• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan peningkatan jumlah arus kunjungan kapal dan volume barang yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Berdasarkan direktori Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2012, tahapan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahun 1877 Pelabuhan Tanjung Priok mulai dibangun yang diawali dengan pembangunan kolam pelabuhan 1, selesai tahun 1883.

2. Tahun 1914 dimulai pembangunan kolam pelabuhan II yang disebabkan oleh kebutuhan karena kongesti kapal pada tahun 1912. Pembangunan kolam pelabuhan II ini selesai tahun 1917.

3. Tahun 1917 pengembangan pelabuhan dilanjutkan dengan pembangunan tempat penyimpanan batubara oleh perusahaan maritim milik Belanda yaitu Nederland Indonesie Steenkolen Handel Maatscpaij (NISHM) dan Jalan Raya Ancol.

4. Tahun 1921 Pembangunan kolam pelabuhan III dimulai karena terjadinya depresi, pembangunannya baru selesai tahun 1932.

5. Tahun 1935 pembangunan “Bendungan Delapan” Sunter diteruskan dan bermuara di kali Legoa.

6. Tahun 1936 pembangunan siphon berpintu di Bintang Mas, Ancol di bawah terusan Ancol untuk mencegah pendangkalan pelabuhan.

7. Tahun 1943 alur pelayaran dan kolam pelabuhan dibersihkan oleh tentara pendudukan Jepang karena tertutup kapal-kapal rusak akibat pertempuran dengan tentara Belanda tahun 1942.

8. Tahun 1950 Pelabuhan Tanjung Priok mengalami kongesti dan barang-barang dipindahkan ke Lapangan Banteng Jakarta, kemudian dilelang tahun 1951.

9. Tahun 1955 pembangunan dermaga kolam pelabuhan Nusantara I untuk kegiatan bongkar muat kapal-kapal antar pulau. Peresmian Pelabuhan Nusantara I oleh wakil presiden Dr. Mohammad Hatta.

10. Tahun 1971 gudang-gudang maupun lapangan penumpukan barang tidak mampu lagi menampung barang sehingga untuk mengantisipasi keadaan ini dibentuk Tim Penerbitan Pelabuhan yang dikenal dengan nama “Tim Walisongo” dalam rangka memodernisasi Pelabuhan Tanjung Priok yang bekerjasama dengan Pelabuhan Amsterdam Belanda.

11. Tahun 1974 dimulai pembangunan terminal peti kemas di Pelabuhan III timur berupa dermaga, lapangan penumpukan dan gudang berikut dengan pengadaan peralatan penunjang lainnya.

12. Tahun 1978 untuk melayani arus kedatangan kapal peti kemas yang terus meningkat, terminal peti kemas yang belum selesai tahap pembangunannya, mulai dioperasikan tidak secara penuh atau sebagai uji coba.

13. Tahun 1981 tanggal 20 Mei 1981 pembangunan tahap pertama terminal peti kemas selesai dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto. September tahun 1981 selesai pula dibangun dermaga

(2)

pelabuhan Nusantara II yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.

14. Tahun 1990 Terminal Peti Kemas Koja pada pertengahan tahun 1955 yang pembangunannya selesai pada tahun 1997.

15. Tahun 1999 pembangunan terminal serbaguna dimulai dan dirancang untuk melayani secara khusus kegiatan bongkar muat peti kemas antar pulau.

16. Tahun 2005 manajemen Pelabuhan Tanjung Priok bekerjasama dengan PT. Prima Nur Panurjwan membangun dermaga serbaguna nusantara dengan menggunakan sistem Deck on Pile (pelat beton yang ditompang dengan tiang pancang). Demaga serbaguna nusantara ini telah mulai diuji coba pada Juli 2005 dengan menggunakan dua unit Harbour Mobile Crane dengan dukungan lapangan penumpukan seluas 3 ha dengan kedalaman -8 LWS. Dermaga sepanjang 514 m mulai beroperasi penuh pada 19 Desember 2005 untuk melayani kegiatan bongkar muat peti kemas antar pulau dan barang umum atau general cargo.

Wilayah hinterland yang dilayani Pelabuhan Tanjung Priok sangat luas jika dilihat dari wilayah asal dan tujuan barang (Gambar 3.1). Hal ini sangat didukung oleh jangkauan pelayanan yang cukup luas dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan fasilitas dan prasarana yang ada sehingga dapat dilalui beragam jenis ukuran kapal yang belum tentu dimiliki oleh pelabuhan lain di Indonesia. Tetapi sebagai daerah hinterland primernya berada tetap di dalam Pulau Jawa terutama DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sebagian wilayah Jawa Tengah Bagian Barat. Walaupun Pelabuhan Tanjung Priok mempunyai hinterland seluas wilayah Jawa Barat tetapi beberapa komoditi yang ada sebagaian mengalir menuju pelabuhan lain seperti Pelabuhan Ciwandan, Banten dan Pelabuhan Cirebon yang berada di dalam kawasan Jawa Barat dan Banten, dengan pertimbangan efisiensi dan ongkos transportasi yang timbul (IPC 2012).

