anova searah (one way Anova) adalah merupakan perluasan bagi prosedur sampel bebas t-test. Dengan teknik ini dapat dibenarkan bahwa pengujian terhadap perbedaan min pada variabel terikat untuk dua kelompok atau lebih dapat dilakukan secara bersamaan.

4.5 Diagram Fishbone PRODUKTIVITAS BEKERJA Adequate And Fair Compensation Safe And Healthy Working Contitusionalism In The Work Organization Social Relevance Of Work Life Immediately Opportunity For Continued Growth And Security Opportunity To Use And Develop Human Capacities Social Integration In The Work Organization Work And Total Life Space

(16)

12 V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Hendle Vereninging Amsterdam (HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami komoditi Serat Nenas (Agape Sisalana) & Serat Pisang (Manila Henep). Semasa Pengembalian Irian Barat ke Indonesia tahun 1958 Kebun Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan mulai dikelola oleh bangsa Indonesia.

Kebun Dolok Ilir berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Batu Nanggar & Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan dengan luas

Konsesi 7.348,80 Ha.

Adapun Periodeisasi pengelolaannya adalah :

1. Tahun 1915 s/d 1957 HVA

2. Tahun 1958 s/d 1961 PPN – BARU

3. Tahun 1961 s/d 1964 PPN – SUMUT III

4. Tahun 1964 s/d 1965 ANTAN III

5. Tahun 1965 s/d 1968 PPN – SERAT

6. Tahun 1968 s/d 1985 PNP – VII 7. Tahun 1985 s/d 1996 PTP – VII

8. Tahun 1996 s/d sekarang

PTP. Nusantara IV (Persero) Berdasarkan PP. Rep. Indonesia No. 9 Tahun 1996

Sejak tahun 1958 tanaman serat dialihkan menjadi tanaman Kelapa sawit. Konversi ini dilakukan secara bertahap dan selesai tahun 1974. Secara Geografis Kebun Dolok Ilir berada :

(17)

13 2. Sebelah BARAT Dolok Merawan

3. Sebelah SELATAN Sinaksak – Pematang Siantar

4. Sebelah UTARA Kebun Sibulan, Pabatu dan Laut Tador

5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Minyak Sawit (CrudePalm Oil) dan Inti Sawit (Palm Kernel) yang telah dilakukan proses pengeringansehingga diperoleh minyak yang diinginkan. Untuk hasil sampingan pengolahan (ampas) digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam memproduksi uap. Hasil dari produksi PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkannya sebagai bahan yang akan diolah selanjutnya.

5.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi dan Manajemen adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan, tetapi keduanya hanya bisa dibedakan. Organisasi berasal dari istilah Yunani “Organum” yang dapat berarti alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama juga. Dan manajemen adalah ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

5.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan manajemen yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dimana struktur organisasi tersebut harus berkembang, hidup dan bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.

Berdasarkan pembagian tugas dan tanggung jawab maka struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah merupakan organisasi dengan bentuk Garis dan Staf yang dipimpin oleh seorang Manajer Unit. Struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(18)

14

Salah satu sarana agar organisasi dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien haruslah melaksanakan azas-azas organisasi yaitu seperti pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap jabatan pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat dibawah ini :

1. Manajer Unit

• Menyusun dan melaksanakan Policy Umum sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direksi

• Mengkoordinir Penyusunan anggaran belanja tahunan

• Memimpin rapat kerja Asisten Kebun yang dilaksanakan secara periodik • Bertanggung Jawab Kepada Manajer Grup & Direksi

• Mengatur Hubungan bidang Measyarakatan 2. Kepala Dinas Tanaman

• Merupakan wakil Manajer Unit memimpin operasi dibidang tanaman. • Mengkoordinir pelaksanan tugas asisten afdeling masing-masing • Bertanggung jawab kepada Manajer Unit

• Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai Manajer Unit 3. Kepala Dinas Teknik

• Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang Teknik • Mengkoordinir tugas-tugas Asisten di bagian Teknik

• Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit 4. Kepala Dinas Pengolahan

• Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang Pengolahan • Mengkoordinir tugas-tugas harian Asisten Harian Pengolahan & Asisten jaga Pabrik. • Mengawasi jalannya kegiatan pabrik

• Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit 5. Kepala Dinas Tata Usaha

• Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas-tugas dibidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah, pergudangan dan laporan-laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja.

(19)

15

• Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di Sentral Gudang • Bertanggung Jawab Kepada Manajer Unit

6. Asisten Sdm & Umum

• Administrasi Pekerja/penduduk di Lingkungan Kebun

• Administrasi Penerimaan Karyawan Baru & Pemberhentian Karyawan • Perumahan karyawan di Emplasmen

• Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan Pramuka Dolok Ilir dengan Gudep 015 –016.

• Mengawasi Kegiatan Pos Yandu (KB, Penimbangan Balita) • Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga

• Membuat Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) bulanan dan Triwulan ke Kantor Direksi PTPN-IV di Medan.

• Mengajukan usulan jatah pakaian dinas karyawan dan mengusulkan karyawan yang berdinas 25, 30 & 35 tahun untuk menerima penghargaan/jubilaris.

• Surat menyurat kepada Instansi Pemerintah, Sipil. TNI/Polri, dan melayani pihak-pihak yang berurusasn dengan perusahaan.

• Mengelola Administrasi JAMSOSTEK. • Mengelola Administrasi DAPENBUN • Urusan sosial dan lain-lain

• Mengawasi Agraria tingkan kebun

• Bertanggung Jawab langsung kepada Manajer Unit. 7. Perwira Pengamanan (Pa.Pam)

• Memimpin tugas pengamanan dalam lingkungan kebun terutama objek-objek vital yang rawan terhadap gangguan.

• Bertanggung jawab kepada Manajer Unit 8. Asisten Transport

• Mengkoordinir kegiatan dibidang tugas pengangkutan yang meliputi

sepeda motor, kenderaan truck terutama untuk pengangkutan produksi TBS. Kepala Sawit dari Afdeling Tanaman ke Tempat Pengolahan secara tepat waktu. • Bertanggung jawab kepada manajer Unit

(20)

16 9. Tugas Asisten

• Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas mandor dan krani bawahannya masing-masing.

• Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaharuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

5.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Untuk mendukung kelancaran proses pengoperasian pabrik PTPN IV PKS Dolok Ilir memiliki tenaga kerja sebanyak 220 karyawan dan pimpinan. Susunan dan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Dolok Ilir

No KETERANGAN

JUMLAH (Orang)

1 Manager 1

2 Maskep 1

3 Asisten Tata Usaha 1

4 Asisten Teknik 2

5 Asisten Pengelolaan 2

6 Asisten Laboratorium 1

7 Karyawan Pengolahan Shift I 40

8 Karyawan Pengolahan Shift II 40

9 Karyawan Laboratorium/Sortasi 33

10 Karyawan Bengkel 35

11 Karyawan Dinas Sipil 15

12 Karyawan Administrasi 17

Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir

Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTP Nujantara IV PKS Dolok Ilir di bagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(21)

17

Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian Produksi

Shift I Jam Kerja 07.00 – 19.00 Wib

Senin s/d Sabtu Jam Istirahat 10.00 – 11.00 Wib dan

15.00 – 16.00 Wib

Shift II Jam Kerja 19.00 – 07.00 Wib

Senin s/d Sabtu Jam Istirahat 21.00 – 22.00 Wib dan

02.00 – 03.00 Wib

Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir

Sedangkan untuk jam kerja karyawan pada bagian Administrasi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi

Senin s/d Jum‟at Jam Kerja 07.00 – 16.00 Wib

Jam Istirahat 12.00 - 14.00 Wib

Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir

Sabtu Jam Kerja 07.00 – 16.00 Wib

(22)

18 5.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada perusahaan ditentukan berdasarkan menurut tingkat golongannya. Pekerja merupakan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Banyak cara atau sistem pembayaran gaji yang dilakukan perusahaan, setiap perusahaan memakai sistem yang berbeda-beda. Dengan dasar tersebut akan membawa keuntungan bagi perusahaan tanpa merugikan karyawan.

Fasilitas yang disediakan oleh PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir, diantaranya : 1. Perumahan untuk karyawan

2. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan hari raya 3. Sarana pendidikan

4. Fasilitas untuk beribadah 5. Rumah sakit

6. Listrik dan air 7. Sarana olah raga 5.4 Proses Produksi

Proses produksi merupakan kegiatan kebudayaan manusia menambah kegunaan nilai barang dan jasa yang berlangsung dipabrik mulai dari bahan baku menjadi suatu produk jadi. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).

5.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pengolahan minyak sawit dapat dibagi menjadi tiga yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah buah kelapa sawit yang disebut “Tandan Buah Segar” (TBS) yang terdiri dari Varietas,Pisipera, Dura dan Tenera. Perbandingan ketiga jenis varietas buah kelapa sawit inidapat dijelaskan sebagai berikut :

(23)

19

a. Dura

Spesifikasi : Bentuk buah agak bulat Tebal pericarp 6 mm Tebal cangkang 2-5 mm

Percent pericarp terhadap buah, 70 % Percent inti terhadap buah, 10 %

b. Pesifera

Spesifikasi : Ukuran buah lebih kecil Tebal

pericarp, sangat tebal Tebal cangkang, 0-0,1 mm

Percent pericarp terhadap buah, 95 % Percent inti terhadap buah, 5 %

c. Tenera

Spesifikasi : Buah agak lonjong Tebal pericarp, 4-10 mm Tebal cangkang, 1-25 mm Percent intip terhadap buah, 5 %

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk/menyempurnakan hasil produk tapi keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan tambahan yang digunakan adalah Steam uap dan air panas. Uap dihasilkan dari panas air pada boiler (ketel uap) yang digunakan memutar turbin, untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada BPV. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki yang disebut hot water tank. Dari tangki ini air panas disalurkan pada proses yang memerlukan.

(24)

20 3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produk. Pada proses produksi ini tidak ditemukan adanya bahan penolong yang digunakan.

5.4.2. Spesifikasi Produk

Sebagai hasil produk yang dihasilkan di PTP. Nusantara IV Kebun Dolok Ilir adalah minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Adapun spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

- Minyak sawit (Crude Palm Oil), dengan spesifikasi sebagai berikut :

Kadar Air < 0,15 %

Kadar Kotoran < 0,015 %

Kadar Asam Lemak < 0,5 %

- Inti Sawit ( Kernel ), dengan spesifikasi sebagai berikut :

Kadar Air < 8,0 %

Kadar Kotoran < 6,0 %

Kadar Asam Lemak Bebas < 1,0 %

Inti Pecah < 15 %

Inti Berwarna < 60%

5.5. Uraian Proses

Secara ringkas proses pengolahan kelapa sawit di pabrik pengolahan PTPN IV Kebun Dolok Ilir terdiri dari dua bagian, yaitu :

(25)

21 1. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berasal dari daging buah, sedangkan inti sawit untuk memperoleh inti dari biji (Nut). Proses pengolahan minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa proses antara lain :

1. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Station)

Penerimaan Tandan Buah Sawit (TBS) yang diangkut dari kebun sebelum diterima, ditimbang terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :

- Truk berisi TBS ditimbang dan dinyatakan sebagai bruto.

- Setelah ditimbang TBS dibongkar di Loading Ramp dan truk kosong ditimbang kembali dan dinyatakan sebagai tara.

- Selisih antara bruto dan tara adalah netto dan merupakan berat TBS yang diterima di pabrik.

TBS yang diterima dimasukan ke dalam Loading Ramp yang sebelumnya

diadakan peyortiran terhadap mutu dan buah kelapa sawit yang dilakukan sesuai criteria panen yang diterapkan. Setelah itu buah dimasukkan ke dalam lori-lori yang telah disediakan untuk di bawa ke perebusan. Kapasitas I lori adalah 30 Ton.

Guna dari penimbangan dilakukan adalah

• Untuk mengetahui Jumlah TBS yang diterima untuk diolah • Menghitung rendamen minyak & inti

2. Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)

Rebusan merupakan suatu bejana besar terbuat dari besi yang memiliki pintu masuk lori. Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus TBS. Dibagian bawah terdapat pipa pembuangan air kondensat dan dibagian belakang terdapat pipa pembuangan udara. Untuk merebus buah digunakan uap air dengan tekanan 2,6 -3,0 Kg/cm2. Lama waktu proses perebusan berkisar 1,0 – 1,50 jam.

