• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. SAMBUTAN... iii. DAFTAR ISI... v

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. SAMBUTAN... iii. DAFTAR ISI... v"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i KATA PENGANTAR ... ii SAMBUTAN ... iii DAFTAR ISI ... v PEMAKALAH KUNCI REVITALISASI TEKS-TEKS KEARIFAN LOKAL KEMARITIMAN UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA Darmoko ... 1

PEMAKALAH UTAMA SENI KELAUTAN MEMBANGUN HARMONISASI MANUSIA DENGAN ALAM I Gede Arya Sugiartha ... 15

STRATEGI MASYARAKAT NELAYAN KEDONGANAN MENGHADAPI KEMISKINAN Purwadi Soeriadiredja ... 22

PEMAKALAH PENDAMPING EKSISTENSI PURI AGUNG KARANGASEM DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA A.A.A Dewi Girindrawardani ... 41

VARIASI BAHASA SUNDA DI DAERAH PESISIR JABAR SELATAN Asri Soraya Afsari, Teddi Muhtadin ... 50

PERILAKU BUDAYA KESEHATAN DALAM PRAKTIK PERAWATAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA MASYARAKAT PESISIR DI MANGGARAI, NTT Bambang Dharwiyanto Putro ... 57

ANALISIS PEMAKAIAN RAGAM JURNALISTIK DI SMAN 1 ABIANSEMAL: KASUS MENULIS BERITA LANGSUNG I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani, Anak Agung Putu Putra, I Ketut Nama, Ni Putu N. Widarsini, Sri Jumadiah ... 67

(3)

vi

IDEOLOGI BUDAYA MARITIM DALAM PIDATO MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

I Gusti Ayu Gde Sosiowati ... 73

CITRA DIRI PADA TEKS VERBAL MEDIA KAMPANYE PILGUB BALI I Gusti Ngurah Parthama, Ni Luh Kade Yuliani Giri ... 82

HEGEMONI BUDAYA DALAM PRAKTIK KEKUASAAN MARITIM I Ketut Darma Laksana ... 88

SITUS KAPAL U.S.A.T LIBERTY DI PANTAI TULAMBEN DALAM PERSPEKTIF ARKEOLOGI MARITIM DAN PARIWISATA

I Ketut Setiawan ... 94

KECENDERUNGAN PEMAKAIAN BAHASA BALI SEBAGAI CERMIN IDENTITAS MASYARAKAT DI DAERAH PARIWISATA NUSA DUA I Made Rajeg, Ni Luh Sutjiati Beratha, Ni Wayan Sukarini ... 100

KERAS, KASAR, PEDAS, PENUH GAIRAH KARAKTERISTIK MASYARAKAT PESISIR DALAM DRAMA ―MALAM JAHANAM‖ KARYA MOTINGGO BUSYE

I Made Suarsa ... 108

GAMBARAN PERJALANAN LAUT A.A. ISTRI AGUNG DAN SUAMINYA DARI KARANGASEM KE JEMBRANA

I Made Suastika ... 114

PERAIRAN BALI SEBAGAI RUANG BUDAYA DAN PERADABAN

I Putu Gede Suwitha ... 120

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PELESTARIAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN NILAI BUDAYA: PERSPEKTIF

BUDAYA BALI

I Wayan Cika... 128

MELACAK KEBAHARIAN NUSANTARA BERDASARKAN BUKTI-BUKTI ARKEOLOGIS

I Wayan Srijaya ... 135

REVOLUSI BIRU DAN HUMAN SECURITY NELAYAN DI KUSAMBA KLUNGKUNG

I Wayan Tagel Eddy, Anak Agung Ayu Rai Wahyuni ... 146

MEMAHAMI KATA TUGAS DALAM BAHASA INDONESIA DITINJAU DARI PELONCATAN KATEGORI DAN FUNGSI

(4)

vii

TERJEMAHAN ISTILAH KELAUTAN BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA

Ida Ayu Made Puspani ... 163

FUNGSI DAERAH PESISIR DARI MASA KE MASA DI BALI (KAJIAN KEPUSTAKAAN)