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

(3)

Profil Pelabuhan Tanjung Priok

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau yang disingkat dengan nama PT Pelindo II (Persero) adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia. Perusahaan jasa kepelabuhanan yang didirikan pada tanggal 1 Desember 1992 lalu itu, sejak 22 Februari 2012 berubah nama dari PT Pelindo II (Persero) menjadi Indonesia Port Corporation (IPC). IPC berkantor pusat di Jakarta dan memiliki wilayah operasi di 10 provinsi serta mengelola 12 pelabuhan.

Pelabuhan-pelabuhan di bawah manajemen IPC yaitu Pelabuhan Teluk Bayur di Provinsi Sumatera Barat, Pelabuhan Jambi di Provinsi Jambi, Pelabuhan Boom Baru di Provinsi Sumatera Selatan, Pelabuhan Bengkulu di Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Panjang di Provinsi Lampung, Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Provinsi Bangka Belitung, Pelabuhan Banten di Provinsi Banten, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Sunda Kelapa di Provinsi DKI Jakarta, Pelabuhan Cirebon di Provinsi Jawa Barat serta Pelabuhan Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat.

Saat ini IPC memiliki tiga anak perusahaan, satu perusahaan afiliasi, dua sub unit bisnis dan satu Kerja Sama Operasi (KSO). Ketiga anak perusahaan IPC adalah PT Rumah Sakit Pelabuhan (PT RSP), PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI) dan PT Electronic Data Interchange (PT EDI). Perusahaan afiliasi adalah PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT). Untuk kedua sub unit bisnis adalah Tanjung Priok Car Terminal (TPT) dan Pusat Pelatihan Kepelabuhanan (PPK). Adapun Kerja Sama Operasi (KSO) adalah Terminal Peti Kemas Koja (TPK Koja).

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan cabang kelas utama di bawah pengelolaan IPC dan merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia yang memiliki fasilitas terlengkap dan modern berbasis teknologi informasi. Tingginya aktivitas bongkar muat didukung oleh lengkapnya fasilitas dan peralatan bongkar muat yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok bila dibandingkan dengan Pelabuhan lain yang berada di bawah manajemen IPC, serta fasilitas intermodal yang lengkap di Pelabuhan Tanjung Priok mampu mendistribusikan logistik ke seluruh kota di Indonesia. Melalui dukungan teknologi dan fasilitas modern, Pelabuhan Tanjung Priok telah mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir hingga berkapasitas di atas 4000 TEUs yang secara langsung datang dari dan menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional.

Sebagai anak perusahaan IPC, Pelabuhan Tanjung Priok yang bergerak di bidang peti kemas, PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI) turut memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan bongkar muat peti kemas skala nasional dan internasional. PT MTI adalah anak perusahaan yang bergerak dalam tiga segmen usaha yaitu Multi Purpose Terminal, Container Terminal dan Freight Forwarding. Perusahaan ini merupakan hasil spin off dari Divisi Usaha Terminal (DUT) di bawah Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. PT MTI yang didirikan pada 15 Februari 2002 bertujuan untuk mengoptimalkan potensi bisnis dan memperkuat keunggulan bersaing sebagai penyedia jasa kepelabuhanan (IPC 2011).

Perusahaan afiliasi yang juga memiliki wilayah kerja di Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) yang didirikan pada

(4)

tahun 1999 memiliki bidang usaha pelayanan bongkar muat peti kemas baik ekspor maupun impor. Saham mayoritasnya dimiliki Hutchison Port Holding Group (HPH Group) sebesar 51% dan sisanya 48,9% dimiliki Perseroan Indonesia II dan Koperasi Pegawai Maritim. Pada awal berdirinya PT JICT mampu menangani 1,8 juta TEUs dan meningkat hingga 2,4 juta TEUs pada akhir tahun 2007. Terminal ini didukung dengan fasilitas yang modern, dan peralatan teknologi informasi yang canggih dan realtime yakni Container Terminal Management System (CTMS). Kinerja operasional di terminal ini cukup efisien, hampir tidak ada waktu tunggu (waiting time) untuk melayani kegiatan bongkar muat peti kemas kemampuan layanan peti kemas mencapai 26 box/crane/hour (box per peti kemas per jam). Dengan lingkup operasional dan kapasitas yang ada, PT JICT merupakan terminal peti kemas terbesar dan tersibuk di Indonesia, dengan penambahan dermaga sepanjang 552 m dan lapangan penumpukan seluas 3,5 ha. PT JICT saat ini mampu melayani arus peti kemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok hingga 3 juta TEUs per tahun (IPC 2011).

Pengoperasian Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan kerjasama antara PT Pelindo II atau IPC dengan PT Ocean Terminal Peti Kemas yang kemudian dialihkan ke Hutchison Ports Indonesia. Kerja sama operasi mulai beroperasi sejak tahun 1998 dan saat ini IPC memiliki 55 % kepemilikan saham. Melalui areal yang tersedia, TPK Koja mampu menampung peti kemas untuk impor hingga 7500 TEUs dan untuk ekspor hingga 6700 TEUs. Pada tahun 2003 dilakukan penambahan panjang dermaga 200 m sekaligus penyediaan peralatan bongkar muat peti kemas dan meningkatkan pelayanan (IPC 2011). Terminal peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai daerah penelitian disajikan pada Gambar 3.2.

