MAKALAH BIOKIMIA (ABKC 2202)
METABOLISME ASAM AMINO DAN PROTEIN ”PENTINGNYA PEMBERIAN ASI BAGI BAYI”
Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si
Drs. H. Hardiansyah, M.Si Riya Irianti, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh : Khairun Nisa (A1C214078) Kelompok VIII A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Biokimia dengan tema Metabolisme Asam Amino dan Protein yang berjudul “Pentingnya Pemberian ASI bagi Bayi” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pemberian ASI bagi bayi, alur proses pembentukan ASI, kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI, keunggulan dan manfaat ASI, dan dampak yang akan terjadi apabila ASI tidak diberikan kepada bayi.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :
1. Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si, Drs. H. Hardiansyah, M.Si dan Riya Irianti, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Biokimia.
2. Orang tua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil.
3. Serta rekan-rekan Mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan
tugas ini.
Semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai seberapa pentingnya ASI (Air Susu Ibu) bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Banjarmasin, 19 Maret 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah2 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.4 Metode Penulisan 2
BAB II PENTINGNYA PEMBERIAN ASI BAGI BAYI3
2.1 Ayat-ayat Al-Quran Tentang Pemberian ASI 3
2.2 Proses Pembentukan ASI 7
2.3 Kandungan Nutrisi dalam ASI 11
2.4 Keunggulan dan Manfaat ASI 16
2.5 Dampak bagi Bayi yang Tidak Diberikan ASI 19
BAB III PENUTUP 22
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yang luar
biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Pemberian ASI juga
merupakan faktor penunjang kecerdasan si bayi. Pentingnya pemberian ASI memang harus menjadi perhatian, dan tanggung jawab sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada si bayi jika ASI ini tidak diberikan pada bayi dengan maksimal. Pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi anda tidak sehat.
Perhatian akan pentingnya pemberian ASI juga harus datang dari lingkungan sekitar, ini agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan atau budaya yang harus di lestarikan. Karena meskipun ada susu formula yang anda andalkan sebagai pengganti ASI eksklusif itu tidak akan sebaik ASI. Karena banyak sekali kandungan susu formula yang tidak terdapat pada ASI, ASI lebih memiliki fungsi menyeluruh pada bayi sedangkan susu formula hanya memacu sebagian saja. Jadi, sudah sangat jelas bahwa memberikan ASI eksklusif adalah hal yang tidak bisa digantikan. Seperti yang telah dijelaskan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 233 tentang kewajiban seorang ibu untuk menyempurnakan penyusuannya bagi bayinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pemberian ASI bagi bayi ?
2. Bagaimana proses pembentukan ASI ?
3. Apa saja kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI ? 4. Apa saja keunggulan dan manfaat ASI ?
5. Apa saja dampak yang akan terjadi apabila ASI tidak diberikan kepada bayi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan ingin yang dicapai dalam penulisan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pemberian ASI bagi bayi.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan ASI.
3. Untuk mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI. 4. Untuk mengetahui keunggulan dan manfaat ASI.
5. Untuk mengetahui dampak yang akan terjadi apabila ASI tidak diberikan kepada bayi.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi kepustakaaan. Yang bersumber dari beberapa media tulis, baik berupa buku maupun media lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas.
BAB II
Allah SWT berfirman dalam QS. an-Nisa’ ayat 11 bahwa :
ممككدداللومأل يفد هكللللا مكككيصدويك
“Allah mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian” .
Di antara tanggung jawab pertama orang tua ketika si buah hati lahir adalah memberinya nafkah yang mencukupi kebutuhannya, mulai dari pakaian sampai makanan. Dan di antara tanda kesempurnaan ciptaan Allah SWT adalah diciptakannya ASI bagi para wanita (bahkan juga hewan mamalia betina) yang telah melahirkan sebagai makanan bagi anaknya. Dan menurut penelitian para Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, bahkan bagi bayi yang lahir premature.
