• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016 ISSN:"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,

AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan

Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,

IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel

Muktiwibowo, A.

V

o

lu

m

e

(

4

)

N

o

m

o

r

(2

)

E

d

is

i

Ju

li

2

0

1

6

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1. Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.

2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll.

3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384

ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

(3)

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

Penanggung Jawab

Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Pengarah

I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Ketua

Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris

I Wayan Yuda Manik

Bendahara

Ni Made Swanendri

Penyunting dan Reviewer

I Putu Rumawan Salain Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi

I Ketut Mudra Ngakan Putu Sueca Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit

I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada

Desainer Cover

Antonius Karel Muktiwibowo

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016

ISSN No. 9 772338 505762

Hak Cipta  2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung

jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh

kontributor.

(4)

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:

1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.

3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.

4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital

8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.

9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.

Keterangan umum:

1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.

2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis naskah untuk ditanggapi.

(5)

Editorial

Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal. Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.

Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 2 ini.

(6)

Daftar Isi

Halaman

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii

Editorial ... iv

Daftar Isi ... v

1. Pengembangan Universitas Dhyana Pura di Badung: Esensi, Konsep, dan Output Pengembangan.

(Made Joshua Evan Arnawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Wayan Yuda Manik) ... 1-6

2. Apartemen Taman Pintar Sains di Denpasar, Bali: Sarana Melali sambil Melajah Sains yang Menyenangkan

(Made Agastia Bethari Rahayu, Widiastuti, dan I Wayan Wiryawan) ... 7-10

3. Galeri Kain Bali di Kabupaten Gianyar, Bali: Perancangan Arsitektur pada Bangunan Galeri Kain.

(Kadek Suwi Yantari, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 11-14

4. Fasilitas Agrowisata Terintegrasi Dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana Kintamani Bangli Bali: Modifikasi Rumah Tradisional Bali Aga Sebagai Penginapan

(I Putu Arys Wira Wicaksana, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ... 15-18

5. Pusat Sosial Remaja di Denpasar: Implementasi Konsep atau Gaya “Industrial Pop-Art”.

(Putu Gama Yasa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 19-22

6. Gedung Planetarium di Bali: Bentuk dan Tampilan pada Bangunan.

(Dewa Ayu Citra Dewi, Nengah Keddy Setiada, dan I Nyoman Surata) ... 23-26

7. Resort Hotel di Klungkung, Bali: Penerapan Gaya Arsitektur Tropis

(I Made Darma, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Sudiarta) ... 27-32

8. Chinese Garden Restaurant And Family Karaoke di Gianyar, Bali: Karakter ‘Oriental Modern’

pada Rancangan

(Ni Wayan Bella Handayani,, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 33-38

9. Pusat Pelatihan Anak Berkebutuhan Khusus di Bangli, Bali: Perencanaan Konsep Desain Pada Rancangan

(Ida Ayu Dian Kurniantari, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 39-44

10. Pusat Pelatihan Yoga di Kabupaten Tabanan, Bali.

(Ni Nyoman Ayuk Widiari, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Dewa Gede Agung Diasana Putra) ... 45-50

11. Pusat Modifikasi dan Penjualan Aksesoris Mobil di Denpasar, Bali.

(I Gusti Bagus Sukma Esa, I Wayan Gomudha, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 51-56

12. Perancangan UPT Puskesmas Kuta Selatan 2, Badung, Bali.

(I Gusti Ngurah Eddy Suryadinata, Syamsul Alam Paturusi, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 57-62

13. Beach Mall di Gianyar, Bali.

(I Wayan Parsika Utama, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta)... 63-68

14. Perancangan Elite Basketball Academy di Denpasar, Bali.

(Cokorda Widhiyani, I Made Suarya, dan I Ketut Mudra) ... 69-72

15. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar, Bali.

(Andi Rayno Ulvania Saransi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 73-78

16. Sirkuit Motocross di Tabanan:Penerapan Tema Harmonis pada Rancangan.

(7)

17. Pusat Pengembangan Kesenian Jegog di Jembrana, Bali: Pengaplikasian Tema Neo-Vernakular pada Tampilan Desain

(I Gede Arya Pradnya Prasana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Ni Made Swanendri) ...85-88

18. Wadah Komunitas Perancang Mode di Denpasar, Bali.

(I Nyoman Bagus Sakhapradnya Batan, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Wayan Wiryawan) ...89-94

19. Tempat Penitipan Anak Usia Dini di Denpasar, Bali: Implementasi Tema dalam Perancangan.

(I Wayan Windrayana Raditya, Widiastuti, dan I Wayan Yuda Manik) ...95-98

20. Fasilitas Penunjang Wisata Alam di Cluster Destinasi Abang Airawang Kintamani, Bangli: Integrasi Ekowisata dengan Perumahan Penduduk.

(I Putu Sutama Mandala, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ...99-102

21. Redesain Polsek Ubud, Gianyar, Bali: Penerapan Arsitektur Bali dalam Rancangan Desain Bangunan.

(I Wayan Ekayana Saputra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Sudiarta) ... 103-108

22. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Negara-Bali: Penerapan Langgam Neo Vernakular pada Desain.