Ida Ayu Putu Mahyuni ... 172

SISTEM SEWA KONTRAK BERDASARKAN KURS DALAM NIAGA BANDAR DI BULELENGBALI, PERTENGAHAN ABAD XIX

Ida Ayu Wirasmini Sidemen ... 178

FUNGSI MITOS BHATARA BAGUS BALIAN: PUTRA DEWA DAN PUTRI PENDETA

Ida Bagus Jelantik Sutanegara Pidada ... 186

KONTROVERSIAL PERDAGANGAN KERAMIK KUNO HASIL PENGANGKUTAN DI LAUT CIREBON JAWA BARAT

Ida Bagus Sapta Jaya ... 197

WISATA BAHARI SEBAGAI DAYA TARIK OBYEK WISATA

POTENSIAL:STUDI KASUS PANTAI SANUR, DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR-BALI

Ketut Darmana ... 203

PELATIHAN PENULISAN JURNALISTIK BAGI SISWA SMAN 1 KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG

Ketut Riana, S.U, Putu Evi Wahyu Citrawati, I Nyoman Darma Putra,

Made Sri Satyawati, Wayan Teguh ... 212

MITOS TOKOH KEBO IWA DI PANTAI SOKA, TABANAN

Luh Putu Puspawati ... 218

PENGAMAN BATIN SEBAGAI SUMBER GAGASAN PENULISAN KREATIF JURNALISTIK-SASTRA DI SMAN I PETANG KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG

Maria Matildis Banda, Ida Bagus Jelantik SP, I Made Suarsa,

Sri Jumadiah dan I Komang Paramartha ... 223

ASPEK MODAL DALAM PENULISAN KARYA SASTRA PRAGMATIS Maria Matildis Banda, Sri Jumadiah ... 232

AMA DAN EMANSIPASI WANITA

Ngurah Indra Pradhana ... 242

VARIASI POLA DESKRIPSI PADA ISTILAH BUDAYA BALI PADA TEKS BERBAHASA INGGRIS

(5)

viii

PERDAGANGAN ANTAR PULAU OLEH MASYARAKAT BALI KUNO PADA ABAD IX-XIV MASEHI: KAJIAN EPIGRAFIS DAN TAPONIMI Ni Ketut Puji Astiti Laksmi, Kristiawan ... 253

REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM SAMPUL NOVEL TEENLIT INDONESIA

Ni Luh Putu Ari Sulatri, Ni Made Andry Anita Dewi ... 260

AKTIVITAS KEMARITIMAN PADA MASA BALI KUNA

Ni Luh Sutjiati Beratha, I Wayan Ardika... 266

PENGGUNAAN KENJŌGO MŌSHIWAKE ARIMASEN DAN MŌSHIWAKE GOZAIMASEN DALAM DRAMA BERBAHASA JEPANG

Ni Made Andry Anita Dewi, Silvia Damayanti ... 275

MENCERMATI KEHIDUPAN REMAJA BERMASALAH DI KOTA DENPASAR-BALI

Ni Made Wiasti, Ni Luh Arjani, I Ketut Kaler ... 282

PENGAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA JEPANG MAHASISWA DALAM KELAS CHUJOKYU KAIWA (Studi Kasus Mahasiswa Sastra Jepang, Universitas Udayana)

Ni Putu Luhur Wedayanti, Choleta Palupi Titasari ... 289

BENTUK IKONIK KELAUTAN DALAM NOVEL SUARA SAMUDRA KARYA MARIA MATILDIS BANDA

Ni Putu N. Widarsini ... 294

TATA CARA PENULISAN DAN FUNGSI SURAT RESMI, SERTA ANALISIS PERMASALAHAN DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

Ni Wayan Arnati ... 301

PENINGGALAN ARKEOLOGI DI WILAYAH DESA ADAT KEMONING MERUPAKAN PENGARUH CORAK BUDAYA HINDU/INDIA SEBAGAI AKIBAT HUBUNGAN SECARA MARITIM

Ni Wayan Herawathi ... 318

PARIWISATA BUDAYA: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERIMBANG ANTARA PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BALI

Nyoman Reni Ariasri ... 324

KEPERCAYAAN DALAM SIKLUS KEHIDUPAN PADA MASYARAKAT SUNDA PESISIR (KECAMATAN PAMEUNGPEUK, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT)

(6)

ix

JEJAK AWAL KEMARITIMAN PADA CADAS LIANG PU‘EN DI LEMBATA NTT

Rochtri Agung Bawono, Ni Ketut Puji Astiti Laksmi, Kristiawan, Coleta Palupi Titasari... 337

PURI TAMAN SABA : SIMBOLISASI PENDIDIKAN SENI BUDAYA BALI Sulandjari ... 343

(7)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 232 Denpasar, 25-26 September 2018

ASPEK MODAL DALAM PENULISAN KARYA SASTRA PRAGMATIS Maria Matildis Banda, Sri Jumadiah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang hubungan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan karya sastra dalam sudut pandang postmodern. Salah satu ciri masyarakat postmodern adalah segala sesuatu dapat dikemukakan dengan cara yang berbeda namun saling melengkapi dan sambung relasi. Misalnya upaya mendalami visi pelayanan, motivasi kerja, dan berbagai upaya pelayanan KIA yang sifatnya cenderung teknis klinis dan kaku, dapat dilakukan dengan cara yang lebih estetis humanis, melalui karya sastra.

Tujuan tulisan untuk menjelaskan hubungan karya sastra dengan KIA dengan menggunakan pengalaman menulis novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (WKdKN) sebagai contoh. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan modal (Piere Bourdieu) dan karya sastra sebagai dokumen sosial budaya menurut Wellek dan Warren. Hasilnya menunjukkan bahwa modal budaya adalah sumber data dan referensi yang mengoptimalkan kreativitas menulis karya sastra. Dengan modal budaya dapat dijelaskan bahwa kerja sama masyarakat (Deman side) dan pemerintah (Supply side) dalam bidang kesehatan dapat dilakukan melalui karya sastra.

Kata kunci: karya sastra, kesehatan ibu dan anak (kia), modal budaya, dokumen sosial budaya.

I. Pendahuluan

Salah satu ciri masyarakat postmodern adalah segala sesuatu dapat dikemukakan dengan cara yang berbeda namun saling melengkapi dan sambung relasi. Misalnya upaya mendalami visi pelayanan, motivasi kerja, dan berbagai upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang sifatnya cenderung teknis klinis dan kaku, dapat dilakukan dengan cara yang lebih estetis humanis, melalui karya sastra.

KIA berkaitan dengan tujuan pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs, hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara PBB yang ditandatangani pada saat KTT Milenium di New York september tahun 2000. MDGs memiliki 8 butir tujuan yang mesti dicapai tahun 2015: 1) menanggulangi kemiskinan; 2) mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3) mendorong kesetaraan gender; 4) menurunkan angka kematian anak; 5)

(8)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 233 Denpasar, 25-26 September 2018

meningkatkan kesehatan ibu; 6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; 7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan 8) mengembangkan kemitraan global.

KIA memenuhi nomor 3, 4, dan 5 dari tujuan MDGs dalam dinamika global. Implementasinya dilaksanakan di tingkat lokal dengan memperhatikan konsep lokalitas dalam paradigma postmodern. Konsep lokalitas dalam pandangan posmodern yaitu kecenderungan yang memungkinkan kita untuk memahami dinamika global dengan mempelajari manifestasi lokal. Dalam pemikiran postmodern, dimensi lokal dan global merupakan dua hal yang berjalan beriringan (Yusuf Lubis, 2014:4).

Paradigma ini dilakukan dengan mengoptimalkan modal budaya yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi NTT berupa buku referensi, data-data kasus, serta pemahaman tentang stigma budaya hamil dan melahirkan. Modal budaya ini dikemas ke dalam novel yang diyakini mampu menyentuh sisi-sisi kemanusiaan pelayan kesehatan dalam melayani KIA. Dalam konsep polivokalitas: segala hal atau obyek dapat dikemukakan dengan perspektif atau paradigma yang berbeda (Yusuf Lubis, 2014:5). Karya sastra (novel) adalah salah satu paradigma yang berbeda bagi Dinkes NTT untuk dijadikan sebagai media untuk mengoptimalkan upaya pelayanan KIA.

Makalah ini akan menjelaskan bagaimana novel dapat digunakan untuk meningkatkan visi dan motivasi pelayanan paramedis dan dokter dalam penanganan KIA, berdasarkan pengalaman menulis Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (WKdKNT). Dengan menggunakan pendekatan modal (Piere Bourdieu) dan metode deskriptif, berturut-turut akan disampaikan: 1) aspek modal dalam penulisan karya sastra; dan 2) karya sastra pragmatis sebagai dokumen sosial budaya. Tujuannya untuk memperlihatkan bagaimana karya sastra dapat dijadikan sebagai salah satu media penanganan masalah dan promosi KIA.

II. Aspek Modal dalam Penulisan Karya Sastra Pragmatis

Pierre Bourdieu mengemukakan konsep pasar dan modal yang memberikan sumbangan bagi konstruksi dunia sosial. Sebuah pasar dapat dilihat sebagai sebuah ruang (medan) posisi-posisi terstruktur, misalnya ruang

(9)

234 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III Denpasar, 25-26 September 2018 pendidikan, ruang medis, fashion, bisnis, dll (Yusuf Lubis, 2015:109). Sedangkan modal terdiri dari modal budaya (berkaitan dengan kemampuan dan vasilitas verbal, pengetahuan akademis, dan keterampilan), modal sosial (hierarki sosial karena modal budaya dan modal ekonomi yang dimiliki), modal ekonomi (berkaitan dengan kekayaan, uang), dan modal simbolik (akumulasi prestise dari modal sosial, modal budaya, dan modal ekonomi).

Yang dimaksudkan dengan pasar dalam makalah ini adalah Dinkes Propinsi NTT sebagai sebuah ruang terstruktur dengan pola relasi kuasa sesuai jabatan dan posisi sebagai pelayan masyarakat (supply side). Dinkes NTT sebagai pasar memiliki modal untuk menerbitkan novel berjudul Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (WKdKNT). Ini adalah karya sastra yang diterbitkan dan digunakan untuk promosi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di NTT. WKdKNT berbicara tentang tanggung jawab dokter dan paramedis khususnya bidan dan para kader lapangan dalam penanganan persalinan, mengatasi stigma budaya hamil dan melahirkan, partisipasi masyarakat, serta manajemen pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Penulisan dan penerbitan WKdKNT dapat berjalan lancar karena Dinkes NTT memiliki otoritas sebagai pasar yang menentukan kebijakan. Dinkes memahami dan menentukan bahwa karya sastra dapat berperan untuk menyentuh hati para bidan, dokter dan paramedis lainnya, kader desa siaga (Desi), dan stakeholders terkait dalam menjalankan tugas. WKdKNT dipandang dapat

mengalirkan kata menjadi sebuah karya sastra humanisme, untuk melunakkan wacana medis yang terkesan beku dan serba klinis menjadi hangat dengan bahasa kehidupan yang puitik dan romantik. (Gayatri, 2017). Dengan modal (budaya,

sosial, ekonomi, dan simbolik) WKdKNT ditulis dan diterbitkan untuk tujuan

promosi KIA dengan latar budaya daerah di NTT.

Hal tersebut menjelaskan bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya (Teeuw, 1980:11-12). Artinya, karya sastra lahir dalam konteks sejarah dan sosial budaya suatu bangsa yang di dalamnya sastrawan penulisnya merupakan salah seorang anggota masyarakatnya. Sastrawan tidak terhindar dari konvensi sastra dan latar sosial budaya masyarakatnya (Pradopo, 2011:107-108). Dengan kata lain karya sastra adalah sebuah konstruksi yang diciptakan secara

(10)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 235 Denpasar, 25-26 September 2018

kreatif dan inovatif untuk menjawab pertanyaan zaman tentang manusia dan menyampaikan pesan-pesan yang bermakna bagi pembaca. Beberapa hal yang berkaitan dengan aspek modal -khususnya modal budaya- dalam penulisan dan penerbitan novel WKdKNT dijelaskan sebagai berikut.

