• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEBY SARTIKA GEA NIM: 100707030

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEBY SARTIKA GEA NIM: 100707030"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

TARI MAS MERAH CIPTAAN FREIDY IDRIS DALAM

KEBUDAYAAN MELAYU DI KOTA BINJAI: DESKRIPSI

STRUKTUR GERAK DAN MUSIK IRINGAN

Skripsi Sarjana

Dikerjakan

O

L

E

H

DEBY SARTIKA GEA

NIM: 100707030

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap suku bangsa di Nusantara ini masing-masing memiliki bentuk-bentuk kesenian tradisional yang khas dan beragam yang sering disebut dengan kebudayaan lokal yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Meskipun masyarakat pendukungnya mengalami perubahan, kesenian tradisional tersebut terus berkembang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan pencerminan dari pola pikir, tingkah laku, dan watak masyarakat pemiliknya. Pada prinsipnya, sebuah bentuk kesenian diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu masyarakat tersebut adalah masyarakat Melayu.

Sejak abad ke-13 ketika Islam menjadi akar tunjang peradaban Melayu, maka segala aktivitas kebudayaan Melayu bersandar kepada Islam yang mencerahkan. Sehingga di abad ke-20 sampai sekarang ini lazim pula dikenal istilah Dunia Melayu Dunia Islam. (Takari, 2008)

Menurut Ismail Hussein (1994) kata Melayu merupakan istilah yang meluas dan agak kabur. Istilah ini merangkai suku bangsa serumpun di Nusantara yang pada zaman dahulu dikenal oleh orang-orang Eropa sebagai bahasa dan suku bangsa dalam perdaganggan dan perniagaan. Masyarakat Melayu adalah orang-orang yang terkenal dan mahir dalam ilmu pelayaran dan turut ikut dalam aktifitas perdagangan dan pertukaran barang dan kesenian dari berbagai wilayah dunia.

(4)

Madagaskar. Dalam konteks Sumatera Utara, ciri kemelayuan yag utama adalah budaya dan agama Islam (Takari dan Dewi, 2008:2).

Etnik Melayu adalah salah satu etnik di Sumatera Utara yang wilayah kebudayaannya mencangkup Langkat, Deli Serdang, Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu. Ini adalah kawasan yang berada di pesisir Timur Provinsi Sumatera Utara. Di dalam kebudayaan Melayu Sumatera Utara, proses mempertahankan identitas dan mengambil unsur-unsur kebudayaan yang heterogen telah terjadi selama ratusan tahun, dan menjadi suatu kelaziman dalam strategi kebudayaan mereka. Untuk mempertahankan, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya, salah satu upayanya adalah lagu dan tari Melayu. Lagu dan tari Melayu inilah salah satu menjadi cerminan dari identitas etnik Melayu.

Dalam tulisan ini, penulis akan mengangkat judul tulisan tentang tari Mas Merah1 yang diciptakan oleh Freidy Idris.2 Freidy Idris adalah salah satu seniman tari Melayu yang terkenal di Sumatera Utara, secara khusus di Kota Binjai. Freidy Idris juga salah satu seniman yang sudah banyak menggarap tarian seprti: tari sigale-gale, tari renjak, dan salah satunya tari Mas Merah.

Tarian merupakan hasil ekspresi seniman tari dalam mengembangkan idenya dalam bentuk gerak sebagai lahan untuk mentransformasikan satu ide ke dalam

1

Tarian Mas Merah berasal dari kisah cerita “Kasih Tak Sampai” cinta Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai. Dimana dalam cerita tersebut Salam merantau dari Malaysia ke Belawan dan bertemu Salmah, dan mereka menjalin hubungan dengan diam-diam. Tetapi, Salmah dijodohkan orangtuanya sama orang India Karena orangtuanya memiliki utang kepada orang India tersebut. Dan di pernikahan Salmah, Salam memaikan alat musik Biola sambil benyanyi “Kaulah Mas Merahku” Mas Merah yang dimaksud Salam adalah si Salmah.

2

(5)

bentuk sebuah garapan tari yang mengandung nilai pendidikan dan estetis (Arifni, 2003).

Cerita Mas Merah diangkat dari kisah cerita percintaan Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai3 pada tahun 1890 yang lalu, yang diangkat dari kisah hikayat kebudayaan Melayu Sumatera Utara. Awal mulanya Bapak Freidy ingin menciptakan tarian Mas Merah berawal dari perlombaan yang akan diadakan di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010. Beliau memikirkan tarian apa yang akan ditampilkan pada perlombaan tersebut dan pada akhirnya, Freidy Idris terinspirasi untuk menganggkat cerita Mas Merah sebagai alur cerita dalam tarian yang akan diciptakan Beliau untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010 dan tarian Mas Merah berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, musik terbaik, dan jura seSumatera Kepulauan Riau dalam perlombaan di Taman Mini Jakarta. Setelah memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini Jakarta para penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai ada tawaran untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar, seperti : Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kota-kota lain. Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu, 9 juli 2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang di pimpin oleh Bapak Freidy dipanggil ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan mereka ingin mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale4 yang sudah digarap oleh Bapak Freidy. Wawancara penulis dengan Bapak Freidy (21 November 2013)

3

Pulau Kampai adalah nama sebuah pulau yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di Pulau Kampai ini asal mulanya terjadi cerita Mas Merah.

4

(6)

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dua aspek dari tarian Mas Merah, yaitu deskripsi tari dan struktur musik iringan dalam melodi. Gerak tari akan difokuskan yang meliputi motif gerak, hitungan dan siklus, pola lantai, busana, properti tari, dan hal-hal sejenis. Kemudian untuk musik iringan meliputi alat-alat musik yang digunakan dalam mengiringi tari Mas Merah secara khusus melodi dalam alat musik biola.

Struktur garapan tari Mas Merah berasal dari Rongeng Melayu 5gerakan tariannya merupakan gerakan tari kreasi barudimana gerakan tari Mas Merah berupa kisah perjalanan cinta Salam dan Salmah. Tarian ini merupakan sendra tari yang mengandung nilai sosial. Jumlah penari Mas Merah berjumlah sepuluh penari, lima penari perempuan dan lima penari laki-laki dan sepasang di antara kesepuluh penari berperan menjadi Salam dan Salmah sebagai pemeran utama dalam cerita Mas Merah. Busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busananya perpaduan India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah baju berwana hijau yang panjangnya di atas mata kaki, dan memakai baju dalam berwarna merah dengan memakai celana panjang berwarna merah. Aksesoris yang di pakai oleh penari perempuan adalah sunting (hiasan seperti mahkota di atas kepala wanita), bungga hias, anting-anting, cincin, kalung. Sedangkan penari laki-laki memakai baju dalam warna merah dan memakai celana panjang warna merah serta mengenakan blazer. Penari laki-laki juga memakai kain pingang yang berwarna hijau panjangnya di atas lutut dan memakai tali pingang yang terbuat dari kain, serta memakai topi semi tengkuluk. Properti tamabahan yang dipakai saat menari adalah satu payung yang

anaknnya. Akhirnya dibuatlah boneka kayu yang persis mirip Manggale dan di panggillah roh Manggale untuk masuk ke dalam boneka.

5

(7)

terbuat dari kertas yang di pegang oleh Salmah dimana payung tersebut melambangkan cinta.

Musik iringan tari Mas Merah diciptakan oleh Syarial Felani6 dan bersama Freidy Idris. Musiknya hanya sebagai pengiring tarian atau sebagai memperkokoh tariannya dan yang diutamakan struktur setiap gerakannya. Musik iringan tari Mas Merah bersumber dari irama zapin yang tampak dari hentakan-hentakan tariannya.

Wawancara dengan Bapak Syarial Felani (Rabu, 5 Februari). Instrumen yang digunakan mengiringi tari Mas Merah adalah biola sebagai melodi, arkodion sebagai melodi, gambus sebagai melodi, cello sebagai bass, jimbe sebagai ritem, rebana sebagai pembawa ritem, marwas sebagai peningkah dan Vokal. Saat perlombaan tarian di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010, instrumen musik untuk mengiringi tari Mas Merah, semua di tampilkan/dipertunjukan secara langsung. Tetapi setelah perlombaan, instrumen musiknya tidak digunakan lagi dan saat menari mereka memakai tape yang didalamnya sudah terekam isi instrumen musik yang mengiringi tari Mas Merah. Tetapi jika permintaan konsumen meminta memainkan alat musik lengkap, mereka akan memainkan instrumen yang lengkap.

Penelitian ini juga akan memperhatikan pertunjukan tari Mas Merah di masyarakat Melayu Kota Binjai. Adapun aspek utama yang akan penulis diskusikan di dalam penulisan ini adalah bagaimana tari dan musik iringan dalam penyajiannya pada pertunjukan tari Mas Merah di masyarakat Melayu Kota Binjai? Gerak-gerak yang bagaimanakah yang diekspresikan penari Mas Merah?

6

(8)

Berdasarkan pertanyaan yang muncul dalam tulisan ini, penulis memilih judul untuk penelitian adalah: Tari Mas Merah Ciptaan Freidy Idris dalam Kebudayaan Melayu di Kota Binjai ; Deskripsi Tari dan Musik Iringan

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan urain pada latar belakang di atas, maka penulis menentukan tiga pokok permasalahan yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana gerak tari Mas Merah ciptaan Bapak Fredy dalam kebudayaan Melayu di Kota Binjai? Pokok masalah ini akan melibatkan deskripsi tentang pola lantai, motif gerak, frase gerak, struktur tari, hitungan tari, busana tari, properti tari, dan hal-hal sejenisnya yang berkaitan.

2. Bagaimana musik iringan tari Mas Merah dalam kebudayaan Melayu di kota Binjai? Selanjutnya juga akan dikaji melodi utama yang disajikan oleh Biola. Juga syair melodi yang terdapat pada musik Mas Mewrah.

Untuk melodi akan dikaji mengenai aspek: tangga nada, wilayah nada, nada dasar, interval, formula, jumlah nada yang digunakan, kadensa, dan kontur.

3.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara umum peneliti bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu maslah yang ditelitih antara lain:

(9)

2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur melodi musik pengiringan tari Mas Merah.

3.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Menambah refrensi tulisan tentang kesenian, khususnya tari Mas Merah

dalam

konteks kebudayaan Melayu.

2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca dan masyarakat mengenai kesenian tari Mas Merah.

3. Dapat memberikan pemikiran terhadap deskripsi tarian-tarian yang diciptakan Bapak Freidy.

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. R. Merton mendefenisikan sebagai berikut: “Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati. Seterusnya, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan hubungan empiris” (Merton, 1963:89).

Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI 2005:258).

(10)

adalah salah satu tari kebudayaan Melayu yang diciptakan oleh seniman Melayu yang dipertunjukan untuk acara hiburan. Tarian Mas Merah ini terdiri dari sepuluh orang penari, lima penari wanita dan lima penari pria. Sepasang diantara sepuluh penari berperan sebagai Salam dan Salmah. Gerakannya diambil dari sejarah cerita

Pulau Kampai.

Istilah masyarakat dalam penulisan judul memiliki arti seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1993:106-107), yaitu sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu. Selain itu Soerjono Soekanto menambahkan bahwa istilah masyarakat sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tidak mungkin dipisahkan dari

kebudayaan dan kepribadian.

(11)

1.4.2 Teori

Teori merupakan landasan atau kerangka berfikir dalam membahas permasalahan. Sumantri (1993:143) mengatakan, teori juga merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10).

Dalam meneliti gerak tari tersebut, penulis akan menganalisis bagaimana gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Mas Merah tersebut. Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari kelompok penari bersama. Ditambah dengan penyesuaian ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, semuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi

(Djelantik, 1990:23). Dalam hal ini,yang dimaksud koreografi adalah gerakan-gerakan yang dilakukan para penari pada pertunjukan tari Mas Merah, yang memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian etnik lain yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelaku dan penontonnya. Gerakannya terpola didalam aturan-aturan dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis. Dalam meneliti gerak tari tersebut terdapat teori Kinesiologi yang membahas penulisan tari dalam bentuk tulisan.

(12)

yang menghubungkan keduanya adalah waktu, yaitu gerak ritmis (musik dan tari) dan tempo.

Untuk musik iringan tari Mas Merah ini, khususnya struktur melodi biola yang berfungsi secara musikal sebagai pembawa melodi utama, penulis menggunakan teori “bobot tangga nada”, yang ditawarkan oleh William P. Mal (1977:8). Ia menawarkan delapan parameter untuk mendeskripsikan melodi, yaitu: (1) tangga nada, (2) wilayah nada, (3) nada dasar, (4) interval, (5) distribusi nada, (6) formula melodi, (7) pola-pola kadnsa, dan (8) kontur. Dalam hal ini, penulis juga akan membuat transkrip musik pengiring Mas Merah dengan menggunakan teori Nettl (1964:98) yang memberikan dua pendekatan, yaitu: 1. kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut di atas kertas dan kita dapat menganalisa apa yang kita lihat tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah membutuhkan suatu metode penelitian agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sistematis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat (1985:7) yang mengatakan bahwa, metode adalah cara atau jalan. Untuk meneliti tari

(13)

kualitatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan penulisan laporan. Pada tahap pra lapangan penulis mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan sebelum turun ke dalam penelitian itu sendiri. Dalam bagian ini disusun rancangan penelitian ini, menjajaki atau menilai keadaan lapangan, memilih informan, perlengkapan penelitian, dan etika penelitian.

Selanjutnya pada tahap pekerjaan di lapangan seorang peneliti untuk mengumpulkan data semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis menggunakan alat bantu yaitu, kamera DCLR merk Nikon, dan catatan lapangan. Pengamatan langsung (menyaksikan) tari Mas Merah di Kota Binjai.

Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang dalam pelaksanaan tanya jawabnya berlangsung seperti percakapan sehari-hari. Informan biasanya terdiri dari mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka telah mengetahui informasi yang dibutuhkan, dan wawancara biasanya berlangsung lama.

Dalam tahap menganalisis data, penulis mengorganisasikan data yang telah terkumpul dari catatan lapangan, foto, studi kepustakaan, rekaman, dan sebagainya ke dalam suatu pola atau kategori. Dan sebagai hasil akhir dari menganalisis data adalah membuat laporan yang dalam hal ini adalah penulisan skripsi.

1.5.1 Studi Kepustakaan

(14)

Melayu masih sulit didapat. Tetapi, penulis juga berusaha mencari refrensi lain dari internet.

Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan konsep-konsep, teori, serta informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembahasan atau penelitian, dan menambah wawasan penulis tentang kebudayaan masyarakat Melayu yang diteliti yang berhubungan dengan kepentingan pembahasan atau penelitian.

1.5.2 Penelitian Lapangan

Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman kepada tulisan Harsja W. Bachtiar dan Koentjaraningrat dalam buku Metodemetode penelitian masyarakat. Dalam buku ini tersebut dikatakan, bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan:

(1) Observasi (pengamatan), dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung, hal ini sesuai dengan pendapat Harja W. Bachtiar (1990:114-115), bahwa seorang peneliti harus melihat langsung akan kegiatan-kegiatan dari sasaran penelitiannya dalam mendapatkan data-data di lapangan, maka pengamat menghadapi persoalan bagaimana cara ia dapat mengumpulkan keterangan yang diperlukan tanpa harus bersembunyi, tetapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada kegiatan-kegiatan yang diamatinya.

(15)

pengamatan penulis. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu mendapat ijin dari pimpinan sanggar selaku pemimpin.

(2) Wawancara, dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirianpendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.

Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi secara lisan dari para informan. Untuk ini penulis mengacu pada pendapat Koentjaraningrat (1990:129-155) yang membagi tiga kegiatan wawancara yaitu : persiapan wawancara, teknik wawancara, dan pencatatan data wawancara. Sedangkan wawancara terdiri dari wawancara terfokus, wawancara bebas, dan wawancara sambil lalu

Dalam wawancara terfokus, pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu tetapi selalu terpusat kepada pokok permasalahan lain. Wawancara sambil lalu, sifatnya hanya untuk menambah data yang lain. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan ketiga wawancara ini serta terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan dan mencatat secara langsung data-data yang diperlukan. Dalam wawancara yang akan berlangsung, ditetapkan Bapak Freidy sebagai informan kunci dan Bapak Syarial Felami sebagai informan pangkal.

(16)

1.5.3 Kerja Laboratorium

Kerja laboratorium merupakan proses penganalisisan data-data yang telah didapat dari lapangan. Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dianalisa. Pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaan disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka penulisan. Untuk menyajikan aspek kebudayaan, penulis mengacu dari antropologi, aspek struktur musik dari musikologi, dan juga unsur sosial lainnya (sesuai dengan keperluan pembahasan ini), sebagaimana ciri Etnomusikologi yang interdisipliner dan keseluruhannya dikerjakan di dalam laboratorium Etnomusikologi), sehingga permasalahannya yang merupakan hasil laporan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi. Jika data yang dirasa masih kurang lengkap, maka penulis melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang-ulang.

1.6 Lokasi Penelitian

Sebagai lokasi penelitian, penulis memilih Kota Binjai sebagai lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan tari Mas Merah hanya satu-satunya terdapat di sanggar Melati Suci. Lokasi penelitian penulis berada di Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai.

(17)

BAB II

MASYARAKAT MELAYU DI KOTA BINJAI

2.1.1 Letak Geografis Kota Binjai

Wilayah Kota Binjai dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area disebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.Langkat.

Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Batas wilayah

Utara Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

Selatan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

Barat Kabupaten Langkat

Timur Kabupaten Deli Serdang

(18)

Selain dikenal sebagai kota dagang, Binjai juga dikenal sebagai kota penghasil rambutan. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai saat ini mencapai 425 Hadengan dan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Selain sebagai buah segar, buah rambutan juga diolah menjadi selai atau buah kaleng. Beberapa potensi wilayah dari Kota Banjai ini adalah di sektor pertanian, terutama tanaman padi walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan perekonomian terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih menonjol dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak di Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan. (sumber: Kantor Walikota Binjai)

2.1.2 Gambaran Umum Masyarakat Melayu Di Kota Binjai

Menurut Tengku Lah Husni, Orang Melayu adalah kelompok yang menyatukan diri dalam ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari (Lah Husni, 1957:7). Selanjutnya Husni menyebutkan lagi bahwa, orang Melayu Pesisir Sumatera Timur merupakan turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di Pesisir Sumatera Timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti

(19)

(Lah Husni, 1975:100). Berturai adalah mempunyai susunan-susunan sosial dan berusaha menjaga integrasi dalam perbedaan di antara individu.

Pelzer (1985:18-19) menyebutkan bahwa masyarakat yang tinggal di Sumatera Timur tersebut diperkirakan sebagai keturunan dari para migrant dari berbagai daerah kebudayaan seperti: Semenanjung Melaka, Jambi, Palembang, Jawa, Minangkabau, Bugis, yang telah menetap dan bercampur diwilayah setempat. Percampuran dan adaptasi Melayu dalam pengertian sebagai kelompok etnik dangan kelompok etnik lain, terjadi di sepanjang pantai pulau Sumatera, semenanjung Malaysia dan Kalimantan. Demikian dapat disimpulkan bahwa orang Melayu terdiri dari berbagai macam asal-usul sehingga membentuk suatu kelompok atau masyarakat yang mendiami daerah pesisir dan daerah sepanjang sungai hilir, mereka hidup didaerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan lingkungan alam di laut maupun pesisir.

Begitu juga pada daerah penelitian penulis yakni di Kota Binjai yang dominan menggunakan adat-istiadat Melayu, Kota Binjai terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Batak Karo, Batak Pak-pak, Batak Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Jawa, Aceh, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

2.1.3 Sistem Agama dan Kepercayaan

(20)

bahwa agama yang dianut oleh penduduk Melayu adalah agama Islam yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan para sultan Melayu.

Pepatah Melayu menyebutkan "tak hilang adat dimakan zaman" yang artinya adat istiadat sampai hari terakhir atau hari kiamat pun masih ada. Sesuai dengan pepatah tersebut, masyarakat di Kota Binjai masih memegang teguh adatistiadat leluhurnya seperti tampak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Kota Binjai masih mempergunakan adat-istiadat turun-temurun seperti kenduri turun ke sawah, memberkati anak bayi, kenduri pada akhir bulan safar, dan sebagainya.

Walaupun penduduk Melayu itu telah beragama Islam, tanda-tanda Animisme masih ada pada sebagian penduduknya. Ada kepercayaan pada masyarakat Melayu bahwa kita harus memberi salam kepada penghuni rimba, sungai, dan tanah yang berbukit (busut), dan tempat-tempat yang dianggap angker. Kalau tidak memberi salam, ada kepercayaan, kita akan sakit atau sesat dalam perjalanan.

Jenis kepercayaan lainnya adalah tentang burung Sibirit-birit yang terbang pada malam hari dianggap membawa kabar tidak baik. Selain itu, kunyit dianggap mempunyai daya tangkal. Kunyit dapat menjaga seorang ibu yang baru bersalin dan anak yang baru dilahirkan dari gangguan roh orang yang sudah meninggal. Kunyit juga berkhasiat untuk ”memanggil semangat” orang yang sedang menghadapi suatu kejadian atau sakit.

(21)

sehari-hari memakai bahasa Melayu atau bahasa daerahnya masing-masing untuk berkomunikasi antar sesamanya.

2.1.4 Sistem Kekerabatan

Dalam kebudayaan Melayu, garis keturunan ditentukan berdasarkan pada garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak Ayah maupun Ibu. Namun, dengan masuknya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang dijadikan pandangan hidupnya, maka garis keturunan cenderung ke arah garis keturunan patrilineal, yaitu berdasar kan garis keturunan ayah. Pembagian harta pusaka berdasarkan kepada hukum Islam (syara`) yang mengatur pembagian yang adil.

Sistem kekerabatan etnik Melayu di Kota Binjai sistem kekerabatan secara vertikal yang dimulai dari urutan tertua sampai yang termuda, adalah : (1) nini, (2) datu, (3) oyang(moyang), (4) atok(datuk), (5) ayah(bapak), (6) anak, (7) cucu, (8) cicit, (9) piut, dll. Sedangkan sistem kekerabatan secara horizontal adalah (1) saudara satu ibu dan satu ayah(ayah tiri), (2) saudara sekandung yaitu saudara seibu atau lain ayah, (3) saudara seayah yaitu saudara satu ayah lain

ibu(ibu tiri), (4) saudara sewali yaitu ayah nya saling bersaudara, (5) saudara berimpal yaitu anak dari makcik(saudara perempuan ayah).

(22)

(saudara ayah atau saudara ibu yang keempat baik laki-laki maupun perempuan), (11) uwak andak (saudara ayah atau saudara ibu yang kelima baik laki-laki maupun perempuan), (12) uwak uda (saudara ayah atau saudara ibu yang keenam baik laki-laki maupun perempuan), (13) uwak ucu (saudara ayah atau saudara ibu yang bungsu/paing akhir baik laki-laki maupun perempuan).

2.1.5 Sistem Kesenian

Orang Melayu di Kota Binjai memiliki berbagai genre kesenian, yang difungsikan di dalam kehidupan mereka seperti: marhaban, barzanji, syair, gurindam, pantun, tari serampang dua belas, tari inang, tari zapin, tari inai, dan lain-lain. Kesenian-kesenian ini hidup dan berkebang terus sampai sekarang. Marhaban dan barjanzi adalah seni berunsur Islam yang umum digunakan di dalam upacara-upacara yang berkaitan dengan agama Islam, seperti perkawinan, khitanan, mengantar calon dan menyambut haji, festival budaya Islam, dan lain-lain. Kesenian ini bersumber dari Kitab Al-Barzanji yang didalamnya adalah kisah tentang kehidupan Nabi Muhammad. Kitab ini dikarang oleh ulama Islam ternama yaitu Syekh Ahmad Barzanji. Seni barzanji biasanya disajikan secara bersama dengan seni marhaban sekaligus.

(23)

gurindam yang terkenal di Dunia Melayu adalah Dua Belas karya Raja Ali Haji dari Riau. Gurindam ini juga sama seperti syair disajikan dengan menggunakan melodi tertentu yang dapat dibedakan dengan genre-genre seni sastra Melayu lainnya.

Pantun adalah salah satu genre sastra tradisional Melayu yang paling lazim dan umum digunakan dalam berbagai konteks kebudayaan Melayu. Pantun dapat terdiri dari dua baris, empat baris, dan enam baris. Penggal pertama adalah sampiran dan penggal kedua adalah isi pantun. Antara sampiran dan isi pantun terjadi kesatuan, baik dari segi isi, tema, dan rima (persajakan). Yang paling umum adalah pantun empat baris atau pantun empat rangkap, dengan rima rata (aa- a-a) maupun binari (a-b-a-b). Pantun dapat disajikan dengan gaya berbicara sehari-hari, tetapi dapat juga dinyanyikan dengan berbagai melodi dalam budaya musik Melayu. Tari Serampang Dua Belas (XII) adalah tari yang memang berasal; dari Kesultanan Serdang, yang awalnya disebut musik dan tari Pulau Sari yang kemudian dipolakan oleh Guru Sauti dibantu oleh seniman O.K. Adram. Tarian ini menjadi begitu populer di era awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia. Tarian ini bercerita tentang pengalaman sepasang kekasih dari mulai kenal,

(24)

Selanjutnya tari zapin adalah satu jenis tari dalam kebudayaan Melayu dan berbnagai kelompok masyarakat Nusantara ini yang begitu populer. Tarian ini dipercayai berasal dari kawasan Arabia, khususnya Yaman. Tarian ini awalnya digunakan untuk hiburan para tetamu di acara pesta perkawinan. Tari zapin memiliki berbagai nama sesuai dengan judul lagu atau musik yang diciptakan untuk mengiringinya. Dalam kebudayaan Melayu di antara tari zapin yang terkenal adalah Ya Salam, Selabat Laila, Zapin Persebatian, Bunga Hutan, Menjelang Maghrib, Zapin Deli, Zapin Serdang, dan lain-lain.

2.2.1 Pulau Kampai

Pulau kampai secara administratif terletak di Kecamatan Pangkalam Susu, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Pulau Kampai berada di sebelah utara Teluk Aru yang bersebelahan dengan Pulau Sembilan. Di sebelah utara dan barat pulau Kampai, terdapat sungai Serangjaya yang ditumbuhi oleh hutan Mangrove dan di sebelah tenggara terdapat Sungai Besitang yang terhubung langsung dengan Teluk Aru.

Masyarakat yang tinggal di Pulau Kampai sebagian besar berpenghasilan sebagai nelayan, bertani, berternak, berkebun, dan ada juga sebagai PNS. Pulau Kampai terkenal dengan terasi yang diproduksi oleh masyarakat yang ada di Pulau Kampai. Suku yang ada di masyarakat Pulau Kampai adalah suku Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Jawa, Aceh. Melalui pemaparan cerita dari Kakek Edi Yusuf yang berusia 75 tahun mengatakan bahwa suku yang paling dominan di Pulau Kampai adalah suku Melayu. Berikut penuturan Kakek di Yusuf.

(25)

semua di sini suku melayu, gak ada yang bercampur kaya sekarang ni. Kalau dulu, semua muda-mudi di kampung ni, mereka gak mau cari jodoh di luar dari Pulau Kampai ni cukup mereka mencari jodoh di Kampung Pulau Kampai ini. Makanya dulu semua suku yang tinggal di Pulau Kampai ni suku Melayu. Makanya ada istilah Melayu yang mengatakan Sirih Serumpun. Karena dalam satu Kampung atau dalam satu lingkungan keluarga semuanya suku Melayu. Nah kalaunya sekarang, sudah ada suku Batak Karo, Batak Simalungun, Aceh, Jawa, Nias. Nah suku nias yang ada di Pulau Kampai ni hanya satu keluarga. Namanya Bapak Zega dan hanya dialah suku nias di sini. Kalau dulu ada orang cina tapi dia udah pindah ke Jakarta. Jadi gak ada orang cina lagi yang tinggal di sini.

Menurut penuturan Kakek Edy Yusuf yang mengatakan bahwa suku yang paling dominan di Pulau Kampai adalah suku Melayu. Kakek Edy Yusuf juga mengatakan bahwa suku Melayu lah yang menjadi suka yang tertua di Pulau Kampai karena suku Melayu yang pertama kali membuka Pulau Kampai. Kakek Edy Yusuf juga memberi tahukan kepada penulis, bahwa arti nama Pulau Kampai adalah Pulau Tak Sampai. Alasannya karena dari Sembilan Pulau yang ada di sekitar Pulau kampai tersebut, Pulau Kampai lah yang sangat susah untuk dibuka sebagai tempat permukiman karena sebelum Pulau Kampai di buka, banyak penyamun di Pulau tersebut.

(26)

Kalau cerita kuburan panjang tu, tak ada satupun orang tahu siapa yang didalam tu. Tapi menurut semua masyarakat di sini makam tu ada sebelum pulau kampai ni ada. Karena kita bisa lihat, di atas kuburan panjang tu, ada batu karang di atas kuburan itu. Nah berartikan, dulunya kuburan panjang tu, ada di dasar laut dulunya sebelum pulau ni ada. Menurut masyarakat di sini, kami percaya juga bahwa orang yang ada di kuburan tu adalah orang yang lahir di jaman nabi Musa. Karena jaman nabi Musa kan semua orang tinggi dan besar dan orang yang ada di dalam kuburan tu hanya ada satu orang aja, dan pasti orangnya tinggi besar makanya kuburannya seperti tu panjangnya. Banyak orang yang datang untuk minta sesuatu ke kuburan tu. Ada dulu orang yang setres di bawak ke sutu sembuh juga. Ada orang yang datang supaya punya anak,dikabukan juga. Tapi setelah bermohon, harus gantungkan baru di atas pintu masuk kuburan panjang tu. Banyak orang yang percaya. Tapi kalu sekarang sudah berkurang orang yang percaya. Karenakan sudah ada agama yang menuntun kita percaya sama Allah.

Kakek Edy Yusuf mengatakakan bahwa kuburan panjang tersebut adalah kuburan yang ada sebelum terbetuknya Pulau Kampai yang mereka tinggali. Penduduk setempat salah satunya adalah Ibu Umi Sarah yang berusia 54 tahun juga mempercayai bahwa kuburan tersebut adalah kuburan keramat dan didalam kuburan tersebut yang dikuburkan adalah orang yang lahir pada saat di zaman Nabi Musa. Banyak orang yang datang mengunjungi kuburan panjang tersebut untuk meminta Sesuatu, dan setelah bermohon batu harus digantungkan di atas pintu kuburan panjang tersebut.

Selain kuburan panjang, ada juga kuburan yang menjadi pusat perhatian pengunjung Pulau Kampai yaitu kuburan Mas Merah. Kuburan Mas Merah adalah kuburan sepasang suami istri yang dimana kisah percintaan yang sangat panjang dan banyak memiliki rintangan untuk bersatu.

(27)

karena merasa sangat dikecewakan dengan seorang perempuan yang ia cintai menikah dengan abang kandung Salam sendiri.

Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan. Salam dan Salmah saling mencitai, tetapi kedua orangtua Salmah menikahi putrid bersama dengan pria keturunan India. Orangtua Salmah terpaksa menikahi putrinya karena orangtuanya mempunyai hutang kepada pria keturunan India tersebut.

Di saat acara perkawinan Salmah dengan seseorang pria keturunan India yang bernama Tambi, diundanglah Salam untuk pementasan sandiwara ntuk mengisi acara pernikahan Salmah dengan Tambi. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku".

Mendengar bait lagunya, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka bercerai.

(28)

Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu. Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh Husein, karena Pulau Kampai tempat yang berbahaya pada saat itu. Salam tetap ingin menolong orang yang sedang berteriak meminta pertolongan. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Pendekar Nayan dengan Salam. Pendekar Nayan kalah dan bertemulah Salam dengan Salmah. Ayah Salmah awalnya tidak menyukai Salam akhirnya berbaik hati untuk menyetujui anaknya berteman dengan Salmah.

Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Ia selalu menyanyikan lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai. Ia juga melihat hubungan Salam dengan Salmah yang sudah serius, dan ingin menjodohkan Salam dan Salmah.

Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan. Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00 pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai.

Cerita ini diceritakan oleh sahabat Salmah yaitu Husein. Ia menceritakan kepada teman-temannya, dan cerita ini secara turun-temurun dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sejarah Pulai Kampai dapat di huni oleh masyarakat yang tinggal di Pulau tersebut. Berikut cerita dari Kakek Edy Yusuf.

(29)

pacaran dan si perempuan tadilah menikah dengan laki-laki india gak punya anak atau keturunan. Nama orang tu salam dan salmah memang betul. bukan di buat buat supaya sama. Tapi betrul-betul dari lahirnya nama orang tu salam dan salmah. Karena dulupun atok-atok kakek ceritakan sama kami memang kaya gituTapi kuburan mas merah ini juga, banyak orang datang untuk meminta sesuatu dan dikabulkan juga. Kemarin ada si Anis namanya, dia jiarah ke situ dan berdoa supaya dia di lulu jadi PNS(pegawai negeri sipil) dikabulkanlah permintaanya. Dan makanya sekarang yang bersihkan kuburan tu si Anis tadi. Setiap jumaat dia bersihkan kuburan tu. Kadang kalau dia gak sempat, di suruhnya anak-anak di sini untuk bersihkannya, di kasihnya tu tiga ribu satu orang untuk memberihkan kuburan mas merah. Nah sekarang warna kuburannya warna putihkan, kemarin dicat si Anislah warna merah. Karenakan mas merah jadi di catnya warna merah. Jeleklah sebenarnya warna merah, warna merahkan pekongnya orang cina. Kitakan orang muslim, ya taroklah warna putih menandakan suci. Nah semenjak kami bilang gitu dia buat warna putih catnya. Selain si Anis, banyak juga orang yang datang jiarah. Keturunan saudara si salam dan salamah ini, kadang mereka juga datanglah jiarah. Potong kambing nanti orang tu. Banyak juga anak mahasiswa dari aceh, jakarta, medan, binjai datang untuk menelitih sejarah mas merah ini.

Kakek Edy Yusuf mengatakan bahwa benar kisah yang disamapaikan orang-orang tentang cerita Mas Merah benar ceritanya dan nama Salam dan Salmah benar-benar nama yang dibuat orang tua mereka untuk sebutan. Kakek Edy Yusuf juga menegaskan, bahwa nama Salam dan Salmah bukan nama yang dibuat-buat oleh masyarakat, karena mereka telah mendengarkan cerita tersebut dari kakek-kakek mereka yang masih ada sebelum Salam dan Salamah meninggal.

(30)

Penulis juga menanyakan kepada Kakek Edy Yusuf apakah kakek tersebut tahu tentang tarian yang diciptakan oleh Freidy Idris tentang kisah percintaan Mas Merah. Berikut cerita Kakek Edy Yusuf.

O…. ya ada dan kakek tahu itu. Orang kakek lihat juga kok. Kemarin oran tu katanya mau lomba ke Jakarta dan mau di lombakan tarian yang bersangkutan dengan cerita mas merah ini. Orang tu tarikan di tepi laut itu dan sebelumnya mereka jiarah dulu ke makam mas merah. Mereka berdoa di makam tu. Kakek lihat orang tu datang rame dan jiarah siap jiarah kakek lihat orang tu nari di tepi pulau. Banyak oarng-orang sini kumpul untuk lihat tarian tu. Yah kakek senanglah mereka bawakan tarian itu untuk lomba di Jakarta.

(31)

Gambar 2.1

Kuburan Salam dan Salmah Sumber: Koleksi Penulis

Gambar 2.2

Penulis Bersama Ibu Umi yang Tinggal disebelah Kuburan Mas Merah Sumber: Koleksi Penulis

(32)

BAB III BIOGRAFI

3.1 Biografi Freidy Idris

Sebagai seorang seniman Melayu, Freidy Idris memiliki biografi yang begitu menarik secara budaya. Berikut penulis uraikan untuk bisa kita lihat bagaimana perjalan hidupnya. Hal tersebut mencakup aspek-aspek riwayat keluarga yang meliputi aspek-aspek masa kecil keluarga, pendidikan, Rumah Tangga dan karir.

3.1.1 Riwayat Kelurga

Freidy Idris dilahirkan di Kuala Simpang, Aceh Timur, pada tanggal 22 September 1965. Beliau merupakan anak dari pasangan Mohd.Idris,BA dengan Asmah Hanim. Ayahnya berprofesi sebagai Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pematang Siantar. Penjelasan Verbal tentang kinerja Ayah Freidy Idris yang diceritakan kepada penulis sebagai berikut.

(33)

semua pandai nari main musikpun atok dari mamak papi pandai. Main musik gambus, gendang bisa orang itu. Kalau papa papi dianya ya ilmu pasti. Tapi pintar memang papa papi tahu dia 5 bahasa ntah dari mana dia pande bahasa itu. Teruskan, papa papi dulu waktu lulus-lulusan, mereka gak seprti kita mencukupi nilai kita lulus. Tapi jaman papa papi dulu mereka dari 40 orang hanya 6 orang jatahnya untuk lulus. Nah, salah satunya papa papi lulus. Papa papi orangnya gak tergantung sama orangtuanya. Padahal atoknya papi dulu orang kaya kerjanya di Perkapalan. Tapi tak bergantung papa papi sama bapaknya. Salutlah lihat papa papi. Kemampuan otaknya sendiri yang membuatnya sukses. (wawancara penulis dengan Freidy Idris 5 Juni 2014)

Di samping sebagai seorang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya demi memenuhi kebutuhan keluarga, Ayahnya juga salah satu orang yang sangat memperhatikan keluaraganya di tengah kesibukan pekerjaanya. Di samping itu, Ayahnya juga mendukung istrinya dalam berkesenian. Menurut penjelasan Freidy idris, Ibunya salah satu penari yang hebat yang mampu menari sangat bagus. Ibu Freidy idris mampu menari hanya dengan meniru gerakan yang dilihat Ibunya saat Atoknya (kakek) latihan.

Saat Ayahnya meninggal pada tahun 1999, Freidy Idris mengatakan bahwa Ayahnnya meninggal karena sakit, semenjak saat itu Ibu Freidy Idris tinggal bersama Freidy Idris di Binjai. Untuk itu, Freidy Idris Ingin menceritakan kisah kehidupannya di saat mereka ditinggalkan oleh kepala keluarga. Berikut penuturannya.

(34)

papi ingin mengunakan kartu itu. Karena katanya dia gak pernah sakit, jadi dia mau mengunakan kartu itu untuk ngecek kesahatannya. Setelah sampai Rumah sakit, papa papi diceklah kesehatannya sama dokternya. Eh gak lama keluar hasilnya, papa langsung disuruh opname di Rumah Sakit kaya parah gitu penyakitnya. Gak lama di Rumah Sakit, ada itu kira-kira seminggu, papa meninggal di Rumah Sakit. Kalu kadang dipikir bagusan papa kemarin gak usah berobat ya. Ah tapi memang udah rencana Tuhan yang mengatur itu semua.

Ketika Ayahnya wafat beliau meninggalkan 10 anak. Anaknya sendiri terdiri dari empat anak laki-laki, dan enam anak permpuan. Freidy Idris anak ketiga dari 10 bersaudara. Berikut ini adalah saudara kandung dari Freidy Idris;

1) Hj.Asmida Nora Vina 02 Februari 1962 (anak perempuan sulung) 2) Asnita Ganofa 19 November 1963 (anak kedua perempuan) 3) Freidy Idris 22 September 1965 (dia sendiri)

4) Muklis 29 Oktober 1967 (anak kedua laki-laki)

5) Noni Elfrida 11 Agustus 1969 (anak ketiga perempuan) 6) Susi Rismana 02 Januari 1971 (anak keempat perempuan) 7) Rita Zahara 25 Agustus 1975 (anak kelima perempuan) 8) Dicky Ramdani 14 Agustus 1977 (anak ketiga laki-laki) 9) Muhamad Fhadlan 01 Februari 1981 (anak keempat laki-laki) 10)Risma 30 Januari 1983 (anak keenam perempuan)

(35)

dapat jura. Kalau di sekolah juga gitu papi selalu dapat jura. Makanya papa dan mamak papi lebih Nampak sayangnya sama papi. Karena juga di antra kami sepuluh yang berpretasi paling menonjol papi. Terukan karena papi pulaklah anak laki-laki yang pertama. Karena yang diatasan papi perempuan dua-duanya. Dulukan papa papi mimpi tiga minggu berturut-turut anak laki-laki namanya Freidy. Pas mamak melhirkan lahirlah papi dan diberi nama Freidy.