(I Putu Adhi Adnyana Artha, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Surata) ... 109-114

23. Wedding Chapel di Kuta Selatan, Bali: Penerapan Tema dan Konsep dalam Perancangan.

(Nadia Griselda, Nengah Keddy Setiada, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 115-120

24. Galeri Seni Kriya Logam, Kulit, dan Rotan di Denpasar, Bali

(Ida Bagus Anom Artha Lingga, I Putu Rumawan Salain, dan I Putu Sugiantara) ... 121-126

25. Agrowisata Kopi Luwak di Petang, Badung.

(I Putu Dedy Sumantra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 127-130

26. Industri Pembuatan Selai Salak di Bebandem, Karangasem-Bali

(Ida Ayu Agung Martadewi, Syamsul Alam Paturusi, dan I Ketut Mudra) ... 131-136

27. Badung Sports Centre, Bali: Fasilitas Olahraga dengan Pendekatan Green Arsitektur dan Postmodern.

(I Kadek Jery Yasa, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta) ... 137-140

28. Pabrik Pengolahan Kakao di Buleleng, Bali: Penerapan Tema Arsitektur Humanis.

(Putu Siskha Pradnyaningrum, I Made Suarya, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 141-146

29. Galeri Seni Rupa Murni Nasional Indonesia di Gianyar, Bali: Konsep Perancangan.

(Simon Togar Kurniawan, I Made Adhika, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 147-150

30. Bali Surf Training Camp di Kabupaten Badung, Bali.

(I Komang Ari Wijaya Kusuma Putra, Ngakan Putu Sueca, dan I Wayan Wiryawan) ... 151-154

31. Makerspace Bengkel Kreatif di Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Tropical Artistic” dalam Perancangan.

(Made Ukrania Sanjiwani, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 155-158

32. Pengembangan Desain Wisata Pantai Lepang, di Klungkung, Bali: Pola Penataan Zonasi dan Bangunan Pelindung Pantai.

(I Gede Agus Prayoga, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 159-164

33. Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.

(I Gusti Ayu Mirah Tiarasani Artawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Ketut Mudra) ... 165-170

34. Water Sport di Pantai Melasti, Ungasan, Bali: Teori dan Perancangan Fasilitas Water Sport.

(I Putu Gede Jayantara, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Sudiarta)... 171-176

35. Taman Budidaya Lebah Madu Organik di Karangasem, Bali.

(Putu Ari Martina Dewi, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 177-180

36. Taman Budaya Karangasem di Amlapura: Penerapan Tema Regionalisme dalam Konsep Perancangan.

(8)

37. Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Denpasar-Bali: Implementasi Green Architecture.

(Azvin Ghara Krisopras, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 187-190

38. Universal Wedding Venue di Kecamatan Ubud, Bali

(Violeta Charisma Saragih, I Wayan Gomudha, dan I Nyoman Susanta) ... 191-196

39. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali Bangli, Bali: Perwujudan Tema Green Architecture.

(Desak Putu Korpiyoni, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Anak Agung Gede Djaja Bharuna S.) ... 197-200

40. Museum dan Cafe Kopi di Kintamani, Bali: Penerapan Tema Rastik Tempo Dulu pada Desain.

(Ni Komang Nalatri Sudapradnyani, Syamsul Alam Paturusi, dan I Nyoman Surata) ... 201-204

41. Ekowisata Rice Terrace Jatiluwih, Tabanan-Bali: Pengembangan Fasilitas Wisata Berwawasan Lingkungan dan Konservasi.

(I Gede Bayu Pratama, Ciptadi Trimarianto, dan I Putu Sugiantara)... 205-210

42. Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli, Bali: Penataan Kawasan Wisata Spiritual.

(I Putu Adi Sumar Bawa, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati)... 211-214

43. Agrowisata Coklat di Badung Utara, Bali: Sustainable Architecture pada Rancangan.

(I Gede Gandhi Silantara, Anak Ayu Agung Oka Saraswati, dan I Wayan Wiryawan) ... 215-218

44. Redesain Pasar Desa Adat Blahkiuh, Badung-Bali: Tinjauan Tema, Konsep Perencanaan, dan Konsep Perancangan.

(I Putu Indra Pramartha Pande Usadi, I Made Suarya, dan I Wayan Yuda Manik) ... 219-222

45. Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung.

(I Gede Wahyu Kusuma, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan Evert Edward Moniaga) ... 223-228

46. Museum Nelayan Tradisional Bali di Kabupaten Klungkung: Penerapan Tema Profesi, Tradisi, dan Prosesi Nelayan Tradisional Bali Pada Rancangan.

(I Putu Aditya Oka Pratana, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan I Nengah Lanus) ... 229-232

47. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura, Bali: Kapasitas Gedung Gereja dan Tata Letak Bangunan.

(I Komang Ari Gunawan, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Surata) ... 233-238

48. Co-working Space di Kota Denpasar, Bali: Penerapan Tema Perancangan “Creative Urban

Space”.

(Cynthia Indah Prayanti, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ida Bagus Ngurah Bupala)... 239-242 49. Redesain GOR Basket Ngurah Rai Denpasar, Bali: Implementasi Tema “We Play As One”.

(Putu Rahadi Setiawan, Widiastuti, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 243-246

50. Redesain Mandala Wisata Samuantiga, Bali: Penerapan Teman Neo Vernakular

(I Made Ari Suryawan, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 247-250

51. E-Sport Arena Berstandar Internasional di Badung, Bali: Teori dan Perancangan E-Sport Arena.

(Julio, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Susanta)... 251-256

52. Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.

(Kadek Ayu Inten Lestari, Nengah Keddy Setiada, dan I Ketut Mudra) ... 257-262

53. Pengembangan Pasar Tradisional Desa Sidemen, Karangasem-Bali: Pengaplikasian Tema Rekreasi pada Konsep Perancangan Pasar.

(I Dewa Ayu Sukma Dewi, I Made Suarya, I Wayan Yuda Manik) ... 263-266

54. Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi di Sebatu Kabupaten Gianyar, Bali: Penataan dan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya.

(I Gede Wirawan, Ciptadi Trimarianto, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 267-272

55. Bali United Football Academy di Gianyar, Bali.

(Deny Indra Yuliasmadi, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 273-278

56. Redesign Pasar Kodok di Tabanan, Bali: Penerapan Tema pada Ruang Luar dan Ruang Dalam.

(I Putu Eka Apriliantara, I Made Adhika, dan I Nengah Lanus) ... 279-282

57. Museum Transportasi Darat di Bali: Penerapan Tema Teknologi Edukatif pada Rancangan.

(9)

58. Taman Kupu-Kupu di Badung, Bali: Perancangan Fasilitas Rekreasi dan Pelestarian Alam.

(I Nyoman Triwikrama, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan I Nyoman Susanta) ... 289-292

59. Bali Skatepark di Badung, Bali: Penerapan Tema “The Beauty of Extreme” pada Rancangan.

(A.A. Gd. Raka Fajar Raditya, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 293-296

60. Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bangli: Tema “Home Sweet Home” dengan Menerapkan Bentuk Neo-Vernakular.

(Cok Gde Agastya Prawira Putra, I Wayan Kastawan, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 297-300

61. Pusat Komunitas Fotografi di Bali: Penerapan Tema Light and Shadow pada Bangunan.

(Made Resta Handika, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nengah Lanus) ... 301-306

62. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Bali: Harmonisasi Unsur Modern dan Tradisional Bali dalam Fungsi Pertunjukan Seni.

(Gede Yogi Swara Pradita Nanda, Nengah Keddy Setiada, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 307-310

63. Kompleks Komersial dan Hunian Terpadu di Badung, Bali: Penerapan Arsitektur Bioklimatik pada Rancangan.

(I Kadek Saka Anggarika Suwirna B, Syamsul Alam Paturusi, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 311-314

64. Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar, Bali: Fasilitasi Produk Seni Tari Legong.

(I G. N. Surya Suta Riadi, Ciptadi Trimarianto, dan Ni Made Swanendri) ... 315-320

65. Sport Club di Denpasar, Bali

(A.A. Ngr. Manik Satriya Wicaksana, I Made Adhika, dan I Wayan Wiryawan) ... 321-326

66. Rumah Perawatan Anak Penderita Kanker di Denpasar, Bali: Naungan Kegiatan Paliatif, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Penderita Kanker

(I Gusti Agung Ngurah Wisnu Maha Adi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Wayan Yuda Manik) ... 327-330

67. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh, Bali: Suatu Pendekatan terhadap Pengembangan Fasilitas Wisata Air.

(Ajus Wiranata, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Evert Edward Moniaga) ... 331-336

68. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Smart Market” dalam Konsep Perancangan.

(Ida Bagus Joni Mantara, Ngakan Putu Sueca, dan I Nyoman Sudiarta) ... 337-342

69. Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung, Bali: Penerapan Suasana Ramah dan Bersahabat terhadap Kegiatan dalam Bangunan.

(I Putu Indra Satyawan, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 343-346

70. Wisata Alam Persawahan di Ubud, Bali: Penerapan Tema dalam Desain Arsitektur Kegiatan Wisata Alam.

(Ida Bagus Gede Eka Arimbawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 347-352

71. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Ceking Tegallalang, Gianyar-Bali: Pengembangan Pariwisata dan Konservasi Persawahan.

(I Wayan Muliana, Gusti Ayu Made Suartika, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 353-358

72. Redesain Sasana Budaya di Tabanan, Bali: Tema Perancangan Arsitektur.

(Anak Agung Yudi Adi Wedana, I Wayan Kastawan, dan I Wayan Wiryawan) ... 359-362

73. Pusat Kegiatan dan Informasi Arsitektur di Denpasar, Bali: Pengaplikasian Rain Catcher Tree sebagai Solusi Sistem Konservasi Air Hujan.

(Ketut Ryan Budhi Saputra, I Made Suarya, dan I Nengah Lanus) ... 363-368

74. Industri Pengolahan Buah Stroberi di Desa Pancasari, Bali: Penerapan Tema “Fresh and

Healthy” dalam Desain.