Proses kreatif penulisan novel WKdKNT didasari modal budaya berupa referensi, data dan kasus, serta pengembangan gagasan tentang stigma budaya dan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan KIA di NTT.

Penanggung Jawab seksi KIA Dinas Kesehatan Propinsi menyerahkan beberapa referensi sebagai modal budaya untuk mendukung penulisan novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (WKdKNT). Semua dukungan referensi digunakan sebagai sumber-sumber informasi dan gagasan dalam penulisan novel.

1. Buku dan Pedoman Nilai-Nilai

Buku berjudul Pedoman Revolusi KIA di Provinsi NTT (Pergub, Juklak, dan Juknis) Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (Semua Persalinan Dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan yang Memadai) (2012).

Nilai-nilai pelayanan yang diungkapkan dalam novel WKdKNT pada prinsipnya diambil dari nilai-nilai yang terungkap melalui buku tersebut. Selain itu nilai-nilai yang telah diidentifikasi ―The American Association Colleges Of Nursing‖ pada tahun 1985 juga dijadikan dasar untuk menulis novel. Asosiasi tersebut mengidentifikasikan tujuh nilai personal profesional: (1) aesthetics (keindahan); 2) alturisme (mengutamakan orang lain); 3) equality (kesetaraan); 4) Freedom (kebebasan); 5) human digrity (martabat manusia); 6) justice ( keadilan); dan 7) truth (kebenaran).

2. Data dan Kasus

Selain buku diberikan juga data kasus dan informasi kematian ibu seperti data Antenatal Care (ANC) atau perawatan ibu sebelum melahirkan (Banda, 2017: 319-320). Sebagaimana disebutkan dalam Sekapur Sirih WKdKNT (Cetakan 2, 2015), dukungan data dan informasi juga datang dari beberapa pihak: 1) Keluarga Berencana (KB) dari Ibu Bidan Elisabeth da Gomez dan Dokter

(11)

236 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III Denpasar, 25-26 September 2018 Heni Ratnawati (Kabupaten Ende); 2) penjelasan tentang Konsep 2H2 (dua hari sebelum dan dua hari sesudah hari H melahirkan) yang intinya pada harkat dan martabat ibu dan bayi dari Dokter Yosep Usen Aman (Kabupaten Flores Timur); 3 kasus kematian ibu dan penjelasan latar belakang kematiannya yang disampaikan Bidan Veronika Dhuke (Kabupaten Ngada), Bidan Yustina Go‘o (Kota Kupang), dan Bidan Linda (Kabupaten Ende); 4) berita tentang kematian ibu di Sulamu yang disampaikan Hironimus Modo (H.U. Pos Kupang). Ibu mengalami pendarahan dan tidak dapat ditolong karena tidak ada tenaga medis, tidak dapat dirujuk karena jarak jauh -antar pulau- dari Sulamu (pulau Rote) ke Kupang; 5) kasus bulin wafat di RSU Ende setelah melahirkan. Ibu meninggalkan sepasang anak kembar. Ibu ini dirujuk dari Puskesmas Mbay Kabupaten Nagekeo di Flores.

Data dan kasus-kasus dilengkapi dengan diskusi bersama Kepala Seksi KIA Dinas Kesehatan Propinsi tentang empat terlambat dan tiga terlalu, yang dapat berkontribusi terhadap kematian ibu maupun bayinya. Empat terlalu berkaitan dengan: terlalu sering melahirkan; terlalu dekat jarak kelahiran antara anak yang satu dan anak yang berikutnya; 3) terlalu muda usia ibu (kehamilan usia dini); dan 4) terlalu tua (umur ibu terlalu tua, di atas 35 tahun). Tiga terlambat berkaitan dengan: 1) terlambat mengambil keputusan rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai; 2) terlambat tiba di fasilitas kesehatan; dan 3) dan terlambat ditolong.

3. Stigma Budaya, Mitos, dan Keyakinan Tradisional dalam Perpektif Jender

Yang dimaksudkan dengan stigma budaya adalah kepercayaan yang dikonstruksi sehingga terjadi labeling, stereotyoe, dan diskriminasi dalam budaya yang mempengaruhi kehidupan individu serta membawa dampak pada kehidupan bersama. Beberapa hal stigma budaya, mitos, dan keyakinan tradisional dalam perpektif gender dipelajari melalui wawancara dengan Bapak S.P. Djadja (Ngadha, Flores) dan Pater Ansel Dore Dae (Maumere Flores). Hasil wawancara dicatat dalam pokok-pokok pikiran berikut.

(12)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 237 Denpasar, 25-26 September 2018

a. Hamil dan melahirkan urusan perempuan b. Budaya Patriakhi

 Pengambilan keputusan adalah laki-laki

 Peran laki-laki dalam ruang publik dan perempuan dalam ruang domestik

 Keberadaan anak laki-laki dalam keluarga lebih penting dari perempuan

h. Filosofi Bunga Wijaya Kusuma

Referensi, data kasus, stigma budaya, mitos, dan keyakinan tradisional dalam perpektif jender, dilengkapi dengan pengetahuan dan pemahaman tentang filosofi bunga wijaya kusuma sebagai simbol Bakti Kusada, lambang Departemen Kesehatan.

Bunga Wijaya Kusuma adalah bunga yang dipakai sebagai lambang Bakti Husada. Bunga ini memiliki karakter mekar di tengah malam, harum semerbak wanginya, memiliki nilai magis tentang kepekaan mendengar dan merasakan, sanggup mengobati, serta indah dan harum. Suara mekarnya dapat didengar oleh orang yang benar-benar peka dan beruntung memperoleh kesempatan langka tersebut. Aroma bunganya harum dan wangi. Warna bunganya putih tulang, putih cenderung kekuningan, putih kemerahan. Bunga ini memiliki makna keluhuran dan pengabdian dalam diam. Bunga Wijaya Kusuma (lambang Bakti Kusada): simbol keluhuran dan kesetiaan dalam mengabdi serta simbol cinta dan ketentraman.

Data dan kasus tersebut di atas merupakan realitas pertama atau realitas obyektif yang tersedia yang melengkapi unsur ekstrinsik dalam novel. Demikian pula penjelasan tentang filosofi wijaya kusuma sebagai simbol Bakti Husada, buku Pedoman Revolusi KIA adalah referensi obyektif yang menjadi latar lahirnya realitas kedua atau realitas imajinatif yang dikemas dalam bentuk novel WKdKNT. Munculnya unsur-unsur ekstrinsik menjadikan kekayaan intrinsik

(13)

238 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III Denpasar, 25-26 September 2018 karya sastra yang pada dasarnya tidak dapat tercipta tanpa modal budaya yang melibatkan dinamika masyarakat dan kebudayaan (Kosasih, 2014:2).

III. Karya Sastra sebagai Dokumen Sosial Budaya

WKdKNT adalah karya sastra bergenre novel yang ditulis berdasarkan permintaan Dinas Kesehatan Propinsi NTT. Fungsi utamanya sebagai bahan promosi kesehatan, khususnya Kesehatan Ibu Anak (KIA). WKdKNT didistribusi ke semua Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, para bidan, institusi pendidikan kesehatan, dan institusi terkait lainnya. WKdKNT digunakan sebagai salah satu media promosi KIA yang bermakna pragmatis.

Apa yang dimaksudkan dengan karya sastra pragmatis? Sebagaimana karya seni pada umumnya, seni pragmatis berkaitan dengan terapan yaitu karya sastra sebagai gambaran dari berbagai fenomena sosial budaya tentang ibu dan anak yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pragmatisme dalam sastra menurut Faruk (2005) relatif kuat apabila dilihat dari sejarahnya.

