• Tidak ada hasil yang ditemukan

326363253 Ruang Lingkup Dan Objek Evaluasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "326363253 Ruang Lingkup Dan Objek Evaluasi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN

KELOMPOK 2 ANGGOTA:

Anggun Purnama Sari (1413023008) Elok Suci Wahyuni (1413023016) Putu Endriyana W.R. (1413023052) Rizky Insirawati (1413023058) Tania Amalia Fitri (1413023064)

Dosen Pengampu :

Dr. Undang Rosidin, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap dengan membuat makalah ini pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang “Ruang Lingkup dan Obyek Evaluasi”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dan memberikan data informasi guna kelengkapan dalam menyusun makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bisa membangun dan menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap, semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya guna meningkatkan pengetahuan dan bagi penyususn khususnya.

Bandar Lampung, September 2016

(3)
(4)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran terdapat ruang lingkup persepektif, yaitu domain hasil belajar, sistempembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul dapat membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya.

Selain ruang lingkup untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran. Selain itu juga harus mengetahui jenis-jenis alat yang digunakan untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran. Agar mendapatkan hasil evaluasi pembelajaran dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sebutkan ruang lingkup evaluasi pembelajaran yang ditinjau dari berbagai persepektif ?

2. Apa saja komponen-komponen ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan ?

3. Apa pengertian dari objek evaluasi ?

4. Sebutkan aspek yang terkait dengan kinerja transformasi yang dijadikan objek evaluasi ?

(5)

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran yang ditinjau dari berbagai persepektif.

2. Komponen-komponen ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan.

3. Pengertian dari objek evaluasi.

(6)

II. PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup (Scope) Evaluasi Pendidikan Di Sekolah

Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai persepektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi.

A. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Domain Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.

a. Domain kognitif (cognitive domain)

Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge), jenjang kemampuan yang menurut peserta didik untuk dapat mengenali mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja dapat operasional yang dapat digunakan, di antaranya mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan.

(7)

mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan.

3) Penerapan (application), jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkrit. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.

4) Analisis (analysis), jenjang kemampuan yang memnuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya ,mengurai, membuat diagran, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, memerinci.

5) Sintesis (synthesis), jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana, dan mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya menggolongkan menggabungkan, memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, merekonstruksikan, menyusun, membangkitkan, mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan dan menceritakan.

6) Evaluasi (evaluation), kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantarannya menilai, memandingkan, mempertentangkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.

b. Domain afektif (affective domain)

(8)

mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lahu. Domain aktif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:

1) Kemauan menerima (receiving), jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini di awali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dam memperhatikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab, menggunakan.

2) Kemauan menanggapi/menjawab (responding), jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekannannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarel, membaca tanpa ditugaskan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi nama, menunjukan, mempraktikan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan, memberi tahu, mendiskusikan.

3) Menilai (valuing), jenjang kemampuan yang memnuntut peserta didik untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten. Kata kerja operasional yang digunakan, di antaranya melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih dan mengikuti.

4) Organisasi (organization), jenjang kemampuan yang memnuntut peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah. Mebentuk suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.

c. Domain psikomotor (psychomotor domain)

(9)

kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing , yaitu:

1) Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak, menunjukan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.

2) Manipulations of materials or objects, meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.

3) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik dan menggunakan.

Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, sedangkan kemampuan tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Dilihat dari cara berpikir, maka kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi dua yaitu berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah kemampuan melakukan generalisasi dengan mrenggabungkan, mengubah ataau mengulang kembali keberadaan ide-ide tersebut. Kemampuan berpikir krritis merupakan kemampuan memberikan rasionalisasi terhadap sesuatu dan mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu tersebut. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam berfikir, bahkan hanya dapat menghafal, tidak terlepas dari kebiasaan guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian yang hanya mengukur tingkat kemampuan yang rendah saja melalui paper aand pencil test. Peserta didik tidak akan mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi jika tidak diberikan kesempatan untuk mengembangannya dan tidak diarahkan untuk itu.

B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Sistem Pembelajaran

(10)

a. Program pembelajaran, yang meliputi:

1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, target yang harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan/topik. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar ini adalah keterkaitannya dengan tujuan kurikuler atau standar kompetensi dari setiap bidang studi/mata pelajaran dan tujuaan kelembagaan, kejelasan rumusan kompetensi dasar, kesesuaiannya dengan tingkaat perkembangan peserta didik, pengembangannya dalam bentuk hasil belajar dan indikator, penggunaan kata kerja operasional dalam indikator, dan unsur-unsur penting dalam kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator.

2) Isi/materi pembelajaran, isi kurikulum yang berupa topik/pokok bahasan dan subtopik/subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum memiliki tiga unsur, yaitu logika (pengetahuan benar salah, berdasarkan prosedur keilmuan), etika (baik-buruk), dan estetika (keindahan).

Materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu fakta, konsep/teori, prinsip, proses, nilai dan keterampilan. Kriteria yang digunakan, antara lain: kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan hasil belajar, ruang lingkup materi, urutan logis maeri, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, waktu yang tersedia dan sebagainya.

3) Metode pembelajaran, cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya. Kriteria yang digunakan, antara lain kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan kondisi kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan waktu yang tersedia.

(11)

kelompok, yaitu media audio, media visual, dan media audio-visual. Kriteria yang di gunakan sama seperti komponen metode.

5) Sumber belajar, meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar yang di rancang (resources by design) dan sumber belajar yang digunakan (resources by utilization).

6) Lingkungan, Terutama lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kriteria yang digunakan, antara lain: hubungan antara peserta didik dan teman sekelas/sekolah maupun diluar sekolah, guru dan orang tua; serta kondisi keluarga.

7) Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes. Kriteria yang digunakan, antara lain: kesesuaiannya dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator; kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi penilaian, unsur-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek yang di nilai, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik, jenis dan alat penilaian.

b. Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1) Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan setiap jenis kegiatan, sarana pendukung, efektivitas dan efisiensi, dan sebagainya.

2) Guru, terutama dalam hal menyampaikan materi, kesulitan-kesulitan guru, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyiapkan alat-alat dan perlengkapan yang di perlukan, membimbing peserta didik, menggunakan teknik penilaian, menerapkan disiplin kelas, dan sebagainya.

(12)

c. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian indikator), jangka menengah ( sesuai dengan terget untuk setiap bidang studi/mata pelajaran), dan jangka panjang (setelah peserta didik terjun ke masyarakat).

C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian Proses dan Hasil Belajar

a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat.

b. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran. c. Kecerdasan peserta didik.

d. Keterampilan.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 terdapat empat komponen pokok, yaitu kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis kelas, kegiatan belajar-mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Dalam komponen kurikulum dan hasil belajar, setiap mata pelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kompotensi dasar, hasil belajar dan indikator pencapaian hasil belajar.

Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai- nilai yang direfleksikandalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu pokok bahasan atau topik mata pelajaran tertentu. Kompetensi adalah gambaran umum tentang apa yang dapat dilakuakan peserta didik. Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan pesrta didik.

Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan. Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam berkomunikssi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.

(13)

Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang di keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2004), maka ruang lingkup penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut.

a. Kompetensi Dasar Mata pelajaran

Kompetensi dasar pada hakikatnya adalah pengtahuaan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu. b. Kompetensi rumpun pelajaran

Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik. Kompetensi rumpun pelajaran pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya rumudicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun pelajaran tersebut. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran dilakukan dengan mengukur hasil belajar tamatan. Hasil belajar tamatan merupakanukuran kompetensi rumpun pelajaran.

c. Kompetensi lintas kurikulum

Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum pada hakikatnya meripakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, baik mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat maupun kecakapan hidup yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan.

Kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan dikuasai peserta didik adalah: 1. Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggungjawab terutama dalam

menjamin perasaan aman dan menghargai sesama.

2. Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

(14)

4. Menemukan pemecahan masalah baru berupa prosedur maupun produk teknologi melalui penerapan dan penilaian pengetahuan, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari, serta memilih, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengelola teknologi informasi dan komunikasi.

5. Berpikir kritis dan bertindak sistematis dalam setiap pengambilan keputusan berdasarkan pemahaman dan penghargaan terhadap dunia fisik, makhluk hidup dan teknologi.

6. Berwawasan kebangsaan dan global, terampil serta aktif berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi dengan pemahaman terhadap nilai-nilai dan konteks budaya, geografi dan sejarah.

