• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DIAGRAM POHON KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DIAGRAM POHON KEPUTUSAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III

DIAGRAM POHON KEPUTUSAN

3.1Diagram Pohon Keputusan

3.1.1 Pengertian

Pohon keputusan merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal. Metode pohon keputusan mengubah fakta yang sangat besar menjadi pohon keputusan yang mempresentasikan aturan. Pohon keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Di dalam sebuah pohon keputusan juga mungkin dibangun dengan seksama secara manual atau dapat tumbuh secara otomatis dengan menerapkan salah satu atau beberapa algoritma pohon keputusan yang memodelkan himpunan data yang belum terklasifikasi. (Kusrini, 2009)

Diagram pohon keputusan ialah suatu diagram berupa pohon bercabang-cabang yang menggambarkan hubungan antara alternatif keputusan atau tindakan dengan kejadian-kejadian tidak pasti yang melingkupi setiap alternatif dan hasil alternatif keputusan yang dipilih.(Supranto, 2005)

Diagram keputusan yang lengkap selain memuat alternatif tindakan dengan kejadian tak pasti yang melingkupinya juga memuat nilai kemungkinan atau probabilitas untuk setiap kejadian tidak pasti serta memuat hasil keputusan baik

(2)

27 berupa nilai yang merupakan penerimaan pembayaran (pay off) maupun berupa pengeluaran seperti kerugian (loss).

Dalam diagram keputusan, perlu dibedakan antara saat di mana kita mengambil keputusan yaitu saat di mana kita memilih salah satu di antara alternatif-alternatif yang tersedia dan saat timbulnya kejadian tidak pasti yang akan menentukan hasil dari alternatif-alternatif tersebut.

Saat pengambilan keputusan adalah saat di mana pengambil keputusan sepenuhnya memilih kendali dalam bertindak sedangkan kejadian tidak pasti adalah saat di mana sesuatu di luar diri pengambil keputusanlah yang menentukan apa yang akan terjadi artinya kendali di luar kemampuan pengambil keputusan.

Notasi atau simbol yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. , artinya simpul keputusan.

2. , artinya simpul kejadian tidak pasti.

3.1.2 Tahapan-tahapan Penggambaran Diagram Pohon Keputusan

Ada beberapa tahapan dalam penggambaran diagram pohon keputusan sebagai berikut :

1. Menentukan kumpulan alternatif tindakan awal atau permulaan.

(3)

28 3. Menentukan adanya alternatif tindakan lanjutan.

4. Menetukan kejadian tidak pasti yang melingkupi alternatif tindakan lanjutan.

3.1.3 Penggambaran Diagram Pohon Keputusan

Menurut Supranto (1991), dalam penggambaran diagram keputusan diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tentukan alternatif keputusan awal atau alternatif tindakan Pada tahap ini diperhatikan seluruh kemungkinan yang ada. 2. Tentukan tanggal evaluasi

Tanggal evaluasi adalah saat di mana hasil alternatif dievaluasi dan tanggal evaluasi harus sama untuk semua alternatif.

3. Tentukan kejadian tak pasti yang melingkupi alternatif awal

Bagi setiap alternatif harus diperhatikan setiap kejadian yang bisa terjadi secara langsung dan mempengaruhi hasil dari alternatif tersebut.

4. Tentukan keputusan atau alternatif lanjutan

Berdasarkan informasi yang baru diperoleh mungkin perlu diambil keputusan atau tindakan lanjutan.

5. Tentukan kejadian tak pasti yang melingkupi alternatif lanjutan

Jika terdapat tindakan lanjutan, maka tentukan kejadian tak pasti yang melingkupinya.

(4)

29 6. Kumpulan alternatif dan kejadian pada tiap simpul harus saling meniadakan. Kejadian-kejadian yang saling meniadakan atau bersifat “mutually exclusive” artinya setiap simpul hanya ada satu kejadian yang bisa terjadi.

Contoh kasus untuk proses pembuatan diagram keputusan adalah sebagai berikut :

Seorang pemain lotere diberi tiga pilihan yaitu main lotere dengan permainan uang, permainan dadu atau tidak ikut main sama sekali. Dengan simpul kejadian tidak pasti untuk lotere mata uang adalah angka dan gambar, sedangkan untuk main lotere dadu adalah satu, dua, tiga, empat, lima dan enam. Probabilitas atau nilai kemungkinan untuk masing-masing kejadian tak pasti untuk permainan mata uang adalah 0,5 sedangkan untuk permainan lotere adalah 1/6. Untuk setiap permainan dikenakan biaya Rp.1.000,-. Masing penerimaan untuk setiap simpul kejadian dijelaskan pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Permainan Mata Uang

kejadian penerimaan

Angka 2000

(5)