Dan Kolostrum (ASI yang keluar di awal-awal setelah melahirkan, berwarna kekuning-kuningan) menurut beberapa literatur merupakan “imunisasi alami” bagi bayi atau sebagai obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Terdapat dalil-dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah tentang ASI dan menyusui antara lain sebagai berikut.
Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah ayat 233 bahwa :
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusui oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”.
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat Allah tersebut.
Terlepas wajib atau tidaknya hukum menyusui, dalam ayat tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan masa penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat menyusui dengan baik. Sehingga jelas, menyusui adala kerja tim. Keputusan untuk menyapih seorang anak sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan bersama antara suami isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi.
Insprasi utama dari pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintahNya. Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan bayinya pada wanita lain, sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
Hak-hak khusus ditetapkan bagi seorang isteri yang diceraikan oleh suaminya sebagai ganti dari menyusui anak-anak mereka. Sekalipun sang suami sudah meninggal, para pewarisnya wajib memperhatikan pemenuhan hak-hak yang diprioritaskan untuk menjaga agar anak tetap mendapatkan hak ASI-nya. Seperti firman Allah yang tertuang dalam Q.S At Thalaq ayat 6 sebagai berikut.
تداللوأك نللكك نمإدول نللهديمللعل اوقكيلدضلتكلد نللهكورلكاضلتك اللول ممككددجموكنممد ممتكنمكلسل ثكيمحل نممد نللهكونككدسمأل
اوركمدتلأمول نللهكرلوجكأك نللهكوتكآلفل ممككلل نلعمضلرمأل نمإدفل نللهكللممحل نلعمضليل ىتللحل نللهديمللعل اوقكفدنمألفل لرممحل
Arti dari ayat tersebut yaitu : “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”.
Dan di sini tidak disebut ataupun disindir sama sekali tentang susu-susu lain selain ASI jika ibu bayi tersebut tidak bisa menyusuinya, akan tetapi yang disebutkan adalah ASI dari ibu susu sebagai pengganti ASI ibu bayi
tersebut. Ini menandakan ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Ayat-ayat
di atas juga merupakan dalil tentang bolehnya ibu susu mengambil upah atas persusuannya.
Bahkan ketika keadaan sangat darurat, seperti yang dialami Ibunda Nabi Musa A.S yang sedang dikejar tentara fir’aun yang akan membunuh semua bayi laki-laki, Allah menganjurkan untuk tetap memberikan ASI (Q.S. Al-Qashash ayat 7). Dan Allah memelihara bounding antara nabi Musa dan ibunya, dengan mencegah Nabi Musa menyusu kepada orang lain. Sehingga Nabi Musa tetap disusui ibunya, walaupun dalam pengawasan Fir’aun (Q.S.Al-Qhashas ayat 12).
Terdapat rukhshoh (keringanan) dalam syari’at bagi para ibu yang sedang menyusui untuk meninggalkan puasa Ramadhan dengan membayar fidyah sebagai gantinya (dan masalah mengganti puasa ini ada khilaf dan bukan sekarang waktu untuk membahasnya). Hal ini disebabkan
adanya masyaqqoh (kesulitan) untuk menyusui sambil berpuasa, dimana ibu
penting, bisa saja syari’at menentukan ibu menyusui tetap wajib berpuasa dan bayinya diberi minum dari susu-susu lain seperti susu sapi, dll.