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

(5)

Letak Geografis Pelabuhan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di Teluk Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan batas perairan meliputi daerah yang dibatasi garis lurus yang menghubungkan titik-titik kordinat yakni :

• 06-07-15S → 106-49-18 E • 06-04-00S → 106-51-24 E • 06-04-00S → 106-55-10 E • 06-06-05S → 106-55-10 E

Daerah lingkungan kerja Pelabuhan Tanjung Priok terdiri dari daratan dan perairan yang pengaturannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 16 Tahun 1972 dan SK.146/0/1972 tanggal 1 Juni 1972.

Kondisi Hidro-Oceanografi (Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012). 1. Hidrografi

Keadaan pantai sekitar Pelabuhan Tanjung Priok landai dan dasar lautnya lumpur pasir. Kedalaman alur masuk sekitar 10-14 m.

2. Pasang Surut

a. Waktu tolak GMT + 7 jam

b. Muka surutan (ZO) : 60 cm dibawah duduk tengah c. Sifat pasang surut : harian tunggal

d. Tunggang air rata-rata pada pasang purnama : 86 cm e. Tunggang air rata-rata pada pasang mati : 26 cm 3. Arus

Posisi station arus tower : 05 0 – 54’ – 34’’ LS dan 107 0 – 00’ – 14 BT. Kecepatan maksimum arus pada umumnya mencapai 1 knot dengan arah sekitar 050 0 terjadi pada air surut. Arus bukan pasang surut mempunyai kecepatan sekitar 0,3 knot dengan arah 0450 kecepatan arus pasang surut mencapai 1,1 knot pada waktu spring tides dengan arah sekitar 050 0 pada waktu air surut dan sekitar 230 0 pada waktu air pasang. 4. Gelombang

Tinggi gelombang pada umumnya berkisar 0,1 s.d 1 m, periode gelombang berkisar 8 detik, panjang gelombang mencapai kejauhan 1-21 m, tinggi gelombang berkisar antara 20-50 cm, kondisi tersebut berubah-ubah tergantung pada kecepatan angin.

5. Suhu

Suhu di perairan Teluk Jakarta cenderung semakin tinggi semakin ke daerah pantai. Kisaran suhu rata-rata pada bulan April dan Mei antara 21,10 C s.d 29,7 0 C, suhu maksimum mencapai kisaran antara 29,1 0 C s.d 29,7 0 C. Pada bulan Oktober dan Nopember suhu maksimum bisa mencapai 28,6 0 C s.d 29,2 0 C. Pada saat-saat tertentu bisa meningkat sampai dengan 30,5 0 C sedangkan suhu terendah berkisar 26,5 0 C. 6. Iklim

Iklim Pelabuhan Tanjung Priok mempunyai iklim tropis. Iklim mengalami dua musim yaitu musim hujan (wet season) atau manson barat terjadi pada bulan Oktober sampai dengan April dengan kelembaban nisbi maksimum 81 0 dan kelembaban minimum 71 0 dengan rata-rata kelembaban per tahun 75 %. Curah hujan rata-rata

(6)

perbulan 156,7 mm dengan rata-rata hari hujan 11,9 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 555,6 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 45,5 mm. Musim kemarau (dry season) atau manson Timur terjadi pada bulan April sampai dengan Oktober.

Pertumbuhan Arus Barang Pelabuhan Tanjung Priok

Pertumbuhan kegiatan ekonomi di Pelabuhan Tanjung Priok dapat diukur dari jumlah atau arus barang dan arus kunjungan kapal. Arus barang berdasarkan perdagangan di terminal konvensional Pelabuhan Tanjung Priok periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami pertumbuhan, baik volume impor maupun ekspor. Volume arus barang terendah pada tahun 2009, namun terus meningkat dari tahun ke tahun periode 2010 dan 2011, dengan jumlah total mencapai 44 743 458 ton pada tahun 2010 dan 52 768 672 ton di tahun 2011 yang dilihat dari volume impor, ekspor, in bound dan out bound. Pertumbuhan volume arus barang ekspor-impor dan antar pulau di terminal konvensional Tanjung Priok disajikan pada Gambar 3.3.

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Import 11 996 578 12 336 717 11 900 538 12 536 807 17 574 667 Export 7 379 221 5 479 989 5 427 255 4 693 648 4 510 157 In Bound 15 787 613 16 868 999 15 152 551 18 117 924 17 699 200 Out Bound 6 817 502 7 363 821 8 341 276 9 395 079 12 984 648 Total 41 980 914 42 049 526 40 821 620 44 743 458 52 768 672

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

Gambar 3.3 Arus barang melalui terminal konvensional

Volume arus barang peti kemas (container) berdasarkan kemasan di terminal konvensional Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 sampai 2011. Volume arus barang kontainer di terminal konvensional

0 10 20 30 40 50 60 2007 2008 2009 2010 2011 Ju ta T on T EU s Tahun Import Export In Bound Out Bound Total

(7)

tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah total mencapai 18 623 910 ton dan terendah pada tahun 2007 dengan volume sebesar 10 491 462 ton.