30 Kejadian tak pasti yang melingkupi permainan lotere dadu dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini ;

Tabel 3.2. Permainan Dadu

Kejadian Penerimaan 1 1000 2 0 3 2000 4 0 5 0 6 3000

(6)

31 Gambar diagram keputusannya adalah :

Angka Rp.1.000,-

Permainan mata uang

Gambar -Rp.1.000,- 1 Rp.0,- 2 -Rp.1000,- 3 Rp.1000,- Permainan dadu 4 -Rp.1000,- 5 -Rp.1000,- 6 Rp.2000,-

Tidak ikut permainan Rp.0,-

Simpul alternatif simpul kejadian hasil (akibat

Tindakan/ keputusan tak pasti keputusan)

(7)

32

3.2 Nilai Harapan Pay Off

Pay Off ialah nilai yang menunjukkan hasil yang diperoleh dari kombinasi

suatu alternatif tindakan dengan kejadian tak pasti tertentu. Pay off bisa berupa nilai pembayaran (payment) dari pemain B kepada pemain A. Kalau A dan B memilih strategi tertentu dalam teori permainan (game theory), bisa berupa laba, kenaikan pangsa pasar (market share), kekalahan, kemenangan, hasil penjualan, taruhan, nilai hasil ujian, dan lain sebagainya. Pada dasarnya Pay Off merupakan salah satu pemilihan tindakan dalam kasus pengambilan keputusan dalam keadaan ada risiko dan ketidakpastian. Komponen persoalan keputusan di dalam keadaan ada risiko dapat diberi symbol dan disajikan dalam bentuk matriks Pay Off sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel Keputusan ( Matriks Pay Off ) Kejadian dan probabilitas

TIndakan 1 k k …. (2 kij) …. k n (p ) (1 p ) …. (2 pj) …. (p ) n 1 t 2 t . . . i t . . . m t 11 a a 12 a1 j a 1n 21 a a 22 a2 j a 2 n . . . 1 i a a i2 aij a in . . . 1 m a am2 amj a mn

(8)

33 i

t = tindakan atau alternatif I yang dipilih (baris i)

j

k = kejadian tak pasti j ,

j

p = probabilitas kejadian kj (kolom j )

ij

a = pay off yang diperoleh kalau tindakan t dan kejadian tak pastii kj, i = 1, 2, …,n.

Jika diperhatikan tabel persoalan keputusan berupa matriks di mana baris menunnjukkan tindakan (pemilihan alternatif) dan kolom menunjukkan kejadian tak pasti. Tindakan ti menimbulkan n kejadian, masing-masing dengan probabilitasnya. Masing-masing tindakan (baris) bisa dihitung nilai harapan Pay off disingkat EP (expected pay off) untuk hal-hal yang menguntungkan seperti laba, hasil penjualan, penerimaan atau nilai harapan krugian atau kekalahan (EL = expected loss) untuk hal-hal yang merugikan seperti kekalahan, utang, kerugian.

Pilihlah alternatif dengan nilai harapan pay off terbesar (maximum expected

pay off) atau nilai harapan kekalahan terkecil (minimum expected loss). Untuk

tindakan ke I, diperoleh nilai harapan pay off sebagai berikut :

EP 1 ( ) n i ij j j t a p = =

Contoh :

Seseorang harus memutuskan untuk memilih menyimpan uangnya dalam bentuk deposito atau harus membeli saham di pasar modal. Keuntungan yang

(9)

34 dicapai tergantung pada keadaan perekonomian nasional yang dicerminkan oleh laju pertumbuhan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi meningkat dengan probabilitas 0,30 menurun 0,70. Kalau memutuskan memilih saham, keuntungan sebesar 1000 smu (satuan mata uang) kalau laju pertumbuhan ekonomi meningkat dan sebesar 250 smu kalau menurun.

Sebaiknya kalau memilih deposito, keuntungan sebesar 600 smu kalau laju pertumbuhan ekonomi meningkat dan 400 smu kalau menurun.

Dengan menggunakan kriteria nilai harapan pay off terbesar, keputusan mana yang harus dibuat membeli saham atau mendepositokan?

Jawaban :

Tabel 3.4 Contoh Tabel Pay Off (smu)

Tindakan Laju Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (0,30) Menurun (0,70)

Mendepositokan 1000 250

Membeli Saham 600 400

smu = satuan mata uang.