(Gede Fendi Permana Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan I Nyoman Sudiarta) ... 369-372

75. Pet Care Center di Denpasar, Bali: Penerapan Tema dan Konsep Perancangan dalam Desain Bangunan.

(I Gede Rai Dwija Putra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 373-376

76. Objek Wisata Alam di Bukit Asah, Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, Bali: Merancang Massa Bangunan di Area Bertransis.

(10)

77. Pusat Kerajinan Bahan Daur Ulang di Denpasar, Bali: Teori dan Perancangan.

(Putu Sutristya Adi Putra, Nengah Keddy Setiada, dan I Wayan Yuda Manik) ... 383-388

78. Redesain Pasar Umum Sukawati di Kabupaten Gianyar, Bali: Arsitektur Neo Vernakular

(Rangga Seta Ugrasena, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Nengah Lanus) ... 389-392

79. Rumah Duka dan Krematorium di Tabanan, Bali.

(Puspita Yuliana Dewi, Widiastuti, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 393-396

80. Organic Bakery di Denpasar, Bali: Desain Interior Organic Bakery dengan Konsep Open Kitchen.

(Hapsari Widya Pratiwi, Widiastuti, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 397-400

81. Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan, Buleleng, Bali: Penerapan Tema “Back To Nature” pada Rancangan.

(Ignasius Gede Irwan Dinata, Widiastuti, dan Ni Made Swanendri) ... 401-404

82. Redisain Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, Bali: Penerapan Konsep Tri Angga pada Desain.

(I Komang Budi Suryawan, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 405-410

83. Taman Mini Rumah Tradisional Bali di Kabupaten Badung, Bali: Pengembangan Arsitektur Tradisional Manjadi Pariwisata di Bali

(I Made Gandhi Pramana Putra, Ngakan Putu Sueca, dan Nengah Keddy Setiada) ... 411-414

84. Pasar Wisata Tradisional di Gianyar, Bali.

(I Putu Arik Okayana Suputra, I Gusti Bagus Budjama, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 415-418

85. Eco Resort Villa di Kecamatan Kuta Selatan: Penerapan Green Roof pada Unit Honeymoon Suite

Villa dalam Eco Resort Villa di Kecamatan Kuta Selatan, Bali.

(A. A. Ngr. Gde Wirottama Putra, I Made Suarya, dan Ni Made Swanendri) ... 419-426

86. Redesain Pasar Tampaksiring di Kabupaten Gianyar, Bali: Konsep Tampilan dan Material Bangunan.

(Putu Manik Yoga Sahadewa, I Nyoman Surata, dan I Wayan Yuda Manik) ... 427-430

87. Redesain Kantor Bupati Bangli, Bali.

(Indra Pranananda, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ... 431-434

88. Stadion Softball di Kota Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Bentuk Massa Bangunan dan Ruang Luar pada Stadion Softball.

(I Wayan Juliarta, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ... 435-438

89. Sport Center di Gianyar, Bali: Penerapan Tema, Bentuk, dan Tampilan Bangunan.

(I Kadek Darma Putra, I Wayan Kastawan, dan I Nyoman Susanta) ... 439-442

90. Pusat Budidaya Anggrek Hibrida di Tabanan, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan Interior pada Bangunan.

(I Kadek Adi Pramana, Nengah Keddy Setiada, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 443-448

91. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Vokal di Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Bangunan dan Ruang Dalam.

(Anggi Yogiarta, I Wayan Gomudha, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 449-454

92. Pengembangan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali: Studi Mengenai Penentuan Tema yang Ideal.

(Dian Fajar Prasetyo, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ciptadi Trimarianto) ... 455-458

93. Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.

(Putu Yoga Pratama Adi Putra, Ida Ayu Armeli, dan Putu Gede Sukarsana) ... 459-462

94. Galeri Kerajinan Patung Batu di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.

(Wayan Gede Aldi Sujaya, Nengah Keddy Setiada, dan Gusti Ayu Made Suartika) ... 463-468

95. Galeri Gambuh dan Gong Kebyar di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Luar pada Bangunan.

(Ida Bagus Gede Eka Narayana Mas, I Made Adhika, dan Putu Gede Sukarsana) ... 469-474

96. Perencanaan Fasilitas Sistem Resi Gudang di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan Interior pada Bangunan.

(11)

97. Redesain Pasar Blahbatuh, Gianyar: Tema, Tampilan Entrance, dan Tampilan Bangunan.

(I Made Saptika, I Nengah Lanus, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 481-486

98. Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Badung-Bali

(I Wayan Wahyu Raditya, I Made Adhika, dan I Putu Sugiantara) ... 487-492

99. Wedding House di Desa Kelating, Tabanan, Bali: Perancangan dengan Tema Romantis dan Tipologi Bangunan Neo-Vernakular.

