• Tidak ada hasil yang ditemukan

rekayasa lalu lintas jalan perkotaan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "rekayasa lalu lintas jalan perkotaan (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara. Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

Seringkalinya kita melihat permasalahan lalulintas yang ada disekitar kita mungkin jalan banyak yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau tidak adanya alat lalulintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita mungkin salah satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.

(2)

BAB II

ISI

2.1. Parameter Arus Lalu Lintas

Parameter lalu lintas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menjadi tolak ukur dari kegiatan lalu lintas dalam sistem transportasi.

Parameter arus lalu lintas dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Parameter makroskopis, yang mencirikan arus lalu lintas sebagai suatu kesatuan ( system ), sehingga diperoleh gambaran operasional system secara keseluruhan. Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).

2. Parameter mikroskopis, yang mencirikan perilaku setiap kendaraan dalam arus lalu lintas yang saling mempengaruhi.

Contoh : waktu antara ( team headway ), kecepatan masing-masing ( individual speed ), jarak antara ( space headway ).

Secara makroskopis, arus lalu lintas dibagi menjadi empat macam : 1. Arus

2. Volume 3. Kecepatan 4. Kerapatan

2.1.1. Arus

Arus adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu titik pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu dengan membedakan arah dan lajur. Satuan arus adalah kendaraan/waktu atau smp/waktu

(3)

mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan parameter dan pengetahuan pelakunya.

Arus menpunyai satuan kendaran dibagi waktu atau smp dibagi oleh waktu. Terkadang kita sulit membedakan antara arus dan volume, berikut adalah perbedaannya:

Arus (flow) :

o Waktu persepsi dan reaksi o Karakteristik lainnya  Kendaraan

o Kendaraan rencana

o Kinerja percepatan kendaraan o Kemampuan mengerem kendaraan o Persamaan jarak mengerem dan reaksi  Jalan

o Klasifikasi jalan menurut fungsi o Ciri geometrik jalan

2.1.1.2.Karakteristik Arus Lalu Lintas  Variasi arus dalam waktu o Variasi arus lalu lintas bulanan o Variasi arus lalu lintas harian o Variasi arus lalu lintas jam-jaman

o Variasi arus lalu lintas kurang dari satu jam o Volume jam perancangan

o Volume perancangan menurut arah  Variasi arus dalam ruang

(4)

2.1.1.3.Arus Berdasarkan Jenis Fasilitas Jalan

Arus berdasarkan jenis fasilitas jalan dibedakan menjadi 2, yaitu:  Arus tak terganggu ( Uninterupted Flow )

Arus lalu lintas dihasilkan oleh interaksi antar kendaraan dengan karakteristik system geometric jalan raya, pola arus lalu lintas hanya dikontrol oleh karakteristik tata guna lahan yang membangkitkan perjalanan. Tidak ada factor eksternal yang secara periodic menghentikan sementara arus lalau lintas tersebut.

 Jalan bebas hambatan (jalan tol)  LRT di link

 Arus terganggu ( Interupted Flow )

Arus lalu lintas tidak hanya dihasilkan oleh interaksi antar kendaraan tetapi juga factor eksternal yang secara periodic menghentikan sementara arus lalau lintas. Contohnya kendaraan diberhentikan secara periodic disimpang yang diatur oleh lampu lalulitas.

 Persimpangan bersinyal  Persimpangan tak bersinyal  Bundaran

 LRT di stasiun

2.1.2. Volume

(5)

(emp) ditabulasi pada Tabel 1.1

Namun demikian pengamatan lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak (VJP) sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing – masing arah secara terpisah. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai macam analisis operasional. Jalan raya harus dirancang sedemikian rua sehingga mampu melayani pada saat lalu lintas konsisi VJP. Untuk analisis operasional, apakah itu terkait dengan pengendalian, keselamatan, kapasitas, maka jalan raya harus mampu mengakomodasi kondisi ketika VJP. Di dalam perancangan VJP kadang – kadang diestimasi dari proyeksi LHR sebagaimana ditunjukkan pada rumus :