Dari Anas bin Malik al-Ka’bi rodhiyallohu anhu dalam HR. at-Tirmidzi
no. 715, Abu Dawud no. 2408, an-Nasa’i no. 2276, dll. Dishohihkan al-Albani
dalam Shohih Abi Dawud no. 2107, ia berkata :
هكللللا ىلللصل هدللللا للوسكرل تكيمتلألفل مللللسلول هديمللعل هكللللا ىلللصل هدللللا لدوسكرل لكيمخل انليمللعل تمرلاغلأل
نمعل كلثمدلدحلأك نكدما للاقلفل مدئداصل ينلدإد تكلمقكفل لمككفل نكدما للاقلفل ىدللغلتليل هكتكدمجلولفل مللللسلول هديمللعل
ومأل لدمداحللما نمعلول ةداللصلللا رلطمشلول ملومصلللا ردفداسلمكلما نمعل علضلول ىللاعلتل هلللللا نللإد مدايلصلدلا ومأل مدومصلللا
ومأل املهديمتللمكد مللللسلول هديمللعل هكللللا ىلللصل يلكبدنلللا املهكللاقل دمقللل هدللللاول ملايلصلدلا ومأل ملومصلللا عدضدرممكلما
مللللسلول هديمللعل هكللللا ىلللصل يلدبدنلللا مداعلطل نممد تكممعدطل نلوككأل الل نمأل يسدفمنل فلهملل ايلفل املهكادلحمإد
Kuda Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam lari kepada kami, lalu
aku datangi Rasulullah sholallohu alaihi wa sallam, aku mendapatinya sedang
makan pagi, beliau berkata “Mendekat dan makanlah!” Aku katakan “aku sedang puasa”, lalu beliau berkata “mendekatlah, aku akan mengabarkan kepadamu tentang puasa, sesungguhnya Allah ta’ala telah menggugurkan puasa dan setengah sholat bagi musafir, dan juga puasa bagi wanita hamil atau menyusui.” (Anas berkata) Demi Allah! beliau telah mengucapkan keduanya atau salah satunya, aduhai sesalnya diriku tidak makan makanannya
Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam.
Hanya karena menyusui, seorang ibu ’disetarakan’ dengan ibu kandung. Ini menunjukkan pentingnya menyusui dan hukum-hukum yang kemudian berlaku. Saudara sepersusuan menjadi mahram yang tertuang dalam Q.S. An-Nisaa ayat 23. Selain itu juga terdapat HR.Tirmidzi yang menyebutkan bahwa
“Allah telah melarang hubungan yang disebabkan oleh persusuan sama seperti Dia melarang hubungan karena pertalian darah “
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui
bayinya, “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui
susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah Subhanahuwata’ala.”
Subhanallah, pelajaran yang sangat berharga. Betapa mungkin kita lupa, bahwa menyusui hendaklah diniatkan ibadah, bukan sekedar insting. Ini merupakan bentuk investasi kita di dunia dan akhirat. Semoga anak kita menjadi anak yang bersyukur pada Rabb-nya dan orang tuanya seperti firman Allah dalam Q.S. Luqman ayat 14 bahwa :
يلد رمككشما ندأل نديمملاعل يفد هكلكاصلفدول نرهمول ىللعل انلهمول هكملكأك هكتمللملحل هديمدللداولبد نلاسلنمإدلما انليمصللولول
ركيصدمللما يللللإد كليمدللداوللدول
Arti dari ayat tersebut yaitu :”Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Ayat tersebut mengandung dua pengertian, yaitu: pertama, adalah perintah bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh.
Kedua, perintah bagi anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena ibunya telah merawatnya siang dan malam. Terdapat kewajiaban anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara terdapat hak anak untuk diberi ASI selama 2 tahun penuh. Terdapat kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, sementara terdapat hak ibu agar anaknya berbakti kepadanya.
2.2 Proses Pembentukan ASI
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.
bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi.
Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI, mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara, yaitu Progesteron, Estrogen, Prolaktin, Oksitosin , dan Human placental lactogen (HPL).
Dalam proses produksi ASI atau Laktogenesis terdapat tiga fase yaitu:
1. Laktogenesis I
Selama masa kehamilan, payudara biasanya menjadi lebih besar seiring dengan meningkatnya jumlah dan ukuran kelenjar alveoli sebagai hasil dari peningkatan hormon estrogen. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan HPL, yang berperan dalam produksi ASI, aktif bekerja. Hal ini terjadi sampai seorang bayi telah disusui untuk beberapa hari dimana produksi susu yang sebenarnya dimulai.
bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti. 2. Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI yang sebenarnya tidak langsung terjadi setelah melahirkan, jadi yang dikonsumsi bayi sebelum ASI adalah kolostrum.
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Gambar 1 : Proses Produksi ASI Sumber : http://www.google.co.id.
2.3 Kandungan Nutrisi dalam ASI
Bayi yang mendapat asupan ASI secara umum akan lebih sehat jika dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan asupan susu buatan. Sebaik-baik susu buatan, tidaklah sebaik ASI. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 233 yang memerintahkan para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya :
ةلعلاضلرلللا مللتديك نمأل دلارلأل نممللد نديمللمداكل نديمللومحل نللهكدللومأل نلعمضدرميك تكادللداوللماول
Keunggulan dan keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak diragukan lagi. ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi.
Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.
Kandungan nurisi yang terdapat dalam ASI, yaitu : 1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin, asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
3. Lemak
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4. Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
5. Vitamin K
karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan
6. Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
7. Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
8. Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
9. Vitamin yang larut dalam air
B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
10. Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di alam.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
2.4 Keunggulan dan Manfaat ASI
Gambar 2 : Pemberian ASI Sumber : http://www.google.co.id.
ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan. Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis, ekonomis, dan hygienis.
2. Mengandung semua bahan atau zat gizi yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3. Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar,
bebas bakteri dan suhu yang sesuai, tanpa penggunaan alat bantu.
4. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan atau takaran.
5. Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit
daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6. Mengandung imunoglobulin.
7. Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
a) Manfaat ASI Untuk Bayi
1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi. 2. Mengandung zat protektif
3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan 4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
5. Mengurangi kejadian karies dentis 6. Mengurangi kejadian maloklusi.
1. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan
2. Aspek keluarga berencana
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan
3. Aspek psikologi
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
d) Manfaat ASI Untuk Keluarga
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan.
d) Manfaat ASI Untuk Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian menurun.
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
Jika semua ibu menyusui, maka pengeluaran devisa yang seharusnya dipergunakan untuk membeli susu formula dapat di tabung sebagai kekayaan nasional.
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kulitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
d). Kerugian Air Susu Buatan/Formula Air susu buatan/formula, yaitu:
1. Pengenceran yang salah
Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal yaitu melarutkan susu formula lebih encer dari seharusnya atau lebih pekat dari seharusnya. Keduanya akan menimbulkan masalah pada bayi dan anak. Penyebabnya adalah aturan yang tertera pada label kaleng susu formula tidak dapat dimengerti oleh ibu-ibu.
2. Kontaminasi mikroorganisme
Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi mikroorganisme patogen.
3. Menyebabkan alergi
Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, prevalensinya dilaporkan antara 0,5 -1 %. Tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang menyadari.
4. Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis
Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronis pada anak yang minum susu sapi. Diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut menyebabkan terjadinya akut menyebabkan terjadinya diare kronis melalui mekanisme peningkatan absorsi antigen melalui mukosa yang rusak yang selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi dan dan terjadi enteropati yang akhirnya akan memperberat kerusakan mukosa.
5. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah
6. Tidak Mempunyai manfaat ASI
Dari uraian manfaat ASI di atas dapatlah dikatakan bahwa kekurangan lain dari susu formula adalah, bahwa susu formula tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI.
2.5 Dampak bagi Bayi yang Tidak Diberikan ASI
Otak manusia yang jumlah selnya sebanyak 14 milyar yang menghubungkan dan mengatur serta mengendalikan semua organ tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki yang operasionalnya begitu rumit. Pembelahan sel-sel otak membutuhkan zat-zat gizi seperti ASI. Jika dalam pembentukan sel-sel otak yang jumlahnya milyaran tadi, nutrisi yang dibutuhkan tak cukup, pertumbuhan otak bayi atau anak akan terganggu. Hal yang paling umum, yaitu akibat lambatnya pertumbuhan sel otak dan kecerdasan bayi atau anak akan berkurang.
Tidak ada susu pengganti yang sebaik ASI. Oleh karena itu, orang dulu yang mempunyai seorang bayi, tetapi tidak bisa menyusui bayinya karena sakit
atau meninggal atau tidak mempunyai ASI, maka sang bayi dicarikan ‘ibu
susuan (surrogete mother)’ yang sekarang jarang dipraktekkan. Jika ASI ada, tetapi masih kurang, atau ASI ibunya tidak ada, maka perlu susu tiruan dan makanan tambahan yang mengandung zat-zat seperti ASI.
Di samping itu, kebanyakan ibu-ibu yang mempunyai bayi kurang berkenan menyusui bayi/anak mereka dengan berbagai alasan seperti malu dan takut penampilan mereka nanti kurang atau tidak atraktif lagi. Payudaranya akan kendor dan sebagainya.
Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas of Illinois, yang
Walaupun bayi-bayi dalam kedua kelompok studi tersebut nampak sama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, peneliti mengetahui bahwa bayi-bayi yang diberikan ASI memiliki risiko sakit lebih rendah yang dikarenakan adanya komponen imun-protektif pada ASI.
Pada perkembangan saluran cerna bayi yang baru lahir, ASI pun memiliki peran yang tidak kalah penting. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ASI memberikan efek yang baik dalam perkembangan saluran cerna, khususnya pada usus. Hal ini ditunjukkan pada penelitian terhadap sel-sel usus yang diisolasi dari feses bayi, 12 bayi yang diberikan ASI dan 10 bayi yang diberikan susu formula, siklus sel-sel usus yang berlangsung hanya tiga hari ini dapat memberikan gambaran bagaimana perkembangan jutaan sel-sel usus dari mulai yang sederhana sampai sel-sel yang telah terdeferensiasi dan telah menunjukkan fungsinya terlihat bahwa perkembangan sel-sel usus bayi yang diberikan ASI lebih baik, di mana hal ini sangat penting karena saluran cerna pada bayi akan berkembang secara signifikan karena adanya respons makanan.
Perkembangan sel-sel usus ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan bakteri di saluran cerna karena seiring pertumbuhannya maka bakteri juga mulai muncul dalam saluran cerna bayi, sehingga saluran cerna perlu belajar dalam mengenali bakteri dan virus yang tidak baik bagi saluran cerna.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, maka dapat disimpulan bahwa :
1. Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang pemberian ASI bagi bayi, yaitu pada QS al-Baqarah ayat 233, Q.S At Thalaq ayat 6, Q.S. Al-Qashash ayat 7, Q.S.Al-Qhashas ayat 12, dan Q.S. Luqman ayat 14, serta masih banyak lagi.
2. Proses produksi ASI atau Laktogenesis terdapat tiga fase yaitu Laktogenesis I, Laktogenesis II, dan Laktogenesis III.
3. ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral bagi bayi yang nutrisinya sudah tidak diragukan lagi.
5. Dampak yang akan terjadi apabila ASI tidak diberikan kepada bayi, yaitu terganggunya perkembangan saluran cerna bayi yang baru lahir, dan terganggunya pembentukan sel-sel otak yang jumlahnya milyaran yang dapat menghambat pertumbuhan otak bayi.
3.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis mengajak atau menganjurkan kepada pembaca yang mempunyai bayi agar memberikan ASI pada bayinya dengan sempurna selama dua tahun. Ada dua manfaat menyusui bayi/anak sampai dua tahun tersebut. Pertama, pertumbuhan sel-sel otak bayi lebih sempurna.
Kedua, ia berfungsi sebagai cara menjarangkan anak (keluarga berencana). Dan bagi calon bapak atau calon isteri agar mengingatnya nanti setelah beristeri atau bersuami dan punya bayi, agar bayinya disusui oleh ibunya secara sempurna pula. Janganlah merasa risih, malu, takut penampilan akan tidak menarik. Karena perintah menyusui bayi adalah kewajiban yang berasal dari Allah swt yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan dokter Anak Indonesia. 2008. Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit FK
UI.
Khumaira, marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra pustaka Yogyakarta