EP (t ) =1000(0,30) + 250(0,70) = 475 smu 1

(10)

35 Oleh karena EP(t ) = 475 smu terbesar, maka tindakan atau alternatif yang 1

dipilih ialah mendepositokan uang. Di dalam jangka panjang (in the log run), secara rata-rata akan diperoleh keuntungan (berupa bunga) sebesar 475 smu. Dalam contoh soal ini kita telah mengetahui bahwa probabilitas sebesar 0,30 dan 0,70 untuk laju pertumbuhan ekonomi yang menungkat dan menurun.

Sekarang persoalannya ialah berapa probabilitas bahwa laju pertumbuhan ekonomi meningkat atau agar nilai harapan pay off sama besarnya untuk alternatif satu (mendepositokan) atau alternatif dua (membeli saham). Probabilitas semacam itu disebut probabilitas tak terduga (in difference probabiitas).

Misalnya : p1= probabilitas alternatif 1 2

p = probabilitas alternatif 2

2

p = 1- p1 sebab p1+ p2 =1

Tabel 3.5 Tabel Probabilitas Kejadian Tindakan 1 k 1 p 2 k 1 (1−p) 1 t 1000 250 2 t 600 400 EP(t1) = 1000(p1) + 250 (1−p1)= 1000 p1 + 250 -250 p1 EP (t ) = 600 (2 p ) + 400 (1 (1−p1)= 600 p + 400 + 400 1 p 1

(11)

36 750 p + 250 = 200 1 p + 400 1

550 p = 150 1 p = 1 3 11=0,27

p = 1- 0,27 = 0,73 2

Jadi, dalam probabilitas laju pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 0,27 atau 27 % dan menurun sebesar 0,73 atau 73%, maka tak ada bedanya (indifference) memilih alternatif (tindakan) t atau 1 t , sebab nilai harapan pay off sama untuk 2

keduanya.

Akan tetapi kalau p > 0,27 kita akan memilih 1 t (mendepositokan) dan kalau 1

1

p < 0,27 kita akan memilih t (membeli saham). 2

3.3Teknik Sampling

Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili populasinya. Agar representatif, maka pengambilan sampel dari populasi harus menggunakan teknik pengambilan sampel (sampling) yang benar.

Ada dua teknik pengambilan sampel : 1. Teknik sampling berdasarkan peluang

Teknik sampling berdasarkan peluang adalah sebuah teknik pengambilan sampel dimana setiap unit observasi dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Ada tiga teknik sampling berdasarkan peluang :

(12)

37 a. Sampling Acak Sederhana

Sampling acak sederhana adalah teknik pengambilan sampel dimana sampel diambil berdasarkan tabel bilangan acak.

b. Sampling Klasifikasi

Sampling klasifikasi adalah sebuah teknik pengambilan sampel dimana populasi terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang antar sub populasi homogen. Karena sub populasi homogen, salah satu sub populasi diambil sebagai sampel.

c. Sampling Stratifikasi

Sampling stratifikasi adalah sebuah teknik pengambilan sampel dimana populasi terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang antar sub populasi heterogen. Karena sub populasi heterogen, pada setiap sub populasi ada yang diambil sebagai sampel.

2. Teknik sampling tidak berdasarkan peluang

Teknik sampling tidak berdasarkan peluang adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap unit observasi dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Ada beberapa teknik sampling berdasarkan peluang, diantaranya : a. Teknik sampling convenience (seadanya)

Gambar

Tabel 3.1 Permainan Mata Uang
Tabel 3.2. Permainan Dadu
Gambar 3.1. Bagian Diagram Keputusan
Tabel 3.3 Tabel Keputusan ( Matriks Pay Off )                       Kejadian dan  probabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak melebar dan mendapatkan hasil penelitian yang akurat untuk itu penulis membatasi masalah yang dikaji hanya pada

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan Persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar ekonomi siswa, asumsinya terbukti bahwa

Pada penelitian ini, untuk melihat pengaruh mengkonsumsi minyak sawit mentah terhadap ketersediaan biologis vitamin E, maka dilakukan analisis konsentrasi α-tokoferol

Hibiscus sabdariffa) adalah tanaman yang sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan diberbagai negara termasuk di Indonesia. Bagian yang dimanfaaatkan dari tanaman ini adalah bunganya

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup

berdasarkan hasil studi literasi dan pengamatan vidio yang dapat ditulis pada LKPD mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi besar gaya Coulomb dua

Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual Piaget (Krause, et al., 2007) bahwa siswa SMP (berusia 11 – 12 tahun) berada pada tahap operasi konkrit menuju

Perusahaan memberikan pelayanan jasa dan produk sesuai keinginan konsumen, seperti software ERP full customize. Dengan layanan ini perusahaan memiliki keunggulan