(Dewa Ayu Putu Nanda Pradnya Dianti, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Bagus Budjana)... 493-496

100. Redesain Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit Buleleng, Bali: Penataan dan Pengembangan Dermaga.

(I Gusti Bagus Made Sumertadana, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 497-500

101. Pusat Bisnis Kerajinan Kulit di Kabupaten Badung, Bali.

(I Gede Bayu Dewanthara, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 501-506

102. Hotel Resort Agro di Desa Belimbing, Tabanan: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.

(Aika Andreyana, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 507-510

103. Pengembangan Hunian sebagai Akomodasi Wisata di Desa Pangsan, Badung-Bali: Penerapan Konsep Tampilan Bangunan.

(Dewa Putu Gede Angga Darmawan, Ida Ayu Armeli, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 511-514

104. Relokasi Pasar Tradisional Desa Adat Buduk, Bali: Penerapan Langgam Arsitektur Tropis.

(I Putu Handy Mahendrayasa, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 515-518

105. Museum Sepeda Motor di Kabupaten Badung, Bali: Tema dan Konsep Perancangan.

(12)

I Wayan Wahyu Raditya (1204205015)1), I Made Adhika2), dan I Putu Sugiantara3)-Penataan Desa Wisata

PENATAAN DESA WISATA BONGKASA PERTIWI DI KECAMATAN ABIANSEMAL, BADUNG-BALI

I Wayan Wahyu Raditya1) I Made Adhika2), dan I Putu Sugiantara3)

1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

wahyu.raditya@yahoo.com

2)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

adhika20022002@yahoo.com

3)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ABSTRACT

Tourism in Bali especially in Badung regency has grown quickest among Bali’s other regents. The growth of tourism in Badung regent are mostly in southern region, therefore it needed another newer alternative. Desa Wisata (village tourism) is one of the programs which developed by Badung’s government, however one of the village named Bongkasa Pertiwi doesn’t qualify the standard yet, so it have to be designed in better regulation. The regulation and design aim to make Bongkasa Pertiwi be the first Desa Wisata which qualified and competitive. The methods used were interview and observation to gain the information about its potentials and problems. The regulation and design including maximize the potentials, land use, circulation, building, signage and many more. Its potentials and problems will be synchronized to find the solutions to qualify the standard and increase the quality of Desa Wisata Bongkasa Pertiwi.

Keywords: Rural Planning, Village Tourism, Culture ABSTRAK

Pariwisata di Bali sudah berkembang sangat pesat, khususnya di kabupaten badung. Jenis pariwisata yang paling menonjol adalah menikmati potensi pantai dengan matahari tenggelam yang indah. Setiap tahun kedatangan wisatawan terus bertambah sehingga akomodasi yang dibutuhkan terus bertambah. Hal ini menyebabkan kepadatan pada badung bagian selatan pada khususnya dan bali pada umumnya sehingga perlu adanya alternatif dan pemerataan pariwisata. Selain itu perkembangan pariwisata yang ada sekarang terkesan meninggalkan budaya Bali, yang merupakan daya tarik utama Pulau Bali. Desa Wisata merupakan suatu langkah yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah untuk mengembalikan pariwisata dengan potensi utama kebudayaan. Kerena program ini baru diterapkan pada tahun 2010 di Kabupaten Badung, oleh sebab itu kebanyakan desa wisata masih kurang memenuhi persyaratan sesuai regulasi dan teori salah satunya Desa Wisata Bongkasa Pertiwi. Oleh sebab itu maka perlu dilakukan penataan pada desa yang agar program ini dapat berjalan sebagai mana yang diinginkan.

Kata Kunci: Penataan, Desa Wisata, Potensi Budaya

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2010 tentang Penetapan Desa Wisata di Badung, Terdapat 11 Desa yang ditetapkan untuk menjadi Desa Wisata, salah satunya adalah Desa Bongkasa Pertiwi. Bongkasa pertiwi adalah desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Badung. Desa ini adalah pemekaran dari Desa Bongkasa, yang hanya terdiri dari 3 banjar, yaitu Banjar Karang Dalem I, Banjar Karang Dalem II, dan Banjar Tegal Kuning. Desa Wisata ini telah dikunjungi oleh wisatawan dengan jumlah rata-rata 500 kunjungan per hari pada 3 objek wisata yaitu Rafting, ATV dan Paintball Mayoritas dari wisatawan mengunjungi wisata arung jeram/rafting yang memanfaatkan arus Sungai Ayung yang sudah ada sebelum desa ini ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Badung. Selain itu wisatawan juga menikmati persawahan dan jalur terjal dengan memanfaatkan keadaan tanah desa yang dinamis dengan wisata ATV (any terrain vehicle).

Dari sekian jumlah wisatawan yang datang ke Desa Bongkasa Pertiwi tak satupun yang mengunjungi budaya asli setempat yang dimiliki oleh desa, padahal desa ini memiliki potensi budaya dan alam lainnya yang belum diketahui oleh wisatawan. Wisatawan hanya diarahkan langsung ke lokasi objek wisata buatan yang dimiliki oleh pihak luar desa. Hal ini tentu bertentangan dengan konsep desa wisata yang seharusnya

(13)

menonjolkan potensi budaya dan alam setempat. Belum adanya lembaga/badan yang mengatur desa wisata merupakan salah satu faktor dari permasalahan tersebut. Selain itu bertambahnya kunjungan tiap tahunnya sebanding lurus dengan bertambahnya kendaraan yang digunakan oleh wisatawan untuk mencapai lokasi wisata, seperti bus, mobil pribadi dan mobil travel. Hal ini menyebabkan terjadinya kepadatan secara perlahan pada jalan lingkungan desa.