(26)

22 Tujuan Perebusan TBS. :

• Menghentikan aktifitas enzim pembentuk ALB. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 C, karena itu suhu 140 – 150 C menghentikan kegiatan enzim.

• Melunakkan buah agar brondolan mudah terlepas dari tandannya • Menurunkan kadar air dalam buah

• Memudahkan proses pemisahan minyak dari serabut • Mengurangi kadar air dalam inti

Sistem perebusan yang dipakai pada PKS Kebun Dolok Ilir memakai sistem 3 puncak (Triple Peak System) atau dikenal dengan sistem tiga kali membuang angin/uap.

3. Stasiun Bantingan (Threshing Station)

Pada proses ini dilakukan pelepasan buah dari tandan setelah perebusan yang dilakukan mesin perontok buah. Mesin ini berupa bejana silinder berbentik drui dari baja berkisi berjarak 40 mm. Untuk meloloskan buah yang terlepas. Tandan akan terbantung kedinding, pada suatu ketinggian tertentu sehingga buah menjadi terlepas dari tandan. Tandan dimasukkan dari atas dan karena letaknya miring maka tandan akan kembali terpental keatas dan terjatuh lagi kebawah. Tandan sudah sempurna kosong diambil dan yang belum kosong dipisahkan dan dibawa kembali melalui conveyer untuk direbus ulang. Tandan kosong melalui confeyor dibawa ketempat penampungan sementara untuk dibawa ke lapangan sebagai mulsa/pupuk. Setelah dari Thresher station buah selanjutnya dimasukkan ke dalam Digester yaitu tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.

Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari masa adukan.

(27)

23

Buah yang membrondol dari Thresher dimasukkan ke dalam Digester yaitu tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.

Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari masa adukkan.

5. Stasiun Presan (Pressing Station)

Disini buah akan dilumatkan untuk melepaskan daging buah dari biji melalui proses pemanasan. Digester berupa bejana yang dilengkapi pisau pengaduk, Buah yang lepas dari tandan pada proses terdahulu daging buahnya akam dilumatkan guna memecahkan jaringan sel minyaknya. Untuk pemanasannya dipakai uap panas, untuk mencapai temperatur tersebut diperlukan 30 menit. Umpan yang masuk dijaga agar seimbang dengan yang keluar. Massa minyak yang terbentuk bubur diperoleh dari tanki adukan kemudian dikempa atau dipress agar minyak terpisah dari ampasnya, alat yang dipakai adalah Srew Press yang menghasilkan tekanan oleh kerja 2 uliran yang berputar berlawanan arah. Tekanan sangat menentukan keberhasilan proses ini. Tekanan yang sesuai harus dapat menghasilkan atau memisahkan minyak yang tinggi dari ampas dan sedikit mungkin bijimpecah. Waktu pengempaan 6 – 10 menit dan suhu 85 – 90 C. Minyak kasar yang keluar ditampung pada bak tertentu melalui saringan getar untuk memisahkan serabut biji.

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Minyak dari pengadukan dan pengempaan dialirkan ke Crude Oil Tank melalui Sand Trap Tank yang berfungsi menangkap pasir yang terikut dengan minyak dan Vibrating Screen yang berfungsi memisahkan kotoran berupa sabut dan kotoran lainnya yang tidak dapat lolos dari saringan/ayakan.

Kemudian minyak dari Crude Oil Tank dipompakan ke stasiun klarifikasi yang terdiri dari :

(28)

24

a. Continuous Settling Tank

Continuous Settling Tank adalah bejana pengendap. Minyak dalam tangki inimasih bercampur dengan sludge ( Lumpur, air dan kotoran lainnya ). Pemisahan minyak dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis antar minyak dengan sludge melalui proses pengendapan. Agar pemisahan minyak dan sludge dapat berlangsung terus menerus dan sempurna, maka temperature di dalam tangkiperlu dijaga 950 C dengan mengalirkan uap melalui pipa pemanas (coil). Minyak dialirkan ke Pure OilTank Sludge dan dialirkan ke Sludge Tank.

b. Pure Tank

Pure Tank adalah bejana penampang minyak sebelum diolah denganmenggunakan Oil Purifier. Temperatur minyak tetap 900-950 C agar minyak tetap cair sehingga mudah diproses.

c. Oil Purifier

Oil Purifier adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak darikotoran dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah berdasarkan dengan berat jenis dengan cara memberikan gaya Centrifugal. Putaran alat ini 7500 permenit, kemudian minyak yang dihasilkan dipompakan ke Vacum Drier untuk dikeringkan, sedangkan sludge dialirkan ke fat-fit.

d. Vacuum Drier

Vacuum Drier berfungsi mengeringkan minyak. Proses pengeringan adalahdengan cara mengabutkan minyak di dalam vacum. Air akan menguap meninggalkan minyak kemudian minyak yang sudah bebas air ini dipompakan kedalam tangki timbun.

e. Sludge Tank

Sludge Tank adalah bejana penampung sludge sebelum diolah menggunakan sludge

separator. Temperatur sludge tetap dijaga 900– 950C agar tetap mencair,sehingga mudah

diproses.

(29)

25

Sludge Sparator adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak darikotoran kasar dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara memberikan gaya centrifugal. Minyak yang dihasilkan dipompakan ke Continuous Settling Tank sedangkan sludgenya dialirkan ke fat –fit. Seluruhnya sludge dari pabrik dialirkan ke fat-fit untuk mengutip minyak yang masih ada, sisanya berupa limbah yang dialirkan ke sistem penanganan limbah. 7. Stasiun Pengolahan Biji (Nut Cracking Station)

Ampas kempaan merupakan campuran serat dan biji dibawa dengan CakeBreaker Conveyer ke Depericarter. CBC. Dilapisi jaket pemanas uap selamaperjalannya akan menghisap air sehingga sampai ke Depericarter kadar air sudah lebih rendah. Kipas penghisap serat dan sampah halus pada Depericarter akan memisahkan biji. Serat dan sampah dikeluarkan melalui Fibre Cyclon dan seterusnya dipakai sebagai bahan bakar ketel uap. Biji dari Depericarter dikeluarkan melalui Polishing Drum yang memisahkan serat yang melekat pada biji. Biji yang telah dipolish selanjutnya diamgkut dengan Nut Elevator ke Silo Biji untuk dipanasi. Agar inti mudah terlepas dari cangkang maka biji dipanasi. Kadar air sebelumnya kesilo adalah 21 % dan setelah pemanasan 12 %.