Dari penuturan Freidy Idris sendiri terungkap bahwa Ia sangat disayang di keluarganya. Bahkan sampai Freidy Idris sudah menikah pun mereka sering sekali berkunjung ke rumah Freidy Idris. Sehingga setiap pertanyaan menegenai keluarga, Freidy Idris sanggat antusias dan sangat senang bercerita.

Gambar 3.1

(36)

3.1.2 Riwayat Pendidikan

Saat Freydi Idris duduk di bangku Sekolah Dasar, kelas 1 sampai kelas 4 ia sekolah di Medan. Saat kelas 4 dan 6 ia pindah sekolah di Rantau Prapat, labuhan Batu. Ketika Penulis menanyakan mengapa berpindah sekolah, hanya satu alasannya karena Ayahnya pindah tugas. Tetapi ketika Ia SMA, Ia bersekolah di SMA Negeri 2 Binjai. Freidy Idris salah satu siswa berprestasi di dunia pendidikannya Ia selalu mendapatkan rangking di sekolahnya walaupun banyak kegitan yang ia ikuti diluar pelajaran sekolahnya. Saat SD Ia mulai mengikuti banyak perlombaan seperti: lomba tari, menyanyi, Puisi dan Ia juga terlibat di dalam kegiatan Pramuka.

Iya dulu papi waktu sekolah sering ikut dan diutus dari sekolah untuk lomba nyanyi, nari, puisi juga papi ikut. Kalau lomba puisi papi selalu menjadi juaranya. Lomba nari sama nyanyi pun papi dapat juara. Dulukan waktu papi diutus mewakili sekolah untuk lomba nyanyi, papi dapat juara. Nah waktu itu papi bawakan lagu “tanah air ku tidak ku lupakan” nyanyi itulah dulu papi dapat jura. Nari pun gitu juga dapat juara. Tapi waktu SD kan papi nari dan nyanyikan, tapi waktu SMP papi tinggalkan narinya. kenapa? Karena papi malu dulu nanti diejeki ih laki-laki ikut nari bancilah jadi papi berhenti narinya tapi papi puisinya lanjut waktu itu dan terus dapat juara gak ada yang ngalahi. Tapi waktu di SMA papi narinya aktif kembali. Dulukan kawan-kawan papi tahu papi pande nari, jadikan di bilang-bilang orangtulah kaulah yang mewakili sekolah kita, dari situ terus yang mewakili sekolah untuk menari papi dan mewakili sekolah untuk pramuka papi juga. Karena papi aktif dikegiatan kepramukaan pada saat SMA dulu.

(37)

Dulukan papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi, papi latilah orang itu nari, karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi waktu SMA kemarin. Nah rupanya pengumuman masuk kuliah negeri itu, papi gagal, kenapa gagal? Karena papi mau jadi guru jadi papi mau ambil jurusan mati matika, datang orangtua papi jangan sayang kau pintar ambil aja kedokteran. Karena orangtua papi da bilang gitu papi ikutilah tapi papi gak niat masuk kedokteran. Karena gak lulus papi masuk panca budi jurusan pertanian dan waktu semester 3 papi disuruh kawan dan senior papi untuk masuk unimed. Dulu baru bukalah jurusan seni tari, jadi karena mereka tahu papi pande nari, jadi disuruh mereka papi masuk unimed jurusan seni tari, tapi dulu masih D3 dulu belum S1. Rupanya, luluslah papi di unimed cuman papi lanjutkan juga di panca budi kuliahnya, tapi hanya smpe semester lima aja, karena capek papi rasa.

Saat Freidy Idris tidak sabar menunggu pengumuman masuk Universitas Sumatera Utara, ia tidak tinggal diam dan Ia mengisi kesehariannya untuk melatih anak-anak yang ada dilingkungannya untuk menari dalam acara kegiatan keagamaan yang diselengarakan di lingkungan tempat tinggal Freidy Idris. Ia mengajari anak-anak tersebut hanya dengan modal pengalaman yang dimilikinya dan Ia mengajarinya tidak mengharapkan imbalan, tetapi Ia mengajarinya dengan tulus dengan mengharapakan diberkati oleh Allah.

(38)

Setelah Freidy Idris keluar dari Universitas Panca Budi, Ia mulai fokus kuliah di IKIP dan meneruskan keseniannya dalam bidang tari. Freidy Idris menyelesaikan kuliahnya di IKIP jurusan tari pada tahun 1989 dengan menyandang gelar Amd. Penulis menanyakan kepada Freidy Idris mengapa mendapat gelar Diploma dan Ia menjawab karena di UNIMED pada zaman itu belum ada S1 karena baru dibuka jurusan seni tari.

(39)

Gambar 3.2

Foto Wisuda Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris

3.1.3 Riwayat Rumah Tangga

(40)

dimaksud Freidy Idris. Tidak sampai berjalan tiga bulan perkenalan mereka, Freidy idris menikahi perempuan keturunan India itu yang bernama Nursyahlina pada tanggal 21 Agustus 1991.

Sifat yang baik, ramah, dan jujur dari Nursyahlina yang membuat Freidy Idris menjadi terpikat sehinggah Freidy Idris ingin menikah dengannya. Nursyahlina memang dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang sopan santun, ramah, dan selalu tersenyum. Freidy Idris menegaskan jika istrinya ini adalah pendamping rumah tangga yang selalu sabar dalam mengatasi apapun baik dalam situasi masalah di saat mereka sedang berbeda pandangan, Nursyahlina juga yang selalu mengalah jika hal itu terjadi.

Nursyahlina juga istri yang tidak terlalu banyak menuntut saat situasi yang terjadi dalam rumah tangga. Ia selalu memperhatikan Freidy Idris dan menghormati Freidy Idris sebagai kepala rumah tangga mereka. Bahkan ketika Freidy Idris melatih tari, latiahn tari bersama tema-teman dan, ketika ada acara kantor serta ketika Freidy Idris mengisi acara seminar istrinya selalu menemaninya. Freidy Idris semakin mencintai Istrinya karena istrinya pandai masak dan masakannya selalu enak sehingga membuat Freidy Idris semakain selera untuk makan.

(41)

Si Agung ini anaknya pintar, bukan papi bangga-banggain dia ya soalnya dia di sekolahnya dapat juara tapi waktu udah SMA ini, dia gak dapat juara lagi kalau ranking dia dapat karena gini ceritanya, diakan di sekolahnya sebenarnya pintar tapi waktu ujian dia lihat orang bnyak ngopek, nyontek jadi trus dapat juara pula yang ngopek itu jadi malaslah dia. Ibaratnya dia bilang gini, ah sama ajapun yang dapat juara juga bukan hasil dari dia sendiri jadi mulai dari situ dia malas tapi kalau di sekolah ada nanti guru nyuruh ke depan ngerjakan soal yang di papan tulis, nah si agung nanti di suruhnya kawannya maju pake buku dia yang udah dikerjakannya sendiri. Papi tahu agung ini pintar soalnya papi da pernah uji kok. Walau gak juara dia di sekolah SMA nya, gitu-gitu dia dikirim mewakili sekolahnya untuk olompiade. Si Agung ini juga baru SMA dia baru mau ikut nari kalau sebelum itu dia hobynya main bola kaki. Jangan ditanya jagonya main bola kaki kenapa papi bilang gitu, karena dia sudah diakui pemain terbaik se Kota Binjai.

(42)

iya deby, agung memang lulus jalur undangan kedokteran USU Tapi gak diambil soalnya uang masuknya sampe seratus lima puluh jutaan. Mana ada uang papi gitu banyaknya uang. Itu baru uang masuknya, blum setelah masuknya lagi. Alat-alat dokter itupun pasti mahal ya gak sangguplah papi namanya belum rezeki ya. Tapi, si agung nyobak lagi dia jalur SMBPTN(seleksi masuk bersama perguruan tinggi negeri) unimed juga, menanglah dia di fakultas ekonomi unimed.

Dengan kegigihan Agung belajar saat duduk di bangku pendidiknnya, Agung mendapatkan kesempatan masuk Univesutas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran dengan jalur undangan dari sekolahnya tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan, alasannya karena Freidy Idris tidak sanggup membiayai administrasinya. Akhirnya Agung mencoba kembali untuk masuk ke perguruan tinggi negeri dengan jalur SMBPTN dan Agung lulus di UNIMED Fakultas Ekonomi.

(43)

Gambar 3.3

Foto Pernikahan Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 3.4

Foto Agung Anak Tunggal Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 3.5

Freidy Idris Bersama Agung Saat Agung Terpilih Menjadi Jaka Darah Sumber: Koleksi Freidy Idris

3.1.4 Riwayat Karir

(44)

bersama anggota sanggar dimana tempat beliau melatih tarian. Mulai saat itu beliau memberanikan dirinya untuk tampil pada festival tari dan beliau juga pernah mengikuti festival bernyanyi serta membaca puisi. Hasilnyapun sangat memuaskan karena beliau selalu menjadi juara dalam vestifal yang diikutinya.

Freidy Idris salah satu orang yang sangat berkerja keras. Saat Freidy Idris ingin mengikuti perlombaan bahkan ketika Freidy Idris mempertunjukan tariannya bersama teman-temannya dalam suatu acara, ia sangat berlatih keras. Freidy Idris tidak cukup berlatih di sanggar tetapi ketika pulang berltih dari sanggar, Fredi Idris juga berlatih di rumahnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Freidy Idris dirinya adalah sosok orang yang mau berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal.

Dalam realitasnya, ternyata Freidy Idris tetap menang dalam perlomban-perlombaan. Entah sudah berapa banyak piagam yang dia terima di saat mengikuti lomba-lomba. Lomba yang sering diikutinya adalah lomba tari, nanyi, dan membaca puisi.

(45)

Freidy Idris mulai membuka sanggar Melati Suci pada tahun 1984, saat masa di mana Freidy Idris mulai masuk di perguruan tinggi. Berikut penuturan Freidy Idris yang ingin menceritakan saat terbentuknya sanggar yang dipimpin Freidy Idris.

Begini ceritanya saat sanggar melati suci mulai dibentuk. Dulukan waktu tamat SMA papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi dan papi latilah orang itu nari. Karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi yang pernah belajar tari. Ternyata baguslah tarian tadi dipertunjukan sama anak-anak tadi. Disambut baik dengan masyarakat yang melihat tarian tersebut. Akhirnya mereka minta untuk papi ngajari nari lagi. Nah mulai dari situlah papi buka sanggar melati suci ini. Nama sanggar melati suci ini dulu berasal dari nama bunga yang ditanam di depan rumah papi. Mamak papikan nanam bunga melati warna putih di depan rumah kami, terus papi terinspirasi dengan bunga melati yang ditanam di depan rumah papi itu. Soalnya papi jug senang lihat bunga melati cantik kelihatannya kalau suda mekar. Nah dari situlah asal nama sanggar ini melati. Kalau nama suci terispirasi dari mawar putih itu juga karena warnanya putih. Kalau putihkan identik kelihatan bersih, suci, enaklah pokoknya dipandang. Nah nama suci itu berasal dari warna putih. Itulah penyebab kenapa nama sanggar ini Melati Suci.

Freidy Idris menceritakan bahwa awal dari ia membentuk sanggar Melati Suci berawal dari ia melatih anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk menari dalam acara keagamaan yang diadakan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Setelah anak-anak yang dilatih Freidy Idris mempertunjukan tarian yang diajarkan oleh Freidy Idris, masyarakat setempat yang berada di lingkungan tempat tinggal Fredy Idris menerimanya dengan baik dan mereka meminta Freidy Idris untuk mengajari anak-anak mereka untuk menari. Dengan melihat antusias warga yang ingin dilatih untuk menari, akhirnya Freidy Idris memutuskan untuk membuka sanggar.

(46)

Ibu Freidy idris di depan rumahnya. Freidy Idris menceritakan bahwa nama melati berasal dari nama bunga melati, dan nama suci berasal dari warna bunga melati yang berwarna putih.

Terbentuknya sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris diresmikan pada tanggal 22 September 1984. Freidy Idris mengatakan bahwa sebenarnya sanggar Melati Suci yang ia pimpin sudah berjalan selama empat bulan dari hari peresmiannya. Alasannya karena Freidy Indris ingin meresmikan sanggarnya bertepatan dengan peringatan hari kelahirannya yang diadakan pada tanggal 22 September.

Jika ditanya mengenai sipa yang mengajarinya tari, Freidy Idris mengatakan tidak ada yang mengajarinya menari hanya melihat Ibunya menari dan berlatih serta memang bakatnya. Freidy Idris juga mengatakan memang pada masih kelas empat SD Freidy Idris bergabung dengan sanggar Pemda yang dipimpin oleh Bapak Rahim Nur untuk mengembangkan bakatnya serta melatih keberaniannya untuk mempertunjukan tarian dan semenjang saat itu timbul ketertarikan dirinya untuk ingin menjadi seorang penari yang mempertunjukan tariannya semaksimal mungkin, sehingga masyarakat menerima tarian yang ditarikan Freidy Idris dengan baik. Saat Freidy Idris kuliah di UNIMED jurusan seni tari, Freidy Idris dibina oleh Bapak Aswan dan Bapak Sofian Muktar dalam mengembangkan talentanya.

(47)

Freidy Idris menceritakan bahwa kesimpulan dari perkataan Dosen-dosennya kepada Freidy Idris iyalah, Freidy Idris lebih cocok menjadi pelatih tari dibandingkan dengan ia menampilkan tarian.

Pada saat Freidy Idris tamat dari UNIMED, Freidy Idris mencoba seleksi masuk CPNS (calon pegawai negeri sipil ) dan pada tahun 1990, Freidy Idris lulus dan ke dua orangtuanya pada saat itu bangga melihat Freidy Idris lulus ujian. Sampai saat ini Freidy Idris masih berprofesi sebagai PNS(pegawai negeri sipil) yang bertugas di Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Utara, yang bertempat di jalan kesawan, Medan. Walaupun Freidy Idris berkerja disalah satu instasi negara, Freidy Idris tetap memberikan perhatian terhadap sanggar yang ia pimpin dan tetap menjadi pelatih serta menjadi motivator terhadap anggota sanggar yang ia pimpin.

Ketika ditanyai dengan julukan Freidy si Serampang Dua Belas, Freidy Idris pun menjawabnya bahwa julukan Freidy Serampang Dua Belas dimulai saat berita di koran mengatakan, bahwa sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris berhasil menjadi juara saat mempertunjukan tarian Serampang Dua Belas yang berasal dari Melayu. Freidy Idris juga mengatakan, bahwa tarian Serampang Dua Belas adalah tarian wajib yang harus diketahui oleh anggota sanggar yang ia pimpin. Dan tarian serampang dua belas juga adalah dasar tarian yang harus dipelajari oleh anggota sanggar yang baru masuk.

(48)

Istana Negara, Jakarta. Tari Mas Merah juga salah satu tari yang digarap Freidy Idris untuk dipertunjukan saat perlombaan tari di Taman Mini Jakarta. Tari Mas Merah

ini juga menjadi salah satu tarian yang membawa nama Freidy Idris dalam dunia seni. Saat diperlombakan, tari Mas Merah mendapatkan juara terbaik Sumater Kepulauan Riau, Penyajian terbaik, dan peñata musik terbaik. Inilah beberapa tari yang di garap oleh Freidy Idris. Tari Kipas, Zapin Ceracap, Hamonangan, Sir Madenggan, Ula Cidadap, Piring, Rere Ma Rere, Dodaidi, Bajing, dan lain-lain.

