• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Definisi Jaringan

Donahue (2011:1) lebih spesifik mengatakan bahwa, "Jaringan komputer merupakan dua atau lebih komputer yang terhubung dengan beberapa cara di mana mereka mampu berbagi informasi."

2.1.2 End-user device

End-user device merupakan alat-alat yang dapat berinteraksi langsung dengan pengguna atau user. End-user device merupakan alat yang dapat menciptakan, menyimpan, mengambil, dan dapat juga berbagi data-data dan informasi dari jaringan ke pengguna atau user. Contoh dari end-user device ini yaitu komputer, ponsel, laptop, notebook, printer, IP phone, TV, dan lain sebagainya. (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

2.1.3 Perangkat Jaringan

Perangkat jaringan merupakan alat-alat yang menghubungkan antara end-user device ke jaringan yang terhubung dengan end-end-user device tersebut. Perangkat jaringan ini biasanya disebut intermediary device. Perangkat jaringan ini juga dapat berfungsi sebagai penghubung antar end-user device yang digunakan oleh pengguna atau user. (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

Berikut dibawah ini merupakan beberapa contoh dari perangkat jaringan:

Router

Router adalah sebuah komputer, seperti komputer lainnya termasuk PC. Router memiliki beberapa kesamaan pada komponen hardware dan software yang ada didalam sebuah komputer, antara lain : CPU, RAM, ROM, dan sistem operasi. Fungsi utama router yaitu menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan paket dan

(2)

meneruskan paket ke tujuan. Router meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain berdasarkan informasi dari network layer (layer 3). router membagi collision domain dan broadcast domain (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

Gambar 2.1 Router

(Sumber: http://www.cisco.com/, 7 Oktober 2013)

Switch

Switch berjalan di data link layer (layer 2) model OSI. Switch pada umumnya digunakan untuk melakukan segmentasi dalam LAN yang berukuran besar ke dalam segmentasi yang lebih kecil. Karena bekerja di layer 2, switch melakukan switching dan filtering berdasarkan MAC Address (hanya data link layer pada model OSI). Switch membagi collision domain tetapi tidak membagi broadcast domain. Switch memiliki banyak port dibandingkan dengan bridge (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

(3)

Gambar 2.2 Switch

(Sumber: http://www.cisco.com/, 7 Oktober 2013)

Multilayer Switch

Switch yang menyaring dan meneruskan paket berdasarkan mac-address dan network address. Jenis ini dapat berjalan di layer 2 dan layer 3. Multi Layer Switch memiliki fungsi yang hampir sama dengan router yaitu untuk melakukan routing paket, tetapi tidak

mendukung untuk teknologi WAN (sumber:

http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

Hal ini membantu dalam mengurangi perlunya router dalam jaringan LAN. Karena Multilayer Switch memiliki hardware yang khusus untuk keperluan switching, multilayer switch juga dapat melakukan fungsi routing secepat fungsi switching.

Berikut ini merupakan beberapa keuntungan penggunaan multilayer switch :

1. Paket data di-forward pada layer 3 sama seperti router. 2. Paket data diteruskan menggunakan hardware khusus,

Application-specific integrated circuit (ASIC), untuk kecepatan tinggi dan latency yang rendah.

3. Paket data di-forward dengan kontrol keamanan dan QoS (Quality of Service) menggunakan informasi alamat layer 3 (IP address).

4. Multilayer switch di-design untuk memeriksa dan meneruskan paket dalam lingkungan LAN berkecepatan

(4)

tinggi. Dimana router dapat menghadapi masalah berupa bottleneck sedangkan Multilayer switch dapat ditempatkan dimana saja dalam jaringan tanpa mengalami sedikit atau tanpa masalah.

Gambar 2.3 Multilayer Switch

(Sumber: http://www.cisco.com/, 7 Oktober 2013)

Perangkat-perangkat jaringan tersebut memiliki perbedaan penggunaan. Router berperan untuk mengatur jalur pengiriman paket data dan membagi broadcast domain, sedangkan switch berperan untuk melakukan segmentasi dalam LAN dan membagi collision domain. Router memiliki kapasitas memory yang lebih besar dari pada switch. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memory-nya untuk memutuskan tentang kemana dan bagaimana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan jalur terbaik Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik.