Mulai dari karya sastra zaman Balai Pustaka dan Pujangga Baru yang pragmatis. Karya sastra ditempatkan sebagai "alat" pendidikan masyarakat, pencerahan masyarakat akan ide-ide modernitas yang dibawa oleh politik etis di satu pihak dan penyadaran masyarakat akan belenggu adat takhyul pada pihak lainnya. Pada awal kepemerdekaan Indonesia Chairil pun terjaring ke dalam wacana yang pragmatis. Karyanya dikaitkan dengan revolusi kemerdekaan, kisah heroik untuk melawan penjajahan. Demikian pula dominasi Lekra pada awal 1960-an dengan upaya "politik sebagai panglima" berhadapan dengan kelompok Manikebu. Selanjutnya ada kecenderungan lepasnya sastra dari pragmatisme peda awal Orde Baru, akan tetapi tetap dalam bayang-bayang pragmatisme. Sejarah sastra Indonesia modern telah menciptakan karya sastra dan sastrawan yang sensitif dan sekaligus rentan terhadap rangsangan-rangsangan pragmatisme (Faruk, 2005:xiii-xv).

Penjelasan tersebut di atas menunjukkan bahwa pragmatisme adalah bagian dari kehadiran sastra untuk mencerahkan. Karya sastra merupakan produk budaya yang memiliki kepekaan terhadap realitas sosial di sekelilingnya. Kesusastraan memiliki relasi dengan berekpresi terhadap unsur kebudayaan lain yang dilakukan oleh kaum intelektual seperti berideologi, berpolitik, berekonomi,

(14)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 239 Denpasar, 25-26 September 2018

dan lainnya. Kesusastraan sebagai bagian penting dari ekpsresi kebudayaan (Wachid, 2005:89).

WKdKNT menjelaskan bahwa karya sastra merupakan dokumen sosial budaya. Isi karya sastra dilatari kehidupan sosial masyarakat. Konsentrasi dan pengembangan imajinasi dalam novel menunjukkan relasi novel sebagai karya sastra dan aspek-aspek sosial budaya dalam ranah sosiologi. Karya sastra sebagai dokumen sosial atau gambaran kenyataan sosial (Wellek dan Warren, 1990:122). Karya sastra tidaklah lahir dari kekosongan sosial (social Vacuum) hal ini bukanlah suatu asumsi yang berlebihan, meskipun kita juga harus ingat bahwa karya sastra adalah hasil daya khayal atau imajinasi dengan amanat atau ajaran moral yang disampaikan kepada pembaca (Harjana (1983 :71 ).

Dalam kerja sama novel dan promosi KIA, nilai-nilai tentang pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KIA menjadi bagian integral dari novel. Karenanya secara intrinsik tema alur, karakter tokoh-tokoh, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa difokuskan pada lokus KIA yang ditunjang oleh aspek ekstrinsik tentang filsafat, pendidikan, ekonomi, kesehatan, topografi geografi, serta aspek sosial budaya. Penulisan novel dengan memperhatikan aspek intrinsik dan ekstrinsik tersebut memiliki tujuan pragmatis karya sastra yaitu: pencerahan kognitif, penemuan nilai-nilai, dan penerapannya.

IV. PENUTUP

Novel WKdKNT dapat digunakan sebagai salah satu media promosi untuk mengali visi dan meningkatkan motivasi pelayanan paramedis dan dokter dalam penanganan KIA. Isi novel didasarkan pada modal budaya tentang KIA sebagai sumber data dan referensi utama dalam penulisan.

WKdKNT menjelaskan bahwa karya sastra memiliki makna pragmatis bagi masyarakat. Ragam sastra dapat dimanfaatkan dalam berbagai ranah kehidupan. Salah satu di antaranya adalah institusi kesehatan yang menangani Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Proses penulisan dalam kerja sama, distribusi, bedah novel dan berbagai diskusi tentang WKdKNT yang diselenggarakan Dinas Kesehatan dan institusi lainnya menunjukkan hubungan lintas disiplin dan multi

(15)

240 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III Denpasar, 25-26 September 2018 disiplin. Hubungan ini diharapkan dapat membuka sekat pembatas antar instansi demi pemberdayaan masyarakat bidang KIA dan penerusan nilai-nilai pelayanan melalui karya sastra.

Melalui kehadiran novel ini paramedis dan dokter -meskipun belum semuanya- mendapat pemahaman 'estetis sastra' baru tentang penanganan medis yang pada umumnya 'cenderung klinis dan kaku'. WKdKNt menjelaskan kerja sama untuk memahami aspek-aspek sosial budaya serta partisipasi masyarakat (Deman side) dengan pemerintah (Supply side) dalam bidang kesehatan dapat dilakukan melalui karya sastra.

Daftar Pustaka

Banda, Maria Matildis. Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga. Yogyakarta: Kanisius. 2017.

Banda, Maria Matildis. ―Parrhesia dan Kekuasaan Sastrawan dalam Mengungkapkan Kebenaran‖ dalam Isu-Isu Mutakhir dalam Kajian Bahasa dan Sastra. (Sudibyo Ilma ed.) Yogyakarta: Interlude. 2016.

Banda, Maria Matildis. "Alih Wahana Cerpen ke Drama Modern: Refleksi Lomba Drama Modern Bali" Prosiding Seminar Nasional Sastra dan Budaya. Denpasar : Fakultas Sastra dan Budaya Unud.2016.

Herin, Lagadoni Yoseph. 2016. ―Revolusi KIA, Bidan dan Kita, Menimbang Novel WKdKNT karya Maria Matildis Banda‖. Ende: Flores Pos 26 februari 2016.

Harjana, Andre. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. 1983. Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Penerbit Perca.

Making, Vincen Belawa, ―Kami Butuh Bidan Sekarang dan Selamanya.‖ Opini. Pos

Kupang 27 Juni 2016. Kupang: H.U. Pos Kupang. 2016.

Teeuw, A. Sastra Indonesia Modern II. Jakarta: Pustaka jaya, 1989.

Teeuw, A. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya, 1984.

Yohanes Berchemas Ebang, ―Wijaya Kusuma dan Pelampauan Simbol dalam Novel

WKdKNT‖ Flores Sastra 10 Maret 2016.

Yusuf Lubis, Akhyar. Posmodernisme Teori dan Metode. Jakarta: Dividi Buku Perguruan Tinggi Pt. Raja Grafindo Persada. 2014.

Sumiyadi dan Memen Durachman. Sanggar Sastra Pengalaman Artistik dan Estetik Sastra. Bandung: Penerbit Afabeta, 2014.

(16)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya III 241 Denpasar, 25-26 September 2018

Wellek, Rene dan Austin Waren. 1990. Teori Kesusastraan (Diterjemahkan oleh Melani Budianta) Jakarta: Pustaka Jaya.

Referensi Internet

1. Gek. NN. 2015 tentang ―Sisi Humanisme Seorang Paramedis dan Dokter dalam Novel Maria Banda‖. www.kabarnusa.com/2005

2. Mans Balawala. 2015. ―Kamar Nomor Tiga Sadarkan Bupati Herin tentang Ibu dan Anak‖ www.aksiterkini.com

3. Mans Balawala, 2015. ―Saya Baru Menyadari Betapa Mahal Kehidupan‖ wwwsergapntt.com

4. Yohanes, Berchmans Ebang. 2016. ―Wijaya Kusuma dan Pelampauan Simbol dalam Novel WKdKNT‖ Floressastra.com/2016/03/10.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian Tugas Akhir ini, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : pertama, salah satu jenis pembiayaan di KJKS binama Kaliwungu adalah BBA,

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 2

Orientasi politik berkaitan dengan upaya menafsirkan tindakan politik atau peristiwa politik melalui suatu pencarian kebijakan yang tepat dalam mengatasi persoalan politik

Matematika apakah yang membuat Google bisa menghubungkan kita dengan website tertentu?... Matematika apakah yang membuat Google bisa menganjurkan jalan yang harus

1 Hasil Regresi Modal Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi menggunakan Common Effect Model. 2 Hasil Regresi Modal Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi menggunakan Fixed

4.3.2 Pengaruh kontribusi sumber daya alam terhadap ketimpangan distribusi pendapatan antarkabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan ...87. 4.3.3 Pengaruh tingkat

Hasil evaluasi terhadap narasumber pelatihan menunjukkan bahwa lebih dari separuh peserta menyatakan narasumber pelatihan sangat baik, hal itu menggambarkan bahwa narasumber

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada penulis, misalnya lewat komite sekolah, orang tua peserta didik atau dokumen-dokumen