Pada proses pemecahan biji dipakai Nut Grading Scren dan Crakcer. Biji fraksi kecil yang lolos akan memasuki karakter khusus dan fraksi besar akan dibawa ke Krake Biji besar. Biji kecil membutuhkan lemparan yang lebih kuat sehingga memerlukan putaran 1000 – 11000 rpm. Atau lebih sedang biji besar cukup putaran 850 – 900 rpm. Inti dipisah dari cangkang dengan hindrisiklon yaitu tabung vertikal yang dapat berputar. Pecahan biji bersama air berputar apad tabung, inti yang berat jenisnya lebih kecil atau berkumpul ditengah sedang cangkang dibagian tepi. Pada proses ini kraksel sebelum dimasukkan pada bak air, dipompakan ketabung ketabung vertikal, Inti dari Hidrosiklon dikeringkan pada silo inti dengan pemanasan secarabertingkat dengan pemanas Heater mulai dari atas 40 – 50 C, ditengah 50 – 60 C dan dibawah 60 – 70 C. Sebelum inti kering dimasukkan ke goni perlu dibersihkan dari serat yang terbawa dengan Winnoring.

2. Pengolahan Inti Sawit

Proses pengolahan inti sawit terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu : a. Pemisahan Sabuk dari Biji

(30)

26

Pengepresan masa adukan menghasilkan 2 bagian besar, yaitu minyak dan press cake (bungkil). Press Cake adalah terdiri dari sabut (Fiber) dan inti (Nut).Bungkil yang sudah terurai ke Separating Columb, oleh fan diisap dan masuk ke Conveyor bahan bakar ketel uap melalui Fibre Cyclone, sedangkan biji jatuh dan masuk ke Polishing Drum, proses pemisahan sabut disebut Depericarper.

b. Pemisahan Inti dan Cangkang

Selama biji berada di dalam Nut Silo diberi panas untuk menurunkan kadar air biji dengan tujuan agar inti lepas dari cangkangnya. Setelah keluar biji dari NutSilo, dipecahkan melalui mesin pemecah biji (Nut Craker), misalnya Sludge Grading Nut Craker, Ripple Mill dan sejenisnya. Pecahan biji (Cracker Mixer) diteruskan ke pneumatic system menggunakan conveyor dan elevator. Pneumatic sistem berfungsiuntuk memisahkan inti (Kernel) dari Craker Mixer. Alat pemisah inti ini ada juga yang menggunakan Hydrocyclone.

c. Pengeringan Inti Sawit

Inti sawit yang sudah terpisah, oleh conveyor dan elevator dibawa dan dimasukkan ke dalam Kernel Silo, cangkang dan kotoran lainnya diisap oleh fan dan masuk ke konveyor bahan bakar ketel uap melalui Shell Cyclone dan Shell TransportFan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan janjangan yangdibuang dengan truck dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman Kelapa Sawit.

5.6. Mesin Dan Peralatan

Teknologi merupakan fasilitas fisik dan nonfisik dimana keduanya berguna dalam pekerjaan-pekerjaan praktis mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan yang tidak terlepas dari ruang lingkup, produk, proses, mesin, metode dan sistem yang digunakan dalam menciptakan barang dan jasa.

Mesin dan peralatan adalah suatu alat gerak (bergerak), dimana tenaga penggeraknya berupa aliran listrik maupun bukan dari listrik misal bahan bakar atau tenaga surya dan lain-lain. PTP. Nusantara IV PKS Kebun Dolok Ilir sekarang sudah menggunakan mesin dan peralatan yang berteknologi yang cangih dan efisien.

(31)

27 5.6.1. Mesin Produksi

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam menjalankan proses pengolahan dari bahan baku sampai bahan setengah jadi yang berupa minyak, yaitu kelapa sawit dengan bahan bakunya. Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi dimana prinsip kerja dari setiap masing-masing mesin berbeda dalam sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan PTP. Nusantara IV PKS Kebun Dolok Ilir dalam kegiatan produksi pengolahan Minyak Sawit Crude Palm Oil dan Inti Sawit Palm Kernel.

Mesin-mesin produksi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sterilizer Station

Spesifikasi sterilizer 8 lori adalah :

- Diameter = 2.700 mm - Panjang = 28.500 mm - Kapasitas = 21 ton

- Tekanan uap = 0 – 3,5 kg/cm2 - Temperatur uap = 115°C – 130oC - Dibuat oleh = Kesco

- Jumlah = 3 unit

- Fungsi = Sebagai ruangan untuk tempat perebusan buah.

2. Threshing Station a. Hoisting Crane

Merk = Takuma

Kapasitas = 6,5 ton

(32)

28

Fungsi = Untuk mengangkat buah di dalam lori ke thresser

b. Automatic feeder

Panjang = 5860 mm

Lebar = 3300 mm

Kapasitas = 35 ton/jam

Putaran = 24 rpm

Fungsi = Untuk menggerakkan dan mengatur kecepatan pada mesin polishing drum (bantingan).

3. Theresher ( Mesin penebah )

Diameter = 2057 mm

Panjang = 5029 mm

Putaran = 22 – 25 rpm Kapasitas = 35 ton/jam

Fungsi = Sebagai tempat bantingan agar buah dapat terlepas dari tandannya.

4. Empty Bunches Conveyor ( Konveyor Janjangan Kosong )

HORIZONTAL INCLINED

Panjang = 25.000 mm 20.000 mm

Garpu/timba = 109 pcs 82 pcs

Type = Reinold Reinold

Pitch = 4” 4”

(33)

29 Panjang rantai = 46.000 mm 40.000 mm

Daya = 3 Kw 5,5 Kw

Putaran = 11 rpm 15 rpm

Fungsi = Membawa janjangan kosong.