Pertumbuhan arus barang berdasarkan kemasan di terminal konvensional Pelabuhan Tanjung Priok disajikan pada Gambar 3.4.

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 General Cargo 7 889 879 9 155 398 8 366 494 10 811 092 9 734 704 Bag Cargo 1 763 415 1 519 271 1 483 985 1 466 706 2 641 590 Liquid Cargo 6 333 766 7 985 389 7 846 171 8 356 501 9 687 979 Dry Bulk 8 200 546 12 093 930 11 400 432 10 694 621 12 080 489 Container 10 491 462 11 109 249 11 724 538 13 414 539 18 623 910

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

Gambar 3.4 Arus barang berdasarkan kemasan melalui terminal konvensional Pertumbuhan arus barang melalui container di masing-masing dermaga, meliputi JICT, TPK Koja dan dermaga konvensional Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami peningkatan dalam periode 2007 sampai 2011. Secara umum terjadi peningkatan arus container dari tahun ke tahun. Volume terbesar terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah total mencapai 5 649 119 ton. Lebih jelasnya gambaran fluktuasi peningkatan dan penurunan jumlah arus barang disajikan pada Gambar 3.5. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2007 2008 2009 2010 2011 Ju ta T on T EU s Tahun General Cargo Bag Cargo Liquid Cargo Dry Bulk Container

(8)

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 JICT (TEUs) 1 821 292 1 995 781 1 675 395 2 095 008 2 265 202 TPK KOJA (TEUs) 702 861 704 618 620 172 754 592 839 245 KONV. (TEUs) 1 165 630 1 283 879 1 509 338 1 762 912 2 544 672 TOTAL (TEUs) 3 689 783 3 984 278 3 804 905 4 612 512 5 649 119

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

Gambar 3.5 Arus barang melalui container di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2007-2011 masing-masing dermaga

Jumlah box peti kemas yang dibongkar atau dimuat tiap container crane di masing-masing dermaga Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami peningkatan pada periode 2007 hingga 2011. Gambaran lebih jelas mengenai jumlah box container disetiap dermaga Pelabuhan Tanjung Priok disajikan pada Gambar 3.6.

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 2007 2008 2009 2010 2011 Ju ta to n T EU s Tahun JICT (TEUs) TPK KOJA (TEUs) KONV. (TEUs) TOTAL (TEUs)

(9)

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 JICT (TEUs) 1 212 564 1 340 878 1 128 049 1 422 319 1 531 069 TPK KOJA (TEUs) 478 907 472 731 409 648 496 065 550 461 KONV. (TEUs) 986 743 1 069 327 1 266 386 1 459 064 2 111 291 TOTAL (TEUs) 2 678 214 2 882 936 2 804 083 3 377 448 4 192 821

Sumber : Directory Pelabuhan Tanjung Priok 2012

Gambar 3.6 Jumlah box container di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2007-2011 pada masing-masing dermaga

Profil Pelabuhan Singapura

Pelabuhan Singapura merupakan pelabuhan laut paling besar dan paling sibuk di kawasan Asia Tenggara. Sebagai pelabuhan bersifat hub port, Pelabuhan Singapura terus menerus mengalami jumlah peningkatan total arus barang melalui kontainer setiap tahunnya. Total kontainer yang melakukan bongkar muat melalui dermaga (throughput) di terminal kontainer Pelabuhan Singapura periode 2006 sampai 2013 disajikan pada Gambar 3.7.

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 2007 2008 2009 2010 2011 Ju ta T EU S Tahun JICT (TEUs) TPK KOJA (TEUs) KONV. (TEUs) TOTAL (TEUs)

(10)

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.7 Total container throughput Pelabuhan Singapura

Gambar 3.7 menunjukkan bahwa total container throughput Pelabuhan Singapura pada tahun 2006 sebesar 24,7 juta TEUs, tahun 2007 mengalami peningkatan container throughput menjadi 27,9 juta TEUs, dan pada tahun 2008 container throughput Pelabuhan Singapura mencapai angka 29,9 juta TEUs. Pada tahun 2009 container throughput Pelabuhan Singapura mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya hanya mencapai 25,8 juta TEUs dan tahun 2010 berhasil meningkat kembali sebesar 28,4 juta TEUs, namun jumlahnya masih lebih baik pada tahun 2008. Selanjutnya tiga tahun berturut-turut container throughput Pelabuhan Singapura mengalami peningkatan dengan total sebesar 29,9 juta TEUs pada tahun 2011, 31,6 juta TEUs ditahun 2012 dan pada tahun 2013 container throughput Pelabuhan Singapura mencapai angka 32,5 juta TEUs.