2.1.3 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Cakupan

Berdasarkan luas cakupannya, jaringan komputer pada umumnya dikategorikan menjadi tiga ukuran yaitu Load Area Networks (LAN), Metropolitan Area Networks (MAN), Wide Area Networks (WAN). Gambar dibawah ini menjelaskan tentang cakupan masing-masing area.

(5)

Gambar 2.4 Cakupan Daerah Suatu Jaringan

(Sumber: http://cnap.binus.ac.id/, 7 Oktober 2013)

Local Area Networks (LAN)

Yugianto (2012:2) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Local Area Network, umumnya disebut LAN adalah jaringan sejumlah sistem komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu kompleks gedung atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon, melainkan pemilik dan pengelola media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri.”

LAN lebih sering digunakan secara pribadi atau suatu organisasi untuk menghubungkan perangkat keras di dalam kantor, gedung, sekolah atau kampus. LAN dapat digunakan untuk menghubungkan komputer dengan mesin pencetak ataupun dengan komputer lainnya. LAN juga dapat digunakan untuk menghubungkan komputer dengan perangkat keras server atau lebih sering disebut dengan server farm.

Metropolitan Area Networks (MAN)

Sofana (2012:112) lebih spesifik mengatakan bahwa, “MAN merupakan jaringan komputer yang meliputi area seukuran kota atau gabungan beberapa LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan besar.”

Sebagai contoh mudah dari MAN yaitu jaringan TV cable atau bisa juga kumpulan dari banyak LAN yang dihubungkan ke dalam suatu resource yang cukup besar dari beberapa perusahaan yang menghubungkan dari kantor yang satu ke kantor lainnya.

(6)

Wide Area Networks (WAN)

Yugianto (2012:19) lebih spesifik mengatakan bahwa. “Wide Area Network atau WAN adalah suatu jaringan komunikasi data yang menghubungkan antar user yang ada di jaringan yang berada di suatu area geografik yang besar.”

Sama dengan LAN dan MAN yang menyediakan suatu jaringan komputer, WAN menyediakan suatu jaringan komputer yang dapat mengirimkan data dalam skala yang sangat luas yang dapat mencakup negara, benua, atau seluruh dunia. Pada intinya, WAN merupakan suatu teknologi jaringan yang mencakup seluruh wilayah geografis dalam dunia.

2.1.4 Topologi Jaringan

Topologi jarigan komputer adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Dalam suatu jaringan komputer jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Untuk itu maka perlu dicermati kelebihan dan kekurangan dari masing-masing topologi berdasarkan karakteristiknya. Ada dua bagian penting dari definisi topologi (The Cisco Certified Network Associate Curriculum,2013):

Physical Topology

Topologi secara fisik menjelaskan bagaimana susunan dari kabel, komputer dan lokasi dari semua komponen jaringan. Physical Topology (topologi fisik) yang sering dipakai adalah Bus, Ring, Star, Extended Star, Hierarchical dan Mesh.

a. Bus Topology

Bus Topology menggunakan “Single Backbone Segment” sebagai penghubung semua komputer yang ada pada jaringan. Semua komputer tersebut terhubung secara langsung ke kabel tersebut.

(7)

Gambar 2.5 Bus Topology (http://mugi.or.id , 7 Oktober 2013)

- Kelebihan: Pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.

- Kelemahan: Bila terjadi gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan. b. Ring Topology

Ring Topology menghubungkan satu komputer dengan komputer berikut dan seterusnya sehingga komputer paling akhir akan kembali terhubung ke komputer yang pertama (akan membentuk seolah-olah menjadi sebuah bentuk lingkaran/cincin).

Gambar 2.6 Ring Topology (http://mugi.or.id, 7 Oktober 2013)

- Kelebihan: Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan dari server; Dapat melayani aliran lalu lintas data yang padat, karena data dapat bergerak kekiri atau kekanan; Waktu untuk mengakses data lebih optimal.

(8)

bila port sudah habis; Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan tidak dapat digunakan.

-

c. Star Topology

Star Topology menghubungkan semua kabel ke satu buah titik pusat. Titik pusat ini biasanya berupa hub atau switch sehingga seolah-olah komputer yang terhubung berbentuk bintang. Topologi ini yang digunakan dalam perancangan jaringan pada PT. Vektordaya Mekatrika.

Gambar 2.7 Star Topology (http://mugi.or.id, 7 Oktober 2013)

- Kelebihan: Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut; Tingkat keamanan termasuk tinggi; Taham terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk; Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.