5. Empty Bunch Hopper ( Penimbun janjangan kosong )

Tinggi = 5000 mm

Panjang = 17500 mm

Lebar = 10000 mm

Putaran = 27 rpm

Fungsi = Untuk membongkar jajangan langsung ke trailer – trailer atau truk – truk yang ditempatkan di bawah hopper.

6. Fruits Elevator ( Timba – timba buah )

Panjang = 3000 mm Kapasitas = 35 ton/jam Daya = 5,5 Kw P.Timba = 525 mm L.Timba = 220 mm Putaran = 45 rpm

Fungsi = Mengangkat buah untuk disuplai ke Fruits distributing Conveyor.

7. Pressing Station

a. Fruits Distributing Conveyor

(34)

30

Panjang = 7.000 mm

Daya = 4 Kw

Putaran = 35 rpm

Fungsi = untuk membawa berondolan-berondolan menuju digester.

8. Digester Internal diameter = 1200 mm Tinggi kontener = 3000 mm Isi = 3200 ltr Kapasitas = 10 ton/jam Putaran = 25 rpm Daya = 22 Kw Type = LD 3200 Jumlah = 4 unit

Fungsi = melumatkan berondolan-berondolan sebelum di press.

9. Twin Screw Press

Panjang = 4910 mm

Lebar = 1478 mm

Tinggi = 1035 mm

Kapasitas = 10 – 12 ton/jam

(35)

31

Type = LP 10 – 12

Jumlah = 4 unit

Fungsi = untuk memisahkan buah yang sudah lumat menjadi minyak dan cake.

10. Clarification Station a. Vibrio Separator

Merek = Takuma

Diameter = ± 1524 mm (60” )

Jumlah = 2 unit

Putaran = 1480 rpm

Fungsi = untuk memisahkan partikel-partikel besar yang ada dalam crude oil yang dialirkan dari sand trap tank.

b. Crude Oil Tank

Kapasitas = 5 M3

Jumlah = 1 unit

Diameter = 5000 m

Fungsi = untuk penampungan minyak pertama.

c. Continuous Settling Tank

Kapasitas = 90 M3

Jumlah = 1 unit

(36)

32

Fungsi = untuk memisahkan minyak dari bahan lain bukan minyak.

d. Sludge Tank

Kapasitas = 24 M3

Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk mempersiapkan cairan sisa agar lebih muda diproses kembali pada decanter.

e. Oil Tank

Kapasitas = 24 M3

Jumlah = 4 unit

Fungsi = untuk menampung minyak yang berasal dari continious tank dan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak.

f. Sludge Drain Tank

Kapasitas = 15 M3

Panjang = 5000 m

Lebar = 2000 m

Tinggi = 1500 m

Fungsi = untuk menampung hasil pengutipan minyak dari sludge separator.

g. Hot Well Water Tank

(37)

33

Fungsi = untuk menampung kelebihan dari tangki air panas, air kondensasi dan air pendingin turbin.

h. Sludge Oil Recovery Tank

Kapasitas = 150 M3

Jumlah = 2 unit

11. Kernel Recovery Station a. Depericarper

Kapasitas = 30 ton TBS/jam

Jumlah = 1 unit

Putaran = 1500 rpm

Fungsi = untuk memisahkan biji atau nut dari sabut/fibre dan campuran lain yang tergolong fraksi ringan.

b. Cake Breaker Conveyor

Diameter = 700 mm

Daya = 18,5 Kw

Putaran = 60 rpm

Kapasitas = 35 ton TBS/jam

Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk memecahkan gumpalan-gumpalan ampas yang keluar dari screw press dan juga untuk mengurangi kadar air yang

terdapat dalam ampas agar memiliki persyaratan bagi bahan bakar boiler.

(38)

34 c. Polishing Drum Diameter = 1000 mm Panjang = 7900 mm Putaran = 47 rpm Daya = 4 Kw

Fungsi = untuk memisahkan kernel dengan bahan lain yang bukan kernel. d. fibre Cyclone Diameter cyclone = 2500 mm Tinggi = 2440 mm Kapasitas = 35 ton/jam Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk menampung serat-serat yang terangkat akibat tekanan isap.

e. Nut Conveyor

Diameter = 300 mm

Kapasitas = 5 ton biji/jam

Putaran = 1440 rpm

Fungsi = untuk membawa kernel menuju transport pneumatic biji.

f. Pneumatic Nut Transport

(39)

35

Daya = 25 Kw

Putaran = 2900 rpm

Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk membawa kernel menuju Nut Silo.

g. Nut Silo

Kapasitas = 30 M3

Jumlah = 2 unit

Fungsi = untuk tempat penampung nut sebelum dipecahkan.

h. Ripple Mill

Type = E 450

Rotor speed = 960 rpm Kapasitas = 6 ton nut/jam

Daya = 7,5 Kw

Jumlah = 2 unit

Fungsi = untuk memecahkan nut yang diperoleh dari silo nut.

i. Cracked Mixture Conveyor

Diameter = 380 mm

Jumlah = 2 unit

Daya = 2,2 Kw

Putaran = 35 rpm

Fungsi = untuk membawa inti agar dipisahkan menjadi kernel dan sheel.

(40)

36

j. Kernel Pneumatic Separator

Tinggi I = 1730 mm

Diameter = 1830 mm

Tinggi II = 610 mm Diameter = 910 mm

Jumlah = 2 unit

Fungsi = untuk memisahkan cracker mixture pada LTDS, dimana sheel tenera yang halus dapat dibuang.

k. Claybath Separator

Panjang = 6.000 mm

Lebar = 2.006 mm

Spesifik grafity lumpur = 1.11 – 1.14 kg/dm3

Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk memisahkan inti dengan cangkang berdasarkan pada perbedaan berat jenis.

12. Kernel Silo Dryer

Kapasitas = 40 M3 Motor kipas = 15 Kw

Putaran = 1450 rpm

Kec. Kipas = 2100 rpm

Jumlah = 2 unit

Fungsi = untuk mengeringkan inti dengan jalan pemanasan dengan uap dan juga menurunkan kadar air sehingga

(41)

37 asam lemak bebas.

