• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH WANITA (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman email : dwie_agtyahoo.co.id Abstrak - ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH WANITA (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman email : dwie_agtyahoo.co.id Abstrak - ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG

DILAKUKAN OLEH WANITA

(Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman

email : dwie_agt@yahoo.co.id

Abstrak

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan zat adiktif bukan untuk pengobatan dan berlangsung lama yang mengakibatkan gangguan fisik, mental dan sosial. Penyalahgunaan narkotika tidak hanya didominasi oleh pria tetapi juga wanita. Adanya berbagai masalah dalam kehidupan menjadikan wanita terlibat dalam penyalahgunaan narkotika baik sebagai pengguna, pengedar, maupun kurir pengantar narkotika. Penelitian berupaya mengungkapkan permasalahan mengenai aspek yuridis normatif dan empiris tentang faktor penyebab penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita, bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita dan apakah faktor penghambat dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika oleh wanita. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita dapat dianalisa menggunakan dua pendekatan. Faktor intrinsik meliputi faktor agama, keluarga, intelegensia. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi faktor pergaulan/ pengaruh lingkungan, pendidikan, ekonomi dan paling dominan adalah faktor keluarga. Upaya penanggulangan untuk mengatasi penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita melalui upaya penal dan non penal. Faktor penghambat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita yaitu faktor penegak hukum, sarana prasarana dan lingkungan/ masyarakat Saran penulis adalah keluarga lebih memberi perhatian kepada anggota keluarganya karena dari keluarga ditanamkan sifat-sifat moral serta nilai agama yang menjadi dasar dari keimanan wanita. Hendaknya upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika non penal pada wanita dengan melalui kontrol sosial dan perhatian dari masyarakat lebih diutamakan serta perlunya penegak hukum lebih tegas dalam menangani penyalahgunaan narkotika pada wanita.

(2)

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG

DILAKUKAN OLEH WANITA

(Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman

email : dwie_agt@yahoo.co.id

Abstract

Narcotics abuse is the use of addictive substances not for the treatment and for a long time, resulting in disturbance of physical, mental and social. Abuse of narcotics is not only dominated by men but also women. There were several problems in the life of a woman involved in the abuse of narcotics well as consumers, distributors, as well as narcotics couriers medium. Research is able to express concerns regarding the juridical normative and empirical aspects about the factors that cause narcotic abuse committed by women, how narcotics abuse prevention efforts done by the women and what are the factors inhibiting narcotics abuse prevention efforts done by women. Based on the results of the research concluded that the factors that lead to abuse narcotics made by women can be analyzed using two approaches. Intrinsic factors include the factors of religion, family and intelegensia. Whereas extrinsic factors include social factors / influences the environment, education and the economy .The most dominant is family factor. Prevention efforts to overcome narcotic abuse committed by women through the penal and non-penal facilities. Inhibiting factor in the handling of narcotics abuse committed by female factors namely law factor itself, law enforcement, infrastructure facilities and environment / society. Authors suggestion are to give more attention to the family members because of the family cultivated moral attributes and the religion that became the foundation of faith in women. Non penal narcotics abuse prevention efforts in women should be with through social control and attention from the public, as well as having precedence over strict law enforcement in dealing with narcotics abuse in women.

(3)

I. PENDAHULUAN

Salah satu penyakit sosial masyarakat adalah penyalahgunaan narkotika. Sudah tidak asing lagi saat ini terdapat zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi tubuh. Pada awalnya narkotika hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara, tapi kini, narkotika telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Narkotika telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi. Narkotika yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dapat mengakibatkan sindrom ketergantungan apabila penggunaannya tidak berada dibawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan dan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Hal ini tidak saja merugikan bagi pengguna, akan tetapi juga berdampak sosial, ekonomi, dan keamanan nasional, sehingga hal ini merupakan ancaman bagi kehidupan bangsa dan negara.1

Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus

1

Julianan Lisa Fr dan Nengah Sutrisna W, 2013, Narkoba, Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum, Nuha Medika, Jogjakarta, hlm 26

transportasi yang sangat maju dan pergeseran nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelap. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara ilegal bermacam-macam jenis narkotika. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak disegala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda dan mengancam kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang kian merebak tidak terlepas dari salah satu ciri barang tersebut yaitu menimbulkan adiksi (ketagihan) yang merusak dalam pengertian penggunaan tidak untuk pengobatan dan secara ilegal. Sedangkan dari sisi masyarakat yang rentan dengan masalah narkotika tertuju pada kelompok generasi muda suatu bangsa, mereka merupakan target narkotika yang paling utama. Namun pengguna narkotika tidak hanya pada generasi muda tetapi pengguna narkotika sudah menjalar ke setiap segi masyarakat, baik itu orang dewasa, remaja, anak-anak, kaya, maupun miskin.

(4)

yang lebih luas dan memiliki teman dari berbagai kalangan ataupun profesi.

Keinginan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan menyebabkan wanita lebih membutuhkan banyak materi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tidak akan menjadi suatu masalah apabila wanita dapat mencukupi kebutuhannya namun akan berbeda jika materi tidak mencukupi, akibatnya wanita yang melakukan kejahatan pun semakin meningkat pula. Hal ini dapat dilihat diberbagai media massa tentang berita-berita kriminalitas yang dilakukan oleh wanita. Hal ini menunjukkan betapa tertekannya kondisi sosial kaum wanita di satu sisi, yaitu mulai dari tekanan dalam keluarga sampai kepada masalah ekonomi yang semakin menghimpit, sehingga kontribusi ini menjadikan wanita terlibat dalam penyalahgunaan narkotika baik itu sebagai pengguna, pengedar, maupun kurir pengantar narkotika. Hal ini tentunya sangat merusak masa depan bangsa, karena wanita sebagai ibu maupun calon ibu tentu harus mendidik anak-anaknya. Namun jika seorang ibu tersebut terlibat narkotika akan berpengaruh pada perkembangan generasi penerus bangsa karena akan mengikuti jejak ibunya untuk terlibat narkotika2

Berdasarkan hasil riset Badan Narkotika Nasional (BNN) dari tahun 2007 sd 2011 jumlah tersangka kasus narkoba pada wanita

2

Sulistyowati Irianto, Kriminal Atau Korban, (Studi tentang Perempuan dalam Kasus Narkotika Dari Perspektif Hukum Feminis), MAPPI FHUI, Jakarta, 2010,hlm 56

mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Data Tersangka Kasus Narkoba pada Wanita di Indonesia (2007- 2011)3

No Tahun Tersangka Kasus Narkoba Wanita

1 2007 2.862

2 2008 3.035

3 2009 3.119

4 2010 3.366

5 2011 3.702

Sumber: Badan Narkotika Nasional tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas, tersangka pengguna narkoba pada wanita mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 tersangka pengguna narkoba sebanyak 2.862 kasus meningkat menjadi 3.035 kasus pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 menjadi 3119 kasus. Pada tahun 2010 pun tersangka pengguna narkoba wanita mengalami peningkatan sampai 3.366 kasus dan pada tahun 2011 mencapai 3.702 kasus.

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika pada wanita. (2) Bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita? (3) Apakah faktor penghambat penang-gulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita?

3

(5)

Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data dengan wawancara, studi pustaka dan studi dokumen. Sedangkan pengelolaan data melalui tahap editing, klasifikasi data dan sistematisasi data. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk uraian, lalu diinterpretasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasan dan dianalisa secara kualitatif kemudian untuk ditarik suatu kesimpulan secara induktif. Metode berpikir induktif yang digunakan menggunakan penalaran generalisasi.

II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh Wanita (Studi pada Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandar Lampung)

Wanita dalam keterlibatannya dalam penyalahgunaan narkotika tidak sebatas hanya sebagai pemakai saja tetapi juga sebagai pengedar, kurir maupun pemakai sekaligus pengedar. Wanita banyak dijadikan kurir narkotika oleh bandar narkotika karena tidak mudah dicurigai oleh aparat dan dapat melakukan transaksi dengan aman. Selain itu wanita dijadikan kurir oleh suaminya sendiri untuk menghindari penipuan oleh kurir. Adanya keterikatan sebagai istri menjadikan wanita tidak bisa menolak perintah suaminya tersebut.

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika pada wanita tentunya membutuhkan teori-teori faktor penyebab kejahatan untuk menganalisisnya. Penulis menggunakan teori biososiologi yang didasarkan bahwa tiap-tiap kejahatan itu timbul karena faktor individu seperti keadaan psikis dan fisik dari pelaku dan juga karena faktor lingkungan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kejahatan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Faktor Intrinsik

a. Faktor Agama b. Faktor Keluarga c. Faktor Intelegensia 2. Faktor Ekstrinsik

a. Faktor Pergaulan/ Pengaruh Lingkungan b. Faktor Pendidikan c. Faktor Ekonomi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Undang-undang dan literatur, melakukan wawancara dengan responden, dan analisis dari penulis secara garis besar penulis mengklasifikasikan faktor penyebab penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita kedalam 2 bagian sebagai berikut:

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor-faktor yang terdapat pada individu dan merupakan faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita adalah:

(6)