Potensi budaya yang dapat diangkat sebagai poin tambahan dari desa wisata ini seperti tari sakral

Calonarang khas desa ini, perang sambuk, tari beringin, sekaa gong, teater ataupun kegiatan adat pada

saat upacara tertentu yang dapat disaksikan secara langsung. Begitu pula potensi alam dari desa ini antara lain sawah yang dikelola oleh Subak, tebing tepian Sungai Ayung dengan panorama yang indah, dan Sungai Ayung tentunya yang telah dimanfaatkan untuk wisata Rafting. Dari segi sumber daya manusianya, masyarakat desa juga memiliki keahlian sebagai pengrajin perak, pelukis, dan pematung. Hasil dari kerajinan tersebut dapat dipasarkan sebagai souvenir khas desa.

Dari pemaparan tersebut, sekian banyak potensi yang dimiliki desa berpeluang untuk dipasarkan ke 500 wisatawan yang datang perharinya. Diperlukan suatu wadah yang menampung dan mengordinir kegiatan pariwisata di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi agar wisatawan yang datang mengetahui tentang potensi apa saja yang ada. Penataan dilakukan dengan pendekatan konservasi untuk mempertahankan adat dan budaya desa, dan mencegah dampak akibat pariwisata yang tidak terkontrol tanpa penataan yang jelas. Selain itu pemenuhan syarat dan standar yang sesuai dengan regulasi pemerintah dan menurut teori guna menjadikan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi sesuai dengan konsep Desa Wisata yang seharusnya.

Rumusan Masalah

Dari pemaparan sebelumnya maka rumusan masalah yang dapat diambil, antara lain: (1) Apa potensi dari Desa Bongkasa Pertiwi dan fasilitas apa saja yang perlu ditata?, (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat penataan pariwisata di Bongkasa Pertiwi?, (3) Bagaimana konsep penataan desa wisata Bongkasa Pertiwi?

Tujuan

Adapun tujuan dari penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi adalah sebagi berikut: (1) Menata Desa Wisata Bongkasa Pertiwi agar memenuhi standar sebuah daya tarik wisata, (2) Memaksimalkan potensi alam dan budaya setempat untuk dijadikan atraksi dan penunjang kegiatan kepariwisataan, (3) Menjaga Desa Bongkasa Pertiwi untuk mencegah terjadinya pembangunan yang tidak terkontrol akibat tuntutan pariwisata.

Metode Penelitian

1) Judul diambil dari banyak hal yang melatar belakangi perlunya penataan di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi.

2) Selanjutnya dari latar belakang tersebut, dilakukan tinjauan dari potensi dan juga permasalahan yang dimiliki oleh Desa Wisata Bongkasa Pertiwi. Tinjauan ini berfungsi agar penataan yang dilakukan tepat sasaran dan mampu memaksimalkan potensi desa.

3) Selanjutnya dilakukan tinjauan literatur, Perda Badung dan Provinsi Bali untuk lebih memahami tentang sebuah desa wisata dan standar-standar yang harus dipenuhi. Selain itu dilakukan pula stud banding pada desa wisata yang memiliki kelebihan pada aspek-aspek pendukung dari desa wisata.

4) Dari data dan pemahaman yang diperoleh, selanjutnya dirumuskan spesifikasi umum tentang penataan yang akan dilakukan. Spesifikasi khusus merupakan penjabaran lebih rinci tentang apa yang akan ditata.

5) Tema yang digunakan adalah untuk memberikan warna pada penataan yang akan dilakukan.

6) Seanjutnya dilakukan pemrograman dari aktivitas dan kebutuhan ruang yang akan diwadahi. Setelah itu pemrograman tentang penataan tapak yang akan dilakukan yaitu dengan strategi mulai dari tata guna lahan hingga ke tata bangunan dan sebagainya.

7) Setelah melalui langkah yang telah dijabarkan, maka selanjutnya adalah perumusan konsep penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi mulai dari yang makro hingga ke hal yang mikro. Konsep yang akan dibahas adalah konsep tata guna lahan, tata bangunan, tata hijau dan ruang terbuka, sirkulasi dan sebagainya berdasarkan 8 penyusun elemen kawasan.

(14)

I Wayan Wahyu Raditya (1204205015)1), I Made Adhika2), dan I Putu Sugiantara3)-Penataan Desa Wisata

PENATAAN DESA WISATA BONGKASA PERTIWI

Analisa Potensi dan Permasalahan

Berdasarkan observasi langsung pada Bulan Oktober 2015 – Januari 2016 maka diperoleh data baik dari permasalahan yang menghambat desa wisata maupun dari potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang desa wisata. Dari segi permasalahan, ditinjau menggunakan standar regulasi pemerintah dan syarat sebuah desa wisata, maka desa ini belum memenuhi beberapa poin dari standar tersebut, secara garis besarnya antara lain, belum adanya pusat informasi pariwisata, badan pengelola, tempat sampah, angkutan lokal, dan catering service. Selain itu, desa ini mampu mendatangkan wisatawan hanya dikarenakan objek wisata buatan berupa Rafting, ATV, dan Paintball, tanpa mengetahui budaya setempat yang lainnya. Banyaknya pengunjung yang mencapai rata-rata 500 orang perhari menyebabkan banyaknya kendaraan yang lalu-lalang dan menyebabkan kepadatan.