- Kekurangan: Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan terhenti.

d. Hierachical Topology

Hierarchical Topology merupakan topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi.

(9)

Gambar 2.8 Hierarchical Topology

(http://www.geschool.net/, 7 Oktober 2013)

- Kelebihan: Dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat.

- Kelemahan: Apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif; Cara kerja jaringan pohon ini relative menjadi lambat.

e. Mesh Topology

Mesh Topology digunakan ketika dibutuhkan dalam jaringan yang sangat penting yang tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dalam komunikasi, contohnya system control pembangkit tenaga nuklir. Jadi seperti yang bisa anda liat pada gambar. Setiap host memiliki hubungan langsung dengan semua host lainnya dalam jaringan. Hal ini juga merefleksikan internet yang memiliki banyak jalur ke satu titik.

(10)

Gambar 2.9 Mesh Topology

(http://www.geschool.net/, 7 Oktober 2013 )

- Kelebihan: Fault Tolerance; Terjalinnya kapasitas channel komunikasi karena memiliki hubungan yang berlebih; Relatif mudah untuk dilakukan troubleshoot.

- Kelemahan: Sulitnya pada saat melakukan nstalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya; Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih. (Sofana, 2012)

Logical Topology

Topologi logical dari jaringan adalah bagaimana sebuah host berkomunikasi melalui medium. Dua tipe topologi logical yang sering digunakan adalah Broadcast dan Token-Passing.

a. Broadcast Topology

Topologi Broadcast berarti setiap host yang mengirim packet akan mengirimkan packet ke semua host pada media komunikasi jaringan. Tidak ada aturan rumit siap yang akan menggunakan jaringan berikutnya. Peraturannya sederhana “yang pertama datang, yang pertama dilayani” dan ini adalah bagaimana Ethernet bekerja.

b. Token-Passing

Token-Passing, mengendalikan akses jaringan dengan memindahkan sebuah token elektronik yang secara sekuensial

(11)

akan melalui masing-masing anggota dari jaringan tersebut. Ketika sebuah komputer mendapatkan token tersebut berarti komputer tersebut diperbolehkan mengirimkan data ada jaringan. Jika komputer tersebut tidak memiliki data yang akan dikirim, maka Token akan dilewatkan ke komputer berikutnya. Kejadian akan berulang-ulang terus. (The Cisco Certified Network Associate Curriculum,2013)

2.1.5 Protokol TCP/IP Protokol TCP

Tanenbaum (2003:532) lebih spesifik mengatkan bahwa, “TCP (Transmission Control Protocol) secara spesifik dirancang untuk menyediakan aliran byte end-to-end yang reliable melalui internetwork yang tidak reliable. TCP dirancang agar mampu beradaptasi secara dinamis dengan internetwork dan mempunyai daya tahan dalam menghadapi berbagai macam kegagalan.

Secara formal TCP didefinisikan dalam RFC 793. Setiap mesin yang mendukung TCP memiliki transport entity TCP, yaitu proses pengguna atau bagian kernel yang mengatur aliran TCP dan interface bagi IP Layer.”

Protokol IP

Tanenbaum (2003:433) lebih spesifik mengatakan bahwa, “IP datagram terdiri dari bagian header dan bagian teks. Bagian header memiliki panjang 20-byte dan panjang variable pada bagian opsional.”

Pengalamatan IP

Tanenbaum (2003:437) lebih spesifik mengatakan bahwa, “semua host dan router didalam internet memiliki IP. Kombinasi dari IP harus unik: pada dasarnya, dari dua mesin didalam internet tidak boleh memiliki IP address yang sama. Semua alamat IP (ipv4) mempunyai panjang 32 bit dan digunakan dalam field-field source address dan destination address paket IP.” Berikut klasifikasi

(12)

masing-masing kelas: (sumber:http://cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013)

1. IP Kelas A

IP kelas A dibuat untuk network yang berskala besar dimana IP kelas A dapat menampung 16.777.214 host per network dan terdapat 128 network didalamnya. IP Kelas A diawali dengan octet 0 dimana 8 bit octet pertama mewakili network address dan 24 bit sisa mewakili host address.

Range dari IP kelas A adalah 1.0.0.0 – 126.255.255.255. Untuk IP 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena sudah dipesan untuk Inter-process Communication di dalam perangkat jaringan.

2. IP Kelas B

IP Kelas B digunakan untuk network skala sedang sampai skala besar dengan jumlah host yang dapat mencapai 65.534 hosts per network dan terdapat 16.384 network didalamnya. IP kelas B memiliki range dari 128.0.0.0 – 191.255.255.255 dengan default subnet mask yaitu 255.255.0.0 dimana 2 octet awal mewakili network address dan 2 octet sisanya mewakili host address.

3. IP Kelas C

IP Kelas C digunakan untuk network skala kecil yang dapat menampung 254 hosts dan 2.097.152 network didalamnya dengan default subnet mask yaitu 255.255.255.0. 3 octet awal mewakili network address dan 1 octet sisanya mewakili sebagai host address. Range ip kelas C dari 192 – 223.

4. IP Kelas D

IP Kelas D digunakan untuk kepentingan multicast, dimana pengirim dapat mengirimkan paket berupa datagram hanya ke suatu group network tertentu. Range IP kelas D dimulai dari 224.0.0.0 – 239.255.255.255.

(13)

5. IP Kelas E

IP Kelas E digunakan untuk keperluan eskperimental dan penelitian yang disiapkan untuk masa yang akan mendatang. Range dari IP Kelas E adalah 240.0.0.0 – 255.255.255.254. Private dan Public Address

1. Private Address

Private address adalah blok alamat yang digunakan didalam jaringan private dimana host-host yang tidak memerlukan akses internet dapat menggunakan alamat private ini. Blok alamat dari masing-masing kelas untuk ip private sebagai berikut :

Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255 Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255 Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Tetapi jaringan internal tetap harus memperhatikan desain dari alamat network untuk memastikan host-host didalam jaringan private menggunakan IP address yang unik didalam lingkungan jaringan tersebut.

Tidak dipungkiri bahwa beberapa host yang berbeda jaringan mungkin menggunakan private address yang sama (sumber: http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

2. Public Address

Pada umumnya alamat IP versi 4 adalah public address. Alamat tersebut didesain untuk digunakan host-host yang dapat diakses oleh host lain melalui internet (sumber: http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013).

Network Address Translation (NAT)

Network address translation memiliki mekanisme yaitu untuk menerjemahkan alamat private ke alamat public. NAT diimplementasikan pada ujung dari suatu jaringan private. Tanpa sistem penerjemah, host yang menggunakan private address didalam

(14)

network tidak dapat mengakses internet (sumber: http::/cnap.binus.ac.id/ccna, 7 Oktober 2013)

Subnetting

Peterson dan Davie (2003:302) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Subnetting menyediakan cara mudah yang sangat bagus untuk mengurangi total number dari network number yang ditugaskan. Idenya adalah mengambil single IP network number dan membagikan IP address dengan network number ke beberapa physical network.”

Subnet Mask

Myhre (2000:128) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Subnet mask adalah binary number yang dapat digunakan untuk melakukan beberapa kalkulasi dari alamat TCP/IP untuk menentukan Network ID dari Host ID. Subnet mask dibutuhkan untuk semua host.” Classful addressing atau menggunakan Class A,B,C mempunyai default subnet mask yang sudah ada. Berikut default subnet mask dari masing-masing kelas IP :

Gambar 2.10 Default Subnet Mask

(http://www.tcpipguide.com/free/t_IPDefaultSubnetMasksForAddressClassesABand C.htm, 7 Oktober 2013)

2.1.6 Routing

Routing merupakan suatu teknik yang lakukan oleh intermediary device dalam pengiriman paket datanya dari sumber ke tujuan. Cara kerjanya yaitu

(15)

dengan menentukan jalur terbaik yang akan dilewati oleh data yang dikirimkan tersebut dan melemparkan data tersebut ke jalur terbaik yang sudah ditentukan sehingga data dapat terkirim ke tujuan. Intermediary device yang biasanya digunakan untuk routing paket data yaitu router.

Tujuan dari routing ini yaitu sinkronisasi tabel routing ke semua router atau bisa juga disebut konvergensi jaringan. Selain konvergensi jaringan, objek pokok yang harus diperhatikan dalam routing yaitu akurasi atau pemilihan jalur algoritma yang tepat dan optimal berdasarkan matrik. Efisiensi dalam penggunaan CPU dalam perhitungan matrik juga harus diperhatikan dalam masalah routing paket data.

1. Static Routing

Static routing merupakan suatu algoritma yang dapat diatur oleh admin dalam jaringan tersebut dan dapat dimasukan secara manual jika ada perubahan topologi dalam jaringan. Biasanya algoritma ini tidak dapat memilih jalur yang optimal sehingga static routing biasanya dipakai dalam topologi jaringan berskala kecil. 2. Dynamic Routing

Dynamic routing secara otomatis dapat memilih jalur terbaiknya tanpa meminta suatu input dari admin. Secara periodik algoritma ini akan update dan menganalisis jika terjadi perubahan pada topologinya. Protocol dalam dynamic routing ini yaitu RIP,IGRP,EIGRP,OSPF.

Dalam dynamic routing dapat diklasifikasikan lagi ke dalam 2 jenis routing protocol yaitu :

a. Protokol Distance Vector

Dalam protokol ini lebih ditekankan untuk mengetahui arah atau jarak dari router satu dengan router tetangga dalam matrik. Sehingga dari sumber ke tujuan diketahui berapa matrik hop yang akan ditempuh.

b. Protokol Link State

Pada protokol ini setiap router mengetahui topologi dalam seluruh jaringan, sehingga dalam protokol ini router menyediakan

(16)

informasi dari jaringan yang meliputi penentuan router sebagai jalur dan status dari router tersebut.

2.1.7 Model OSI

Menurut Stallings (2004:7), arsitektur OSI (Open – System Interconnection) dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1977 sebagai standar agar memudahkan interkoneksi antar device dan vendor yang berbeda – beda.

Model OSI terdiri atas 7 layer (sehingga disebut 7 OSI Layer). Fungsi–fungsi dalam komunikasi data dipisah ke dalam layer – layer ini. Gambar 2.11 berikut merepresentasikan model 7 OSI Layer :

Gambar 2.11 7 OSI Layer

Setiap layer menangani fungsi yang ada didalamnya dan bergantung pada layer di bawahnya untuk menangani fungsi komunikasi yang lebih primitive, serta menyediakan fungsi layanan untuk layer di atasnya.

Arsitektur 7 OSI layer adalah sebagai berikut :

a. Application Layer

Layer ini berada paling atas pada arsitektur OSI. Layer ini berfungsi sebagai alat aplikasi untuk mendapatkan akses ke lingkungan OSI. Layer ini berisi fungsi – fungsi manajemen dan mekanisme yang mendukung aplikasi terdistribusi. Protocol Telnet, HTTP, FTP, browser WWW, dan SMTP berada pada layer ini.

(17)

b. Presentation Layer

Layer ini menentukan data yang dipertukarkan oleh aplikasi (misalnya teks ASCII, data biner, MPEG, GIF, dan JPEG) dan menyediakan layanan transformasi data bagi layer aplikasi. Presentation layer menentukan sintaks yang digunakan antar aplikasi dan menyediakan pemilihan dan modifikasi representasi data yang digunakan. Contoh layanan yang tersedia pada layer ini antara lain enkripsi dan kompresi data.

c. Session Layer

Layer ini meyediakan mekanisme pengendalian dialog antara aplikasi di end-user device. Conversation/session dimulai, dikontrol, dan diakhiri di layer ini.

d. Transport Layer

Layer ini menyediakan mekanisme untuk bertukar data antara host. Layanan transportasi data ini memastikan bahwa data terkirim tanpa error, sekuensial (termasuk mengatur kembali urutan data stream jika paket yang tiba tidak beraturan), tanpa loss maupun duplikasi.

Layer ini juga bertanggung-jawab atas optimasi penggunaan layanan jaringan dan menjaga kualitas layanan untuk aplikasi session (menjaga error-rate, delay maksimum, prioritas, dan keamanan). Protocol yang bekerja pada layer ini antara lain yaitu TCP.

e. Network layer

Layer ini menyediakan jaringan komunikasi untuk mengirimkan informasi antar host. Layer ini memberikan layanan bagi layer di atasnya dalam hal menangani transmisi data dan teknologi switching yang digunakan untuk menghubungkan host. Pada layer ini sistem komputer berkomunikasi dengan jaringan untuk menentukan alamat tujuan (logical addressing). Pada layer ini juga di tentukan bagaimana proses routing bekerja dan bagaimana cara untuk transmisi data (route) dipelajari. Protocol yang bekerja pada layer ini misalnya IP. Network device yang bekerja pada layer ini antar lain router.

(18)

f. Data Link Layer

Layer ini bertugas mengaktifkan, menjaga dan memutuskan link, serta memastikan link tersebut tetap reliable pada media transmisi (memastikan bahwa data dapat terkirim pada suatu media tertentu), melakukan physical addressing, melakukan pengiriman frame yang teratur dan flow control. Layer ini memberikan fasilitas error detection dan error control bagi layer di atasnya. Protocol yang bekerja pada layer ini antara lain HDLC, Frame Relay, PPP, ATM. Network device yang bekerja pada layer ini antara lain switch dan bridge.

g. Physical Layer

Layer ini berada paling bawah pada arsitektur OSI. Layer ini mencakupi semua physical interface antar device dan aturan pengiriman bit, serta menjelaskan karakteristik masing-masing media transmisi. Network device yang bekerja pada layer ini antara lain hub dan access point.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Hierarchical Design Model

Sofana (2012:266) mengatakan bahwa, “ jaringan komputer kampus adalah jenis jaringan komputer yang mencakup area (geografis) cukup besar, namun masih dalam ukuran yang terbatas”. Jaringan komputer kampus ini dapat dipandang sebagai gabungan beberapa internetworking area sehingga memudahkan dalam melakukan desain dan troubleshooting. Dalam hal ini perusahaan jaringan Cisco telah mendefinisikan sebuah model yang disebut Hierarchical design model. Model ini membagi sebuah network menjadi 3 bagian (layer). Berikut penjelasan masing-masing layer tersebut.

a) Access

Tujuan utama pada bagian layer access menyediakan akses network bagi pengguna (end-user). Perangkat keras yang dapat dipakai di layer ini yaitu router, switch, bridge , hub, dan wireless

(19)

access point (AP) Ada beberapa hal yang menjadi perhatian pada layer ini antara lain:

a. High availability

Jaminan akses network diperlukan setiap saat sehingga dibutuhkan perangkat keras cadangan sebagai jalur backup jika ada salah satu perangkat mengalami gangguan (redundan). b. Converged network

Konvergensi network dengan menyediakan akses IP ke perangkat-perangkat end user. Selain itu menyediakan juga QoS dan dukungan multicast.

c. Security

Keamanan untuk mengendalikan akses pada network. Keamanan ini ditangani oleh perangkat switching.

b) Distribution

Layer distribution mengumpulkan data yang diterima dari perangkat keras access layer sebelum data tersebut dikirimkan ke core layer untuk melakukan routing ke tujuan pengiriman data. Layer distribution mengatur aliran data dengan menggunakan aturan-aturan (policies). Layer ini menyediakan availability, QoS, fast path recovery (redundan), load balancing. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam layer ini yaitu :

a. High availability

Menggunakan redundant distribution layer switch yang menyediakan jalur backup untuk akses perangkat switch dan akses core switch.

b. Routing policy

Penentuan routing policy seperti route selection, filtering, dan summarization. Pada bagian ini juga diimplementasikan QoS, load balancing, dan security policies.

c) Core

Merupakan backbone yang menyediakan koneksi kecepatan tinggi (gigabit atau yang lebih tinggi). Core menjadi jalur layer 3,

(20)

bagi layer distribution dan segmen network yang lain. Layer core ini menyediakan scalability dan reliability. Hal yang harus diperhatikan dalam layer ini yaitu :

a. Reliability

Perangkat-perangkat keras yang redundan atau menyediakan jalur backup dan rute-rute alternative lainnya. b. Scalability

Pengembangan network untuk jangka waktu yang akan datang dapat dilakukan karena menggunakan protokol routing yang dapat mengantisipasi pengembangan network.

c. No policy

Tidak ada aturan (policy) yang menyebabkan traffic data berjaln lamban.

Gambar 2.11 Hierarchical Network Design

(Sumber : http://cnap.binus.ac.id , 17 Oktober 2013)

2.2.2 HSRP (Hot Standby Router Protocol)

Bhagat (2011 : 2) mengatakan bahwa, HSRP singkatan Hot Standby Router Protocol (Cisco proprietary protocol) dan dirancang untuk memberikan LAN redundansi dengan memberikan cadangan dari default gateway dari setiap intermediary device pada LAN.