VJRD = LHR x K x D Dengan,

VJRD = Volume rancangan berdasarkan arah (smp/hari) LHR = lalu lintas harian rata – rata (smp/hari)

K = proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak Tipe jalan tak terbagi

Arus lalu lintas Emp total dua arah

HV

MC

(kendaraan/jam) Lebar jalur lalu-lintas

< 6m > 6m

Dua lajur tak-terbagi 0 1.3 0.5 0.4

(2/2 UD) ≥ 1800 1.2 0.35 0.25

Empat lajur tak-terbagi 0 1.3 0.4

(6)

D = proporsi lalu lintas jam puncak dalam suatu arah tertentu

Menurut McShane dan Roess (1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai K sering dinyatakan dalam bentuk proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke 30 selama satu tahun. Volume jam puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan untuk perancangan dan analisis pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan perkotaan digunakan volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih bervariasi di mana pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan perkotaan misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6.

Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor k

Perbedaan arus dan volume dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:

Lajur Waktu Arah

Arus Membedakan Singkat Membedakan

Volume Tidak Membedakan Lama Tidak Membedakan

Tabel 1.2

2.1.3. Kecepatan

Dalam suatu aliran lalu lintas yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yag tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan kendaraan secara diskrit, suatu nilai rata – rata atau tipikal digunakan untuk mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh.

Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :

a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu.

b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.

Terdapat 3 jenis klasifikasi utama kecepatan yang digunakan yaitu :

(7)

b. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu berhenti ) yang didapatkan dengan membagi panjang jalur yang ditempuh dengan waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.

c. Kecepatan perjalanan (Jeourney Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan lalu lintas.

Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.

2.1.4. Kerapatan

Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.

Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :

1. Kecepatan dengan Kerapatan 2. Arus dengan Kecepatan 3. Arus dengan Kerapatan

Kepadatan lalu lintas adalah mungkin yang terpenting diantara ketiga parameter aliran lalu lintas tersebut, karena terkait dengan permintaan lalu lintas yang dibangkitkan dari berbagai tata guna lahan, bangkitan sejumlah kendaraan yang terdapat pada suatu segmen tertentu dari jalan raya. Kepadatan juga merupakan ukuran yang penting untuk mengetahui kualitas arus lalu lintas, dimana hal tersebut mengukur perkiraan kendaraan, factor – factor yang mempengaruhi kebebasan maneuver dan kenyamanan psikologis dari pengendara.

(8)

2.2.1. Kapasitas Jalan

Pengertian Kapasitas Jalan :

 Menurut Highway Capacity Manual (HCM) 1965

“Capacity is the maximum number of vehicles that can pass in a given period time.”  Menurut Clark H. Oglesby (1990)

Kapasitas suatu ruas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu atau pun kedua arah) dalam periode waktu tertentu.

1. Menurut MKJI (1997)

Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan.

Macam-macam Kapasitas Jalan a) Kapasitas Dasar (Basic capacity)

Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalulintas yang ideal.

Digunakan sebagai dasar perhitungan untuk kapasitas rencana. Kapasitas dasar merupakan kapasitas terbesar dibangun pada kondisi arus yang ideal.

Arus dikatakan pada kondisi yang ideal jika kondisi jalan: 1. Uninterupted flow

2. Kendaraan yang lewat sejenis (kendaraan penumpang) 3. Lebar lajur minimum :3,50 m

4. Kebebasan samping : 1.80 m

5. Mempunyai desain alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal yang bagus (datar, v=120 km/jam)

6. Untuk lalu lintas 2 arah 2 lajur dimungkinkan gerakan menyiap dengan jarak pandang 500 m.

b) Kapasitas Rencana (Design Capacity)

Kapasitas rencana adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku tanpa mengakibatkan kemacetan, kelambatan dan bahaya yang masih dalam batas-batas yang diinginkan.

(9)

Kapasitas yang mungkin adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku (pada saat itu).

Kapasitas yang mungkin nilainya lebih kecil daripada kapasitas rencana.