Dalam rangking dunia, Pelabuhan Singapura senantiasa menempati peringkat pertama atau kedua sejak tahun 2008 sebagai pelabuhan tersibuk di dunia untuk tonase kargo dan juga lalu lintas container. Pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang tertuang dalam lampiran Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011, disebutkan bahwa peringkat Pelabuhan Tanjung Priok dalam jalur pelayaran container berada pada peringkat 26 dan merupakan pelabuhan yang bersifat regional hub, jauh berbeda dengan peringkat Pelabuhan Singapura yang menduduki peringkat 1 dan berstatus sebagai mega hub untuk jalur pelayaran container dunia.

0 5 10 15 20 25 30 35 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Ju ta T EU s Tahun

(11)

Keterangan: Nomor dalam Lingkaran menunjukkan peringkat pelabuhan di dunia Sumber: Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011

Gambar 3.8 Peringkat pelabuhan dalam jalur pelayaran container dunia Pada tahun 2012 peringkat Pelabuhan Singapura berada pada posisi dua dengan volume arus peti kemasnya sebesar 31,65 juta TEUs sedangkan Pelabuhan Tanjung Priok menempati rangking ke-22 dengan volume arus peti kemasnya sebesar 6,10 juta TEUs lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2011 (The Journal of Commerce and ports, August 20, 2012 and August 19, 2013). Urutan rangking, nama pelabuhan dan negaranya serta jumlah volume arus peti kemasnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Singapura juga merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah paling kecil yang memiliki pelabuhan yang terhubung dengan 600 pelabuhan di seluruh dunia dan ada lebih dari 100 negara yang berhubungan dengan Pelabuhan Singapura (PSA, 2013). Pelabuhan ini juga difungsikan untuk mengelola kargo minyak dimana terdapat hampir 50% minyak mentah dunia transit di Pelabuhan Singapura.

(12)

Sumber : Jurnal Spatial Organization of World Maritime Container Transportation Networks Geographical Research (2008)

Keterangan : pada Gambar 3.9 menunjukkan wilayah-wilayah dari jangkauan pelabuhan menurut arus lalu lintas perdagangan dunia

Gambar 3.9 Arus lalu lintas perdagangan dunia di Asia, Eropa, Africa dan Oceania yang terhubung dengan Pelabuhan Singapura

Pelabuhan Singapura juga melakukan jaringan transportasi pelayaran harian (daily sailing) ke beberapa pelabuhan di dunia. Jaringan daily sailing dan konektivitas yang melakukan transshipment dengan Pelabuhan Singapura dapat dirinci yaitu untuk pelayaran setiap hari (daily sailing to) untuk negara-negara antara lain USA, Eropa, Japan, China, Hongkong, Taiwan, Asia bagian Selatan dan Tenggara. Konektivitas dengan perusahaan pelayaran mencapai 200 shipping lines, konektivitas dengan pelabuhan mencapai 600 pelabuhan, terkait dengan 123 negara. Setiap dua sampai tiga menit, kapal tiba di atau berangkat dari Pelabuhan Singapura. Setiap hari, lebih dari 60 000 container dimuat atau dibongkar dari lebih 60 kapal container. Ini adalah titik fokus untuk 200 jalur pelayaran dengan link ke lebih dari 600 pelabuhan dilebih dari 120 negara di seluruh dunia. Gambaran daily sailing Pelabuhan Singapura dapat dilihat pada Gambar 3.10 berikut ini.

(13)

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.10 Jaringan daily sailing transportasi Pelabuhan Singapura

Pada tahun 1946 Serikat Pekerja Pelabuhan Singapura terbentuk. Delapan belas tahun kemudian tepatnya pada tahun 1964 Port of Singapore Authority dibentuk dan berlandaskan hukum. Pada tahun 1971 Singapura mengambil alih fungsi pangkalan laut Inggris di Sembawang, dan menetapkan Sembawang sebagai dermaga khusus Pelabuhan Singapura. Setahun kemudian di tahun 1972 terminal Tanjong Pagar beroperasi untuk pertama kalinya. Pelabuhan Singapura mencapai 1 juta TEUs untuk pertama kalinya pada tahun 1981 dan di tahun 1982 Pelabuhan Singapura menjadi pelabuhan tersibuk di dunia dengan tonase pengiriman. Pelabuhan Singapura terus berupaya meningkatkan pelayanan infrastruktur elektroniknya dengan memperkenalkan versi pertama dari PORTNET di tahun 1984 yang dapat diakses selama 24 jam dengan hubungan elektronik one-stop dengan pelabuhan lokal dan komunitas pengiriman barang. PORTNET ini bertujuan untuk menyederhanakan dan mengintegrasikan proses operasional yang kompleks di seluruh pelabuhan dan komunitas pelayaran di Pelabuhan Singapura, sehingga memudahkan para pengguna layanan logistik baik dalam dan luar negeri untuk memonitor dan mengatur dengan baik pergerakan barang dan dokumen. Selanjutnya tahun 1988, Pelabuhan Singapura mengimplementasikan program elektronik CITOS dalam industri pelabuhan. CITOS adalah sistem yang mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh aspek operasi pelabuhan di lima terminal container Port of Singapore Authority (PSA) setiap saat untuk memastikan bahwa setiap aset di pelabuhan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Sehingga di tahun 1990 Pelabuhan Singapura berhasil melewati 5 juta TEUs dan didaulat menjadi pelabuhan container terbesar di dunia untuk pertama kalinya (PSA 2013).