Jika ditinjau dari segi potensi desa, terdapat potensi budaya antara lain, tari-tarian sacral khas daerah seperti Calonarang, Sekaa angklung, seni tari, seni teater dan upacara keagamaan lainnya. Arsitektur setempat masih dijaga oleh masyarakat yang kental dengan kaidah Arsitektur Tradisional Bali. Seperti pada lingkungan rumah warga di Jalan Dewi Gangga, berpotensi untuk dikonservasi karena masih menggunakan aturan rumah Tradisional Bali untuk dijadikan cerita tentang perubahan arsitektur setempat di masa mendatang. Desa ini memiliki suasana yang masih asri dan jauh dari kebisingan kota, tumbuhan hijau masih mendominasi luasan desa sebesar 75km2. Dari segi potensi alam terdapat persawahan yang masih dilestarikan oleh masyarakat melalui kelompok Subak dan membentang luas sehingga memberikan pemandangan yang indah pun dengan teraseringnya. Terdapat pula tebing yang merupakan tepian Sungai Ayung yang menawarkan panorama indah desa seberang yaitu Desa Kedewatan, Ubud. Dari segi sumber daya manusianya desa ini memproduksi kerajinan perak, lukisan dan patung yang dapat dijadikan souvenir. Letak dari potensi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Strategi dan Konsep Penataan

Penataan dilakukan dengan menggunakan pendekatan 8 elemen pembentuk kawasan menurut Shirvani (1985), yaitu tata guna lahan, masa dan bentuk bangunan, sirkulasi dan parkir, tata hijau dan ruang terbuka,

Gambar 1. Gambaran Umum Potensi Desa

Sumber: Raditya, 2016:15

Gambar 2. Tata Guna Lahan Desa Existing

(15)

jalur pedestrian, pendukung aktivitas, sistem penanda, serta konsrevasi dan preservasi. Strategi penataan dengan mensinkronkan antara bengunan yang sudah ada (existing) dengan bangunan penunjang pariwisata baru yang akan ditambahkan. Memecahkan masalah dan menambahkan potensi desa sebagai objek wisata. Untuk itu, kawasan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi dibagi menjadi 3 segmen, berdasarkan aktivitas existing dan sifat objek wisata yang akan ditambahkan. Pada Segmen I disebut sebagai zona konservasi, dikarenakan terdapat potensi konservasi rumah tradisional setempat pada lingkungan tersebut. Pada Segmen II difokuskan untuk penunjang kegiatan Desa Wisata, salah satunya terdapt pusat informasi dan parkir sentral. Dan yang terakhir adalah Segmen III, yang merupakan zona pelengkap karena potensi yang ada tidak terlalu banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Wisatawan yang sebelumnya dapat mengakses langsung masing-masing objek wisata dengan kendaraab pribadi/ travel, akan ditata kembali agar parkir bersama di sebuat areal parkir sentral. Di lokasi ini pengelola akan berperan untuk memberikan wisatawan informasi tentang Desa Wisata Bongkasa Pertiwi sebelum menuju objek masing-masing dengan kendaraan lokal yang disediakan oleh desa.kendaraan ini akan beroperasi untuk antar-jemput wisatawan dalam jumlah rombongan. Hal ini diharapkan mampu mengurangi jumlah kendaraan yang menyebabkan kepadatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk menghindari wisatawan yang langsung menuju objek wisata dan tidak mengetahui isi dari Desa Bongkasa Pertiwi secara keseluruhan seperti kasus yang terlah terjadi sebelumnya. Selain itu masyarakat akan mendapatkan pemasukan lebih selain iuran wajib dari pengusaha swasta ke Banjar setempat.

Pada pusat informasi desa wisata, akan terdapat lobby untuk menerima wisatawan, loket tiket untuk iuran berupa parkir atau sejenisnya, tempat registrasi atau memilih paket wisata. Tempat membeli souvenir, tempat informasi berupa kelas-kelas atau ruangan yang dipandu oleh pemandu wisata untuk membantu mengarahkan. Potensi yang ada akan ditampilkan dalam diorama ataupun audiovisual. Pada lokasi ini terletak pula kantor pengelola.