13. Kernel Bulk Silo

Kapasitas = 400 ton inti

Jumlah = 1 unit

Fungsi = untuk gudang penimbunan kernel yang siap untuk dipasarkan.

5.6.2. Peralatan

Umumnya material handling yang digunakan di PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah garpu besi yang berukuran besar yang berfungsi untuk mengangkat janjangan ke atas truk.

5.7. Utilitas

Utilitas merupakan sarana pendukung yang harus dipenuhi dalam proses produksi, setiap perusahaan mempunyai peralatan baik itu yang langsung berhubungan dengan proses produksi maupun peralatan penunjang lainnya. Untuk menghasilkan produk setengah jadi ataupun produk jadi, untuk itu utilitas harus dijaga keberadannya untuk mengoptimalkan kerja.

1. Genset

Fungsi : Pembantu power listrik atau pembangkit listrik bagi mesin dan peralatan jika arus listrik PLN terputus.

2. Forklift

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat seperti buah kelapa sawit dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang akan dipindahkan dari truk kegudang bahan baku.

(42)

38 5.8. Safety and Fire Protection

Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat hal ini akan menyebabkan tingginya biaya produksi.

Masalah keselamatan harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan dan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan. Namun sekalipun pabrik sudah beroperasi, perencanaan tetap penting untuk mencapai standar keselamatan kerja yang tinggi. Salah satu usaha untuk memperkecil biaya produksi adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi kecelakaan.

Terdapat beberapa prinsip dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi di PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir yaitu :

• Menciptakan keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga-tangga, tempat dan daerah kerja dan sebagainya.

• Memfasilitasi transportasi yang harus disertai perlengkapan keselamatannya. • Mengisolasi daerah-daerah yang berbahaya.

• Tersedianya alat-alat pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat yang rawan kebakaran.

Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan menggunakan peralatan pelindung diri yang tergantung pada jenis pekerjaan dilapangan dan alat-alat pelindung diri yang meliputi :

• Pelindung telinga khusus digunakan khusus bagi pekerja yang mendapatkan kebisingan di sekitar mesin boiler dan sebagainya.

• Sepatu pengaman untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak, di daerah sekitar proses produksi.

(43)

39

• Topi/helm khusus untuk melindungi kepala pekerja saat bekerja dari benda yang jatuh atau melayang dari atas di daerah sekitar proses produksi.

• Tali pengaman (safety belt) untuk pekerja yang bekerja ditempat-tempat tinggi.

5.9. Analisis Data

5.9.1 Deskripsi Kondisi Kenyamanan Kerja Pada Divisi Teknik

Untuk menggambarkan bagaiman kondisi kenyamanan kerja dari karyawan di Unit Kebun Dolok Ilir, maka peneliti mencoba untuk membaginya kedalam 3 bagian yaitu Divisi Teknik, Divisi Kantor Administrasi, dasn Divisi Afdeling. Dari ketiganya ini dicari bagian-bagian atau faktor apa saja yang menjadi penentu apakah karyawan itu bekerja dengan nyaman atau tidak. Pada sub bab ini yang pertama seklai akan dibahas adalah divisi teknik. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

A. Penghasilan yang cukup adil

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Perusahaan memberikan

gaji yang cukup kepada karyawan 1 3.6% 4 14.3% 21 75% 1 3.6% 1 3.6% 2.89 0.685 Gaji yang diberikan

seimbang dengan pekerjaan dan kebutuhan keluarga 1 3.6% 3 10.7% 3 10.7% 19 67.9% 2 7.1% 3.67 0.911 Upah yang diberikan

sesuai dengan kemampuan dan pendidikan 0 2 7.1% 3 10.7% 21 75% 2 7.1% 3.82 0.670 Biaya beras diberikan

kepada karyawan 0 0 0

25 89.3%

3

10.7% 4.11 0.315 Fasilitas berobat gratis

untuk karyawan dan anggota karyawan

0 0 0 11

39.3% 17

60.7% 4.61 0.497 Biaya perjalanan saat

dinas keluar kota 0 0 0

3 10.7%

25

(44)

40

Dari tabel di atas, bahwa khususnya karyawan yang bekerja di bidang teknik mengatakan bahwa gaji yang mereka terima cukup dan hanya 14,3% yang mengatakan gaji mereka tidak cukup. Perusahaan juga memberikan fasilitas seperti perobatan gratis, biaya beras (89.3%) dan karyawan sebagian besar mengatakan hal itu sesuai. Bahkan perusahaan juga membiayai perjalanan dinas setiap karyawannya.

B. Lingkungan yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Jumlah jam kerja yang

diberikan kepada karyawan 0 0 0 22 78.6% 6 21.4% 4.21 0.418 Kenyamanan jam lembur 0 1 3.6% 0 9 32.1% 18 64.3% 4.57 0.690 Bekerja dengan peralatan teknologi 9 32.1% 6 21.4% 2 7.1% 4 14.3% 7 25% 2.79 1.641 Kenyamanan dengan menggunakan peralatan berteknologi 0 2 7.1% 5 17.9% 18 64.3% 3 10.7% 3.79 0.738 Menyediakan alat-alat keselamatan kerja 0 0 1 3.6% 16 57.1% 11 39.3% 4.36 0.559 Keamanan dan kenyamanan alat keselamatan kerja 0 1 3.6% 2 7.1% 17 60.7% 8 28.6% 4.14 0.705 Rasa lelah dan jenuh

yang dirasakan saat bekerja 1 3.6% 1 3.6% 7 25% 10 35.7% 9 32.1% 3.89 1.031

Selain gaji/upah yang cukup memadai, lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung kenyamanan bekerja karyawan. Sebanyak 78.6% responden menanggap bahwa jumlah jam kerja yang diberikan kepada karyawan cukup dan tidak menganggu aktivitas lainnya. Penggunaan teknologi khususnya di bidang teknik terus dilakukan pembaharuan. Sebanyak 64.3% karyawan mengatakan kalau mereka bekerja sebagian besar berhubungan dengan alat-alat teknologi.

