• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Cerdas Pustakawan dalam Mendukung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Cerdas Pustakawan dalam Mendukung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN CERDAS PUSTAKAWAN DALAM MENDUKUNG KEGIATAN

PENELITIAN DAN PUBLIKASI

Maniso Mustar1*, Purwani Istiana2 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

2Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

ariemaniso1205@ugm.ac.id

ABSTRACT

Research and publication are two closely related activities. Based on the results of research that has been done a lecturer and or student will present in the form of scientific papers to be published. The number of publications produced by one college becomes one of the benchmarks of college performance. Kemenristek DIKTI through its various programs seeks to encourage all university to improve the quantity and quality of research conducted, and then to be published in quality journals as well. Librarians as part of professional staff at a university can play a role in research and publication activities. Kind of smart roles librarian in supporting research and publication activities will be presented in this paper. Data is collected through observation of students at the Department of Child Health, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada and documentation of activities that have been done. The result of descriptive analysis shows that the smart role of librarian in supporting research activity is actively follow the research topic conducted by lecturer and or student, making pathfinder, information literacy, and data research manager. The role of librarians in supporting publication activities is to identify publication media, information literacy related to journal publishing for lecturers and or students, librarians also play a role in journal publishing and or proceedings, and improve visibility of lecturers and or student publications.

Keywords: librarian, publication, research

ABSTRAK

Penelitian dan publikasi merupakan dua kegiatan yang terkait erat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan seorang dosen dan atau mahasiswa akan menyajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah untuk dipublikasikan. Jumlah publikasi yang dihasilkan satu perguruan tinggi menjadi salah satu tolok ukur kinerja perguruan tinggi. Kemenristekdikti melalui berbagai programnya berupaya mendorong semua perguruan tinggi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian yang dilakukan, untuk kemudian dapat dipublikasikan dalam jurnal yang berkualitas pula. Pustakawan sebagai bagian dari staf profesional di suatu perguruan tinggi dapat berperan dalam kegiatan penelitian dan publikasi. Apa saja peran cerdas yang dapat dilakukan oleh pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian dan publikasi akan dipaparkan dalam makalah ini. Pengumpulan data melalui observasi terhadap mahasiswa pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dan dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa peran cerdas pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian yaitu aktif mengikuti topik penelitian yang dilakukan dosen dan atau mahasiswa, membuat pathfinder, literasi informasi, dan pengelola data penelitian. Peran cerdas pustakawan dalam mendukung kegiatan publikasi adalah mengidentifikasi media publikasi, literasi informasi terkait penerbitan jurnal bagi dosen dan atau mahasiswa, pustakawan berperan dalam penerbitan jurnal dan atau prosiding, serta meningkatkan visibilitas publikasi dosen dan atau mahasiswa.

(2)

PENDAHULUAN

Jumlah publikasi penelitian di suatu universitas merupakan salah satu indikator kinerja untuk menjadi universitas riset kelas dunia. Hasil penelitian perguruan tinggi yang telah dipublikasikan merupakan bentuk sumbangan keilmuan perguruan tinggi bagi pengembangan ilmu dan juga aplikasi pengetahuan kepada masyarakat. Telah menjadi program Kemenristekdikti untuk mendorong peningkatan jumlah publikasi di perguruan tinggi. Berbagai skema hibah penelitian dan publikasi diselenggarakan guna mendorong peningkatan tersebut. Jumlah publikasi yang dihasilkan oleh sebuah perguruan tinggi menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai kinerja sebuah perguruan tinggi (Istiana, 2017). Bahkan sejak tahun 2017, Kemenristikdikti telah melaunching portal SINTA (Science and Technology Index), yang di dalamnya mencakup data publikasi yang dihasilkan institusi perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa jumlah publikasi yang dihasilkan menjadi satu poin penting bagi sebuah perguruan tinggi. Tidak hanya mendorong dalam peningkatan jumlah publikasi saja, melalui dana penelitian dan insentif hibah, namun juga mendorong dalam peningkatan kualitas media, tempat dimana hasil penelitian tersebut dipublikasikan. Ketersediaan jurnal ilmiah yang berkualitas menjadi salah satu perhatian kemenristekdikti, agar publikasi yang dihasilkan juga semakin baik.