Gambar 3.6

(49)

Gambar 3.7

Foto Fredy Idris Bersama Pengurus Pramuka Kota Binjai Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 3.8

Piagam Penghargaan Dari Gubernur Sumatera Selatan Yang Diberikan Kepada Freidy Idris

(50)

Gambar 3.9

Piagam Penghargaan Dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara Yang Diberikan Kepada Seniman Berprestasi Di Sumatera Utara Yaitu Freidy

Idris

Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 3.10

(51)

Gambar 3.11

Surat Kabar Yang Memuat Berita Tentang Kecermatan Freidy Idris dalam Menata Tari dan Musik yang Mampu Menjadi Tontonan Yang Menarik

Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 3.12

Berita Yang Memuat Prestasi Anggota Sangar Freidy Idris Saat Tahuan1990 Sumber: Koleksi Freidy Idris

(52)

Biografi Syahrial Felani yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini mencakup aspek-aspek latar belakang keluarga, pendidikan, kehidupan sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik.

3.2.1 Latar Belakang Keluarga

Syahrial Felani lahir di Medan pada tanggal 15 November 1959, anak dari Bapak Muhammad Suhud dan Ibu Hafni br Harahap. Sementara asal usul keluaraga Bapak Syahrial Felani berasal dari Purwokerto di Pulau Jawa dan Ibunya lahir di Tapanuli Selatan. Ketika itu Ayah Syarial Felani berprofesi sebagai pekerja perkebunan, sebagai buruh yang saat itu mempunyai dua orang anak dan orangtua Syahrial Felani pindah profesi sebagai pegawai di perusahaan kereta api di Tanjung Pura. Setelah itu orangtua Syahrial Felani pindah tugas ke kompleks perumahan PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) titi gantung di lapangan Merdeka, yang berada di kawasan pusat kota Medan. Ibu Syahrial Felani berprofesi sebagai guru ngaji di daerah tersebut dikenal dengan nama “wak Idah”. Di kawasan itulah keluarga Syahrial Felani sangat dikenal karena profesi Ibu Syahrial Felani sebagai guru ngaji.

Syahrial Felani merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara masing-masing sebagai berikut :

1. Zulkarnain (anak laki-laki sulung) 2. Suyitno (anak ke dua laki-laki) 3. Zuraidah (anak perempuan sulung) 4. Dahlan Efendi (anak ke tiga laki-laki) 5. Syahrial Felani (dia sendiri)

(53)

7. Masita (anak ke dua perempuan) 8. Maswan (anak ke enam laki-laki) 9.

2. 2. 2 Latar Belakang Pendidikan

Syahrial Felani menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tamat di bangku SD (sekolah Dasar) pada tahun 1972. Syahrial Felani tidak dapat melanjutkan pendidikannya dikarenakan faktor ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Alasan Syarial Felani tidak ingin melanjutkan pendidikannya karena Syarial Felani ingin agar saudara-saudaranya saja yang melanjut pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Diantara ke-9 saudaranya, hanya kakak tertuanya lah yang menempuh pendidikan tertinggi pada tingkatat SMA. Ketika kakaknya sedang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, ternyata kakaknya tidak dapat menyelesaikan studinya sampai selesai. Menurut Syahrial Felani alasan mengapa kakak Syahrial Felani tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, alsannya karena kakak Syarial Felani terkena gangguan jiwa.

2. 2. 3 Keluarga Syahrial Felani

(54)

mulai dari menyanyi, menari, teater dan lain-lain. Pada tanggal 10 Januari di tahun 2010 Ferita menikah dengan suaminya yang bernama Rudi Prawira dan sampai saat ini mereka belum dikaruniakan anak.

2. 2. 4 Latar Belakang Syahrial Felani Sebagai Seniman Melayu

(55)
(56)

Gambar 3.12

Pertunjukan Musik di Singapura Sumber: Koleksi Syarial Felani

Gamabar 3.13

(57)

Gambar 3.14

Piagam Pengharaggan Penata Musik Terbaik Saat Mengiringi Tari Mas Merah di Jakarta Tahun 2010

Sumber: Koleksi Syarial Felani

Gambar 3.15

(58)

BAB IV

DESKRIPSI TARI MAS MERAH

4.1 Deskripsi Tari Mas Merah

Menurut Curt Sachs (1963:5) dalam bukunya yang berjudul History of The Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada pada zaman prasejarah. Pada awal kebudayaan tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya.

Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari,

ditambah dengan penyesuaian dengan ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, kesemuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990:23). Dimana koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya. Dimana didalam penyajian tarian Mas Merah ini menggunakan gerakan variatif pencak silat khas Melayu.

(59)

4.2 Penari Mas Merah

Penari merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan tari Mas Merah ini, karena penari yang akan mempertunjukan tarian tersebut. Penari menjadi pusat perhatian penonton, sehingga diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan menarikan tari Mas Merah tersebut di panggung pertunjukan.

Dalam penyajian tari Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai biasanya harus menggunakan penari laki-laki berjumlah lima dan perempuan berjumlah lima juga. Sepasang dari sepuluh penari berperan menjadi Salam dan Salmah. Diawali dari posisi depan, sebelum memulai tarian dilakukan penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan. Dalam penyajian Tari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan penari berjumlah sepuluh orang dan menampilkan gerakan sesuai dengan peran mereka masing-masing. Dimana struktur penyajiannya diawali dari posisi depan juga sebelum memulai tarian dilakukann penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan.

(60)

4.3 Asal-usul Legenda Mas Merah

Mas Merah adalah sebutan khusus yang diberikan Salam kepada Salamah. Salam memberikan sebutan tersebut karena Salam memiliki cinta yang sangat dalam kepada Salmah orang yang sangat dicintainya semasa hidup Salam.

Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Salam dan Salmah Pada tahun 1890 Salam tinggal di Serawak Malaysia dan mempunyai abang bernama Amran. Salam telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan gadis bernama Rukiah. Hubungan ini tidak diketahui oleh orangtua Salam. Rukiah adalah seorang gadis baik dan berparas cantik. Ayah Salam ingin menikahkan Amran dengan seorang gadis. Pada suatu hari ia bertanya pada Amran apakah dia ingin menikah. Karena dilihatnya Amran sudah "berumur". Amran menjawab, "Kalau Ayah hendak menikahkan aku, terserah pada Ayah saja,". Konon pada zaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orangtua. Ayahnya kembali bertanya pada Amran, "Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?". "Terserah siapa yang Ayah suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,". Pilihan satu-satunya gadis yang baik dan cantik di daerah Serawak ialah Rukiah. Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. Beberapa waktu kemudian Salam menjumpai Rukiah, dan berkata, "Kalau memang abangku yang menjadi jodohmu, ya sudah, apa yang bisa kita perbuat. Itu sudah kemauan orang tua. Daripada nantinya aku melihat kau bersenang-senang dengan abangku, lebih baik aku pergi dari sini,". Konon Salam melemparkan batu sebanyak tiga buah di tanah Serawak. Ia berkata, "Kalau timbul tiga buah batu yang kulempar di tanah Serawak ini, barulah aku akan pulang".

(61)

Salmah bernama H. Kasim. Ibu Salmah berhutang pada seorang keturunan India bernama Tambi namun ia tidak mampu membayar hutangnya. Lalu Tambi mengatakan pada orangtua Salmah, "Kalau memang hutang Anda tidak bisa terbayar, ya sudah". Namun melihat hutangnya yang tidak terbayar maka H. Kasim kembali berkata pada Tambi, "Untuk mengikat erat persaudaraan bagaimana kalau Salmah saya kawinkan dengan Anda".

Di saat acara perkawinan Salmah dengan Tambi, pementasan sandiwara ini diundang untuk mengisi acara tersebut. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku". Isi bait dari lagunya seperti ini: Sayang Mas Merah jangan merajuk

Mari kemari abang nan bujuk Kalau ada penawar yang sejuk Racun kuminum haram tak mabuk Sayang selasih dibawa dulang Mekar satu di atas peti

Sayang kekasih Mas Merahku sayang Biar Bang Salam membawa diri

Mendengar bait ini, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka akhirnya bercerai.

Gambar

Gambar 2.1 Kuburan Salam dan Salmah
Gambar 3.1 Foto Fridy Idris Bersma Ayah dan Ibunya Beserta Saudara-saudaranya
Gambar 3.4 Foto Agung Anak Tunggal Freidy Idris
Gambar 3.6 Foto Freidy Idris Bersama Dengan Anggota Sanggarnya
+7

Referensi

Dokumen terkait