(21)

David Hucaby (2010 : 269) lebih spesifik mengatakan bahwa, HSRP merupakan protokol hak milik Cisco yang memperbolehkan beberapa router (atau multilayer switch) untuk memiliki alamat IP gateway tunggal. HSRP bekerja dengan mengkonfigurasi satu atau lebih router dengan command standy dalam interface-nya yang tergabung dalam grup HSRP. Dalam kata yang sederhana, dua router akan memiliki satu interface dalam sebuah jaringan. Satu router akan menjadi primary router, dan yang lainnya akan menjadi secondary router. Jika terjadi masalah pada primary router, maka secondary router akan mengambil alih.

Gambar 2.12 Pengalamatan IP

(Sumber : Donahue, 2007 : 165)

Gambar diatas merupakan contoh pengalamatan IP pada HSRP. Dapat dilihat bahwa kedua router tersebut memiliki satu VIP (virtual IP). VIP tersebut menjadi gateway dari end device yang terhubung oleh router tersebut, sehingga jika router utama mati atau terjadi kegagalan operasi maka dalam seketika jalur akan dirubah menuju router backup tanpa harus mengganti gateway.

2.2.3 VLAN (Virtual Local Area Network)

Sofana (2012:306) mengatakan bahwa “VLAN merupakan sebuah cara untuk memecah network menjadi beberapa network yang lebih kecil. Tujuan utama VLAN adalah untuk memperkecil jumlah traffic broadcast pada masing-masing subnet. Sehingga, setiap subnet akan memiliki broadcast domain-nya sendiri.”

(22)

VLAN dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori:

• Static VLAN

Anggota VLAN ditentukan berdasarkan port pada switch yang hanya diubah dengan memindahkan kabel yang terhubung ke port tersebut. VLAN statis mudah di konfigurasi dan relatif aman. • Dynamic VLAN

Anggota VLAN ditentukan secara logika, berdasarkan MAC address, username, IP Address, atau tipe protokol yang digunakan oleh paket data.

2.2.4 VTP ( Virtual Trunking Protokol )

Sofana (2012:549) mengatakan bahwa “ dengan VTP maka dapat dilakukan konfigurasi VLAN pada sebuah switch saja. Sedangkan switch yang lain akan mengikuti database VLAN yang sudah dibuat. Jadi, ada sebuah switch yang akan bertindak sebagai server dan yang lainnya sebagai client.

Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam konfigurasi VTP, antara lain:

• VTP Version

Versi VTP (1,2,dan 3). Domain yang sama harus menggunakan versi VTP yang sama juga.

• VTP Domain

Nama dari VTP domain. Nama domain harus sama antara server dan client. VTP doain bersifat case sensitive.

• VTP Mode

Mode dari VTP yang diterapkan, yaitu sebagai server atau sebagai client. Secara default semua switch merupakan server. Sehingga kita perlu mengubahnya.

• VTP Password

Password server dan client yang satu domain juga harus sama. Password ini digunakan sebagai otentikasi antara server dan client.

Gambar

Gambar 2.1 Router
Gambar 2.2 Switch
Gambar 2.3 Multilayer Switch
Gambar 2.4 Cakupan Daerah Suatu Jaringan  (Sumber: http://cnap.binus.ac.id/, 7 Oktober 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

benar ”merasakan tubuhnya terasa segar, tidak ngantuk, dan tidak malas” selanjutnya siswa yang merasakan tubuhnya lebih segar memberikan pernyataanya, nah

Aktivitas enzim yang dihasilkan pada pH optimum dalam penelitian menunjukkan bahwa konformasi yang terbentuk antara enzim dengan substrat tinggi, sehingga produk

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (amortized cosf) adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat

Sifat kesakitan pasien dalam beberapa keadaan, dapat berkontribusi pada ketidakpatuhan. Pada pasien dengan gangguan psikiatrik, kemampuan untuk bekerja sama, demikian juga

K.J. Holsti, 1983 “Politik Internasional: Kerangka untuk analisis”, Jakarta: Gelora Aksara.. kapal-kapal laut maupun kapal-kapal udara, disamping itu pada saat ini dimana

Hasil perendaman tulang ayam menggunakan basa kimiawi (NaOH) tingkat konsentrasi 4% dengan lama perendaman 48 jam memberikan hasil yang optimal terhadap

Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peran umur dapat

Do svojih članov in na področju pridobivanja novih članov pristopa z izdelano strategijo in se poslužuje vseh na področju odnosov z javnostmi priznanih orodji, po drugi strani pa