Publikasi yang dihasilkan merupakan hasil dari kajian atau riset yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, yang kemudian disajikan dalam sebuah karya ilmiah. Artinya untuk meningkatkan jumlah publikasi, diperlukan pula dukungan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Dalam kasus di lingkungan lebih kecil, yakni di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, upaya mendorong peningkatan jumlah publikasi dan pengabdian kepada masyarakat juga cukup terasa. Sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran juga berkomitmen untuk meningkatkan jumlah publikasi dan kegiatan pengabdian masyarakatnya. Upaya dilakukan dengan memfasilitasi dan memberikan insentif kepada para dosen dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian yang selanjutnya hasilnya dipublikasikan baik dalam jurnal nasional maupun internasional.

Program universitas dan fakultas dalam rangka peningkatan jumlah publikasi dan pengabdian masyarakat tentu saja tidak akan berjalan dengan baik, jika tanpa didukung oleh seluruh sivitas akademik, tak terkecuali pustakawan. Perguruan tinggi memiliki sumberdaya manusia yang dapat berperan lebih dalam mendukung dan meningkatkan publikasi dan pengabdian pada masyarakat. Profesi pustakawan di lingkup perguruan tinggi merupakan salah satu SDM yang dapat diandalkan dalam hal ini. Pustakawan mampu berperan lebih dalam upaya mendukung program fakultas dan universitas dalam meningkatkan jumlah publikasi dan pengabdian pada masyarakat.

Makalah ini akan memaparkan secara deskriptif peran apa saja yang dapat dilakukan pustakawan dalam peningkatan publikasi dan mendukung kegiatan pengabdian masyarakat, khususnya di lingkup Fakultas Kedokteran UGM, khususnya pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

TINJAUAN PUSTAKA

Pustakawan

(3)

beraneka ragam, orang tidak hanya merujuk pada buku, namun juga dapat menggunakan artikel dalam jurnal, makalah yang dipresentasikan, artikel dalam prosiding dan sebagainya

Adapun definisi pustakawan menurut organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan atau jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan. Definisi ini lebih mencerminkan profesionalisme pustakawan, dimana pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dia berdasarkan ilmu dan keterampilan dibidang perpustakaan , dokumentasi dan informasi.

Hasil Lokakarya IPI DIY tanggal 5 Juli 1989 pustakawan adalah seseorang yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidang ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang diperolah melalui pendidikan formal maupun nonformal dan memiliki sikap pengembangan diri, mau menerima dan melaksanakan hal-hal baru dengan jalan memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat dalam rangka melaksankan UUD 1945, yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa Indonesia (Basuki, 2009). Undang-Undang Nomor. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (Suwarno, 2007).

Merujuk berbagai batasan di atas, pengertian pustakawan yang lebih komprehensif dan dapat mencakup semuanya adalah batasan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007. Pustakawan sebagai seseorang yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi, sehingga dituntut untuk mandiri dalam melaksanakan profesinya dimanapun pustakawan beraktifitas, dan tidak dibatasi pada instansi tempat bekerja (Hs, 2007). Kemandirian pustakawan memberikan keleluasaan bagi pustakawan untuk berinovasi dan berkembang yang pada intinya untuk memberikan kualitas layanan jasa informasi yang semakin berkualitas baik. Pustakawan profesional harus memiliki keinginan untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Penelitian

(4)

Publikasi

Mempublikasikan adalah membuat konten yang diperuntukkan bagi publik atau umum. Kata publikasi berarti tindakan penerbitan, dan juga mengacu pada setiap salinan (Sutomo, 2015). Hasil penelitian yang telah dilakukan penting untuk dapat diketahui khalayak sehingga dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi, baik dalam pengembangan keilmuan maupun untuk implementasi dalam industri maupun dalam kegiatan sosial budaya.

Saat ini tersedia berbagai media publikasi (wadah) sebagai kendaraan untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan bagi dosen dan mahasiswa. Hampir semua bidang keilmuwan memiliki jurnal ilmiah yang dapat diakses, dimanfaatkan sebagai rujukan maupun sebagai media untuk mempublikasikan hasil penelitian yang telah kita hasilkan.