(14)

Terminal Keppel untuk pertama kalinya beroperasi pada tahun 1991, dan di tahun 1994 Pelabuhan Singapura berhasil mencapai 10 juta TEUs arus peti kemas yang melewati Pelabuhan Singapura. Pada tahun 1997 PSA Corporatises berganti nama menjadi PSA Corporation Limited. Tahun 1998 Pelabuhan Singapura menjadi terminal operator pertama yang berhasil menangani 100 juta container sejak dimulainya operasi era kontenerisasi. Pada tahun 2000 Terminal Pasir Panjang secara resmi dibuka dan di tahun 2005 Pelabuhan Singapura berhasil mencapai 20 juta TEUs sehingga masuk dalam Joint Venture dengan Mediterranean Shipping Company (MSC) untuk bersama-sama mengelola dan mengoperasikan terminal peti kemas MSC di Terminal Pasir Panjang. Tahun 2006 perusahaan pelayaran EMMA Maersk, containership terbesar di dunia dengan kapasitas 11.000 TEUs masuk ke Terminal Pasir Panjang. Selanjutnya pada tahun 2007 Pelabuhan Singapura bekerjasama dengan perusahaan NYK mengoperasikan terminal mobil pertama di Pelabuhan Singapura yang berada di Terminal Pasir Panjang, dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 2009 Pasir Panjang Automobile Terminal mulai beroperasi.

(a)

(b) Sumber : PSA 2013

Gambar 3.11 (a) Pelabuhan Singapura berlatar belakang Pulau Sentosa; (b) PSA Singapore terminal

(15)

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.12 Arus lalu lintas kapal yang berada di Pelabuhan Singapura

Terminal dan Fasilitas Terminal Pelabuhan Singapura

Pelabuhan Singapura adalah hub port global yang menunjukkan kerja sama dan konektivitas yang relatif tinggi khususnya pada pelayanan jaringan operator independen. Popularitasnya sebagai pelabuhan persinggahan di banyak pelayaran kapal disebabkan terutama oleh kondisi cuaca yang menguntungkan dan lokasi geografis yang strategis dengan akses laut alamiah. Pelabuhan Singapura terletak di rute perdagangan utama dunia dan letak posisinya yang strategis untuk jalur wilayah Utara-Selatan perdagangan ekonomi dengan Australia dan Intra-Asia. Alasan lainnya yang menjadikan Pelabuhan Singapura sebagai hub port global adalah dikarenakan Pelabuhan Singapura memiliki lingkungan usaha yang kondusif dan berkembang dengan baik, selain itu juga memiliki manajemen yang baik serta didukung dengan sarana infrastruktur yang menarik bagi investasi asing untuk dapat meningkatkan nilai impor dan ekspor domestik. Pelabuhan Singapura memiliki perputaran waktu yang cepat dalam menangani container dengan waiting time yang dimiliki hampir zero time. Hal tersebut dikarenakan Pelabuhan Singapura memiliki fasilitas yang modern serta distribusi logistik yang canggih yang dapat meningkatkan volume transshipment. Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di kawasan Asia dalam satu dekade terakhir ini juga mengakibatkan kinerja Pelabuhan Singapura semakin meningkat.

Pelabuhan Singapura memiliki wilayah hinterland yang lebih besar diantaranya yaitu negara-negara Asia Tenggara, Samudera Hindia, Teluk Persia, dan Samudera Pasifik. Pelabuhan Singapura hanya digunakan sebagai tempat perpindahan barang atau bongkar muat dan kemudian untuk diteruskan ke negara-negara tujuan. Pelabuhan Singapura sendiri memiliki pengguna jasa pelabuhan untuk kapal-kapal pelayaran yang paling tinggi di dunia dengan jumlah lebih dari

(16)

3000 kapal/bulan, dan untuk kapal cargo yang melalui Pelabuhan Singapura rata-rata mencapai 4703 buah kapal dalam waktu 157 hari, sehingga Pelabuhan Singapura merupakan salah satu pelabuhan yang sangat penting untuk pelayaran jaringan global.

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.13 Lokasi terminal Pelabuhan Singapura

Port of Singapore Authority (PSA) mempunyai lima terminal dan 1 dermaga khusus, lima terminal berfungsi untuk mengoperasikan container yaitu Terminal Tanjong Pagar, Terminal Keppel, Terminal Brani, Terminal Pasir Panjang 1 dan Terminal Pasir Panjang 2 serta Dermaga Sembawang (Sembawang wharves). Dermaga Sembawang berfungsi sebagai multi purpose terminal yang menangani break bulk dan kargo khusus termasuk alat-alat berat, baja dan kabel. Dermaga Sembawang juga memberikan pelayanan penyewaan pergudangan untuk jangka panjang dan jangka pendek serta fasilitas tempat penyimpanan terbuka.