7. Beradab, berbudaya, bersikap religius, bercitarasa seni, susila, kreatif dengan menampilkan dan menghargai karya artistik dan intelektual, serta meningkatkan kematangan pribadi.

8. Berpikir terarah/terfokus, berpikir lateral, memperhitungkan peluang dan potensi, serta luwes untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

9. Percaya diri dan komitmen dalam bekerja, baik secara mandiri maupun bekerja sama.

d. Kompetensi Tamatan

Kompetensi tamatan merupakan pengetahuaan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Acuan untuk merumuskan kompetensi lulusan adalah struktur keilmuan mata pelajaran, perkembangan psikologi peserta didik, dan persyaratan yang ditentukan oleh pengguna lulusan (jenjang sekolah selanjutnya dan atau dunia kerja).

e. Pencapaian Keterampilan Hidup

(15)

dapat memberikan efek positif (nurturan effects) dalam bentuk kecakapan hidup (life skills).

Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai, antara lain:

1. Keterampilan pribadi, yang meliputi penghayatan diri sebagai makhluk tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, percaya diri, dan mandiri.

2. Keterampilan berfikir rasional, yang meliputi berfikir kritis dan logis, berpikir sistematis, terampil menyusun rencana secara sistematis.

3. Keterampilan sosial, yang meliputi keterampilan berkomunikasi lisan dan tertulis; keterampilan bekerja sama, kolaborasi, lobi; keterampilan berpartisipasi;keterampilan mengelola konflik; dan keterampilan memengaruhi orang lain.

4. Keterampilan akademik, yang meliputi keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah; keterampilan membuat karya tulis ilmiah; keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk.

5. Keterampilan vokasional, yang meliputi keterampilan menemukan algoritma, model, prosedur untuk mengerjakan suatu tugas; keterampilan melaksanakan prosedur; dan keterampilan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari.

Secara umum, runag lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu :

1. Evaluasi Program Pengajaran

Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu : (a) evaluaasi terhadap tujuan pengajaran, (b) evaluasi terhadap isi program pengajaran, (c) evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

(16)

Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup: (a) Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran yanng telah ditentukan; (b) Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran; (c) Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; (d) Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pelajaran; (e) Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung; (f) Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya; (g) Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung; (h) Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa; (i) Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh di dalam kelas; dan (j) Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

3. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup: (a) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik dalam tujuan-tujuan khusus yanng ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas; (b) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

2.2. Obyek (Sasaran) Evaluasi Pendidikan

Dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titk pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.

(17)

hasil evaluasi. Jika evaluator ingin menilai keterampilan siswa dalam menggunakan termometer, maka yang menjadi objek evaluasi adalah benar tidaknya gerakan tangan siswa ketika memegang alat, bagaimana siswa meletakkan termometer dibadan anak yang diukur suhunya, kemampuan siswa untuk menentukan berapa lama termometer diletakkan dibagian badan, kemudian juga kemampuan siswa dalam membaca skala yang ada pada termometer. Gambaran tentang benar-salahnya siswa menggunakan termometer adalah hasil evaluasi.

Agar diperoleh gambaran yang menyeleluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi, maka yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja transformasi, yaitu (1) masukan mentah, (2) masukan instrumental, (3) masukan lingkungan, (4) proses transformasi itu sendiri, dan (5) keluaran, yaitu hasil dari transformasi.

A. Masukan Mentah sebagai Objek Evaluasi

Dalam transformasi pembelajaran, siswa berstatus sebagai objek didik. Ahli-ahli pendidikan angkatan lama berpendapat bahwa siswa adalah objek pendidikan. Kini pendapat seperti itu ditentang oleh ahli-ahli embaharu. Dalam kegiatan pendidikan siswa adalah subjek yang aktif, bukan sekedar objek pasif yang dapat diperlakukan dan diarahkan menurut kehendak. Dalam berbicara tentang objek evaluasi ini mungkin ada pembaca yang terkacaukan pengertiannya. Siswaa yang dalam proses pembelajaran berstatus sebagai subjek, dalam evaluasi dia merupakan objek evaluasi, karena dicermati untuk diketahui kinerjanya ketika mengikuti pembelajaran. Sekali lagi jangan keliru.

Dalam proses pendidikan, siswa berstatus sebagai subjek didik-siswa aktif belajar.

(18)

Aspek-aspek yang menjadi objek evaluasi berkenaan dengan siswa sebagai masukan mentah, masukan instrumental, dan masukan lingkuangan dapat dikembangkan dari apa yang sudah disampaikan di bab I. Apabila evaluator merasa kurang tepat atau masih menginginkan hal-hal yang dievaluasi, silahkan mendaftar lagi hal-hal lain menurut kebutuhan. Beberapa hal yang perlu dibicarakan dalam objek evaluasi adalah :

a. Penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Sejalan dengan tuntutan kebijakan baru tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai diujicobakan tahun 2001 di beberapa sekolah, dan direncanakan oleh Depdiknas mulai diberlakukan tahun 2004, tentu saja objek atau sasaran evaluasi menjadi lain. Dalam buku Pedoman Penilaian Berbasis Kompetensi disebutkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pada kompetensi lulusan (untuk satu kali pembelajaran, buku lulusan, tetapi produk hasil pembelajaran saat itu). Dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu untuk masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Pengertian yang diseburkan dalam UU tersebut masih terlalu luas dan perlu penjelasan yang disampaikan secara sederhana. Secara singlat dan mudah dapat dimengerti bahwa kompetensi adalah kemampuan. Definisi operasional yang tepat dan rinci untuk kata “kompetensi”(lulusan maupun keluaran sementara) sebetulnya susah dirumuskan, tetapi lebih mudah dipahami. Wujud dari kepemilikan kompetensi seseorang dapat diketahui dari kinerja orang tersebut ketika menjawab pertanyan atau melakukan sesuatu. Bagi sesorang siswa tingkat pemilikan kompetensi dapat diketahui dari tiga hal yang ditunjukkan oleh siswa yang bersangkutan setelah yang bersangkutan mengikuti proses pendidikan tertentu.

b. Penilaian Tiga Ranah Psikologis

(19)

yang sudah banyak dikenal dan dilakukan penilaiannya, (2) aspek afektif yang istilah pengetahuan, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang telah dikuasai dengan menjadikan miliknya. cara yang digunakan dapat melalui tes tertulis maupun lisan. Perbedaan antara penilaian kurikulum yang bukan KBK dengan yang KBK, terletak pada ketepatan objek yang dinilai. Kecenderungan masa lalu sebelum ada kebijakan KBK.

c. Penilaian Aspek Afektif

Penilaian yang sudah banyak dilakukan oleh guru, bahkan penilaian yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional dalam ujian akhir atau semester haruslah penilaian yang tertuju pada ranah kognitif. Dalam Bab 1 sudah dijelaskan bahwa ada lima ciri yang terdapat dalam penilaian antara lain sering adanya kekeliruan-kekeliruan. Dalam uraian bagian tersebut masih dapat ditambahkan satu lagi yang terkait dengan sasaran atau objek penilaian. Kekeliruan dimaksud adalah bahwa aspek yang dinilai, seperti sudah sedikit disinggung, yaitu masih cenderung hanya aspek kognitif saja, dan melupakan aspek afektif yang sebetulnya sangat erat dan mendukung pencapaian aspek kognitif.

Contoh :

(20)

yaitu siswa menjadi cermat, rapi, hati-hati sehingga hasil akhir dari pekerjaannya menjadi lebih baik.

Bagi mata pelajaran dan pokok bahasan yang lain, jika guru terlatih menilai aspek-aspek afektif yang menyertai materi kognitif, aspek-aspek kepribadian siswa aka dengan mudah tergarap. Pelajaran budi pekerti tidak harus dipisahkan dan diajarkan secara khusus, karena sudah tersampaikan melalui pelajaran lain. Yang terjadi selama ini, hal-hal seperti itu tampaknya terabaikan dan dipandang sambil lalu saja. akibatnya dapat diamati sekarang, pada umumnya anak-anak kurang, bahkan tidak memperhatikan sikap-sikap negatif, dan hanya memperhatikan hasil aspek kognitif saja.

B. Aspek Objek Evaluasi Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input atau bahan mentah yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik, seperti : calon murid, calon siswa, calon mahasiswa, dan sebagainya. Dititlik dari segi input ini, maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu :

1. Aspek kemampuan

(21)

didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan padas ebuah Perguruan Tinggi Agama Islam. Kemampuan yang harus dievaluasi bagi para calon mahasiswa Fakultas Seni Rupa pada Institut Seni tentu akan berbeda dengan kemampuan yang harus dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon mahasiswa yang akan mengikuti program pendidikan pada Fakultas Sastra, dan seterusnya.

Adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).

2. Aspek Kepribadian

Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya maisng-masing, sebab baik buruknya kepribadian merekasecara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menikuti program pendidikan tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test). Contoh : Teskepribadian yang dikenakan terhadap calon pilot pesawat terbang, calon pramugara dan pramugari udara, calon tenaga pengajar, calon taruna akademi militer, dan sebagainya.

3. Aspek Sikap

Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperolehnya informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunakan beberapa tes sikap (attitude test), atau sering dikenal dengan skala sikap (attitude scale), sebab tes tersebut berbentuk skala.

(22)

lain-lain.Selanjutnya, apabila disoroti dari segi transformasi, maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi: (a) kurikulum atau materi pelajaran, (b) metode mengajar dan teknik penilaian, (c) sarana atau media pendidikan, (d) sistem administrasi, (e) guru dan unsur-unsur perssonal lain-lainnya yang terlibat dalam proses telah ditentukan; karena itu obyek-obyek yang termasuk dalam trasformsi itu prlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. penggunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat, teknik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai, sistem administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pendidikan, tenaga pengajar dan karyawan yang tidak profesional, kesemuanya itu akan sangat mempengaruhi proses “pengolahan bahan mentah” menjadi “bahan jadi yang siap untuk dipakai”. Karena itu kelima sasaran yang telah dikemukakan di atas, yang dapat diandalkan sebagai “mesin penolah” itu, harus senantiasa mendapatkan penilaian atau evaluasi.

(23)
(24)

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai persepektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi.

2. Ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu : evaluasi mengenai program pengajaran, evaluasi mengenai proses pelaksanan pengajaran, dan evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran).

3. Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang berikatan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titk pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.

(26)
(27)

PERTANYAAN 1. KELOMPOK 1

ALFIATUN NIKMAH (1413023005 )

Bagaimana aplikasi dari penilaian 3 ranah psikolohis? Jawab :

EVI NUR INDAH SARI (1413023018)

Apakah hasil dari objek evaluasi mempengaruhi ruang lingkup evaluasi? Jawab :

2. KELOMPOK 3

I WAYAN AGUSTIKA (1413023025)

Menurut penjelasan Elok Suci Wahyuni, ada yang namanya action di Australia. Lalu bagaimanakah action di Indonesia?

Jawab :

3. KELOMPOK 4

ADI NURRAHMAN (14130230020

Bagaimanakah cara mengukur keterampilan vocasional? Jawab :

JEHAN SARI DEWI (1413023030)

Jelaskan yang dimaksud dengan kegiatan, guru, dan peserta didik dalam proses pelaksaan pembelajaran.

Jawab :

4. KELOMPOK 5

MARIA ULFA (1413023035)

Bagaimakah contoh dari tes aspek sikap? Jawab:

(28)

Cara memperbaiki penialaian afektif di Indonesia? Jawab:

5. KELOMPOK 6

NISA AMALIA RHAUDAH (1413023045)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data diantaranya observasi aktivitas

Masalah pokok yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: Pertama , bagaimana tahapan-tahapan perjalanan spiritual Sunan Kalijaga yang berhasil menggubah karya

Diagnosis Myelodysplastic syndrome (MDS) ditegakkan berdasarkan pemeriksaan hematologi, morfologi sel darah tepi, sumsum tulang, pemeriksaan lanjutan sitogenetika dan

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai kualitas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang terbaik yang diberikan

Ketidaksiapan pemerintah dalam segi infrastruktur tersebut mempengaruhi kunjungan wisatawan yang ada. Seharusnya pemerintah memperhatikan terlebih dahulu

Contoh yang lain adalah orang yang melapor kepada pemerintah atau pihak yang berwenang dengan mengatakan bahwa ada seseorang yang telah melakukan suatu tindakan

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dalam Pasal 9 dan 10 menyebutkan tentang adanya keharusan menyediakan informasi tentang

Dari hasil analisa penelitian tentang pengaruh penambahan berbagai minyak nabati sebagai bahan pelunak terhadap sifat fisik produk karet sol sepatu Sifat fisika