Saat ini, publikasi ilmiah mengalami transformasi dalam pengelolaan manajemen dan dalam proses penerbitannya. Manajemen pengelolaan penerbitan online menjadi satu keharusan bagi pengelolaan sebuah penerbitan jurnal ilmiah. Saat ini Kemenristekdikti telah mewajibkan semua pengelola jurnal ilmiah di Indonesia, melakukan pengelolaan penerbitan jurnal secara online penuh. Ini menjadi syarat wajib untuk dapat dilakukan penilaian terhadap kualitas sebuah jurnal ilmiah (Widodo, 2017).

Kecenderungan umum yang berjalan sekarang, akses terhadap jurnal ilmiah secara elektronik disediakan secara terbuka. Hal ini berarti semakin banyak publikasi ilmiah yang dapat diakses secara gratis melalui internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, maupun yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri. Penelitian dan publikasi memiliki keterkaitan yang sangat erat.

METODE

Untuk menjawab permasalahan tentang peran apa saja yang dapat dilakukan pustakawan dalam mendukung kegiatan penelitian dan publikasi di Fakultas Kedokteran, khususnya di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, dilakukan observasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di lingkungan Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Serta mengidentifikasi berbagai peran pustakawan yang dapat dilakukan untuk memberikan berbagai solusi dan dukungan terhadap kegiatan penelitian dan publikasi. Untuk mendukung analisis dari peran pustakawan yang telah dan perlu dilakukan, maka penulis juga menggunakan data dokumentasi dan pustaka yang mendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Penelitian dan publikasi seolah merupakan dua hal yang melekat. Penelitian yang telah dilakukan baik oleh dosen, mahasiswa atau peneliti, perlu segera dipublikasikan ke khalayak yang lebih luas, baik melalui kegiatan konferensi ilmiah, maupun dipublikasikan dalam jurnal. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan berbagai penelitian untuk dipublikasikan sebagai salah satu bentuk sumbangan keilmuan. Pada beberapa kesempatan Bapak Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mendorong perguran tinggi meningkatkan jumlah publikasi. Penelitian dan publikasi menjadi salah satu poin penting bagi perguruan tinggi, oleh karena itu perlu didukung oleh banyak pihak terkait tak terkecuali pustakawan.

Peran Cerdas Pustakawan dalam Kegiatan Penelitian.

(5)

mahasiswa dalam penelitian mereka. Berikut ini penulis paparkan beberapa peran yang dapat dilakukan pustakawan, berdasarkan kasus di Departmen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Peran tersebut antara lain:

1. Aktif Mengikuti Topik Riset yang sedang Dilaksanakan.

Sebagai pustakawan, kita dituntut aktif untuk mengikuti tema-tema penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna kita, dalam hal ini oleh dosen dan mahasiswa. Ketika pustakawan mengetahui tema atau topik penelitian yang sedang dilakukan oleh mahasiswa/dosen, maka pustakawan dapat mengambil peran cerdas dalam membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang terkait dengan topik penelitian yang sedang dilakukan.

2. Membantu membuat Pathfinder atau daftar sumber informasi yang terkait dengan topik. Dalam kegiatan penelitian tentu saja membutuhkan banyak sekali sumber informasi tentang penelitian sebelumnya, yang memiliki tema yang sama atau hampir sama. Maka pustakawan dapat menyajikan daftar artikel penelitian yang terkait dengan topik penelitian yang dilakukan oleh dosen/mahasiswa. Artikel penelitian-artikel penelitian yang kita berikan kepada dosen/mahasiswa sebagai bahan rujukan yang akan melengkapi dan mendukung penelitian yang dilakukan. Dengan bantuan beberapa kata kunci, pustakawan dapat membuat daftar buku, artikel ilmiah yang terkait dengan tema penelitian yang dilakukan oleh beberapa dosen dan mahasiswa. Akan lebih menarik dan membantu jika pustakawan juga dapat menyusunnya berdasarkan tahun penelitian tersebut dilakukan. Artinya pustakawan secara tidak langsung mampu berperan dalam meningkatkan kualitas penelitian. Dengan melakukan kegiatan ini maka pustakawan mampu memberi nilai tambah bagi informasi yang tersebar, sehingga mudah dimanfaatkan oleh dosen dan atau mahasiswa dalam mendukung kegiatan penelitian mereka. Hal ini disebutkan pula oleh Hidayat (2016) bahwa salah satu peran pustakawan di era globalisasi yakni harus mampu memberikan nilai tambah bagi suatu informasi.

3. Membimbing Mahasiswa dan Dosen melalui kegiatan Literasi Informasi

Setelah mengamati aktifitas mahasiswa dan atau dosen dalam kegiatan penelitian mereka, maka terlihat bahwa mereka belum maksimal dalam memanfaatkan berbagai sumber informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Ada beberapa alasan mengapa mereka tidak maksimal dalam memanfaatkan sumber informasi, yakni ketidaktahuan tentang sumber informasi yang dapat diakses dan keterbatasan keterampilan dalam mengakses sumber informasi. Berdasarkan pengamatan dilapangan, tidak sedikit mahasiswa bahkan dosen yang belum memahami dalam pencarian artikel penelitian baik dalam jurnal nasional maupun internasional. Peran pustakawan dalam memberikan bimbingan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengakses sumber informasi menjadi satu hal yang cukup penting. Penelitian yang bersifat pribadi ataupun kelompok kecil, perlu disikapi oleh pustakawan dengan memberikan bimbingan dalam kelompok kecil pula. Pustakawan harus memulai membuat pendampingan dalam mengakses sumber informasi ini, dilakukan secara personal. Berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh pustakawan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, mahasiswa dan dosen merasa lebih nyaman belajar secara personal atau dengan kelompok kecil, 2-5 orang saja.

Universitas Gadjah Mada saat ini melanggan cukup banyak jurnal internasional atau database jurnal dibidang kedokteran. Pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan lagi, agar semakin banyak dosen dan mahasiswa yang menggunakannya sebagai bahan pendukung dalam kegiatan penelitian.

(6)

melakukan pengelolaan terhadap data penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan atau di laboratorium. Tentu saja ini akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan penelitian-penelitian selanjutnya. Data ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain, dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.

Peran Cerdas Pustakawan dalam Kegiatan Publikasi

Setelah kegiatan penelitian, maka hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut perlu disebarluaskan, dibaca dan diketahui lebih banyak khalayak. Hasil penelitian diharapkan tidak berhenti sebagai dokumen laporan penelitian tersimpan di perpustakaan, namun dipublikasi dalam berbagai bentuk. Media publikasi dapat digunakan seperti majalah, jurnal, prosiding maupun dipresentasikan dalam konferensi ilmiah.

Masih terbatasnya jumlah publikasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, salah satu sebabnya adalah hasil penelitian hanya tersimpan di perpustakaan, tidak dipublikasikan. Hasil penelitian perlu dikemas, ditulis ulang dalam format naskah publikasi, sehingga layak untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau media lainnya.

Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai jurnal yang dapat digunakan sebagai tujuan publikasi menjadi salah satu alasan, mereka tidak mengirimkan naskah publikasi mereka kepada redaksi suatu jurnal tertentu. Tidak ada dorongan kewajiban untuk publikasi menjadi satu alasan lain sehingga tidak termotivasi untuk mempublikasikan hasil penelitian yang mereka miliki. Hal itu berbeda dengan kondisi saat ini dimana mahasiswa memiliki kewajiban untuk mempublikasikan hasil penelitian (skripsi, tesis, disertasi) yang telah dilakukan. Pemahaman tentang dunia penerbitan karya ilmiah dalam sebuah jurnal belum banyak dipahami oleh mahasiswa.

Pustakawan yang dalam kesehariannya sangat erat dengan dunia pustaka, sumber rujukan, jurnal ilmiah, dapat memberikan beberapa kontribusi dalam kegiatan publikasi yang akan dilakukan oleh dosen dan atau mahasiswa. Pustakawan sebagai tenaga profesional mengetahui tentang dunia penerbitan dan publikasi. Dengan demikian, akan mampu berperan dalam mendukung kegiatan publikasi institusi, dalam hal ini institusi perguruan tinggi, dimana dia bertugas.

Dalam upaya meningkatkan jumlah publikasi dan mendukung kegiatan publikasi, maka pustakawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi jurnal/media yang dapat digunakan oleh dosen dan atau mahasiswa untuk mereka dapat mengirimkan naskah hasil penelitian mereka. Pustakawan dapat menyajikan judul-judul jurnal. Dalam kasus ini, di lingkup Departemen Ilmu Kesehatan Anak, maka kami pustakawan menyajikan daftar judul jurnal yang memiliki fokus dan lingkup bidang kesehatan anak, sehingga mahasiswa dan atau dosen kami memungkinkan untuk mempublikasikan naskah hasil penelitian mereka. Jika pada tahap kegiatan penelitian pustakawan menyediakan berbagai sumber informasi sesuai tema-tema penelitian yang sedang dilakukan, dalam tahap ini pustakawan membuat daftar atau memberi informasi judul-judul jurnal sebagai media publikasi. Ada beberapa jenis jurnal sebagai media publikasi, yakni jurnal nasional, jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi. Untuk jurnal internasional bereputasi masih terbagi lagi dalam Quartile satu sampai dengan empat. Beberapa hal terkait jurnal belum dipahami oleh sebagian mahasiswa. Oleh karena itu literasi informasi terkait dengan publikasi artikel dalam jurnal perlu diberikan.

2. Literasi Informasi terkait dengan penerbitan artikel dalam jurnal ilmiah

(7)

harus mengikuti gaya selingkung jurnal, memperhatikan format yang diminta oleh redaksi jurnal yang dituju dan lain sebagainya. Dalam hal ini rambu-rambu dalam akreditasi jurnal ilmiah nasional perlu juga dipahami, sehingga dosen dan mahasiswa dapat menyesuaikan dan memperhatikan, agar artikel mereka dapat diterima dan dimuat dalam jurnal nasional terakreditasi.

3. Pustakawan berperan aktif atau terlibat dalam penerbitan jurnal.

Pustakawan berperan dalam penerbitan suatu jurnal di institusi, barangkali menjadi satu langkah “embeded librarian” untuk pustakawan. Pustakawan dengan keahliannya dalam pengelolaan informasi, mampu berkontribusi di unit lain. Di beberapa perguruan tinggi, sudah terlihat aktivitas ini. Pustakawan berperan serta dalam penerbitan di jurnal yang diterbitkan oleh institusi perguruan tinggi. Disebutkan oleh Yudhanto (2017) bahwa pustakawan mampu berperan aktif dalam peningkatan kualitas jurnal. Di Universitas Gadjah Mada ada beberapa pustakawan yang telah terlibat aktif dalam penerbitan jurnal. Tidak hanya jurnal dibidang perpustakaan dan informasi, namun jurnal-jurnal dibidang lain yang diterbitkan oleh institusi. Tentu saja hal ini akan semakin memberikan citra positif pula bagi profesi pustakawan. 4. Pustakawan dapat berperan aktif dalam penerbitan Prosiding

Prosiding merupakan salah satu media yang digunakan untuk mempublikasikan hasil penelitian yang telah dipresentasikan dalam satu konferensi/seminar ilmiah. Terkait dengan permohonan ISBN, format prosiding dan sebagainya pustakawan mampu melakukan kegiatan ini, sehingga mampu berperan lebih bagi publikasi perguruan tinggi.

5. Pustakawan berperan dalam meningkatkan visibilitas publikasi dosen

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan kepada dosen dan atau mahasiswa untuk memiliki profil Google Scholar. Melalui profil Google Scholar ini maka setiap dosen dan atau peneliti akan mengetahui sejauhmana dampak publikasi yang telah mereka hasilkan melalui perolehan angka h- indeks. Berdasarkan pengamatan penulis, tampilan profil Google Scholar memicu dosen/peneliti untuk menampilkan lebih banyak lagi publikasi yang mereka hasilnya, yang artinya mereka akan lebih bersemangat untuk menghasilkan publikasi yang lebih berkualitas.

KESIMPULAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Muhammad & Amaliah, Rizka. 2017. Pemanfaatan Jurnal Elektronik sebagai sumber Referensi dalam Penulisan Skripsi di Institut Pertanian Bogor. Libraria (5) 1: 87-110

Hs, Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.

Hidayat, Aat. 2016. Rekonstruksi Peran Pustakawan di Era Globalisasi. Libraria (4) 2: 467-480. Istiana, Purwani. 2017. Peran Luas Pustakawan dalam Mendukung Visibilitas Publikasi Institusi

Berkelanjutan. Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan (24) 3: 5-12

Lutfi, M. 2013. Pemanfaatan Google Scholar untuk Karya Tulis Ilmiah. Retrieved August 19, 2017, from http://www.kompasiana.com/musthafalutfi/pemanfaatan-google-scholar-untuk-karya-tulis-ilmiah_55287798f17e6145518b45e6

Mashdurohatun, A. 2015. Identifikasi Fair Use/Fair Dealing Hak Cipta atas Buku dalam Pengembangan IPTEK pada Pendidikan Tinggi di Jawa tengah. Yustisia. Vol. 4 No. 3 September

– Desember 2015

Nashihuddin, W. 2016. Peningkatan Peran Pustakawan Perguruan Tinggi Melalui Program Difusi Informasi IPTEK ke Masyarakat. Jakarta: PDII-LIPI

Sulistyo-Basuki. 2009. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Sutomo, R. 2015. Petunjuk Penelitian: Usulan Penelitian. Tesis dan Naskah Publikasi. Yogyakarta: Program Studi Kedokteran Klinis FK UGM.

Suwarno, W. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Widodo, dkk . 2017. Panduan Indeksasi, Manajemen Referensi, dan Akreditasi Jurnal. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yudhanto, Seno & Nashihuddin, Wahid. 2017. Upaya Pustakawan dalam Peningkatan Kualitas Jurnal dan Mendukung Gerakan Open Acces Jurnal di Indonesia. Pustakaloka: Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan (9) 2

Undang-Undang No. 43 tahun 2007. Tentang Perpustakaan

Biodata Penulis ke-1

Maniso Mustar, lahir di Kebumen, 12 Mei 1980. Pendidikan terakhir memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (2002). Saat ini bekerja sebagai Pengadministrasi Perpustakaan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Selain mengerjakan tugas kepustakawanan saat ini dipercaya untuk menjadi Sekretaris Koordinator Penelitian, publikasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Biodata Penulis ke-2

Referensi

Dokumen terkait

Seorang muslim yang menjalankan ajaran agama Islam dengan kaffah tentunya akan menjadi nasabah loyal bank syariah karena ini merupakan tuntunan ajaran agama sesuai dengan

Suggestopedia method influence the students’ motivation in learning English.. is the reason why the writer raise it as his

 Pada saat elektroda tembaga, Material Removal Rate (MRR) yang didapat pada arus discharge 12 A; 21 A; dan 30 A adalah 0.175 gram/min; 0.525 gram/min; dan 0.775 gram/min

untuk pembuatan sarana persampahan mampu menyerap sebesar 21,49% dari total dana kegiatan, untuk pembuatan saluran pembuangan limbah mampu menyerap sebesar 23,13%

Alasan dipilihnya pembelajaran kesenian baik karya design, gambar, ataupun grafik menjadi fokus galeri ini sesuai yang dijelaskan diatas adalah dikarenakan salah satu bentuk

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Widodo 15 yang mengangkat judul Hukum Pidana di Bidang Teknologi Informasi, Cybercrime Law: Telaah Teoritik dan Bedah Kasus,

Kegiatan- kegiatan yang perlu reklamasi khusus adalah daerah yang bersifat alkali dan masin, bahan kimia beracun, tumbuhan hama, penanganan batuan limbah, teiling, limbah rumah

SMA Rintisan Bertaraf Internasional Yogyakarta” menemukan penelitian pembuktian bahwa SMA rintisan bertaraf internasional melakukan pengembangan kultur sebagai