• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Zat Besi (FE) di Klinik HJ. Ramini Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Zat Besi (FE) di Klinik HJ. Ramini Medan Tahun 2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat besi merupakan unsur vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen penting pada sistem enzim pernafasan. Fungsi utama zat besi adalah untuk mengantarkan oksigen kedalam jaringan–jaringan tubuh (Fungsi hemoglobin) dan berperan pada mekanisme oksidase seluler (Fungsi sistem sitokro). Selain itu kekurangan zat besi dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ–organ tubuh. Kekurangan zat besi biasanya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka. Dengan demikian walaupun terkadang belum jelas didapatkan tanda-tanda anemia, kekurangan zat besi sudah bisa menyebabkan akibat–akibat yang buruk pada tubuh, maka perlu mendeteksi kekurangan zat besi sedini mungkin (Proverawati, 2010).

Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai baik di klinik maupun di masyarakat. Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit atau masa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya, untuk mengangkut oksigen bagi jaringan tubuh. Hemoglobin merupakan slah satu komponen eritrosit yang berfungsi sebagai alat angkut dapat oksigen. Proses pembentukan eritrosit membutuhkan bahan antaranya zat besi. Eritrosit hidup dan beredar dalam tepi rata-rata selama 120 hari (Bakta, 2006).

(2)

defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12–28% angka kematian janin, 30 % kematian perinatal, dan 7–10% angka kematian neonatal. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik (Proverawati, 2010).

Ibu hamil sekitar 20–30% yang sosial ekonominya rendah di Amerika Serikat yang memperlihatkan defisiensi zat besi selama trimester III kehamilan. Sejumlah survei yang diselenggarakan di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa prevalensi anemia diantara ibu–ibu hamil berkisar antara 10% dan 30%. Sedangkan di india terdapat sekitar 88% ibu hamil yang menderita anemia dan pada wilayah Asia lainnya di temukan hampir 60% wanita yang mengalami anemia, namun demikian prevalensi anemia karena defisiensi zat besi di Cina tidak melampaui 40% (Gibney dkk, 2008).

Di Negara berkembang anemia karena defisiensi zat besi berkaitan dengan fungsi reproduktif yang buruk, proporsi kematian maternal yang tinggi 10–20% dari total kematian, insidens berat badan lahir rendah (bayi berat < 2,5 kg pada saat lahir) yang tunggi dan malnutrisi intrauteri (Gibney dkk, 2008).

(3)

Data Dinas Kesehatan Kabubaten Lebak 2008 menyebutkan angka kematian ibu mencapai 246 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka itu masih di atas angka kematian ibu di Indonesia, yang menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Millenium Development Goals Indonesia 2015, yakni 102 per 100 ribu kelahiran hidup, jelas penurunan angka kematian ibu di Lebak masih jauh dari harapan (Herutomo, 2009).

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak di dunia, terutama pada Negara miskin dan berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik (konsentrasi hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya zat besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan zat besi orang dewasa 2–4g besi, kira – kira 50 mg / kg BB pada laki–laki dan 35mg/kg BB pada wanita dan hampir dua per tiga terdapat dalam hemoglobin. Absorpsi zat besi terjadi di lambung (Wartonah, 2008).

(4)

meningkatkan resiko kehilangan darah selama persalinan dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi (Proverawati, 2011).

Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah defisiensi zat besi dan folat. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel–sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra (Proverawati, 2011).

Pemberian zat besi yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya anemia di saat kehamilan. Namun pada trimester pertama, zat besi dapat merangsang mual pada ibu hamil. Tetapi, kondisi mual pada ibu hamil sebaiknya jangan di hilangkan karena mekanisme mual merupakan cara bayi ‘berbicara’ pada ibunya. Kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan terutama di trimester ke III karena ekspansi jaringan ibu dan pembentukan darah merah juga simpanan zat besi pada janin (Proverawati, 2010).

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Penyebabnya masih banyak wanita Indonesia yang tidak peduli ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi terhadap perkembangan bayi (Manuaba, 2005).

(5)

Keberhasilan program pencegahan anemia sangat tergantung pada partisipasi masyarakat yang berdasar pada analisis perubahan perilaku yang berupa penilaian pengetahuan, sikap dan praktek yang ada di masyarakat. Perilaku timbul karena adanya dorongan dari dalam diri manusia yang disebut motivasi. Oleh karena itu, selain pengetahuan dan sikap, motivasi juga berpengaruh terhadap perilaku (Widya, 2012)

Dari survey awal yang dilakukan peneliti terhadap ibu hamil yang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke klinik Hj. Ramini, dari 5 ibu hamil 3 yang mengalami anemia, dan 2 yang tidak mengalami anemia.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk melakukan penelitian tentang motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini 2013 Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan permasalahan Bagaimana motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Tahun 2013 Medan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan.

2. Tujuan Khusus

(6)

b. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan minat dan motivasi bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) khususnya yang mengalami masalah dalam kekurangan zat besi (Fe) selama kehamilan. 2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) khususnya dalam pemberian zat besi (Fe) bagi ibu hamil di bidan di Klinik Hj. Ramini Medan .

3. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari pernyataan tersebut yakni sejarah pertempuran Kotabaru yang merupakan peristiwa nyata yang ditulis dalam bentuk teks sejarah dan kemudian ada perwujudan lain

Candi Teluk I secara astronomis terletak 102 22’45”BT dan 01 24’33”LS, keberadaan Candi Teluk ditemukan secara kebetulan pada tahun 1980, sebuah buldoser yang sedang

Dengan menggunakan 52 kata keterangan yang telah dipilih untuk mewakili sepuluh jenis kata keterangan di atas, dihasilkan 25 pola word graph yang dapat dilihat pada

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior ( OCB), semakin kuat komitmen organisasi karyawan maka semakin

Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas maka muncul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, apakah pembangunan infrastruktur konektifitas dapat meningkatkan

Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh pengaruh produk, harga (uang muka), lokasi dan promosi berpengaruh secara bersama terhadap penjualan rumah subsidi

Oleh karana itu penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengukur indeks bias berbagai jenis kaca dengan menggunakan prinsip pembiasan.. Hasil eksperimen ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biofisik dan sosial ekonomi yang mempunyai korelasi yang kuat terhadap keberadaan lanskap hutan pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel