• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN (2)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum ke-2 Hari/Tanggal : Senin/27 Februari 2017 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : XII

Organisme Akuatik Asisten : Nurhalimah

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

Disusun oleh: Justi Herdy C14140057

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wadah dan media air merupakan salah satu input produksi yang vital dalam kegiatan akuakultur. Wadah dan media air tergolong ke dalam elemen lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan proses produksi akuakultur. Lingkungan yang baik akan mencegah masuknya agen patogen. Sebaliknya, lingkungan yang buruk akan memudahkan masuknya agen patogen yang membahayakan bagi organisme kultur. Pencegahan masuknya agen patogen dapat dilakukan sebelum proses produksi dimulai melalui upaya desinfeksi pada wadah dan media air pemeliharaan.

Desinfeksi bertujuan untuk memusnahkan mikroorganisme agen patogen (virus, bakteri, fungi, protozoa dan parasit). Upaya pemusnahan (desinfeksi) tersebut akan berhasil bila mikroorganisme agen patogen seluruhnya terpapar bahan desinfeksi (desinfektan) pada konsentrasi dan durasi paparan tertentu (Yanong dan Eracher-Reid 2012). Pemilihan metode desinfeksi dalam akuakultur mempertimbangkan biaya operasional masing-masing metode. Sehingga metode desinfeksi dengan desinfektan bahan kimia lebih umum digunakan karena mudah dan murah. Banyak bahan kimia yang dapat digunakan untuk desinfeksi, namun yang familiar digunakan adalah kaporit, klorin, kalium permanganat dan formalin. Namun satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan desinfektan bahan kimia akan menghasilkan residu yang berdampak buruk bagi lingkungan (ekosistem) (Sakarosa 2014).

Tujuan

Menentukan jenis desinfeksi dan dosis yang paling efektif untuk menghilangkan mikroorganisme patogen.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada Senin, 20 Februari 2017 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departeman Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

(3)

Prosedur Kerja

Pengujian ini dilakukan secara aseptik untuk menghindari kontaminasi dari selain wadah dan media air pengujian. Teknik aseptik dikerjakan dengan bantuan akohol 70% untuk area kerja dan tangan serta api bunsen untuk proses penggoresan. Pengujian dilakukan menggunakan satu toples kosong sebagai representasi wadah dan satu toples berisi air 1 liter sebagai representasi media air. Selain itu, dua media TSA dalam cawan petri yang sudah disiapkan dibagi menjadi dua kuadran, kuadran kiri untuk pengujian sebelum desinfeksi dan kuadran kanan untuk pengujian sesudah desinfeksi. Penggoresan kuadran kiri dilakukan di awal pengujian. Untuk wadah, jarum ose digoreskan secara acak pada seluruh sisi dalam toples lalu digoreskan pada media. Sedangkan untuk air kran, jarum ose dicelupkan lalu digoreskan pada media.

Pengujian selanjutnya adalah penggoresan dari wadah dan media yang telah didesinfeksi dengan dosis dan waktu tertentu. Kelompok 12 menggunakan desinfektan klorin dengan dosis 30 ppm dengan durasi 30 menit. Untuk mendapatkan dosis tersebut, sebanyak 15 ml stok klorin (konsentrasi stok 2 ppt) harus ditambahkan ke dalam 1 liter air. Setelah desinfektan tercampur rata, basahi sisi dalam toples representasi wadah dengan air yang telah didesinfeksi. Kedua toples didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan penggoresan kuadran kanan dari toples dan air yang telah didesinfeksi. Kedua media yang telah digores kemudian ditutup rapat dengan plastic wrap dan diberi label informasi. Media diinkubasi selama 24 jam untuk kemudian diamati secara kualitatif banyaknya koloni mikroorganisme yang tumbuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut ini adalah hasil pengamatan koloni mikroorganisme diduga pathogen pada wadah dan media sebelum dan sesudah didesinfeksi.

Tabel 1 Hasil desinfeksi wadah dan media pemeliharaan menggunakan bahan kimia.

Kelompok Perlakuan Waktu

(menit)

Wadah Media

Kontrol Desinfektan Kontrol Desinfektan

(4)

Lanjutan tabel 1

11 Klorin 30 ppm 15 - - ++ +

12 Klorin 30 ppm 30 ++ + + +

Keterangan : ++ : terdapat banyak koloni bakteri + : terdapat koloni bakteri) - : tidak terdapat koloni bakteri)

Gambar 1 Hasi penggoresan mikro- organisme dari wadah.

Gambar 2 Hasil penggoresan mikro- organisme dari media.

Pembahasan

(5)

pada dosis 15, 20 dan 30 ppm tidak mampu membunuh agen mikroorganisme patogen.