2.2.2. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan

Kapasitas ruas jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Ada atau tidaknya pembatas jalan (median)

 Jika terdapat median maka kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.  Jika tanpa pembatas jalan maka kapasitas dihitung untuk kedua arah. b. Lokasi ruas jalan

 Urban (perkotaan) memperhitungkan FCcs yaitu faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk).

 Interurban (rural) tidak memperhitungkan FCcs.

Persamaan umum untuk menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah sebagai berikut :

-. Kapasitas jalan untuk daerah perkotaan adalah

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

Dimana,

C : kapasitas ruas jalan (smp/jam) Co : kapasitas dasar (smp/jam)

FCCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan

FCsp : faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)

FCsf : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping. FCcs : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

-. Kapasitas ruas jalan untuk daerah interurban (rural) dirumuskan :

(10)

lampu lalu lintas maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari suatu sistem jaringan jalan, jika kinerja persimpangannya sangat rendah maka kinerja seluruh sistem jaringan jalan tersebut akan menjadi rendah pula (Ofzar Z. Tamin, 2000).

Kapasitas lengan persimpangan lalu lintas dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1. Nilai arus jenuh.

2. Waktu hijau efektif 3. Waktu siklus.

Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Ruas Jalan -. Kondisi lalu lnitas

-. Kondisi jalan

-. Kondisi fasilitas jalan.

2.2.3. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan atau “Level of Seervice” adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian.

Tingkat pelayanan suatu jalan merupakan ukuran kualitatif yang digunakan United States Highway Capacity Manual (USHCM 1985) yang menggambarkan kondisi operasional lalu lintas dan penilaian oleh pemakai jalan.

 Ukuran Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan suatu jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu:

1. Kecepatan dan waktu tempuh 2. Kerapatan (density)

3. Tundaan (delay)

4. Arus lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow) 5. Derajat kejenuhan (degree of saturation) 6. Klasifikasi Tingkat Pelayanan

1. Tingkat pelayanan tergantung arus.   Tingkat pelayanan A (arus bebas)

  Tingkat pelayanan B (arus stabil, untuk merancang jalan antar kota)   Tingkat pelayanan C (arus stabil, untuk merancang jalan perkotaan)   Tingkat pelayanan D (arus mulai tidak stabil)

(11)

  Tingkat pelayanan F (arus terpaksa)

V/C RASIO

Tingkat Pelayanan

Keterangan Jalan

< 0.60 A Arus lancar, volume rendah, kecepatan Tinggi

0.60 - 0.70 B Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk jalan luar kota

0.70 - 0.80 C Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota

0.80 - 0.90 D mendekati arus tidak stabil, kecepatan Rendah

0.90 - 1.00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas

> 1.00 F Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti

(12)

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Pembahasan Evaluasi Data

Kecepatan dan waktu tempuh

Kepadatan lalu lintas Tingkat pelayanan jalan Kapasitas jalan raya Karakteristik lalu lintas

Simpulan

BAB III

KONSEP PEMBAHASAN

3.1 Metode Pembahasan 1) Rumusan Masalah

Bagaimana kondisi volume kendaraan dan kepadatan jalan yang berada di kawasan jalan kapasari surabaya di setiap harinya?

2) Bagan Alir Pembahasan

(13)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Jalan Perkotaan

Gambar 4.1: Peta pengumpulan data sepanjang jalan kapasari

Sesuai dengan pengumpulan data,data diambil sepanjang jalan perkotaan mulai dari jalan kapasari.

4.2 Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan dan waktu tempuh pengendara berbeda-beda tergantung dari beberapa karakteristik pengguna jalan:

 Jika pada jam-jam sibuk sepanjang jalan kapasari, kecepatan yang ditempuh adalah anatara 40-50 km/jam dengan estimasi waktu tempuh perjalan berkisar 10-15 menit.