Lemahnya keimanan seseorang, sehingga dengan mudah mereka melanggar norma-norma agama, mereka lupa bahwa semua amal perbuatan manusia nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Menurut Diah Gustiniati M, agama merupakan faktor intern yang cukup berpengaruh ter-hadap wanita dalam melakukan suatu perbuatan. Apabila seorang wanita mempunyai dasar agama yang kuat maka tidak mungkin melakukan hal-hal yang dilarang agama. Sebaliknya apabila dasar agama rapuh maka mudah sekali bagi wanita untuk terjerumus pada perbuatan melanggar hukum seperti halnya penyalahgunaan narkotika.

b. Faktor keluarga

Pada dasarnya, keluarga merupakan tempat untuk men-curahkan kasih sayang, tempat untuk mendapatkan perhatian dan memperoleh ketenangan. Namun adanya perubahan kondisi keluarga seperti adanya kematian dan perceraian mem-buat timbulnya depresi pada wanita. Berdasarkan wawancara dengan responden narapidana pada Lapas Wanita bahwa perceraian

dengan suami

menyebabkan stress dan

depresi pada istri. Narkotika dijadikan jalan keluar untuk bisa mene-nangkan diri dan menimbulkan efek bahagia, walaupun sebe-narnya efek bahagia tersebut hanya halusinasi belaka dan tidak menyelesaikan masalah dan hanya akan menimbulkan masalah baru.

Faktor keluarga yang lain adalah apabila suami adalah bandar atau pengedar narkotika. Istri akan dipengaruhi suami untuk terlibat dalam peredaran narkotika tersebut. Dengan memanfaatkan istri sebagai kurir narkotika akan menimbulkan rasa aman bagi suami dalam menjalankan bisnis haram tersebut. Banyak terjadi oknum warga negara asing yang sengaja memperistri warga negara Indo-nesia hanya untuk dimanfaatkan sebagai kurir.

c. Faktor intelegensia

(7)

Menurut Diah Gustiniati M, jiwa yang lemah dan labil pada wanita dapat dengan mudah dipengaruhi dan cenderung tidak tegar dalam menghadapi perma-salahan hidup. Pada akhirnya lebih memilih untuk mencari jalan keluar pada narkotika untuk melupakan masalah mereka tersebut. Ketidak-mampuan untuk menimbang sesuatun dengan gelap narkoba baik sebagai pemakai ataupun kurir.

2. Faktor ekstern

a. Faktor Pergaulan/ Lingkungan

Faktor lingkungan atau masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Per-gaulan yang terjadi dalam masyarakat sangat banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan lain sebagainya. Akibat dari pergaulan tersebut dengan sendirinya manusia akan akrab dengan lingkungan dimana manusia itu berada. Dalam lingkungan para pecandu narkotika, semuanya terlibat menggunakan narkotika. Jika salah satu tidak menggunakan narkotika maka dianggap tidak setia kawan.

Menurut Nikmah Rosidah bahwa pergaulan wanita dari kalangan orang berpunya (the have) menganggap bahwa mengkonsumsi narkotika meru-pakan hal yang sudah biasa dan menjadi gaya hidup mereka. Gaya hidup seperti ini dianggap sebagai gaya hidup wanita modern. dan wanita cenderung mempunyai keinginan meniru sekitarnya. Terutama bagi wanita yang masih remaja tentunya pergaulan sangat penting dalam pencarian jati diri mereka.

b. Faktor pendidikan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan

warga binaan

(8)

memiliki pengetahuan yang terbatas pula.

c. Faktor ekonomi, dibagi dua yaitu:

1) Ekonomi lemah

Kemiskinan yang merajalela menjadi alasan klasik bagi para tersangka tindak pidana narkotika baik pria maupun wanita. Besarnya tingkat pengangguran di Indonesia merupakan masalah bagi bangsa Indonesia, tidak terkecuali kaum wanita terutama ibu rumah tangga. Sulitnya memperoleh pekerjaan bagi wanita terutama yang tidak memiliki pendidikan tinggi akan mendorong wanita tersebut untuk mencari cara lain dalam memperoleh uang dengan mudah. Salah satu cara tersebut yaitu terlibat dalam peredaran narkotika. .

2) Ekonomi tinggi

Faktor ekonomi sebagai penyebab wanita terlibat dalam penyalah- gunaan narkotika terutama sebagai pengedar tidak selalu dikarenakan kemiskinan tetapi juga karena ekonomi keluarga yang lebih dari cukup. Dalam suatu keluarga yang kaya masalah uang bukan meru-pakan hal yang perlu dirisaukan, wanita terutama yang masih remaja selalu diberi perhatian dengan bentuk kesenangan materiil, sedangkan kasih sayang

yang diberikan orang tua melalui kuisioner yang dilakukan penulis kepada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandar Lampung diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Faktor Penyebab Wanita Melakukan Tindak Pidana Narkotika Sumber: Data Sekunder, diolah tahun 2014

(9)

penyebab terbanyak sebanyak 5 orang atau 25 pesen dari 20 responden.