Methylene blue (MB) adalah desinfektan yang umum digunakan untuk ikan hias. senyawa ini tergolong pewarna redoks yang memacu peningkatan konsumsi oksigen tingkat sel. Efek theurapeutic (mematikan) bakteri dan parasit karena efek pengikatan senyawa ini dengan struktur sitoplasma dan interferensi proses oksidasi-reduksi sel. Senyawa MB efektif digunakan untuk mendesinfeksi agen ichthyophthiriosis, velvet disease, costiasis dan skin-gill flukes. Selain itu, MB juga efektif untuk membunuh infeksi superfisial jamur. Alam et al. (2011) telah menguji efek antibakterial senyawa ini. Pada dosis 5-6 ppm mampu menghambat pertumbuhan Aeromonas sp. dan Pseudomonas fluorescens pada pengujian in vitro. Supriyadi dan Rukyani (2000) menyarankan penggunaan MB untuk membunuh protozoa dan fungi pada dosis 1-2 ppm melalui metode long bath. Hasil pengujian menunjukkan bahwa desinfeksi wadah dan media air berhasil menurunkan populasi mikroorganisme agen patogen pada dosis 30 ppm.

Desinfektan klorin efektif melawan banyak agen patogen umum dari bakteri, virus, parasit dan fungi. Namun klorin sangat korosif terhadap logam dan dapat merusak kulit manusia juga membran mukus. Permasalahan yang sering terjadi adalah residu klorin yang tersisa dari kegiatan desinfeksi peralatan produksi akuakultur dapat membunuh organisme kultur. Residu ini harus dinonaktifkan dengan sodium tiosulfat. Yanong dan Eracher-Reid (2012) melaporkan bahwa penggunaan klorin banyak digunakan dalam desinfeksi alat produksi di hatchery udang dengan dosis 200-500 ppm dengan waktu papar 10-60 menit. Wadah dan peralatan lainnya selanjutnya harus dicuci dengan larutan sodium tiosufat dengan perbandingan 7:1. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa desinfeksi wadah dan media dengan klorin pada dosis 10 dan 30 ppm hanya mampu mengurangi populasi mikroorganisme agen patogen. Perlu peningkatan dosis hingga 200 ppm untuk dapat mensucihamakan wadah dari seluruh populasi mikroorganisme.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Desinfektan PK dan klorin pada dosis 30 ppm dengan waktu papar 15-30 menit paling efektif untuk menghambat dan mengurangi populasi mikroorganisme agen patogen dari wadah dan media air pengujian. Pada dosis tersebut, desinfektan hanya berefek mengurangi, belum mencapai efek mematikan bagi mikroorganisme agen patogen.

Saran

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alam M, Rahman MM, Foysal MJ, Hossain MN. 2011. Determination of lethal concentration and antibacterial activity of commonly used disinfectants. Int. J. Nat. Sci.. 1(4): 102-106.

Lazur AM, Yanong RPE. 2013. The use of potassium permanganate in fish pond. IFAS Extension FA 32. 3 hal.

Sakarosa IK. 2014. Efektivitas desinfeksi media budidaya ikan bersalinitas 0 ppt dan 3 ppt menggunakan aliran listrik 10 volt dengan lama waktu berbeda terhadap total bakteri [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Stratev D, Vashin I. 2014. Aeromonas hydrophila sensitivity to disinfectants. Journal of FisheriesScience.com. 8(4): 324-330.

Supriyadi H, Rukyani A. 2000. The use of chemicals in aquaculture in Indonesia. Proceeding of the Meeting on the Use of Chemicacls in Asia 1996. Hal. 113-118.

Gambar

Tabel 1  Hasil desinfeksi wadah dan media pemeliharaan menggunakan bahan kimia.

Referensi

Dokumen terkait

Secara bersamaan, paradigma dari tujuan pemerintahan diharapkan dapat menghilangkan praktek bahwa birokrasi Weberian adalah negatif seperti struktur

a. Mengidentifikasi rencana kegiatan pembangunan Gedung FISIP-UIN Syarif Hidayatullah yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak besar yang penting

1 HASLINA BINTI ABDUL RAHMAN SMK TAMAN SELESA JAYA Ketua Pentaksir

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon karyawan mengenai program BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari aspek persepsi karyawan memiliki

Menurut (Erlan Suherlan, 2001) Pemberian skor ini didasarkan pada pengaruh kelas tersebut terhadap besarnya banjir. Adapun pemberian skor dilandasi beberapa filosofi, yaitu :

Sikap penderita TB paru dalam mencegah penularan kontak serumah di Puskesmas Airtiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau, menunjukkan sebagian besar

Penelitian lebih lanjut mengenai perilaku atasan yang mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan dilakukan oleh Williams (dalam Mardanov.dkk, 2007) yang mana ia menyebutkan bahwa