(14)

4.3 Kepadatan Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas dapat dilihat dari banyaknya kendaraan yang berada pada jalan yang dilalui. Pada sepanjang jalan kapasari sering terjadi kepadatan lalu lintas disetiap persimpangan atau tikungan yang ada. Apalagi pada waktu jam sibuk, maka kepadatan lalu lintas tidak terhindarkan lagi dan bisa menimbulkan kemacetan. Ditambah lagi di sepanjang jalan kapasari terdapat pasar gembong yang sebagaimana dikenal dengan tempat jual-beli barang bekas dan kepadatan lalu lintas yang sering terjadi pada daerah tersebut.

Gambar 4.2 aktifitas jual-beli pasar gembong sepanjang jalan kapasari

4.4 Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan dapat dilihat dari fasilitas jalan yang ada pada jalan tersebut. Disepanjang jalan kapasari sudah terdapat fasilitas jalan, seperti median, trotoar, rambu-rambu lalu lintas, perlintasan kereta api, dll

(15)

4.5 Kapasitas Jalan Raya

Kapasitas dasar jalan kota, karena jalan kota akses bangunan dan akses jalan terbatas sehingga bisa diperoleh kapasitas yang lebih besar, untuk jalan dua lajur dua arah tanpa berpemisah ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Kapasitas Jalan Raya untuk dua lajur dua arah

Sedang untuk jalan empat lajur dua arah tidak berpemisah dan berpemisah ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Kapasitas Jalan Raya untuk empat lajur dua arah

Jalan kapasari termasuk jalan 2 jalur 4 lajur 2 arah terpisah dan medan jalan adalah datar maka dapat dilihat dari tabel diatas maka kapasitas jalan adalah 1900 smp/jam/lajur.

4.6 Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Jika dilihat dari kondisi sepanjang jalan kapasari arus kendaraan sangat tinggi dengan komposisi kendaraan yang tidak terkendali. Pengguna jalan yang ada tidak sesuai dengan kapasitas jalan perkotaan sehingga sering menimbulkan kemacetan.

4.7 Karakteristik Lalu Lintas

(16)

Tabel 4.3 Karakteristik Jalan Raya

(17)

BAB V

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jalan kapasari termasuk jalan kolektor dengan panjang kuarang lebih 0,9 meter. Terdiri dari 2 jalur 4 lajur 2 arah, dan dilengkapi median. Tingginya volume kendaraan yang melewati sepanjang jalan kapasari yang melebihi kapasitas jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan infastruktur jalan membuat komposisi jalan tidak sesuai dengan yang ditentukan. Fasilitas yang terdapat dijalan tersebut antara lain rambu-rambu lalu lintas, median jalan, perlintasan kereta api, lampu PJU, dll. Disepanjang jalan kapasari terdapat pasar gembong yang merupakan sumber kemacetan dijalan kapasari, karena sudah memakan hampir separuh jalur.

3.2. Daftar Pustaka

 Kartika, Yenny, ST, MT. (2015). Mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya

id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_lalu_lintas

rekayasalalulintas.blogspot.com/

id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas

 http://ebookbrowse.com/5-bahan-kuliah-rll-dr-gito-s-bab-i-ii-pdf-d348787371  Kumpulan referensi

Gambar

Gambar : Bagan Alir Data
Gambar 4.1:  Peta pengumpulan data sepanjang jalan kapasari
Gambar 4.3 Median jalan dan perlintasan kereta api yang terdapat di jalan kapasari
Tabel 4.1 Kapasitas Jalan Raya untuk dua lajur dua arah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Suryadarma H dan Susanto B., 1999) kapasitas adalah kemampuan suatu jalan yang menerima beban lalu lintas atau jumlah kendaraan maksimal yang dapat melewati suatu

Kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu. penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta

kapasitas Praktis (practical capacity) , yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan atau ruas jalan selama satu jam dengan kepadatan lalu

Pembahasan kondisi lalu lintas ini meliputi kondisi geometrik jalan, kondisi hambatan samping, kapasitas jalan, volume kendaraan dan kecepatan tempuh kendaraan yang didasarkan

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu-lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan

Design capacity (kapasitas rencana), adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang tertentu dari suatu jalan selama satu jam pada keadaan kondisi

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang

KAPASITAS JALAN  Jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus laluJintas tertentu  Nilai kapasitas