• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jaringan Komputer

Sofana (2013:3) Jaringan komputer adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat jelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router, switch, dsb) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing–masing komputer yang terhubung tersebut dapat saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.

2.2 Klasifikasi Jaringan 2.2.1 Berdasarkan Jarak

Local Area Network (LAN)

Gambar 2.1 Contoh LAN

(CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p4)

Clarke (2009:3) Suatu jaringan lokal yang terbatas pada satu jaringan seperti jaringan di perkantoran, jaringan rumah, dan jaringan kampus. Komponen yang digunakan dalam membuat jaringan LAN

(2)

adalah seperti kabel UTP (Unshielded Twisted-Pair), switch, router dan komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan LAN itu sendiri. Jaringan LAN tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator untuk melakukan pertukaran data. Hal tersebut diakibatkan jaringan LAN hanya menangani ruang lingkup yang kecil.

Wide Area Network (WAN)

Gambar 2.2 Contoh WAN

(http://www.mococorner.com/wp-content/uploads/2014/02/WAN.png, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:3) WAN (Wide Area Network) merupakan sebuah jaringan yang meliputi beberapa lokasi geografis dan biasanya terdiri dari beberapa LAN (Local Area Network). WAN memiliki cakupan wilayah yang paling luas. WAN dapat menghubungkan beberapa wilayah, bahkan negara. Untuk melakukan pertukaran data WAN membutuhkan peran operator telekomunikasi atau ISP.

(3)

Metropolitan Area Network (MAN)

Gambar 2.3 Contoh MAN

(http://image.slidesharecdn.com/topologijaringancomputer- 131207035817-phpapp02/95/topologi-jaringan-computer-5-638.jpg?cb=1386410470, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:3) MAN (Metropolitan Area Network) merupakan jaringan yang mengacu pada satu kota atau wilayah metropolitan. Jika memiliki dua jaringan yang berbeda dalam sebuah kota yang berhubungan secara bersama–sama dapat dikatakan sebagai MAN. MAN digunakan biasanya dalam menghubungkan jaringan pada suatu kota ke kota lain. Dalam melakukan pertukaran data MAN membutuhkan peran operator telekomunikasi atau ISP.

Internet

Sofana (2013:5) Internet adalah interkoneksi jaringan komputer skala besar seperti WAN (Wide Area Network), yang dihubungkan menggunakan protokol khusus. Internet merupakan bagian dari WAN. Cakupan internet adalah satu dunia bahkan tidak menutup kemungkinan antarplanet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan berkat dukungan protokol yang khas, yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

(4)

2.2.2 Berdasarkan Tipe Transmisi a. Wire Network

Sofana (2013:6) Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya berbahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan sejenis fiber yang disebut fiber optic. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada topologi LAN (Local Area Network). Sedangkan untuk MAN (Metropolitan Area Network) atau WAN (Wide Area Network) menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik.

b. Wireless Network

Sofana (2013:6) Wireless network adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared atau laser. Saat ini sudah semakin banyak public area atau lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless network. Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses internet tanpa kabel. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya dikisaran 2.4GHz dan 5.8GHz.

Standardisasi Jaringan Nirkabel 802.11a

Clarke (2009:103) 802.11a mendukung kecepatan 54 Mbps pada frekuensi mulai dari 5,725 GHz sampai 5.850 GHz. Komponen nirkabel 802.11a tidak kompatibel dengan perangkat 802.11b.

802.11b

Clarke (2009:103) 802.11b mendukung kecepatan 11 Mbps pada rentang frekuensi 2.400 GHz sampai 2,4835 GHz . Komponen wireless 802.11b yang kompatibel dengan perangkat 802.11g.

(5)

802.11g

Clarke (2009:104) 802.11g mendukung kecepatan 54 Mbps pada rentang frekuensi yang sama seperti 802.11b , yang memungkinkan perangkat dari dua standar untuk hidup berdampingan.

802.11n

Clarke (2009:104) 802.11n merupakan proyek nirkabel baru yang berjalan pada 5 GHz atau 2,4 GHz dan kompatibel dengan standar 802.11a / b / g. Tujuan dari 802.11n adalah untuk meningkatkan bandwidth dan jangkauan. 802.11n memiliki kecepatan transfer data lebih dari 100 Mbps.