Faktor keluarga menjadi salah satu faktor yang mendominasi dari faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita. Responden yang terdiri dari WBP Lapas Wanita Bandar Lampung dan WBP pelimpahan Rutan Pondok Bambu memiliki faktor dominan yang sama bahwa faktor keluarga adalah paling banyak mempengaruhi mereka dalam keterlibatan terhadap narkotika. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Ketidakharmonisan dalam keluarga sehingga menimbulkan stres pada istri. Jiwa wanita yang cenderung labil menyebabkan wanita mudah sekali stres bahkan menjadi depresi. Hal ini berujung pada penggunaan narkotika dengan alasan untuk menghilangkan kejenuhan dan depresi yang dialami. Sebagai contoh salah satu WBP sebagai responden mengungkapkan bahwa perceraian yang dialami yang menyebabkannya menjadi pengguna narkoba. Dengan menggunakan narkoba maka wanita yang depresi dapat sejenak melarikan diri dari masalahnya walaupun sebenarnya hal tersebut sama sekali tidak menyelesaikan masalah.

Bagi remaja wanita tentunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua sangat penting. Perubahan kondisi rumah tangga seperti keluarga broken home dianggap penyebab utama kenakalan anak hingga

mengkonsumsi narkoba untuk melupakan beban, namun karena sifat dari narkotika dapat menimbulkan kecanduan maka ia akan terus menggunakan walaupun berakibat fatal bagi diri sendiri

(10)

3. Lingkungan keluarga memang sudah pengguna narkoba baik kakak, adik maupun orang tua. Berdasarkan wawancara penulis dengan responden, terungkap bahwa ada beberapa responden yang mengenal narkotika dari keluarganya sendiri karena memang keluarganya sudah terlebih dahulu terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Wanita yang berada dalam keluarga seperti itu akan sangat mudah tergoda untuk ikut menjadi pengedar narkotika karena melihat orang-orang terdekatnya dapat dengan mudah memperoleh materi dari bisnis narkotika.

B. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh Wanita (Studi pada Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandar Lampung)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Diah Gustiniati M dan Nikmah Rosidah, maka upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita dapat dilakukan secara penal dan non penal, adalah sebagai berikut:

1. Upaya Penal

Dalam upaya penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab yang ada, maka upaya melalui jalur penal adalah penegakan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Jenis pidana dibedakan menjadi beberapa

macam, diantaranya jenis pidana menurut KUHP (terdapat pada Pasal 10) yaitu:

1. Pidana Pokok: a. Pidana mati b. Pidana penjara c. Kurungan d. Denda

2. Pidana Tambahan: a. Pencabutan hak-hak

tertentu

b. Perampasan barang-barang tertentu

c. Pengumuman putusan hakim

2. Upaya Non Penal

Penanggulangan kejahatan melalui upaya non penal melalui tindakan yang bersifat preventif dan edukatif (pencegahan/ penangkalan/ pengen-dalian/ penanggulangan). Penang-gulangan yang bersifat preventif ini bisa diartikan sebagai suatu tindakan pencegahan. Upaya ini meliputi bidang-bidang yang sangat luas diseluruh sektor kebijakan sosial.

Penanggulangan secara preventif ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kejahatan. Upaya penanggulangan secara preventif antara lain:

a. Upaya melalui pendekatan agama

(11)

semua segi pendidikan lainnya. Pentingnya pendidikan agama Islam berguna untuk menempatkan diri dalam pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga (rumah) maupun di lingkungan masya-rakat. Menurut Purwanto4, Pendidikan agama harus dimulai sedini mungkin sejak

masih kecil”. Pendidikan agama ini harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua atau ayah sebagai kepala keluarga merupakan orang yang ber-tanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai dan norma-norma Agama Islam kepada anaknya. Dengan bekal iman dan taqwa ini akan membentengi anak dalam menghadapi pengaruh-pengaruhi negatif yang berkembang di masyarakat.

b. Upaya dari keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Lembaga ini merupakan sendi dasar organisasi sosial yang memiliki corak ter-sendiri. Menjaga keluarga tetap harmonis menjadi salah satu kunci mencegah anggota keluarga terlibat narkoba. Apabila wanita sebagai istri maka harus dapat menjaga hubungan baik dengan suami dan anak-anaknya. Hal ini akan mencegah terjadinya konflik dan depresi sehingga

4

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teorits dan Praktis (Jakarta: Rosda, 2000) hal 158

wanita akan jauh dari penggunaan narkoba. Apabila wanita dibaawah umur dan sebagai anak, maka harus berada dalam keluarga yang utuh dan orangtua harus memiliki perhatian yang cukup kepada anak-anaknya, sehingga anak menjadi lebih betah di rumah dan tidak terlibat pada pergaulan yang tidak baik.

c. Upaya dari lingkungan sosial Masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari pertanggungjawaban atas meningkatnya

penyalahgunaan narkotika pada wanita. Penting bagi warga untuk peduli pada sekitarnya terutama apabila ada warga yang terjerumus narkoba maka penting bagi lingkungan untuk memberikan perhatian yang baik agar orang tersebut menghentikan penyalah-gunaan narkoba tentunya dengan tetap menaati hukum yang berlaku, misalnya apabila tidak bisa di tangani secara sosial harus diserahkan kepada pihak berwajib.

C. Faktor Penghambat dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh Wanita (Studi pada Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandar Lampung)

(12)

terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh wanita yaitu:

1. Faktor hukumnya itu sendiri. Penyalahgunaan narkotika diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam undang-undang tersebut mencantum-kan jenis-jenis maupun nama-nama narkotika yang dipergunakan di Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang terkadang menciptakan jenis-jenis narkotika baru yang belum tercantum di Undang-undang, apabila terdapat kasus penyalahgunaan narkotika dengan barang bukti berupa narkotika yang belum ada dalam undang-undang mengakibatkan kerancuan bagi penegak hukum dalam mengajukan tuntutan. 2. Faktor penegak hukum

Aparat penegak hukum tidak tegas dalam menangani tindak pidana narkotika. Kurangnya rasa tanggung jawab dan pengabdian kepada negara serta kurangnya keimanan penegak hukum menyebabkan aparat melanggar sumpah jabatan mereka dan menjadi mudah tergoda dengan tawaran menggiurkan dari para pengedar narkoba sehingga meng-akibatkan adanya manipulasi terhadap barang bukti agar meringankan tersangka pengedar narkoba.

3. Faktor Sarana dan Fasilitas Faktor penghambat selanjutnya yaitu kurangnya sarana dan prasarana dalam merehabilitasi pengguna narkoba, jika ada tempat seperti itu letaknya jauh dan tidak semua kota di Indonesia memilikinya. Selain itu juga bagi para wanita yang terlibat narkotika baik pengguna maupun pengedar dan telah menjalani hukuman tentunya apabila mereka telah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan, mereka membutuh-kan suatu sarana agar dapat mengembangkan kemampuan supaya mandiri dan tidak terjerumus kembali pada obat-obatan.

(13)

III. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kriminologis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita pada Lapas Wanita Bandar Lampung dapat dianalisa dengan menggunakan dua pendekatan. Faktor intrinsik meliputi faktor agama, faktor keluarga, faktor intelegensia. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi faktor pergaulan/ pengaruh lingkungan, faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor penyebab paling dominan adalah faktor keluarga.

2. Upaya penanggulangan untuk mengatasi penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita pada Lapas Wanita Klas II A Bandar Lampung dapat dilakukan melalui upaya penal dan non penal. Upaya penal dapat dilakukan dengan mem-berikan sanksi pidana sedangkan upaya non penal dapat dilakukan dengan penanggulangan secara preventif meliputi upaya melalui pendekatan agama, upaya dari keluarga dan upaya dari lingkungan sosial.

3. Faktor yang menjadi penghambat dalam penanggulangan penyalah-gunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung, yaitu faktor hukum itu sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana dan prasarana dan faktor lingkungan/ masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Sulistyowati. 2010. Kriminal Atau Korban, (Studi tentang Perempuan dalam Kasus Narkotika Dari Perspektif Hukum Feminis). Jakarta: MAPPI FHUI

Lisa Julianan dan Nengah Sutrisna W. 2013, Narkoba: Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum. Yogyakarta: Nuha Medika

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teorits dan Praktis. Jakarta: Rosda

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Data Tersangka
Tabel 2. Faktor Penyebab Wanita

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Anda dapat menggunakan Malware Scanner yang free (edisi online) via URL yang tercantum pada situs web HKCERT untuk pengecekan dan membersihkan komputer anda. Apple Mac

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

jarannya kepada guru keterampilan agar dapat membelajarkan kepada siswa yang lebih efektif dan ino- vatif. Pembelajaran berbasis kom- petensi diharapkan mampu