Gambar 3. Segmentasi dan Letak Fasilitas Desa Wisata

Sumber: Raditya, 2016:110

Gambar 4. Penyebaran Wisatawan dari Parkir Sentral

(16)

I Wayan Wahyu Raditya (1204205015)1), I Made Adhika2), dan I Putu Sugiantara3)-Penataan Desa Wisata

Aktivitas tambahan yang ditawarkan antara lain: trekking, yaitu wisata bertualang menyusuri alam desa bongkasa pertiwi, seperti potensi sawah, tebing dan dapat juga melihat rumah warga yang dikonservasi. Selain itu, kegiatan bersepeda juga mampu mengantarkan wisatawan untuk berkeliling lingkungan desa untuk melihat potensi desa. Aktivitas selanjutnya yaitu bersantai menikmati pemandangan desa Kedewatan Ubud dari tebing tepian Sungai Ayung. Fasilitas tersebut diberi nama viewpoint, wisatawan dapat juga menikmati makanan ringan atau minum sembari bersantai. Jika wisatawan berkeinginan untuk menginap, maka dapat menggunakan fasilitas homestay yang berlokasi di rumah warga. Letak fasilitas dan aktivitas ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penataan sebuah kawasan pariwisata yang berhubungan langsung dengan budaya, dalam hal ini adalah sebuah desa wisata, sangat perlu diatur dalam sebuah masterplan/ tata guna lahan yang tepat dan dikelola oleh pihak yang berkompeten. Konservasi merupakan langkah yang tepat jika tujuan dari penataan tersebut untuk menjaga dan mencegah fasilitas pariwisata buatan merusak budaya yang telah ada di desa wisata tersebut. Penataan yang dilakukan tidak hanya ditinjau dari satu sudut pandang, melainkan lebih dari satu, misalkan syarat, regulasi, kebutuhan, daya dukung dan aktivitas masyarakat existing. Sinkronisasi antar faktor tersebut sangat penting dilakukan agar penambahan fasilitas baru tidak merusak budaya setempat, karena jika suatu saat nanti fasilitas buatan tersebut mati atau sudah tidak digemari, budaya setempat masih lestari dan tetap menjadi daya tarik wisata.

Saran

Bali merupakan pulau yang dikunjungi wisatwan dikarenakan keunikan dan keberanekaragaman budayanya. hal inilah yang perlu dipertahankan, tidak seolah hanya untuk mendapaktan keuntungan pelaku pariwisata mengesampingkan budaya. Seharusnya simbiosis mutualisme antara pariwisata dan budaya harus tetap dijaga.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita R, 1981, Mengembangkan Konsep Tata Ruang Ekonomi dalam Pengembangan Wilayah, Makalah pada Simposium Nasional Pengembangan Wilayah Dalam Rangka Dies Natalis XXV Universitas Hasanudin Ujung Pandang, tanggal 10-14 September 1981.

Adisasmita R, 2010, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gumelar S. Sastrayuda, 2010, Hand Out Mata Kuliah Concept Resort And Leisure, Strategi Pengembangan

Dan Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An Integrated Sustainable Development. Approach. New

York: Van Nostrad Reinhold.

Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2000. Pengantar Pariwisata. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Pengelolaan Resort And Leisure, Tidak diterbitkan

Peraturan Gubernur Bali Nomor 41 Tahun 2010 Tentang Standarisasi Daya Tarik Wisata.

Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2010 Tentang Penetapan Kawasan Desa Wisata di Kabupaten Badung.

Perda Nomor 26 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Badung.

Prasiasa, Putu Oka 2012. Destinasi Pariwisata, Berbasis Masyarakat, Jakarta : Salemba Empat Profil Desa Bongkasa Pertiwi.

Putra, I Gusti Ngurah Rai Prayoga. 2015. Pengembangan Desa Bongkasa Pertiwi Sebagai Desa Wisata. Badung : Universitas Udayana Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur (Tidak Diterbitkan)

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitian Yogyakarta : Penerbit Andi

Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company, NY, USA

Sneyder, James C. 1985. Pengantar Arsitektur. Jakarta : Erlangga

Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta; ANDI Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

(17)

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1980 Tentang Kepariwisataan.

Gambar

Gambar 2. Tata Guna Lahan Desa Existing  Sumber: Raditya, 2016:21
Gambar 4. Penyebaran Wisatawan dari Parkir  Sentral

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004, prinsip-prinsip pembentukan Perda ditentukan sebagai berikut: (1) Perda

Anda dapat menggunakan tombol daya untuk mengalihkan Mini PC ke mode tidur atau tekan tombol selama 4 (empat) detik untuk mematikan Mini PC secara paksa.... 11 Seri ASUS Mini

Pada identifikasi umum dijumpai 128 potongan tulang belulang manusia yang tidak lengkap, setelah dibedakan berdasarkan penilaian persamaan atau perbedaan dari bentuk

menunjukkan bahwa pengaruh pemberian dosis kompos kulit buah jarak pagar terhadap bobot segar tongkol berkelobot tanaman jagung manis relatif sama, namun pada dosis 125

1210421017 NOOR AINI ARIFIEN IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK JASA SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT TBK CBANG JEMBER) 1210421019 AHMAD FIKRI FANNI ANALISIS PERLAKUAN

Sekolah juga berbasis Islam dan siswi juga beragama Islam semua maka pihak sekolah mewajibkan siswi untuk berhijab materi tentang hijab ada disampaikan disaat kelas

Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengembangkan dalam bentuk prototype model blended learning yang terintegrasi dengan

Pertemuan pertama guru melakukan refleksi dan menyuruh siswa untuk menyebutkan tentang apa yang telah dipelajari, yaitu mengenai apa itu dongeng, apa saja