• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN

MENGGUNAKAN ETANOL

A.

F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb ) merupakan sejenis rempah yang banyak digunakan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan, dan kosmetika. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kandungan kurkumin dalam temulawak. Variabel proses ekstraksi kurkumin dari temulawak ini adalah jumlah pelarut, lamanya waktu ekstraksi, dan besarnya konsentrasi yang berpengaruh terhadap tumbukan dan laju reaksi, serta ukuran suatu bahan yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan yang jika dibandingkan dengan yang berbentuk lempengan akan lebih cepat bereaksi dan pengadukan yang mempengaruhi pencampuran zat agar menjadi homogeny sehingga tumbukan antara partikel – partikelnya lebih cepat. Rasio perbandingan antara jumlah temulawak dan jumlah ethanol yang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah solven yang digunakan, maka kemampuan solven untuk melarutkan solute semakin besar. Kondisi operasi yang paling baik adalah 4 jam waktu proses, konsentrasi 80%,suhu 110 oC, dan volume pelarut 100 ml.

Kata Kunci : Kurkumin, Temulawak

I. PENDAHULUAN

Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb ) merupakan salah satu tanaman rempah kekayaan bumi Indonesia yang telah tersohor manfaat dan khasiatnya sejak dahulu kala. Temulawak sebagaimana nama padananya, Curcuma javanica,dipercaya sebagai tumbuhan asli Indonesia, yang kemudian menyebar ke beberapa Negara, seperti Malaysia, Cina bagian selatan, Thailand, Birma, India, dan Fillipina.

Temulawak dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pengolahan makanan serta sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu tradisional. Temulawak dengan kandungan kurkumin-Nya juga dikenal sebagai anti-tumor, antioksidan, obat malaria dan juga dapat mencegah tertularnya HIV pada manusia. Dengan mengekstrak kukurmin dari temulawak tentu kan lebih baik dalam penggunaanya.

Kurkumin dari temulawak dapat diambil dengan menggunakan cara ekstraksi, ekstraksi adalah istillah yang digunakan untuk operasi dimana suatu konstituen padat atau cair dipindahkan dicairan lainnya dimana solven yang digunakan adalah etanol. Etanol memiliki sifat yang sama seperti methanol, tetapi etanol tidak beracun seperti methanol. Kegunaan etanol yaitu

sebagai pelarut, perfume, serat sintesis, bahan bakar, untuk membuat obat (tonikum), desinfektan, dan minuman keras.

Temulawak mengandung zat kuning kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari beberapa senyawa tersebut yang merupakan zat warna kuning kurkuminoid merupakan salah satu bahan pewarna alami (natural curcumin) yang aman digunakan untuk pewarna makanan dan tekstil.

1.1. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak kurkumin (zat pewarna kuning) yang terdapat dalam temulawak dengan memvariasikan variable kecepatan, ukuran temulawak, konsentrasi etanol, waktu pengadukan, dan ratio perbandingannya.

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kecepatan pengadukan

terhadap ekstraksi kurkumin yang didapat dari temulawak.

(2)

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan kurkumin dalam mengekstrak temulawak dengan menggunakan pelarut etanol.

4. Mengetahui pengaruh ukuran temulawak terhadap banyaknya kurkumin yang terlarut dalam etanol.

5. Pada konsentrasi berapa etanol yang sesuai untuk mengekstrak temulawak.

1.3. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Masyarakat agar lebih mengetahui bahwa pewarna kuning berasal dari kurkumin.

2. Mengetahui bagaimana proses yang digunakan untuk mendapatkan kurkumin.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Temulawak

Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb ) merupakan salah satu tanaman rempah. Temu Lawak termasuk familia Zingiberaceae. Tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 5 - 750 meter di atas permukaan laut. Dapat ditemui di hutan jati, di tempat yang beralang-alang, atau ditanam di halaman rumah.

2.2 Etanol (C2H5OH)

Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus

empiris C2H6O.

2.3 Antioksidan

Antioksidan secara umum didefinisikan sebagai senyawa – senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid.

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan unsure pokok dari sebuah campuran yang menggunakan daya larut yang istimewa dari satu komponen atau lebih pada fase kedua.

2.5 Evaporasi

Evaporasi atau penguapan merupakan suatu proses dimana suatu bahan dalam keadaan cairan diubah menjadi dalam keadaan gas/uap.

2.6 Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut adsorbat, sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Unsri Indralaya pada bulan Februari 2009.

3.2 Alat dan Bahan a. Bahan yang digunakan

1. Sampel temulawak parut dan potong 2. Etanol 40%,60%, dan 80%

3. Aquadest b. Alat yang digunakan

1. Beker gelas 2. Erlenmeyer 3. Stirred 4. Parutan

5. Penutup ( karet atau plastik ) 6. Pisau

7. Water bath 8. Gelas Ukur 9. Kertas saring

Prosedur Kerja

Persiapan Sampel

Pelarutan (Adsorbsi)

Ekstraksi

Evaporasi

Hasil Ekstraksi

Prosedur Analisa Data

(3)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 40%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr: : 50 ml etanol 40%, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.72 gram (3.44 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.62 gram (5.24 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, dan pada waktu operasi empat jam jumlah solute dalam solven telah jenuh sehingga penambahan waktu saat proses tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin.

Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 60%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 50 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut pada etanol. Hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam

yaitu sebanyak 1.81 gram (3.62 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.60 gram (5.20 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh, perubahan ini terjadi karena saat menimbang neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk menimbang.

Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 80%

(4)

Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 40%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 40%, hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan dengan yang halus karena luas bidang sentuh antara temulawak dan etanol tidak banyak dan mempengaruhi adsopsinya dan pada saat pemotongan dengan menggunakan alat banyak kurkumin yang tertinggal di alat, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.20 gram (2.40 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.54 gram (5.08 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam.

Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 60%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak ( dari temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 40 %) karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak

dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut pada etanol, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.34 gram (2.68 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.55 gram (5.10 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang karena neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk menimbang.

Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 80%

(5)

menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 40%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol 40%, dimana hasil ekstraksinya semakin banyak dibandingkan dengan hasil ekstraksi temulawak 50 gr : 50 ml etanol, karena jumlah pelarutnya semakin banyak yang menyebabkan semakin banyak solute teradsorpsi, hasil ekstraksi terkecilnya pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.46 gram (4.92 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu enam jam yaitu sebanyak 2.66 gram (5.32%yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 60%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksi semakin banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.48 gram (4.96 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.69 gram (5.38 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 80%

(6)

pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 40%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 40%, hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan dengan yang halus karena luas bidang sentuh antara temulawak dan etanol tidak banyak dan mempengaruhi adsopsinya dan pada saat pemotongan dengan menggunakan alat banyak kurkumin yang tertinggal di alat, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.34 gram (2.68 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.61 gram (5.22 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 60%

Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 60% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40% yang memiliki kadar air lebih banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu 2.14 gram (4.28 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.63 gram (5.26 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 80%

(7)

sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini pengadukan mempengaruhi proses pelarutan pada pengadukan 100 rpm hasil kurkumin yang didapat semakin banyak, hasil kurkumin yang terbanyak yaitu 2.69 gram sebanyak 5.38 % yield (grafik 4.8). 2. Rasio perbandingan 50 gram temulawak parut (halus) : 100 ml etanol lebih banyak menghasilkan kurkumin, karena kemampuan solven untuk melarutkan semakin besar.

3. Waktu yang terbaik untuk ekstraksi kurkumin adalah selama 4 jam, lebih dari waktu tersebut tidak terjadi perubahan lagi karena solvennya telah jenuh.

4. Hasil kurkumin yang paling banyak yaitu dengan menggunakan temulawak halus, karena luas permukannya besar.

5. Etanol yang terbaik sebagai pelarut adalah etanol 80%.

5.2 Saran

1. Lanjutkan penelitian ini dengan menggunakan pelarut lain seperti benzene dan aseton.

2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan variable yang lain dan perbandingan yang lebih banyak.

VI. DAFTAR PUSTAKA

 Fessenden dan Fessenden.1992. “Kimia Organik Jlid I Edisi ketiga”.Jakarta: Erlangga.

 Novilia Sari dan Lina Thalib,2000, “Proses Pengambilan Zat Warna dari Ekstrak Kunyit untuk Pewarna Tekstil”,Indralaya: Palembang.

 Robinson,Trevol. “kandungan

Organik Tumbuhan

Tinggi”,Bandung:ITB

 Rukmana,Rahmat,1995. “Kunyit”,Majalengka:Kanisius

 Suharman,Andi.Drs.2003.

“Peningkatan Mutu Minyak Goreng dari Buah Kelapa dengan Menggunakan Zeolit Alam dan Ekstrak Kunyit”..Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya:Indralaya.

 http://ms.wikipedia.org/wiki/te

mulawak.06 Februari 2009 at 20:00 pm

 http://en.wikipedia.org/wiki/cur

cumin. 07 Februari 2009 at

09:00 am

 http://www.chem-is-try.org 07

Referensi

Dokumen terkait

Persen terekstrak tertinggi diperoleh pada ekstraksi menggunakan pelarut aseton, waktu 7 jam, dan nisbah bahan baku-pelarut 1:7 sebesar 63.90% dari kandungan awal

Ekstraksi inulin dari umbi dahlia dengan menggunakan pelarut etanol ini dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, selain cara kerjanya yang mudah, alat-alat yang digunakan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum operasi ekstraksi lycopene dengan menggunakan solven campuran n-heksana, etanol, dan aseton adalah pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan : Ekstraksi jus buah semangka menggunakan pelarut campuran n-heksana, aseton dan etanol dengan komposisi

Berdasarkangambar 3,pada berbagai perbandingan daun kapuk randu dengan etanol terlihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi, konsentrasi ekstrak semakin besar.Hal ini terjadi

Kondisi operasi yang relatif baik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit dengan pelarut asam asetat glacial 98 % adalah pada waktu ekstraksi 75 menit dan volume pelarut 300 ml

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume etanol 200 mL, temperatur ekstraksi 28 o C ( temperatur ruangan ) , dan jenis pelarut

Kondisi operasi yang relatif baik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit dengan pelarut asam asetat glacial 98 % adalah pada waktu ekstraksi 75 menit dan volume pelarut 300 ml