(17)

Sumber : Jurnal regional production, Information-communication technology and developmental state : the rise of Singapore as a global container hub (2001).

Gambar 3.14 Kepadatan arus container di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura

Terminal container yang dianggap paling maju adalah Terminal Pasir Panjang yang dilengkapi dengan dermaga hingga 16 meter dan memiliki quay crane yang mampu mencapai 22 rows containers untuk dapat ditampung di kapal container terbesar di dunia. Di Terminal Pasir Panjang juga terdapat Pasir Panjang Terminal Otomotif atau Pasir Panjang Automobile Terminal (PPAT) yang mulai beroperasi pada bulan Januari tahun 2009 dan dedikasikan sebagai terminal mobil pertama di Singapura. Pasir Panjang Terminal Otomotif beroperasi sebagai hub transshipment kendaraan dengan memiliki sebuah halaman parkir terbuka dan halaman tempat penyimpanan mobil yang dapat menampung sekitar 20 000 mobil.

Terminal Pasir Panjang pada tahun 2013 melakukan tahap reklamasi untuk pembangunan terminal Pasir Panjang 3 dan 4. Terminal Pasir Panjang 3 dan 4 direncanakan akan memiliki 15 dermaga baru, dengan panjang mencapai 6000 meter dan kedalaman 18 meter.

(18)

(a) (b) Sumber : Pelabuhan Singapura 2013

Gambar 3.15 (a) dan (b) Proses reklamasi pembangunan untuk Terminal Pasir Panjang 3 dan 4

Fasilitas terminal yang dimiliki oleh Pelabuhan Singapura secara umum dapat disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 PSA Singapore terminal facilities

PSA Singapore Terminal Facilities Container berths (Dermaga Kontainer) (dermaga) 56

Panjang dermaga (meter) 16.160

Area (Ha) 628

Kedalaman (meter) 16

Quay Cranes (unit) 192

Design Capacity (TEU’s) 35.000

Sumber : PSA 2013

Berikut ini adalah gambar dan layout masing-masing terminal di Pelabuhan Singapura serta fasilitas yang dimilikinya Gambar 3.16 - 3.21.

(19)

1. Terminal Tanjong Pagar

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.16 Terminal dan layout Tanjong Pagar Pelabuhan Singapura 2. Terminal Keppel

Sumber : PSA, 2013

Gambar 3.18 Terminal Keppel Pelabuhan Singapura

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.17 Terminal dan layout Keppel Terminal Pelabuhan Singapura

(20)

3. Terminal Brani

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.18 Terminal dan layout Brani Terminal Pelabuhan Singapura 4. Terminal Pasir Panjang 1

Sumber: PSA 2013

(21)

5. Terminal Pasir Panjang 2

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.20 Terminal dan layout Pasir Panjang 2 Pelabuhan Singapura Terminal Pasir Panjang 2 ini juga memiliki tiga dermaga untuk kapal Ro-Ro. Kapal Ro-Ro yaitu kapal yang dirancang untuk mengangkut kendaraan sehingga kendaraan yang dimuat dan diturunkan dapat berjalan dengan rodanya sendiri melalui rampa (jembatan yang dapat diangkat dan dimasukkan ke dalam kapal, yang menghubungkan kapal dengan dermaga atau kade, dan dipergunakan untuk bongkar muat kendaraan atau untuk bongkar muat dengan menggunakan kendaraan pengangkut muatan) yang dipasang pada haluan, buritan atau sisi kapal (Soegiono 2006).

6. Dermaga Sembawang

Sumber : PSA 2013

Gambar 3.21 Terminal dan layout Dermaga Sembawang Pelabuhan Singapura

(22)

Tabel 3.2 Fasilitas di berbagai terminal yang beroperasi di Pelabuhan Singapura Terminal Tanjong Pagar

Container berths (Dermaga Kontainer) 7 Quay Length (Panjang dermaga) 2100 m

Luas area 85 Ha

Kedalaman kolam 15 m

Quay cranes 29 unit

Terminal Keppel

Container berths (Dermaga Kontainer) 14 Quay Length (Panjang dermaga) 3200 m

Luas area 105 Ha

Kedalaman kolam 15,5 m

Quay cranes 41 unit

Terminal Brani

Container berths (Dermaga Kontainer) 8 Quay Length (Panjang dermaga) 2400 m

Luas area 80 Ha

Kedalaman kolam 15 m

Quay cranes 32 unit

Terminal Pasir Panjang I

Container berths (Dermaga Kontainer) 11 Quay Length (Panjang dermaga) 3800 m

Luas area 160 Ha

Kedalaman kolam 15 m

Quay cranes 44 unit

Terminal Pasir Panjang 2

Container berths (Dermaga Kontainer) 12 Quay Length (Panjang dermaga) 4000 m

Luas area 170 Ha

Kedalaman kolam 16 m

Quay cranes 46 unit

Dermaga Ro-Ro 3

Dermaga Sembawang

Berths (Dermaga) 4

Quay Length (Panjang dermaga) 660 m

Luas area 28 Ha

Kedalaman kolam 11.4 m

Sumber : PSA 2013

Fasilitas terminal container yang dimiliki Pelabuhan Singapura untuk dermaga container secara berurutan yang paling banyak jumlahnya adalah Terminal Keppel dengan 14 dermaga, lalu urutan ke-2 ada pada Terminal Pasir Panjang 2 dengan 12 dermaga, urutan ke-3 di Terminal Pasir Panjang 1 dengan jumlah 11 dermaga container, diurutan ke-4 ada pada Terminal Brani dengan jumlah dermaga container 8 buah, dan dermaga container yang paling sedikit dimiliki oleh Terminal Tanjong Pagar dengan jumlah 7 buah dermaga container.