2.2.3 Berdasarkan Fungsi Dalam Memproses Data a. Client-Server

Sofana (2013:7) Client server adalah jaringan komputer yang mengharuskan salah satu (atau lebih) komputer difungsikan sebagai server atau central. Server melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan dapat berupa akses web, e–mail, file, atau yang lain. Client server banyak dijumpai pada jaringan internet. Namun LAN (Local Area Network) atau jaringan yang lain pun dapat mengimplementasikan client server.

b. Peer-to-Peer

Sofana (2013:7) Peer to Peer adalah jaringan komputer yang setiap komputer dapat menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima access dari komputer lain dan memberikan access ke komputer lain. Peer to Peer banyak diimplementasikan pada LAN (Local Area Network). Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN (Metropolitan Area Network), WAN (Wide Area Network), atau Internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satunya alasan adalah masalah manajemen dan security.

(6)

2.3 Topologi Jaringan 2.3.1 Topologi Bus

Gambar 2.4 Topologi Bus

(http://www.aldo-expert.com/uploads/4.bus_.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:10) Topologi Bus menggunakan satu kabel sebagai batang utama untuk menghubungkan semua sistem bersama-sama. Sebuah topologi bus sangat mudah untuk membuat dan tidak memerlukan perangkat keras tambahan.

Aditya (2011:14) Topologi Bus ada dua ujung jaringan yang harus diakhiri dengan sebuah terminator yang berfungsi sebagai penutup jaringan pada topologi bus. Barel connector atau BNC (Bayonet Neill– Concelman) dapat digunakan untuk memperluas jaringan. Jaringan hanya terdiri dari satu kabel yang merupakan jalur utama. Kabel yang digunakan untuk topologi bus adalah kabel coaxial.

(7)

2.3.2 Topologi Star

Gambar 2.5 Topologi Star

(http://www.aldo-expert.com/uploads/1.star_.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:12) Semua komputer yang terhubung melalui satu perangkat pusat. Setiap workstation memiliki kabel yang berlangsung dari kartu jaringan ke perangkat pusat. Namun jika perangkat pusat mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan berhenti.

2.3.3 Topologi Ring

Gambar 2.6 Topologi Ring

(http://komputerlamongan.com/wp-content/uploads/2014/11/network_ring.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

(8)

Clarke (2009:14) Semua komputer yang terhubung melalui kabel yang loop dalam cincin atau lingkaran. Topologi cincin adalah sebuah lingkaran yang tidak memiliki awal dan akhir. Karena tidak ada ujungnya, terminator tidak diperlukan dalam topologi ring. Sinyal perjalanan dalam satu arah pada cincin sementara mereka lulus dari satu komputer ke komputer berikutnya, dengan masing-masing komputer regenerasi sinyal sehingga dapat menempuh jarak yang dibutuhkan.

2.3.4 Topologi Mesh

Gambar 2.7 Topologi Mesh

(http://netsprogram.com/tinymcpuk/gambar/image/Topologi-Mesh.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:13) Sebuah topologi mesh tidak sangat umum dalam jaringan komputer saat ini. Dalam topologi mesh, setiap workstation memiliki koneksi ke setiap komponen lain dari jaringan.

(9)

2.3.5 Topologi Hybrid

Gambar 2.8 Topologi Hybrid

(http://teknodaily.com/wp-content/uploads/2015/01/Ilustrasi-Topologi-Jaringan-Komputer-Tipe-Hybrid.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

Clarke (2009:15) Jaringan untuk menerapkan campuran topologi untuk membentuk topologi hybrid. Topologi hybrid yang sangat populer adalah topologi Star-Bus, di mana sejumlah bintang topologi yang dihubungkan oleh sebuah bus pusat.

2.3.6 Topologi Tree

Gambar 2.9 Topologi Tree

(http://tulisbaca.com/wp-content/uploads/2014/03/Topologi-Jaringan-Tree.jpg, diakses pada 04 Maret 2015)

(10)

Sofana (2013:54) Topologi tree disebut juga topologi Star–Bus atau Star/Bus Hybrid. Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN (Local Area Network) dengan LAN lainnya. Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing–masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing–masing pohon (Tree). Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang disebabkan persoalan broadcast traffic, dan kekurangan topologi star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub.

2.4 Perangkat Jaringan 2.4.1 Jenis-Jenis Kabel

a. Kabel Serial

Gambar 2.10 Kabel Serial

(http://ftp.koder.krakow.pl/IMAGE/PERYFERIA/KABLE/DB9%20-%20Male%20to%20Female%20Serial%20Cable.jpg, diakses pada 09

Maret 2015)

Clarke (2009:408) Kabel serial adalah komunikasi serial yang mengirimkan data melalui point-to-point link. Suatu metode komunikasi data yang hanya satu bit dan dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Port serial adalah cara khas untuk menghubungkan DTE (Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Communication Equipment). Beberapa fungsi digunakan untuk transmisi data, menerima data, dan sinyal kontrol. Pada dasarnya komunikasi serial data adalah suatu bentuk komunikasi paralel dengan

(11)

jumlah kabel hanya satu dan hanya mengirimkan satu bit data secara bersamaan. Dalam serial port, pengiriman informasi tidak memungkinkan untuk melakukan secara banyak sekaligus. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan pemindahan data, biasanya serial port bekerja seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk penggunaan port serial sekarang ini sudah berkurang. Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB dan Firewire. Sedangkan untuk jaringan (networking) fungsinya sudah tergantikan dengan port ethernet.

b. Kabel Twisted-Pair

Clarke (2009:22) Twisted-pair mendapatkan namanya dengan memiliki empat pasang kabel yang terpilin untuk membantu mengurangi crosstalk (interferensi dari kabel yang berdekatan) atau gangguan dari perangkat listrik luar. Kabel koaksial ini, memiliki dua bentuk yaitu UTP (Unshielded Twisted-Pair) dan STP (Shielded Twisted-Pair).

1. UTP

Gambar 2.11 Kabel UTP

(http://teknodaily.com/wp-content/uploads/2015/02/Gambar-Kelebihan-dan-Kekurangan-Kabel-UTP.jpg, diakses pada 09 Maret

2015)

Lukas (2006:60-61) UTP (Unshielded Twisted Pair) umumnya digunakan untuk keperluan media transmisi pada jaringan. UTP lebih mudah pemasangannya dan murah. UTP memiliki kelemahan dalam transmisi, karena kabel jenis ini mudah terpengaruh oleh ganguan elektromagnetik baik dari luar maupun dari kabel lain yang saling berdekatan.

(12)

2. STP

Gambar 2.12 Kabel STP

(http://googlind.com/wp-content/uploads/2015/03/stp1_cable.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

Lukas (2006:60-61) STP (Shielded Twisted Pair) memiliki kualitas dalam mentransmisi data lebih baik dari UTP, sehingga harga dari kabel STP lebih mahal dan lebih sulit dalam pemasangannya. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan elektromagnetik, karena dalam kabel ini terdapat pelindung yang berguna untuk mengurangi gangguan elektromagnetik.

c. Kabel Coaxial

Clarke (2009:21) Kabel koaksial seperti kabel yang digunakan untuk membawa sinyal tv kabel. Sekitar untai yang merupakan lapisan isolasi, dan menutupi isolasi yang dikepang kawat dan logam foil, yang melindungi terhadap interferensi elektromagnetik. Karena lapisan isolasi, kabel koaksial menjadi lebih tahan terhadap gangguan luar. Ada dua jenis kabel koaksial, yaitu: thinnet dan thicknet. Kedua berbeda dalam ketebalan kabel dan maksimum sinyal yang dapat dilakukan dalam perjalanan.

Lukas (2006:61-63) kabel coaxial terdiri dari dua konduktor. Kabel ini terdiri dari konduktor berbentuk silinder untuk lapis luar, yang melindungi konduktor bagian dalam. Konduktor bagian dalam dilapisi oleh bahan isolator, sedangkan konduktor bagian luar dilapisi oleh jaket pelindung.

(13)

d. Kabel Fiber Optik

Gambar 2.13 Kabel Fiber Optik

(http://diskominfo.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2012/03/Telkom-Ganti-Jaringan-Fiber-Optik.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

Lukas (2006:64) “Fiber optik merupakan medium yang tipis dan fleksibel yang dapat menghantarkan cahaya optik.”

Sofana (2013:464) Struktur dasar fiber optik terdiri dari 3 bagian, yaitu core (inti), cladding (kulit) dan coating (mantel) atau buffer (pelindung).

Sofana (2011:38) Fiber optik merupakan jenis kabel yang terbuat dari sejenis bahan kaca atau plastik. Diameter sebuah kabel fiber optik sangat kecil, sekitar 120 mikrometer. Kabel fiber optik lebih tahan terhadap lingkungan yang memiliki interferensi listrik yang sangat besar.

Kabel fiber optik memiliki kemampuan mentransmisikan sinyal dengan kecepatan sangat tinggi dan jarak sangat jauh. Kabel fiber optik juga dapat membawa informasi berukuran besar dengan tingkat keandalan tinggi. Kabel fiber optik dapat menjangkau jarak hingga 70 km dengan kecepatan transmisi data hingga 10 Gbps. Secara umum kabel fiber optik dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

(14)

Sofana (2013:465) Kabel fiber optik hanya digunakan untuk transmisi seberkas cahaya saja. Sumber cahaya yang digunakan umumnya berasal dari sinar laser. Kabel serat single-mode memungkinkan hanya satu mode cahaya melalui serat. (sebuah mode adalah sebuah cahaya yang masuk dalam fiber pada sudut pantulan tertentu)

• Multimode

Sofana (2013:465) Kabel fiber optik digunakan untuk transmisi beberapa buah berkas cahaya. Sumber cahaya yang digunakan umumnya berasal dari LED (Light Emitting Diode). Serat multi-mode memungkinkan beberapa mode cahaya yang dirambatkan melalui kabel serat.

2.4.2 Router

Gambar 2.14 Router

(http://mikrotik.co.id/produk_lihat.php?id=194#!ajaxpic/0/, diakses pada 09 Maret 2015)

Clarke (2009:156) Salah satu perangkat jaringan yang paling populer bersama dengan switch adalah router. Router bertanggung jawab untuk mengirimkan data dari satu jaringan ke yang lain dan merupakan perangkat lapisan–3.

(15)

2.4.3 Switch

Gambar 2.15 Switch

(http://www.patartambunan.com/wp-content/uploads/2014/08/switch-jaringan.png, diakses pada 09 Maret 2015)

Clarke (2009:156) Sebuah switch konten switch khusus yang dirancang untuk mengoptimalkan pengiriman data ke klien dengan memasukkan fitur untuk meningkatkan kinerja seperti caching data atau load balancing fitur pada saklar.

2.4.4 Bridge

Gambar 2.16 Bridge

(http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/DasarJaringan/Bridge.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

Clarke (2009:156) Sebuah jembatan yang digunakan untuk membuat beberapa segmen pada jaringan. Jembatan akan meneruskan lalu lintas jaringan hanya untuk segmen tujuan dan tidak semua segmen, sehingga bertindak sebagai perangkat penyaringan untuk meningkatkan kinerja jaringan.

(16)

2.4.5 Network Interface Card

Gambar 2.17 Network Interface Card

(http://www.patartambunan.com/wp-content/uploads/2014/08/kartu-jaringan.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

Clarke (2009:116) NIC (Network Interface Card) dengan mengkonversi data paralel dari komputer ke aliran bit serial yang dikirimkan pada jaringan.

2.4.6 Wireless Access Point

Gambar 2.18 Wireless Access Point

(http://www.kenable.co.uk/images/TL-WA901ND_WIRELESS_ACCESS_POINT_KENABLE.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

(17)

Clarke (2009:149) Jaringan nirkabel menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan data melalui udara. Ini berarti bahwa jika sebuah laptop yang ingin menjadi mobile di kantor kami dapat memungkinkan untuk mengakses jaringan melalui titik akses nirkabel asalkan memiliki kartu jaringan nirkabel pada laptop tersebut.

2.4.7 Modem

Gambar 2.19 Modem

(http://obengplus.com/news/image/2014mei/10speedy2.jpg, diakses pada 09 Maret 2015)

Aditya (2011:24) Modem (Modulator Demodulator). Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier), sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi yang berisi data atau pesan. Sehingga istilah modem adalah alat komunikasi dua arah (menggabungkan keduanya). Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diubah menjadi sinyal analog oleh modem. Sinyal analog tersebut kemudian dikirim melalui media telekomunikasi seperti telepon.

(18)

2.5 Model Referensi TCP/IP

2.5.1 Transmission Control Protocol/Internet Protocol

Gambar 2.20 The TCP/IP Internet model versus the OSI model (CompTIA Network+ Certification Study Guide, Glen E. Clarke,2009, p171)

Clarke (2009:170-174) Penggunaan internet dan WWW (World Wide Web) sangat populer saat ini. Banyak masyarakat yang membutuhkan aplikasi yang berbasiskan internet, Seperti e-mail dan akses web lainnya. Untuk itu perkembangan aplikasi yang berbasis internet terus berkembang.

Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP / IP) merupakan protokol yang melandasi internet dan jaringan dunia. Protokol TCP/IP terbentuk dari dua komponen yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP). Protokol ini sangat umum digunakaan pada aplikasi yang berbasiskan internet. TCP/IP awalnya dirancang pada tahun 1970, untuk digunakan oleh Advanced Defense Research Projects Agency (DARPA), dan Department of Defense (DOD) Amerika Serikat untuk menghubungkan sistem yang berbeda di seluruh negeri.

(19)

Model TCP/IP membagi fungsi yang terkait dengan transmisi data dengan menggunakan empat lapisan yang berbeda tanggung jawab. Di bawah area lapisan ini.

1. Layer Network Interface atau dapat disebut juga Layer Data Link. Layer ini merupakan layer pertama dari urutan layer TCP/IP. Layer ini bertanggung jawab menempatkan paket TCP/IP pada media jaringan dan menerima paket TCP/IP dari media jaringan, dengan kata lain layer ini sebagai perangkat keras pada jaringan. Seperti: IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, dan SNA. 2. Layer Internetwork atau dapat disebut juga Layer

Internet. Layer ini merupakan layer kedua setelah Layer Data Link. Layer ini bertangung jawab memberikan “virtual network” pada internet. Protokol utama dari layer ini adalah IP, ARP, RARP, ICMP dan IGMP. 3. Layer Transport bertanggung jawab memberikan fungsi

pengiriman secara end-to-end ke sisi remote. Protokol yang paling sering digunakan pada layer Transport adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

4. Layer Aplikasi merupakan layer paling akhir dari TCP/IP. Layer aplikasi digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP. Protokol yang sering digunakan pada layer ini adalah The Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) dan telnet.

(20)

2.5.2 Protokol

Protokol adalah sebuah aturan-aturan yang digunakan perangkat-perangkat jaringan untuk saling berkomunikasi.

a. Telnet

Clarke (2009:280) Telnet adalah protokol emulasi terminal yang memungkinkan client untuk menjalankan atau meniru program yang berjalan di server. Dengan kata lain memungkinkan antar perangkat jaringan untuk melakukan administrasi jarak jauh menggunakan perintah yang tersedia pada sesi Telnet.

b. FTP

Clarke (2009:89) File Transfer Protocol (FTP) adalah protokol yang bertugas untuk mengunduh dan mengunggah file antara server FTP dan client. Seperti Telnet dan Ping, FTP dapat membuat sambungan ke komputer remote baik menggunakan nama host atau alamat IP.

c. SFTP

Secure File Transfer Protocol (SFTP) adalah protokol transfer file interaktif mirip dengan FTP, tetapi mengenkripsi semua traffic antara client SFTP dan server SFTP. SFTP mendukung fitur tambahan seperti public key authentication dan compression.

d. TFTP

Trivial File Transfer Protocol (TFTP) adalah protokol sederhana dibandingkan dengan FTP yang hanya mendukung membaca dan menulis ke file dan tidak mendukung fitur seperti listing directory contents dan authentication. TFTP menggunakan UDP sebagai transportasi protokol.

e. SMTP

Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) adalah protokol yang digunakan untuk melakukan pengiriman e-mail melalui jaringan TCP/IP seperti internet.

(21)

f. POP3

Post Office Protocol, version 3 (POP3) adalah protokol internet yang digunakan untuk mengambil e-mail dari sebuah mail server ke POP3 client. Seorang POP3 client hanya dapat mengakses kotak masuk, kotak keluar, pesan terkirim dan pesan yang sudah dihapus.

g. IMAP4

Internet Message Access Protocol, version 4 (IMAP4) adalah protokol yang mirip dengan POP3 yang memungkinkan client untuk mengambil pesan dari sebuah mail server. IMAP4 memungkinkan fitur tambahan selain empat fitur yang ada di POP3 yang telah disediakan. Pada IMAP4 terdapat fitur tambahan seperti client dapat menyambungkan e-mail pada folder public yang disimpan dalam Exchange Server.

h. SNMP

Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah standar internet yang menyediakan metode sederhana untuk mengelola hampir semua perangkat jaringa yang mendukung SNMP dari jarak jauh. SNMP menyediakan format komunikasi antara agent dan manager, yang nantinya akan digunakan untuk monitoring atau manage perangkat jaringan. SNMP manager adalah aplikasi network management yang berjalan pada komputer, dan agent adalah software yang berjalan pada perangkat yang akan di manage. SNMP agent bekerja untuk mengambil variabel yang berada pada database variabel atau yang sering disebut Management Information Base (MIB) dan membuatkan parameter untuk perangkat tersebut.

i. SSH

Secure Shell (SSH) adalah program yang digunakan untuk membuat shell, atau sesi, dengan remote sistem. Setelah sesi remote didirikan, client dapat menjalankan

(22)

perintah dalam shell ini dan menyalin file ke sistem lokal. SSH memungkinkan pertukaran data melalui saluran yang aman antara dua perangkat jaringan. SSH dirancang sebagai pengganti telnet atau shell remote lainnya yang tidak aman. SSH menyediakan kerahasiaan dan integritas data melalui jaringan.

j. HTTP

Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah protokol yang digunakan pada internet untuk memungkinkan client untuk meminta halaman web dari server web.

k. HTTPS

Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS) adalah protokol yang memungkinkan pengguna untuk terhubung ke web serta menerima dan mengirim konten dalam format yang terenkripsi dengan menggunakan Secure Socket Layer (SSL). l. NTP

The Network Time Protocol (NTP) digunakan untuk sinkronisasi jam komputer pada internet. Hal ini dilakukan dengan mengkonfigurasi server untuk menjadi waktu server yang pada akhirnya semua komputer yang ada pada jaringan akan tersinkronisasi pada server.

m. TCP

Transmission Control Protocol (TCP) bertanggung jawab untuk menyediakan komunikasi connection-oriented dan memastikan pengiriman dari data. TCP akan memastikan bahwa data yang dikirim telah mencapai tujuannya, mengharuskan data yang dikirim lengkap dengan kata lain tidak ada data yang rusak atau hilang.

n. UDP

User Datagram Protocol (UDP) menawarkan connectionless sebuah layanan datagram. Berbeda dengan TCP yang memastikan data yang sampai dan dikirim dapat diterima seutuhnya. UDP tidak memastikan data yang dikirim

(23)

akan diterima dengan utuh atau berada pada urutan yang benar. (Clarke, 2009:174-179)

2.6 Model Referensi OSI

Clarke (2009:79-86) Pada tahun 1984, Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan standar, atau seperangkat aturan, untuk produsen komponen jaringan yang akan memungkinkan komponen jaringan untuk berkomunikasi dalam lingkungan yang berbeda. Standar ini dikenal sebagai Open System Interconnect (OSI) Model dan merupakan model yang terdiri dari tujuh layer. Setiap layer dari model OSI bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau tugas dalam tahap komunikasi jaringan. Model OSI menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software disebuah komputer berpindah melalui sebuah media jaringan ke software pada komputer lain.

Jaringan komunikasi dimulai dari Application Layer pada OSI model lalu bekerja jalan menuju Physical Layer. Setiap layer dari model OSI bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan lapisan diatasnya dan bawahnya. Standar OSI model telah diterima di industri komunikasi dan dipakai untuk mengatur karakteristik, elektrik dan prosedur dari perlengkapan komunikasi. Adapun pembagian tujuh layer dari OSI model adalah sebagai berikut:

1. Layer 1 – Physical Layer

Physical Layer merupakan lapisan paling bawah dalam urutan OSI model. Layer ini mendefinisikan aturan data yang akan dikirim, seperti tegangan listrik, jumlah bit yang dikirim dalam detik dan fisik struktur kabel. Dalam layer ini Network Interface Card (NIC) beroperasi untuk mengkonversi data menjadi sinyal transmisi. Sinyal transmisi yang dihasilkan tergantung dari media yang digunakan dalam jaringan. Transmisi ini dapat berupa analog atau digital. Teknologi yang bekerja dalam layer ini adalah UTP, fiber dan NIC.

2. Layer 2 – Data Link Layer

Data Link Layer merupakan lapisan kedua setelah Physical Layer. Lapisan ini bertanggung jawab menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut dengan frame. Layer ini bertugas memutuskan, menjaga serta memastikan jalur tetap mengirimkan data pada suatu media. Layer ini memberikan fasilitas

(24)

error detection dan error control bagi layer diatasnya. Spesifikasi IEEE 802 membagi layer ini menjadi dua level turunannya, yaitu lapisan Logic Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC). Protokol yang berkerja pada layer ini antara lain HDLC, Frame Relay, PPP dan ATM. Sedangkan peralatan jaringan yang bekerja pada layer ini adalah switch dan bridge.

3. Layer 3 – Network Layer

Network Layer bertanggung jawab menggabungkan pesan atau segmen menjadi paket-paket serta menambahkan header yang berisi informasi routing yang digunakan untuk proses routing. Informasi routing ini berisikan daftar tujuan paket yang akan dikirim yang disimpan dalam memori router. Protokol yang bekerja pada layer ini adalah IP. Peralatan network yang bekerja pada layer ini yaitu router dan switch layer 3.

4. Layer 4 – Transport Layer

Transport Layer bertanggung jawab untuk menjaga komunikasi jaringan antar node. Pada layer ini paket data diberikan nomor urut sehingga paket dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Keutuhan data sangat diutamakan pada layer ini, agar data dapat diteruskan dari Layer Session ke Layer Network. Paket yang diterima dengan sukses akan diberikan tanda (acknowladge) dan mentransmisikan ulang paket yang hilang ditengah jalan. Layer ini menyediakan error detection, recovery dan flow control. Protokol yang bekerja pada layer ini adalah TCP.

5. Layer 5 – Session Layer

Session Layer bertanggung jawab mengatur, membangun dan memutuskan sesi antara aplikasi serta mengatur pertukaran data antar entitas Presentation Layer. Proses komunikasi antar perangkat dan sistem dilakukan dengan tiga metode yang berbeda yaitu simplex, half duplex dan full duplex. Contoh penerapannya pada NFS dan SQL.

6. Layer 6 – Presentation Layer

Presentation Layer bertanggung jawab menterjemahkan isi pesan yang dikirim seperti text ASCII, data biner, JPEG. Teknik pengiriman data dilakukan dengan cara mengadaptasi data ke format standar sebelum

(25)

dikirim ke tujuan. Komputer tujuan dikonfigurasi untuk menerima format standar untuk kemudian diubah kembali ke bentuk aslinya agar dapat dibaca oleh aplikasi yang bersangkutan. Layanan yang tersedia pada layer ini yaitu enkripsi dan kompersi data.

7. Layer 7 – Application Layer

Application Layer merupakan layer paling atas pada OSI model. Layer ini berfungsi sebagai interface antar aplikasi, mengatur agar aplikasi dapat mengakses jaringan dan membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada pada layer ini adalah HTTP, FTP dan SMTP.

2.7 Teknologi ADSL

Forouzan. (2010:71-72) Internet pertama kali masuk ke jaringan telelepon atau PSTN (Public Service Telephone Network) di Indonesia pada tahun 1989. Teknologi pertama yang digunakan pada saat itu adalah Dial-Up. Teknologi ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung antara pengguna (users) dengan Penyedia Layanan Internat atau ISP (Internet Service Provider). Dial-Up memiliki beberapa kelemahan seperti tingkat kecepatan yang ditawarkan sangatlah rendah, dengan kecepatan yang rendah koneksi Dial-Up dapat dimanfaatkan hanya sebatas pencarian berbasis teks saja. Koneksi Dial-Up juga tidak dapat dilakukan saat saluran telepon sedang digunakan.

Sehingga pada tahun 2006 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT Telkom) mengaplikasikan teknologi jaringan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) pada jaringan teleponnya dan memasarkannya dengan label Telkom Speedy. ADSL adalah jenis teknologi akses internet melalui kabel tembaga saluran telepon yang sama digunakan oleh teknologi Dial-Up.

ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi akses Internet menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau (Injection Technology) yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data yang tadinya hanya dalam kecapatan rendah menjadi lebih cepat dan dalam jumlah besar. Hal ini dimungkinkan dengan adanya perangkat yang disebut Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM).

Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) merupakan sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan

(26)

saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter POTS) sehingga sinyal tersebut dapat dikirim melalui PSTN , dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL.

ADSL dikatakan asimetris karena arus data yang dikirim dan diterima tidak sama. Frekuensi sinyal yang digunakan berkisar antara 25 KHz sampai 1 MHz. Dengan cara seperti itu maka ADSL dapat mendukung pengiriman akses data dari 1,5 Mbps hingga 9 Mbps saat menerima data (Down-stream rate) dan dari 16 Kbps hingga 640 Kbps saat mengirim data (Up-stream rate). Karena ADSL menggunakan frekuensi antara 25 KHz sampai 1 MHz sedangkan frekuensi sub-audio 20 KHz ke bawah, hal ini yang menyebabkan ADSL tidak mengganggu pengunaan telepon saat digunakan secara bersama-sama.

2.8 Teori Khusus 2.8.1 PPP

Towidjojo (2013:198) Koneksi point-to-point dapat digunakan untuk menghubungkan secara langsung satu perangkat dengan perangkat lainnya dengan kata lain point to point. Umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke Internet Service Provider (ISP). Tujuan untuk membuat hubungan langsung point-to-point antara ISP dengan client adalah untuk memudahkan menejemen jaringan dan memisahkan client satu dengan lainnya. Untuk membuat topologi jaringan point-to-point digunakan PPP (Point-to-Point Protocol). PPP diterapkan pada client yang menggunakan serial modem untuk berhubungan dengan ISP. Selain itu dapat diterapkan juga pada DSL Modem, GSM Modem, Koneksi Satelit, maupun jaringan yang menggunakan kabel UTP dan fiber optik.

a. PPPoE

Towidjojo (2013:200) PPPoE (Point-to-Point Protocol over Ethernet) adalah pengembangan dari PPP. Perbedaan keduanya terletak pada media protokol ini diimplementasikan. PPPoE digunakan untuk membangun koneksi PPP over Ethernet protokol. Sedangkan fungsi PPP sendiri adalah sebuah protokol yang digunakan untuk

(27)

menghubungkan komputer dengan jaringan internet service provider (ISP). PPP dirancang untuk komunikasi serial, namun kini telah disesuaikan dengan ethernet, dengan kata lain ini merupakan PPPoE. PPPoE memungkinkan komputer untuk ke internet service provider melalui modem DSL dengan menggunakan media ethernet. Untuk melakukan sambungan PPPoE diperlukannya username dan password yang disediakan oleh ISP yang secara unik mengidentifikasikan sistem dan membangun koneksi internet.

b. PPTP

Towidjojo (2013:220) PPTP (Point-to-Point Tunneling Protokol) merupakan teknik tunneling, teknik ini memungkinkan jaringan lokal dapat berhubungan dengan jaringan lokal lainnya, melalui jaringan publik (internet). Data dikirim dari suatu jaringan lokal ke jaringan lokal lainnya dengan cara dibungkus (encapsulation) oleh protokol PPTP. Hasil dari pembungkusan tersebut akan menghasilkan paket baru, dan paket baru ini yang akan dikirim melalui jaringan publik.

Dengan protokol PPTP dalam melakukan pembungkusan data dapat menghasilkan VPN (Virtual Private Network) yang dapat menghubungkan jaringan lokal melalui jaringan publik. VPN dapat memberikan tingkat keamanan yang baik. Implementasi VPN dapat dilakukan dengan cara remote site dan site to site. Remote site terdiri dari satu VPN server dan VPN client. VPN client berupa komputer yang harus menggunakan username dan password untuk terhubung dengan VPN server.

Site to site terdiri dari beberapa VPN server yang saling terhubung. Adapun komputer client akan dapat saling berhubungan melalui VPN server pada masing-masing lokasi. Pada metode ini VPN server sering disebut dengan VPN Gateway.

2.8.2 Firewall

Towidjojo (2013:43) Firewall merupakan perangkat yang berfungsi untuk memeriksa dan menentukan paket data yang dapat keluar atau

(28)

masuk dari sebuah jaringan. Dengan kemampuan menentukan sebuah paket data bisa masuk dan keluar dari suatu jaringan maka firewall berperan untuk melindungi jaringan dari serangan yang berasal dari jaringan luar (outside network) yang berasal dari internet.

a. Network Address Translation

Towidjojo (2013:44) Network Address Translation (NAT) adalah suatu fungsi firewall yang bertugas melakukan perubahan IP address pengirim dari sebuah paket data. NAT pada umumnya diimplementasikan pada router-router yang menjadi batas antara jaringan lokal dengan jaringan internet.

b. Filter

Towidjojo (2013:51-52) Filter digunakan untuk menentukan suatu paket data dapat masuk atau tidak kedalam sebuah sistem router. Paket data yang akan ditangani pada fitur filter ini adalah paket data yang ditujukan pada salah satu interface router. Filter juga dapat menangani paket data yang melintasi router dari jaringan lokal ke jaringan internet.

2.8.3 IP Cloud

IP Cloud memungkinkan pengguna untuk mendapatkan DDNS (Dynamic Domain Name System) untuk perangkat router Mikrotik. Dengan IP Cloud pengguna akan mendapatkan DNS secara otomatis ketika IP Address mengalami perubahan. DNS yang diberikan secara otomatis akan dapat terus digunakan dengan DNS name yang sama, walaupun IP public mengalami perubahan.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh LAN
Gambar 2.2 Contoh WAN
Gambar 2.3 Contoh MAN
Gambar 2.4 Topologi Bus
+7

Referensi

Dokumen terkait

individu juga merupakan prasyarat untuk mengembangkan sumberdaya manusia sebagai pemimpin yang andal dan

menen%&kan setara dengan naturalisasi $P!).. 3.5 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit 4.5 Mem%edakan pemeriksaan sifat larutan elektrolit dan

139 karena kemauan merupakan suatu dorongan yang kuat dalam belajar sehingga siswa benar-benar dan bersungguh-sungguh dalam menerima ilmu pengetahuan dalam setiap

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang

Penelitian dilakukan dengan mempelajari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan perhitungan lintasan dilakukan dengan metode iterasi seperti yang telah dibahas

Gambar 4 menunjukkan ujicoba eksekusi Function Parsing2, fungsi parsing2 memiliki fungsi utama memecah kalimat yang diberikan oleh fungsi parsing_kalimat_v2 menjadi

Berdasarkan beberapa konsep tersebut, maka yang dimaksud dengan strategi pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu kesatuan rencana yang sifatnya komprehensif