(45)

41

C. Peluang untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan diri

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Hak otonomi dalam

pengambilan keputusan 0 6 21.4% 10 35.7% 9 32.1% 3 10.7% 3.32 0.945 Perasaan saat pimpinan meminta anda memberikan masukan 2 7.1% 5 17.9% 8 28.6% 10 35.7% 3 10.7% 3.25 1.110 Nyaman dengan beban

kerja saat ini 0

3 10.7% 2 7.1% 16 57.1% 7 25% 3.96 0.881 Menjabat lebih dari

satu posisi 0 0 4 14.3% 6 21.4% 18 64.3% 4.50 0.745 Kenyamanan kerja saat

rangkap jabatan 8 28.6% 11 39.3% 2 7.1% 6 21.4% 1 3.6% 2.32 1.219 Perusahaan melakukan evaluasi terhadap pekerjaan 0 2 7.1% 2 7.1% 16 57.1% 8 28.6% 4.07 0.813 Tingkat kepuasan anda

terhadap hasil evaluasi perusahaan 1 3.6% 0 7 25% 16 57.1% 4 14.3% 3.79 0.833 Rasa tanggung jawab

terhadap pekerjaan 0 0 2 7.1% 13 46.4% 13 46.4% 4.39 0.629

Dengan adanya dukungan kesehatan bekerja, karyawan juga bersemangat untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan di perusahaan. Hal itu terlihat jelas bahwa sebanyak 13 responden mengatakan bahwa mereka sangat senang ketika pimpinan meminta mereka untuk memberi masukan. Hal itu menandai bahwa selama ini karyawan terus bekerja dangan baik dan memperkaya inovasi-inovasi di bidangnya.

(46)

42

D. Peluang untuk berkembang dan jaminan untuk mendapatkan keselamatan berkelanjutan

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Perusahaan

memungkinkan anda untuk naik jabatan

0 3 10.7% 3 10.7% 9 32.1% 13 46.4% 4.04 1.261 Kenyamanan dengan

kesempatan untuk naik jabatan 1 3.6% 1 3.6% 9 32.1% 13 46.4% 4 14.3% 3.64 0.911 Mengikuti pelatihan sesuai bidang 4 14.3% 6 21.4% 6 21.4% 12 42.9% 0 2.93 1.120 Seberapa bergunanya pelatihan terhadap pekerjaan 1 3.6% 0 5 17.9% 15 53.6% 7 25% 3.96 0.881 Tingkat pengunduran diri 24 85.7% 4 14.3% 0 0 0 1.14 0.356 Keinginan untuk mengembangkan kemampuan anda 0 1 3.6% 0 11 39.3% 16 57.1% 4.50 0.694 Pernah mengikuti pelatihan atau lokakarya 14 50% 14 50% 0 0 0 1.50 0.509

Dengan adanya pembaharuan-pembaharuan ide di tingkat karyawan, maka perusahaan memberikan sinyal positif kepada karyawan. Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk promosi jabatan ketika mereka sudah dikatakan layak. Artinya, masing-masing karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk naik jabatan. Sebanyak 22 responden mengatakan kalau perusahaan sangat memungkinkan sekali karyawannya untuk naik jabatan.

E. Integrasi sosial dalam organisasi kerja

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Terdiri dari beberapa

etnis 0 0 0

20 71.4%

8

28.6% 5.71 0.460 Pernah terjadi kasus

diskriminasi pekerjaan sesama pekerja 10 35.7% 15 53.6% 1 3.6% 1 3.6% 1 3.6% 1.86 0.932

(47)

43 Mendapatkan beda perlakuan dalam bekerja 1 3.6% 21 75% 3 10.7% 3 10.7% 0 2.29 0.713 Hubungan dengan sesama pekerja 0 0 0 13 46.4% 15 53.6% 4.54 0.508 Hubungan dengan pihak manajerial 0 1 3.6% 7 25% 11 39.3% 9 32.1% 4.00 0.861 Suka bekerja sama

dengan tim 0 0 0 0

28

100% 5.00 0.000 Ide-ide diapresiasi oleh

atasan 0 0 15 53.6% 7 25% 6 21.4% 3.68 0.819

Selain itu, perusahaan juga menuntut karyawannya untuk terus memiliki rasa sosial yang tinggim baik itu tertuang dalam keorganisasian maupun dalam hubungan sesama pekerja. Struktur karyawan sendiri terdiri dari beragam etnis walaupun di dominasi oleh etnis jawa sendiri. Adanya multietnis tersebut, tidak membuat perusahaan untuk membeda-bedakan perlakuan dari masing-masing karyawan. Sebanyak 15 responden mengatakan bahwa hubungan mereka dengan sesama karyawan sangat baik bahkan 71,4% responden tetap membina hubungan yang baik dengan pihak atasannya.

F. Hak-hak pekerja dan organisasi kerja

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std Deviasi Perusahaan memperhatikan hak-hak pekerja di perusahaan 0 0 1 3.6% 16 57.1% 11 39.3% 4.36 0.559 Diberikan kebebasan berekspresi 0 1 3.6% 13 46.4% 11 39.3% 3 10.7% 3.57 0.742 Memiliki budaya korporasi 0 0 0 27 96.4% 1 3.6% 1.96 0.189 Nyaman dengan budaya

korporasi 1 3.6% 0 4 14.3% 17 60.7% 6 21.4% 3.96 0.838 Perusahaan menghargai

(48)

44

masing pekerja 14.3% 75% 10.7%

Sesama pekerja saling menghargai perilaku pekerja 0 0 3 10.7% 17 60.7% 8 28.6% 4.18 0.612

Perusahaan juga tidak melarang karyawannya untuk berorganisasi baik yang ada di dalam lingkungan perusahaan maupun diluar perusahaan. Sebanyak 75% responden mengatakan kalau perusahaan memberikan kebebasan berekspresi bagi para karyawannya dan 85% responden mengatakan bahwa perusahaan menghargai perilaku dari masing-masing karyawan .

G. Ruang kehidupan menyeluruh

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std Deviasi Pengaruh pekerjaan terhadap rutinitas keluarga 1 3.6% 9 32.1% 12 42.9% 6 21.4% 0 4.36 0.559 Merasa terganggu

menikmati waktu luang dengan keluarga 1 3.6% 16 57.1% 5 17.9% 6 21.4% 0 3.57 0.742 Waktu kerja yang

diberikan sesuai 0 2 7.1% 0 21 75% 5 17.9% 1.96 0.189 Waktu istirahat sesuai

0 1 3.6% 0 21 75% 6 21.4% 3.96 0.838

Tingginya beban jam kerja yang dimiliki oleh karyawan cukup membuat pengaruh terhadap rutinitas dengan keluarga. Sebanyak 63% responden mengatakan bahwa pengaruh pekerjaan terhadap rutinitas keluarga cukup besar. Ketika produksi TBS sedang naik maka jam lembur akan bertambah sehingga waktu dengan keluarga juga akan tersita. Penyitaan waktu itu juga tidak melihat hari-hari apa saja, bahkan di hari libur juga terus berjalan dan itu dihitung sebagai jam kerja lembur.

H. Keterkaitan sosial kehidupan bekerja

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi

(49)

45 pekerjaan yang dikerjakan 7.1% 25% 46.4% 21.4% Nyaman dengan “image” perusahaan 0 1 3.6% 6 21.4% 8 28.6% 13 46.4% 4.18 0.905 Mengikuti salah satu

organisasi perusahaan 4 14.3% 7 25% 12 42.9% 5 17.9% 0 2.64 0.951 Bergabung denga kelompok masyarakat diluar perusahaan 1 3.6% 3 10.7% 11 39.3% 4 14.3% 9 32.1% 3.61 1.166 Produk perusahaan

sudah baik di pasaran 0

1 3.6% 4 14.3% 14 50% 9 32.1% 4.11 0.786 Secara keseluruhan, perusahaan sudah memperlakukan

pekerja dengan baik

0 0 4 14.3% 13 46.4% 11 39.3% 4.25 0.701

Setelah adanya hubungan yang baik antara pekerja dan perusahaan, maka terbentuk ikatan sosial diantara keduanya. Para karyawan akan bangga memakai atribut perusahaan karena sudah terbangun „image” yang baik. Sebanyak 67,8% responden mengatakan bangga dengan pekerjaan yang dikerjakan saat ini. Untuk itu, secara keseluruhan, perusahaan sudah memperlakukan karyawan dengan baik yaitu sebanyak 85, 7% responden menyikapinya.

5.9.2 Deskripsi Kondisi Kenyamanan Kerja Pada Divisi Kantor Administrasi

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std

Deviasi Perusahaan memberikan gaji

yang cukup kepada karyawan 0 0 28 93.3% 1 3.3% 1 3.3% 3.10 0.403 Gaji yang diberikan seimbang

dengan pekerjaan dan kebutuhan keluarga 0 0 10 33.3% 16 53.3% 4 13.3% 3.80 0.664 Upah yang diberikan sesuai

dengan kemampuan dan pendidikan 0 0 4 13.3% 22 73.3% 4 13.3% 4.00 0.525 Biaya beras diberikan kepada

karyawan 0 0 0

25 83.3%

5

16.7% 4.17 0.379 Fasilitas berobat gratis untuk

(50)

46

46.7% 53.3% Biaya perjalanan saat dinas

keluar kota 0 0 0

3 10%

27

90% 4.90 0.305

5.9.3 Deskripsi Kondisi Kenyamanan Kerja Pada Divisi Afdeling

Pertanyaan 1 2 3 4 5 Mean Std Deviasi Pengaruh pekerjaan terhadap rutinitas keluarga 2 5.1% 17 43.6% 18 46.2% 2 5.1% 0 2.51 0.683 Merasa terganggu menikmati waktu luang dengan keluarga

3 7.7% 14 35.9% 21 53.8% 1 2.6% 0 2.51 0.683

Waktu kerja yang diberikan sesuai 8 20.5% 4 10.3% 1 2.6% 21 53.8% 5 12.8% 3.28 1.395 Waktu istirahat sesuai

0 7 3.6% 0 21 75% 6 21.4% 3.79 0.923

(51)

47 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah

1. Bahwa karyawan perkebunan merasa cukup terhadap gaji yang diterima walaupun dari beberapa karyawan afdeling menganggap gaji mereka tidak cukup.

2. Jumlah jam kerja yang diberikan perusahaan juga tidak terlalu signifikan menganggu kegiatan lainnya. Jam kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

3. Perusahaan juga tidak menutup kemungkinan bagi karyawan yang ingin mengembangkan kemampuan diri mereka di perusahaan. Perusahaan juga membutuhkan ide-ide baru dari karyawan.

4. Hubungan yang terbina selama ini juga berjalan dengan baik. Hubungan dengan sesama pekerja tetap berjalan dengan baik, bahkan mereka memiliki komunitas-komunitas didalamnya. Hubungan dengan atasan juga terbina dengan baik, hal itu terlihat bahwa tidak ada

6.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah

1. Perlu dibina kembali hubungan diantara karyawan aga semakin harmonis hubungan antra sesama pekerja dan pihak atasan.

Gambar

Tabel 1. Rencana Target Capaian
Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Dolok Ilir
Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 sasaran strategis yang ingin dicapai dengan prioritas sasaran adalah: meningkatkan penerimaan Fakultas (bobot 10%),

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pengomposan menggunakan bioaktivator MOL limbah tomat dan EM4 berjalan dengan normal berdasarkan gambaran fluktuasi suhu, pH,

Jika sistem kendali fuzzy logic mempunyai 2 input 1 output dan masing-masing input mempunyai 5 label membership function maka jumlah maksimum rule adalah 25 sehingga waktu

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

peningkatan produktivitas karet kering lima kali lebih tinggi dengan menggunakan klon - klon unggul dibandingkan bahan tanaman.. semaian terpilih dan mas a

Kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut etnis Jawa baik pada aspek psikologis dan etnis Madura baik pada aspek spiritual dan interaksi sosial.. Terdapat perbedaan antara etnis

Graha Sarana Gresik yang memiliki 10 urusan unit dengan bidang yang berbeda-beda dan total omzet lebih dari 5 miliyar rupiah setiap bulannya seharusnya memiliki suatu sistem