(23)

Dermaga sembawang memiliki jumlah dermaga 4 buah namun dermaga ini khusus diperuntukkan bukan untuk dermaga container.

Untuk ukuran panjang dermaga container Terminal Pasir Panjang 2 memiliki dermaga terpanjang dengan panjang dermaga mencapai 4000 m, lalu panjang dermaga terpanjang ke-2 ada pada Terminal Pasir Panjang 1 dengan panjang dermaga mencapai 3800 m, Terminal Keppel yang memiliki dermaga container terbanyak namun hanya berada diurutan ke-3 untuk ukuran panjang dermaga yaitu 3200 m, sedangkan Terminal Brani ada pada urutan ke-4 dengan panjang dermaga yang dimiliki sebesar 2400 m, dan urutan ke-5 ada pada Terminal Tanjong Pagar dengan panjang dermaga yang dimiliki sepanjang 2100 meter.

Luas area terminal container Pelabuhan Singapura yang terluas berada pada Terminal Pasir Panjang 2 dengan luas area 170 Ha, lalu diikuti Terminal Pasir Panjang 1 dengan luas 160 Ha, Terminal Keppel berada pada urutan ke-3 dengan luas area terminal seluas 105 Ha, luas terminal container pada urutan ke-4 ada pada Terminal Tanjong Pagar dengan luas sebesar 85 Ha, dan Terminal Brani urutan ke-5 memiliki luas terendah dengan luas area sebesar 80 Ha.

Terminal container yang berada pada Pelabuhan Singapura rata-rata memiliki kedalaman perairan 15 m bahkan ada yang mencapai 16 m, sehingga membuat Pelabuhan Singapura dapat disinggahi oleh kapal-kapal container yang bermuatan di atas 16 000 TEUs. Terminal Pasir Panjang 2 memiliki kedalaman perairan terluas dengan maksimal kedalaman mencapai 16 m, lalu pada urutan ke-2 yang memiliki kedalaman perairan mencapai 15,5 m dimiliki oleh Terminal Keppel. Untuk Terminal Tanjong Pagar, Terminal Brani, dan Terminal Pasir Panjang 1 masing-masing memiliki kedalaman perairan sedalam 15 meter.

Fasilitas yang wajib dimiliki oleh terminal container adalah quay container yang berfungsi untuk melakukan perpindahan container dari kapal ke terminal container. Pelabuhan Singapura di setiap terminalnya memiliki jumlah quay container yang berbeda. Adapun terminal yang memiliki jumlah quay container terbanyak adalah Terminal Pasir Panjang 2 yaitu sebanyak 46 unit, lalu pada urutan ke-2 terbanyak adalah Terminal Pasir Panjang 1 dengan jumlah 44 unit, Keppel terminal berada pada urutan ke-3 dengan jumlah quay container sebanyak 41 unit. Urutan ke-4 dan ke-5 adalah Terminal Brani dengan 32 unit dan Terminal Tanjong Pagar sebanyak 29 unit.

Gambar

Gambar 3.1 Peta potensi hinterland Pelabuhan Tanjung Priok
Gambar 3.2 Terminal area di Pelabuhan Tanjung Priok
Gambar 3.3 Arus barang melalui terminal konvensional
Gambar 3.4 Arus barang berdasarkan kemasan melalui terminal konvensional
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.10.2 mengidentifikasi dan Mendiskusikan konsep momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta hukum kekekalan momentum dalam berbagai penyelesaian masalah..

a) Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan, misalnya komunikasi yang sifatnya serius, pesan-pesan atau gagasan yang akan disampaikan

Tampilan antarmuka tentang penyakit yang ditunjukkan merupakan tampilan halaman yang muncul ketika pengguna mengklik tombol daftar gejala dan penyakit pada halaman utama, pada

Sebaliknya, Jika nilai f-hitung lebih besar dari f-tabel (F-hitung > F-tabe maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linear seccara sgnifikan antara variabel

Penggunaan BOK untuk Balai Kesehatan Masyarakat yang merupakan UPT kabupaten/kota untuk meningkatkan jangkauan pelayanan promotif dan preventif di luar gedung

Pengklasifikasian karakter tulisan tangan adalah salah satu tahap dari proses pengenalan karakter tulisan tangan yang diawali dengan pengambilan data, segmentasi, klasifikasi

MySQL merupakan sistem manajemen basis data yang bersifat relational, artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada kegiatan pelaksanaan penemuan kasus Avian Influenza di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas