• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEP"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS

Rezzy Eko Caraka

Dewasa ini para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki suatu ide berinovasi dalam mengatasi persaingan antar pelaku bisnis yang semakin kompetitif untuk memasuki dan mempertahankan pasar. Sudah sewajarnya dalam pelaku bisnis akan mengalami tumbuh dan berkembang, namun adapula yang gulung tikar. Karena itu dibutuhkan suatu keputusan bisnis yang implementasinya berupa perencanaan strategis dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk dan menyempurnakan usaha yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan bisnis.

Perencaanaan strategis tak lepas dengan statistika yang merupakan ilmu atau metodologi yang memiliki filosofi berpikir berkaitan dengan analisis, interpretasi, dan penyajian data sebagai bahan pengambilan keputusan. Dalam kegiatan bisnis, penerapan statistical thinking atau berpikir secara statistik menjadi sangat penting bagi pengambil keputusan (Decision Maker) termasuk bagi pelaku manajemen untuk dapat mengevaluasi sistem yang berjalan, dan

dapat menyarankan atau merekomendasikan kepada manajemen untuk melakukan perubahan maupun perbaikan sistem secara berkelanjutan. Dengan statistical thinking dapat melihat gejala dan variasi yang terjadi pada setiap proses dalam operasional bisnis dengan berdasarkan fakta yakni adalah objek atau pengamatan yang ada dilapangan.

Definisi tentang statistical thinking dapat diambil dari American Society for Quality. Statistical thinking merupakan filosofi pembelajaran dan tindakan staistika berdasarkan pada

tiga prinsip dasar oleh Hoerl dan Snee 2012 pada Statistical Thinking: Improving Business Performance yaitu :

a. Semua pekerjaan terjadi dalam suatu sistem pada proses yang saling berhubungan. b. Variasi ada di semua proses.

c. Memahami dan mengurangi variasi adalah kunci keberhasilan.

Perilaku bisnis pada umumnya didasarkan pada rangkaian keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan (Decision Maker) termasuk bagi pelaku manajemen. Dilihat dari kekuatan dan tekanan eksternal, maka keputusan yang diambil mengacu pada hal berikut: 1. Tujuan yang akan dicapai.

2. Pedoman yang harus dipatuhi yang berasal dari luar perusahaan.

(2)

Dalam pengambilan keputusan, secara konseptual akan mengambil jalan rasional, selanjutnya dengan mempertimbangkan suatu nilai yang layak dipertimbangkan, akan menghasilkan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan. Kegiatan operasional bisnis, terdapat kondisi pasti, kondisi ada risiko, maupun kondisi tidak pasti. Dalam suatu kondisi atau peristiwa apapun dalam operasional bisnis, diharapkan seorang pengambil keputusan (Decision Maker) maupun pelaku manajemen memiliki statistical thinking yang berdasarkan prinsip

dasar atau paradigma untuk mengenal masalah dari data fakta dan mempunyai alternatif pemecah masalah (Problem solving). Dalam statistical thinking, juga perlu memperhatikan langkah-langkah dalam penggunaan statistika pada semua tingkatan dalam manajemen, yaitu:

a. Bagaimana (termasuk kapan dan di mana) mengukur b. Apa yang mengukur dan mencari informasi yang relefan c. Bagaimana melaporkan hasil pengukuran

d. Bagaimana memposisikan kebenaran pada laporan

e. Bagaimana menafsirkan informasi statistika dalam istilah bisnis

Langkah-langkah tersebut diatas menekankan berpikir kritis dalam proses berpikir. Dalam proses berpikir, strategi untuk peningkatan kinerja bisnis adalah inti dalam statistical thinking, yaitu dengan adanya inisiatif secara berkesinambungan yang menekankan pada sistem proses perbaikan yang saling berhubungan. Pada keadaan dimana informasi tidak lengkap atau data hanya prakiraan saja, maka pembuat keputusan (Decision maker) maupun pelaku manajemen akan membuat keputusan dalam ketidakpastian dan untuk mengukur ketidakpastian tersebut dapat digunakan konsep nilai kemungkinan atau probabilitas. Yang dimaksud dengan probabilitas atau peluang adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan maupun setiap kejadian tak pasti serta memuat hasil keputusan baik nilai pay-off ataupun loss. Pada umumnya dalam menghadapi suatu persoalan pembuat keputusan (Decision maker) maupun pelaku manajemen telah mempunyai informasi awal baik bentuk subyektif maupun objektif. Informasi awal tentang probabilitas ini disebut probabiitas prior. Dengan memperoleh informasi baru berdasarkan penilitian sampel maka probabilitas dapat diperbaiki dan ditingkatkan dan disebut probabilitas posterior.

(3)

kompleksnya merupakan kumpulan alternatif, dimana pada setiap alternatif terdapat kumpulan keadaan tidak pasti. Sehingga perlu digambarkan secara sistematik dan komprehensif sehingga merupakan rangkaian kronologi tentang keadaan apa yang mungkin terjadi untuk tiap alternatif keputusan. Kategori keputusan menurut Johannes Supranto, MA antara lain adalah :

1. Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty)

Jika semua informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan diketahui secara sempurna dan tidak berubah

2. Keputusan dalam keadaan ada risiko (risk)

Jika informasi sempurna tidak tersedia, tetapi seluruh peristiwa yang akan terjadi beserta probabilitasnya diketahui

3. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)

Jika seluruh informasi yang mungkin terjadi diketahui, tetapi tanpa mengetahui probabilitasnya masing-masing

4. Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)

Jika kepentingan dua/lebih pengambil keputusan berada dalam pertarungan aktif di antara kedua belah pihak, sementara keputusan certainty, risk & uncertainty yang aktif hanya pengambil keputusan

Pemecahan masalah pada situasi keputusan ada kepastian (certainty) dapat dilakukan dengan pendekatan teknik statistika deterministik. Antara lain adalah liniear programming, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian, dan model network. Situasi keputusan ada risiko (risk) dapat dilakukan dengan teknik statistika probabillistik. Antara lain adalah model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik dan model antrian probabilistik. Situasi keputusan tidak ada kepastian (uncertainty) dapat dilakukan dengan teknik analisis keputusan dalam keadaan ketidakpastian, sedangkan untuk situasi keputusan ada konflik (conflict) teknik statistika yang dapat dipakai adalah teori permainan (game theory).

(4)

a. Kriteria Laplace / Bobot Yang Sama (Equal Likelihood)

Probabilitas semua kejadian sama, dan hasil perkalian antara hasil dan probabilitas tertinggi adalah keputusan baik

b. Kriteria Maximin / Wald ( Abraham Wald)

Keputusan didasarkan pada kondisi pesimis atau mencari nilai maksimum pada kondisi pesimis. Dengan mengasumsikan bahwa pengambila keputusan adalah pesimistik konservatif / risk avoider tentang masa depan

c. Kriteria Maximax

Keputusan didasarkan pada kondisi optimis dan mencari nilai maksimumnya. Dengan mengasumsikan bahwa pengambil keputusan adalah optimistik, cocok bagi investor yang risk taket

d. Kriteria Hurwicz (Lenid Hurwicz)

Keputusan didasarkan pada perkalian hasil dan koefisien optimisme. Merupakan perpaudan antara kondisi optimis dan pesimis

e. Kriteria Minimax Regret / Penyesalan ( L.J.Savage)

Keputusan didasarkan pada nilai regret minimum. Nilai regret diperoleh dari nilai opportunity loss pada setiap kondisi dan dipilih yang maksimum.

Pada keputusan bisnis yang memiliki kondisi berisiko, terjadi apabila pengambil keputusan dapat mengetahui besarnya nilai kemungkinan (probabilitas) mengenai hasil atau kejadian tak pasti tersebut, maka dikatakan keputusan dalam keadaan ada risiko. Atau dikatakan suatu keputusan disebut dalam keadaan ada risiko jika probabilitas hasil keputusan diketahui. Selain itu pada keputusan disebut dalam keadaan ada risiko apabila terdapat alternatif tindakan yang fisibel, ada kemungkinan kejadian tak pasti beserta probabilitas, dan ada nilai pay-off sebagai hasil kombinasi tindakan dan suatu kejadian tak pasti tertentu Langkah pengambilan keputusan yang dapat pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai macam alternatif yang ada dan layak bagi suatu keputusan, setelah itu menduga probabilitas terhadap setiap alternatif yang ada, menyusun hasil ataupun pay-off untuk semua alternatif yang ada dan mengambil keputusan berdasarkan hasil yang baik.

(5)

dampak apa yang akan ditimbulkan atas keputusan yang diambil. Sehingga Pengambilan keputusan berarti memilih satu diantara sekian banyak alternatif yang timbul dengan mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif dengan kriteria tertentu sehingga diharapkan didapat hasil pay-off , maupun hasil impas (break even). Pada kondisi yang buruk sekalipun seperti kondisi loss, dengan menggunakan statistical thinking seorang pengambil keputusan (Decision Maker) maupun pelaku manajemen diharapkan sudah memiliki alternatif langkah lain dan kendali untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Pada keadaan ekstrim dimana pengambil keputusan (Decision Maker) maupun pelaku manajemen dapat memperoleh informasi sempurna (perfect information), sehingga pengambil keputusan dapat menjamin pemilihan tindakan akan memberikan hasil terbesar (greatest pay-off) dan didapat nilai harapan informasi sempurna atau nilai harapan minimum kesempatan

(6)

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan hasil studi literasi dan pengamatan vidio yang dapat ditulis pada LKPD mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi besar gaya Coulomb dua

Analisis dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data sesuai dengan faktor penyebab terjadinya campur kode dari data tersebut sehingga dapat diketahui faktor apa

Dalam ulasan beliau, ditinjau dari segi aspek sumber, tasawuf dikategorikan sebagai salah satu dari ilmu syariah , yakni bersumber dari syariat al- qur’an dan

Sistem pengukuran kinerja BSC yang menggunakan beragam ukuran baik keuangan maupun non keuangan menunjukkan adanya target dan sasaran khusus yang lebih jelas untuk dicapai

tata letak yng berorientasi pada produk disusun dikeliling produk atau kelompok produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah... dua jenis tata letak

Pada percobaan 3 kita akan melihat pengaruh besarnya sumber tegangan bebas yang diberikan pada gejala transien yang didapat, sehingga nilai sumber tegangannya

Transmisi polisinaps ke korteks frontalis yang melibatkan komponen afektif, menimbulkan gejala-gejala psikis pada keadaan nyeri psikogenik, timbulnya

Analisis infrastruktur, menghubungkan knowledge management dan strategi organisasi, merancang KMS platform, identifikasi knowledge yang ada dalam organisasi, merancang tim